Anda di halaman 1dari 7

PERAN ETIKA DAN PROFESIONALISME DALAM

BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI


Kiki Kusumawati, ST., MMSI.
Universitas Satya Negara Indonesia, Jakarta
msm.230708@gmail.com

Abstrak
Dalam era globalisasi saat ini setiap usaha membahas etika yang dikaitkan dengan bisnis. Dimana etika
merupakan bagian pedoman yang memberikan tuntunan kepada manusia mengenai hal-hal yang baik dan benar.
Dengan demikian etika bisnis merupakan etika terapan, yang merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa
yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha yang kita sebut bisnis.
Esensi dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi pada penggunaan etika komputer, dimana
sistem pengolahan informasi (Computing and/or Information System) yang merupakan jaringan sistem informasi
(computer network) organisasional yang efisien, efektif dan legal. Dalam hal ini, suatu sistem informasi
merupakan perwujudan penerapan perkembangan teknologi informasi kedalam suatu bentuk organisasional atau
organisasi perusahaan (bisnis).

Abstract
In globalization this time each every effort studying related to business ethics. Where ethics represent part of
guidance giving manual to human being concerning real correct and good things. There by business ethics
represent aplied of ethics. Representing application is understanding of good us where of real correct and to be
immeasurable of institution, technological, transaction activity, and effort whichwe mention business. Esensi of
growth of information technology and telecommunications usage of computer ethics. Where system processing of
information representing information system network, efficient organisasional, legal and effective. In this case an
information system represent materialization of applying of growth information technology into organizational
model or company organization (business).

Keyword: ethics, information technologi ethics, Profesonalism IT

kebahagiaan dan memuncak pada kebijakan.


PENDAHULUAN Menurut pendekatan Paul Ricoeur istilah moral
Konsep “moral” sering digunakan sinonim dikaitkan dengan tradisi pemikiran filosofis
dengan etika. Dalam bahasa latin “moralis” (mos, Immanuel Kant yang lebih bersifat deontologis,
moralis=adat, kebiasaan). Jadi kata “moral” dimana moral mengacu pada kewajiban, norma,
mengacu pada baik-buruknya manusia terkait prinsip bertindak, suatu imperative kategoris
dengan tindakannya, sikapnya dan cara dimana aturan atau norma yang berasal dari akal
mengungkapkannya. Konsep “moral” ini budi yang mengacu pada dirinya sendiri sebagai
mengandung dua makna, yaitu: keharusan. Sedangkan etika dikaitkan dengan
1) Keseluruhan aturan dan norma yang berlaku, tradisi pemikiran filosofis Aristoteles yang lebih
yang diterima oleh suatu masyarakat tertentu bersifat teleologis yang dikaitkan dengan finalitas
sebagai pegangan dalam bertindak, dan atau tujuan. Adapun sasaran akhir dari penulisan
diungkapkan dalam kerangka ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para
2) Disiplin filsafat yang merefleksikan tentang pembaca dalam hal pentingnya peran etika dan
aturan-aturan tersebut dalam rangka mencari tingkat profesionalisme dalam suatu bidang
yang baik dan yang buruk; pendasaran dan pekerjaan, khusunya bidang teknologi informasi.
tujuan atau finalitasnya.
Sedangkan pada “etika” biasanya LANDASAN TEORI
dimengerti sebagai refleksi filosofi tentang moral. Dalam landasan teori ini berisi teori dasar atau
Etika ingin menjawab pertanyaan “Bagaimana pandangan umum mengenai etika, etika bisnis, dan
hidup yang baik?”. Jadi, etika lebih dipandang aliran dalam etika.
sebagai seni hidup yang mengarah kepada

18 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.5, No.1 Juli 2012 Hal.: 18-24
Pendahuluan Etika Bisnis 1804), kesadaran moral ialah “kehendak baik”
Etiks bisnis merupakan etika terapan. Etika (goodwill). “kehendak baik” ini bersifat dominan
bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang dan berguna dalam memberikan arahan teerhadap
apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, peran akal yang lain seperti kecerdasan,
teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha yang keberanian, serta kemampuan menilai. Tanpa
sering disebut bisnis. Etika bisnis seharusnya “kehendak baik”, segala kualitas kemampuan akal
bertumpu pada kesetiaan sikap etis dan komitmen manusia dapat berubah menjadi sangat buruk dan
moral untuk tidak berbuat sesuatu yang curang, berbahaya. Dunia moral bersifat mutlak dank arena
yang merugikan masyarakat dan Negara, serta itu berlaku tanpa syarat , tanpa memungkinkan
membahayakan dan mengancam eksistensi orang adanya pengecualian. Bagi Kant, inilah yang
lain dan pengusaha atau pelaku ekonomi lain, atau disebut sebagai “imperative kategoris” (categorical
mengancam lingkungan hidup serta peradaban imperative) yang berlaku tanpa memperdulikan
yang sedang dibentuk kea rah yang lebih akibat yang mungkin timbul. Kebalikanya ialah
sempurna. hypothecal imperative yang berlaku demi mengejar
Etika bisnis adalah etika untuk berbisnis suatu tujuan akhir.
secara baik dan fair dengan menegakkan hukum Terkait dengan tujuan akhir tersebut,
dan keadilan secara konsisten dan konsekuen. Etika Aristotle (1986) mengungkapkan bahwa: “Every
bisnis pada hakikatnya adalah sebuah tindakan art and every investigation, and similarly every
moral atau perilaku etis untuk tetap setia pada action and pursuit, is considered to aim at some
prinsip-prinsip kebenaran dan keadaban. Etika good”. Tujuan akhir ialah guna mendatangkan
bisnis adalah refleksi hati nurani yang kebaikan manusia. Dimana tujuan puncak akhir
menampakan kemashyuran nilai-nilai dan prinsip- manusia ialah kebahagiaan atau eudaimonia yang
prinsip ekonomi (bisnis) yang bernartabat, yang disebutnya sebagai summum bonum (the supreme
menjauhkan diri dari nafsu ketamakan, end of life).
kepongahan, dan kerakusan.
Aliran Dalam Etika
Prinsip Universal Etika Aliran dalam etika terbagi ke dalam
Seorang pakar etika terkemuka di Indonesia, beberapa bagian, yaitu:
Franz Magnis-Suseno (1979:12-13), menyatakan 1) Hedonisme
sebagai berikut: “Mencari jawaban atas Kebahagiaan adalah kepuasaan jasmani, yang
pertanyaan-pertanyaan itu adalah tugas etika. Etika dirasa lebih insentif dari kepuasan rohaniah.
adalah penyelidikan filsafat tentang bidang yang 2) Epikurisme
mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta Suasana kebahagiaan, ketentraman jiwa,
tentang yang baik dan yang buruk. Bidang itulah ketenangan batin, sebanyak mungkin
yang kita sebut bidang moral. Maka etika menikmati, sedikit mungkin menderita. Oleh
didefinisikan sebagai filsafat tentang bidang moral. sebab itu harus membatasi keinginan, cita-cita
Dari semua cabang filsafat lain, etika dibedakan yang baik adalah menghilangkan keinginan
oleh karena tidak mempersoalkan keadaan yang tak dapat dicapai.
manusia, melainkan bagaimana ia harus bertindak. 3) Utilitarisme
Etika adalah filsafat tentang praxis manusia”. Kebahagiaan adalah faedah bagi diri sendiri
Menurut Sahakian (1974:6) maupun masyarakat. Jeremy Bentham (1748-
mengungkapkan bahwa: “The terms ethics and 1832) Bersifat utilitaris kepada kependidikan
morals should not be used interchangeably. Perusal umum, tetapi karena masih mengingat
of American College bulletins describing the kepentingan individu sebagai anggota
curricular offerings will reval that the courses in masyarakat-ukurannya kuantitatif. John Stuart
this study are uniformly called ethics. (or ethics in Mill (1806-1873) Utilitarisme telah mencapai
an extended title), not moral. Ethics is the term for perkembangan sepenuhnya yang bersifat
the study of morals or moral issues: ethics altruistik. Tiap orang harus menolong untuk
interpretation of moral phenomena”. kebahagiaan tertinggi, bagi manusia banyak-
Secara universal, prinsip-prinsip etika ukurannya kualitatif.
benar-benar ada sebagai suatu faktum. Menurut 4) Stoisisme (Mazhab Cynika Antisthenes)
Poespoprojo (1986) berpendapat, bahwa prinsip- Kebahagiaan adalah melepaskan diri dari tiap
prinsip dasar ketentuan tentang etika hadir dalam keinginan, kebutuhan, kebiasaan, atau ikatan.
semua masyarakat dunia tanpa terkecuali dan tanpa Kebahagiaan tidak terlepas pada hal tersebut.
perbedaan ras ataupun budaya. Bagi Kant (1724- Tidak terletak dalam kepuasan, tetapi pada

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.5, No.1 Juli 2012 Hal.:18-24 19
“orang merasa cukup dengan dirinya sendiri” profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional
(Sutarkeia) ini merupakan kebaikan dan menurut DE GEORGE :
kebajikan. Terikat pada pribadi sendiri itu, Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan
adalah sifat yang dihargai oleh Stoa, intisari sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
manusia dianggap manifestasi Logos (budi). hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Semangat ini pertama kali berkembang tahun Profesional, Adalah orang yang mempunyai profesi
300 Masehi di Athena. atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
5) Evolusionisme pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian
Tujun akhir manusia sebagai evolusi ke arah yang tinggi. Atau seorang profesional adalah
puncak tertinggi yang belum diketahui seseorang yang hidup dengan mempraktekkan
bentuknya. Evolusionisme merupakan ajaran suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam
kemajuan, pertumbuhan, yang selalu dilakukan suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian,
manusia, kendatipun tujuan terakhir tak sementara orang lain melakukan hal yang sama
dikenal. Herbert Spencer (1820-1903); sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau
Menghubungkan evolusionisme dengan Etika untuk mengisi waktu luang.
Utilitarianism. F.H. Bradley (1846-1924)’ Yang harus kita ingat dan fahami betul
Pelaksanaan diri seseorang hanya mungkin bahwa “PEKERJAAN / PROFESI” dan
kalau dilakukan dalam hubungannya dengan “PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :
seluruh kemanusiaan, yang merupakan Profesi :
manifestasi dari yang mutlak yang selalu  Mengandalkan suatu keterampilan atau
tumbuh. Jhon Dewey (1859-1952); Pemikiran keahlian khusus.
hanyalah alat untuk bertindak  Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan
(Intrumentalism). Tujuan adalah pragmatik atau kegiatan utama (purna waktu).
(yang berguna).  Dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup.
PEMBAHASAN
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi
Dalam kelompok pembahasan ini mencakup
yang mendalam.
beberapa hal yang terurai dalam bagian prinsip
universal etika, aliran dalam etika, prinsip profesi
Profesional :
dan profesionalisme, dan profesionalisme dibidang
IT  Orang yang tahu akan keahlian dan
keterampilannya.
Prinsip Profesi dan Profesional  Meluangkan seluruh waktunya untuk
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak pekerjaan atau kegiatannya itu.
orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan  Hidup dari situ.
bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan  Bangga akan pekerjaannya.
dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja
tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang Ciri-Ciri Profesi
diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum Secara umum ada beberapa ciri atau sifat
cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
teori sistematis yang mendasari praktek 1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang
mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang bertahun-tahun.
pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat
pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, mendasarkan kegiatannya pada kode etik
pelukis, penyanyi, artis, sekretaris, IT, dan profesi.
sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
GEORGE, timbul kebingungan mengenai artinya setiap pelaksana profesi harus
pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan meletakkan kepentingan pribadi di bawah
istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini kepentingan masyarakat.
timbul karena banyak orang yang profesional tidak 4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu
atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-
nilai kemanusiaan berupa keselamatan,

20 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.5, No.1 Juli 2012 Hal.: 18-24
keamanan, kelangsungan hidup dan tersebut, suatu kelompok diharapkan akan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu mempunyai tata nilai untuk mengatur
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. kehidupan bersama.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota  Salah satu golongan masyarakat yang
dari suatu profesi. mempunyai nilai-nilai yang menjadi
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di landasan dalam pergaulan baik dengan
atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum kelompok atau masyarakat umumnya
profesional adalah orang-orang yang memiliki maupun dengan sesama anggotanya, yaitu
tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata. Di masyarakat profesional. Golongan ini
satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat sering menjadi pusat perhatian karena
berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan adanya tata nilai yang mengatur dan
mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka tertuang secara tertulis (yaitu kode etik
kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang profesi) dan diharapkan menjadi pegangan
kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu para anggotanya.
standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan  Sorotan masyarakat menjadi semakin
akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang tajam manakala perilaku-perilaku
semakin baik. sebagian para anggota profesi yang tidak
Prinsip-Prinsip Etika Profesi : didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang
1. Tanggung jawab telah disepakati bersama (tertuang dalam
 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan kode etik profesi), sehingga terjadi
terhadap hasilnya. kemerosotan etik pada masyarakat profesi
 Terhadap dampak dari profesi itu untuk tersebut.
kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya. Kode Etik Profesi
2. Keadilan. Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
3. Otonomi. misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga
profesional memiliki dan di beri kebebasan dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
dalam menjalankan profesinya. Kode etik, yaitu norma atau azas yang diterima
Syarat-Syarat Suatu Profesi : oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
 Melibatkan kegiatan intelektual.
tempat kerja. Menurut Uu No. 8 (Pokok-Pokok
 Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang
Kepegawaian) Kode etik profesi adalah pedoman
khusus.
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
 Memerlukan persiapan profesional yang
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-
alam dan bukan sekedar latihan. hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan
 Memerlukan latihan dalam jabatan yang hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk
berkesinambungan. mengatur tingkah laku moral suatu kelompok
 Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
yang permanen. ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang
 Mementingkan layanan di atas teguh oleh seluruh kelompok itu.
keuntungan pribadi. Tujuan Kode Etik Profesi :
 Mempunyai organisasi profesional yang 1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
kuat dan terjalin erat. 2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
 Menentukan baku standarnya sendiri, para anggota.
dalam hal ini adalah kode etik. 3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
Peranan Etika Dalam Profesi : profesi.
 Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu 4) Untuk meningkatkan mutu profesi.
atau dua orang, atau segolongan orang 5) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
saja, tetapi milik setiap kelompok 6) Meningkatkan layanan di atas keuntungan
masyarakat, bahkan kelompok yang pribadi.
paling kecil yaitu keluarga sampai pada 7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat
suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika dan terjalin erat.

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.5, No.1 Juli 2012 Hal.:18-24 21
8) Menentukan baku standarnya sendiri.
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :
1) Memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan.
3) Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi
sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang.
Di bawah ini dikemukakan beberapa ciri
profesionalisme :
1) Profesionalisme menghendaki sifat mengejar
kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga
kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan Gambar 1. Komponen-Komponen yang perlu
mutu. untuk Kompetensi Profesional
2) Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan
ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh Profesionalisme Dibidang IT
melalui pengalaman dan kebiasaan. Istilah profesi untuk setiap bidang profesi
3) Profesionalisme menuntut ketekunan dan mempunyai kode etik yang mengatur bagaimana
ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau orang profesional bertindak dan berfikir. Salah
putus asa sampai hasil tercapai. satunya dibidang teknologi informasi juga
4) Profesionalisme memerlukan integritas tinggi diperlukan rambu-rambu yang mengatur
yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan profesional dalam melakukan kegiatan. Ada kode
terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan etik yang dibuat oleh oleh IEEE Computer Society
kenikmatan hidup. dan ACM yang ditujukan khusus kepada Software
5) Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan Engineer sebagai salah satu bidang yang perannya
fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga makin meningkat di IT.
efektivitas kerja yang tinggi. Ciri-ciri profesionalisme lainya di bidang IT:
Menurut ILO/ASPDEP pada seminar 1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu
penyusunan Regional Model Competency bidang serta kemahiran dalam menggunakan
Standards, Bangkok, 1999, kompetensi meliputi : peralatan tertentu yang diperlukan dalam
o Keterampilan melaksanakan tugas individu pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
dengan efesien (Task skill). bidang IT
o Keterampilan mengelola beberapa tugas yang 2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan
berbeda dalam pekerjaannya (Task dalam menganalisis suatu masalah dan peka di
management skill). dalam membaca situasi cepat dan tepat serta
o Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal cermat dalam mengambil keputusan terbaik
yang bukan merupakan pekerjaan rutin dan atas dasar kepekaan.
kerusakan (Contigency management skill). 3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga
o Keterampilan menghadapi tanggung jawab dan punya kemampuan mengantisipasi
tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan perkembangan lingkungan yang terbentang di
orang lain dan bekerja dalam kelompok hadapannya
(Job/role environment skill). 4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan
Menurut konsep Jerman (dalam sistem akan kemampuan pribadi serta terbuka
ganda) menggunakan istilah kompetensi menyimak dan menghargai pendapat orang
profesional atau kualifikasi kunci. Kompetensi lain, namun cermat dalam memilih yang
profesional mencakup kumpulan beberapa terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya
kompetensi yang berbeda seperti ditunjukkan di Suatu prinsip yang bersifat umum
bawah. Komponen-Komponen yang perlu untuk dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda satu
Kompetensi Profesional dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan
adat, kebiasaan, kebudayaan, dan peranan tenaga
ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negara
tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok

22 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.5, No.1 Juli 2012 Hal.: 18-24
dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode pentingnya Kode Etik ini diterapkan oleh setiap
etik (Code of conduct) profesi adalah: individu software engineer. Kalau kita melihat
1. Standar-standar etika menjelaskan dan Kode Etik seperti yang disebutkan di atas, ada lima
menetapkan tanggung jawab terhadap klien, aktor yang perlu diperhatikan:
institusi, dan masyarakat pada umumnya 1. Publik
2. Standar-standar etika membantu tenaga ahli 2. Client
profesi dalam menentukan apa yang harus 3. Perusahaan
mereka perbuat kalau mereka menghadapi 4. Rekan Kerja
dilema-dilema etika dalam pekerjaan 5. Diri Sendiri
3. Standar-standar etika membiarkan profesi Kepentingan publik (public interest)
menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi mendapat perhatian cukup besar dalam kode etik.
profesi dalam masyarakat melawan kelakuan? Dalam melakukan kegiatannya, seorang software
kelakuan yang jahat dari anggota-anggota engineer dituntut untuk konsisten dengan
tertentu kepentingan publik. Bahkan dalam rangka
4. Standar-standar etika mencerminkan/ memenuhi kewajiban kepada client dan perusahaan
membayangkan pengharapan moral-moral dari pun kita dituntut untuk juga memikirkan
komunitas kepentingan publik. Untuk software yang
5. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menyangkut hajat hidup orang banyak, misalnya
menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran software flight control untuk pesawat terbang,
dari tenaga ahli profesi kepentingan publik sangat penting, yaitu salah
6. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah satunya adalah safety. Definisi konsisten dengan
tidak sama dengan hukum (atau undang- kepentingan publik dalam kasus ini adalah agar
undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kita membangun suatu software flight control yang
kode etik profesi akan menerima sangsi atau reliable dan sesuai dengan fungsinya.
denda dari induk organisasi profesinya Kode Etik juga mengatur hubungan kita
Sebagai salah satu bidang profesi, dengan rekan kerja. Bahwa kita harus selalu fair
Information Technology (IT) bukan pengecualian, dengan rekan kerja kita. Tidak bolehlah kita
diperlukan rambu-rambu tersebut yang mengatur sengaja menjerumuskan rekan kerja kita dengan
bagaimana para IT profesional ini melakukan memberi data atau informasi yang keliru.
kegiatannya. Sejauh yang saya ketahui, belum ada Persaingan yang tidak sehat ini akan merusak
Kode Etik khusus yang ditujukan kepada IT profesi secara umum apabila dibiarkan
Profesional di Indonesia. Memang sudah ada berkembang. Karyawan IT di client mestinya juga
beberapa kegiatan yang mengarah ke terbentuknya mengadopsi Kode Etik tersebut, sehingga bisa
Kode Etik ini, namun usahanya belum sampai terjalin hubungan profesional antara konsultan
menghasilkan suatu kesepakatan. Dalam tulisan ini, dengan client. Bertindak fair terhadap kolega juga
saya ingin memusatkan perhatian kepada Kode berlaku bagi karyawan IT di organisasi client
Etik yang dibuat oleh IEEE Computer Society dan dalam memperlakukan vendornya. Apabila dua
ACM yang ditujukan khusus kepada Software perusahaan telah sepakat untuk bekerja sama
Engineer sebagai salah satu bidang yang perannya membangun suatu software, maka para profesional
makin meningkat di IT. IT di kedua perusahaan tersebut harus dapat
Kode Etik ini menekankan agar software bekerja sama dengan fair sebagai sesama
engineer (IT profesional) memiliki komitmen yang profesional IT. Beberapa perlakuan yang tidak fair
tinggi untuk menjaga agar profesinya adalah terhadap kolega, antara lain:
profesi yang bermanfaat bagi masyarakat dan 1. Menganggap kita lebih baik dari rekan kita
merupakan profesi yang terhormat. Komitmen ini karena tools yang digunakan.
tercermin pada saat seorang software engineer 2. Kita merasa lebih senior dari orang lain, oleh
melakukan kegiatannya dalam membangun karena itu kita boleh menganggap yang
software, mulai dari melakukan analisa, membuat dikerjakan orang lain lebih jelek dari kita,
spesifikasi, membuat design, melakukan coding, bahkan tanpa melihat hasil kerjanya terlebih
testing maupun pemeliharaan software. Pada setiap dahulu.
kegiatan tersebut, peran software engineer sangat 3. Seorang profesional IT di client merasa lebih
penting, karena ia turut menentukan hasil akhir dari tinggi derajatnya daripada profesional IT si
suatu pengembangan sistem. Dengan kata lain, dia vendor sehingga apapun yang disampaikan
berada dalam posisi untuk berbuat kebaikan atau olehnya lebih benar daripada pendapat
berbuat yang merugikan orang lain. Untuk itulah profesional IT vendor.

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.5, No.1 Juli 2012 Hal.:18-24 23
Persaingan yang tidak sehat akan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang
menghasilkan zero-sum game, yaitu kondisi terbentang di hadapannya, serta memiliki sikap
dimana seorang dapat maju dengan cara membuat mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan
orang lain mundur. Dengan bertindak fair, dapat pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai
dimungkinan dua pihak yang berkompetisi dapat pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih
sama-sama maju. Walaupun Kode Etik di atas yang terbaik bagi diri dan perkembangan
belum secara resmi diadopsi oleh asosiasi profesi pribadinya.
di Indonesia, namun tidak ada salahnya apabila kita
para profesional di bidang Software Engineering DAFTAR PUSTAKA
mengadopsinya secara pribadi. Selain hal tersebut 1. Bambang, Rudito, et. al., Etika Bisnis dan
merupakan bentuk pertanggung-jawaban moral Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di
sebagai profesional di bidangnya, mengadopsi Indonesia. Bandung : Rekayasa Sains, 2007.
kode etik akan mengangkat citra kita ke tingkat 2. Ernawan, Erni R. Business Ethics : Etika
yang lebih tinggi. Selain itu, dengan mulai Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta, 2007.
mengikutinya sejak awal, maka, ketika suatu saat 3. Fritzche dan David J., Business Ethics: A
kode etik tersebut menjadi resmi diadopsi, kita Global and Managerial Perpective, McGraw
telah siap. Hill Companies, Inc., 1997.
4. K., Bertens, Pengantar Etika Bisnis,
PENUTUP Yogyakarta : Kanisius, 2000.
Etika bisnis merupakan etika untuk 5. Pieres, Jhon, et. al., Etika Bisnis & Good
berbisnis secara baik dan fair dengan menegakkan Corporate Governance, Jakarta : Pelangi
hukum dan keadilan secara konsisten dan Cendekia, 2007.
konsekuen. Prinsip-prinsip dasar ketentuan tentang 6. Wahyono, Teguh, 2010, Etika Komputer +
etika hadir dalam semua masyarakat dunia tanpa Tanggung Jawab Profesional di Bidang
terkecuali dan tanpa perbedaan ras ataupun budaya. Teknologi Informasi, Andi, Yogyakarta.
kaum profesional adalah orang-orang yang 7. http://rizal.blog.undip.ac.id/files/2009/07/
memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas dipakai_siskom_etika-profesi.pdf (diakses
rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan pada hari Rabu, tanggal 12 Oktober 2011, jam
yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu 13.45 wib)
kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam 8. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/
rangka kepentingan masyarakat. Dimana ciri 06/ciri-ciri-profesionalisme-di-bidang-it-dan-
profesionalisme secara umum menghendaki sifat kode-etik-it-profesional/ (diakses pada hari
mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), dan Kamis, tanggal 2 Februari 2012, jam 3.13 wib.
peningkatan mutu, profesionalisme memerlukan ciri-ciri profesionalisme di bidang IT dan Kode
kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat Etik IT Profesional June 5th, 2010 Related).
diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan, 9. http://pksm.mercubuana.ac.id/new/
profesionalisme menuntut ketekunan dan .../files.../31001-6-889534951119.doc (diakses
ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus pada hari Jum’at, tanggal 3 Februari 2012, jam
asa sampai hasil tercapai, profesionalisme 9.37 wib, Agus Arijanto, Pusat Pengembangan
memerlukan integritas tinggi yang tidak Bahan Ajar-UMB, “Etika Bisnis &
tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan Pengembangan Profesi:Azas-azas Etika Dalam
iman seperti harta dan kenikmatan hidup, Dunia Bisnis”).
profesionalisme memerlukan adanya kebulatan
fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas
kerja yang tinggi. Ciri-ciri profesionalisme di
bidang IT, yaitu: mempunyai ketrampilan yang
tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tnertentu yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan
dengan bidang IT, memiliki ilmu dan pengalaman
serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah
dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat
serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik
atas dasar kepekaan, mempunyai sikap berorientasi
ke depan sehingga punya kemampuan

24 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.5, No.1 Juli 2012 Hal.: 18-24

Anda mungkin juga menyukai