Hubungan Istimewa
dan Penentuan Harga
• Annisa Triyekti Nugroho (205030401111023)
Kelompok
Sub Pokok Jenis Hubungan Istimewa
Pembahasan
Praktik Penentuan Harga
Apabila antara suami dan istri melakukan pemisahan harta dan penghasilan
karena putusan hakim, perjanjian tertulis, maka antara suami dan istri tersebut
terdapat hubungan istimewa karena perkawinan.
Praktik Transfer Pricing dalam Peraturan Perpajakan Indonesia
Penentuan
Pasal 18 ayat (3) UU PPh menyebutkan bahwa Direktorat Jenderal
Harga Pajak (DJP) berwenang untuk menentukan kembali besarnya
Adanya kasus transfer pricing antara PT. Adaro Indonesia dengan anak
perusahaanya yaitu Coaltrade services International Pte Ltd, telah
menunjukan bahwa adanya indikasi penyalahgunaan sistem harga
transfer yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Sistem harga
transfer sejatinya merupakan suatu harga jual khusus yang dipakai
dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi
penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying divison) (Henry
Simamora, 1999:272) serta terkadang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli
menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan. (Joshua Ronen and George McKinney, 1970:100-101).
Namun praktik yang dilakukan oleh perusahaan, khususnya perusahaan
multinasional sering tidak sesuai dengan apa yang seharusnya mereka lakukan
atau tidak sesuai dengan mekanisme sistem harga transfer yang sesungguhnya.
Dimana perusahaan melakukan praktik transfer pricing ini hanya untuk
menghindari pungutan pajak dalam negeri supaya penghasilan perusahaan atau
pemegang saham menjadi lebih tinggi.
KASUS 2
Komponen biaya tersebut meliputi biaya penuh sesungguhnya (actual full costs),
biaya penuh standar (standard full costs), biaya variabel sesungguhnya (actual
variable costs), dan biaya variabel standar (standard variable cost).
Metode penentuan harga transfer berdasar biaya ditambah laba ini menimbulkan
beberapa macam masalah sehingga untuk mengatasinya memerlukan beberapa
pertimbangan manajemen. Masalah yang timbul tersebut, antara lain :
a. Bagaimana mendorong pusat laba penjual untuk tetap menjaga kualitas produk
dan meningkatkan produktivitas
b. Komponen biaya apa saja yang disetujui sebagai dasar penentuan harga
transfer
c. Penentuan komponen laba dan besarnya laba pusat laba penjual yang disetujui
dalam harga transfer
d. Pusat laba penjual dijamin memperoleh laba namun pusat laba pembeli belum
tentu dapat mencapai laba
e. Prestasi masing-masing pusat laba harus dapat ditentukan dengan jelas,
ketidakefisienan pusat laba penjual tidak kalah mempengaruhi prestasi pusat
laba pembeli
Contoh soal :
PT Maju memiliki dua pusat laba yaitu Divisi A dan Divisi B. Produk Divisi A, yaitu
produk X, sebagian dijual kepada pihak luar dan sebagian lainnya ditransfer ke
Divisi B untuk diolah lebih lanjut. Harga jual per unit produk X kepada pihak lain
sebesar Rp 360. Apabila PT Maju menggunakan harga transfer berdasar biaya
ditambah laba sebesar 25% dari biaya, berapakah harga transfer berdasar biaya
penuh sesungguhnya ditambah laba?
Jawab :
Biaya produksi variabel Rp 160
Biaya produksi tetap Rp 30
Biaya non-produksi variabel yang tidak dapat dihindari (Rp 60-Rp 40) Rp 20
Biaya non-produksi tetap Rp 50 (+)
Biaya penuh sesungguhnya per unit Rp 260
Laba (25% x Rp 260) Rp 65 (+)
Harga transfer per unit Rp 325
Terima Kasih