(agen) dengan pemegang saham (principal) pertama kali diungkapkan Jensen dan
Meckling (1976). Di dalam teori keagenan, yang dimaksud dengan agen adalah
saham. Pada umumnya, tidak terdapat hubungan keagenan yang terlepas dari adanya
agency problematau konflik keagenan. Konflik ini didasari kepentingan pribadi (self-
interest behavior) yang dapat terjadi antara manajemen dan pemegang saham.
Konflik yang terjadi antara pemegang saham dengan manajer disebut konflik
keagenan tipe 1. Panda dan Leepsa (2017) menyatakan, konflik keagenan tipe 1 ini
muncul akibat adanya pemenuhan kepuasan pribadi yang didasarkan pada rasionalitas
perilaku manusia. Teori tersebut menyatakan bahwa tindakan manusia adalah rasional
dan didorong oleh kepentingan pribadi. Sebagai contoh, principal ingin agen
manfaat pribadi, seperti kenaikan gaji dan bonus. Benturan konflik tersebut serta
13
14
konflik keagenan tipe 2. Villalonga dan Amit (2006) menyatakan bahwa konflik
keagenan tipe 2 terjadi antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Pemegang
pemegang saham minoritas demi keuntungan pribadi sehingga hal ini menyebabkan
pihak- pihak yang memiliki perbedaan kepentingan namun saling bekerja sama dalam
pembagian tugas yang berbeda. Konflik keagenan dapat merugikan pihak principal
ditentukan dalam suatu grup yang memiliki hubungan afiliasi yang menyimpang dari
harga wajarnya.
Harga transfer dalam pengertian netral adalah strategi perusahaan tanpa
adanya pengurangan pajak. Sedangkan dalam makna peyoratif harga transfer adalah
sebagai suatu tindakan yang dilakukan untuk menghemat pajak, dengan cara
menggeser penghasilan ke negara yang tarif pajak lebih rendah (Suandy, 2011: 74).
No. 36 Tahun 2008 (UU PPh) adalah hubungan istimewa dianggap apabila wajib
pajak memiliki penyertaan modal langsung ataupun tidak minimal 25%, adanya
Aturan lebih lanjut tentang transfer pricing dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32
Tahun 2011. Di dalam aturan ini menerapkan prinsip dari arm’s length principle,
adalah penentuan harga atas penyerahan barang, jasa atau kepada perusahaan yang
1. Perpajakan
2. Peraturan Pemerintah
Untuk mencegah penetapan harga transfer yang tidak wajar ,otoritas pajak
3. Nilai tukar
Harga transfer bila digunakan untuk mengurangi resiko nilai tukar uang
misalnya dengan memindahkan dana dari negara yang mata uangnya lemah ke
Beberapa negara membatasi jumlah nilai mata uang asing yang tersedia untuk
mengimpor komoditas tertentu. Karena kondisi seperti itu, harga transfer yang
memindahkan dana keluar dari suatu negara yang beroperasi secara ketat
5. Akumulasi Dana
daripada negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan
harga lebih tinggi, maka pihak dari Indonesia dapat menolak harga transfer
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Aturan lainnya dan lebih detail
tentang transfer pricing termuat Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011
tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara
dan kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang
secara garis besar membahas tentang asas kesebandingan, prinsip kewajaran dan
metode transfer pricing. Peraturan Dirjen Pajak tersebut diatur bahwa arm’s length
harga transfer yang tepat; (c) menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha
berdasarkan hasil analisis kesebandingan dan metode penentuan harga transfer yang
tepat ke dalam transaksi yang dilakukan antara wajib pajak dengan pihak yang
menentukan harga wajar atau laba wajar sesuai dengan ketentuan perundang-
harga transfer. Peraturan ini mencakup ketentuan atas pelaporan dokumen induk,
dokumen lokal, dan laporan per negara wajib pajak yang melakukan transaksi
hubungan istimewa.
wajar transaksi yang dilakukan antara pihak yang memiliki hubngan istimewa
dan yang tidak memiliki hubungan istimewa dalam keadaan yang sebanding.
transaksi suatu produk antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan
harga jual kembali produk setelah dikurangi laba kotor eajar kepada pihak lain
Metode biaya plus dilakukan dengan menambah tingkat laba kotor wajar
perusahaan yang sama dari transaksi yang tidak memiliki hubungan istimewa
pada harga pokok penjualan yang telah sesuai dengan Prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha.
perkiraan pembagian laba yang selayaknya akan terjadi, dan akan tercemin
Method/TNMM)
persentase laba bersih operasi terhadap biaya, terhadap dasar lainnya atas
transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dan tidak memiliki
sebagai berikut :
wajar dan tidak perlu dilakukan koreksi apabila : (a) pinjaman tersebut
berasal dari dana milik pemegang saham pemberi pinjaman itu sendiri
dan bukan berasal dari pihak lain; (b) modal yang seharusnya disetor
usahanya.
b. Transaksi penghapusan piutang antar pihak berelasi
tentang piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto dijelaskan bahwa : (a) piutang yang timbul dari
transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya; (b) yang nyata-
yang maksimal atau terakhir oleh Wajib Pajak. (c) piutang yang bukan berasal
Transaksi penjualan antar pihak berelasi dilakukan dengan harga yang lebih
berelasi tersebut.
satunya dapat dilihat dari transaksi pembelian antar pihak berelasi, dimana
dilakukan dengan nilai yang di atas harga pasar Sehingga pembelian tersebut
Salah satu bentuk transaksi jasa antar pihak berelasi yaitu melalui pemberian
jasa manajemen, jasa teknik atau jasa lainnya dari satu entitas (pemberi jasa)
di negara dengan tarif pajak rendah, memberikan jasa kepada entitas lainnya
di negara dengan tarif pajak yang tinggi. Melalui skema tersebut, maka MNC
dapat mengakui service expense sebagai beban yang akan menjadi pengurang
penghasilan bagi entitas di negara yang memiliki tarif tinggi. Sedangkan bagi
Penggunaan harta tak berwujud kepada pihak afiliasi merupakan hal yang
lazim terjadi di dunia bisnis. Bagi beberapa negara yang sudah menerapkan
transfer pricing.
(Abdullah, 2008). La Porta (1999) melalui struktur piramida hak kendali yang tinggi,
pemegang saham pengendali memiliki kekuatan yang lebih besar terhadap hak arus
kas mereka.
perusahaan dan mentransfer manfaat pajak ke perusahaan lain milik pemegang saham
saham yang melebihi kontrol efektif dapat berkomitmen untuk menyelaraskan dan
terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain dengan ciri
utamanya.
besar perusahaan di Cina adalah pemegang saham tunggal dan terkonsentrasi serta
kontrol terhadap suatu perusahaan maka semakin besar pula proporsi atas
yang saling bekerja sama dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
bergantung pada lokasi dan jumlah unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur
produk dan pasarnya. Adapun jumlah anak perusahaan yang dimiliki dapat
menyebabkan kompleksitas operasi perusahaan semakin rumit. Salah satu cara yang
ekspansi atau perluasan usaha. Perluasan usaha bisa dilakukan secara internal dan
mendirikan perusahaan baru atau melakukan perluasan dari perusahaan yang sudah
ada. Sementara itu, perusahaan dapat dikatakan melakukan ekspansi eksternal jika
perusahaan menggabungkan
kegiatan operasionalnya dengan perusahaan lain yang sudah ada sebelumnya
(Sudana, 2015).
atau lebih yang bergerak dalam industri berbeda. Dengan adanya penggabungan
usaha, ketika nantinya ada salah satu perusahaan mengalami kerugian maka
keseluruhan laba yang diperoleh setelah penggabungan menjadi lebih stabil dan
indikator multinationality
2.1.4.1 Multinationality
satu anak perusahaan di luar negaranya. Anak perusahaan ini dimiliki sepenuhnya
oleh induk perusahaan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai pada perusahaan
dalam bentuk transfer pricing dibandingkan dengan perusahaan domestik murni Zia
dan Kurnia, 2018). Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari adanya pemindahan laba
melalui mekanisme transfer pricing. Terlebih jika praktik tersebut dilakukan dengan
melibatkan anak perusahaan yang berada di luar negaranya dengan status tax haven.
dimiliki perusahaan lain lebih dari 50% atau memperoleh hak mayoritas
(controlling
interest), walau demikian anak perusahaan tetap memiliki entitas usaha sendiri.
Semakin banyak anak perusahaan multinasional, maka akan semakin besar peluang
pajak yang saling terkait secara global dan secara efisien mengurangi kewajiban pajak
kelompok.
yang dilakukan perusahaan multinasional antar pihak yang berelasi seperti penjualan
barang dan jasa , lisensi atau asset tak berwujud lainnya , hal ini tidak luput dari
lebih dari satu negara. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan dalam
digunakan sebagai sumber informasi dan bahan acaun yang berguna bagi peneliti.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penulis dan
No Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1. Grant Determinants of Profitabilty,Firm Firm size,
Richardson transfer pricing size leverage, profitability,
(2013) aggressiveness: intangible assets dan leverage,
Empirical Transfer Pricing intangible assets
evidence from berpengaruh positif
Australian firms. siginifikan terhadap
keputusan transfer
pricing.
Perusahaan publik di
Australia mealukakan
penggabungan dari
multinasionalitas dan
asset tak berwujud
untuk meningkatkan
harga transfer
2. Machfirah Pengaruh Mekanisme Bonus, Mekanisme bonus,
Aprilia Rezky Mekanisme Bonus, Ukuran Perusahaan, ukuran perusahaan,
dan Fachrizal Ukuran Perusahaan, Leverage dan leverage dan
(2018) Leverage dan Multinationality dan multinationality
Multinationality Transfer Pricing berpengaruh positif
terhadap Keputusan terhadap keputusan
Transfer Pricing transfer pricing
pada Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
semakin tingginya persentase pemegang saham, maka akan semakin besar pula
proporsi kebijakan perusahaan dan memiliki pengaruh yang lebih besar sehingga
pengendali dan memilh kebijakan pajak yang agresif melalui praktik transfer pricing.
tersebut memiliki cabang atau anak perusahaan di lebih dari satu negara. Anak
perusahaan di negara yang satu dengan anak perusahaan di negara yang lain memiliki
perbedaan regulasi pajak tergantung pada kebijakan setiap negara. Adanya perbedaan
strategi guna mengatasi problem perpajakan yang berbeda antar anak perusahaan.
negara terkadang hanya bersifat sebagai transit place atau hanya sebatas tempat
haven untuk digunakan sebagai tempat persinggahan dalam transaksi lintas negara
perusahaan multinasional. Induk perusahaan yang berada di negara dengan tarif pajak
negara tax haven untuk meminimalkan beban pajak dan memaksimalkan laba.
dapat melakukan persegeseran laba dengan maksimal. Rezky dan Fachrizal (2018)
pricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Richardson et
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa semakin perusahaan itu bersifat
Multinationality
Hipotesis Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian
pricing.