Cocoa Life berhasil menumbuhkan peluang bagi petani kakao dan keluarga mereka.
Mondelez menginvestasikan $400 juta selama 10 tahun untuk memberdayakan 200.000
petani kakao dan meningkatkan kehidupan lebih dari satu juta orang di komunitas kakao.
Adapun progress dari program cocoa life sendiri setiap tahun dapat dilihat dengan
menggunakan FLOCERT (pemberi sertifikasi global untuk Fairtrade) melacak dan
memverifikasi aliran kakao dari komunitas Cocoa Life ke dalam rantai pasokan. Hal ini
juga menegaskan bahwa petani kakao menerima manfaat dari program ini, seperti
pembayaran premi. Verifikasi memberikan transparansi untuk mengukur dampak Cocoa
Life pada komunitas petani. dan Ipsos (agen penelitian pihak ketiga) untuk memverifikasi
dan mengukur kemajuan program secara independen dan menjaga tetap pada jalurnya.
Misal terhadap Pembayaran gaji atas pekerja asing atau expatriate yang bekerja
dalam program cocoa life yang ditempatkan di Indonesia . Pembayaran gaji tersebut
dibayarkan oleh induk perusahaan kepada para pekerja asing . Pada periode berikutnya
pembayaran gaji tersebut dialokasikan kembali sebagai pihak penerima jasa yang
diberikan oleh pekerja asing tersebut. dimana kontribusi pekerjaanya sebagian
difokuskan untuk program Cocoa Life Mondelez di Indonesia.
Praktek transfer pricing ini dulunya hanya dilakukan oleh perusahaan sematamata
hanya untuk menilai kinerja antar anggota atau divisi perusahaan, tetapi seiring dengan
perkembangan zaman praktek transfer pricing sering juga dipakai untuk manajemen pajak
yaitu sebuah usaha untuk meminimalkan jumlah pajak yang harus di bayar.
Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Perpajakan No. 10 Tahun 1994 mengatur
bahwa :
2. Menteri Keuangan berwenang menetapkan saat diperolehnya deviden oleh Wajib Pajak
dalam negeri atas pneyertaan modal pada badan usaha di luar negeri selain badan usaha
yang menjual sahamnya di bursa efek, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. besarnya penyertaan modal Wajib Pajak dalam negeri tersebut sekurangkurangnya 50%
(lima puluh persen) dari jumlah saham yang disetor atau
b. Secara bersama-sama dengan Wajib Pajak dalam negeri lainnya memiliki penyertaan
modal sebesar 50% (lima puluh persen) atau lebih dari jumlah saham yang disetor.
3. Dalam pasal ini berbunyi Direktur Jendral Pajak berwenang menentukan kembali
besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman
usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa.
Mempelajari berkas Wajib Pajak dan berkas data. Tahap ini dilakukan dengan
mempelajari akte notaris dan perubahannya. Harus diteliti apakah dari struktur pemilikan
saham-saham Wajib Pajak yang diperiksa tampak adanya hubungan istimewa sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 10 Tahun
1994 dan Undang-Undang No. 1 tentang Pajak Pertambahan Nilai pasal 2 ayat (1).
Menganalisa SPT dan Laporan Keuangan Wajib Pajak. Tujuan dilaksanakan analisa
ini adalah untuk mendeteksi ketidak-wajaran harga penjualan atau pembelian di antara
pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut. Untuk melakukan hal ini digunakan
analisa rasio yang berlaku secara umum.
Jasa Manajemen/ Management Fee merupakan hal yang lumrah dan wajar
dikenakan oleh perusahaan multinasional. Kegiatan tersebut tidak secara langsung
berdampak, namun secara global dampaknya akan terasa pada saat adanya keputusan
mengenai kelangsungan perusahaan.
Pilihan kebijakan dalam hal Jasa Manajemen ini sebenarnya mengarah pada
metode harga negosiasi (Negotiated Transfer Price) antara Mondelez indonesia dan
Mondelez Holdings. Pada tataran Jasa Manajemen ini Mondelez tidak melakukan
keputusan sendiri dan juga tidak dikenakan keseluruhan. Keputusan tersebut menjadi
kebijakan bersama yang diterapkan kepada seluruh grup perusahaan.
Dasar hukum:
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No: M.02-IZ.0L.10 Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan,
Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian
Bisa jadi penentuan harga transfer yang terjadi antara mondelez dengan grup
perusahaan dalam bentuk transfer asset lebih rendah dibandingkan dengan harga
pasarnya. Hal ini menyebabkan harus mencari harga pembanding untuk menjelaskan
bahwa harga tersebut sudah sesuai dengan harga pasar wajar (arm’s length), atau juga
harga transfer yang dibebankan oleh grup peruasahaan tidak terdapat marjin di dalam
nya, sehingga kebijakan perusahaan untuk menjadikan setiap transaksi yang ada
sebagai pusat laba tidak tercapai.
dari definisi di atas berarti penggantian yang menjadi DPP PPN adalah nilai berupa uang
yang dibayarkan atau seharusnya dibayar Penerima Jasa (pihak pertama) kepada pihak
penyerah jasa (pihak kedua).
Apabila pemenuhan jasa oleh pemberi jasa kepada pihak penerima jasa menggunakan pihak
ketiga (vendor/supplier) dengan sistem reimbursement dan pembayaran penggantian
kepada pihak ketiga melalui pihak kedua menjadi DPP PPN atas penyerahan pihak kedua
kepada pihak pertama maka Reimbursement tersebut tidak menjadi DPP PPN pihak
pemberi jasa apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: Biaya yang di-reimburse tidak ada
imbalan (Mark up/down) , Bukti asli pihak ketiga diserahkan kepada penanggung beban
sesungguhnya/penerima jasa (pihak pertama) , Dokumen bukti dari pihak ketiga atas nama
penanggung beban sesungguhnya/penerima jasa bukan atas nama pemberi jasa. Apabila
tidak masuk dalam kriteria di atas, maka reimbursement merupakan DPP PPN.
Pada Pasal 14 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 43/PJ/2010
tentang prinsip kewajaran dan kelaziman transaksi jasa yang dilakukan pihak yang memiliki
hubungan istimewa dianggap memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman sepanjang
memenuhi ketentuan, penyerahan atau perolehan jasa benar-benar terjadi, nilai transaksi
jasa antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sama dengan nilai transaksi
jasa yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa yang
mempunyai kondisi yang sebanding atau yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak untuk
keperluanya.
Pada Pasal 15 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 43/PJ/2010 tentang
prinsip kewajaran dan kelaziman dalam hal transaksi jasa yang dilakukan antara wajib
pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat dilakukan identifikasi jenis
transaksinya secara spesifik.
Hal ini menjelaskan bahwa transaksi jasa pun harus dilakukan metode
kesebandingan dan harus didokumentasikan secara jelas dan spesifik. Apabila Dijen Pajak
dalam hal ini pemeriksa mengangap dokumentasi atau trensaksi jasa tidak jelas atau tidak
dapat diyakini kebenarannya maka berlaku Pasal 18 ayat (3) undang undang PPh yaitu
Direktur Jenderal Pajak berwenang menentukan penghasilan dan pengurangan serta
penentuan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi
wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengan
kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan
menggunakan metode perbandingan harga antar pihak yang independen, metode harga jual
kembali, metode biaya plus, atau metode lainnya.