Anda di halaman 1dari 4

QUIZ TAX PLAN semester gasal 2017/2018

Nama : Dhea Dwi Pangestie


NIM : 15080694092
Angkatan/Kelas : S1AK15B

Jawablah 5 pertanyaan berikut ini, dengan mengikuti format jawaban di bawah soal!

Soal 1:
Jelaskan hubungan istimewa yang dimaksud dalam UU perpajakan!

Jawaban soal 1:
Hubungan Istimewa : Hubungan yang terjadi antara dua Wajib Pajak atau lebih yang dapat terjadi karena
ketergantungan atau keterikatan satu dengan yang lain sehingga dapat menyebabkan Pajak Penghasilan
yang terutang diantara Wajib Pajak tersebut menjadi lebih kecil daripada yang seharusnya terutang.
Hubungan istimewa dikatakan terjadi jika :
(1) Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung maupun tidak langsung paling rendah 25% pada
Wajib Pajak lain (faktor kepemilikan);
(2) Wajib Pajak menguasai manajemen Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di
bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
(3) terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau
ke samping satu derajat.

Keyword jawaban di atas:


Hubungan istimewa, faktor kepemilikan, penyertaan modal, penguasaan manajemen, hubungan keluarga

Soal 2 :
Metode Harga Transfer dalam Arms-length standard ada 5 yaitu:
1. Metode perbandingan harga (Comparable Uncontrolled Price/CUP)
2. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM)
3. Metode Biaya-Plus (Cost Plus Method)
4. Metode Pembagian Laba (Profit Split Method/PSM)
5. Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional Net Margin Method/TNMM)
Jelaskan dan beri contoh aplikasinya (3 saja dari 5 metode tersebut)!

Jawaban soal 2:
1. Metode perbandingan harga (Comparable Uncontrolled Price/CUP)
Metode ini membandingkan harga transaksi dari pihak yang ada hubungan istimewa tersebut dengan
harga transaksi barang sejenis dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa (pembanding
independen), baik itu internal CUP maupun eksternal CUP. Metode ini sebenarnya merupakan metode
yang paling akurat, tetapi yang sering menjadi permasalahan adalah mencari barang yang benar-benar
sejenis.

Page 1 of 4
Contoh penerapan Metode CUP:
PT SASA menyerahkan penjualan barang X kepada afiliasinya PT LASA dengan harga franko tujuan
Rp10.000.000.
Di saat yang sama PT SASA juga menjual barang X kepada pihak ketiga PT SENTOSA (tidak memiliki
hubungan istimewa) dengan harga franko pabrik Rp11.000.000 dan biaya pengangkutan dan asuransi
Rp500.000.
Dengan metode CUP harga jual wajar barang X dari PT ABC kepada PT Y adalah:
Rp10.000.000 + Rp500.000 = Rp11.500.000.

2. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM)


Metode ini digunakan dalam hal Wajib Pajak bergerak dalam bidang usaha perdagangan, di mana
produk yang telah dibeli dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijual kembali (resale) kepada
pihak lainnya (yang tidak mempunyai hubungan istimewa). Harga yang terjadi pada penjualan kembali
tersebut dikurangi dengan laba kotor (mark up) wajar sehingga diperoleh harga beli wajar dari pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.

Contoh penerapan:
PT SASA menyerahkan barang kepada afiliasinya PT LASA dengan harga Rp10.000.000. PT LASA
kemudian menyerahkan barang tersebut kepada pihak ketiga PT SENTOSA (independen) dengan harga
Rp20.000.000.
Diketahui ternyata ada transaksi antara pihak independen, yaitu PT Z yang juga menyerahkan produk
yang sejenis kepada PT Y dengan kenaikan harga jual (mark up) 20%.
Dengan demikian, harga jual yang wajar dari PT SASA kepada PT LAKSA adalah:
Rp20.000.000 - (20% x Rp20.000.000) = Rp16.000.000.
Jadi, harga jual PT SASA terlalu rendah dari yang seharusnya karena ada transfer pricing

3. Metode Biaya-Plus (Cost Plus Method)


Metode ini dilakukan dengan menambahkan tingkat laba kotor wajar yang diperoleh perusahaan
yang sama dari transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa atau tingkat laba
kotor wajar yang diperoleh perusahaan lain dari transaksi sebanding dengan pihak yang tidak
mempunyai Hubungan Istimewa.
Umumnya digunakan pada usaha pabrikasi.

Contoh penerapan:
PT SASA memproduksi barang dengan biaya Rp500.000 dan menyerahkan barang tersebut kepada
afiliasinya PT LAKSA dengan harga Rp900.000. PT Y juga memproduksi produk sejenis dengan biaya
sebesar Rp600.000 dan menjualnya kepada PT Z (tidak ada hubungan istimewa) dengan harga
Rp900.000. Dari penjualan PT Y terlihat bahwa persentase laba kotor dari biaya adalah sebesar:
((Rp. 900.000 - Rp. 600.000) : Rp. 600.000) x 100% = 50 %.
Dengan cost-plus method, dapat diketahui bahwa harga wajar penjualan PT SASA ke PT LAKSA
adalah: Rp500.000 + (50% x Rp500.000) = Rp750.000.
Jadi, bisa dianggap bahwa harga beli PT LAKSA lebih mahal dari yang seharusnya dan dapat dikoreksi
biayanya oleh kantor pajak.

Page 2 of 4
Soal 3:
Sebutkan alasan mengapa membuat rincian tagihan atas suatu pekerjaan sangat bermanfaat bagi
penerima penghasilan?

Jawaban soal 3:
Karena dengan adanya rincian, dapat memudahkan dalam mengklasifikasi tagihan serta memperjelas
kegunaan dana yang diberikan. DPP dikenakan berdasarkan jumlah pengahasilan bruto, apabila terdapat
rincian atas penghasilan maka dapat diketahui mana saja penghasilan yang dapat dikenakan pajak atau
tidak dapat dikenakan pajak, serta pengenaan tarif pajak secara tepat. Apabila tidak terdapat rincian
penghasilan ,maka jumlah keseluruhan dianggap jumlah bruto sehingga dikenakan pajak atas jumlah
tersebut. Dengan demikian, pajak yang dikenakan atas tagihan yang menggunakan rincian penghasilan
lebih kecil daripada tagihan yang tidak menggunakan rincian penghasilan.

Keyword jawaban di atas:


Klasifikasi, DPP, penghasilan bruto, tarif pajak.

Soal 4:
Sebutkan 7 TIPS manajemen PPN yang harus dipahami oleh PKP!

Jawaban soal 4:
Tips manajemen pajak pada PPN:
1. Penghindaran Pre-Financing PPN bagi PKP Penjual
2. Optimalisasi PPN Masukan untuk dikreditkan oleh PKP Pembeli
3. Pemusatan (sentralisasi) PPN terutang
4. Klaim pengembalian (restitusi) PPN
5. Rekonsiliasi (ekualisasi) PPN
6. Fasilitas (insentif) di bidang PPN:
PPN Tidak dipungut (PM dapat dikreditkan)
Pembebasan PPN (PM tidak dapat dikreditkan)
7. PPN ditanggung (dibayar) oleh pemerintah

Soal 5:
Mengapa pendaftaran NPPKP dan NPWP akan lebih menguntungkan bagi pengusaha yang baru terlebih
jika usaha tersebut melakukan impor mesin-mesin produksi sebelum beroperasi?

Jawaban soal 5:
NPWP berfungsi sebagai identitas Wajib Pajak dan sarana dalam administrasi perpajakan. NPPKP
berfungsi untuk mengetahui identitas PKP. Dengan memiliki kedua hal tersebut akan lebih
menguntungkan perusahaan karena perusahaan berhak melakukan pengkreditan Pajak Masukan
(pembelian) atas perolehan BKP/JKP mengingat perusahaan melakukan pembelian mesin. Sehingga
apabila perusahaan telah melakukan penjualan dan memungut Pajak Keluaran, perusahaan dapat
mengurangi Pajak Keluaran tersebut dengan Pajak Masukan atas pembelian yang telah dilakukan
sebelumnya, sehingga pajak terutang yang dibayarnya dapat berkurang. Perusahaan juga berhak
meminta restitusi apabila Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran dan berhak atas
kompensasi kelebihan pajak. Dengan memiliki NPWP dan NPPKP juga dapat memudahkan perusahaan
untuk melakukan peminjaman modal di bank.
Page 3 of 4
************************selesai************************

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai