MODUL
DASAR SISTEM KONTROL / PRATIKUM
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS BINA DARMA
2
BAB.I
PENDAHULUAN
Sistem kontrol adalah sebuah kumpulan atau susunan komponen-komponen alat yang
saling terhubung dan membentuk satu kesatuan untuk mengendalikan mengatur, dan
memerintah keadaan dari suatu mekanisme tertentu. Industri sistem kontrol merupakan
tekanan (pressure), aliran(flow), tingkat (level), dan kecepatan (speed). Variabel-variabel ini
merupakan keluaran yang harus dijaga tetap sesuai dengan keinginan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh operator yang disebut dengan setpoint (respon sistem yangdiinginkan)
dan plant (obyek yang dikontrol). Untuk mengimplementasikan teknik sistem kontrol (System
Control Engineering) dalam industri diperlukan banyak keahlian atau keilmuan seperti
elektronik (electronics) dan sistem pneumatik (pneumatic system). Secara umum sistem
Sistem kontrol lup terbuka adalah suatu sistem yang keluarannya tidak mempunyai
pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem control yang keluarannya tidak dapat
digunakan sebagai umpan balik ( feedback ) dalam masukan dan ketepatan hasil
C(s) = R(s).Gc(s).G(s)
C(s) = Gc(s).G(s)
R(s)
1.
1 1 1
1 Y=1
1
2.
1 1
0
0 0
1 Y= 1
1 0 0 1
1 1
4
5Ω A 10 Ω B 5Ω
C
IT I2
15 V
10Ω 5Ω 5Ω
I1 I3 I4
Solusi :
1. 10 // 5 = 3,33 Ω
Aus total = IT
VAD = 15 – ( 1,4 x 5 ) = 8 V
I1 = VAD / 10 = 0,8 A
VBD = VAD – ( 10 x I2 )
I2 = IT – I1 = 0,6 A
I3 = VBD / 5 = 0,4 A
VCD = VBD - ( 5 x I4 )
I4 = I2 – I3 = 0,2 A
VCD = 5 Volt
P 5Ω A 10 Ω B 5Ω
C
IT I2
VIN
10Ω 5Ω 5Ω
I1 I3 I4
Solusi :
I4 = ICD = VCD / 5 = 1 A
VBC = I4 x 5 = 5 V
I3 = VBD / 5 = 2 A
I2 = I 3 + I 4 = 3 A
VAB = 10 x I2 = 30 V
I1 = VAD / 10 = 4 A
IT = I 1 + I 2 = 7 A
= 5 IT + 40 = 75 Volt
Dalam suatu sistem kontrol terbuka, yang keluarannya tidak dapat dijadikan umpan
balik, maka untuk setiap masukan yang acuannya berhubungan dengan operasi pada sisitem
control terbuka dengan ketetapan sistem tergantung kalibrasi. Adapun kelemahan dari system
ini adalah bila terjadi gangguan (error ) baik gangguan internal maupun gangguan eksternal,
6
maka keluaran system tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Sistem ini hanya
dapatdigunakan jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat
Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol yang keluarannya mempunyai
pengaruh langsung pada aksi pengontrolan dan juga merupakan sistem kontrol berumpan
balik (feedback).
a. Keuntungan dari control system tertutup ini adalah tidak memerlukan operator
otomatis.
b. Bias memberikan koreksi saat ada gangguan pada system control Dengan
demikian keluaran akan selalu dipertahankan berada pada kondisi stabil sesuai
c.
X H(s)
Sensor
H(s)
X = ( R (s ) – x H ( s ) ) G (s) ……………….. ( 2 )
X + XH(s)G(s) = R(s)G(s)
7
X ( 1 + H(s)G(s) ) = R(s)G(s)
R(s)G(s)
X =
( 1 + H(s)G(s) )
R(s)G(s)
C(s) = G(s)
( 1 + H(s)G(s) )
Maka :
C(s) G2(S)
=
R(S) ( 1 + H(s)G(s) )
1. Menjaga sistem agar tetap pada keadaan yang diinginkan. ketika terjadi
Hal inilah yang membedakan dengan sistem kontrol lup terbuka yang keluarannya
tidak berpengaruh pada aksi pengontrolan, dimana keluaran tidak diukur atau
mempunyai kelebihan dari sistem kontrol lup terbuka yaitu penggunaan umpan–balik
yang membuat respon sistem relative kurang peka terhadap gangguan eksternal dan
Elevator
Lift. Lift atau Elevator adalah alat angkut transportasi vertikal yang mempunyai
barang melalui suatu guide rail vertical (jalur rel vertikal), umumnya digunakan digedung-
gedung bertingkat tinggi. Saat ini, elevator sudah menjadi bagian integral dari infrastruktur
Perencanaa Elevator
konsumen
3. Keamanan
Ruangan elevator harus aman dari kegiatan konsumen yang ada didalamnya.
4. Kontinyuitas
Rem menggunakan sistem arus listrik dimana kontrol rem saling mengunci
(interlock) secara elektris dengan sirkuit kontrol motor listrik, rem hanya bekerja
4. Kawat penggantung (ropes) berfungsi untuk kabin lift & counter weight yang terbuat
5. Rel penuntun (guide rails) berfungsi untuk kabin lift & counter weight dipasang
6. Beban pengimbang (counterweight) Terbuat dari balok besi tuang yang dipasang
tersusun pada kerangka baja berfungsi sebagai beban pengimbang sangkar mampu
9
memberi keseimbangan sebesar berat kabin lift kosong ditambah 40% – 45% berat
beban maksimum.
7. Sepatu Penuntun (guide metal shoe), terpasang kuat pada bagian atas dan bawah
Rangka Sangkar Elevator dibuat dari profil baja yang dicat anti karat. Pada rangka ini
terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana dua buah terletak
pada bagian atas sangkar dan yang lain pada bagian bawah sangkar tepat guide
rail.lantai sangkar terbuat dari plat baja yang dicat anti karat. bagian bawah dilapisi
peredam suara. Ukuran dan kekuatan sesuai kapasitas angkut dinding sangkar terbuat
dari plat baja yang dicat, stainless steel hairline finish atau bahan lain yang dipakai &
dibuat sesuai disain arsitektur.bagian luar dilapisi peredam suara. langit-langit sangkar
Ketinggian tidak kurang dari 2,3 m dimana terdapat pintu darurat yang hanya bisa
dibuka dari atas sangkar dan dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama
pintu tersebut dibuka terdapat penerangan normal & darurat dengan sumber daya dari batere
Penggerak pintu sangkar adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur
dengan penunjuk arah pergerakan sangkar. Indikator posisi sangkar dan bel. Sangkar
Operating Panel Terbuat dari Stainless Steel Plate dengan hairline finish atau sesuai
pesanan. Terdiri atas peralatan sebagai berikut : Push button untuk setiap lantai Push button
untuk membuka pintu Push button untuk emergency stop On-Off switch untuk lampu
penerangan On-Off switch untuk exhaust fan Key-switch untuk independent operation
10
Lampu dan buzzer tanda kelebihan penumpang Push button untuk intercom Plat nama pabrik
pembuat.
Magnetic Landing Device, berfungsi untuk memberhentikan sangkar lift pada setiap
lantai yang dituju dengan toleransi +/- 5 mm dari lantai yang bersangkutan. Landing Door
Mempunyai tipe dan dimensi yang sama dengan pintu sangkarnya. Dilengkapi dengan wide
jamb atau narrow jamb. Terbuat dari plat baja yang dicat, Stainless Steel Hairline Finish
atau bahan lain yang dipakai & dibuat sesuai disain Arsitektur. Dilengkapi kunci pembuka
secara manual dengan interlock secara elektris dan mekanis serta dilengkapi alat penutup
otomatis dengan weight closer. Door Sills dan Toe Guards Terletak dibawah pintu, terbuat
dari Extruded Alumunium yang didudukkan pada beton yang telah disediakan.
Konstruksi Lift
Top Clearance (F) : jarak ruang bebas yang aman antara bagian paling atas sangkar
dengan ‘plafond’ ruang luncur jika ada orang diatas sangkar. Pit Depth (E): kedalaman dari
11
pit (bagian bawah ruang luncur/sumuran). Jamb : kusen pintu lift. Ada narrow jamb dan
wide jamb. Main Rail : rel pemandu agar sangkar bisa bergerak vertikal tidak berayun dan
sebagai sarana untuk pengereman darurat. Counterweight Rail : rel untuk memandu jalannya
bobot imbang. Rail Bracket : braket untuk memasang rel. Rail Gauge (RG) : jarak ujung rel
tempat pengangkut penumpang naik dan turun. Overhead (C): jarak dari lantai teratas
dengan ‘plafond’ ruang luncur. Sill : profil alumunium dibawah pintu lift (Cage Door dan
Hall Door). Cage Door : pintu sangkar lift. Hall Door atau Landing Door : pintu luar atau
pintu lantai. Hall Lantern : lampu kedip yang menunjukkan kedatangan lift atau arahnya.
Traveling Distance (D) : jarak gerak dari lantai paling bawah sampai lantai paling atas dalam
kondisi operasi normal. Door Height (G) : tinggi pintu lift. Main sheave : roda utama yang
1. Circuit Breaker, berfungsi : memutuskan sumber tenaga listrik dari panel induk (sub
panel) ke panel kontrol lift. Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih
(over current).
2. Governor, berfungsi : memutuskan aliran listrik ke panel kontrol lift jika governor
mendeteksi over speed pada traffic lift atau roda pulley governor. Menjepit kawat sling
governor (catching). Secara mekanik bandul governor akan menjepit kawat sling
governor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini, maka sling ini akan menarik
safety wedge pada unit safety gear yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkram
3. Upper Final Limit Switch, berfungsi : merupakan double protection untuk menghentikan
4. Lower Final Limit Switch, berfungsi : merupakan double protection untuk menghentikan
5. Upper Limit Switch, berfungsi : menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai
tertingginya.
6. Lower Limit Switch, berfungsi : menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai
terendahnya.
7. Emergency Exit (manhole), berfungsi : untuk evakuasi penumpang dari dalam sangkar
melalui manhole pada saat situasi darurat. Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar
bagian atas, jika pintu ini terbuka lift otomatis akan berhenti.
8. Emergency Light, berfungsi : sebagai lampu darurat jika terjadi pemadaman sumber
listrik. Lampu ini menyala secara otomatis dan dapat bertahan rata-rata sampai dengan
15 menit.
10. over speed. Lock Out, berfungsi : terletak di sisi atas dari pintu luar lift yang
penumpang.
11. Door Lock Switch, berfungsi : mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi
12. Interphone, berfungsi : alat komunikasi penumpang dengan petugas teknisi (building
maintenance) di ruang mesin atau ruang kontrol atau ruang security jika terjadi
13. Safety Shoe, berfungsi : mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan
membuka kembali jika mendeteksi sesuatu. Photocell dapat di gunakan secara bersamaan
buzzer alarm pada saat mendeteksi beban sangkar yang berlebih. Jika weighing device ini
aktif, pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar berkurang bebannya. Apron,
berfungsi : mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada
15. Buffer, berfungsi : jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke
arah paling bawah, maka buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).
Geared Traction Machines digerakkan oleh motor listrik AC atau DC. Mesin engarah
menggunakan roda gigi cacing untuk mengontrol pergerakan sangkar mekanis lift dengan
menggulung tali baja lebih dari satu alur pengarah yang terpasang pada gearbox dan
Sesuai dengan namanya, disain motor listrik ini menggerakkan sebuah gear type
reduction unit yang memutar hoisting sheave. Walaupun lebih lambat dibanding gearless
elevator, gear reduction memberikan keunggulan yaitu memerlukan motor dengan tenaga
yang lebih kecil untuk memutar sheave. Elevator ini bergerak dengan kecepatan 350 sampai
500 kaki per menit (1.75 sampai 2.5 meter per detik) dan mengangkut beban sampai 30.000
pound (13.600 kg). Rem yang dikendalikan dengan listrik antara motor dan reduction unit
Gearless Traction Machines kecepatan rendah (Low RPM), torsi tinggi didukung oleh
motor listrik AC atau DC. Dalam kasus ini, alur pengarah secara langsung menempel pada
ujung motor. Elevator semacam ini bergerak dengan kecepatan lebih dari 500 kaki per menit
Pada Gearless Traction Machine, kawat baja pilin yang disebut hoisting rope
dihubungkan dengan bagian atas sangkar lift dan dililitkan pada drive sheave di dalam alur
khusus. Ujung yang satu lagi dari tiap kabel dihubungkan dengan sebuah counterweight yang
turun naik di jalur angkat guide rail-nya sendiri. Gabungan berat sangkar lift dan
counterweight menekan kabel ke dalam drive sheave grooves, dengan demikian memberikan
daya tarik yang diperlukan pada saat sheave berputar.eknologi gearless ini memungkinkan
adanya gedung tertinggi di dunia saat ini. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah
SENSOR
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran fisik
seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan
yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi Output yang dapat dimengerti oleh manusia
baik melalui perangkat sensor itu sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui
jaringan untuk ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi
penggunanya.
Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena dapat
mengubah energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik lainnya
menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian dikonversikan lagi ke tegangan atau
sinyal listrik
15
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai kedua klasifikasi sensor tersebut.
Sensor Pasif (Passive Sensor) . Sensor Pasif adalah jenis sensor yang dapat
Sensor Aktif adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya eskternal untuk dapat
beroperasi. Sifat fisik Sensor Aktif bervariasi sehubungan dengan efek eksternal yang
diberikannya. Sensor Aktif ini disebut juga dengan Sensor Pembangkit Otomatis (Self
Generating Sensors).
Berikut ini adalah jenis-jenis sensor berdasarkan sifat Analog atau Digitalnya.
2.1.Sensor Analog
Sensor Analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang kontinu atau
berkelanjutan. Sinyal keluaran kontinu yang dihasilkan oleh sensor analog ini sebanding
dengan pengukuran. Berbagai parameter Analog ini diantaranya adalah suhu, tegangan,
tekanan, pergerakan dan lain-lainnya. Contoh Sensor Analog ini diantaranya adalah
akselerometer (accelerometer), sensor kecepatan, sensor tekanan, sensor cahaya dan sensor
suhu.
2.2.Sensor Digital
Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal diskrit
akan non-kontinu dengan waktu dan dapat direpresentasikan dalam “bit”. Sebuah sensor
digital biasanya terdiri dari sensor, kabel dan pemancar. Sinyal yang diukur akan diwakili
dalam format digital. Output digital dapat dalam bentuk Logika 1 atau logika 0 (ON atau
OFF). Sinyal fisik yang diterimanya akan dikonversi menjadi sinyal digital di dalam sensor
itu sendiri tanpa komponen eksternal. Kabel digunakan untuk transmisi jarak jauh. Contoh
Sensor Digital ini diantaranya adalah akselerometer digital (digital accelerometer), sensor
kecepatan digital, sensor tekanan digital, sensor cahaya digital dan sensor suhu digital.
a. Akselerometer (Accelerometer)
17
orientasi, goncangan, getaran, dan kemiringan dengan gerakan indra. Akselerometer analog
ini dapat digolongkan lagi menjadi beberapa yang berbeda berdasarkan variasi konfigurasi
Sensor Cahaya atau Light Sensor adalah Sensor analog yang digunakan untuk
mendeteksi jumlah cahaya yang mengenai Sensor tersebut. Sensor cahaya analog ini dapat
diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis seperti foto-resistor, Cadmium Sulfide (CdS),
dan fotosel.
Light dependent resistor atau LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya analog
yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan beban secara otomatis
berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya. Resistansi LDR akan meningkat apabila
intensitas cahaya menurun. Sebaliknya, Resistansi LDT akan menurun apabil intensitas
Pada rangkaian yang akan disajikan yaitu rangkaian dengan sensor LDR sebagai
sensor utama, IC komparator sebagai pembanding nilai tegangan, yang akan diteruskan ke
wheeling tegangan
Nilai yang dibandingkan yaitu nilai resitansi yang terhubung pada kaki no.2 dan no.3
LM358 IC
transistor ini
Sensor Suara adalah Sensor analog yang digunakan untuk merasakan tingkat suara.
Sensor suara analog ini menerjemahkan amplitudo volume akustik suara menjadi tegangan
listrik untuk merasakan tingkat suara. Proses ini memerlukan beberapa sirkuit, dan
analog.
19
Rangkaian ini dapat digunaka untuk mengkatifkan lampu dc dengan sinyal suara
Sensor Tekanan atau Pressure Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk mengukur
jumlah tekanan yang diterapkan pada sebuah sensor. Sensor tekanan akan menghasilkan
sinyal keluaran analog yang sebanding dengan jumlah tekanan yang diberikan. Sensor
piezoelektrik adalah salah satu jenis sensor tekanan yang dapat menghasilkan sinyal tegangan
Ada berbagai jenis sensor suhu yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda.Salah
satu Sensor Suhu adalah Termistor, yaitu resistor peka termal yang digunakan untuk
mendeteksi perubahan suhu. Apabila Suhu meningkat, resistansi listrik dari termistor akan
meningkat juga. Sebaliknya, jika suhu menurun, maka resistansi juga akan menurun.
Sensor Ultrasonik adalah jenis sensor non-kontak yang dapat digunakan untuk
mengukur jarak serta kecepatan suatu benda. Sensor Ultrasonik bekerja berdasarkan sifat-
sifat gelombang suara dengan frekuensi lebih besar daripada rentang suara manusia. Dengan
menggunakan gelombang suara, Sensor Ultrasonik dapat mengukur jarak suatu objek (mirip
dengan SONAR). Sifat Doppler dari gelombang suara dapat digunakan untuk mengukur
1. Transmitter
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang ultrasonik
dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang dibangkitkan dari sebuah osilator.
Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran
dari osilator dilanjutkan menuju penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh
komponen RLC / kristal tergantung dari disain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan
23
memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi
mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi
pada osilator.
2. Receiver
berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan
pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter.
Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan
membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan
Sensor Kelembaban atau Humidity Sensor merupakan sensor yang digunakan untuk
mendeteksi tingkat kelembaban suatu lokasi. Pengukuran Tingkat Kelembaban ini sangat
Sensor load cell adalah jenis sensor beban yang banyak digunakan untuk mengubah
beban atau gaya menjadi perubahan tegangan listrik. Perubahan tegangan listrik tergantung
dari tekanan yang berasal dari pembebanan. Pada sensor load cell terdapat strain gauge yaitu
Sensor load cell terbuat dari bermacam-macam bahan seperti alumunium, baja, stainless steel.
Pada gambar . sensor load cell terdapat strain gauge yang dikonfigurasikan seperti rangkaian
jembatan wheatstone.
Gambar (a) Strain Gauge pada sensor Load Cell; (b) Strain Gauge disusun dalam Jembatan
Wheatstone
Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan
receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya
optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis. Optocoupler
dengan rangkaian output yang menggunakan media cahaya (opto) sebagai penghubung..
Optocoupler sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu transmitter (pengirim) dan receiver
(penerima). 1. Transmitter Merupakan bagian yang terhubung dengan rangkaian input atau
rangkaian kontrol. Pada bagian ini terdapat sebuah LED infra merah (IR LED) yang berfungsi
untuk mengirimkan sinyal kepada receiver. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra
merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki
ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra
Receiver Merupakan bagian yang terhubung dengan rangkaian output atau rangkaian
beban, dan berisi komponen penerima cahaya yang dipancarkan oleh transmitter. Komponen
penerima cahaya ini dapat berupa photodioda atapun phototransistor. Pada bagian receiver
transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi
panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena spekrum infra mempunyai efek
panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka phototransistor lebih peka untuk
Rangkaian Optocoupler
27
Prinsip kerja dari rangkaian optocoupler adalah : Jika S1 terbuka maka LED akan
mati, sehingga phototransistor tidak akan bekerja. Jika S1 tertutup maka LED akan
memancarkan cahaya, sehingga phototransistor akan aktif. Jika diantara phototransistor dan
LED terhalang maka phototransistor tersebut akan off sehingga output dari kolektor akan
berlogika high. Sebaliknya jika diantara phototransistor dan LED tidak terhalang maka
phototransistor dan LED tidak terhalang maka, phototransistor tersebut akan menjadi on
sehingga output-nya akan berlogika low. Ditinjau dari penggunaanya, fisik optocoupler dapat
berbentuk bermacam-macam. Bila hanya digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau
data pada sisi transmitter dan sisi receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam
bentuk solid (tidak ada ruang antara LED dan phototransistor). Sehingga sinyal listrik yang
ada pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata lain aplikasi optocoupler ini dipakai
Sensor kecepatan
Proses penginderaan sensor kecepatan adalah proses kebalikan dari sebuah motor,
dimana sebuah poros/object yang berputar pada suatu generator bakal menghasilkan sebuah
tegangan yang seimbang dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar tidak jarang pula
diukur dengan memakai sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul ketika
Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika
cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai
Led infrared sebagai pemancar cahaya infra merah merupakan singkatan dari Light
Emitting Diode Infrared yang terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) dapat
memancarkan cahaya infra merah dan radiasi panas saat diberi energi listrik
29
Fototransistor sebagai penerima cahaya infra merah merupakan tranduser yang dapat
Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan
Tujuan dari control system ini adalah untuk mendapat suatu nilai optimasi dari proses.
Fungsi dari control system adalah
1. Sebagai alat pengukuran
2. Sebagai alat perhitungan dan pencatatan
3. Sebagai alat pembanding
4. Sebagai alat reparasi.
Persaratan dari alat pengukuran adalah :
a. Harus mempunyai ketelitian yang tinggi
b. Harus mempunyai harga yang konstan pada selang waktu yang ditentukan.
c. Harus mempunyai harga yang variatif dalam suatu proses yang tertentu.
d. Harus mempunyai perbandingan yang constant antara dua variabel.
Control syatem dapat dikelompokan menjadi :
A. Control dengan menggunakan operator ( manual or otomatis )
B. Control terbuka dan tertutup
30
Dalam dunia industri control yang sering digunakan adalah control elektris dan ontrol
phenuematis, control campurannya.
Control diatas mempunyai keuntungan seperti :
a. Daya yang digunakan kecil
b. Dapat menggunakan remote control
c. Responcenya cepat
d. Ukuran dari peralatan copntrolnya dapat dibuat lebih fleksibel.
A. Control system manual dan otomatis
Yaitu control system yang dilakukan oleh operator dan oleh mesin.
Contoh Control system menggunakan operator
1. Potensiometer radio dan TV
2. Terang gelap TV
3. Kran air
4. Speedometer
Contoh Control system otomatis
1. MCB, Relay
2. Thermostat ( control suhu )
3. Liquid Valve
B. Control system terbuka dan tertutup
Control system ditinjau dari hubungan besaran output dan input dapat dibagi menjadi
:a. Control sistem dengan rangkaian terbuka
b. Control system dengan rangkaian tertutup
Keterangan :
a. Control system dengan Rangkaian terbuka ( open loop ) adalah control system yang
besaran output tidak memberi respon kepada besaran input,sehingga variabel control tidak
dapat dibandingkan dengan harga yang diinginkan.
31
merupakan sistim-sistim analog disebabkan karena hanya teknologi elektronika analog yang
Pada sistim kendali analog, perubahan yang terjadi pada set-point atau sinyal
keluarannya
D. Kontrol digital
banyak kasus, rangkaian digital dimaksud adalah suatu komputer, biasanya berbasiskan
. Sistim digital hanya mengambil untuk keadaan input pada selang waktu tertentu
dalam proses scan dan memberikan output terbaru kemudian. Jika terjadi perubahan input
32
setelah proses scan, maka perubahan ini tidak terdeteksi hingga pada pada proses scan
berikutnya. Fenomena ini merupakan hal mendasar yang membedakannya dari sistim kendali
analog yang secara kontinyu menanggapi setiap perubahan input yang terjadi. Namun bagi
kebanyakan sistim kendali digital, waktu scan sangat singkat (< 1/1000 detik) dibandingkan
dengan waktu tanggapan bagi proses yang dikendalikan sehingga untuk seluruh tujuan
praktis, tanggapan pengendali terlihat terjadi dengan cepat dan dengan segera.
Sistim kendali digital pada awalnya harus mengubah data input analog menjadi
bentuk digital sebelum dapat digunakan. Hal yang sama berlaku juga pada bagian output,
dimana pengendali digital harus mengubah sinyal output digital menjadi bentuk analog.
Control system ditinjau dari kekontinyuan dalam proses dapat dibagi menjkadi :
a. Control system proporsional ( sebanding )
Artinya adalah besaran output sebanding dengan error
Contoh: 1. Control uap melalui katup
2.Kontrol daya listrik pada jaringan transmisi
b. Control system yang integral
Artinya control system yang basaran output selalu berubah selama terjadi kesalahan.
Contoh : 1. Kontrol level air dalam tangki
2.Kontrol pemakaian daya listrik dirumah perbulan
33
Rele
Sakar ganda
Sakar tukar
Saklar silang
34
a. B A
Servo
Noise
Servo
b. B A
Regulator
or
B–A
= Fungsi regulator = 0 ( karena B – A = 0 dari gambar a )
Noise
Transduser input H2
+ +
A GV G1 G2 B
- +
Rangkaian penjumlahan /
pengurangan H1
Gambar.1
Keterangan :
1. A = Input ; B = Output
2, GV , G1 , G2 = Elemen forward
3. H1, H2 = Elemen feedback ( umpan balik )
1. Rangkaian penjumlahan
A + Y
36
=
B+
2. Rangkaian pengurangan
A+ A-B =A + (- B )
B_
A Y = AB
B
Y = AB
Output
Fungsi alih =
Input
Y/X=G
Contoh 2
X + Y
G1 G2
Y/X=?
37
Solusi :
Selesaikan setiap harga komponen yang belum diketahui
X XG 1
X + Y
G1 G2
Maka :
Y = XG1G2
Y / X = G1 G2
2. Kontrol tertutup
Adalah rangkaian control yang mempunyai nilai umpan balik
Contoh 1 :
X + Y
G1 G2
-
YH1
H1
Maka :
Y = ( X – YH1 )G1G2
Y = XG1G2 – YH1G1G2
Y + YH1G1G2 = XG1G2
38
Y ( 1 + H1G1G2 ) = XG1G2
G1G2
Y/X=
( 1 + H1G1G2 )
Contoh 2 :
X – mH1
Mis : m
X + Y
G1 G2
-
mH1
H1
Persamaan 1 :
m = ( X – mH1 ) G1
m = XG1 – mH1G1
m + mH1G1 = XG1
m ( 1 + H1G1 ) = XG1
XG1
m=
( 1 + H1G1 )
Persamaan 2 :
Y = mG2
39
XG1
Y= G2
( 1 + H1G1 )
Maka :
G1G2
Y/X =
( 1 + H1G1 )
Dengan menggantikan komponen forward dan feedback dengan angka angka maka dapat
dilihat pada contoh berikut :
Contoh 1 :
X + Y
10 20
-
0,5
Solusi :
X – 0,5m Mis : m
X + Y
10 20
-
0,5 m
0,5
Persamaan 1 :
m = ( X – 0,5m ) 10
m = 10 X – 5m
40
m + 5m = 10 X
6m = 10 X
m = 10 X / 6
Persamaan 2 :
Y = 20 m
Y = 20 (10 X / 6 )
200 = 200 X / 6
X= 6
Alih bentuk Laplace dari tanggapan sebuah system terhadap sebuah Masukan yang
khusus adalah :
Y(s)=P(s)X(s) ( LAPLACE )
Bila sarat awalnya adalah nol maka alih bentuk Inversnya adalah :
y(t)=£ -1
[P(s)X(s)] ( INVERSE LAPLACE )
Y(s)=P(s) A/s
Jika system stabil maka tanggapan keadaan mantapnya merupakan sebuah fungsi tangga
dengan amplitude AP ( 0 ) karena harga ini adalah harga residu pada kutup masukan . Jadi
amplitude isarat masukannya dikalikan dengan P ( 0 ) untuk menentukan amplitude
keluarannya. Karena P ( 0 ) adalah Gain DCdari sistem itu.
Untuk system yang tak stabil seperti Integrator dengan P ( s ) = 1 / s , tidak selalu ada
tanggapan keadaan mantap. Jika masukan pada Integrator adalah fungsi tangga maka
keluarannya adalah suatu tanjakan yang tak terbatas, untuk keadan seperti ini maka integrator
disebut mempunyai Gain DC yang tak terbatas.
Tanggapan keadaan mantap dari sebuah system yang stabil terhadap sebuah masukan :adalah
x = A Sin ωt,
yss = A | P ( jw ) |Sin ( wt + Ф )
Dengan :
| P ( jw ) | = P ( jw )
Ф = Arc P ( jw ), dan P ( jw ) = P ( s )
Contoh : 1
Pada system dibawah ini :
Hitung : Ф
1
P(s)=
(s+1)(s+2)
Solusi :
Untuk menyelesaikan fungsi diatas maka harus dibuat grafik :
jw
42
j1
√5 √2
26,60 450
-2 -1 τ
1
| P ( jw ) | =
(s+1)(S+2)
1
| P ( j1 ) | =
( j1 + 1 ) ( j1 + 2 )
1
=
√2 √5
= 0,316
Contoh : 2
Dengan soal diatas tentukan bagaimana tenggapan frekuensi :untuk masing masing
frekuensi (ω ) = 0 ; 0,5 ; 1 ; 2 ; 4 ; 8
Solusi :
Tanggapan frekuensi
Ω 0 0,5 1 2 4 8
P(jw) 0,5 0,433 0,316 0,158 0,054 0,015
ArcP(jw) 0 -40,60 -71,60 -108,50 -129,40 -158,90
j 0,5
β α
43
-2 -1 τ
b. untuk w = 2
jw
j2
β α
-2 -1 τ
Tan α = 2/-1 = -2
α = Tan-1 -2
= -63,430
Tan β = 2/-2= -1
β = Tan-1 -1
= - 45 0
P(j2) = -63,43 – 45 = - 108,43 0
Kurvanya : ω
8
P(jw)
0,5 -158,9
……………………………
Arc P(jw)
0 8
ω
Contoh 3 :
Pada rangkaian dibawah ini :
44
R1
C
V1 R2 V0
Solusi :
Persamaan arus :
d
C ( V1 – V0 ) + ( V1 – V0 )/ R1 = V0 / R 2
dt
Bentuk Laplace dari persamaan dibawah ini ( dengan persaratan awalnya adalah nol ):
V1(s) [ CS + 1 / R1 ]
Fungsi alih :
CS + 1 / R 1 s+a
V0(s) / V1(s) = =
CS + 1 / R 1 + 1 / R 2 s+b
Dengan :
a = 1/ R1C ; b = 1 / R2C
Contoh 4 :
Pada rangkaian dibawah ini tentukan fungsi alih :
45
R1
V1 V0
R2
I
Solusi :
t
IR1 + (1/C) ∫ I dt + IR2 = V1
0
Bila : R1 = R2 = 10 Ω
C = 100 µ F = 100 x 10 -6
F
V1 = 12 Cos ωt
t = 0 – 5 detik
f = 50 Hz
Hitung : I
Solusi :
5
10 I + 1/ ( 10 – 4 ) ∫ I dt + 10 I = 12 Cos 2.π 50. 5
0
I = - 0,0015 A
( R1 + R2 + 1 / Cs ) I(s) = V1(s)
V0 (s) = ( R2 + 1 / Cs ) I ( s )
Dengan :
1 1
a= ;b=
46
( R1 + R 2 ) C R2 C
Kestabilan system
Kestabilan system ditentukan oleh tanggapan terhadap masukan atau gangguan,
dengan kata lain kestabilan adalah system tetap dalam keadaan diam bila tidak dirangsang
oleh sumber luar dan akan kembali diam bila rangsangan dihilangkan.
Atau bila akar akar persamaan dari system semuanya bernilai negative.
1. Kestabilan Nycuist
Sistem akan stabil bila akar akar persamaan karakteristik adalah nol.
Contoh 1 :
R - CH
+
R G C
-
CH
Solusi .
C = ( R – CH ) G
= RG – CHG
C + CHG = RG
C ( 1 + HG ) = RG
C ( 1 + HG ) = RG = 0
C ( 1 + HG ) = 0
( 1 + HG ) = 0
Bila :
G= 2/s(s+3)
H=1
Maka :
( 1 + 1 ( 2 / s ( s + 3 ))) = 0
( 1 + 1 ( 2 / ( s2 + 3s ))) = 0
47
( 1 + 2 / ( s2 + 3s )) = 0
( (s2 +3s + 2 / s2 + 3s )) = 0
S2 + 3s + 2 = 0
- b ± √ b2 – 4 ac
S1, 2 =
2a
- 3 ± √ 9 – 4. 1.2
S1, 2 =
2.1
-3 ±√1
S1, 2 =
2
-3 ±1
S1, 2 =
2
S1 = -2 / 2 = - 1
S2 = -4 / 2 = -2
Dengan :
an, an-1, ……merupakan koofisien dari persamaan karakteristik
b1 an-3 - an-1 b2
c1 =
b1
b1 an-5 - an-1 b3
c2 =
b1
Contoh : 1
Dari persamaan ini tentukan apakah system stabil :
s3 – 6 s2 + 12 s + 8 = 0
Solusi :
Dengan menggunakan tabel Routh :
s3 1 12 0
S2 -6 8 0
S -13,33 0
S0 8
Cara menghitung :
S3 = Pangkat ke n
1 = an =koofisien dari s3
12 = an-2 = koofisien dari s
0 = an-4
= koofisien dari s -1
S2 = pangkat n-1
49
-6.12 – 1.8
= = - 72- 8 / 6 = - 13,33
6
b1 an-3 - an-1 b2
c1 =
b1
-13,33 (8) - 6. 0
C1 = =8
-13,33
Karena ada perubahan tanda PADA KOLOM 2 di tabel , maka semua akar dari persamaan
mempunyai akar P0SITIF, artinya system TIDAK STABIL
Contoh 2:
Apakah system ini stabil dengan menggunakan metoda Routh .
S3 + 3 s2 + 3s + 1 + k = 0
Solusi :
an = 1 ; an-2 = 3 ; an-4 = 0
b1 = (3. 3 – 1.( 1 + k ) ) / 3 = (8 – k ) / 3
b2 = (3 . 0 – 1 . 0 ) / 3 = 0
50
c1 = ( ( 8 – k ) / 3 ) ( 1 + k ) – 3 . 0 ) / ( 8 – k ) / 3
= ( ( 8 + 7k – k2 ) / 3 ) / ( 8 – k ) / 3 = ( 8 + 7 k - k 2 ) / ( 8 – k )
=(k+1)(8–k)/ (8–k)
=k+1
S3 1 3 0
S2 3 (1+k) 0
S1 (8–k)/3 0
S0 1+k
Karena akarnya adalah negative ( tidak ada perubahan tanda pada kolom 2 ) maka
system stabil
KESTABILAN HURWITZ
Kestabilan menurut Hurwitz adalah dengan menggunakan determinan yang dibentuk
dari koofisien persamaan karakteristik.
Misal koofisien pertama an ( positif ) maka determinan ∆ i untuk i = 1 , 2, 3,… n – 1,
dibentuk sebagai determinan minor utama dari determinan.
Determinan itu adalah :
∆1 = an - 1
an - 1 an - 3
∆2 = = (an – 1 ) (a n – 2 ) - ( an ) ( a n – 3 )
an an-2
an - 1 an – 3 an - 5
51
∆3 = an an–2 an – 4
0 an - 1 an - 3
Sistem akan stabil bila akar persamaan karakteristikadalah negative, jika ∆i > 0 (∆ i
lebih besar dari nol ) , untuk i = 1 ,2, ….n
Contoh :
S 3 + 8 s2 + 14 s + 24 = 0
Solusi :
∆1 = an – 1 = 8
an - 1 an - 3
∆2 = = (an – 1 ) (a n – 2 ) - ( an ) ( a n – 3 )
an an-2
= 8. 14 – 1 . 24 = 88
an - 1 an – 3 an - 5
∆3 = an an–2 an – 4
0 an - 1 an - 3
8 24 0 8 24
= 1 14 0 1 14
0 8 24 0 8
Untuk memudahkan dalam memahami cara kerja rangkaian maupun dasar- dasar
perencanaan dapat terciptanya alat, maka perlu penjelasan dan uraian- uraian teori
1.Resitor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan
arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai
dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
diboroskan. Karakteristik lain termasuk dan induktansi.
53
(a) (b)
4. Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisator tegangan, dan modulator sinyal.
55
Gambar 2. 14 Transistor
Transistor dapat berfungsi seperti kran listrik berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET) dan memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar melalui 2 terminal lainnya. Dalam
rangkaian analog transistor dapat digunakan sebagai amplifier (penguat), sedangkan
dalam rangkaian digital transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Tipe-tipe Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern ada dua tipe dasar transistor, yaitu transistor
bipolar atau BJT (Bipolar Junction Transistor) dan transistor unipolar atau FET (Field
Effek Transistor
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan (elektron dan hole) untuk membawa arus
listrik. Sedangkan tansistor unipolar atau FET hanya menggunkan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole) tergantung dari tipenya.
P-
PNP
channel
N-
NPN
channel
tegangan, yang berarti karakteristik keluaran dikendalikan oleh tegangan masukkan. Adapun
untuk transistor bipolar adalah perangkat terkendali arus.Ada dua jenis FET yaitu JFET
(Junction Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect
Transistor).
57
58
5. IC (Integrated circuit)
Sirkuit terintegrasi atau yang biasa disebut sebagai IC merupakan komponen
elektronika yang terbuat dari puluhan, ratusan, hingga ribuan transistor, resistor,
dioda serta komponen elektronika lainnya. Kumpulan komponen-komponen tersebut
dikemas dengan sedemikian rupa hingga ukurannya tidak terlalu besar.
59
IC dibuat dengan tujuan tertentu, misalnya untuk penguat audio, regulator tegangan,
penerima gelombang radio .
Jenis-jenis IC
Berdasarkan cara pembuatannya IC terbagi menjadi dua kategori yaitu hybrid dan
monolithic. IC hybrid bisa juga disebut miniatur elektonika dimana didalamnya terdapat
transistor, dioda, kapasitor, resistor, bahkan koil yang dirangkai secara kompak pada
papan PCB ( Printed Circuit Board) yang kemudian dienkapsulisasi menggunakan
bahan epoxy. Contohnya pada IC penguat audio “ STK ”.
Sekarang IC hybrid sudah jarang ditemukan karena ukurannya yang dianggap masih
terlalu besar untuk perangkat elektronika yang ada sekarang, dan kemudian IC jenis
monolithic mulai menggeser keberadaan IC hybrid ini dengan ukuran yang jauh lebih
kecil. Pada IC monolithic semua komponen (transistor, dioda, resistor, dan sebagainya)
ditempatkan pada plat silikon yang sangat kecil dan kemudian dienkapsulisasi
menggunakan plastik atau keramik.
IC LM 324
IC LM 324 merupakan IC operational amplifier (Op-Amp). IC ini mempunyai 4 buah
op-amp yang berfungsi sebagai komparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5V
sampai dengan +15V untuk Vcc dan -5V sampai -15V untuk –Vcc. IC ini biasanya
difungsikan sebagai amplifier, komparator, osilator, rectifier dan lain lain. Adapun definisi
dari masing-masing pin IC LM 324 adalah sebagai berikut.
a. Pin 1,7,8,14 (Output) Merupakan sinyal output.
61
b. Pin 2,6,9,13 (Inverting Input) Semua sinyal input yang berada di pin ini akan
mempunyai output yang berkebalikan dari input.
c. Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input) Semua sinyal input yang berada di pin ini akan
mempunyai output yang sama dengan input (tidak berkebalikan).
d. Pin 4 (+Vcc) Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt sampai +15 Volt.
e. Pin 11 (-Vcc) Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5 Volt sampai -15 Volt.
IC ULN 2803
IC ULN 2803 ULN2803 ini digambarkan sebagai "driver 8-baris". Ini erarti
bahwa ia memiliki sirkuit untuk mengontrol delapan baris output individu, masing-masing
bertindak independen dari yang lain. Output dari ULN2803 adalah "terbalik" artinya
masukan tinggi pada output menjadi rendah pada keluarannya. IC ini dapat berfungsi
sebagai relay, menghidupkan atau mematikan sinyal dengan tingkat yang lebih tinggi
dari sisi yang berlawanan. ULN 2803 umumnya memiliki output kurang lebih 50V/
500mA, sehingga dapat beroperasi pada beban kecil secara langsung. IC ini dapat juga
digunakan untuk mengoperasikan satu buah atau lebih kumparan relay.
IC ULN 2803 memiliki 18 pin dan dan mencakup 8 transisitor yang terintegrated
didalamnya. Pin 1 sampai 8 menerima sinyal tingkat rendah, pin 9 adalah ground, dan pin
10 umumnya untuk sinyal tingkat tinggi dan umumnya disambungkan dengan positif
tegangan yang dihubungkan dengan kumparan relay. Pin 11 sampai dengan 18 adalah
output
(a) (b)
63
6 Relay
Relay adalah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Relay biasanya
menggunakan medan magnet dan sebuah kumparan untuk membuka dan menutup satu atau
beberapa kontak saklar pada saat relay dialiri arus. Pada dasarnya relay terdiri dari
beberapa lilitan kawat yang terlilit pada suatu inti besi lunak berupa magnet yang menarik
atau menolak suatu pegas sehingga kontak pun menutup atau membuka. Relay
mempunyai anak kontak yaitu NO (Normally Open) dan NC (Normally Closed).
Relay sering digunakan baik pada industri, otomotif, ataupun perangkat elektronika
lainnya. Relay berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik yang
dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus tertentu pada koilnya. Simbol relay yang
ditunjukkan pada gambar 2.15 DPDT (Double Pole Double Throw) dan SPDT (Single Pole
Double Throw) adalah dua diantara beberapa jenis kontaktornya. Pole adalah kontak yang
bergerak, sedangkan Throw adalah kontak yang diam. Normally Closed (NC) menunjukkan
bahwa kontak tersebut saat keadaan normalnya terhubung dengan pole. Sedangkan
Normally
PERCOBAAN 1
CONTROL TEGANGAN I
DENGAN OP-AMP
Penamaan penguat operasional memang cocok karena penguat ini dapat digunakan
untuk operasi matematika. Pada eksperimen sebelumnya telah kita lihat bagaimana opamp
65
berfungsi sebagai penguat atau secara matematika sebagai pengali. Pada bagian ini akan kita
pelajari op-amp sebagai operasi matematika penjumlah dan pengurang. Untuk operasi
penjumlah, masukan tak membalik dari op-amp dihubungkan dengan tanah sedangkan
tegangan masukan yang akan dijumlah diumpankan pada masukan membalik. Pada operasi
pengurangan atau penguat diferensial, dengan mengumpankan isyarat pada masukan tak-
TUJUAN
PERALATAN
Resistor : 22 k, 20 k, 10 k
IC Op-amp : mA741 C
Osiloskop
Multimeter
JALANNYA PERCOBAAN
1. Susun rangkaian op-amp integrator seperti terlihat pada gambar 1. Pencatu daya μA741
pembagi tegangan dengan sumber isyarat AC dari function generator (FG) pada frekuensi
1 kHz seperti terlihat pada gambar 2. Ra dan Rb diambil dari sebuah potensiometer. Ukurlah
dengan osiloskop dan amati bagaimana V 1 (Ch.1) dan V 2 (Ch.2) berubah dengan adanya
perubahan pada Ra dan Rb. Atur amplitudo sumber (FG) dan Ra dan Rb agar dapat
menghasilkan V 1 = V 2 = 40 mVp-p.
66
rangkaian gambar 2. Buatlah sketsa bentuk gelombang V 1 (Ch.1), V2 (Ch.1) dan keluaran
V0 (Ch.2),
GAMBAR PERCOBAAN
V2
Y 2K2 22K
2 +vcc
X 22K - 7 6
3 + 4 - vcc
V0 10K
V1
Gbr.1. Rangkaian Op-Amp sbg penjumlah
67
HASIL PENGAMATAN
3. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk berbagai variasi V1 dan V2 sehingga V1 < V2 dan V1 > V2
Tabel . 1
TUGAS
PERCOBAAN 2
KONTROL TEGANGAN II
DENGAN OP-AMP
TUJUAN
PERALATAN
IC Op-amp : μA741
Osiloskop
Multimeter
JALANNYA PERCOBAAN
V2 22K
Y - VCC +
2K2
VCC - 22K
2K2
V0
V1 Gambar.3.Rangkaian Pengurang
2. Buatlah rangkaian isyarat masukan menggunakan rangkaian pembagi tegangan seperti
gambar 4. dengan sumber isyarat AC dari function generator (FG) pada frekuensi 1
kHz. Seperti halnya ada langkah 2, Ra dan Rb diambil dari sebuah potensiometer.
dengan adanya perubahan pada Ra dan Rb. Atur amplitudo sumber (FG) dan Ra dan
20K 20K
FG
V1 V2
10K 10K
keluaran V0 (Ch.2) untuk kasus V1 > V2 . Hubungkan x dan y pada rangkaian gambar
3. ke sumber V1 dan V2 pada rangkaian gambar 4.. Buatlah sketsa bentuk gelombang
V1 (Ch.1), V2 (Ch.1) dan keluaran V0 (Ch.2) untuk kasus V1 > V2 sertaV1 < V2
HASIL PENGAMATAN
V1 = ……. Vpp
; V2 =
……..Vpp ; V0
= …….Vpp
Time/div =
……..;
Time/div = …. ; Time/div = ….
TUGAS
PERCOBAAN 3
Dengan kemajuan teknologi dibidang informasi maka kita sangat terbantukan untuk
berinovasi dibidang elektronika, untuk itu pada tampilan ini akan dibuat rangkaian untuk
TUJUAN PERCOBAAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mahir merangkai pengontrolan angka decimal
satu digit
PERALATAN
2. IC 7447
3. Seven segment
5. Project Board
JALANNYA PERCOBAAN
72
2. Berikan tegangan pada VCC IC 7447 dan seven segmen sebesar 5 volt
3. Hubungkan masing masing ground IC 7447 dan seven segment dengan ground
power supply.
6. Catatan untuk angka biner 0 maka diberi tegangan 0 volt, sedangkan untuk angka
220Ω
D SEVEN
C IC744 SEGMEN
B 7 T
A
HASIL PENGAMATAN
Vol/div = ……
Time/div = …..
74
TUGAS
PERCOBAAN 4
yang diinginkan. Untuk mendapatkan besar tegangan yang diinginkan maka harus paham
tentang fungsi dari masing masing peralatan yang digunakan dan paham cara merangkai
TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat membuat dan
PERALATAN
2. Projec Board
5. Kapasitor, 470 μF , 25 V
JALANNYA PERCOBAAN
220V 9V
TRAF
O D1 D3 470μF
D2 D4
HASIL PENGAMATAN
1. Buat hasil pengukuran tanpa beban pada point 4 sampai 7 pada table berikut
2. Buat hasil pengukuran berbeban pada point 4 sampai 7 pada table berikut
TUGAS
Buat rangkaian control tegangan dengan menggunakan dua diode dan amati tegangan pada
PERCOBAAN 5
KONTROL TEGANGAN DC KE AC
yang diinginkan. Untuk mendapatkan besar tegangan yang diinginkan maka harus paham
tentang fungsi dari masing masing peralatan yang digunakan dan paham cara merangkai
peralatan dan berinovasi untuk memecahkan masalah harga tegangan yang diinginkan.
Jika Anda sering bepergian untuk camping atau mobile kemana saja yang pada
saat itu anda membutuhkan sumber listrik untuk menunjang pekerjaan anda, maka
Rangkaian inverter 12V to 220V ini akan sangat membantu anda. untuk membuat
rangkaian ini bekerja dibutukan tegangan 12 Volt yang berasal dari aki kering.
sedangkan daya keluaran dari rangkaian ini tergantung dari transistor Q1 dan Q2
yang digunakan serta besarnya transformator T1 yang dipakai. secara umum inverter
TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat membuat dan
PERALATAN
1. Trafo 220/12 V
2. Dioda IN4007 ( 2 X)
4. Kapasitor 2200 μF ; 25 V.
JALANNYA PERCOBAAN
2.
Komponen:
T
R1,R2 = 10 Ohm, 5 Watt
D1,D2 = IN 5401
Q1,Q2 = 2N3055
TRAFO CT : 220 / 12 V
PENGAMATAN
PERCOBAAN 6
Hasil percobaan .
80
PERCOBAAAN 7
LED AC
81
PERCOBAAN 8
Caranya :
maksimum.
maksimum
Artinya dengan nilai seperti diatas maka kaki 2 = B dan type Transistor NPN
Caranya :
Artinya dengan nilai seperti datas maka kaki 2 = B dan type Transistor PNP
83
Caranya :
Gambar 4. Tipe PNP dengan kaki E, B dan C (Sentuh dua pin dengan jari
basah)
Jika setelah melakukan pengecekan ada yang tidak sesuai dengan salah
yakin bisa menggunakan alat test kaki transistor yang lain seperti ESR
meter.