Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

FINANCIAL MARKET
MANAGEMENT KEUANGAN

DISUSUN OLEH :
SHERLIYANI CEREPO (2019610086)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN


FAKULTAS EKONOMI
MANAGEMENT KEUANGAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah materi mata
kuliah Manajemen Keungam yang berjudul “FINANCIAL MARKET” tepat pada
waktunya.
Makalah ini berisi uraian mengenai Financial Market, Capital Market
(Pasar Modal), dan Money Market (Pasar Uang). Dengan dibuatnya makalah ini,
penulis berharap pembaca dapat memahami isi pembahasan dalam makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka, penulis menerima kritik serta
saran yang konstruktif guna kesempurnaan tugas makalah ini.
Demikian makalah ini disusun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga bermanfaat. Termakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I FINANCIAL MARKET..............................................................................1
1.1 Pengertian Financial Market.....................................................................1
1.2 Peran Financial Market.............................................................................1
BAB II CAPITAL MARKET (PASAR MODAL)..................................................3
2.1 Pengertian Capital Market (Pasar Modal).................................................3
2.2 Dasar Hukum Pasar Modal........................................................................4
2.3 Jenis-jenis Pasar Modal.............................................................................4
2.4 Manfaat Pasar Modal.................................................................................5
2.5 Instrumen Pasar Modal..............................................................................5
2.6 Kebijakan Pasar Modal...........................................................................12
2.7 Lembaga di Pasar Modal.........................................................................13
BAB III MONEY MARKET (PASAR UANG)....................................................15
3.1 Pengertian Pasar Uang.............................................................................15
3.2 Instrumen Pasar Uang di Indonesia.........................................................15
3.3 Manfaat Pengembangan Pasar Uang.......................................................16
3.4 Indikator Pasar Uang...............................................................................17
3.5 Lembaga Terkait dengan Pasar Uang......................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB I
FINANCIAL MARKET

1.1 Pengertian Financial Market


Pasar Keuangan (Financial Market) adalah lembaga tempat dimana orang
yang ingin menyimpan (penabung) dapat secara langsung menyediakan dana
kepada orang yang ingin meminjam (Mankiw : 2006)
1.2 Peran Financial Market
1. Fungsi-Fungsi Perantara
a. Distribusi Sumber Daya: Pasar finansial mendukung distribusi
kembali sumber daya ekonomi riil dari pemilik modal kepada
penerima modal yang sesungguhnya.
b. Meningkatkan Pendapatan: Pasar finansial memungkinkan pemilik
modal untuk mendapatkan bunga atau dividen atau kelebihan dana
mereka, dengan demikian mendukung peningkatan pendapatan
individu dan pendapatan nasional.
c. Pemakaian Dana Secara Produktif: Pasar finansial mendukung
penggunaan danadana secara produktif, dan dengan demikian
meningkatkan pendapatan nasional dan produk domestik bruto.
d. Penghimpunan Modal: Pasar finansial menyediakan sarana untuk
menyalurkan kelebihan dana, sehingga membantu penghimpunan
modal suatu negara.
e. Pembentukan Harga: Pasar finansial membantu pembentukan harga
melalui interaksi antara para pembeli dan penjual. Pasar finansial
memberikan tanda untuk alokasi dana-dana dalam ekonomi yang
berdasarkan faktor permintaan dan penawaran melalui mekanisme
yang disebut proses pembentukan harga.
f. Mekanisme Penjualan: Pasar finansial menyediakan mekanisme
penjualan aset finansial, sehingga pemodal mendapatkan manfaat dari
likuiditas aset finansial tersebut.
g. Informasi: Aktivitas dari para pelaku pasar finansial mengakibatkan
terciptanya informasi harga dan penyebaran informasi tersebut ke
berbagai segmen pasar sehingga mengurangi biaya transaksi aset
finansial.
2. Fungsi-Fungsi Finansial
Fungsi-Fungsi Finansial meliputi:
a. Menyediakan dana kepada debitur sehingga memungkinkan debitur
untuk melaksanakan rencana investasinya.
b. Menyediakan instrumen-instrumen yang menghasilkan pendapatan
kepada para kreditur pemilik modal sehingga memungkinkan para
kreditur pemilik modal untuk memupuk kekayaan melalui
kepemilikan surat-surat hutang.
c. Menyediakan likuiditas di pasar sehingga mendukung perdagangan
Reksa Dana.
d. Menyediakan likuiditas untuk bank-bank komersial.
e. Mendukung pembentukan kredit.
f. Mempromosikan tabungan.
g. Mempromosikan investasi.
h. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang berimbang.

3. Instrumen Financial Market


a. Efek Ekuitas
Efek Ekuitas adalah Efek yang merupakan bukti kepemilikan dalam
aset-aset perusahaan penerbitnya setelah dikurangi dengan semua
hutang-hutang yang menjadi kewajiban perusahaan penerbitnya.
b. Efek Hutang
Efek Hutang adalah bukti hutang penerbit (korporasi atau pemerintah)
kepada pemegang Efek, dimana penerbit berjanji untuk
mengembalikan hutang tersebut dalam jangka waktu tertentu dan
dengan bunga tertentu.
c. Instrumen Pasar Uang
Instrumen Pasar Uang adalah Efek-Efek hutang dengan jatuh tempo
tidak lebih dari satu tahun.
d. Reksa Dana
Adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya dikelola manajer investasi.
e. ETF (Exchange Traded Fund)
ETF adalah Reksa Dana yang Unit Penyertaannya diperdagangkan
seperti sahamsaham di Bursa Efek.

4. Jenis-Jenis Financial Market


a. Capital Market (Pasar Modal)
b. Money Market (Pasar Uang)

2
BAB II
CAPITAL MARKET (PASAR MODAL)

2.1 Pengertian Capital Market (Pasar Modal)


Break Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan
maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,
obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti
option, futures, dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek”.

3
2.2 Dasar Hukum Pasar Modal
1. Undang- undangnomor 8 tahun 1995, tentang pasar modal.
2. Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 1995, tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 1995, tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
4. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995, tentang
Pencabutan
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 tahun 1990 tentang Pasar
Modal.
6. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995, tentang
Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing.
7. Keputusan Presiden Nomor 117/199 tentang Perubahan atas Keppres
Nomor 97/1993 tentang Tata cara Penanaman Modal sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan. Presiden Nomor 115/1998.
8. Keputusan Presiden Nomor 120/1999 tentang perubahan atas Keppres
Nomor 33/1981 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal
sebagaimana terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 113/1998.
9. Keputusan Presiden Nomor 121/1999 tentang perubahan atas Keputusan
Presiden Nomor 193/1998 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal,
yang telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 37/ 1999.
10. Keputusan Menteri Negara Investasi/ Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor 38/SK/1999 tentang Pedoman dan Tata cara
Permohonan Penanaman Modal yang didirikan dalam rangka Penanaman
Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing.

2.3 Jenis-jenis Pasar Modal


Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :
1. Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada
para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer)
sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder.
Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga
saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan
yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang
bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang
diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk

4
mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi
barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang
dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana
tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak
dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen
penjualan.

2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )


Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham
diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar
perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi
diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan
menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar
sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga
dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi
pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk
penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa,
jangka waktunya tidak terbatas.
2.4 Manfaat Pasar Modal
a) Kepemilikan masyarakat terhadap perusahaan
Melalui pasar modal, perusahaan dapat menjual hak
kepemilikannya kepada masyarakat luas, hal ini akan mendorong
perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan, dimana perusahaan
harus bisa bertanggung jawab terhadap para pemegang saham (RUPS).
Transparansi Manajemen Perusahaan Keikutsertaan masyarakat
dalam kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan untuk
menerapkan manajemen secara profesional, efisien dan berorientasi pada
keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi "Good Corporate
Governance".

2.5 Instrumen Pasar Modal


3. Saham (Stock)
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan
yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi
yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para
investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang

5
menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut
memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan,
dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor
dengan membeli atau memiliki saham:
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham
dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu
yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada
dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai
– artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa
uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau
dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang
saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang
dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut.

b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan
saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC
dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga
Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan
capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:


a. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya
saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham,
kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut

6
akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

b. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional
kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh
hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat
dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

c. Obligasi (Bonds)
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang
yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang
menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Karakteristik Obligasi:
a) Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi
yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi
tersebut jatuh tempo.
b) Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima
pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon
obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan
dalam annual prosentase.
c) Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi
akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal
obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi
mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di
prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5
tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,
semakin tinggi Kupon / bunga nya.

7
d) Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit
obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan
investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari
penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan
atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat
dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

d. Surat Berharga Turunan (Derivatif)


Derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih
pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual
assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang
diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan
bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa
mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat
dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif
keuangan (financial derivative). Derivatif keuangan merupakan
instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya
adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham,
obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang(currency), tingkat
suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para
pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk
melakukan lindung nilai(hedging) atas portofolio yang mereka miliki.
Dasar Hukum Derivatif Keuangan
 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
 Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
 SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003
tentang Penetapan Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai
Efek
 Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang
Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek
 SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tgl. 25 Februari 2002
tentang Kontrak Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan
MKBD Perusahaan Efek

8
 Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal
18 Pebruari 2004 perihal Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ
Japan Titans 100)
Beberapa Jenis Produk Turunan yang diperdagangkan di BEI :
a) Kontrak Opsi Saham (KOS)
Option adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa
adanya kewajiban) untuk membeli atau menjual sebuah asset pada
harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Option pertama kali
secara resmi diperdagangkan melalui Chicago Board
Exchange (CBOE) pada tahun 1973.
KOS (Kontrak Opsi Saham) adalah Efek yang memuat hak beli
(call option) atau hak jual (put option) atas Underlying Stock
(saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan seri
KOS) dalam jumlah dan Strike Price (harga yang ditetapkan oleh
Bursa untuk setiap seri KOS sebagai acuan dalamExercise)
tertentu, serta berlaku dalam periode tertentu.
Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada
pemegang opsi (taker) untuk membeli sejumlah tertentu dari
sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut. Sebaliknya,
Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang
opsi (taker) untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen
yang menjadi dasar kontrak tersebut.
Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada pemegang
opsi (taker) untuk meng-exercise haknya setiap saat hingga waktu
jatuh tempo. Sedangkan Opsi Eropa hanya memberikan
kesempatan kepada taker untuk meng-exercise haknya pada saat
waktu jatuh tempo.

b) Mini LQ45 Futures


Mini LQ45 Futures adalah kontrak yang menggunakan
underlying yang sama dengan LQ45 Futures yaitu indeks LQ45,
hanya saja Mini LQ45 Futures memiliki multiplier yang lebih kecil
(Rp 100 ribu / poin indeks atau 1/5 dari LQ45 Futures) sehingga
nilai transaksi, kebutuhan marjin awal, dan fee transaksinya juga
lebih kecil.
Produk Mini LQ45 Futures ditujukan bagi investor pemula dan
investor retail yang ingin melakukan transaksi LQ45 dengan
persyaratan yang lebih kecil. Dengan demikian Mini LQ45 dapat

9
digunakan sebagai sarana pembelajaran investor retail yang baru
akan mulai melakukan transaksi di indeks LQ45.

c) LQ45 Futures Periodik


Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh
tempo dalam periode Hari Bursa tertentu.
d) Mini LQ45 Futures Periodik
Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo
dalam periode Hari Bursa tertentu.
e) Japan (JP) Futures
Produk ini memberikan peluang kepada investor untuk
melakukan investasi secara global sekaligus memperluas rangkaian
dan jangkauan produk derivatif BEI ke produk yang menjadi
benchmark dunia. Dengan JP Futures memungkinkan investor
menarik manfaat dari pergerakan pasar jepang sebagai pasar saham
paling aktif setelah pasar AS.

e. Surat Berharga Turunan (Derivatif)


derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih
pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual
assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang
diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan
bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa
mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat
dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Derivatif Keuangan adalah Derivatif yang terdapat di Bursa
Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative). Derivatif
keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel
yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat
berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata
uang(currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen
keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para
pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk
melakukan lindung nilai(hedging) atas portofolio yang mereka miliki.
Dasar Hukum Derivatif Keuangan
 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
 Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

10
 SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang
Penetapan Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek
 Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang Kontrak
Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek
 SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tgl. 25 Februari 2002
tentang Kontrak Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan MKBD
Perusahaan Efek
 Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal 18
Pebruari 2004 perihal Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan
Titans 100)

Beberapa Jenis Produk Turunan yang diperdagangkan di BEI:


a) Kontrak Opsi Saham (KOS)
Option adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa
adanya kewajiban) untuk membeli atau menjual sebuah asset pada
harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

b) Mini LQ45 Futures


Mini LQ45 Futures adalah kontrak yang menggunakan underlying
yang sama dengan LQ45 Futures yaitu indeks LQ45, hanya saja Mini
LQ45 Futures memiliki multiplier yang lebih kecil (Rp 100 ribu / poin
indeks atau 1/5 dari LQ45 Futures) sehingga nilai transaksi, kebutuhan
marjin awal, dan fee transaksinya juga lebih kecil.
c) LQ45 Futures Periodik
Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo
dalam periode Hari Bursa tertentu.
d) Mini LQ45 Futures Periodik
Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo
dalam periode Hari Bursa tertentu.
e) Japan (JP) Futures
Produk ini memberikan peluang kepada investor untuk melakukan
investasi secara global sekaligus memperluas rangkaian dan
jangkauan produk derivatif BEI ke produk yang menjadi
benchmark dunia. Dengan JP Futures memungkinkan investor
menarik manfaat dari pergerakan pasar jepang sebagai pasar saham
paling aktif setelah pasar AS.

f. Reksadana

11
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas
investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai
keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu
dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa Dana juga diharapkan
dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar
modal Indonesia.
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun
1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama,
adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut
diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola
oleh manajer investasi.Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa
Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer
investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

2.6 Kebijakan Pasar Modal


Pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan
perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket
Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

 Pakdes 1987
Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi
saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut
oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka
pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal
49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi
harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai

12
pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki
bursa efek.
 Pakto 88
Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai
dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan
tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak
atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap
perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini
berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor
perbankan dan sektor pasar modal.
 Pakdes 88
Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh
pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk
menyelenggarakan bursa. Karena tiga kebijaksanaan inilah pasar
modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang.

2.7 Lembaga di Pasar Modal


1. Emiten
Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu
penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-
undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang perseorangan,
perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.
Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan
setiap derivatif dari Efek.
Jenis Efek yang lain adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah,
yakni akad dan cara penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di Pasar
Modal. Pada umumnya, Emiten melakukan penawaran Efek melalui Pasar
Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk.
2. Perusahaan Publik
Perusahaan Publik adalah Perseroan Terbatas seperti yang
dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sahamnya telah
dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga miliar
rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang
ditetapkan dengan

13
Peraturan Pemerintah.
Emiten wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran untuk
melakukan Penawaran Umum dan Perusahaan Publik wajib
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Atas
Pernyataan Pendaftaran tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (dahulu
Bapepam-LK) memberikan pernyataan efektif yang menunjukkan
kelengkapan atau dipenuhinya seluruh prosedur dan persyaratan atas
Pernyataan Pendaftaran yang diwajibkan dalam peraturan perundangan
yang berlaku. Pernyataan efektif tersebut bukan sebagai izin untuk
melakukan Penawaran Umum dan juga bukan berarti bahwa Otoritas Jasa
Keuangan menyatakan informasi yang diungkapkan Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut adalah benar atau cukup.
Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan
memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE),
Perantara Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).
Adapun data dan informasi yang tercakup meliputi:

 Informasi umum (alamat, keanggotaan bursa, status, Nomor Pokok


Wajib Pajak, nomor telepon/faksimili).
 Izin yang dimiliki.

3. Profesi Penunjang
Profesi Penunjang adalah pihak-pihak yang telah terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan, yang persyaratan dan tata cara pendaftarannya
ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Profesi Penunjang ini terdiri dari
Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, Notaris, dan Profesi Lain.
• Akuntan
• Konsultan hokum
• Penilai
• Notaris
• Profesi Lain pihak jasa profesi lain yang dapat memberikan pendapat
atau penilaian sesuai dengan perkembangan pasar modal di masa
mendatang dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
4. Lembaga Penunjang
Lembaga Penunjang adalah institusi penunjang yang turut serta
mendukung pengoperasian Pasar Modal dan bertugas dan berfungsi
melakukan pelayanan kepada pegawai dan masyarakat umum.

14
Lembaga Penunjang ini terdiri dari Bank Kustodian, Biro
Administrasi Efek, Wali Amanat, dan Pemeringkat Efek.
• Bank custodian
• Biro Administrasi Efek
• Wali amanat
• Pemeringkat efek

BAB III
MONEY MARKET (PASAR UANG)
3.1 Pengertian Pasar Uang
Menurut OJK, pasar uang adalah pasar instrumen jangka pendek sertifikat
deposito yang dapat dipindahtangankan, misalnya sertifikat deposito Eurodolar,
surat berharga komersial (commercial paper), dan treasury bills kesamaan di
antara instrumen tersebut adalah bersifat likuid dan aman; pasar uang ini
dioperasikan oleh para dealer (money market).
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2006), pasar uang adalah suatu
tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat
menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung
maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka
pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan
dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat
diperjualbelikan didalam pasar uang. Perwujudan dari pasar semacam ini berupa
institusi dimana individu atau organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka
pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana.
Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi
lembaga-lembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta - peserta
lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam
rangka memijamkan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam
melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Serrifikat Bank Indonesia) sebagai
instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi
moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank
dagang, penyalur uang, dan bank sentral pemerintah (Pandji Anorga dan Piji
Pakarti,2006).

15
3.2 Instrumen Pasar Uang di Indonesia
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar
uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan
oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.
Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia dalam Dahlan Siamat (2001) adalah:
1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)
SBI merupakan instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau
bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan
kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini
berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SPBU adalah surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga
diskonto yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.
3. Sertifikat Deposito
Sertifikat Deposito merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh
suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu
dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka
yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang
membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli
temponya melalui lembaga - lembaga keuangan lainnya.
4. Commerecial Paper
Commerecial Paper merupaka promes yang tidak disertai dengan jaminan
yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek
dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
5. Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya
untuk jangka waktu pendek.
6. Repurchase Agreement
Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut
pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu
7. Banker's Acceptence

16
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit
pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk
membeli valuta asing.

3.3 Manfaat Pengembangan Pasar Uang


Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan pasar uang
adalah sebagai berikut (Irsan Nasaruddin, 2004):
1. Melalui pasar uang, dana yang dimiliki oleh lembaga keuangan bank dan
non bank dapat digunakan untuk pembiayaan sektor riil.
2. Perusahaan dapat meningkatkan atau memperbanyak cara untuk
memperoleh pembelanjaan jangka pendek melalui penerbitan notes,
commercial paper dan instrumen jangka pendek lainnya yang sejenis.
3. Pemerintah akan memperoleh informasi dan kesempatan yang lebih baik
untuk memantau kebutuhan kredit dalam perekonomian nasional.
4. Lembaga-lembaga keuangan perlu mengembangkan pasar uang dan pasar
modal agar lembaga keuangan tersebut dapat berkembang.

3.4 Indikator Pasar Uang


Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak
mengamati perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:
1. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal
pinjam meminjam danadalam bentuk rupiah.
2. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk
rupiah.
3. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal
pinjam meminjam danadalam bentuk US $.
4. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US
$.
5. J1BOR (Jakarta Interbank Offered)
Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar
bank.

17
3.5 Lembaga Terkait dengan Pasar Uang
1) Asuransi
Asuransi adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung
yang mewajibkan tertanggung membayar sejumlah premi untuk
memberikan penggantian atas risiko kerugian, kerusakan, kematian, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi atas
peristiwa yang tak terduga.
2) Dana Pensiun
Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Dana Pensiun terdiri dari:
a) Dana Pensiun Pemberi Kerja, adalah Dana Pensiun yang dibentuk
oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku
pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti
atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan
kewajiban terhadap Pemberi Kerja.
b) Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah Dana Pensiun yang
dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan,
baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana
Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan
asuransi jiwa yang bersangkutan.
c) Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, adalah Dana Pensiun
Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran
Pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada
rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.
3) Lembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.
Lembaga Pembiayaan meliputi:
a) Perusahaan Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan
untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan
Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.
b) Perusahaan Modal Ventura, adalah badan usaha yang melakukan
usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan
yang menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk
jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan
melalui pembelian obligasi konversi, dan atau pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha, dan

18
c) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, adalah badan usaha yang
didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana pada proyek infrastruktur.
4) Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
Industri Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (Khusus) berisi
beberapa lembaga atau perusahaan yang dibentuk atau didirikan untuk
melaksanakan tugas dan fungsi yang bersifat khusus, umumnya berkaitan
dengan upaya mendukung program pemerintah bagi kesejahteraan
masyarakat. Lembaga atau perusahaan jasa keuangan tersebut adalah: a)
Lembaga atau Perusahaan Penjaminan Kredit
Perusahaan Penjaminan Kredit adalah badan hukum yang bergerak
di bidang keuangan dengan kegiatan usaha pokoknya melakukan
penjaminan kredit.
Pembentukan Lembaga atau Perusahaan Penjaminan Kredit
dimaksudkan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) dalam rangka mengakses pendanaan dari perbankan dan
lembaga keuangan lainnya.
b) Perusahaan Penjaminan Infrastruktur
Perusahaan Penjaminan Infrastruktur adalah persero yang didirikan
untuk tujuan memberikan penjaminan pada proyek kerja sama
pemerintah, badan usaha di bidang infrastruktur dengan cara
penyediaan penjaminan infrastruktur.
c) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) adalah lembaga
yang secara khusus dibentuk untuk mendukung kebijakan pemerintah
dalam rangka mendorong program ekspor nasional. Pembentukan
LPEI ini berdasarkan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia.
d) Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan
Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan adalah lembaga atau
perusahaan yang dibentuk dengan tugas menyediakan fasilitas
pembiayaan perumahan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan
kesinambungan pembiayaan perumahan yang terjangkau oleh
masyarakat.
Saat ini, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), atau biasanya
disingkat PT SMF (Persero) adalah satu-satunya Perusahaan
Pembiayaan Sekunder Perumahan yang didirikan di Indonesia.
e) Perusahaan Pegadaian

19
Perusahaan Pegadaian adalah perusahaan yang didirikan dengan
maksud untuk membantu program pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya golongan menengah ke
bawah melalui penyaluran pinjaman kepada usaha skala mikro, kecil,
dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.
f) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah lembaga yang
didirikan dengan tugas dan fungsi menyelenggarakan program Jaminan
Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan
Hari Tua, dan Jaminan Pensiun. BPJS dibentuk sesuai Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
g) Lembaga Keuangan Mikro
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang
secara khusus didirikan dengan maksud untuk memberikan jasa
pengembangan usaha dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik
melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggotanya dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun
pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-
mata mencari keuntungan.

Operasi Moneter
Operasi Moneter adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank
Indonesia dalam rangka pengendalian moneter melalui Operasi Pasar
Terbuka dan Standing Facilities. Secara garis besar ada 2 jenis operasi
moneter, yaitu:
1) Operasi Pasar Terbuki
Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi di pasar uang
dalam rangka Operasi Moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia
dengan Peserta Operasi Moneter. Operasi Pasar Terbuka dilakukan untuk
mencapai target suku bunga PUAB O/N sebagai sasaran operasional
kebijakan moneter. OPT terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a. OPT Absorpsi
OPT absorpsi dilakukan apabila dari perkiraan perhitungan likuiditas
maupun dari indikator suku bunga di PUAB diperkirakan mengalami
kelebihan likuiditas, yang diantaranya diindikasikan melalui penurunan
suku bunga PUAB secara tajam. Instrumen yang digunakan dalam
OPT absorpsi ini adalah (i) Penerbitan SBI dan SBIS, (ii) Penerbitan
SDBI (iii)Transaksi Reverse Repo SBN, (iv) Transaksi Penjualan SBN

20
secara outright, (v) Penempatan berjangka (Term Deposit) dalam
rupiah di Bank Indonesia dan (vi) Jual Valuta Asing terhadap Rupiah
(dalam bentuk spot, forward atau swap). Peserta pada OPT Absorpsi
adalah bank dan/atau lembaga perantara yang melakukan transaksi
untuk kepentingan bank
.
b. OPT Injeksi
OPT injeksi dilakukan apabila dari perkiraan perhitungan likuiditas
maupun dari indikator suku bunga di PUAB diperkirakan mengalami
kekurangan likuiditas, yang diantaranya diindikasikan melalui
peningkatan suku bunga PUAB secara tajam. Instrumen yang
digunakan dalam OPT injeksi ini adalah (i) Transaksi Repo, (ii)
Transaksi Pembelian SBN secara outright dan (iii) Beli Valuta Asing
terhadap Rupiah (dalam bentuk spot, forward atau swap). Peserta pada
OPT Injeksi adalah bank dan/atau lembaga perantara yang melakukan
transaksi untuk kepentingan bank.

2) Standing Facilities
Koridor Suku Bunga atau Standing Facilities (SF) adalah kegiatan
penyediaan dana rupiah (lending facility) dari Bank Indonesia kepada
Bank dan penempatan dana rupiah (deposit facility) oleh Bank di Bank
Indonesia dalam rangka Operasi Moneter.
Penyediaan Standing Facilities berfungsi untuk membatasi volatilitas suku
bunga PUAB
O/N. Standing facilities terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a. Penyediaan dana rupiah dari Bank Indonesia kepada Bank (lending
facility), yaitu fasilitas bagi bank yang mengalami kesulitan likuiditas
dengan cara merepokan
SBI/SDBI/SBN yang dimilikinya kepada Bank Indonesia; dan
b. Penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank Indonesia (deposit
facility), yaitu fasilitas bagi bank yang memiliki kelebihan likuiditas
dengan cara menempatkan dana yang dimilikinya kepada Bank
Indonesia.

21
3) Regulasi Dalam Pasar Uang
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Sebagaimana
diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998. Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1998 merupakan pembaruan dari Undang-undang
Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Pembaruan aturan dibuat untuk
menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa
bergerakcepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan sistem
keuangan yang semakin kompleks.
Pertimbangan lain adalah telah diratifikasinya beberapa perjanjian
internasional di bidang perdagangan barang dan jasa, sehingga peraturan
perundang-undangan di perbankan juga perlu penyesuaian.
• Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
• Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
• Undang-undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Sebagai
• Undang-Undang. Undang-undang ini dibuat untuk mengesahkan
Perppu Nomor 23 Tahun 1999 sebagai Undang-undang.
• Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang
Bank Indonesia.
• Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral
Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor XXIII/MPRS/1966.
• Undang-undang Nomor 84 Tahun 1958 tentang Pengubahan Pasal-
pasal 16 dan 19
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1953 tentang
Penetapan
• Undang-undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana
• Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan
Sistem NilaiTukar
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/14/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/14/PBI/2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tentang Unit
Usaha Syariah
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/13/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/13/PBI/2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang Bank
Umum Syariah

22
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 tanggal 12
Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/11/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/11/PBI/2013 tanggal 22
November 2013 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan
Penyertaan Modal
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/19/PBI/2010 tentang
Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia dalam
Rupiah dan Valuta Asing
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/3/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/3/PBI/2013 tanggal 21 Mei 2013
tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013 tanggal 20 Mei 2013
tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum
Konvensional
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/1/PBI/2013
Peraturan Bank Indonesia 15/1/PBI/2013 tanggal 18 Februari 2013
tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 14/27/PBI/2012 tanggal 28
Desember 2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27
Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
Berdasarkan Modal Inti Bank
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/24/PBI/2012
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/24/PBI/2012 tanggal 26
Desember 2012 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan
Indonesia
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012

23
Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember
2012 tentang Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis
Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/19/PBI/2012
Peraturan Bank Indonesia No.14/19/PBI/2012 tanggal 30 November
2012 tentang Per.ubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/20/PBI/2003 Tentang Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas
Bank Indonesia Dalam Rangka Kredit Program
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 tanggal 28
November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum.

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N.Gregory. 2006. Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Makro ,


Edisi 3.
Salemba Empat: Jakarta.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti, 2006. Pengantar Pasar modal. Cetakan Kelima,
PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

24
Dahlan, Siamat . 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nasaruddin, M. Irsan; Ivan Yustiavandana dan Arman Nefi, 2004. Judul : Aspek
Hukum Pasar Modal Indonesia. Penerbit Kencana Prenada Media Group :
Jakarta.
Sari, E.K dan Simanunsang, A. 2007. Hukum dalam Ekonomi. PT. Gramedia
Pustaka Utama:
“Lembaga Jasa Keuangan”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ojk.go.id/lembaga-jasa-keuangan-lainnya
“Lembaga Pembiayaan”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ojk.go.id/lembaga-pembiayaan
“Hal Tentang Asuransi”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ojk.go.id/asuransi
“Dana Pensiun”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ojk.go.id/dana-pensiun
“Lembaga Penunjang”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ojk.go.id/lembaga-penunjang
“Emiten dan Perusahaan Publik”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ojk.go.id/emiten-dan-perusahaan-publik
“Tujuan Kebijakan Monoter”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.bi.go.id/id/moneter/tujuan-kebijakan/Contents/Default.aspx
“Aturan Bank Indonesia”. Ojk.go.id. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ojk.go.id/banking-bi-rule-id www.idx.co.id
“Pasar Modal”. Ipotindonesia.com. Diakses pada, 21 September 2021.
http://www.ipotindonesia.com/ipot_new/education.php?page=pasar_modal

25

Anda mungkin juga menyukai