Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Metode yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian
campuran Experimental Explorative. Penelitian eksperimen (Experimental Research)
yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman, 1982).
Menurut Latipun (2002) penelitian eksperimen merupakan penelitian dilakukan
dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi
tersebut terhadap perilaku individu yang diamati. Hadi (1985) mendefinisikan
penelitian eksperimen sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat
yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Berdasarkan pemaparan tersebut penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan
terhadap subjek penelitian.

Arikunto (2006) menjelaskam bahwa penelitian eskploratif (Explorative


Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang
sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Metode penelitian
eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk mematakan suatu objek secara
relatif mendalam atau dengan kata lain penelitian eksploratif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu
dan dipakai manakala kita belum mengetahui secara persis dan specifik mengenai
objek penelitian kita. Sugiyono (2007) menyatakan dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi tetapi oleh spradley dalam Sugiyono (2007) dinamakan
social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu tempat, pelaku
dan aktifitas.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua jamur sihir
(Panaeolus cinctulus) yang diambil dari Peternakan Kuda Mega Star Indonesia
tepatnya berada di Dusun Jalibar, Oro-Oro Ombo, Kota Batu. Adapun sampel yang
digunakan merupakan jamur sihir yang diambil secara acak dari tempat tersebut.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Variabel bebas berupa heating rate 10, 20, 30, dan 40°C/menit
b. Variabel terikat berupa hasil dekomposisi pembakaran dan massa yang hilang dari
dalam bentuk grafik TG (Thermalgravimetric).
c. Variabel kontrol berupa aliran udara yang masuk ke dalam alat Thermografimetry
analysis berupa oksigen (O2)
3.4 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian


Gambar 3.1 merupakan diagram alur penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian dimulai dengan cara mengumpulkan jamur sihir dari Peternakan Kuda
Mega Star Indonesia. Proses selanjutnya mengeringkan jamur sihir menggunakan
oven dengan temperatur 80—90°C selama 6 jam. Eceng gondok yang telah
dikeringkan kemudian dihaluskan dan disaring menggunakan penyaring mesh 60
sehingga menghasilkan serbuk eceng gondok kering yang siap diuji proksimat.
Pengujian proksimat menghasilkan beberapa parameter diantaranya volatile
matter, fixed carbon, ash content, calorific value, serta moisture. Nilai moisture yang
diharapkan kurang dari 10%, apabila nilai tersebut melebihi batas yang diinginkan
maka harus mengulangi dari proses pengeringan. Proses selanjutnya pengujian
ultimat, uji SEM-EDX, serta uji termogravimetri (TG) dengan heating rate (HR) 10,
20, 30, dan 40 °C/menit. Uji ultimat menghasilkan nilai kandungan basic chemical
elements (C, H, O, N, dan S), sementara uji SEM-EDX menghasilkan nilai
kandungan chemical element, serta uji TG menghasilkan grafik TG. Hasil data
pengujian tersebut dikompilasi kemudian dianalisis untuk menghasilkan kesimpulan
tentang jamur sihir yang diteliti. Hasil data dari seluruh pengujian yang didapat pada
penelitian ini selanjutnya digunakan untuk keperluan publikasi internasional.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Proximate dan Ultimate
Perhitungan dalam pengujian proksimat memiliki beberapa prosedur yang
berbeda sesuai dengan standar American Society and Testing Material (ASTM). Prosedur
tersebut berupa perhitungan moisture (kadar air), ash content (kadar abu), volatile matter
(zat terbang), dan fixed carbon (karbon tetap). Prosedur perhitungan tersebut akan
menggunakan Persamaan 2.5 untuk menghitung moisture (kadar air), Persamaan 2.6
untuk menghitung ash content (kadar abu), Persamaan 2.7 untuk menghitung volatile
matter (zat terbang), serta Persamaan 2.8 untuk menghitung fixed carbon (karbon tetap).
Uji ultimat menggunakan beberapa prosedur yang sesuai dengan standar ASTM
untuk menghitung nilai kandungan unsur kimia pada biomassa. Prosedur dilakukan
berdasarkan pada Sub Bab 2.4.2 untuk mencari jumlah persentase C, H, N, S, Cl, F, Br,
abu dan air.
3.5.2 SEM-EDX
Pengujian SEM-EDX bertujuan untuk mengetahui karakteristik suatu
material/bahan uji berdasarkan kandungan unsur kimianya. Informasi yang didapat
dari hasil pengujian SEM-EDX adalah berupa Topografi yaitu ciri-ciri permukaan
dan teksturnya. Morfologi yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek.
Komposisi yaitu data semi kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di dalam
objek. Dan informasi kristalografi yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari
butir-butir di dalam objek yang diamati.
3.5.3 Thermogravimetry Analysis (TGA)
Analisa TGA banyak digunakan untuk mengkarakterisasi dan menentukan
material. TGA dapat digunakan pada banyak industri seperti pada lingkungan,
makanan, farmasi, petrokimia dan biasanya dengan evolved gas analysis.
Kebanyakan pengujian TGA menggunakan sampel yang dialiri gas inert. Hal tersebut
dilakukan agar sampel hanya bereaksi terhadap suhu selama dekomposisi. Saat
sampel dipanaskan pada atmosfer inert proses terjadi suatu proses yang biasanya
disebut pirolisis. Pirolisis merupakan dekomposisi kimia dari material organik dengan
pemanasan saat tidak adanya oksigen atau reagen lainnya. Hasil dari pengujian TGA
berupa grafik dimana grafik tersebut dianalisis untuk mengetahui reaksi dekomposisi
pembakaran pada temperatur tertentu serta dapat menentukan kandungan air yang
terdapat pada suatu material yang diuji.
3.6 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diawali dengan menyiapkan
sampel uji. Sampel berupa jamur sihir (Panaeolus cinctulus) diambil dari Peternakan
Kuda Mega Star Indonesia tepatnya berada di Dusun Jalibar, Oro-Oro Ombo, Kota
Batu. Jamur sihir tersebut dikeringkan menggunakan oven dengan temperatur 75—85
°C selama 6 jam kemudian diblender dan disaring dengan ukuran mesh 60 dan
ditimbang sesuai variabel yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu
mempersiapkan peralatan penelitian untuk melakukan proses pengujian. Pengujian
sampel tersebut meliputi uji proksimat, uji ultimat, uji SEM-EDX, serta uji
thermogravimetric. Berikut Tabel 3.1 pengumpulan data pada penelitian ini.
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data
Indikator
No Kegiatan Luaran Alat Tempat
Pencapaian
1 Mengumpulkan Jamur sihir - Peternakan Jamur sihir
jamur sihir Kuda Mega Star segar
Indonesia
2 Mengeringkan Jamur sihir Oven Lab. Nano- Jamur sihir
science TM UM
jamur sihir kering kering
3 Menghaluskan Serbuk Blender Lab. Nano- Jamur sihir
jamur sihir Jamur sihir science TM UM kering
(ukuran ±0,5 ukuran ±0,5
mm) mm
4 Menyaring Serbuk Saringan Lab. Nano- Serbuk
jamur sihir Jamur sihir Mesh 60 science TM UM jamur sihir
dengan mesh 60 (mesh 60) ukuran
mesh 60
5 Uji Proximate Nilai kalor, Proximate Lab. Sucofindo Mendapatk-
moisture, ash Surabaya
content, Analyzer an nilai
volatile bahan uji
matter, dan
fixed carbon
6 Uji Ultimate Kandungan Ultimate Lab. Sucofindo Mendapatk-
unsur kimia Surabaya
dasar Analyzer an nilai
bahan uji
7 Uji SEM-EDX Kandungan SEM-EDX Lab. Sentral Mendapatkan
unsur kimia FMIPA UM
kandungan
unsur kimia
bahan uji
8 Pengujian Pola Thermograv- PT. Mendapatkan
dekomposisi Thermalindo
Thermogravime- imetry grafik TG
pembakaran Sarana
try bahan uji Analyzer Laboratoria dan DTG
3.7 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis dengan memadukan data kualitatif
dengan data kuantitatif. Hasil data kuantitatif yang berupa angka atau nominal akan
dilengkapi dengan data kualitatif berupa kata-kata. Data yang akan dianalisis
berdasarkan pengujian material/bahan uji yang telah dilaksanakan dijelaskan sebagai
berikut.
a. Hasil pengujian proksimat digunakan untuk mengetahui nilai kalor, moisture,
volatile matter, ash content, serta fixed carbon pada jamur sihir.

b. Hasil pengujian ultimat digunakan untuk mengetahui kandungan unsur kimia dasar
(karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), dan sulfur (S)) pada jamur sihir.

c. Hasil pengujian SEM-EDX digunakan untuk mengetahui kandungan


unsur/senyawa kimia yang terkandung pada jamur sihir.

d. Hasil pengujian thermogravimetry analysis digunakan untuk memberikan


gambaran penurunan massa pada jamur sihir terhadap perubahan temperatur dan
mengetahui besar nilai temperatur saat terjadi dekomposisi pembakaran jamur sihir.

e. Hasil pengujian thermogravimetry analysis digunakan untuk menghitung orde


reaksi pembakaran pada jamur sihir.
3.8 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan jenis
penarikan kesimpulan non-statistik. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada data yang dihasilkan dari proses
pengujian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai