0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan7 halaman
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian campuran eksperimen dan eksploratif untuk mengetahui pengaruh tingkat pemanasan terhadap dekomposisi jamur sihir. Metode ini melibatkan pengumpulan sampel, pengeringan, pengujian proksimat, ultimat, SEM-EDX, dan termogravimetri untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif tentang komposisi kimia jamur sihir.
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian campuran eksperimen dan eksploratif untuk mengetahui pengaruh tingkat pemanasan terhadap dekomposisi jamur sihir. Metode ini melibatkan pengumpulan sampel, pengeringan, pengujian proksimat, ultimat, SEM-EDX, dan termogravimetri untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif tentang komposisi kimia jamur sihir.
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian campuran eksperimen dan eksploratif untuk mengetahui pengaruh tingkat pemanasan terhadap dekomposisi jamur sihir. Metode ini melibatkan pengumpulan sampel, pengeringan, pengujian proksimat, ultimat, SEM-EDX, dan termogravimetri untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif tentang komposisi kimia jamur sihir.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian campuran Experimental Explorative. Penelitian eksperimen (Experimental Research) yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman, 1982). Menurut Latipun (2002) penelitian eksperimen merupakan penelitian dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi tersebut terhadap perilaku individu yang diamati. Hadi (1985) mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Berdasarkan pemaparan tersebut penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
Arikunto (2006) menjelaskam bahwa penelitian eskploratif (Explorative
Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Metode penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk mematakan suatu objek secara relatif mendalam atau dengan kata lain penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu dan dipakai manakala kita belum mengetahui secara persis dan specifik mengenai objek penelitian kita. Sugiyono (2007) menyatakan dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh spradley dalam Sugiyono (2007) dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu tempat, pelaku dan aktifitas. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua jamur sihir (Panaeolus cinctulus) yang diambil dari Peternakan Kuda Mega Star Indonesia tepatnya berada di Dusun Jalibar, Oro-Oro Ombo, Kota Batu. Adapun sampel yang digunakan merupakan jamur sihir yang diambil secara acak dari tempat tersebut. 3.3 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Variabel bebas berupa heating rate 10, 20, 30, dan 40°C/menit b. Variabel terikat berupa hasil dekomposisi pembakaran dan massa yang hilang dari dalam bentuk grafik TG (Thermalgravimetric). c. Variabel kontrol berupa aliran udara yang masuk ke dalam alat Thermografimetry analysis berupa oksigen (O2) 3.4 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Gambar 3.1 merupakan diagram alur penelitian yang akan dilakukan. Penelitian dimulai dengan cara mengumpulkan jamur sihir dari Peternakan Kuda Mega Star Indonesia. Proses selanjutnya mengeringkan jamur sihir menggunakan oven dengan temperatur 80—90°C selama 6 jam. Eceng gondok yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan dan disaring menggunakan penyaring mesh 60 sehingga menghasilkan serbuk eceng gondok kering yang siap diuji proksimat. Pengujian proksimat menghasilkan beberapa parameter diantaranya volatile matter, fixed carbon, ash content, calorific value, serta moisture. Nilai moisture yang diharapkan kurang dari 10%, apabila nilai tersebut melebihi batas yang diinginkan maka harus mengulangi dari proses pengeringan. Proses selanjutnya pengujian ultimat, uji SEM-EDX, serta uji termogravimetri (TG) dengan heating rate (HR) 10, 20, 30, dan 40 °C/menit. Uji ultimat menghasilkan nilai kandungan basic chemical elements (C, H, O, N, dan S), sementara uji SEM-EDX menghasilkan nilai kandungan chemical element, serta uji TG menghasilkan grafik TG. Hasil data pengujian tersebut dikompilasi kemudian dianalisis untuk menghasilkan kesimpulan tentang jamur sihir yang diteliti. Hasil data dari seluruh pengujian yang didapat pada penelitian ini selanjutnya digunakan untuk keperluan publikasi internasional. 3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Proximate dan Ultimate Perhitungan dalam pengujian proksimat memiliki beberapa prosedur yang berbeda sesuai dengan standar American Society and Testing Material (ASTM). Prosedur tersebut berupa perhitungan moisture (kadar air), ash content (kadar abu), volatile matter (zat terbang), dan fixed carbon (karbon tetap). Prosedur perhitungan tersebut akan menggunakan Persamaan 2.5 untuk menghitung moisture (kadar air), Persamaan 2.6 untuk menghitung ash content (kadar abu), Persamaan 2.7 untuk menghitung volatile matter (zat terbang), serta Persamaan 2.8 untuk menghitung fixed carbon (karbon tetap). Uji ultimat menggunakan beberapa prosedur yang sesuai dengan standar ASTM untuk menghitung nilai kandungan unsur kimia pada biomassa. Prosedur dilakukan berdasarkan pada Sub Bab 2.4.2 untuk mencari jumlah persentase C, H, N, S, Cl, F, Br, abu dan air. 3.5.2 SEM-EDX Pengujian SEM-EDX bertujuan untuk mengetahui karakteristik suatu material/bahan uji berdasarkan kandungan unsur kimianya. Informasi yang didapat dari hasil pengujian SEM-EDX adalah berupa Topografi yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya. Morfologi yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek. Komposisi yaitu data semi kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di dalam objek. Dan informasi kristalografi yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari butir-butir di dalam objek yang diamati. 3.5.3 Thermogravimetry Analysis (TGA) Analisa TGA banyak digunakan untuk mengkarakterisasi dan menentukan material. TGA dapat digunakan pada banyak industri seperti pada lingkungan, makanan, farmasi, petrokimia dan biasanya dengan evolved gas analysis. Kebanyakan pengujian TGA menggunakan sampel yang dialiri gas inert. Hal tersebut dilakukan agar sampel hanya bereaksi terhadap suhu selama dekomposisi. Saat sampel dipanaskan pada atmosfer inert proses terjadi suatu proses yang biasanya disebut pirolisis. Pirolisis merupakan dekomposisi kimia dari material organik dengan pemanasan saat tidak adanya oksigen atau reagen lainnya. Hasil dari pengujian TGA berupa grafik dimana grafik tersebut dianalisis untuk mengetahui reaksi dekomposisi pembakaran pada temperatur tertentu serta dapat menentukan kandungan air yang terdapat pada suatu material yang diuji. 3.6 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diawali dengan menyiapkan sampel uji. Sampel berupa jamur sihir (Panaeolus cinctulus) diambil dari Peternakan Kuda Mega Star Indonesia tepatnya berada di Dusun Jalibar, Oro-Oro Ombo, Kota Batu. Jamur sihir tersebut dikeringkan menggunakan oven dengan temperatur 75—85 °C selama 6 jam kemudian diblender dan disaring dengan ukuran mesh 60 dan ditimbang sesuai variabel yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan peralatan penelitian untuk melakukan proses pengujian. Pengujian sampel tersebut meliputi uji proksimat, uji ultimat, uji SEM-EDX, serta uji thermogravimetric. Berikut Tabel 3.1 pengumpulan data pada penelitian ini. Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data Indikator No Kegiatan Luaran Alat Tempat Pencapaian 1 Mengumpulkan Jamur sihir - Peternakan Jamur sihir jamur sihir Kuda Mega Star segar Indonesia 2 Mengeringkan Jamur sihir Oven Lab. Nano- Jamur sihir science TM UM jamur sihir kering kering 3 Menghaluskan Serbuk Blender Lab. Nano- Jamur sihir jamur sihir Jamur sihir science TM UM kering (ukuran ±0,5 ukuran ±0,5 mm) mm 4 Menyaring Serbuk Saringan Lab. Nano- Serbuk jamur sihir Jamur sihir Mesh 60 science TM UM jamur sihir dengan mesh 60 (mesh 60) ukuran mesh 60 5 Uji Proximate Nilai kalor, Proximate Lab. Sucofindo Mendapatk- moisture, ash Surabaya content, Analyzer an nilai volatile bahan uji matter, dan fixed carbon 6 Uji Ultimate Kandungan Ultimate Lab. Sucofindo Mendapatk- unsur kimia Surabaya dasar Analyzer an nilai bahan uji 7 Uji SEM-EDX Kandungan SEM-EDX Lab. Sentral Mendapatkan unsur kimia FMIPA UM kandungan unsur kimia bahan uji 8 Pengujian Pola Thermograv- PT. Mendapatkan dekomposisi Thermalindo Thermogravime- imetry grafik TG pembakaran Sarana try bahan uji Analyzer Laboratoria dan DTG 3.7 Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis dengan memadukan data kualitatif dengan data kuantitatif. Hasil data kuantitatif yang berupa angka atau nominal akan dilengkapi dengan data kualitatif berupa kata-kata. Data yang akan dianalisis berdasarkan pengujian material/bahan uji yang telah dilaksanakan dijelaskan sebagai berikut. a. Hasil pengujian proksimat digunakan untuk mengetahui nilai kalor, moisture, volatile matter, ash content, serta fixed carbon pada jamur sihir.
b. Hasil pengujian ultimat digunakan untuk mengetahui kandungan unsur kimia dasar (karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), dan sulfur (S)) pada jamur sihir.
c. Hasil pengujian SEM-EDX digunakan untuk mengetahui kandungan
unsur/senyawa kimia yang terkandung pada jamur sihir.
d. Hasil pengujian thermogravimetry analysis digunakan untuk memberikan
gambaran penurunan massa pada jamur sihir terhadap perubahan temperatur dan mengetahui besar nilai temperatur saat terjadi dekomposisi pembakaran jamur sihir.
e. Hasil pengujian thermogravimetry analysis digunakan untuk menghitung orde
reaksi pembakaran pada jamur sihir. 3.8 Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan jenis penarikan kesimpulan non-statistik. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada data yang dihasilkan dari proses pengujian tersebut.