Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS FISIKOKIMIA

KK Analisis Farmasi & Kimia Medisinal

Nama : Ade Septa Angreni


NPM : 211FF04022
Prodi : S1 MATRIKULASI FARMASI
Penentuan Panjang Gelombang Pengukuran Pada Spektrofotometri Ultraviolet

Ade Septa Angreni

S1 Ekstensi, Fakultas Farmasi, Universtas Bhakti Kencana

ABSTRAK

Beberapa metode analisis telah dikembangkan untuk menentukan kadar kafein, kalium dikromat
(K2Cr2O7), dan paracetamol diantaranya dengan metode spektrofotometri UV. Penetapan kadar
kafein, kalium dikromat (K2Cr2O7) dan paracetamol dianalisis dengan metode spektrofotometri
UV dengan melakukan penentuan panjang gelombang maksimal, pengukuran serapan sampel,
perhitungan kafein, kalium dikromat (K2Cr2O7) dan paracetamol dalam sampel. Data kadar
yang diperoleh dari masing-masing larutan adalah panjang gelombang maksimum, dan hasil
pengukuran absorbansi (atau transmitansi) senyawa obat dalam larutan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum adalah kafein 200 nm,
panjang gelombang kalium dikromat (K2Cr2O7) 350 nm dan paracetamol 243,25 nm. Hasil
pengukuran absorbansi (atau transmitansi) senyawa obat dalam larutan adalah kafein 69%T,
absorbansi (atau transmitansi) kalium dikromat (K2Cr2O7) 48%T dan absorbansi (atau
transmitansi) paracetamol 6,2207%T

Kata kunci ; spektrofotometri UV, panjang gelombang, kafein, kalium dikromat (K2Cr2O7), dan
paracetamol
Teori Pendahuluan:

Spektroskopi absorpsi molekular pada rentang cahaya ultraviolet dan cahaya tampak banyak
digunakan dalam penetapan kadar banyak senyawa organic dan anorganik. Karakteristik penting
dari metode spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak untuk penetapan kadar adalah:

1. Digunakan secara luas baik untuk senyawa organik maupun anorganik

2. Batas deteksi (dan batas kuantitasi) yang baik (10-4s.d. 10-5 M)

3. Selektivitas moderat sampai tinggi

4. Akurasi yang baik

5. Kemudahan dan kenyamanan akuisisi data (

Kafein merupakan salah satu alkaloid yang terkandung dalam kopi. Konsumsi kafein dalam
jumlah besar bisa berdampak pada kesehatan manusia. Kebiasaan orang-orang jamun dulu
minum kopi tradisional, maupun orang jaman sekarang minum kopi dengan berbagai varian
tentu akan berpengaruh pada kondisi kesehatan. Sehingga perlu diketahui kandungan kafein
dalam kopi (Freedman et al, 2012).

Kalium dikromat (K2Cr2O7) adalah padatan ion kristalin dengan warna merah-orange yang
digunakansebagai oksidator di berbagai bidang. Senyawa ini dapat dijumpai pada industri
penyamakan kulit, bahan celup untuk lukisan, hiasan pada porselin, percetakan,
photolithography, warna print, penjernian minyak kelapa, spon, baterai, depolarisator sel
kering, bahan petasan, bahan pembuatan korek api. Namun, kalium dikromat memiliki
dampak negatif terutama bagi internal tubuh (Dinata M, 2018).

Parasetamol (asetaminofen) adalah obat analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri) dan anti-piretik
(penurun panas atau demam) yang aman, efektif, dapat ditoleransi dengan baik, dan murah
dengan efek samping yang relatif sedikit bila digunakan pada dosis terapeutik yang dianjurkan.
Parasetamol pertama kali diperkenalkan pada tahun 1955 untuk aplikasi klinisnya dalam
menyembuhkan demam, sakit kepala dan rasa nyeri, kemudian sejak saat itu mulai banyak
digunakan secara luas hampir di seluruh dunia (Ibrahim, dkk, 2013).

1. Tujuan  
1.1 Kompetensi yang Dicapai :  

Mahasiswa mampu melakukan penentuan panjang gelombang serapan maksimum


(λmaks) sebagai panjang gelombang pengukuran pada penetapan kadar dengan metode
spektrofotometri ultraviolet.

1.2 Tujuan Praktikum :

Menentukan panjang gelombang serapan maksimum (λmaks) kafein, kalium dikromat


(K2Cr2O7), dan paracetamol sebagai panjang gelombang pengukuran pada penetapan
kadar kafein, kalium dikromat (K2Cr2O7), dan paracetamol dengan metode
spektrofotometri ultraviolet.

2. Prosedur Kerja

2.1 Untuk memahami transisi elektronik dan penyerapan optik, klik Simulator pertama.

2.2 Untuk melihat cara kerja alat spektrofotometer sinar UV, klik Simulator kedua.

2.3 Untuk mengetahui bagaimana pengukuran absorbansi (atau transmitansi) zat


berwarna dalam larutan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer, klik Simulator
ketiga dan lanjutkan sebagai berikut.

Klik di link berikut untuk melakukan eksperimen: https://mas-iiith.vlabs.ac.in/exp/uv-


visible-spectroscopy/simulation/expt1/mas_expt1.html

3. Alat

3.1 Spektrofotometer Shimadzu UV1800

3.2 Kuvet kwarsa


3.3 Peralatan gelas (beaker glass, labu takar, dll)

3.4 Laptop/Komputer

3.5 Tissu bahan yang lembut

3.6 Gelas bekker

3.7 Labu ukur

3.8 Pipet Tetes

4. Bahan

4.1 Kalum dikromat (K2Cr2O7)

4.2 Kafein

4.3 Paracetamol

4.4 Methanol Pro analis

5. Prosedur Kerja

5.1 Praktikum Simulasi Maya:

 Nyalakan instrumen dengan mengklik tombol daya dan tunggu selama 30


menit untuk inisialisasi instrumen.
 Siapkan dua larutan berikut: a) ~0,001 M kalium dikromat (K2Cr2O7) dan
b) ~ 5mg/L kafein dalam air suling. Berikut solusi ditampilkan pada dua
labu volumetrik. Seseorang dapat memilih solusi untuk pengukuran
dengan mengklik solusi yang diinginkan dari menu drop-down.
 Klik pada gelas untuk mengambil gelas yang bersih dan kering.
 Klik pada labu takar untuk menuangkan larutan ke dalam gelas kimia yang
bersih dan kering.
 Klik pada mikropipet untuk mengumpulkan jumlah larutan yang sesuai
dari gelas kimia. Dalam operasi nyata, seseorang menempelkan ujung
yang sesuai ke mikropipet dan mengatur skala ke volume yang diperlukan
sebelum mencelupkannya ke dalam larutan.
 Ambil kuvet dengan mengkliknya.
 Tuangkan larutan dari mikropipet ke dalam kuvet dengan mengklik kuvet.
Dalam pengukuran yang sebenarnya, kuvet diisi hingga sekitar dua pertiga
dari volumenya.
 Klik pada tutup spektrofotometer untuk membukanya.
 Klik pada kuvet untuk meletakkannya di tempat sampel. Seseorang harus
menggunakan air sebagai blanko sampel atau referensi dalam pengukuran
ini. Di sini spektrofotometer berkas ganda ditampilkan. Dalam hal ini,
seseorang dapat menempatkan sampel di tempat sampel (seringkali di
depan) dan bank sampel atau referensi di tempat referensi (sering di
belakang) secara bersamaan.
 Di layar, masukkan rentang panjang gelombang pemindaian spektral.
Untuk kafein: Mulai: 590 nm Akhir: 290 nm. Untuk K2Cr2O7: Mulai: 700
nm hingga akhir: 325 nm. Dalam operasi nyata, rentang panjang
gelombang cahaya datang untuk sampel dipilih dan pemindaian panjang
gelombang dijalankan melalui perangkat lunak komputer yang disertakan.
Seseorang dapat menjalankan pemindaian dalam mode absorbansi (A)
atau transmitansi (%T).
 Klik tombol hijau 'Mulai' pada layar pengaturan pengukuran untuk
menjalankan pemindaian panjang gelombang. Perhatikan pemindaian
panjang gelombang. Jika spektrofotometer adalah instrumen sinar tunggal,
maka sampel kosong atau referensi terlebih dahulu diambil dalam kuvet
dan pemindaian panjang gelombang dijalankan diikuti oleh sampel. Kita
harus mengurangi data referensi dari data sampel untuk panjang
gelombang masing-masing.
 Klik tombol Tutup saat pemindaian spektral selesai. Dalam operasi nyata,
data pindaian disimpan di komputer. Instrumen menyimpan data dan
karenanya meminta nama File Sampel. Satu memasukkan nama file untuk
menyimpan data.
 Ulangi pengukuran untuk sampel lain.
 Kumpulkan data dengan mengklik tab Data.
 Plot absorbansi (atau transmitansi) dari sampel vs panjang gelombang
untuk kedua sampel dan jika mungkin, overlay spektrum dari dua sampel.
 Tentukan panjang gelombang serapan maksimum untuk puncak utama
untuk kedua sampel.

5.2 Praktikum Nyata

 Nyalakan spectrophotometer uv, dan aktifkan mode PC


 Buka aplikasi UV Probe pada PC
 Atur menjadi mode Spectrum
 Atur rentang panjang gelombang 400-200 nm
 Masukkan larutan blanko (metanol p.a.) ke dalam sel, kemudian lakukan
baseline
 Masukkan larutan baku paracetamol 5 ug/mL ke dalam sel, kemudian
lakukan pemindaian panjang gelombang (wavelength scan)
 Klik icon “Peak pick” untuk mendapatkan data absorban semua puncak
pada spektrum
 Panjang gelombang yang menghasilkan absorban paling tinggi (Panjang
gelombang serapan maksimum) digunakan sebagai panjang gelombang
pengukuran dalam penetapan kadar paracetamol.

6. Hasil Pengamatan
Panjang Gelombang pada kaefin adalah 200 nm, dengan absorbansi 0,69 dari konsentrasi
5mg/L.
Sedangkan kalium dikromat adalah 350 nm, dengan absorbansi 0,48 dari konsentrasi
0,0001 M.
Dan untuk paracetamol adalah 243,25 nm, dengan absorbansi 0,62207 dari konsentrasi 5
ppm.

7. Perhitungan

7.1 Perhitungan untuk pembuatan larutan baku paracetamol


Data absorptivitas paracetamol dari UV and IR Spectra
E paracetamol dalam methanol = 850 
1%
1cm

A = 0,434 = E 1%
1cm .b .c 
0,434 = 850 .1 .c 
c = 0,434/850 
 = 0,00051g/100 mL 
 = 5100 ug/100 mL 
 = 5,1ug/mL → dibulatkan 5 ug/mL (5 bpj) 
2. Pembuatan larutan baku paracetamol 
Lakukan pengenceran bertingkat untuk membuat larutan baku
paracetamol 5 ug/mL:
a. Timbang seksama 50 mg paracetamol 
b. Larutkan dengan sedikit metanol p.a. sampai larut dalam beaker glass
c. Pindahkan ke dalam labu takar 50 mL, kemudian add dengan
metanol  p.a. sampai tanda (c = 1000 ug/mL) 
d. Pipet 1 mL larutan 1000 ug/mL, pindahkan ke dalam labu takar 10 
mL, kemudian add dengan metanol p.a. sampai tanda (c=10 ug/mL) e.
Pipet 5 mL larutan 10 ug/mL, pindahkan ke dalam labu takar 10 mL, 
kemudian add dengan metanol p.a. sampai tanda (c=5 ug/mL)
8. Pembahasan
Pada hasil data yang didapatkan adalah panjang gelombang maksimal kafein 200 nm,
absorbansi sebesar 0,69. Dengan konsentrasi yang di gunakan adalah 0,0005 % b/v dan lebar
kuvet 1 cm. Sehingga transmitan yang didapatkan sebesar 6,9%T dan absortivitas molar 1.380 £
%^-1 cm^-1.
Sedangkan hasil data yang didapatkan adalah panjang gelombang maksimal kalium
dikromat (K2Cr2O7) 350 nm, absorbansi sebesar 0,48. Dengan konsentrasi yang di gunakan
adalah 0,001 M dan lebar kuvet 1 cm. Sehingga transmitan yang didapatkan sebesar 4,8%T dan
absortivitas molar 480 M^-1 cm^-1.
Dan untuk paracetamol hasil data yang didapatkan adalah panjang gelombang maksimal
paracetamol 243,25 nm, absorbansi sebesar 0,62207. Dengan konsentrasi yang di gunakan
adalah 0,0005%b/v dan lebar kuvet 1 cm. Sehingga transmitan yang didapatkan sebesar
6,2207%T dan absortivitas molar 1.244,14 £%^-1 cm^-1.
Data yang di hasilkan hanya beberapa yang sudah benar. Dengan terbentuknya panjang
gelombang maksimal kalium berada pada rate yang di berikan yaitu 325-700, yaitu hasil panjang
gelombang kalium berada pada 350 nm. Sehingga untuk kalium sudah benar. Tetapi pada
paracetamol walaupun masih berada pada rate yang diberikan yaitu 200-400, panjang gelombang
yang terjadi masih bergeser. Dengan hasil larutan baku adalah 247 nm, sedangkan pada sampel
yang digunakan mendapatkan hasil 243,25 nm. Hal ini disebut dengan Pergeseran Hipsokromik;
merupakan pergeseran absorban ke daerah panjang gelombang yang lebih pendek karena adanya
substitusi atau efek pelarut.
Sedangkan untuk data yang dihasilkan kafein, panjang gelombang maksimum benar-benar tidak
berada pada rate yang dicantumkan yaitu 590-290 nm. Sedangkan panjang glombang maksimum
kafein yang didapat adalah 200 nm. Dan pada jurnal Pearson’s Chemical Analysis of Food, Egan
mengatakan yang di dapat rate panjang gelombang maksimum kafien berkisar antara 272-276
nm.
Panjang gelombang maksimum yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kondisi
alat yang di gunakan. Spektrofotometri UV adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas
sinar ultraviolet yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet memiliki energi yang cukup untuk
mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektroskopi UV
biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum
UV mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa
didapatkan dari spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Sinar
ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm. Spektrum UV maupun tampak terdiri
dari pita absorbsi, lebar pada daerah panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan terbaginya
keadaan dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul dalam subtingkat-subtingkat rotasi dan
vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi dari subtingkat apa saja dari keadaan dasar ke subtingkat
apa saja dari keadaan eksitasi. Karena berbagi transisi ini berbeda energi sedikit sekali, maka
panjang gelombang absorpsinya juga berbeda sedikit dan menimbulkan pita lebar yang tampak
dalam spektrum itu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai rentang panjang gelombang dari 100-
400 nm.
Kebanyakan penerapan spektrofotometri UV-Vis pada senyawa organik didasarkan n-π* ataupun
π-π* karena spektrofotometri UV-Vis memerlukan hadirnya gugus kromofor dalam molekul itu.
Transisi ini terjadi dalam daerah spektrum (sekitar 200 ke 700 nm) yang nyaman untuk
digunakan dalam eksperimen. Spektrofotometer UV-Vis yang komersial biasanya beroperasi dari
sekitar 175 atau 200 ke 1000 nm. Identifikasi kualitatif senyawa organik dalam daerah ini jauh
lebih terbatas daripada dalam daerah inframerah. Ini karena pita serapan terlalu lebar dan kurang
terinci. Tetapi, gugus-gugus fungsional tertentu seperti karbonil, nitro dan sistem tergabung,
benar-benar menunjukkan puncak yang karakteristik, dan sering dapat diperoleh informasi yang
berguna mengenai ada tidaknya gugus semacam itu dalam molekul tersebut. (Day & Underwood,
1986).
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai rentang panjang gelombang dari 100-400 nm.
Syarat detektor spektrofotometer Uv-Vis adalah memiliki sensitivitas tinggi sehingga daya
radiasi yang kecil dapat terdeteksi, memiliki waktu respon yang singkat, dan juga stabil.
Sinar UV tidak dapat di deteksi oleh mata, sehingga senyawa yang dapat menyerap sinar ini
terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna alias bening dan transparan. Oleh
karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent
tertentu. Bahkan sampel dapat langsung di analisa meskipun tanpa preparasi. Namun, sampel
keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau sentrifugasi. Prinsip dasar pada
Spektrofotometer adalah sampel harus jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid
maupun suspensi.
Spektrofotometer UV lebih simpel dan mudah dibanding spektrofotometer Visible, terutama
pada bagian preparasi sampel. Namun harus hati-hati juga karena banyak kemungkinan terjadi
interferensi dari senyawa lain selain alat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal
ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa (Day & Underwood, 2002).

9. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan adalah, menentukan panjang gelombang dari suatu senyawa
dengan menggunakan spektrofotometer UV sangat simple dan mudah, tetapi harus
memperhatikan bagaimana keadaan larutan sampel, absorbannya dan kebersihan alat yang
digunakan. Karena spektrofotometer UV dapat menimbulkan bias pada hasil analisanya. Untuk
pengujian kafein dapat diuji ulang dan dapat di uji menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
10. REFRENSl

http://www.greatreality.com/ColorAdd.htm

Amalia, Kiki Rizqi, and Maria Ulfah. "Perbandingan Metode Spektrofotometri Ultraviolet (Uv)
Dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt) Pada Penetapan Kadar Natrium
Diklofenak." Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik (2011): 48-57.
Dr. Aiyi Asnawi, M.Si. “PANDUAN PRAKTIKUM VIRTUAL ANALISIS FISIKOKIMIA”.
Fakultas Farmasi, UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA. 2021.
Egan, Harold, Ronald S. Kirk, and Ronald Sawyer. Pearson's composition and analysis of foods.
Longman, 1981.
Freedman, Neal D., et al. "Association of coffee drinking with total and cause-specific
mortality." N Engl J Med 366 (2012): 1891-1904.
Underwood, A. L., and R. A. Day. "Analisis Kimia Kuantitatif." Jakarta: Erlangga (2002).

Day Jr, R. A., Arthur Louis Underwood, and Aloysius Hadyana PUDJAATMAKA. "Analisis
kimia kuantitatif." (1986).
Dinata M, Soehardi F. 2018. Factor Analysis of Physics Chemistry Waters that Affects
Damage Safety Cliff on the Outskirts of River Siak. EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA19:46-9.https://doi.org/10.24036/eksakta/vol19-iss2/143
Drs. I Wayan Suarsa, M.Si. SPEKTROSKOPI. Universitas Udayana. 2015

Ibrahim, T., Agnihotri, S., Agnihotri, A.K., 2013, Paracetamol Toxicity-An Overview.
Emergency Med, Vol. 3: 158.
Susanti, Hari, Nisa Putri Mujaadillah Araaf, and Aprilia Kusbandari. "Perbandingan Metode
Spektrofotometri UV Dan HPLC pada Penetapan Kadar Kafein dalam Kopi." Majalah
Farmasetika 4 (2020): 28-33.
Tugas tambahan untuk laporan :

1. Jelaskan hubungan panjang gelombang (nm) dengan energy dari suatu senyawa obat !

Jawaban: Atom membutuhkan energy saat berpindah, maka itu adalah sifat suatu molekul
sehinggah dapat mempengaruhi senyawa obat. Energi yang dibutuhkan semakin besar saat
berpindah maka panjang gelombangnya semakin kecil. Begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai