Anda di halaman 1dari 21

UJI AKTIVITAS, TOKSISITAS DAN ANTIOKSIDAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethalty Test) DARI MIYAK SERAI WANGI

(Cymbopongon nardus L. Rendle) YANG DIEKSTRAKSI MENGGUNAKAN METODE MIKROWAVE-ASSISTED


HYDRODISTILLATION

RISFAN QAIMUDIN

NIM F1C116111
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Minyak serai
Minyak serai wangi
wangi
(Cymbopogon Nardur
(Cymbopogon Nardur L.
L.
Randle
Randle
Manfaat Tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)

Infeksi pada lambung, usus,


saluran kandung kemih

Menyembuhkan luka, pelarut Menghibisi agregasi


kentut, penambah nafsu makan, platelet, antikonvusan,
obat pasca bersalin, penurun panas,
dan kejang (antispasmodic). penurun tekana darah, dan
(Kurniawati, 2010) vaserelaksan.

Pengencer dahak, obat


kumur, peluruh keringat,
dan penghangat badan.

Granil butirat, lomonen,


eugenol, metileugenol, dan
granial. (PT Deherba
Graniol, metil heptenon,
Indonesia 2015)
terpen-terpen, asam-asam
organik, dan sitronelal
Kandungan kimia serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)

Granil asetat
Sitral, Elemol, kadinol, kadinen,
sitronela sitronelo vanillin, kamfen.
graniol
l l 3-8%

30-45% 11-15% 65-90%

vanilin

2-4%

Sitronelil asetat eugenol limonen


Sastrohamidjojo (2007)
Standar mutu minyak serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)

Tabel 1. Standar mutu minyak serai wangi Indonesia berdasarkan sifat kimia

Tabel 2. Standar mutu minyak serai wangi

Sumber : SNI 06-3953-1995


Toksisitas Metode Meyer terhadap Larva Udang A. salina Leach

Toksisitas adalah sejauh mana agen memiliki Tindakan destruktif


spesifik pada sel-sel tertentu. Salah satu metode awal untuk uji toksisitas
adalah Brie Shrimp Lethality Test (BSLT) (Mayer et al., 1982)
LC50 digunakan untuk menghitung tingkat kematian artemia
mengingat susunan pencernaannya yang tida rumit sensitifitas yang cukup
tinggi (Lu, 1995)
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
menurut Mayer, dkk., (1982), salah satu uji
bioaktivitas yang mudah, cepat, murah dan akurat
yaitu dengan menggunakan larva udang Artemia
Salina Leach. Di kenal dengan istilah Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT).
Uji ini merupakan Uji pendahuluan untuk
mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa
salah satunya adalah anti kanker (Hamburger &
Hostetman, 1991).

larva A. salina yang baik di gunakan


untuk uji BSLT adalah yang beumur 48 keunggulan penggunaan larva udang A.
jam. Sebab jika lebih dari 48 jam salina untuk uji BSLT ialah sifatnya yang
dikhawatirkan kematian Artenia Salina peka terhadapbahan uji, waktu siklus hidup
bukan disebabkan toksisitas ekstak yang lebih cepat, mudah di biakkan dan
melaikan oleh terbatasnya persediaan harganya yang murah.
makanan (Mayer, dkk., 1982)
Microwave Assisted Extraction (MAE)

Mikrowave merupakan metode alternatif untuk


pemanas konvensional dan metode ini telah banyak di
gunaka karena efisiensi pemanasan tinggi dan
pengoperasian yang mudah. Keuntungan dari teknologi
berbasis mokrowave yaitu dapat membantu pengurangan
prosos kebutuhan energi, seraham dan pengolahan selektif
dan kemampuan untuk memulai dan menghentikan proses
seketika (Ingole, 2015)
Gas Chromatography/Mass Spectrometry (GC-MS)

kromatografi gas merupakan salah satu Teknik pemisahan dimana


solute yang mudah menguap dan stabil terhadapa panas pemindah melalui
kolom sebagai fase diam dengan kecepatan tertentu (pamuji, 2013).

kromatografi gas (GC) berfungsi memisahkan molekul menjadi


beberapa komponen, sedangkan spekrometri massa (MS) berfungsi untuk
mendeteksi masa molekul masing-masing komponen yang telah disiapkan
pada system kromatografi gas. Hasil kromatografi gas diperoleh informasi
jumlah senyawa dan struktur senyawa yang teridentifikasi (Istiqomah,
2020)
2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl DPPH

Larutan DPPH berperan sebagai radikal bebas


yang bereaksi dengan senyawa antioksidan
sehingga DPPH akan berubah menjadi 2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl yang bersifat non-
radikal.

Parameter yang di gunakan untuk menghitung


aktivitas antioksidan adalah LC50 (Inhibition
Concentration 50). Semakin kecil LC50 maka
semakin besar antioksidannya. (Rosahdi et al.,
2015)
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1. Bagaimana peangaruh yeld dari metode destilasi


menggunakan metode konvensional dan microwave
2. Bagaimana aktivitas minyak serai wangi yang di
peroleh mengunakan metode mikrowave

1. Mengetahui pengaruh yeld dari metode destilasi


menggunakan metode konvensional dan microwave
2. Aktivitas minyak serai wangi yang diperoleh
menggunakan metode mikrowave
METODE PENELITIAN
WAKTU DAN TEMPAT
Prosedur Penelitian

Preparasi sampel

Pencucian hingga Dibolak balik daun


Dikeringkan diruang
pencecahan daun dan dan batang setiap 6
terbuka
batang serai jam
Instalasi alat Penyulingan Metode Mikrowave-Assisted Extraction (MAE)

Ditimbang sampel
500 g

Dimasukan
kedalam tempat
sampel

Dimasukan air Dilakukan


Dilakukan proses Destilat Dilakukan proses
secukupnya penimbangan
penyulingan ditampung dibotol anilasa yang lebih
didalam pemanas destilat yang di
selama 120 menit sampel lanjut
air proleh
Rankaian alat mikrowave Penyulingan Metode Mikrowave-Assisted Extraction (MAE)

Takar minyak serai wangi


kedalam Erlenmeyer
sebanyak 300 mL

Dimasukan dalam
mikrowave

Minyak serai yang di Masing-masing minyak


Didekstruksi pada Prosedur diulangi serai wang yang
hasilkan kemudian Minyak serai
daya 600 watt hingga minyak diproleh dimurnikan
di simpan di toples dengan metode wangi kental
selama 100 menit pada suhu ruang serai habis
destilasi mikrowave
Uji toksisitas dengan Metode Brine Shrimp Lethality test (BSLT)

Penetasan larva
udang

larva udang
masukkan ke
dalam gelas
kimia 100 Ml

Siapkan lampu

Kemudian
Suhu air selama masukkan ± 50- Pastiak lampu
masukkan air
proses penetasan 100 mg telur dinyalakan
laut kedalam
25-30°C udang selama 48 jam
wadah
Uji toksisitas dengan Metode Brine Shrimp Lethality test (BSLT)

Pembuatan larutan
uji

Menimbang
masing-masing
fraksi dan senyawa
isolat ± 4 mg

Menghasilkan kemudian dibuat variasi


larutkan dengan 10
konsentrasi 2000 konsentrasi 1000 μg/mL, 500
µL DMSO dan
μg/mL larutan μg/mL, 100 μg/mL dan 10 μg/mL
1990 µL air laut
induk dalam air laut
Uji toksisitas dengan Metode Brine Shrimp Lethality test (BSLT)

Pengujian sampel

Memipet 100 µL
air laut
mengandung larva
udang 10-11 ekor

masukkan dalam
wadah uji
(mikroplate)

Masukkan larutan dibiarkan selama 24 jam


uji sebanyak 100 dilakukan triplo dan hitung jumlah larva
µL yang mati dan larva hidup
Uji antioksidan terhadap radikal DPPH (Chow et al., 2003)

Pembuatan larutan
DPPH (BM394,32)

Siapkan 3,942 mg
serbuk DPPH

larutkan dengan
metanol 100 µL

Kemudian tutupi
Konsentrasi larutan Simpan di tempat
larutan dengan
DPPH 1 mM yang gelap
aluminium foil
Uji antioksidan terhadap radikal DPPH (Chow et al., 2003)

Pengujian aktivitas
antioksidan

Siapkan tabung
reaksi yang telah
berisi 2000 µL
larutan uji

500 µL larutan
DPPH 1 mM

Kocok selama 30
Kemudian mengukur serapan masing antioksidan diukur
menit hingga
masing larutan uji pada panjang sebagai penurunan
homogen dan
gelombang 515 nm menggunakan serapan larutan
diinkubasi pada
spektrofotometer UV-Vis. DPPH
suhu 37ºC

Anda mungkin juga menyukai