Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DUSUN MATEKKO DESA PACCING KEC.
AWANGPONE KAB. BONE

DISUSUN OLEH

KELOMPOK III

SARIFUDDIN
PUTRIANI
SELFI WATI
HASMITA
EKAWATI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES GUNUNG SARI MAKASSAR
2022
ii
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta, wahai Dia
yang karena-Nya terlepas simpul kesulitan, wahai Dia yang dari-Nya diperoleh
jalan keluar menuju jalan keselamatan, yang telah menganugerahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya kepada kelompok 3 sehingga “Laporan Praktik Profesi Ners
Stikes gunung sari makassar Asuhan keperawatan komunitas di dusun
matekko desa paccing kec. Awangpone Kab. Bone” ini dapat terselesaikan
walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Semoga Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada hambah-Nya
yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam, sang revolusioner dunia sejati
yang telah mengantarkan kita dari pengetahuan klasik sampai kepada
pengetahuan modern yaitu Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Segala kesempurnaan di dunia ini hanyalah milik Allah SWT semata dan
dengan rendah hati, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan komunitas
ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik, saran dan sanggahan yang
bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan
komunitas ini. Besar harapan penyusun dengan adanya laporan komunitas yang
sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan membantu penyusun untuk
menyempurnakan laporan komunitas ini. Aamiin…!!!

Bone, 13 februari ,2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. Manfaat.........................................................................................................4
D. Ruang Lingkup.............................................................................................4
E. Metode Penulisan.........................................................................................5
F. Sistematika Penulisan...................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................6
A. Pelayanan Kesehatan Utama........................................................................6
B. Konsep Keperawatan Komunitas.................................................................8
C. Rencana Keperawatan................................................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.........................................15
A. Pengkajian..................................................................................................15
B. Rencana Keperawatan................................................................................57
C. Diagnosis Sementara..................................................................................58
D. Prioritas Masalah........................................................................................58
E. Pembobotan................................................................................................58
F. Diagnosa.....................................................................................................60
G. Planing Of Action.......................................................................................61
H. Implementasi..............................................................................................64
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................66
A. Kesimpulan.................................................................................................66
B. Saran...........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di
dusun matekko desa paccing
Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Hubungan
Keluarga Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keadaan
Fisik Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penghasilan
Tabel 2.9 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tabungan
Tabel 2.10 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Status kepemilikan
Rumah
Tabel 2.11 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tipe Rumah
Tabel 2.12 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tipe Lantai Rumah
Tabel 2.13 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Rumah Yang
Memiliki Jendela Disetiap Kamar
Tabel 2.14 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jendela Rumah
Tabel 2.15 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jendela Dibuka Setiap
Hari
Tabel 2.16 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pencahayaan Dalam
Rumah
Tabel 2.17 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak Rumah
Tabel 2.18 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Halaman Rumah
Tabel 2.19 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Lokasi Halaman
Rumah
Tabel 2.20 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan
Pekarangan Rumah
Tabel 2.21 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Luas
Rumah Tabel 2.22 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan

v
Sumber Air

vi
Tabel 2.23 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Air Minum Yang
Dimasak
Tabel 2.24 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Untuk
Mandi dan Mencuci
Tabel 2.25 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak Sumber Air Dari
Septick Tank
Tabel 2.26 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Penampungan
Air Sementara
Tabel 2.27 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat
Penampungan Air
Tabel 2.28 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Air
Penampungan Air
Tabel 2.29 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jentik Dalam
Penampungan Air
Tabel 2.30 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Dimana Keluarga
Membuang Sampah
Tabel 2.31 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Sampah
Tabel 2.32 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keadaan Tempat
Sampah
Tabel 2.33 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak Tempat Sampah
Dari Rumah
Tabel 2.34 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sampah Dari Rumah
Tabel 2.35 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Keluarga
BAB dan BAK
Tabel 2.36 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban yang di
gunakan
Tabel 2.37 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pembuangan Air
Limbah
Tabel 2.38 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Saluran
Pembuangan

vi
i
Tabel 2.39 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Kandang
Ternak
Tabel 2.40 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Letak Kepemilikan
Kandang
Tabel 2.41 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Kandang
Ternak
Tabel 2.42 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sarana kesehatan
terdekat
Tabel 2.43 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sarana Kebiasaan
keluarga meminta tolong saat sakit
Tabel 2.44 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sarana Kebiasaan
keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan
Tabel 2.45 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber pendanaan
kesehatan keluarga
Tabel 2.46 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Transportasi ke
pelayanan kesehatan
Tabel 2.47 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak rumah dengan
sarana kesehatan
Tabel 2.48 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penyakit yang dialami
selama 6 bulan terakhir
Tabel 2.49 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah terdapat
pasangan usia subur
Tabel 2.50 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Bila ya apakah
menjadi akseptor KB
Tabel 2.51 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan jenis KB yang dipakai
Tabel 2.52 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Bila tidak alasannya
Tabel 2.53 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ibu Hamil

vii
Tabel 2.56 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Trimeseter Kehamilan
Tabel 2.57 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Kehamilan
Tabel 2.58 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia Ibu
Tabel 2.59 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Memeriksa Kehamilan
Tabel 2.60 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemeriksaan Berapa
Kali
Tabel 2.61 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Bila tidak
Memeriksakan Kehamilan
Tabel 2.62 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemeriksaan Suntik
TT
Tabel 2.63 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemeriksaan Suntik
TT Bila Ya Berapa Kali
Tabel 2.64 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluhan Ibu
Tabel 2.65 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Rencana
Melahirkan Tabel 2.66 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Buteki
Tabel 2.67 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Buteki Bila Ya Lama
Menyusui
Tabel 2.68 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Buteki Bila Tidak
Alasannya
Tabel 2.69 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ibu Menyusui
Tabel 2.70 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah Ada Anggota
Keluarga yang Berusia Balita
Tabel 2.71 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah Setiap Bulan
Balita Dibawah Ke Posyandu
Tabel 2.72 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah Balita Sudah
di Imunisasi
Tabel 2.73 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Imunisasi
Tabel 2.74 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Bila Tidak di
Imunisasi Apa Alasannya
Tabel 2.75 Distribusi dan Frekuensi Penduduk Berdasarkan Dalam Keluarga
Mempunyai Anak Sekolah/Remaja

viii
Tabel 2.76 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jika Ya, Usia Anak
Saat Ini
Tabel 2.77 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Anak
Tabel 2.78 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kegiatan Anak di Luar
Sekolah
Tabel 2.79 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah Ada Anak
Yang Menderita Penyakit
Tabel 2.80 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jika Ya, Sudahkah
Berobat di Dusun Matekko Desa Paccing
Tabel 2.81 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jika Sudah, Berobat
Dimana
Tabel 2.82 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Anak
Remaja
Tabel 2.83 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah ada anggota
keluarga yang berusia lanjut >60 tahun
Tabel 2.84 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah lansia
memiliki keluahan penyakit
Tabel 2.85 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jika ya, jenis
penyakitnya
Tabel 2.86 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Upaya yang telah
dilakukan
Tabel 2.87 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penggunaan waktu
senggang pada lansia
Tabel 2.88 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah ada posyandu
lansia di daerah tempat tinggal saudara
Tabel 2.89 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jika ya, apakah lansia
ikut posyandu lansia tersebut
Tabel 2.90 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jika tidak, alasanya

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbicara mengenai kesehatan tentunya kita tidak terlepas dari definisi


klasik WHO tentang kesehatan yaitu “Keadaan sempurna baik fisik, mental
dan sosial dan tidak sedang menderita sakit atau kelemahan”. Mengapa WHO
memasukkan istilah sosial? Sosial berarti “Hidup bersama dalam kelompok
dengan situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang lain”. Kesehatan
yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas, yang
lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Efendi, 2016).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannyadalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Perawat sebagai
orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi
yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Sehat secara sosial meupakan hasil dari interaksi positif di dalam
komunitas. Kesehatan manusia berubah-ubah bergantung pada stressor yang
ada dan kemampuannya untuk mengatasi masalah serta memelihara
homeostasis. Setiap manusia mempunyai rentang yang terdiri dari dua kutub
yaitu keadaan sehat optimal dan keadaan sakit (Efendi, 2016).
Asuhan keperawatan komunitas merupakan pelayanan kesehatan
terhadap klien baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
diberikan secara holistik (bio-psiko-sosio-spiritual) bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif, preventif, tanpa

1
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan komunitas sebagai
mitra dalam menyelesaikan masalah (Sinaga, 2021 ).
Definisi sehat terkini yang dianut oleh beberapa negara maju seperti
Kanada yang mengutamakan konsep sehat-produktif, sehat adalah sarana atau
alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya kesehatan harus diarahkan
untuk dapat membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang cukup agar
bisa hidup produktif. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah.
Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan
merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
perkapita (Efendi, 2016).
Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang memiliki
peran penting dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal maka diperlukan upaya
dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat
dan daerah. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub sistem
upaya kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). UKM terutama
diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peran serta aktif masyarakat dan
swasta, sedang UKP dapat diselenggarakan oleh masyarakat, swasta dan
pemerintah. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh,
terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional
dan bermutu (Efendi, 2016).

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek keperawatan komunitas mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas melalui tahap
proses keperawatan: pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan,
implementasi dan evaluasi keperawatan, dengan fokus klien individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek asuhan keperawatan komunitas di
Kelurahan Tompo Balang, mahasiswa mampu:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi.
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta
peningkatan kesehatan komunitas.
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan.
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas.
f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.
h. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan
keperawatan komunitas.

3
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai
upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi tentang
kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Paccing Provinsi Sulawesi Selatan guna membantu program
kesehatan pada masyarakat.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktek Keperawatan Komunitas yang dilakukan
Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XI Stikes Gunung Sari Makassar selama 8
minggu (07 Februari 2022 s/d 31 Maret 2022 )
berlokasi di Dusun Matekko Desa Paccing Kec Watangpone Kab. Bone .

4
E. Metode Penulisan
Penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan komunitas ini
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi literatur, dengan membaca dan mempelajari buku serta makalah yang
berhubungan dengan keperawatan komunitas.
2. Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada warga dan
pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
kuesioner/format pengkajian komunitas.
3. Observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap pola perilaku atau
kebiasaan yang terkait dengan kesehatan warga di lingkungan
4. Winshield survey, dengan mengamati secara sekilas keadaan Masyarakat
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan
komunitas ini adalah sebagai berikut :
1. Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode
serta sistematika penulisan laporan hasil praktek komunitas.
2. Bab II. Tinjauan Teoritis
Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep teori pelayanan kesehatan
utama, konsep keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan komunitas.
3. Bab III. Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas
Pada bab ini akan diuraikan tentang kegiatan-kegiatan mahasiswa selama
menjalankan proses asuhan keperawatan dimulai dari tahap persiapan,
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi
4. Bab IV. Penutup
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran
5. Daftar Pustaka
6. Lampiran- lampiran

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pelayanan Kesehatan Utama
1. Primary Health Care (PHC)
Adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode
dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum,
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
hidup mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dam menentukan
nasib (Widagdo, 2016).
2. Tujuan Primary Health Care
Tujuan umum Primary Health Care adalah mendapatkan
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga akan
dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan,
sedangkan yang menjadi tujuan khusus adalah berikut ini. (widagdo, 2016)
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani.
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Fungsi Primary Health Care
Hendaknya harus memenuhi fungsinya sebagai berikut (Widagdo, 2016).
a. Pemeliharaan kesehatan.
b. Pencegahan penyakit.
c. Diagnosa dan pengobatan.
d. Pelayanan tindaklanjut.
e. Pemberian sertifikat.

6
4. Elemen Primary Health Care
Elemen-elemen PHC Sebagai Berikut (Widagdo, 2016).
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya.
b. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
d. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB.
e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama.
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat.
g. Pengobatan penyakit umum danrudapaksa.
h. Penyediaan obat-obat essential
5. Ciri-ciri Pelaksanaan Primary Health Care
Ciri-ciri pelaksanaan phc sebagai berikut (Widagdo, 2016)
a. Pelayanan yang utama dan dekat dengan masyarakat.
b. Pelayanan yang menyeluruh.
c. Pelayanan yang terorganisasi.
d. Pelayananyang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat.
e. Pelayanan yang berkeseninambungan.
f. Pelayanan yang progresif.
g. Pelayanan yang berorientasi pada keluarga.
h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja.
6. Tanggung Jawab Perawat Dalam Primary Health Care
Tanggungjawab perawat dalam PHC adalah (Widagdo, 2016)
a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri
pada masyarakat.
d. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas pelayanan
kesehatan dan kepada masyarakat.
e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat

7
B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga
dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau)
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan
perilaku care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat
terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai mitra
dalam pemberian pelayanan keperawatan (Akbar, 2019).
Keperawatan Komunitas adalah Pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Nofita Veronika, Asti Nuraeni, 2017).
Perawatan komunitas adalah menyeluruh, mampu berfungsi
sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, mampu
berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan masalah
kesehatan pada masyarakat tersebut (Priyoto, 2018).
Perawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat(Akbar, 2019).
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan
kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, praktiknya memerlukan
acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam

8
kebutuhan dasar komunitas.Banyak konseptual model keperawatan
dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari
Betty Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk
mengatasi masalah kesehatan (Akbar, 2019).
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara
kesehatan secara mandiri (self care) (Efendi & Makhfudli, 2015).
3. Sasaran Kesehatan Komunitas
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang
tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil.
Fokus Keperawatan komunitas adalah keluarga, karena keluarga
merupakan satu kesatuan unit yang berfungsi, artinya keluarga dapat
mempengaruhi keluarga-keluarga lain dalam berbagai macam problem
kesehatan (Nofita Veronika, Asti Nuraeni, 2017)

9
a. Sasaran keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk
rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko
tinggi (high risk group), dengan prioritas :
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesm dan jaringannya) dan belum mempunyai
kartu sehat
2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan
b. Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat
khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang
terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi
1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi
antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil,
Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu,
kelompok pekerja informal
2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara
lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas)
c. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang
rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah
kesehatan, diprioritaskan pada Masyarakat di suatu wilayah ( Dusun,
Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan
daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

10
4) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll)
5) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibat lainnya (Akbar, 2019)
4. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan
mengemblikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif (Efendi &
Makhfudli, 2015)
5. Strategi Keperawatan Komunitas
Strategi inervensi keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses Kelompok
b. Pendidikan kesehatan
c. Kerja sama (partnership) (Akbar, 2019)

11
C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara )optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,2015)
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan
menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan
umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas. Strategi
yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan
kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfatkan kebijaksanaan
pemerintah. (Efendi & Makhfudli, 2015)
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat
menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara
berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode
proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai
berikut : (Akbar, 2019)
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya mengumpulkan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan. Keperawatan komunitas sebagai suatu
bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan

12
kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan
utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara )optimal, sehingga mampu mandiri
dalam upaya kesehatan (Mubarak,2015)
ang dihadapi oleh masyarakat maupun indidvidu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi maupun spritual dapat ditentukan (Mubarak, 2015).
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Analisa data adalah Kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2015).
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin
terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada.Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2015).
3. Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah:
a. Lakukan penyuluhan kesehatan
b. Lakukan pemeriksaan kesehatan gratis (Mubarak, 2015).

13
4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhan keperawatan harus bekerjasama dengan angota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2015).
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguanpenyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatankesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguanpenyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhankomunitas
5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2015). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATN KOMUNITAS
A. Penkajian
1. Data inti
a.Sejarah
yang diperoleh dari Puskesmas Paccing selama 1 minggu terakhir
didapatkan 3 jenis masalah yaitu Diabetes Mellitus sebanyak 7 kasus, Rematik
sebanyak 4 kasus dan Hipertensi sebanyak 1 kasus.
Dari data tersebut maka dilakukan pendataan di wilayah kerja
Puskesmas Paccing yaitu di Dusun Matekko Desa Paccing kecemaran
Awangpone kabupaten Bone , Sulawesi Selatan dengan hasil sebagai berikut :
b. Data Demografi
Dari data yang didapatkan pada saat pendataan, tahun 2022,
Jumlah Kepala Keluarga di Dusun Matekko Desa Paccing Kecematan
Awangpone Kabupaten Bone. Provinsi Sulawesi Selatan adalah
sebanyak 70 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 298 jiwa dengan
perincian menurut jenis kelamin sebagai berikut:
1) Laki-laki : 150 jiwa
2) Perempuan : 148 jiwa
c. Jumlah kepala keluarga : 104 kepala keluarga.
d. Jumlah penduduk : 345 jiwa.
e. Jumlah kepala keluarga yang terdata : 70 Kepala Keluarga.
f. Jumlah penduduk yang terdata : 298 jiwa

15
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone Kab. Bone
No. Jenis Kelamin Frequency Percent
1. Laki-Laki 150 50.3
2. Perempuan 148 49.7
Total 298 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin di Dusun Matekko Desa paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
dari 298 (100%)jiwa dimana mayoritas penduduk berjenis kelamin Laki-
Laki sebanyak 150 jiwa (50,3%), dan jumlah penduduk Perempuan
sebanyak 148 jiwa ( 49,7 %)

Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia di Dusun Matekko
Desa Paccing Kecematan Awangpone Kabupaten Bone.

Umur Frequency Percent


0-10 ( anak-anak) 30 10.1
11-20 ( Pra remaja) 51 17.1
21-25 ( Remaja) 73 24.5
26-35(Pra Dewasa) 42 14.1
36-50 ( Dewasa ) 39 13.1
51-60 ( Pra lansia 21 7.0
61-70 ( lansia ) 28 9.4
71-100 ( manula) 14 4.7
Total 298 100.0
Sumber : Data Primer februari 14
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang
terdata di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awang pone kab. Bone dari
298 jiwa (100%), dimana jumlah jumlah terendah berada pada manula 14
jiwa (4,7 %), dan jumlah terbanyak berada pada Remaja sebanyak 73 jiwa
(24.5%).

16
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone Kab. Bone

Pendidikan Frequency Percent


Tidak Sekolah 22 7.4
SD 174 58.4
SMP 30 10.1
SMA 46 15.4
Sarjana 8 2.7
Tidak Tamat 18 6.0
SD
Total 298 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2022
Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone dari 298 jiwa (100 %) yaitu jumlah tingkat
pendidikan terbanyak adalah SD yaitu 178 jiwa (58,4%) dan tingkat
pendidikan paling sedikit adalah sarjana yaitu 8 jiwa (2,7%)
Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone Kab. Bone
Pekerjaan Frequency Percent
Petani 49 16.4
Wiraswasta 39 13.1
IRT 69 23.2
Tidak Bekerja 81 27.2
Pelajar 49 16.4
Buruh 5 1.7
Nelayan 1 .3
Supir 1 .3
Peternak 1 .3
Guru 1 .3
Karyawan 1 .3
Pedagang 1 .3
Total 298 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan pekerjaan di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone
Kab. Bone dari 298 jiwa (100 %) dimana jumlah pekerjaan terbanyak adalah
IRT sebanyak 69 jiwa ( 23.2%) dan jumlah pekerjaan paling sedikit adalah
nelayan, supir, peternak, Guru, Karyawan, pedagang berjumlah masing 1
jiwa masing ( .3%)
17
Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penyakit yang dialami
selama 6 bulan terakhir Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone
No Penyakit yang dialami selama 6 Frequency Percent
bulan terakhir
1. Batuk Pilek 9 12.9
2. Lain-Lain 61 87.1
Total Total 70
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.1.5 menunjukkan bahwa penyakit yang di alami
selama 6 bulan terakhir di Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone mayoritas memiliki penyakit lain-lain seperti
demam, flu. yaitu 61 keluarga (87,1%), Batuk Pilek yaitu 9 keluarga
(12,9%)

Tabel 1.6
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan jenis Penyakit pada
lansia Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Jenis penyakit lansia Frequency Percent

1. Hipertensi 17 24.3

2. Rheumatik 6 8.6

3. Dm 2 2.9
Tidak memiliki lansia
4. 45 64.3
Total 70 100.0

Sumber : Data Primer februari 2022


Berdasarkan tabel 1.6 menunjukkan bahwa penyakit yang di alami
lansia Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
mayoritas memiliki penyakit dipertensi yaitu 17 lansia (68.0%) Rheumatik
6 Lansia (24.0%) sedangkan penderita Dm 2 lansia ( 8.0%).

18
c. Nilai dan keyakinan
Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone Kab. Bone
No. Agama Frequency Percent
1. Islam 298 100
Total 298 100
Sumber : Data Primer februari 14
Berdasarkan tabel 1.7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan agama di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone Kab.
Bone dari 298 jiwa (100 %) yaitu seluruhnya beragama islam sebanyak 298
jiwa (100%)

d. Suku dan budaya


Tabel 1.8
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan suku dan budaya di
Dusun Matekko Desa Paccing, Kec. Awangpone Kab. Bone
N0 Suku Frequency Percent
1. Bugis 298 100.0
Total 298 100
Sumber : Data Primer februari 14
Berdasarkan tabel 1.8 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan suku dan budaya di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awanpone Kab. Bone dari 298 jiwa (100 %) yaitu seluruhnya masyarakat
ber suku bugis 298 jiwa (100%)

2. Subsistem
a. lingkunga Fisik
1.status kepemilikan rumah
Table 2.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Status kepemilikan
Rumah di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone Kab. Bone
No Rumah Frequency Percent
1 Numpang 29 41.4
2 Milik Sendiri 37 52.9
3 Sewa 4 5.7
Total 289 100
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.1 menunjukkan bahwa rata-rata penduduk di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone Kab. Bone memiliki rumah yang
19
berstatus Milik Sendiri 37 keluarga (52,9%) dan keluarga yang berstatus
menyewa sebanyak 4 keluarga (5,7%)

Table 2.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tipe Rumah di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone kab. Bone
Tipe Rumah Frequency Percent
Permanen 29 41.4
Semi Permanen 37 52.9
Tidak Permanen 4 5.7
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer Februari 2022
Berdasarkan table 2.2 menunjukkan bahwa rata-rata penduduk di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone dimana jumlah
terbanyak memiliki rumah yang Bertipe Semi Permanen sebanyak 37 rumah
( 41.4%) dan terendah Tidak permanen 4 rumah 5,7%)

Table 2.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pencahayaan Dalam
Rumah di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Pencahayaan Dalam Frequency Percent
Rumah
1 Terang 38 54.3
2 Remang-remang 32 45.7
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.3 menunjukkan bahwa terdapat keluarga yang
memiliki pencahayaan rumah di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone . yang memiliki pencahayaan remang 32 rumah
( 45.7%) dan jumlah yang memiliki penhayaan terang sebanyak 38 rumah
( 54.3%) dari total jumlah keluarga yang terdata di Dusun Matekko Desa
Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone.

Table 2.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Air di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
N Sumber Air Frequency Percent
o
1 Sumur 62 88.6
2 Bor 8 11.5
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
20
Berdasarkan table 2.4 menunjukkan tipe rumah di Dusun Matekko
Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone kebanyakan masyarak
mengkomsumsi air dari sumur yaitu 62 rumah (88.6%) dan yang
mengkomsumsi air dari Bor yaitu 8 rumah ( 11.5%)
Table 2.5
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Air Minum Yang
Dimasak di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Sumber Air Minum Frequency Percent
1 Dimasak 67 95.7
2 Tidak 3 4.3
Total 70 100
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.5 menunjukkan tipe Air minum Dusun Matekko
Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone menunjukkan bahwa hampir
seluruh keluarga memasak air sebelum mengunakannya sebagai air minum
67rumah (95.7%) namun terdapat 3 (4.3%)

Table 2.6
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Untuk Mandi
dan Mencuci di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone
Kab. Bone
No Air Mandi Mencuci Frequency Percent
1 Sumur 62 88.6
2 Bor 8 11.5
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.6 menunjukkan sumber air mandi dan mencuci di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone menunjukan
bahwa kebanyakan masyarakat menggunakan air sumur 62 rumah ( 88.6%)
sedangkan yang menggunakan Bor yaitu 8 rumah ( 11.5%).
Table 2.7
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan jentik dalam
penampungan air di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone
Kab. Bone
No Jentik air dalam Frequency Percent
penampungan air
1 Ya 10 15.5
2 Tidak 60 84.5
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
21
Berdasarkan tabe 2.7 menunjukkan jentik didalam penampungan air
di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone menunjukan
bahwa kebanyakan masyarakat yang tidak mempunyai jentik didalam
penampungan air masyarakat dan yang memiliki jentik sebanyak 10 (15.5%)
rumah rata yang memiliki jentik di penampungan airnya adalah masyarak
lansia.

Table 2.8
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Dimana Keluarga
Membuang Sampah Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone
Kab Bone
No Jenis pembuangan Frequency Percent
1 Sungai 3 4.3
2 Dibakar 65 92.9
3 Sembarangan
2 2.9
Tempat
4 Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.8 menunjukkan bahwa pembuangan sampah di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone yaitu jenis
pembuangan sampah tertinggi adalah di bakar sebanyak 65 keluarga
(192.9%) sedangkan yang terndah yaitu membuang sembarang tempat
sebanyak 2 keluarga ( 2.9%)

Table 2.9
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Dimana Keluarga
Membuang Sampah Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone
Kab Bone
No Pembampungan Frequency Percent
sampah sementara
1 Ada 50 71.4
2 Tidak ada 20 28.6
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.9 menunjukkan bahwa pembuangan sampah
sementara di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
kebanyakan memiliki pembuangan sampah sementara dengan frequency so (

22
71.4%) dan Yang tidak memiliki yaitu sebanyak 20 rumah (28.6%)

23
Tabel 2.10
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan kebiasaan keluarga
BAB&BAK di Dusun Matekko Desa Paccing Kec Awangpone Kab. Bone

N0 Suku Frequency Percent


1. JAMBAN/WC 70 100.0
Total 70 100
Sumber : Data Primer februari 14
Berdasarkan tabel 2.10 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan kebiasaan keluarga BAB&BAK di Dusun Matekko Desa
Paccing Kec. Awanpone Kab. Bone dari 70 KK (100 %) mayoritas
menggunakan jamban / Wc y aitu 70 KK ( 100.0%).
Tabel 2.11
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pembuangan air limbah
yang digunakan di Dusun Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Pembuangan air limbah
Frequency Percent
1. Resapan 64 91.4
2. Got 4 5.7
3. Sembaranga 2 2.9
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 14
Berdasarkan tabel 2.11 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan
jenis jamban yang digunakan di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awanpone
Kab. Bone dari 70 KK (100 %) pembuangan air limbah lebih banyak
menggunnakan resapan langsung ke tanah sebanyak 64 kk ( 91.4%) dan yang
membuang limbah langsung ke got 4 KK. 5.7 %. Dan masih ada jga masyarak
membuang air limbahnya di sembarang tempat yaitu 2 kk ( 2.9%).
Table 2.12
Distribusi Frekuensi Penduduk kondisi saluran pembuangan Di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone Kab Bone
No Kondisi saluran Frequency Percent
pembuangan
1 Lancar 70 100.0
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.12 menunjukkan bahwa kondisi saluran
pembuangan di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
semua rumah memiliki kondisi saluran pembuangan lancar dengan
presentasi 70 kk (100%)
24
Table 2.13
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Kandang
Ternak Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone Kab.Bone
No Kepemilikan Kandang Ternak Frequency Percent
1 Tidak 34 48.6
2 Ya 36 51.4
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.13 menunjukkan bahwa terdapat 34 keluarga
(48.6%) di Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone Kab. Bone
yang tidak memiliki kandang ternak dan terdapat 36 keluarga (51.4%) yang
memiliki kandang ternak.
Table 2.14
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Letak Kepemilikan
Kandang Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone
Kab.Bone
No Letak Kandang Frequency Percent
1 Tidak ada 34 48.6
2 Diluar rumah 36 51.4
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan table 2.14 menunjukkan bahwa terdapat 34 keluarga
(48.6%) di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone Kab.Bone yang
tidak memiliki kandang ternak dan terdapat 36 KK (51.4%) yang letak
kandangnya berada diluar rumah.

25
b. Sistem Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan
Tabel 2.15
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sarana kesehatan
terdekat Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone Kab.
Bone
Sarana kesehatan Frequency Percent
terdekat
Rumah Sakit 2 2.9
Puskesmas 64 91.4
Balai Pengobatan 1 1.4
Lain-Lain 3 4.3
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.15 di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone kebanyakan masyarakat memilih sarana
kesehatan di puskesmas sebanyak 64 keluarga (91,4%), di
bandingkan yang lain seperti balai pengobatan sebanyak 1 (1,4%).
Dan Rumah Sakit sebanyak 2 KK ( 2.9%) dan Lain- Lain seperti
apotik dan memanggil perawat datang ke rumah.y
Tabel 2.16
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sarana Kebiasaan
keluarga meminta tolong saat sakit di Di Dusun Matekko Desa
Paccing Kec.Awangpone Kab. Bone
Kebiasaan keluaraga Frequency Percent
minta tolong bila sakit
RS 1 1.4
Puskesmas 64 91.4
Dokter Praktik 3 4.3
Lain-Lain 2 2.9
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.16 menunjukkan bahwa kebiasaan keluarga untuk
meminta tolong bila sakit di Di Dusun Matekko Desa Paccing
Kec.Awangpone Kab. Bone . kebanyakan keluarga datang ke puskesmas
yaitu 64 keluarga (91,4%) di bandingkan dengan rumah sakit rumah sakit,
( 1.4 % ) dokter praktek dan lain-lain sebanyak 2 KK (2,9%).

26
Tabel 2.17
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Pendanaan
Kesehatan Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab.
Bone
Sumber pendanaan Frequency Percent
kesehatan
ASTEK/ASKES 9 12.9
Tabungan 1 1.4
JPS/ASKES MISKIN 48 68.6
Tidak Ada 12 17.1
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.17 menunjukkan bahwa sumber pendanaan
kesehatan keluarga Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab.
Bone lebih banyak menggunakan JPS/ASKES MISKIN sebanyak 48
keluarga (68,6%) dan yang paling sedikit yaitu tabungan sebanyak 1
keluarga (1,4%).

2. Pasangan Usia Subur


Tabel 2.18
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah terdapat
pasangan usia subur Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone
No Apakah Terdapat Pasangan Usia Frequency Percent
Subur
1 Tidak 37 52.9
2 Ya 33 47.1
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.18 menunjukkan frekuensi pasangan usia subur di
Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone yaitu tidak
terdapat PUS sebanyak 37 keluarga (52,9%) dan yang memiliki PUS yaitu
33 keluarga (47,1%)

27
Tabel 2.19
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Bila ya apakah menjadi
akseptor kb Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab.
Bone
No Bila Ya Apakah Menjadi Akseptor Frequency Percent
Kb
1 Tidak 38 54.3
2 Ya 32 45.7
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer Oktober 2022
Berdasarkan tabel 2.19 menunjukkan frekuensi Bila ya apakah
menjadi akseptor kb di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone
Kab. Bone yaitu tidak terdapat akseptor KB sebanyak 38 keluarga (79,5%)
dan yang menggunakan akseptor KB yaitu 8 keluarga (20,5%).

Tabel 2.20
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan jenis KB yang dipakai Di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Jenis Kb Yang Dipakai Frequency Percent
1 tidak kb 38 54.3
2 Suntik 22 31.4
2 IUD 10 14.3
Total 70 100%
Sumber : Data Primer februarir 2022
Berdasarkan tabel 2.20 menunjukkan frekuensi bila jenis kb yang
dipakai di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone yaitu
kebanyakan masyarakat tidak KB sebanyak 38 keluarga (54,3%)
dibandingkan dengan yang menggunakan suntik sebanyak 22 KK ( 31.4%)
dan yang menggunakan IUD sebanyak 10 KK ( 14%).

28
3. Ibu Hamil

Tabel 2.21
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ibu Hamil di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Ibu Hamil Frequency Percent
1. Tidak 70 100.0
Total 70 100 %
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.21 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkanibu hamil di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone
Kab. Bone dari 70 KK jiwa (100 %) tidak di dapatkan ibu hamil 70 KK
( 100.0%)
Tabel 2.22
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ibu Menyusui di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Ibu Menyusui Frequency Percent
1. Tidak 69 98.6
2 Ya 1 1.4
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.22 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan Ibu Menyusui di Dusun Matekko Desa Paccing Kab.
Awangpone Kab. Bone dari 70 KK (100 %) Jumlah yang Ibu Tidak
Menyusui yaitu 69 Jiwa (98.6%) dan yang menyusui sebanyak 1 jiwa
(1.4%)
4. Balita

29
Tabel 2.23
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah Ada Anggota
Keluarga yang Berusia Balita di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab.Bone
No Apakah Ada Anggota Keluarga Frequency Percent
yang Berusia Balita
1. Tidak 50 71.4
2. Ya 20 28.6
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari2022
Berdasarkan tabel 2.23 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan Anggota Keluarga yang Berusia Balita di Dusun Matekko Desa
Paccing Kec. Awangpone Kab.Bone dari 70 jiwa (100 %) Jumlah Anggota
keluarga yang berusia balita yaitu 20 Jiwa (28,6%) dan Tidak berusia balita
yaitu 50 Jiwa (71,4%).

5. Anak dan Remaja


Tabel 2.24
Distribusi dan Frekuensi Penduduk Berdasarkan Dalam Keluarga
Mempunyai Anak Sekolah/ Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab.Bone
No Dalam Keluarga Mempunyai Anak Frequency Percent
Sekolah/Remaja
1 Tidak 26 37.1
2 Ya 44 62.9
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.24 menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki
anak remaja di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab.Bone
terdapat 44 keluarga (62,9%) yang memiliki anak sekolah atau remaja dan
tidak memiliki anak sekolah atau remaja 26 keluarga (37.1%)

30
6. Usial Lanjut
Tabel 2.25
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah ada anggota
keluarga yang berusia lanjut >60 tahun di Dusun Matekko Desa
Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
Apakah ada anggota
keluarga memiliki usia Frquency Percent
lanjut
TIDAK 45 64.3
YA 25 35.7
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.25 menunjukkan bahwa Apakah ada anggota
keluarga yang berusia lanjut >60 tahun di Dusun Matekko Desa Paccing
Kec. Awangpone Kab. Bone mayoritas dengan adanya lansia yaitu sebanyak
45 keluarga (64,3%) dan tidak terdapat lansis yaitu 25 keluarga (35,7%)

2.26

Distribusi frekuensi penduduk berdasarakan posyandu lansia di


Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Data Frequency Persentase
1. Ada 70 100%
Total 70 100.0
Sumber : Survey februari 2022
Berdasarkan tabel 2.26 menunjukkan bahwa posyandu lansia di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab.Bone masyarakat mengatakan
bawa adanya posyandu lansia di dusun matekko dengan presentase 70 KK
( 100.0%)

c. Ekonomi
Tabel 2.27
Distribusi dan Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ketersediaan
Tempat perbelanjaan sehari- hari warga penghasilan rata-rata
perbulan Di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab.Bone
No Ketersediaan tempat Frequency Persentase
belanja
1. Kios 50 71.4
2. pasar rakyat 15 21.4
3. toko swalayan 5 7.1

31
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.7 menunjukkan bahwaketersediaan tempat belanja
di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab.Bone memenuhi
kebutuhan harian paling banyak di kios-kios dengan persentase 50 KK
71,4% , kemudian tempat perbelanjaan kedua terbanyak adalah pas ar
rakyat dengan persentase 15 KK 21 .4%, dan sisanya berbelanja di toko
swalayan.terdapat 5 keluarga (7.1%)

d. Keamanan dan transportasi


Tabel 2.27
Distribusi frekuensi sarana keamanan di Dusun Matekko Desa
Paccing Kec. Awangpone Kab Bone
No Sarana keamanan Frequency Persentase
1. Hansip 70 100%
Total 70 100.0
Sumber : Data primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.27 di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab Bone sarana keamanan yang terdapat didaerah tempat
tinggal masyarakat paling banyak adalah hansip.
Tabel 2.28
Distribusi frekuensi sarana keamanan di Dusun Matekko Desa
Paccing Kec. Awangpone Kab Bone
No Data Frequensi Persentase
1. Tidak ada 70 100%
70 100.0
Sumber : Data primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.28 di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab Bone keamanan yang terdapat tidak berjalan dengan
baik. Meskipun telah ada hansip namun system keamanan tidak
terlaksana.

32
Tabel 2.29
Distribusi frequensi Ketersediaan alat transportasi keamanan di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab Bone
Data Frequency Persentase
Motor 62 88.6
Mobil 8 11.4
Total 70 100.0
Sumber : Survey februari 2022
Berdasarkan data hasil tabel 2.29 di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab Bone transportasi masyarakat terbanyak menggunakan motor
dengan nilai persentase 62 kk (88.6) %, kemudian mobil dengan persentase 8
KK ( 11.4%. )
Table 2.30
Distribusi frequency berdasarkan Media sosialisasi
kebijakan pemerintah tentang kesehatan yang di gunakan di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab Bone

No Media sisial kebijakan pemerintah


tentang kesehatan N Percent
1 Melalui Papan Pengumuman 10 14.3
2 Pengumuman di Tempat Umum 35 50.0
3 Sosialisasi dari Rumah ke Rumah 24 34.3
4 Tidak Pernah 1 1.4
Total 70 100%

Sumber :Data primer februari 2022


Berdasarkan data dari tabel 2.30 di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab Bone di dapatkan bahwa 35 KK (50.0%) masyarakat
menjawab bahwa sosialisasi kebijakan pemerintah tentang kesehatan sebagian
besar memanfaatkan fasilitas umum atau memberikan pengumuman di tempat
umum, seperti membuat pengumuman di Masjid.

33
Tabel 2.31
Distribusi frequensi berdasarkan Proses pengambilan keputusan yang di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab Bone
No Proses pengambilan
Keputusan frequency Percent
1. Musyawarah 63 90.0
2. Pemerintah saja 7 10.0
Total 70 100 %
Sumber : data primer februari 2022

Berdasarkan tabel 2.31 di yang di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.


Awangpone Kab Bone di dapatkan bahwa proses pengambilan keputusan di
wilayah tersebut di lakukan dengan cara bermusyawarah dimana hasil
presentasi di dapatkan adalah 63 KK (90.0 % )dari presentasi komulatif yaitu
100%. Sedangkan pengambilan keputusan dengan sistem pemerintah saja
hasil persentasenya hanya 7 KK (10.0%.) Dari hasil persentase tersebut
dapat diketahui bahwa sistem pengambilan keputusan di Dusun matekko
sebagian besar di lakukan dengan cara bermusyawarah yang di ikuti oleh
aparat desa dan masyarakat.

e. Komunikasi
Table 2.32
Distribusi frequency berdasarkan bahasa yang di Dusun
Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab Bone

Bahasa yang di
No gunakan Frequency Percent
1 Makassar 49 69.4
2 Indonesia 9 12.7
3 Makassar, Indonesia 12 17.9
Total 70 100%
Sumber : Data primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.32 menunjukkan di Dusun Matekko Desa Paccing
Kec. Awangpone Kab Bone dengan jumlah 70 KK didapatkan sebanyak 49
KK (69.4%) masyarakat paling banyak menggunakan bahasa bugis

34
Tabel 2.33
Distribusi frequency berdasarkan sumber informasi untuk
mendapatkan info kesehatan di Dusun Matekko Desa Paccing
Kec. Awangpone Kab Bone

No. Sumber informasi


kesehatan Frequency Percent
1 Keluarga 10 14.3
2 Tetangga 1 1.4
3 Kader 5 7.1
4 Tenaga Kesehatan 54 77.1
Total 70 100%
Sumber : Data primer februari 2022

Berdasarkan tabel 2.33 menunjukkan di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.


Awangpone Kab Bone didapatkan bahwa mayoritas masyarakat menggali
informasi mengenai kesehatan di tenaga kesehatan dengan persentase 54 (77.1
%)78.7% . Kemudian terdapat 10 KK yang menggali informasi kesehatan di
keluarga dengan persentase 14.3%, adapun yang mendapatkan informasi di
tetangga yatu sebanyak 1 KK ( 1.4%) dan kader sebanyak 5 KK (7.1%)

f. Pendidikan

Tabel 2.24
Distribusi frequency berdasarkan fasilitas Pendidik di Dusun Matekko
Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Data Frequency Persentase
1. Tidak ada 70 100%
Total 70 100.0
Sumber : Data primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.24 wawancara di Pendidik di Dusun Matekko
DesaPaccing Kec. Awangpone Kab. Bone fasilitas pendidikan di wilayah dusun
matekko tidak terdapat sekolah formal baik SD, SMP, SMA.

35
Tabel 2.25
Distribusi frequency berdasarkan Ketersediaan Perpustakaan Umum di
Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Data frequensi Persentase
1 Tidak Tersedia 70 100%
Total 70 100%
Sumber : Data primer februari 2022

Berdasarkan tabel 2.25 ketersediaan perpustaakan di Dusun Paccing Kec.


Awangpone Kab. Bone didapatkan tidak tersedianya perpustakaan umum di
wilayah dusun matekko dengan dibuktikan hasil persentase 100%.

g. Rekreasi

Tabel 2.26
Distribusi frequency berdasarkan Pemanfaatan waktu luang warga
di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Data Frequency Persentase
1 Dirumah Bersama
51 72.9
keluarga
2 Rekreasi Bersama
19 27.1
Keluarga
Total 70 100%
Sumber: Data primer februari 2022
Berdasarkan tabel 2.26 di Dusun Matekko Desa Paccing Kec.Awangpone
Kab. Bone masyarakat lebih banyak memanfaatkan waktu luang di rumah
bersama keluarga dibandingkan pergi rekreasi bersama keluarga. dengan
persentase 51 ( 72.9%) sedangkan yang rekreasi bersama keluarganya sebanyak
19 KK (27.1%).
Tabel 2.27
Distribusi frequency berdasarkan Jenis rekreasi yang biasa di kunjungi
warga di Dusun Matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone
No Data Frequency Persentase
1 Bermain 3 4.3
2 Berenang 9 12.9
3 Tempat Wisata 7 10.0
4 Kadang-kadang 51 72.9
Total 70 100%
Sumber : Data primer februari2022
Berdasarkan tabel 2.28 terdapat beberapa jenis rekreasi yaitu bermain,
berenang, ketempat wisata dan lebih banyak masyarakat yang jarang atau
36
kadang-kadang pergi rekreasi, yang lebih memilih bersama keluarganya dengan
persentase 51 KK (72.9% )
Berdasarkan data dari hasil wawancara di Dusun Matekko, banyak warga
yang mengatakan jarang/kadang-kadang ke tempat wisata karena jauh dari
tempat tinggal dan tidak terdapat tempat wisata di daerah tersebut sehingga
kebanyakan warga lebih memilih menghabiskan waktu dirumah bersama
keluarganya.

37
h. Rencana Keperawatan
a. Analisa Data
NO TANDA DAN GEJALAH ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Kurang pengetahuan mengenai Hipertensi pada lansia di
 Warga mengatakan sering merasa pusing pencegahan dan penanganan dusun matekko
 Warga mengatakan sering tegang pada hipertensi
lehernya
 Warga pengatakan sering nyeri pada
kepalanya.
 Warga mengatakan jika pusing hanya
beristirahan dan membeli obat di apotik
DO :
 Sebagian besar tekanan darah lansia
>170/90
2 DS : Pengetahuan yang kurang Rendahnya pemelihara
 Warga mengatakan jarang membersihkan tentang PHBS lingkungan di dusun
pekarangan rumah karena sibuk bertani matekko
dan menganyam songko.
DO :
 Sebagian besar pekarangan rumah warga
tampak kotor
 Sebagian besar sampah warga di bakar di
depan rumahnya
 Klien nampak kurang mengetahui cara
pengelolah sampah karna masih banyak
warga yang menbuang di sembarang
tempat.

58
58
i. Dari Analisa Data di atas diagnosa yang muncul :
a. Hipertensi pada lansia di dusun matekko

b. Rendahnya pemelihara lingkungan di dusun matekko


j. Prioritas Masalah
Kriteria Penapisan Menurut Mueke (1988)
A. Resiko Terjadi
B. Resiko Parah
C. Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan
D. Minat Masyarakat
E. Mungkin Diatasi
F. Sesuai Dengan Program Pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas Kesehatan
K. Sumber Daya Manusia
E. Keterangan Pembobotan
1 = SANGAT RENDAH
2 = RENDAH
3 = CUKUP
4 = TINGGI
5 = SANGAT TINGGI

59
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DUSUN MATEKKOP DESA PACCING KECEMATAN AWANGPONE
KABUPATEN BONE.

DIAGNOSA
NO A B C D E F G H I J K TOTAL PRORITAS
KEPERAWATAN

Hipertensi pada
lansia di dusun
1 4 3 3 3 3 5 3 2 2 3 4 33 1
matekko

Defisit Rendahnya
pemelihara
2 4 3 3 2 3 5 3 2 3 3 4 32 2
lingkungan di
dusun matekko

60
F. Diagnosa berdasarkan prioritas masalah
a. Hipertensi pada lansia di dusun matekko

b. Rendahnya pemelihara lingkungan di dusun matekko

61
G. PLANING OF ACTIONS (POA) PROGRAM PROFESI NERS STIKES GUNUNG SARI MAKASSAR WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PACCING
PLAN OF ACTION
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Pj
Kesehatan
Hipertensi - Terjadi peningkatan - Melakukan penyeluhan Lansia di Kamis, Tempat Pribadi Mahasiswa
Pada Lansia di pengetahuan masyarakat kesehatan lansia tentang dusun 03- maret posyandu Stikes
Dusun tetantang pencegahan dan pengertian hipertensi, matekko 2022 jam lansia di Gunung Sari
Matekko Desa penanganan hipertensi pada tanda gejala hipertensi, desa 14:30- Dusun Makassar
Paccing Lansia penyebab hipertensi, paccing 16:00 Matekko
- Terjadi peningkatan pencegahan Selama 30
pengetahuan masyarakat tentang hipertensi,komplikasi menit
hipertensi hipertensi dan penanganan
- terjadi peningkatan masyarakat hipertensi
tentang diet hipertensi - Melakukan pemeriksahan
kesehatan seperti TD,
pemeriksaan Asam Urat,
Pemeriksaan Gula Darah.
Rendahnya - Masyarakat memiliki - Melakukan penyuluhan Masyarakat 07 maret Dusun Pribadi Mahasiswa
pemeliharaan pengetahuan tentang kesehatan PHBS di Dusun Matekko Dusun 2022 Matekko stikes
kebersihan lingkungan. desa paccing Matekko 08;00 Desa Gunung Sari
lingkungan di - Masyarakat dapat - pengadaan poster PHBS desa Selama 30 Paccing Makassar
Dusun mengaplikasikan kegiatan- paccing menit
Matekko Desa kegiatan yang mendukung
Paccing b/d kesehatan lingkungan yang
pengetahuan tercermin dalam perliaku
yang kurang hidup bersih dan sehat.
PHBS - Terwujudnya kesehatan
lingkungan yang dapat
menjamin kesehatan individu

62
keluarga dan komunitas

62
1. TUJUAN
a. Umum
Setelah di lakukan Musyawarah Masyarakat Dusun
Matekko, Desa Paccing Kec, Awangpone, Kab. Bone di harapkan
mahasiswa dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
Dusun Matekko, Desa Paccing Kec, Awangpone, Kab. Bone .
b. Tujuan Khusus
1) Setelah melakukan Musyawarah Masyarakat Kelurahan warga
Dusun Matekko, Desa Paccing Kec, Awangpone, Kab. Bone.
masyarakat di harapkan mengetahui penyakit hipertensi dan cara
cara pemeliharaan kebersihan lingkungan Di Dusun matekko
Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone.

2) Membina hubungaan saling percaya dengan mahasiswa yang


berada di lingkungan Di Dusun matekko Desa Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone.

3) Memaparkan hasil pengkajian masalah kesehatan yang ada di


Dusun matekko Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone.

4) Menetapkan masalah Kesehatan yang ada Di Dusun matekko


Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone.

5) Menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di lakukan


untuk mengatasi masalah kesehatan Di Dusun matekko Desa
Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone.
2. Rancangan Kegiatan

a. Topik
1) Penyuluhan hipertensi pada lansia
2) Pemeriksaan Kesehatan
3) Penyuluhan tentang PHBS
4) Pemasangan poster di lingkungan dusun matekko

63
b. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Demonstrasi
c. Media
1) Leaflet
2) LCD
d. Waktu dan Tempat
1) Kamis dan Minggu , 03 dan 06 Maret 2022 di Dusun matekko
Desa Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone.

Pengorganisasian

No Nama kegiatan Waktu Kelompok Tempat


1. Penyuluhan 30 III
Tempat
hipertensi
menit
posyandu di
Pemeriksaan
Dusun
kesehatan
Matekko
2. Peyuluhan 30 III Tempat
PHBS menit Posyandu di
Pemasangan Dusun
Poster Matekko dan
di lingkungan
Dusun
Matekko

64
H. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)

HARI/ PRE SARAN


NO. KEGIATAN POST HAMBATAN
TANGGAL
1. Kamis 03 Melakukan Beberapa a. Peserta Masyarakat Pemerintah
Maret 2022 penyuluhan masyarakat mengerti dan sebagian besar Membantu memfasilitasi
Hipertensi dan belum memahami tidak mengerti keluarga yang tidak mampu
pemeriksaan mengetahui mengenai bahasa indonesia. berobat di faskes terdekat,
kesehatan terkait proses materi yang Dan masyarakat mengingatkan keluarga
1. Melakukan terjadinya dipaparkan dusun matekko yang sakit untuk berobat
kerjasama dengan Hipertensi, b. Peserta sangan hanya beberapa teratur melalui jaringan
pihak Dusun proses antusias orang yang sempat kader
matekko pengobatan dan mengikuti hadir . Puskesmas
2. Membuat SAP pencegahan dini kegiatan Bisa menjadwalakan
penyuluhan yang bisa penyulukan terkait penykt
3. Demonstrasi dilakukan (olah yang sedang marak
pemeriksaan raga ) dimasyarakat.
kesehatan

65
2. Kamis 03- Peyuluhan PHBS Beberapa a. Peserta Masyarakat Pemerintah dan pihak
Maret-2022 dan pemasangan masyarakat mengerti dan kurang mengerti kesehatan (puskesmas)
dan Poster di dusun tampak belum memahami bahasa indonesia bekerjasama mengedukasi
Minggu 06 matekko mengetahui mengenai sehingga sulit masyarakat terkait
maret 2022 1. Melakukan pemeliharaan materi yang untuk di pahami pentingnya perilaku hidup
kerjasama dengan lingkingan dipaparkan bersih dan sehat
pihak Dusun bersih dan sehat b. Peserta sangat
Matekko antusias
2. Membuat SAP mengikuti
penyuluhan kegiatan
3. Demonstrasi
pemasangan
Poster PHBS di
Dusun Matekko

66
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Matekko Desa Paccing Kec.


Awangpone Kab. Bone menunjukan bahwa terdapat masalah yaitu pengetahuan
masyarakat terkait penyakit hipertensi dan pentingnya berobat teratur masyarakat
masih sangat kurang serta masih banyak masyarakat memandang enteng terkait
perilaku hidup sehat dan bersih .Komunitas adalah komponen penting dari
pengalaman manusia sebagai bagian dari pengalaman yang saling terkait dengan
keluarga, rumah, serta berbagai ragam budaya dan agama (Akbar, 2019)
Keperawatan kesehatan komunitas adalah area pelayanan keperawatan
professional yang diberikan secara holistic (bio-psiko-sosio-spritual) dan difokuskan
pada kelompok resiko tinggi yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
melalui upaya promotif, preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif
dengan melibatkan komunitas sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah (Nofita
Veronika, Asti Nuraeni, 2017).
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan
penyuluhan agar dapat meningkatkan taraf kesehatan, mengubah perilaku
menjadi sehat sehingga tidak beresiko untuk sakit.
2. Bagi Pemerintah
Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat Dusun
Matekko untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat dengan
membuat program kesehatan yang dapat menunjang kesehatan masyarakat.

67
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan tenaga kesehatan memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat dan sering melakukan penyuluhan terkait masalah yang ada.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK) dapat dijadikan
referensi dalam penerapanya pada proses pendidikan.

68
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. A. (2019). Konsep Konsep Dasar Dalam Keperawatan Komunitas.
Deepublish.
Efendi, F. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas . Jogyakarta : Airlangga
Efendi, F., & Makhfudli. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori Dan
Praktik Dalam Keperawatan. Salemba Medika.
Mubarak, W. 2015. Pengantar keperawatan komunitas, Jakarta : Sagung Seto
Nofita Veronika, Asti Nuraeni, & M. S. (2017). Efektivitas Pelaksanaan
Pendampingan Oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam
Terhadap Kestabilan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Kelurahan Purwoyoso Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan (Jikk), Iii(1), 46–53.
Http://Ejournal.Stikestelogorejo.Ac.Id/Index.Php/Jikk/Article/View/551/5
50
Priyoto. (2018). Ilmu Keperawatan Komunitas. Pustaka Panasea.
Sinaga, M. R. (2021 ). Pencegahan Covid-19 Melalui Pemberian Asuhan
Keperawatan. Educations - Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat, 60.
Widagdo, S.N. 2016. Keperawatan keluarga dan komunitas. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

69
LAMPIRAN

BIMBINGAN DENGAN PRECEPTOR LAHAN

BIMBINGAN DENGAN PRECEPTOR INSTITUSI

70
Pertemuan dengan kelurahan

71
PENGKAJIAN KOMUNITAS

72
MMD 1 DESA

73
PENYULUHAN
HIPERTENSI DAN PHBS
PEMERIKSAAN KESEHATAN

76
76
77
PEMASANGAN POSTER PHBS

78
79
79
79
81
82

Anda mungkin juga menyukai