Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN AKHIR PRAKTEK

KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH DUSUN CILEMPUYANG


RT/RW 002/002 KECAMATAN CILEMPUYANG
KABUPATEN CILACAP
Dari tanggal 15 Agustus 2021 s.d 15 September Tahun 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Departemen Keperawatan Komunitas
Program Profesi Ners

Oleh :
BAKTI WIDYANARTI S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2021

i
LAPORAN AKHIR PRAKTEK

KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH DESA CILEMPUYANG


KECAMATAN CILEMPUYANG KABUPATEN CILACAP
Dari tanggal 15 Agustus 2021 s.d 15 September Tahun 2021

Disusun oleh:
Bakti Widyanarti S.Kep

Laporan ini telah diperbaiki sesuai dengan masukan pembimbing


Pada Tanggal , .September 2021

Mengesahkan,

Koordinator Departemen,

(Ns. Aneng Yuningsih, S.Kep.,M.Kep)

Mengetahui,

STIKes Bina Putera Banjar Kepala Desa Cilempuyang,


Ketua,

(Dr. Hj. Suriany., S.Pd., MM., M.Kes) ( )

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena

atas rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini

disusun guna memenuhi tugas akhir pelaksanaan praktek keperawatan komunitas.

Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini kami banyak

mendapat bantuan, masukan dan motivasi dari berbagai pihak, tanpa ini semua

mungkin kami tidak bisa menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan cepat dan

tepat waktu. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dr. H. Herman Sutrisno, dr., MM., selaku Dewan Pembina Yayasan

Pendidikan Tinggi Banjar Mandiri.

2. Dr. Ade Setiana, Drs., M.Pd., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Banjar

Mandiri

3. Dr. Hj. Suriany, S.Pd., MM., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bina Putera Banjar.

4. Fenty Rosmala, SP., M.Pd., selaku Wakil Ketua I bidang akademik, Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar.

5. H. Rachwan, Drs., M.Si., selaku Wakil Ketua II bidang umum dan keuangan,

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar

6. Ns. Aneng Yuningsih., M.Kep., selaku Wakil Ketua III bidang

Kemahasiswaan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar,

sekaligus sebagai pembimbing dan koordinator stase keperawatan maternitas.

iii
7. Yayi Siti Khaeriyah, S.Kp., M.Kep, selaku ketua Jurusan Ilmu Keperawatan

beserta staf, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar.

8. Seluruh Dosen pengajar beserta staf karyawan STIKes Bina Putera Banjar

yang telah memberikan banyak pengajaran yang bermanfaat bagi penulis.

9. Kepala Desa Cilempuyang dan Kepala Puskesmas Cimanggu yang telah

memberi izin dan bantuannya dalam pengambilan data.

10. Keluargaku ayah dan ibunda tercinta, yang telah memberikan dukungan moril

dan materil selama penyusunan laporan ini.

11. Teman-teman senasib dan seperjuangan jurusan Ilmu Keperawatan atas

kebersamaannya selama mengikuti perkuliahan di STIKes Bina Putera Banjar.

12. Semua pihak yang tidak bias disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu menyelesaikan penyusunan laporan ini dan saran-sarannya.

Semoga selalu diberikan hidayah dan inayah yang berlipat ganda oleh-Nya

atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada kami. Kami menyadari bahwa

dalam penyusunan laporan ini belum mendekati kata sempurna karena tak ada

satupun yang di hasil kan manusia dalam bentuk yang sempurna. Kesempurnaan

hanyalah milik Allah SWT, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat diharapkan.

Cilacap, 13 September 2021


Penulis

Bakti Widyanarti, S.Kep

iv
DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR PRAKTEK...........................................................................i

LAPORAN AKHIR PRAKTEK..........................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan masalah......................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5

1.4 Manfaat......................................................................................................6

1.5 Metode pengumpulan data........................................................................7

1.6 Metode Penulisan......................................................................................8

1.7 Sistematika Penulisan................................................................................8

BAB II PENGKAJIAN KOMUNITAS..............................................................10

BAB III DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS................................53

BAB IV I RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS...............................57

BAB V IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS........................60

BAB VI EVALUASI...........................................................................................61

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................................64

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................66

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur


Tabel 2.2 Distribusi frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.3 Distribusi frekuensi berdasarkan Ras/Etnis
Tabel 2.4 Distribusi frekuensi berdasarkan Agama
Tabel 2.5 Distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2.6 Distribusi frekuensi berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2.7 Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Air Minum
Tabel 2.8 Distribusi frekuensi berdasarkan Jarak Sumber Air dengan WC
Tabel 2.9 Distribusi frekuensi berdasarkan Pembuangan Air Kotor
Tabel 2.10 Distribusi frekuensi berdasarkan Pembuangan Sampah
Tabel 2.11 Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Pencemaran
Tabel 2.12 Distribusi frekuensi berdasarkan Perumahan
Tabel 2.13 Distribusi frekuensi berdasarkan Kualitas Makanan
Tabel 2.14 Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau
Tabel 2.15 Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Pendidikan
Tabel 2.16 Distribusi frekuensi berdasarkan Keberadaan Sekolah Informal
Tabel 2.17 Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Sekolah
Tabel 2.18 Distribusi frekuensi berdasarkan Transportasi yang Digunakan
Menuju Sekolah
Tabel 2.19 Distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Tabel 2.20 Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Pendidikan yang Lebih
Tinggi
Tabel 2.21 Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Perpustakaan di
Sekolah
Tabel 2.22 Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Perpustakaan Umum
Tabel 2.23 Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Pelayanan
Kesehatan
Tabel 2.24 Distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi Penduduk
Datang dan Keluar
Tabel 2.25 distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi untuk
Penyandang Cacat
Tabel 2.26 distribusi frekuensi berdasarkan Keamanan Pemakai Alat
Transportasi
Tabel 2.27 Distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Jalan dan Fasilitas
Tabel 2.28 Distribusi frekuensi berdasarkan Keberadaan Sistem Keamanan
Lingkungan di Dusun Cilempuyang
Tabel 2.29 Distribusi frekuensi berdasarkan Gangguan Keamanan Lingkungan

vi
Tabel 2.30 Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Kelompok
Pelayanan Masyarakat
Tabel 2.31 Distribusi frekuensi berdasarkan Kegiatan Politik
Tabel 2.32 Distribusi frekuensi berdasarkan Keterlibatan Anggota Masyarakat
dalam Kegiatan Partai Politik
Tabel 2.33 Distribusi frekuensi berdasarkan Wawancara dan Observasi
Pelayanan Sosial
Tabel 2.34 Distribusi frekuensi berdasarkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang Tersedia
Tabel 2.35 Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Tempat Pelayanan
Kesehatan
Tabel 2.36 Distribusi frekuensi berdasarkan Transportasi Menuju Tempat
Pelayanan Kesehatan
Tabel 2.37 Distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Tempat Fasilitas
Kesehatan
Tabel 2.38 Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga yang Sakit Satu
Bulan Terakhir
Tabel 2.39 Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga Mendapatkan
Perawatan di Rumah
Tabel 2.40 Distribusi frekuensi berdasarkan Kepemilikan Kartu Jaminan
Kesehatan
Tabel 2.41 Distribusi frekuensi berdasarkan Wanita Hamill
Tabel 2.42 Distribusi frekuensi berdasarkan Ibu Hamill di Imunisasi TT
Tabel 2.43 Distribusi frekuensi berdasarkan Penolong Persalinan dan Bayi
berumur Maksimal 11 Bulan
Tabel 2.44 Distribusi frekuensi berdasarkan Pemeriksaan Bayi
Tabel 2.45 Distribusi frekuensi berdasarkan Pemberian Imunisasi
Tabel 2.46 Distribusi frekuensi berdasarkan PUS dan Akseptor Keluarga
Berencana
Tabel 2.47 Distribusi frekuensi berdasarkan Gizi Balita
Tabel 2.48 Distribusi frekuensi berdasarkan Pemeriksaan Penyakit Menular
Tabel 2.49 Distribusi frekuensi berdasarkan Perilaku Terhadap Kesehatan
Tabel 2.50 Distribusi frekuensi berdasarkan Tempat Anggota Keluarga Mandi
Tabel 2.51 Distribusi frekuensi berdasarkan Pemakaian Sabun Mandi
Tabel 2.52 Distribusi frekuensi berdasarkan Gosok Gigi
Tabel 2.53 Distribusi frekuensi berdasarkan Kebiasaan Keluarga Buang Air
Besar
Tabel 2.54 Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga Mengganti
Pakaian Harian
Tabel 2.55 Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga Mengganti
Pakaian Kerja
Tabel 2.56 Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Informasi Keluarga
Tabel 2.57 Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Informasi Umum
Tabel 2.58 Distribusi frekuensi berdasarkan Cara Penyampaian Aspirasi
Tabel 2.59 Distribusi frekuensi berdasarkan Pendapatan Rata-Rata

vii
Tabel 2.60 Distribusi frekuensi berdasarkan Penghasilan Keluarga untuk
Kebutuhan Primer
Tabel 2.61 Distribusi frekuensi berdasarkan Penghasilan Keluarga untuk
Kebutuhan Sekunder
Tabel 2.62 Distribusi frekuensi berdasarkan Penghasilan Keluarga untuk
Kebutuhan Tersier
Tabel 2.63 Distribusi frekuensi berdasarkan Kepemilikan Tabungan
Tabel 2.64 Distribusi frekuensi berdasarkan Kepemilikan Usaha Tambahan
Tabel 2.65 Distribusi frekuensi berdasarkan Kemampuan Keluarga Membeli
Alat Transportasi
Tabel 2.66 Distribusi frekuensi berdasarkan Lokasi
Tabel 2.67 Distribusi frekuensi berdasarkan Pusat/Pasar Bisnis dan
Tabel 2.68 Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Tempat Rekreasi
Tabel 2.69 Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Tempat Rekreasi
Tabel 2.70 Distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Tempat Rekreasi

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penyuluhan Lingkungan Sehat dan Pencegahan Penyekit DBD


Gambar 1.2 Penyuluhan tentang pengetahuan penyakit hipertensi
Gambar 1.3 Melakukan Gotong royong Membersihkan Lingkungan, dan
Pengelolaan Sampah dan Pengendalian pencemara.

ix
DAFTAR SINGKATAN

APHA : American Public Health Association

DBD : Demam Berdarah Dengue

IUD :Intrauterine Device

MERS : Middle East Respiratory Syndrome

KMS : Kartu Menuju Sehat

KB : Keluarga Berencana

PHEIC : Public Health Emergency of International Concern

PUS : Pasangan Usia Subur

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Departemen Kesehatan Republik Indonesia merumuskan visinya,

sebagai “Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat” dan misinya yaitu

“Membuat masyarakat sehat”, dengan strategi, yaitu menggerakkan dan

memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses

masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas, meningkatkan sistem

surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan, meningkatkan pembiayaan

kesehatan (Depkes RI, 2006). Setiap tahun angka harapan hidup (life

ecpectancy) di Indonesia terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tahun

2011 angka harapan hidup di Indonesia mencapai 69,65 sedangkan dari tahun

2012 sampai 2014 menigkat menjadi 72 tahun. Meningkatnya angka harapan

hidup ini justru membawa beban bagi masyarakat, karena populasi penduduk

usia lanjut yang meningkat mengakibatkan kelompok resiko dalam

masyarakat menjadi lebih optimal (Kemenkes RI, 2015).

Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

tersebut, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya

adalah upaya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan

upaya keperawatan komunitas/masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah ilmu

dan kiat (seni) dalam pencegahan timbulnya penyakit, usaha memperpanjang

masa hidup, kesehatan fisik, mental dan efisiensi, melalui upaya


2

pengorganisasian masyarakat untuk menciptakan sanitasi lingkungan,

pengawasan penyakit menular, pendidikan kesehatan individual tentang

kebersihan diri, pelayanan keperawatan, diagnosa, pencegahan dan

penanggulangan penyakit sedini mungkin mengembangkan kemampuan

masyarakat (kekuatan sosial) yang ada pada setiap individu dalam masyarakat

dengan suatu standard kehidupan yang adekuat untuk memelihara

kesehatannya.

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat

yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang

sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial

yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2013).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan

dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada

peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan

perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga

diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam

memelihara kesehatannya (Mubarak, 2011).

Praktik keperawatan komunitas akan berfokus kepada pemberian

asuhan keperawatan komunitas pada masalah kesehatan yang banyak diderita


3

oleh komunitas tersebut. Dengan terlebih dahulu melakukan screening

kesehatan untuk mengetahui masalah kesehatan apa yang banyak diderita oleh

masyarakat. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,

yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri.

Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat

dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada

pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit “atau kesehatan tersebut

(Sumijatun, 2012).

Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai proses dimana

individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya

sendiri dengan berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan

kesehatanya berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian bantuan di

berikan oleh perawat komunitas karena ketidakmampuan, ketidaktahuan,

ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan serta dengan

menggunakan potensi lingkungan berusaha memandirikan masyarakat

sehingga pengembangan wilayah setempat (Locality Development)

merupakan bentuk pengorganisasian yang paling tepat digunakan. Di dalam

praktik keperawatan komunitas, pendekatan ilmiah yang di gunakan adalah

proses keperawatan komunitas yang terdiri atas 4 tahap yaitu; pengkajian

(Assement), Perencanaan (Planing), Pelaksanaan (Implementation), evaluasi

(evalutation). Intervensi keperawatan yang di lakukan haruslah yang dapat di

lakukan oleh perawat baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim

kesehatan lain melalui lintas program dan lintas sectoral


4

Dalam aplikasinya, keperawatan komunitas sangat ditentukan oleh

situasi dan kondisi masyarakat. Dengan demikian kajian keperawatan antara

satu wilayah dengan wilayah lainnya kemungkinan mempunyai perbedaan-

perbedaan. Melihat hal tersebut diatas, mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan merasa perlu untuk membekali diri dengan pengalaman di

masyarakat, yang dilaksanakan mulai tanggal 15 Agustus 2021 sampai dengan

15 September 2021 di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa

Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap, Kecamatan

Cilempuyang Kabupaten Cilacap, Sebagai output dari praktek keperawatan

komunitas tersebut mahasiswa menyusun laporan “Asuhan Keperawatan

Komunitas Di Wilayah Daerah Binaan Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002

Kecamatan Cilempuyang Kabupaten Cilacap”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dapat

diasumsikan bahwa perlunya untuk mengetahui Asuhan Keperawatan

Komunitas di Wilayah Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa

Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan

Cilempuyang kabupaten Cilacap.


5

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Laporan asuhan keperawatan ini diharapkan memberikan gambaran asuhan

keperawatan komunitas di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa

Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan

Cilempuyang Kabupaten Cilacap.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian mengenai masalah kesehatanyang terjadi

di masyarakat dan memberikan gambaran tentang situasi masyarakat di

Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan

Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan Cilempuyang kabupaten

Cilacap.

2. Mampu Melakukan penegakan diagnosa untuk membuat masalah

kesehatan di daerah binaan wilayah Dusun Cilempuyang RT/RW

002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

Kecamatan Cilempuyang kabupaten Cilacap.

3. Mampu membuat intervensi asuhan keperawatan untuk memecahkan

masalah kesehatan daerah binaan wilayah Dusun Cilempuyang RT/RW

002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.

4. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan komunitas dan

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di daerah

binaan wilayah Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang

Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.


6

5. Mampu mengevaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan untuk

mengatasi masalah kesehatan daerah binaan Wilayah Dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Praktek Klinik Profesi Ners ini bermanfaat untuk memberikan informasi

mengenai Asuhan Keperawatan Komunitas dan Pemberdayaan Masyarakat

di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan

Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan Cilempuyang Kabupaten Cilacap.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan dan telaah bagi masyarakat khususnya warga Dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu

Kabupaten Cilacap Kecamatan Cilempuyang mengenal suatu masalah

kesehatan.

2. Bagi Pemerintah Setempat

Diharapkan dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam pembentukan

posbindu di dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 untuk mengetahui

informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat guna membantu program

kesehatan pada masyarakat


7

3. Bagi tempat pelayanan kesehatan setempat

Diharapkan dapat memberikan masukan berpartisipasi dalam

pembentukan posbindu dan memberikan informasi tentang kondisi

kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas.

4. Bagi mahasiswa

Sebagai salah satu acuan dalam memberikan Asuhan Keperawatan

Komunitas Khususnya di bidang kesehatan masyarakat.

5. Bagi pendidikan

Sebagai bahan referensi pendidikan dalam hal asuhan keperawatan

komunitas.

1.5 Metode pengumpulan data

1.5.1. Data Primer

Data primer dalam makalah ini dikumpulkan melalui pendataan yaitu

meliputi wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik pada masyarakat

khususnya Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang

Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan Cilempuyang

Kabupaten Cilacap. Data Primer yaitu untuk memperoleh data – data yang

lengkap di dalam menentukan permasalahan-permasalahan yang ada di

wilayah binaan Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang

Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan Cilempuyang

Kabupaten Cilacap.
8

1.5.2. Data Sekunder

Data sekunder dalam makalah ini diperoleh dari studi kepustakaan dan

data-data yang menunjang dari pihak, Kepala Desa, Kepala dusun, Ketua

RT dan RW, Kader dan masyarakat Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002

Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan

Cilempuyang Kabupaten Cilacap.

1.6 Metode Penulisan

Penulisan laporan ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan dan

studi lapangan di Wilayah Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa

Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Kecamatan

Cilempuyang Kabupaten Cilacap.\

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini penulis menggunakan sistematika penulisan laporan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat

E. Metode Pengumpulan Data

F. Metode penulisan
9

G. Sistematika Penulisan

BAB II PENGKAJIAN KOMUNITAS

BAB III DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB IV RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB V IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB VI EVALUASI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
10

BAB II

PENGKAJIAN KOMUNITAS

A. Sejarah/Riwayat Dusun Cilempuyang

Luas Desa Cilempuyang sebesar 749,97 ha yang terdiri dari tanah sawah

dan tanah kering. Tanah sawah memiliki luas sebesar 219 ha yang terbagi

menjadi sawah irigasi sederhana seluas 40 ha dan sawah tada hujan seluas 179

ha. Tanah kering memiliki luas 530,97 ha yang terbagi menjadi

pekarangan/bangunan seluas 71,14 ha, kebun seluas 48,1 ha, hutan negara

seluas 380 ha, perkebunan seluas 10,8 ha, lainnya seluas 20,93 ha. Batasan-

batasan wilayah administratif Desa Cilempuyang sebagai berikut:

1. Sebelah utara: Desa Negarajati dan Cisalak

2. Sebelah barat : Desa Rejodadi

3. Sebelah selatan : Desa Karangreja

4. Sebelah timur : Desa Cimanggu

Total penduduk di Desa Cilempuyang sebanyak 5.698 jiwa dengan

pembagian berdasarkan laki-laki sebanyak 2.858 jiwa atau setara dengan

50,16% dan penduduk perempuan sebanyak 2.840 jiwa atau setara dengan

49,84%. Penduduk di Desa Cilempuyang rata-rata bermata pencaharian

sebagai petani dengan persentase sebasar 51,32% (Badan Pusat Statistik,

2020).
11

2.1. Data Inti Komunitas

Tabel 2.1
Distribusi frekuensi berdasarkan umur di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002
Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
No Kelompok Umur Jumlah Presentasi
1. 0-5 (balita) 2 1.8
2. 6-11 (kanak-kanak) 6 5.3
3. 12-16 (remaja awal) 27 23.7
4. 17-25 (remaja akhir) 15 13.2
5. 26- 35 (dewasa awal) 18 15.8
6. 36-45 (dewasa akhir) 23 20.2
7. 46-55 (lansia awal) 6 5.3
8. 56-65 (lansia akhir) 17 14.9
9. 65-keatas (manula) 2 1.8
Jumlah 114 100%

Tabel 2.1 berdasarkan klasifikasi umur yang ada di Dusun Cilempuyang

usia 0 sampai dengan 5 tahun sebanyak 2 jiwa (1,8%), usia 6 sampai dengan 11

tahun sebanyak 6 jiwa (5,3%), usia 12 sampai dengan 16 tahun sebanyak 27 jiwa

(23,7%), usia 17 sampai dengan 25 tahun 15 jiwa (13,2%), usia 26 sampai

dengan 35 sebanyak 18 jiwa (15,8%), usia 36 sampai dengan 45 tahun sebanyak

23 jiwa (20,2), usia 46 sampai dengan 55 tahun sebanyak 17 jiwa (14,9%), usia 56

sampai dengan 65 tahun sebanyak 17 jiwa (14,9%) usia 65 tahun keatas sebanyak

2 jiwa (1,8%).

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan sebagaian besar usia di binaan

dusun Cilempuyang yaitu berusia antara 12–16 tahun dan 36–45 tahun. Menurut

Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu

kemampuan perkembangan dewasa akhir mengatasi krisis psikologisnya. Banyak

stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian

lansia.Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan


12

bahagia. Hal ini terdampak pada hubungan sosial dan produktivitasnya yang puas.

Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa

kekecewaan. Beberapa cara menghadapi krisis dimasa lansia adalah tetap

produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.

Tabel 2.2
distribusi frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Jenis Kelamin Jumlah Presentasi


1. Laki-laki 54 47.4
2. Perempuan 60 52.6
Jumlah 114 100%

Tabel 2.2 menunjukan frekuensi berdasarkan jenis kelamin jumlah laki-

laki sebanyak 54 jiwa (47,4%) dan jumlah perempuan sebanyak 60 jiwa (52,6%).

Secara keseluruhan jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.

Perempuan cenderung lebih banyak mencari perawatan kesehatan

dibanding laki-laki. Salah satu penyebabnya adalah berhubungan dengan sistem

perawatan kesehatan adalah karena perempuan cenderung menjadi pengurus

utama kesehatan anak-anak. Selama masa produktif, perempuan memerlukan

pelayanan kesehatan untuk perawatan kehamilan dan kelahiran anak. Sedangkan

laki-laki tidak bergantung pada perawatan kesehatan karena harapan masyarakat

tentang peran yang dipikul laki-laki, yaitu laki-laki harus lebih kuat. Serta laki-

laki mempunyai kecenderungan untuk mengambil resiko dan menganggap dirinya

lebih independen. Laki-laki lebih banyak mengalami resiko kesehatan seperti

kecelakaan mobil, penggunaan obat terlarang, alcohol, bunuh diri, serangan

jantung dan memegang pekerjaan yang membahayakan (Susan B. Bastabel,

2013).
13

Tabel 2.3
Distribusi frekuensi berdasarkan Ras/Etnis di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002
Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Ras/Etnis Jumlah Presentasi


1. Sunda 114 100.0
2. Jawa 0 0.0
3. Sunda dan Jawa 0 0.0
Jumlah 114 100%

Tabel 2.3 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan ras / etnis yang

terdapat di Dusun Cilempuyang seluruhnya (100%) merupakan ras/etnis jawa.

Tabel 2.4
Distribusi frekuensi berdasarkan Agamadi Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002
Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Agama Jumlah Presentasi


1. Islam 114 98,30%
2. Kristen - -
3. Katholik - -
4. Hindu - -
5. Budha - -
6. Khongucu - -
7. Kepercayaan - -
Jumlah 114 100%

Tabel 2.4 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan agama di dusun

Cilempuyang sebanyak 114 jiwa (100.0%) beragama islam.

Tabel 2.5
Distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi


1. Tidak / Belum Sekolah 11 9.6
2 Tamat SD 68 59.6
4 SMP 17 14.9
5 SMA 12 10.5
6 Perguruan Tinggi 6 5.3
Jumlah 114 100%
Tabel 2.5 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan

masyarakat di dusun Cilempuyang yang belum tamat SD/sederajat sebanyak 11


14

jiwa (9,67%) tamat SD sederajat sebanyak 68 jiwa (59,6%), Tamat SLTP

sederajat sebanyak 17 jiwa (14,9%), tamat SLTA sederajat sebanyak 12 jiwa

(10,5%) dan Pergur4uan Tinggi sebanyak 6 jiwa (5,3%).

Masyarakat yang ada Di Dusun Cilempuyang dapat dikategorikan memiliki

pengetahuan cukup, dilihat dari banyaknya masyarakat dengan berbagai macam

tingkat pendidikan. Sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan cukup

baik.

Tingkat pendidikan akan berdampak terhadap upaya kesehatan peningkatan

kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan,

dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup,

keadaan ini berhubungan langsung dengan status kesehatan masyarakat. (Drs.

Nasrul Efendi, 2012).

Tabel 2.6
Distribusi frekuensi berdasarkan Pekerjaan di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002
Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Jenis Pekerjaan Jumlah Presentasi


1. Belum Bekerja 41 36.0
2. Tidak Bekerja 9 7.9
3. Petani/Pekebun 32 28.1
4. Wiraswasta 13 11.4
5. IRT 12 10.5
6. PNS 6 5.3
7. Buruh Lepas 1 .9
Jumlah 114 100%

Tabel 2.6 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan warga

dusun Cilempuyang adalah Belum Bekerja sebanyak 41 jiwa (36,0%),

Petani/pekebun sebanyak 32 (28,1%), wiraswasta sebanyak 13 jiwa (11,4%), IRT


15

sebanyak 12 jiwa (10,5%), tidak bekerja sebanyak 9 jiwa (7,9%), Pegawai Negeri

Sipil sebanyak 6 jiwa (5,3%) dan buruh lepas sebanyak 1 orang (0,9%).

Sebagian besar penduduk yang ada di Dusun Cilempuyang bekerja adalah

petani/pekebun sebanyak 32 jiwa (28,1%), karena masyarakat dusun Cilempuyang

Rt 001 mempunyai potensi alam yang masih melimpah ruah dan ditunjang dengan

lahan yang masih luas maka mereka memanfaatkan untuk menjadikan alam

sebagai sumber kelangsungan hidup mereka. Hal ini berpengaruh pada derajat

kesehatan, dimana status ekonomi seseorang berpengaruh pada jenis dan upaya

pengobatan yang akan dilakukan. Taraf hidup masyarakat dan sosial ekonominya

berada di level rata-rata. Kelangsungan hidup masyarakat pun bisa menjadi lebih

baik (Lephung, 2011).

2.2. Data Sub sistem Komunitas

2.2.1. Lingkungan Fisik

Tabel 2.7
Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Air Minum di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Sumber Air Minum Jumlah Presentasi


1. Mata Air - -
2. Sumur Gali 5 16.1
3. PDAM 26 83.9
Jumlah 31 100%

Tabel 2.7 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan sumber air minum

di dusun Cilempuyang RT 01 yang menggunakan sumur gali sebanyak 5 keluarga

(16,1%) dan paling banyak adalah menggunakan PDAM yaitu sebanyak 26

keluarga (83,9%).
16

Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat vital dan mutlak diperlukan

oleh semua makhluk hidup terutama manusia. Dalam kehidupannya sehari-hari,

manusia tidak mungkin terlepas dari kebutuhannya akan air. Karena itulah

penyediaan air bersih sangat diperlukan untuk keperluan konsumsi. Perusahaan

Daerah Air Minum yang merupakan kepanjangan PDAM adalah salah satu unit

usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi

masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya

di seluruh Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM merupakan

perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor

oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusahaan air minum yang

dikelola negara secara modern sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada

tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang

perusahaan air minum dinamai (Suido, 2020).

Menurut Lhatifah (2017) sumur gali merupakan sarana air bersih yang

paling sederhana dan sudah lama di kenal masyarakat. Sesuai dengan namanya,

sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai pada kedalaman lapisan tanah

yang kedap air pertama. Air sumur ( hal ini bergantung pada lingkungan ) pada

umumnya lebih bersih dari air permukaan karena air yang merembes ke dalam

tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya.


17

Tabel 2.8
Distribusi frekuensi berdasarkan Jarak Sumber Air dengan WC di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Jarak Sumber Air Jumlah Presentasi


1. Lebih dari 10 m 27 87.1
2. Kurang 10 m 4 12.9
Jumlah 31 100%

Tabel 2.8 menunjukan distribusi frekuensi jarak sumber air dengan WC di

dusun Cilempuyang Rt 01 yang lebih dari 10 m sebanyak 27 rumah (87,1%) dan

yang kurang dari 10 m sebanyak 4 rumah (12,9%).

Dari sudut pandang sanitasi, yang penting diperhatikan adalah jarak

perpindahan maksimum dari bahan pencemar dan kenyataan bahwa arah

perpindahan selalu searah dengan arah aliran air tanah. Dalam penempatan sumur,

harus diingat bahwa air yang berada dalam lingkaran pengaruh sumur mengalir

menuju sumur tersebut. Tidak boleh ada bagian daerah kontaminasi kimiawi

ataupun bakteriologis yang berada dalam jarak jangkau lingkaran pengaruh sumur

(Soeparman, 2015).

Tabel 2.9
Distribusi frekuensi berdasarkan Pembuangan Air Kotor di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Pembuangan Air Kotor Jumlah Presentasi


1. Selokan 27 87.1
2. Serapan Terbuka 2 6.5
3. SPAL 2 6.5
Jumlah 31 100%

Tabel 2.9 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pembuangan air

kotor di dusun Cilempuyang Rt 01 desa Cilempuyang yang menggunakan SPAL

sebanyak 2 kepala keluarga (6,5%), Sistem peresapan terbuka sebanyak 2 kepala

keluarga (6,5%), dan yang dibuang ke selokan sebanyak 27 kepala keluarga.


18

Kondisi saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat

kesehatan diantaranya adalah jarak dengan sumber air yang kurang dari 10 meter,

SPAL tidak tertutup, tidak mengalir dengan lancar, dan menimbulkan bau.

Kondisi SPAL yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi salah satu media

penularan penyakit diare. Mekanisme penularannya dengan memindahkan bakteri

penyebab diare yang ada di air buangan/limbah ke manusia melalui vektor

penyakit, air dan tanah. Selanjutnya bakteri pindah ke makanan atau minuman

yang jika dimakan oleh seseorang akan menyebabkan diare. (Andrianto, 2006 dan

Depkes,2020).

Tabel 2.10
Distribusi frekuensi berdasarkan Pembuangan Sampah di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
No Pembuangan Sampah Jumlah Presentasi
1. Dibakar 3 9.7
2. Ditimbun 28 90.3
3. Di daur ulang - -
4. Di buang ke sungai - -
5. Diangkut dinas kebersihan - -
Jumlah 31 100 %
Tabel 2.10 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pembuangan

sampah dengan cara di bakar sebanyak 3 kepala keluarga (9,7%), dan dengan cara

ditimbun sebanyak 28 kepala keluarga (90,3%).

Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah dari rumah

tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri dan jalan (Dirgantara,

2013). Penghasil sampah yang tidak bisa diabaikan adalah masyarakat yang aktif

dan masyarakat berkembang (Awopetu, 2013). Faktor yang mempengaruhi

jumlah sampah diantaranya jumlah penduduk, keadaan sosial ekonomi, sistem

pengelolaan sampah, faktor geografis, faktor waktu, musim, kebiasaan


19

masyarakat, jenis sampah dan kemajuan teknologi (chandra, 2014 dan Soemirat,

2011).

Tabel 2.11
Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Pencemaran
di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Sumber Jumlah Presentasi


Pencemaran
1. Kandang Ternak Tidak ada 26 83,9%
Menyatu dengan 5 16,1%
rumah
Jumlah 31 100%
2. Lalat 1-5 Ekor 2 6.5
6-10 Ekor 1 3.2
Lebih dari 10 Ekor 28 90.3
Jumlah 31 100%
3. Nyamuk Tidak ada -
1-5 Ekor 7 22.6
6-10 ekor 24 77.4
Jumlah 31 100%

Tabel 2.11 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan sumber

pencemaran di dusun Cilempuyang Rt 01 melalui kandang ternak yang menyatu

dengan rumah sebanyak 5 kepala keluarga (16,1%) dan yang tidak menyatu

dengan rumah sebanyak 26 kepala keluarga (83,9%). Pencemaran yang melalui

lalat, di rumahnya ada lalat lebih dari 10 ekor sebanyak 28 kepala keluarga

(90,3%), 1-5 ekor lalat sebanyak 2 kepala keluarga (6,5%), 1-5 ekor lalat

sebanyak 1 kepala keluarga (3,2%). Dan pencemaran yang melalui nyamuk, di

rumahnya 1-5 ekor nyamuk sebanyak 7 kepala keluarga (22,6%), 6-10 ekor

nyamuk 24 kepala keluarga (77,4%).

Menurut Sunu Pramudia (2011) pencemaran lingkungan adalah peristiwa

penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan
20

keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya

sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu

mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran

lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan

bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia ataupun ekosistem lain yang

berkaitan dengan manusia.

Tabel 2.12
Distribusi frekuensi berdasarkan Perumahan di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Perumahan Jumlah Presentasi


1. Kebersihan rumah Satu kali 4 12.9
- Membersihkan Dua kali 1 3.2
rumah Lebih dari dua 2 6,5
Tidak teratur 24 77.4
Jumlah 31 100%
- Membersihkan <1 bulan sekali - -
sarang laba-laba 1 Minggu Sekali 3 9.7
Sebulan sekali - -
Tidak Tentu 28 90.3
Jumlah 31 100%

- Membersihkan Tiap hari - -


penampungan air Seminggu sekali 3 9.7
Sebulan sekali - -
Tidak tentu 28 90.3
Jumlah 31 100%
3. Ventilasi Minimal 2,4 m 31 100%
Banyak lobang - -
angina/jendela
Luas jendela >10% dari luas - -
lantai
Ruangan terasa sejuk - -
Ruangan terasa panas - -
Ruangan terasa pengap - -
4. Jendela Rumah Di buka 31 100%
Di tutup
Genteng kaca Ada 15 48.4
Tidak ada 16 51.6
5. Jamban Yang memiliki sendiri 31 100%
Yang tidak memiliki sendiri - -
21

Tabel 2.12 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan perumahan

dimulai dengan kebiasaan membersihkan rumah dengan 1 kali sebanyak 4 kepala

keluarga (12,9%), 2 kali sebanyak 1 kepala keluarga (3,2%), lebih dari 2 kali

sebanyak 24 kepala keluarga (77.4%) dan membersihkn rumah tidak teratur

sebanyak 2 kepala keluarga (6,5%). Kebiasaan membersihkan sarang laba-laba

tidak tentu sebanyak 28 kepala keluarga (90,3%), 1 minggu sekali sebanyak 3

kepala keluarga (9,7%), kebiasaan membersihkan penampungan air semuanya

sebanyak 28 kepala keluarga (90,3%) dilakukan tidak tentu dan sebanyak 3

keluarga 9,7% dengan 1 minggu sekali, Ventilasi rumah dengan ukuran minimal

2,4 m 100% sebanyak 31 kepala keluarga (100,0%), banyak lobang angin atau

jendela 31 rumah (100%). Jendela rumah yang bisa di buka sebanyak 31 rumah

(100,0%) dan genteng kaca yang ada sebanyak 30 rumah (96,8%) dan yang tidak

mempunyai genteng kaca sebanyak rumah 1 rumah (3,2%) dan untuk jamban

warga yang mempunyai sendiri sebanyak 31 rumah (100%).

Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan

sehat apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih

rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang

nyaman, dan kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3)

Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki

penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air

limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta (4) Melindungi

penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran,

seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran
22

karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas

(Sanropie, 1992; Azwar, 1996).

Tabel 2.13
Distribusi frekuensi berdasarkan Kualitas Makanan di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Kualitas Makanan Jumlah Presentasi


1. Makanan Pokok Nasi 31 100%
Bukan nasi - -
2. Lauk Pauk Protein Hewani - -
Protein Nabati - -
Campuran 31 100%
3. Buah Selalu Ada - -
Kadang-kadang - -
Campuran 31 100%
4. Susu Selalu Ada - -
Kadang-kadang 31 100%
Campuran - -
5. Kebiasaan Makan 1 kali sehari - -
2 kali sehari - -
3 kali sehari 31 100%
Tidak tentu - -
6. Cara menghidangkan Tertutup 31 100%
makanan Terbuka - -
Kadang-kadang - -
7. Pantangan makan Ada - -
untuk bayi/anak Tidak 31 100%
8. Pengambilan Air Mata Air - -
Minum Sumur Umum - -
Sumur Gali 5 16.1
PDAM 26 83.9
9. Pengolahan Air Dimasak 31 100%
Minum Tidak dimasak - -
Kadang dimasak - -
10. Kebiasaan Masak Tidak dicuci - -
Sayuran Dicuci baru di potong 6 19.4
Di potong baru di cuci 25 80.6
11. Penggunan Garam Ya 31 100%
Beryodium Tidak - -
Jumlah 31 100%

Tabel 2.13 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Kualitas Makanan


23

di Dusun Cilempuyang semua memakan nasi 31 (100%), memakan lauk pauk

yang campuran 31 (100%), memakan buah – buahan 100% campuran, minum

susu yang kadang kadang 31 (100%), kebiasaan makan 3 kali sehari 31 (100,0%)

cara menghidangkan makanan dengan cara tertutup sebanyak 31 (100,0%),

pengambilan air minum dengan menggunakan sumur gali 5 keluarga (16,1%) dan

PDAM sebanyak 26 keluarga (83,9%), pengelolaan air minum semua (100%)

dengan cara di masak, kebiasaan memasak sayuran yang di cuci baru di potong

sebanyak 6 (19,4%) dan yang di potong baru di cuci sebanyak 25 (80,6%) serta

untuk penggunakan garam beryodium semua (100%) menggunakan garam

beryodium.

Menurut Hari Minantyo (2011) Mengolah adalah suatu proses menangani

bahan makanan dari mentah (dasar) menjadi bahan makanan siap saji yang dalam

prosesnya bisa terjadi penerapan suhu maupun tidak yang bertujuan untuk

membuat bahan makanan lebih mudah dicerna dalam tubuh kita, membuat

makanan aman untuk dimakan, meningkatkan rasa pada makanan tersebut, dan

melengkapi atau menyeimbangkan kandungan gizi jika dicampur dengan bahan

makanan lain.

Tabel 2.14
Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Ruang Terbuka Jumlah Presentasi


1. Ya 1 100%
2. Tidak
Jumlah 1 100%

Tabel 2.14 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan ketersediaan

ruang terbuka hijau yang ada di dusun Cilempuyang Rt 01 sebanyak 1 lapangan.


24

Peneliti Mathew White, dari Pusat Eropa untuk Lingkungan dan

Kesehatan Manusia di Universitas Exeter, Inggris (2010) menjelaskan orang yang

tinggal di kota yang lebih hijau memiliki tanda depresi atau kecemasan yang lebih

sedikit.

2.2.2. Pendidikan

Tabel 2.15 distribusi frekuensi berdasarkan Akses Pendidikan


di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Sekolah formal yang PAUD 2 50%
tersedia TK 1 25%
SD 1 25%
MTs -
SMK -
Perguruan Tinggi -
Jumlah 4 100%
Tabel 2.15 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan akses pendidikan

yang ada di dusun Cilempuyang PAUD sebanyak 2 tempat (50%), TK sebanyak

1 tempat (25%), SD sebanyak 1 tempat (25%).

Perubahan status kesehatan dapat ditentukan atau dijelaskan oleh tingkat

pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, dan perilaku hidup sehat

secara bersama-sama. Menurut penelitian yang dilakukan Fred C.Pampel (2019)

menunjukkan bahwa pendidikan merupakan perlindungan untuk kesehatan. Di

negara kaya, penambahan lama pendidikan satu tahun dapat mengurangi angka

kematian sekitar 8 persen pada tingkat Uni Eropa Inggris, Belanda dan Swedia

telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pengembangan kesehatan pada

seluruh penduduk dengan memperkenalkan paket kebijakan dan intervensi yang

bersifat komprehensif. Penekanan dari paket tersebut terutama difokuskan pada


25

penanganan faktor seperti pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan (Michael Link,

2011).

Tabel 2.16
Distribusi frekuensi berdasarkan Keberadaan Sekolah Informal di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Akses Pendidikan Jumlah

1. Keberadaan sekolah Ada


informal Tidak ada Tidak ada

Tabel 2.16 menunjukan ada keberadaan sekolah informal

Penyelenggaraan kegiatan informal tertuang pada pasal 27 undang – undang

nomor 20 tahun 2003 dan juga pasal 116 peraturan pemerintah Nomor 17 tahun

2010. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang

berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Salah satu contoh pendidikan informal

adalah pendidikan usia dini. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan

oleh lingkungan.

Tabel 2.17
Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Sekolah di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

N Akses Pendidikan Jumlah Presentasi


o
1. Akses menuju sekolah Mudah 31 100%
Sulit - -
Jumlah 31 100%

Tabel 2.17 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan akses menuju

sekolah di dusun Cilempuyang Rt 01 mempunyai akses 41 mudah (100%).

Tabel 2.18
26

Distribusi frekuensi berdasarkan Transportasi yang Digunakan Menuju Sekolah di


Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi


1. Transportasi yang Kendaraan 31 100.0
digunakan Pribadi
Jumlah 31 100 %

Tabel 2.18 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan transportasi yang

di gunakan menuju sekolah di Dusun Cilempuyang rt 01 semuanya 100% dengan

menggunakan kendaraan pribadi.

Tabel 2.19
Distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi


1. Pemanfaatan fasilitas Ya 31 100%
kesehatan oleh masyarakat Tidak
Jumlah 31 100%
Tabel 2.19 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pemanfaatan

fasilitas kesehatan di Dusun Cilempuyang sebanyak 41 memanfaatkan (100%)

Menurut peraturan kementrian kesehatan republik indonesian nomor 71

tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada jaminan kesehatan nasional pada

bab 1 pasal 1 yaitu Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.

Tabel 2.20
27

Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Pendidikan yang Lebih Tingg di Dusun


Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi


1. Akses Pendidikan yang Mudah 31 100%
Lebih Tinggi Sulit
Jumlah 31 100%

Tabel 2.20 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Akses Pendidikan

yang Lebih Tinggidi Dusun Cilempuyang Rt 01 aksesnya mudah 100%.

Tabel 2.21
Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Perpustakaan di Sekolahdi Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi


1. Ketersediaan Perpustakaan di Ya 4 100%
Sekolah Tidak
Jumlah 4 100%

Tabel 2.21 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Perpustakaan di Sekolah di Dusun Cilempuyang sebanyak 4 tempat.

Menurut Carter V. Good sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal,

perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang diorganisasikan di dalam suatu ruang

agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru, yang dalam

penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah

seorang guru.

Tabel 2.22
Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Perpustakaan Umum di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi


1. Ketersediaan Perpustakaan Ya
Umum Tidak Tidak ada
Jumlah
28

Tabel 2.22 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Perpustakaan Umum di dusun Cilempuyang tidak ada.

Menurut Undang – Undang No. 43 tahun 2007 pasal 1 tentang

perpustakaan yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelolaan

koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan

sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dengan demikian, perpustakaan dapat

diartikan secara luas sebagai salah satu unit kerja yang berupa tempat

mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka

secara sistematis, untuk dipergunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi

sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.

Tabel 2.23
Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Pelayanan Kesehatan di Sekolah di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
No Akses Pendidikan Jumlah Presentasi
1. Ketersediaan Pelayanan Ya 2 100 %
Kesehatan di Sekolah Tidak
Jumlah 2 100%
Tabel 2.23 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Pelayanan Kesehatan di Sekolah yang ada di Dusun Cilempuyang sebanyak 2

tempat. menurut Lavey dan Loomba dalam Rio Cristiawan (2011) adalah setiap

upaya baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah penyakit,

mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan yang ditujukan terhadap

perseorangan, kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat juga

dikatakan sebagai upaya pelayanan kesehatan yang melembaga berdasarkan


29

fungsi sosial di bidang pelayanan kesehatan bagi individu dan keluarga. Fungsi

sosial disini berarti lebih mengutamakan pada unsur kemanusiaan dan tidak

mengambil keuntungan secara komersial.

2.2.3. Keamanan dan Transportasi

Tabel 2.24
distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi Penduduk Datang dan Keluar
Wilayah di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Alat Transportasi Penduduk Umum - -
Datang dan Keluar Wilayah Pribadi 31 100,0%
Jumlah 31 100%

Tabel 2.24 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi

Penduduk Datang dan Keluar di Wilayah Dusun Cilempuyang Rt 01 semuanya

100% menggunakan kendaraan pribadi.

Tabel 2.25
distribusi frekuensi berdasarkan Alat Transportasi untuk Penyandang Cacat di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Alat Transportasi untuk Ya
Penyandang Cacat Tidak Tidak ada
Jumlah
Tabel 2.25 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan alat transportasi

untuk penyandang cacat tidak ada di Dusun Cilempuyang Rt 01. Menurut UU RI

No pasal 105 menjelaskan bahwa Pemerintahdan Pemerintah Daerah wajib

menyediakan Pelayanan Publik yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan dan dijabarkan lagi

dalam Pelayanan jasa transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat

(2) terdiri dari pelayanan jasa transportasi darat, transportasi kereta api,

transportasi laut, dan transportasi udara.


30

Tabel 2.26
Distribusi frekuensi berdasarkan Keamanan Pemakai Alat Transportasi
di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

N Keamanan dan Transportasi


o
1. Keamanan Pemakai Alat Ya (Aman)
Transportasi

Tabel 2.26 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Keamanan

Pemakai Alat Transportasi di Dusun Cilempuyang Rt 01. Keamanan pemakaian

transportasi harus dilakukan dengan keamanan saat berlalu lintas. Keamanan Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terbebasnya setiap orang, barang,

dan/atau Kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut

dalam berlalu lintas, dalam UU RI no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Umum.

Tabel 2.27
distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Jalan dan Fasilitas di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten
Cilacap
No Keamanan dan Transportasi Presentasi
1. Kondisi Jalan dan Fasilitas Baik Baik (100%)
Tidak Baik -
Tabel 2.27 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Jalan dan

Fasilitas di Dusun Cilempuyang Rt 01 Baik dengan presentasi (100%)

Tabel 2.28
Distribusi frekuensi berdasarkan Keberadaan Sistem Keamanan Lingkungan di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi


1. Keberadaan Sistem Keamanan Ya √ 100%
Lingkungan Tidak - -

Tabel 2.28 menunjukan Bahwa adanya distribusi frekuensi berdasarkan

Keberadaan Sistem Keamanan Lingkungan di Dusun Cilempuyang 100%, dan


31

Keamanan lingkungan bergantung dari keamanan dan ketertiban masyarakat.

Menurut UU RI no 22 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

bab 1 pasal 1 menjelaskan bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat adalah

suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya

proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang

ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta

terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta

mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah,

dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk

gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat

Tabel 2.29
distribusi frekuensi berdasarkan Gangguan Keamanan Lingkungan di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
No Keamanan dan Transportasi Jumlah Presentasi
1. Gangguan Keamanan Ya
Lingkungan Tidak Tidak ada
Tabel 2.29 menunjukan bahwa tidak ada Gangguan Keamanan

Lingkungan di Dudun Cilempuyang Rt 01.

2.2.4. Politik dan Pemerintahan

Tabel 2.30
Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Kelompok Pelayanan Masyarakat di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Politik dan Pemerintahan Jumlah Presentasi


1. Ketersediaan Kelompok Posyandu 1 25%
Pelayanan Masyarakat PKK 1 25%
Karang Taruna 2 50%
Posbindu - -
Poskesdes - -
Panti Jompo - -
Panti Sosial Anak - -
32

Jumlah 4 100%

Tabel 2.30 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan

Kelompok Pelayanan Masyarakat di Dusun Cilempuyang Rt 01 bahwa posyandu

ada 1 buah (25%), PKK ada 1 orang (25%), dan karang taruna ada 2 buah (50%).

Tabel 2.31
Distribusi frekuensi berdasarkan Kegiatan Politik di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Politik dan Pemerintahan Jumlah


1. Kegiatan Politik Ada Ada
Tidak -

Tabel 2.31 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Kegiatan Politik

yang ada di Dusun Cilempuyang Rt 01 yaitu ada. Bolgherini dalam Mauro Calise

and Theodore J. Lowi, Hyperpolitics: An Interactive Dictionary of Political

Science Conceptyang diterbitkan olehUniversity of Chicago tahun 2010)

mendefiniskan partisipasi politik sebagai " ... a series of activities related to

political life, aimed at influencing public decisions in a more or less direct way

legal, conventional, pacific, or contentious. Menurutnya, partisipasi politik adalah

segala aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan politik, yang ditujukan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan baik langsung maupun tidak langsung -

secara legal, konvensional, damai, atau memaksa.

Tabel 2.32
Distribusi frekuensi berdasarkan Keterlibatan Anggota Masyarakat dalam
Kegiatan Partai Politik di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
33

No Politik dan Pemerintahan Jumlah


1. Keterlibatan Anggota Ada Ada
Masyarakat dalam Kegiatan Tidak -
Partai Politik

Tabel 2.32 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Keterlibatan

Anggota Masyarakat dalam Kegiatan Partai Politik yang ada di Dusun

Cilempuyang Rt 01 ada masyarakat yang mengikuti kegiatan partai politik

Partai politik menurut UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

adalah organisasi yang bersifat nasional dan di bentuk oleh sekelompok WNI

secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa

dan negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Negara RI Tahun 1945.

2.2.5. Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan

Tabel 2.33
distribusi frekuensi berdasarkan Wawancara dan Observasi Pelayanan Sosial di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah
1. Wawancara dan Observasi Ada
Pelayanan Sosial Tidak Tidak ada
Tabel 2.33 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Wawancara dan

Observasi Pelayanan Sosial di Dusun Cilempuyang Rt 01 bahwa di Dusun

Cilempuyang tidak ada wawancara dan observasi pelayanan sosial.

Menurut Alfred J. Khan (2007) pelayanan sosial terdiri dari program

program yang di adakan tampa mempertimbangkan kriteria pasa untuk menjamin

suatu tingkatan dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan

kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan untuk meningkatkan kehidupan

masyarakat serta kemampuan perorangan untuk pelaksanaan fungsi-fungsinya,


34

untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan menggunakan pelayanan

pelayanan serta lembaga lembaga yang telah ada dan membantu warga

masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran.

Tabel 2.34
Distribusi frekuensi berdasarkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Tersedia di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Fasilitas Pelayanan Puskesmas 1 50%
Kesehatan yang Klinik 1 50%
Tersedia Rumah Sakit - -
Balai Pengobatan - -
Tradisional
Home Care - -
Pusat Emergensi - -
Fasilitas Pelayanan Sosial - -
Pelayanan Kesehatan - -
Mental
Jumlah 3 100%

Tabel 2.34 menujukan distribusi frekuensi berdasarkan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang Tersedia di Dusun Cilempuyang yang terdiri dari puskesmas 1

buah (50%) dan klinik sebanyak 1 buah (50%).

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat danatau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Tabel 2.35
Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Tempat Pelayanan Kesehatan di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi
1. Akses Menuju Tempat Mudah 31 100%
35

Pelayanan Kesehatan Sulit


Jumlah 100% 100%

Tabel 2.35 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju

Tempat Pelayanan Kesehatan yang ada di Dusun Cilempuyang dengan akses

100% mudah.

Tabel 2.36
Distribusi frekuensi berdasarkan Transportasi Menuju Tempat Pelayanan
Kesehatan di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Transportasi Menuju Jalan Kaki - -
Tempat Pelayanan Motor - -
Kesehatan Mobil - -
Kendaraan Pribadi 31 100.0
Jumlah 31 100 %

Tabel 2.36 distribusi frekuensi berdasarkan Transportasi Menuju Tempat

Pelayanan Kesehatan di Dusun Cilempuyang semuanya 100% menggunakan

kendaraan pribadi. Dari data diatas menunjukan sebagian besar warga

menggunakan transportasi ke Yankes dengan menggunakan sepeda motor, ini

menunjukan pemerataan transportasi di dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 desa

Cilempuyang sudah cukup baik.

Tabel 2.37
Distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Tempat Fasilitas Kesehatan di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


36

1. Pemanfaatan Tempat Fasilitas Ya 31 100%


Kesehatan Tidak 0 0%
Jumlah 31 100%

Tabel 2.37 distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Tempat Fasilitas

Kesehatan di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang

menunjukan semua kepala keluarga 41 (100%) memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang sudah terdapat di desa.

Tabel 2.38
Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga yang Sakit Satu Bulan
Terakhir di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

Penyakit Lama Jumlah Presentasi


Sakit
Hipertensi 17 14,9
DM 0 0,0
Gangguan Jiwa 0 0,0
Jumlah 114 100%

Tabel 2.38 distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga yang Sakit

Satu Bulan Terakhir di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 dari 114 jiwa

terdapat 4 orang 3,5% yang sakit yaitu hipertensi.

Tabel 2.39
Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga Mendapatkan Perawatan di
Rumah di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah


1. Anggota Keluarga Ada Ada
Mendapatkan Perawatan di Tidak -
Rumah
Tabel 2.39 distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga yang

Mendapatkan Perawatan di Rumah di Dusun Cilempuyang menunjukan Ada

Tabel 2.40
Distribusi frekuensi berdasarkan Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
37

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Kepemilikan Kartu Jaminan Ya 31 100,0
Kesehatan Tidak 0 0,0
Jumlah 31 100%

Tabel 2.40 distribusi frekuensi berdasarkan Kepemilikan Kartu Jaminan

Kesehatan di Dusun Cilempuyang menunjukan sebanyak 31 kepala keluarga

(100,0%) mempunyai kartu jaminan kesehatan.

Tabel 2.41
Distribusi frekuensi berdasarkan Wanita Hamill di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Jumlah Presentasi


Pelayanan Kesehatan
1. Ibu hamil 1 100%
Jumlah 1 100%

Tabel 2.41 distribusi frekuensi berdasarkan Wanita Hamill di Dusun

Cilempuyang RT 01 menunjukan jumlah ibu hamil ada 1 orang (100%).

Tabel 2.42
Distribusi frekuensi berdasarkan Ibu Hamill di Imunisasi TT di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Ibu Hamill di Imunisasi TT Ya 1 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 1 100%

Tabel 2.42 distribusi frekuensi berdasarkan Ibu Hamill di Imunisasi TT di

Dusun Cilempuyang Rt 01 menunjukan semua ibu hamil di imunisasi TT 1 orang

(100%).

Tabel 2.43
Distribusi frekuensi berdasarkan Penolong Persalinan dan Bayi berumur Maksimal
11 Bulan di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap
38

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Penolong Perslinan Dukun bayi tidak terlatih 0 0%
Paramedis/Tenaga 2 40%
Kesehatan Lain
Bidan 3 60%
Dokter 0 0%
Dukun Bayi terlatih 0 0%
Jumlah 5 100%
2. Bayi Berumur 2 100%
Maksimal 11 Bulan
Jumlah 2 100%
Tabel 2.43 distribusi frekuensi berdasarkan Penolong Persalinan dan Bayi

berumur Maksimal 11 Bulan di Dusun Cilempuyang menunjukan Penolong

persalinan bayi dengan paramedis/tenaga kesehatan lain sebanyak 2 orang (40%),

Bidan sebanyak 3 orang (60%), dan jumlah bayi berumur maksimal 11 bulan

sebanyak 12 bayi (100%).Hal ini menunjukan kemauan ibu untuk memanfaatkan

pelayanan medis telah baik.

Persalinan untuk saat ini dan atau seterusnya bukan lagi harus tapi kewajiban

harus ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan sehubungan dengan kenyaatan

yang sudah diteliti sesuai dengan ilmu kesehatan khususnya bagian kebidanan

ternyata kehamilan dan persaalinan sangat beresiko dan sangat perlu ditolong oleh

tenaga ahli (Saminem, 2009).

Tabel 2.44
Distribusi frekuensi berdasarkan Pemeriksaan Bayi di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Pemeriksaan Bayi Diperiksa 2 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 2 100%
39

Tabel 2.44 distribusi frekuensi berdasarkan Pemeriksaan Bayi di Dusun

Cilempuyang menunjukan semua balita diperiksa 2 bayi (100%) di pelayanan

kesehatan.

Tabel 2.45
Distribusi frekuensi berdasarkan Pemberian Imunisasi di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Pemberian Imunisasi BCG 2 16,67%
DPT I - -
DPT II 1 8,33%
DPT III - -
POLIO I 2 16,67%
POLIO II - -
POLIO III - -
POLIO IV 1 8,33%
CAMPAK 1 8,33%
HB I 1 8,33%
HB II 2 16,67%
HB III 2 16,67%
Jumlah 12 100%

Tabel 2.45 distribusi frekuensi berdasarkan Pemberian Imunisasi di Dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 menunjukan balita yang mendapat kan imuunisasi

BCG sebanyak 2 orang (16,67% ), DPT II sebanyak 1 orang (8,33%), POLIO I

sebanyak 2 orang (16,67%) , POLIO IV sebanyak 1 orang (8,33%), CAMPAK

sebanyak orang (8,33%), HB I sebanyak 1 orang (8,33%), HB II sebanyak 2

orang (16,67% ), dan HB III sebanyak 2 orang (16,67%).

Tabel 2.46
Distribusi frekuensi berdasarkan PUS dan Akseptor Keluarga Berencana di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Akseptor Keluarga Berencana Jumlah Presentasi


1. Pasangan Usia Subur 18 100%
40

Jumlah 18 100%
2. Akseptor KB Kondom - -
Suntik 23 24,10%
Susuk 6 11,76%
MOW -
MOP -
IUD 4 7,84%
Pil 18 35,30%
Jumlah 51 78%
3. Tidak Memakai KB 13 100%
Jumlah 13 100%

Tabel 2.46 distribusi frekuensi berdasarkan PUS dan Akseptor Keluarga

Berencana di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 menunjukan PUS sebanyak

18 orang (100%) dan Pengguna suntik sebanyak 23 orang (24,10%), IUD

sebanyak 4 orang (7,84%), pil sebanyak 18 orang (35,30%), dan tidak memakai

KB sebanyak 13 orang ( 100%).

Tabel 2.47
Distribusi frekuensi berdasarkan Gizi Balita di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
No Gizi Balita Jumlah Presentasi
1. Balita Mempunyai KMS 2 100%
Tidak Mempunyai KMS 0 0%
Jumlah 2 100%
2. Balita Di Timbang 2 62,5%
Tidak di Timbang 0 37,5%
Jumlah 2 100%
3. Gizi Balita Baik 2 100%
Kurang 0 0
Buruk 0 0
Jumlah 2 100%

Tabel 2.47 distribusi frekuensi berdasarkan Gizi Balita di Dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 menunjukan semua balita di Dusun Cilempuyang

mempunyai KMS 2 balita (100%), balita ditimbang sebanyak 2 balita (100,0%),

tidak ditimbang sebanyak 2 balita (100,0%) dan semua balita memiliki status gizi

baik 2 orang (100%). Pada tabel 2.47 menunjukan semua balita memiliki KMS.
41

Balita di Dusun Cilempuyang berusia 0-11 bulan KMS disimpan di rumah

masing-masing, namun setelah usia 1 tahun KMS biasanya disimpan di kader

dengan alasan KMS takut rusak atau hilang bila disimpan di rumah. Ini

menunjukan semua balita terpantau dengan baik pertumbuhan dan

perkembangannya.

KMS merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak berdasarkan

indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis

kelamin (KEMENKES, 2010)

Tabel 2.48 distribusi frekuensi berdasarkan Pemeriksaan Penyakit Menular


di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Pemeriksaan Penyakit Menular Jumlah Presentasi


1. Anggota Keluarga yang Ya 2 6.5
DBD/Malaria Tidak 28 93.5

Jumlah 31 100%

Tabel 2.48 distribusi frekuensi berdasarkan Pemeriksaan Penyakit Menular

di Dusun Cilempuyang menunjukan sebanyak 28 keluarga 93,5% tidak pernah

mengalami DBD dan ada 2 keluarga 6,5% yang mengalami DBD.

Tabel 2.49
Distribusi frekuensi berdasarkan Perilaku Terhadap Kesehatan di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Perilaku Terhadap Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Berapa Kali Anggota Keluarga 1 kali 0 0.0
Mandi 2 kali 25 80.6
>2 kali 6 19.4
Jumlah 31 100%
42

Tabel 2.49 distribusi frekuensi berdasarkan Perilaku Terhadap Kesehatan di

Dusun Cilempuyang menunjukan anggota keluarga yang mandi 2 kali/hari

sebanyak 25 keluarga (80,6%), dan yang lebih dari 2 kali/hari sebnyak 6 keluarga

(19,4%).

Tabel 2.50
Distribusi frekuensi berdasarkan Tempat Anggota Keluarga Mandi di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Perilaku Terhadap Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Tempat Keluarga Mandi Kamar Mandi Sendiri 31 100%
Kamar Mandi Umum 0 0%
Pancuran/belik/PDAM 0 0%
Kolam 0 0%
Sungai 0 0%
Jumlah 31 100%

Tabel 2.50 distribusi frekuensi berdasarkan Tempat Anggota Keluarga

Mandi di dusun Cilempuyang menunjukan semua keluarga mandi di kamar mandi

sendiri sebanyak 41 keluarga (100%).

Tabel 2.51
Distribusi frekuensi berdasarkan Pemakaian Sabun Mandi di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Perilaku Terhadap Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Penggunaan Sabun Mandi Ya 31 100%
Tidak
Jumlah 31 100%
Tabel 2.51 distribusi frekuensi berdasarkan Pemakaian Sabun Mandi di

Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu

Kabupaten Cilacap semua keluarga mandi memakai sabun yaitu sebanyak 41

keluarga (100%). Ini memperlihatkan semua masyarakat mandi menggunakan

sabun. Ini sudah benar, sabun berfungsi sebagai pembunuh bakteri yang

menempel di kulit.
43

Tabel 2.52
Distribusi frekuensi berdasarkan Gosok Gigi di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Perilaku Terhadap Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Gosok Gigi 1 x sehari 0 0.0
2 x sehari 26 83.8
>2 x sehari 5 16.2
Jumlah 31 100%

Tabel 2.52 distribusi frekuensi berdasarkan Gosok Gigi di Dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 menunjukan keluarga yang gosok gigi 2x sehari

sebanyak 26 keluarga (83,8%), dan yang >2x sehari sebnyak 5 keluarga (16,2%).

Ini memperlihatkan frekuensi menggosok gigi semua masyarakat menyikat gigi 2

kali sehari. Menggosok gigi dilakukan pada pagi dan sore hari. Menggosok gigi

secara benar dan teratur, sedikitnya 2 kali sehari, dianjurkan setiap selesai makan

dan sebelum tidur.Menggosok gigi menggunakan sikat gigi sendiri.Sikat gigi

harus diganti setiap 3 bulan sekali (Hidayat, 2008).

Tabel 2.53
Distribusi frekuensi berdasarkan Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Perilaku Terhadap Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Kebiasaan Keluarga Buang Air Angsatrin 31 100%
Besar Jumbleng/ 0 0%
Cemplung
Kolam Ikan 0 0%
Sembarang 0 0%
Tempat
44

Jumlah 31 100%

Tabel 2.53 menunjukan kebiasaan buang air besar di Dusun Cilempuyang

RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.

Dari data tersebut menunjukan semua keluarga biasa buang air besar di angsatrin.

Kebiasaan ini sudah baik, tidak mencemari air dan tanah yang dapat menjadi

sumber infeksi. Sedangkan menurut Riana Deby (2011) penggunaan jamban leher

angsa ternyata lebih sehat jika dibandingkan dengan jamban model duduk, karena

jamban leher angsa tidak bersentuhan langsung dengah kulit sehingga resiko

terkena iritasi kulit pun semakin berkurang.

Tabel 2.54
Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga Mengganti Pakaian Harian di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Perilaku Terhadap Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Anggota Keluarga Mengganti Setiap hari 31 100%
Pakaian Kerja 2 hari sekali - -
3 hari sekali - -
>3 sehari sekali - -
Jumlah 31 100%

Pada tabel 2.54 memperlihatkan frekuensi mengganti pakaian sehari-hari

sebanyak 41 keluarga (100%) adalah 1 kali/hari. Mengganti pakaian dengan

teratur. Minimal 1 kali sehari atau setelah mandi. Biasakan mengganti pakaian

sesampainya di rumah setelah pulang sekolah atau bepergian karena pakaian dan

keringat akan menempel pada pakaian setelah di pakai beraktivitas (Hidayat,

2008).

Tabel 2.55
Distribusi frekuensi berdasarkan Anggota Keluarga Mengganti Pakaian Kerjadi
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
45

No Perilaku Terhadap Kesehatan Jumlah Presentasi


1. Anggota Keluarga Mengganti Satu kali 31 100%
Pakaian Harian 2 kali 0 0%
>2 kali 0 0%
Jumlah 31 100%

Pada tabel 2.55 memperlihatkan frekuensi mengganti pakaian sehari-hari

sebanyak 31 keluarga (100%) adalah 1 kali/hari.

2.2.6. Komunikasi

Tabel 2.56
Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Informasi Keluarga di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Komunikasi Jumlah Presentasi


1. Sumber Informasi Keluarga Surat Kabar - -
Radio - -
Televisi 16 51.7
Internet / Media 15 48.3
Sosial
Jumlah 31 100%

Tabel 2.56 distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Informasi Keluarga di

Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 menunjukan masyarakat mendapat

informasi dari televisi sebanyak 16 keluarga (51,7%) dan dari internet atau media

social sebanyak 15 keluarga (48,3%).

Tabel 2.57
Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber Informasi Umum di Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Komunikasi Jumlah Presentasi


1. Sumber Informasi Umum Papan 0 0%
Pengumuman
Poster 0 0%
Brosur 0 0%
Pengeras Suara dari 31 100%
Mesjid
46

Jumlah 31 100%

Tabel 2.57 distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi umum di

Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu

Kabupaten Cilacap menunjukan semua kepala keluarga menggunakan pengeras

suara masjid (100%).

Tabel 2.58
Distribusi frekuensi berdasarkan Cara Penyampaian Aspirasi di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Komunikasi Jumlah Presentasi


1. Cara Penyampaian Aspirasi Musyawarah/ 31 100%
Mediasi
Demostrasi 0%
Jumlah 31 100%

Tabel 2.58 distribusi frekuensi berdasarkan cara penyampaian aspirasi

menunjukan sebanyak 31 kepala keluarga (100%).

2.2.7. Ekonomi

Tabel 2.59
Distribusi frekuensi berdasarkan Pendapatan Rata-Rata Penduduk di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap
No Ekonomi Jumlah Presentasi
1. Pendapatan Rata-Rata <1.000.000 18 58,1%
Penduduk >1.000.000 13 41,9%
Jumlah 31 100%
Tabel 2.59 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan pendapatan rata-

rata penduduk di dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 sebanyak 18 kepala

keluarga (58,10%) penghasilan ˂1.000.000 dan sebanyak 13 kepala keluarga

(41,9%) penghasilan >1.000.000. Hal ini menunjukan tingakat ekonomi di dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 dengan kebutuhan yang cukup.

Tabel 2.60
47

Distribusi frekuensi berdasarkan Penghasilan Keluarga untuk Kebutuhan Primer


di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Ekonomi Jumlah Presentasi


1. Penghasilan Keluarga untuk Lebih 16 51,9
Kebutuhan Primer Cukup 10 32.2
Kurang 5 16.1
Jumlah 31 100%

Tabel 2.60 menunjukan distribusi frekuensi penghasilan keluarga untuk

kebutuhan primer sebanyak 16 kepala keluarga (51,9%) berpenghasilan lebih,

sebanyak 20 kepala keluarga (32,2%) berpenghasilan cukup, dan sebanyak 5

kepala keluarga (16,1%) berpenghasilan kurang.

Tabel 2.61
Distribusi frekuensi berdasarkan Penghasilan Keluarga untuk Kebutuhan
Sekunder di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

Ekonomi Jumlah Presentasi


No
1. Penghasilan Keluarga untuk Lebih 16 51,9
Kebutuhan Sekunder Cukup 10 32.2
Kurang 5 16.1
Jumlah 31 100%

Tabel 2.61 menunjukan distribusi frekuensi penghasilan keluarga untuk

kebutuhan primer sebanyak 16 kepala keluarga (51,9%) berpenghasilan lebih,

sebanyak 20 kepala keluarga (32,2%) berpenghasilan cukup, dan sebanyak 5

kepala keluarga (16,1%) berpenghasilan kurang.

Tabel 2.62
Distribusi frekuensi berdasarkan Penghasilan Keluarga untuk Kebutuhan Tersier
di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

No Ekonomi Jumlah Presentasi


1. Penghasilan Keluarga untuk Lebih 2 6.4
Kebutuhan Tersier Cukup 27 87.2
Kurang 2 6.4
48

Jumlah 31 100%

Tabel 2.62 menunjukan distribusi frekuensi penghasilan keluarga untuk

kebutuhan tersier menunjukan sebanyak 2 kepala keluarga Lebih dan kurang

(6,4%), sisanya sebanyak 27 kepala keluarga (87,2%) dengan kategori cukup.

Tabel 2.63 distribusi frekuensi berdasarkan Kepemilikan Tabungan


di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002

No Ekonomi Jumlah Presentasi


1. Kepemilikan Tabungan Ya 21 67.7
Tidak 11 35.3
Jumlah 31 100%

Tabel 2.63 menunjukan distribusi frekuensi kepemilikan tabungan di

dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 sebanyak 21 kepala keluarga (67,7%)

memiliki tabungan dan 11 (35,5%) kepala keluarga tidak memiliki tabungan.

Tabel 2.64
Distribusi frekuensi berdasarkan Kepemilikan Usaha Tambahan di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Ekonomi Jumlah Presentasi


1. Kepemilikan Usaha Ya 8 25.8
Tambahan Tidak 23 74.2
Jumlah 31 100%
Tabel 2.64 menunjukan distribusi frekuensi kepemilikan usaha tambahan

di dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 sebanyak 8 kepala keluarga (25,8%)

memiliki usaha tambahan dan 23 kepala keluarga (74,2%) tidak memiliki usaha

tambahan.

Tabel 2.65
Distribusi frekuensi berdasarkan Kemampuan Keluarga Membeli Alat
Transportasi di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

N Ekonomi Jumlah Presentasi


o
49

1. Kemampuan Keluarga Membeli Ya 31 100.0


Alat Transportasi
Tidak - -
Jumlah 31 100%

Tabel 2.65 menunjukan distribusi frekuensi kemampuan keluarga membeli

alat transportasi sebanyak 31 kepala keluarga (100,0%).

Tabel 2.66
Distribusi frekuensi berdasarkan Lokasi Industri di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Ekonomi Jumlah Presentasi


1. Lokasi Industri Ada - -
Tidak Ada Tidak Ada 100%

Tabel 2.66 menunjukan distribusi frekuensi lokasi industri di Dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu

Kabupaten Cilacap tidak ada lokasi industry.

Tabel 2.67
Distribusi frekuensi berdasarkan Pusat/Pasar Bisnis dan Pemnfaatannya di
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Ekonomi Jumlah Presentasi


1. Pusat/Pasar Bisnis Ada 1 100%
Tidak
Jumlah 1 100%
Tabel 2.67 menunjukan distribusi frekuensi keberadaan pusat/pasr bisnis di

Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu

Kabupaten Cilacap dan pemanfaatanya sudah baik. Sebagaimana fungsi pasar

yaitu mencukupi kebutuhan sandang pangan keluarga. Untuk di dusun

Cilempuyang RT/RW 002/002 desa Cilempuyang suadah baik.

2.2.8. Rekreasi

Tabel 2.68
Distribusi frekuensi berdasarkan Ketersediaan Tempat Rekreasi di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
50

Kabupaten Cilacap

No Rekreasi Jumlah Presentasi


1. Ketersediaan Tempat Rekreasi Ada 0 0%
Tidak 0 0%
Jumlah
2. Jenis Tempat Rekreasi Taman 0 0%
Arena Bermain 0 0%
Perpustakaan 0 0%
Rekreasi Privat 0 0%
Fasilitas Khusus 0 0%
Jumlah 0 0%

Tabel 2.68 menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan ketersediaan tempat

rekreasi di Dusun Cilempuyang menunjukan sebagian besar sarana rekreasi untuk

umum tidak ada ketersediaan tempat rekreasi di wilayah dusun Cilempuyang

RT/RW 002/002.

Tabel 2.69
Distribusi frekuensi berdasarkan Akses Menuju Tempat Rekreasi di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Rekreasi Jumlah Presentasi


1. Akses Menuju Tempat Mudah - -
Rekreasi Sulit - -
Jumlah 31 100%
Tabel 2.69 menunjukan tida ada akses menju tempat rekreasi di Dusun

Cilempuyang, karena tidak ada tempat rekreasi ditempat tersebut.

Tabel 2.70
Distribusi frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Tempat Rekreasi di Dusun
Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap

No Rekreasi Jumlah Presentasi


1. Pemanfaatan Tempat Rekreasi Ya 31 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 31 100%

Pada tabel 2.70 menunjukan 31 keluarga (100%) memanfaatkan tempat

rekreasi yang ada di sekitar Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa


51

Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Rekreasi adalah kegiatan

yang dibutuhkan setiap manusia dengan melakukan perjalanan ke suatu tempat.

Rekreasi sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang untuk tujuan tertentu, di

antaranya penyegaran sikap dan mental, kepuasan, serta kesenangan yang bisa

memulihkan kekuatan fisik maupun mental (krippendoff, 1994).

2.3. Data Persepsi


2.3.1 Persepsi Masyarakat
a. Kehidupan di masyarakat di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa
Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap terbilang aman
dan tentram, tidak ada konflik antar masyarakat, dan tidak ada
kegaduhan di masyarakat.
b. Kekuatan masyarakat di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa
Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap yaitu masih
adanya rasa gotong royong antar masyarakat.
c. Permasalahan :
1) Yang menjadi permasalah lansia di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten
Cilacap yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit
hipertensi.
2) Yang menjadi permasalahan Masyarakat Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap yaitu Resiko terjadinya penyakit DBD.
2.4.2 Persepsi Perawat
a. Kondisi kesehatan masyarakat di Dusun Cilempuyang RT/RW
002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
masih banyak masalah. Masih terdapat permasalahan pada lansia dan
lingkungan.
b. Yang menjadi kekuatan di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa
Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap adalah sudah
52

tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yaitu : Puskesmas Cimanggu


1 dan Cimanggu 2.
c. Masalah yang dapat teridentifikasi yaitu masalah penyakit hipertensi
pada lansia, dan masalah lingkungan lainnya.

BAB III

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

a) Analisa Data

No Kategori Ringkasan Laporan Kesimpulan


Data
1. Lingkungan - Sumber air - Ada media
fisik PDAM 83,9% perkembangbiakan
Winshield dan Sumur gali nyamuk.
Survey di 16,1%
- Lingkungan kurang
Dusun - Jarak Sumber
Cilempuyan air dengan WC sehat.
g. < 10 m dengan
sistem kedap
air sebanyak 4
rumah (12,9%)
53

- Pembuangan
air kotor ke
selokan sebesar
87,1%
- Sumber
pencemaran
sebanyak 28
rumah memiliki
lebih dari 10
ekor lalat
90,3%
- Mmiliki
nyamuk dengan
jumlah lebih
dari 10 ekor
sebesar 77,4%
- Membersihkan
rumah yang
tidak teratur
sebesar 90,3%
- Membersihkan
sarang laba-
laba tidak tentu
sebanyak
90,3%
- Membersihkan
tempat
penampungan
air yang tidak
tentu sebesar
90,3%
- Tidak memiliki
genting kaca
sebesar 51,6%

2. Winshield - Masalah - Resiko ketidak


Survey di penyakit tahuan penyakit
Dusun Hipertensi hipertensi
Cilempuyan - Masalah - Resiko ketidaktahuan
g penyakit penyakit demam
demam berdarah
berdarah
54

b) Penapisan (Scoring)

Masalah Kesadaran Motivasi Kemampuan Ketersediaan Beratnya Mempercepat


Kesehatan Masyarakat Masyarakat Perawat ahli/pihak Konsekwensi Penyelesaian
Akan Dalam untuk terkait Jika Masalah Masalah
Adanya Menyelesaikan Memenuhi terhadap Tidak Dengan
Masalah Masalah Masyarakat penyelesaian Terselesaikan Resolusi yang
Dalam masalah Dapat Dicapai
Jumlah
Penyelesaian
Masalah
Nilai
Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :
Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3)
Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2)
Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1) Rendah (1)

Bobot 5 Bobot 10 Bobot 8 Bobot 7 Bobot 5 Bobot 8


Resiko Terjadinya 5 10 16 14 10 16 71
penyakit DBD
Kurang 10 10 8 14 10 8 60
Pengetahuan
Tentang Penyakit
hipertensi
55

c) Diagnosa Keperawatan

N Diagnosa Keperawatan Komunitas Score


o
1 Kode : 00188 71
Resiko Terjadinya penyakit DBD di
RT/RW 002/002 Dusun Cilempuyang
ditandai dengan lingkungan kurang
sehat.
2 Kode : 10029286 60
Kurang pengetahuan tentang penyakit
hipertensi di RT/RW 002/002 Dusun
Cilempuyang ditandai dengan ketidak
tahuan masyarakat akan adanya masalah
kesehatan.
56

BAB IV

RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS


No Data Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
1. Data Pendukung Masalah Keluarga Dengan Resiko DBD
Observasi : 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
Warga yang menderita kesehatan 1803 Pengetahuan Masyarakat 5510 Pendidikan Kesehatan
DBD tidak pernah cenderung tentang penyakit demam - Identifikasi faktor internal
dilakukan kunjungan berisiko dan eksternal yang
berdarah dengue
rumah oleh puskesmas. mempengaruhi motivasi
meningkat dari skala 3
Hasil Winshield sikap dan perilaku
(pengetahuan terbatas)
Survey: masyarakat tentang
menjadi 4 (pengetahuan kesehatan lingkungan
- Sumber Pencemaran
banyak), dengan - Penyuluhan Kesehatan
77,4% terdapat >10
indikator sebagai berikut: tentang Demam berdarah
ekor nyamuk
- Definisi DBD Dengue
- Pembuangan - Anjurkan Strategi untuk
- Klasifikasi DBD
Penampungan air tidak memberantas sarang nyamuk
- Tanda dan Gejala
tentu 58,54% dengan 4M Plus
DBD
Wawancara :
- Pencegahan DBD
Menggerakan 1600 6520
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
Masyarakat untuk
Pemenuhan perilaku Skrining Kesehatan
melakukan 4M sangat
aktivitas yang dianjurkan - Pengkajian riwayat
Sulit.
meningkat dari 2 (jarang) kesehatan
menjadi 3 (kadang- - Konseling keluarga yang
kadang) dengan indikator terdeteksi adanya jentik
sebagai berikut : nyamuk didalam bak
57

- Melakukan kegiatan penampung air.


4M
- Tidak menggantung
pakaian didalam kamar.

2605 Prevensi Tersier 7140 Prevensi Tersier


Keluarga berpartisipasi Dukungan Keluarga:
dalam perencanaan Berikan informasi kepada
Keluarga berpartisipasi keluarga tentang bahaya
dalam penyediaan penyakit DBD
perawatan
Keluarga membuat
keputusan untuk merawat
anggota keluarga yang
mengalami DBD.
58

No Data Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
2. Data Pendukung Masalah Keluarga Dengan Hipertensi
Observasi : 10029286 Kurang 1805 a. Meningkat nya 5602 a. Pendidikan Kesehatan
Belum menyeluruhnya Pengetahuan pengetahuan proses penyakit dengan
pelayanan Posbindu pada tentang masyarakat dan lansia memberikan penyuluhan
warga sehubungan Hipertensi
penyakit tentang penyakit
dengan Covid-19
hipertensi
Hasil Winshield 2010 b. Terlaksana b. Mendorong
Survey:
pengobatan dan Kemampuan lansia dalam
Warga yang mengalami pemeliharaan kesehatan
hipertensi 14,9% pemeriksaan
kesehatan secara dan kebugaran fisik
Wawancara :
Menggerakan berkesinambungan.
Masyarakat untuk
mengikuti pemeriksaan
kesehatan di puskesmas
59

BAB V

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Strategi Sasaran Waktu & Penanggung


Kep.Kom Implementasi Tempat Jawab
Pelaksana
1. Resiko Terjadinya - Melakukan pendidikan kesehatan Seluruh Waktu : 10 Bakti Widyanarti
penyakit DBD di tentang lingkungan sehat meliputi warga September 2021 S.Kep
RT/RW 002/002 Dusun pengelolaan air buangan, masyarakat Pukul 08.00 WIB Dan RT
pengendalian pencemaran,
Cilempuyang ditandai RT/RW di Lingkungan
pengelolaan sampah, pengendalian
dengan lingkungan vector dan pencegahan penyakit 002/002 sekitar RT/RW
kurang sehat. Demam Berdarah Dengue (DBD). Dusun 002/002 Dusun
- Melaksanakan Gotong Royong atau Cilempuyang Cilempuyang
membersihkan lingkungan sekitar
rumah warga untuk memberantas
serangan nyamuk dengan membuang
genangan air dimanapun agar
nyamuk tidak berkembang biak.
3. Kurang pengetahuan Melakukan Pendidikan Kesehatan Seluruh Waktu : 10 Bakti Widyanarti
tentang penyakit tentang pengetahuan penyakit warga September 2021 S.Kep
hipertensi di RT/RW hipertensi. masyarakat Pukul 09.00 WIB
002/002 Dusun RT/RW Rumah Warga
Cilempuyang ditandai 002/002
dengan ketidak tahuan Dusun
masyarakat akan Cilempuyang
adanya masalah
kesehatan.
60

BAB VI

EVALUASI
No Diagnosa Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Kep.Kom Formatif Sumatif
1. Resiko Terjadinya penyakit S : S: Diperlukan adanya
DBD di RT/RW 002/002 - Warga Dusun Cilempuyang - Warga Dusun Cilempuyang monitoring oleh warga
Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 mengatakan RT/RW 002/002 mengatakan Dusun Cilempuyang
ditandai dengan lingkungan sudah mengetahui yang dijelaskan sudah bisa melakukan cara 6 RT/RW 002/002 secara
oleh perawat tentang lingkungan langkah mencuci tangan rutin terhadap
kurang sehat.
sehat meliputi pengelolaan air dengan baik dan benar serta pembuangan sampah
buangan, pengendalian membersihkan lingkungan supaya tidak berserakan
pencemaran, pengelolaan sampah, O: dan lebih memaksimalkan
pengendalian vector dan - Warga Dusun Cilempuyang penyuluhan kesehatan
pencegahan penyakit Demam RT/RW 002/002 tampak PHBS lingkungan sehat.
Berdarah Dengue (DBD). mempraktekan 6 langkah cara
O: mencuci tangan dari urutan
- Warga Dusun Cilempuyang pertama sampai dengan akhir
RT/RW 002/002 tampak antusias - Warga tampak antusias
saat diberikan penyuluhan membersihkan sampah di
pengelolaan sampah dan depan lingkungan sekitarnya.
bagaimana cara pencegahan
penyakit demam berdarah dengue A :
(DBD). serta - Masalah Resiko terjadinya
- Warga mampu bergotong royong penyaklit terkait dengan
untuk membersihkan sampah. dan lingkungan kurang sehat
mampu memahami 6 langkah teratasi.
mencuci tangan. P : Intervensi dihentikan
- Kegiatan gotong royong
61

membersihkan lingkungan diikiti


oleh 5 warga.
A:
- Warga Dusun Cilempuyang
RT/RW 002/002 sudah paham
dan mampu mengenal,
kesehatan yang ada di
lingkungannya.
P:
- Warga RT/RW 002/002 Harus tetap
menjaga kesehatan lingkungan
dengan selalu membersihkan
lingkungannya setiap hati dan
intervensi dihentikan.
2. Kurang pengetahuan tentang S: S: Diperlukan adanya
penyakit hipertensi di - Warga Dusun Cilempuyang - Warga Dusun Cilempuyang monitoring tekanan darah
RT/RW 002/002 mengatakan RT/RW 002/002 mengatakan agar dapat memantau
RT/RW 002/002 Dusun sudah mengerti tentang apa itu
Cilempuyang ditandai sudah Memahami tentang tekanan darah dan
penyakit hipertensi.
O: penyakit hipertensi, penyebab menyarankan kepada
dengan ketidak tahuan
- Saat home visit Warga Dusun dan pengobatan penyakit kader agar dilakukan
masyarakat akan adanya
Cilempuyang RT/RW 002/002 hipertensi. kegiatan senam setiap
masalah kesehatan. terlihat paham Dan dapat O: minggu secara rutin untuk
menjelaskan kembali tentang - Warga bisa menjelaskan kembali para penderita hipertensi
hipertensi, penyebab, penyebab, penanganan serta lebih
penanganan, serta pengobatan
hipertensi memaksimalkan
yang tepat untuk penderita
hipertensi. A: penyuluhan kesehatan
- Warga sangat antusias saat - Masalah kurangnya pengetahuan mengenai hipertensi.
diberikan penyuluhan. tentang penyakit hipertensi
teratasi
A:
62

- Warga Dusun Cilempuyang P : Intervensi dihentikan.


RT/RW 002/002 sudah mampu
mengenal masalah

P:
- Warga RT/RW 002/002 harus tetap
menjaga kesehatan dan
memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas. dan Intervensi
dihentikan.
63

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa

Program Profesi Ners Stikes Bina Putera Banjar di Dusun Cilempuyang RT/RW

002/002 Desa.Cilempuyang Kecamatan.Wanaraja Kab.Cilacap yang dilaksanakan

pada tanggal 15 Agustus 2021 sampai dengan 15 September 2021, telah

mengidentifikasi 2 masalah keperawatan komunitas, yaitu masalah Kurangnya

pengetahuan tentang penyakit hipertensi dan Resiko Terjadinya penyakit DBD

ditandai dengan lingkungan kurang sehat berdasarkan pengkajian yang telah

dilakukan.

Dari 2 masalah tersebut, Resiko Terjadinya penyakit DBD yang ditandai

dengan lingkungan kurang sehat, dan terakhir adalah masalah kurangnya

pengetahuan tentang penyakit hipertensi. Setelah itu mahasiswa melakukan

implementasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat bersama dengan

masyarakat untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan tersebut. Bentuk-

bentuk implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

berupa penyuluhan kesehatan.

Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang telah

dilakukan di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa Cilempuyang Kecamatan

Cilempuyang selama 1 bulan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :


64

1. Terdapat peningkatan Pengetahuan masyarakat akan pentingnya pentingnya

membersihkan lingkungan dan pengelolaan sampah agar terhindar dari resiko

terjadinya penyakit DBD, dan mengetahui penyebab dan pengobatan hipertensi.

2. Warga sangat kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan yang diberikan.

3. Warga sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan berupa kerja bakti, dan

mempraktekan cara 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar.

B. Saran

Selama dilakukan praktek asuhan keperawatan komunitas selama 2 minggu di

Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002 Desa.Cilempuyang Kec.Cilempuyang

Kab.Cilacap terdapat beberapa hal yang harus ditindaklanjuti untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Adapun beberapa saran yang dapat diberikan adalah :

1. Lebih ditingkatkan lagi kerjasama yang telah ada antara petugas Puskesmas,

kader-kader kesehatan di Dusun Cilempuyang untuk mengatasi masalah

Pencegahan penyakit DBD dan Penyakit Hipertensi dengan melakukan kunjungan

pada warga.

2. Dukungan dari pihak Puskesmas untuk melakukan pembinaan yang berkelanjutan

terhadap kader kesehatan di Dusun Cilempuyang RT/RW 002/002, terutama

tentang Resiko Terjadinya Penyakit DBD ditandai lingkungan kurang sehat, dan

Kurangnya pengatahuan penyakit Hipertensi. Meningkatkan kerjasama antar

masyarakat, RT, RW dan kader dalam usaha menggerakan dan memotivasi

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat.


65

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2020. Pedoman produksi dan distribusi pangan
olahan pada masa status darurat kesehatan corona virus disease 2019 (Covid-19)
di Indonesia.

Masruroh, Siti. 2004. Perilaku Keluarga dalam pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Dengue melalui Kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di Kelurahan
PudakPayung Kota Semarang. Skripsi (tidak dipublikasikan). Semarang : PSIK
FK UNDIP.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2008). Laporan nasional riskesda 2007,,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia. https://www.litbang.depkes.go.id/ diperoleh tanggal 22 Juni 2020

Cholil, Ahmad. (2012). Hubungan Sikap Pengelola Wisata Terhadap Upaya


Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.

Aztari, Fenny. 2007. Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Mengenai
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Aur Kuning Bukit
Tinggi. Skripsi. Padang. FK Universitas Andalas.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC. Depkes RI.
2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi
Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta. Depkes RI. 2004.

Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Salah Satu Peran Masyarakat dalam Penanggulangan
Demam Berdarah Dengue (DBD).
66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1.1 Penyuluhan Lingkungan sehat, Pencegahan penyakit DBD

Gambar 1.2 Penyuluhan Tentang Pengetahuan Penyakit Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai