Anda di halaman 1dari 2

Nomor : 01/BP/ISF-G/II/2021

Lampiran :-
Perihal : Undangan Audiensi

Yth.
Badan Pengurus dan Anggota
Akhwat Mata Salman ITB

Assalamu'alaykum wr.wb.
Sebagai pembuka, kami kutip salah satu firman Allah,
ِ ْ ‫ضيْتُ لَكُ ُم‬
… ‫اْلس ََْل َم ِد ْينًا‬ َ ُ‫… ۗا َ ْل َي ْو َم ا َ ْك َم ْلتُ لَكُ ْم ِد ْينَكُ ْم َواَتْ َم ْمت‬.
ْ ِ‫علَ ْيكُ ْم نِ ْع َمت‬
ِ ‫ي َو َر‬
“... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-
Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu…” (QS Al Maidah: 3)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza
wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama
mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi
mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa
Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia
dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram
kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang
dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama
sekali.”
Islam adalah agama sempurna yang mengandung seperangkat perintah dan larangan
Allah agar manusia dapat menjadikannya dasar berpikir dan berperilaku dalam berbagai aspek
kehidupan sekaligus dasar dalam mengatur dan menyelesaikan persoalan kehidupan, bukan
selainnya. Merupakan hal yang wajar, bahkan wajib, bagi seorang muslim untuk berpegang
teguh pada Islam sebagai konsekuensi keimanan. Allah berfirman,
‫ّٰللاِ ُح ْك ًما ِلِّقَ ْو ٍم ي ُّْوقِنُ ْون‬ َ ‫ۗاَفَ ُح ْك َم ْال َجا ِه ِليَّ ِة يَ ْبغُ ْو َۗنَ َو َم ْن اَ ْح‬
‫سنُ ِمنَ ه‬
“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS Al Maidah: 50)
Akan tetapi, saat ini terdapat anggapan bahwa sikap seorang muslim yang berpegang
teguh terhadap Islam merupakan sesuatu yang berlebihan dan fanatik, hingga dilabeli dengan
cap radikal. Di sisi lain, para kapitalis-sekuler Barat tengah ramai mengkampanyekan program-
program moderasi beragama ke seluruh penjuru dunia. Target utama dari program ini adalah
negeri kaum muslim (termasuk Indonesia) agar kaum muslim bersikap lebih ‘netral’. Padahal
sejatinya, tujuan utama mereka adalah agar kaum muslim mau mengadopsi ide sekuler yang
mereka propagandakan. Hal ini tentulah bertentangan dengan Islam dan membahayakan kaum
muslim. Hanya saja, tidak semua muslim menyadari realita dibalik fakta tersebut. Sebagai
aktivis muslimah, sudah sepantasnya kita mengkaji serta memahami fakta ini dari sudut
pandang Islam agar kita bisa menyadarkan umat terkait realita serta kebahayaan moderasi
beragama ini bagi Islam.
Oleh karena itu, kami mengundang Saudari dan rekan-rekan aktivis muslimah di
organisasi Saudari untuk berbincang dan berdiskusi mengenai topik moderasi beragama ini.
Menjadi sebuah kehormatan apabila Saudari bersedia untuk menerima permohonan kami. Atas
perhatian Saudari, kami ucapkan terima kasih. Jazaakunnallahu khayran.

Wassalamu’alaykum wr. wb.

Bandung,

Koordinator ISF-Ganesha,

Annida Amani

Anda mungkin juga menyukai