Anda di halaman 1dari 15

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N

si
No. 587 K/Pdt.Sus/2008
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah
memutuskan sebagai berikut dalam perkara :

do
gu PT. GE FINANCE INDONESIA, beralamat di Gedung BRI II Lt. 24-
25, Groun floor, Jalan Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Pusat,

In
A
yang dalam hal ini memberikan kuasa kepada : ANTHONY
HILMAN, SH,MBA, dan kawan, Advokat, berkantor di Jalan Cikini
ah

lik
VII, No. 27 Jakarta Pusat ;
Pemohon kasasi dahulu Tergugat ;
melawan:
am

ub
RINI KURNIASARI, bertempat tinggal di Jalan Naga Raya No. 9,
RT. 006/009 Kelurahan Duren sawit, Kotamadya Jakarta Selatan ;
ep
Termohon Kasasi dahulu Penggugat ;
k

Mahkamah Agung tersebut ;


ah

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;


R

si
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang

ne
ng

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat dimuka persidangan Pengadilan


Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya

do
gu

atas dalil-dalil sebagai berikut :


Bahwa Penggugat adalah karyawan Tergugat yaitu perusahaan PT. GE
Finance Indonesia (GE Money) beralamat di Gedung BRI II Lt. 24-25, Ground
In
A

Floor, Jalan Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Pusat, mulai bekerja sejak
tanggal 12 Februari 1977 dengan upah Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh
ah

lik

ribu rupiah) ;
Bahwa Penggugat bekerja pada Tergugat sejak dari karyawan kontrak
m

ub

tanggal 12 Februari 1977 sampai dengan menjadi karyawan tetap pada tanggal
12 Desember 1977 dengan upah Rp. 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu
ka

rupiah) dan upah terakhir sebesar Rp. 2.727.636,- (dua juta tujuh ratus dua
ep

puluh tujuh ribu enam ratus tiga puluh enam rupiah) ;


ah

Bahwa Penggugat awal bergabung dengan Tergugat sebagai Desk


R

Collector pada bagian Collector dan pada tahun 2001 Penggugat diangkat
es

sebagai Junior Team Leader sampai pada akhirnya diangkat sebagai Assistant
M

ng

Supervisor ;
on
gu

Hal. 1 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa selama bekerja sebagai karyawan tetap Tergugat, Penggugat

si
melakukan pekerjaan dengan penuh kedisiplinan dan tanggung jawab dan
memperoleh gaji pokok / upah, dan tunjangan-tunjangan serta fasilitas-fasilitas

ne
ng
lainnya ;
Bahwa atas dedikasinya selama bekerja pada Tergugat maka Penggugat
mendapatkan penghargaan dari Tergugat berupa “ The Best Collector “ pada

do
gu tahun 1998 dan “ Special Project Recognition “ pada tanggal 23 Oktober 2003
termasuk juga pemberian cincin emas sebesar 5 gram atas pengabdiannya

In
A
selama 5 tahun ;
Bahwa efektif pada tanggal 30 April 2005, Penggugat atas kemauan
ah

lik
sendiri mengajukan pengunduran diri kepada Tergugat dimana 30 hari
sebelumnya mengajukan surat pengunduran diri ;
Bahwa selanjutnya pada awal bulan Mei 2005, Tergugat memberikan
am

ub
surat referensi kerja kepada Penggugat namun ternyata Tergugat tidak
memberikan haknya Penggugat berdasarkan ketentuan pasal 156 ayat (4)
ep
dan pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
k

Ketenagakerjaan ;
ah

Bahwa dalam Perjanjian Kerja Bersama tidak diatur secara langsung


R

si
mengenai pemberian uang pisah terhadap karyawan yang mengundurkan diri,
namun Tergugat tetap memberikan uang pisah terhadap karyawan yang

ne
ng

telah mengundurkan diri, antara lain Syarief Effendi, Collection, masa kerja
10 tahun, tahun 2003 mengundurkan diri, mendapatkan haknya sebesar ±

do
gu

Rp. 287.000.000,- dan ada beberapa karyawan lain yang mengundurkan diri
dan mendapatkan uang pisah ;
Bahwa oleh karena Tergugat hanya memberikan surat referensi kerja
In
A

namun tidak memberikan hak Penggugat berdasarkan sesuai ketentuan Pasal


156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ah

lik

Ketenagakerjaan maka hal tersebut dipertanyakan kepada Tergugat secara


langsung namun tidak mendapatkan tanggapan yang berarti dari Tergugat
m

ub

apalagi uang pisah ;


Bahwa oleh karena tidak adanya tanggapan dari Tergugat maka
ka

Penggugat melalui kuasa hukumnya telah memberikan somasi sebanyak 3


ep

(tiga) kali agar Tergugat memberikan hak Penggugat sesuai ketentuan


ah

Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
R

tentang Ketenagakerjaan namun Tergugat tetap juga tidak memberikan hak


es

Penggugat sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-
M

ng

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;


on
gu

Hal. 2 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa oleh karena tindakan Tergugat yang juga memberikan uang pisah

si
dan uang penghargaan yang seharusnya diterima oleh Penggugat maka
Penggugat membuat masalah ini sampai pada Mediator di Kantor Dinas Tenaga

ne
ng
Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta ;
Bahwa Mediator akhirnya mengeluarkan anjuran tertulis Nomor :
006/ANJ/D/I/2007 tertanggal 11 Januari 2007, yang pada intinya menyatakan

do
gu bahwa Tergugat belum pernah memberikan uang penggantian hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13

In
A
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu bagi pekerja yang mengundurkan
diri atas kemauan sendiri memperoleh uang penggantian hak sesuai Pasal 156
ah

lik
ayat (4) dan uang pisah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 (2) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dimana Mediator
dalam surat anjuran tersebut menganjurkan : “ Perusahaan membayar hak
am

ub
Pekerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan “ ;
ep
Bahwa Penggugat melalui kuasa hukumnya dengan surat tertanggal
k

24 Januari 2007 menyatakan menolak anjuran Mediator pada Kantor Dinas


ah

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta karena anjuran Mediator
R

si
tersebut sangat tidak manusiawi dan memberikan alasan hukum terhadap
perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat ;

ne
ng

Bahwa oleh karena Penggugat menolak anjuran Mediator pada Kantor


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta maka adalah tepat

do
gu

apabila Penggugat mengajukan gugatan Pemutusan Hubungan Kerja kepada


Tergugat melalui Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat, hal ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
In
A

Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial


Pasal 14 ayat (1) yang menyatakan : “ dalam hal anjuran tertulis sebagaimana
ah

lik

dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a ditolak oleh salah satu pihak atau
para pihak maka para pihak atau salah satu pihak dapat melanjutkan
m

ub

penyelesaian perselisihan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


Negeri setempat “ ;
ka

Bahwa dalam anjuran tertulis Nomor : 006/ANJ/D/I/2007 tertanggal


ep

11 Januari 2007 Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI
ah

Jakarta terbukti memang benar Tergugat belum pernah membayar kepada


R

Penggugat berupa uang pisah dan uang penghargaan sesuai ketentuan


es

Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
M

ng

tentang Ketenagakerjaan ;
on
gu

Hal. 3 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dengan demikian adalah layak dan patut jika Tergugat

si
diperintahkan untuk membayar kepada Penggugat berupa uang pisah dan uang
penghargaan sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 ayat (2)

ne
ng
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;
Bahwa berdasarkan penyelesaian yang pernah dilakukan oleh Tergugat
terhadap para karyawannya yang mengundurkan diri dan juga selama ini

do
gu Penggugat melakukan pekerjaan dengan penuh kedisiplinan, tanggung
jawab, memperoleh gaji pokok/upah, tunjangan-tunjangan, penghargaan,

In
A
fasilitas-fasilitas lainnya dan lagi pula Penggugat tidaklah melakukan kesalahan
maka sudah sewajarnya apabila Tergugat membayar kepada Penggugat berupa
ah

lik
uang pisah dan uang penghargaan sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan
Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
adalah sebesar : (Rp. 2.737.633,- x 9) x 2) + (Rp. 2.737.633,- x 4) + (15% x
am

ub
Rp. 49.277.394,-) = Rp. 67.619.535,- (enam puluh tujuh juta enam ratus
sembilan belas ribu lima ratus tiga puluh lima rupiah) ;
ep
Bahwa selain tidak membayar kepada Penggugat uang pisah dan uang
k

penghargaan sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-
ah

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ternyata juga Tergugat


R

si
tidak membayarkan iuran jamsostek Penggugat sehingga dapatlah
dinyatakan Tergugat memang nyata-nyata tidak mempunyai itikad baik untuk

ne
ng

melakukan penyelesaian hak Penggugat ;


Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat mohon kepada

do
gu

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar


memberikan putusan sebagai berikut :
DALAM POKOK PERKARA
In
A

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;


2. Menyatakan hukum antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi pemutusan
ah

lik

hubungan kerja sesuai dengan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;
m

ub

3. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar secara tunai


kepada Penggugat berupa uang pisah dan uang penghargaan berdasarkan
ka

ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13
ep

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebesar dengan perincian sebagai


ah

berikut : ((Rp. 2.737.633,- x 9) x 2) + (Rp. 2.737.633,- x 4) + (15% x


R

Rp. 49.277.394,-) = Rp. 67.619.535,- (enam puluh tujuh juta enam ratus
es

sembilan belas ribu lima ratus tiga puluh lima rupiah) ;


M

ng

on
gu

Hal. 4 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ATAU

si
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo

ne
ng
Et Bono) ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

do
gu DALAM EKSEPSI
GUGATAN PENGGUGAT KABUR/OBSCUUR LIBEL

In
A
1. Terbukti bahwa dalam :
a. Perihal gugatan Penggugat menyatakan bahwa gugatan aquo adalah
ah

lik
gugatan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja.
b. Alinea kedua hal 1 dari gugatannya Penggugat menyatakan bahwa
Penggugat mengajukan gugatan Pemutusan Hubungan Kerja.
am

ub
c. Pada angka 14 di hal 4 gugatannya, Penggugat menyatakan bahwa
“ ...... adalah tepat apabila Penggugat mengajukan gugatan Pemutusan
ep
Hubungan Kerja kepada Tergugat melalui ........ “
k

Namun demikian pada


ah

a. Angka 6 di hal 2 gugatannya, Penggugat menyatakan bahwa “ pada


R

si
30 April 2005 Penggugat atas kemauan sendiri mengajukan
pengunduran diri kepada Tergugat dimana 30 hari sebelumnya

ne
ng

mengajukan surat pengunduran diri “.


b. Angka 12 gugatannya Penggugat menyatakan bahwa “ ...... Tergugat

do
gu

belum pernah memberikan uang penggantian hak sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 162 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun
2003.
In
A

c. Angka 13 gugatannya, Penggugat menyatakan bahwa “ Penggugat ......


menolak anjuran ........ karena anjuran mediator tersebut sangat tidak
ah

lik

manusiawi dan memberikan alasan hukum terhadap perbuatan yang


dilakukan oleh Tergugat “.
m

ub

Berdasarkan dalil-dalil Penggugat sendiri di atas maka tegas terbukti


bahwa :
ka

a. hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat berakhir karena


ep

Penggugat mengundurkan diri atas kemauan sendiri sesuai Pasal 162


ah

(1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 ;


R

b. Pengunduran diri tersebut dilakukan oleh Penggugat dengan


es

mengajukan surat pengunduran diri 30 hari sebelum tanggal


M

ng

berlakunya pengunduran diri ;


on
gu

Hal. 5 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Tatacara pengunduran diri oleh Penggugat telah memenuhi ketentuan

si
Pasal 162 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 ;
d. Dalam anjurannya Mediator telah menegaskan bahwa dasar

ne
ng
berakhirnya hubungan kerja adalah pengunduran diri atas kemauan
sendiri oleh Penggugat atas dasar Pasal 162 (1) Undang-Undang
No.13 Tahun 2003 ;

do
gu e. Permasalahan yang dituntut oleh Penggugat adalah mengenai
pembayaran uang penggantian hak dalam Pasal 162 Undang-Undang

In
A
No. 13 Tahun 2003 dan uang pisah yang mana hal ini berkaitan dengan
pembayaran bagi pekerja yang mengundurkan diri.
ah

lik
Dengan demikian maka terbukti dasar gugatan Penggugat adalah salah
dasar gugatan Penggugat dan kenyataan yang terjadi saling bertentangan
karena :
am

ub
a. Hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat berakhir karena
Penggugat mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
ep
b. Penggugat mengundurkan diri atas kemauan sendiri sehingga tidak
k

pernah terjadi PHK oleh Tergugat terhadap Penggugat.


ah

Selain itu pada :


R

si
a. Angka 7 posita gugatannya Penggugat menyatakan bahwa Tergugat
tidak memberikan hak Penggugat berdasarkan ketentuan Pasal 156

ne
ng

ayat (4) dan Pasal 162 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.

do
gu

b. Angka 3 petitum gugatannya juga memerintahkan agar Tergugat


membayar secara tunai kepada Penggugat berupa uang pisah dan
uang penghargaan berdasarkan ketentuan pasal 156 ayat (4) dan
In
A

pasal 162 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 sebesar


Rp. 67.619.535,-
ah

lik

Pasal 1 butir (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian


Perselisihan Hubungan Industrial (Undang-Undang No. 2/2004) tegas
m

ub

menyatakan bahwa :
“ 2. Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak
ka

dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran


ep

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,


ah

peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama “.


R

Pasal 1 butir (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian


es

Perselisihan Hubungan Industrial (Undang-Undang No. 2/2004) tegas


M

ng

menyatakan bahwa :
on
gu

Hal. 6 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“ 4. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja adalah Perselisihan yang

si
timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak “.

ne
ng
2. Dengan telah terbukti adanya kesalahannya dan ketidakjelasan mengenai
dasar gugatan dan berakibat salahnya dan tidak jelasnya tuntutan
Penggugat dalam posita dan petitum gugatan maka patut dan beralasan

do
gu bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima. Hal ini sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 582

In
A
K/Sip/1973 tertanggal 18 Desember 1973 yang berbunyi :
“ Karena petitum gugatan tidak jelas, maka gugatan harus dinyatakan tidak
ah

lik
dapat diterima “.
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan
am

ub
No.282/PHI.G/2007/PN.JKT.PST. tanggal 17 Januari 2008 yang amarnya
sebagai berikut :
ep
DALAM EKSEPSI
k

- Menolak eksepsi Tergugat tersebut ;


ah

DALAM POKOK PERKARA


R

si
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;
2. Menyatakan putusan hubungan kerja antara Tergugat dan Penggugat

ne
ng

karena mengundurkan diri ;


3. Menghukum Tergugat membayar secara tunai kepada Penggugat uang

do
gu

pisah sebesar Rp. 5.425.200,- (lima juta empat ratus dua puluh lima ribu dua
ratus rupiah) ;
4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya ;
In
A

Menimbang, bahwa putusan terakhir ini dijatuhkan dengan hadirnya


kuasa Tergugat pada tanggal 17 Januari 2008 kemudian terhadapnya oleh
ah

lik

Tergugat (dengan perantaraan kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus


tanggal 4 Januari 2008) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal
m

ub

05 Februari 2008 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi


No. 15/Srt.Kas/2008/PHI.PN.JKT.PST. yang dibuat oleh Plt. Panitera Muda
ka

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,


ep

permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang
ah

diterima di Kepaniteraan Pengadilan tersebut pada tanggal 14 Februari 2008 ;


R

Bahwa setelah itu oleh Penggugat yang pada tanggal 17 Maret 2008
es

telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat / Pemohon Kasasi namun
M

ng

Penggugat tidak mengajukan jawaban memori kasasi ;


on
gu

Hal. 7 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya

si
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,

ne
ng
maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

do
gu I. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI
TELAH MELAMPAUI BATAS WEWENANGNYA (Pasal 30 Ayat (1) huruf a

In
A
UU No. 5 Tahun 2004)
1. Bahwa Pengadilan Hubungan Industial pada Pengadilan Negeri dalam
ah

lik
pertimbangannya pada hal 16 alinea ke-2, yang berbunyi :
“ Bahwa oleh karena Tergugat tidak mengatur uang pisah secara otonom
sementara Penggugat telah mengabdi dengan baik selama kurang lebih
am

ub
8 (delapan) tahun (vide bukti P-1 dan P-2) maka dalam menghitung uang
pisah Penggugat, Majelis Hakim merujuk pada ketentuan Pasal 156
ep
ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, oleh karena
k

perselisihan yang menjadi objek gugatan a quo adalah Perselisihan


ah

Pemutusan Hubungan Kerja karena mengundurkan diri maka sangat


R

si
beralasan apabila Majelis Hakim menghukum Tergugat membayar uang
pisah kepada Penggugat sebesar 2 x Rp. 2.712.600,- = Rp. 5. 425.200,-

ne
ng

(lima juta empat ratus dua puluh lima ribu dua ratus rupiah) “.
2. Bahwa pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

do
gu

Negeri tersebut di atas jelas keliru.


3. Bahwa sekalipun secara hukum tidak dapat dipungkiri bahwa Pengadilan
Hubungan Industrial memiliki kewenangan untuk memeriksa, mengadili
In
A

serta memutus Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja, namun jika


ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dicermati kewenangan
ah

lik

tersebut diberikan batasan-batasan, hanya berhubungan dengan


berakhirnya hubungan kerja oleh karena Pemutusan Hubungan Kerja
m

ub

oleh Pengusaha dan atau Pemutusan Hubungan Kerja yang diajukan


oleh Pekerja oleh sebab Pengusaha melakukan perbuatan yang
ka

dimaksud dalam Pasal 169 Ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003, sedangkan
ep

berakhirnya hubungan kerja karena pengunduran diri secara sukarela


ah

oleh Pekerja, mengingat bersumber pada ketidakinginan Pekerja untuk


R

melanjutkan hubungan kerja secara sukarela diluar sebab-sebab


es

pada Pasal 169 Ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003, hal mana menurut
M

ng

hukum sesungguhnya tidak dapat diperiksa, diadili, serta diputus oleh


on
gu

Hal. 8 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Hubungan Industrial sebagaimana diamanahkan didalam

si
Pasal 162 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003, Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 untuk dilakukan dengan tanpa penetapan Pengadilan

ne
ng
Hubungan Industrial, dengan demikian adanya pertimbangan Pengadilan
Hubungan Industrial yang mempertimbangkan selanjutnya memutuskan
“ putusnya hubungan kerja antara Tergugat dengan Penggugat karena

do
gu mengundurkan diri “, adalah putusan yang telah melampaui batas
wewenang yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang

In
A
berlaku.
4. Bahwa selain itu pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ah

lik
Pengadilan Negeri, yang telah menetapkan besaran uang pisah yang
harus diterima oleh Termohon Kasasi untuk dibayarkan oleh Pemohon
Kasasi, menurut pendapat Pemohon Kasasi jelas sangat keliru
am

ub
mengingat Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
sama sekali tidak berwenang atau setidaknya telah melampaui batas
ep
kewenangannya untuk menetapkan besaran uang pisah bagi Termohon
k

Kasasi.
ah

5. Bahwa di dalam Pasal 162 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 telah
R

si
ditentukan bahwa besaran uang pisah dan pelaksanaannya diatur
dengan Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja

ne
ng

Bersama.
6. Bahwa sekalipun Termohon Kasasi belum mengatur besaran uang pisah

do
gu

di dalam Perauran Perusahaan namun secara hukum tidak memberikan


wewenang kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri untuk menetapkan besaran Uang Pisah bagi Termohon Kasasi
In
A

mengingat sekalipun uang pisah bagi Termohon Kasasi telah


diamanatkan untuk diberikan namun secara hukum uang pisah tersebut
ah

lik

belum mewujud sebagai hak yang harus diterima oleh Termohon Kasasi
sebelum diatur dalam Peraturan Perusahaan sebagai syarat-syarat kerja.
m

ub

7. Bahwa mengingat besaran uang pisah dan pelaksanaannya tidak dan


atau belum diatur dalam Peraturan Perusahaan, dengan demikian
ka

secara hukum belum dapat ditetapkan, diberikan serta ditentukan


ep

besarannya, oleh karena itu tidak dapat diputuskan serta ditetapkan


ah

pelaksanaannya dan besarannya oleh Pengadilan Hubungan Industrial


R

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini.


es
M

ng

on
gu

Hal. 9 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
II. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI

si
TELAH SALAH MENERAPAN HUKUM ATAU BERTENTANGAN DENGAN
HUKUM YANG BERLAKU (Pasal 30 ayat (1) huruf b UU No. 5 Tahun 2004).

ne
ng
1. Bahwa sebagaimana dalam pertimbangan Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya telah
menyatakan bahwa Termohon Kasasi berhak atas uang pisah.

do
gu 2. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat dalam pertimbangannya tersebut telah salah dalam menerapkan

In
A
hukum oleh karena tidak mempertimbangkan bahwa sesungguhnya
pengajuan gugatan Termohon Kasasi telah melampaui batas waktu
ah

lik
sebagaimana dimaksud pada pasal 171 UU No. 13 Tahun 2003,
yang menegaskan pengajuan gugatan berdasarkan Pasal 162 UU
No. 13 Tahun 2003 harus dimajukan paling lama 1 (satu) tahun terhitung
am

ub
sejak tanggal permohonan pengunduran diri Termohon Kasasi untuk
mengakhiri hubungan kerja disetujui Pemohon Kasasi, dimana sesuai
ep
dengan pengakuan Termohon Kasasi sendiri dalam gugatannya yang
k

mendalilkan bahwa ianya mengundurkan diri pada tanggal 30 April 2005


ah

dan telah disetujui oleh Pemohon Kasasi sekira pada bulan Mei 2005
R

si
sedangkan gugatan diajukan oleh Termohon Kasasi pada Oktober 2007,
dengan demikian telah lampau 1 (satu) tahun.

ne
ng

3. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat, dalam pertimbangannya menyatakan pula pada hal 16 alinea ke-1

do
gu

sebagai berikut :
“ ....... hal itu tidak menghapuskan kewajiban Tergugat untuk membayar
uang pisah kepada Penggugat, sebab faktanya Penggugat mengajukan
In
A

pengunduran diri sesuai dengan ketentuan ayat (3) “.


4. Bahwa pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
ah

lik

Negeri Jakarta Pusat tersebut jelas merupakan suatu bentuk kesalahan


dalam menerapkan hukum pembuktian, mengingat sesuai dengan
m

ub

ketentuan hukum bahwa setiap fakta sepatutnya harus dibuktikan


dipersidangan.
ka

5. Bahwa sebagaimana dalam pertimbangan Pengadilan Hubungan


ep

Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hal. 13 alinea


ah

ke-3, tidak ternyata Termohon Kasasi dapat membuktikan bahwa


R

pengunduran diri telah diajukan secara tertulis sebagaimana disyaratkan


es

di dalam Pasal 162 ayat (3) huruf a UU No. 13 Tahun 2003 padahal
M

ng

menurut hukum pengajuan permohonan pengunduran diri secara tertulis


on
gu

Hal. 10 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan suatu fakta yang semestinya harus dibuktikan di dalam

si
persidangan untuk dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan di dalam
putusan.

ne
ng
6. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat dalam pertimbangan hukumnya sebagaimana telah terurai telah
juga melakukan perhitungan uang pisah bagi Termohon Kasasi,

do
gu berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003.
7. Bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap dipersidangan bahwa bagi

In
A
Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi saat masih terikat pada
hubungan kerja, hubungan keduanya diatur dan dituangkan dalam
ah

lik
Peraturan Perusahaan, karena itu menurut hemat Pemohon Kasasi
perhitungan Uang Pisah seharusnya adalah merupakan serta didasarkan
pada Peraturan Perusahaan yang berlaku bagi Pemohon Kasasi dan
am

ub
Termohon Kasasi, dengan demikian perhitungan uang pisah oleh
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
ep
menurut hukum jelas sangat keliru oleh karena selain tidak berdasarkan
k

hukum terlebih lagi bertentangan dengan Pasal 162 ayat (2) UU No. 13
ah

Tahun 2003, yang menegaskan bahwa besaran uang pisah diatur dalam
R

si
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama,
terlebih lagi bertentangan dengan ketentuan Pasal 156 ayat (3) yang

ne
ng

secara hukum merupakan dasar untuk melakukan perhitungan Uang


Penghargaan Masa Kerja.

do
gu

8. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat dalam pertimbangannya pada hal. 16 alinea ke-1, juga
menyatakan :
In
A

“ ....... Undang-undang tidak mengatur uang pisah, tetapi ayat (2)


mengamanatkan kepada pengusaha untuk mengatur uang pisah di
ah

lik

dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja


Bersama. Memperhatikan ketentuan ayat (2) maka dapat disimpulkan
m

ub

bahwa pembuat Undang-undang memberikan kebebasan kepada


Pengusaha untuk mengatur sendiri nilai uang pisah di dalam
ka

perusahaannya. Artinya pembentuk Undang-undang memberikan


ep

kebebasan kepada Pengusaha untuk mengatur diri sendiri sesuai


ah

dengan kemauan dan kemampuannya. Oleh karena itu meskipun


R

ketentuan ini bersifat fakultatip bukan berarti pengusaha bebas untuk


es

tidak mengatur uang pisah. Prinsipnya ketentuan ayat (2) tersebut


M

ng

merupakan landasan yuridis yang memberikan hak kepada karyawan


on
gu

Hal. 11 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang mengundurkan diri untuk memperoleh uang pisah. Walaupun

si
Tergugat belum mengatur uang pisah di dalam PKB, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja, hal itu tidak menghapuskan

ne
ng
kewajiban Tergugat untuk membayar uang pisah kepada Penggugat,
sebab faktanya Penggugat mengajukan pengunduran diri sesuai
ketentuan ayat (3) “.

do
gu 9. Bahwa jika dicermati pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut di atas, pada dasarnya

In
A
mengandung pokok pikiran sebagai berikut :
“ oleh karena uang pisah tidak di atur dalam Undang-Undang, Pemohon
ah

lik
Kasasi selaku Pengusaha dapat mengatur sendiri uang pisah dan karena
itu walaupun Pemohon Kasasi belum mengatur uang pisah dalam PKB,
tidak dengan sendirinya dapat meniadakan kewajiban Pemohon Kasasi
am

ub
untuk memberikan uang pisah kepada Termohon Kasasi “.
10. Bahwa pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
ep
Negeri Jakarta Pusat tersebut, menurut Pemohon Kasasi sangat keliru.
k

11. Bahwa jika dicermati ketentuan-ketentuan tentang hak-hak Pekerja di


ah

dalam UU No. 13 Tahun 2003 maka hak-hak Pekerja tersebut dapat


R

si
dikualifikasikan dalam beberapa kategori, yakni :
a. Hak Pekerja yang demi hukum harus diberikan, seperti hak cuti, hak

ne
ng

atas upah.
b. Hak Pekerja yang harus diberikan berdasarkan sebab-sebab tertentu,

do
gu

seperti hak atas Pesangon, hak atas Uang Penghargaan Masa Kerja
dan Uang Penggantian Hak.
c. Hak Pekerja yang harus diberikan oleh karena diperjanjikan dalam
In
A

Perjanjian Kerja atau Perjanjian Kerja Bersama atau diletakkan di


atas persyaratan tertentu.
ah

lik

d. Hak yang harus diberikan berdasarkan keinginan dan kemauan


Pekerja yang bersangkutan seperti hak untuk berserikat.
m

ub

12. Bahwa pemberian uang pisah kepada Termohon Kasasi oleh Pemohon
Kasasi, secara hukum menurut Pasal 162 ayat (2) UU No. 13
ka

Tahun 2003 dapat dikualifikasikan sebagai hak yang dapat diberikan


ep

jika telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kerja atau Perjanjian Kerja


ah

Bersama atau setidaknya dipersyaratkan diatur dalam Peraturan


R

Perusahaan, dengan kata lain sebelum besaran dan pelaksanaan di atur


es

dalam Peraturan Perusahaan maka uang pisah belum dapat diberikan


M

ng

oleh Pemohon Kasasi untuk diterima Termohon Kasasi, hal mana


on
gu

Hal. 12 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesungguhnya merupakan suatu logika hukum yang selalu dipergunakan

si
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dimana
jika “ sesuatu perbuatan “ yang diamanahkan oleh Undang-Undang

ne
ng
untuk dilaksanakan, dipersyaratkan untuk dilaksanakan berdasarkan
instrument hukum lainnya maka sepanjang instrument hukum yang
ditunjuk oleh Undang-Undang yang bersangkutan belum mengatur

do
gu pelaksanaan “ sesuatu perbuatan itu “ tidak ada suatu alasan hukum
untuk menyatakan bahwa “ sesuatu perbuatan itu “ wajib untuk tetap

In
A
dilaksanakan (doktrin pendelegasian).
13. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, pertimbangan Pengadilan
ah

lik
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang
mewajibkan Pemohon Kasasi untuk membayar uang pisah bagi
Termohon Kasasi padahal belum diatur dalam Peraturan Perusahaan,
am

ub
menurut Pemohon Kasasi sama sekali tidak mempunyai landasan
hukum yang jelas dan bertentangan dengan Pasal 162 ayat (2) UU
ep
No. 13 Tahun 2003 sekaligus bertentangan dengan “ doktrin
k

pendelegasian “ yang dianut dalam peraturan perundang-undangan di


ah

Indonesia.
R

si
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah
Agung berpendapat :

ne
ng

Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, judex facti tidak


salah menerapkan hukum dan putusan judex facti (Pengadilan Hubungan

do
gu

Industrial) yang memutuskan besarnya uang pisah karena belum diatur dalam
Perjanjian Kerja / Peraturan Perusahaan / Perjanjian Kerja Bersama dapat
dibenarkan guna memenuhi rasa keadilan dan kekosongan hukum ;
In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata


bahwa putusan Judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
ah

lik

dan/atau Undang-Undang maka permohonan kasasi yang diajukan oleh :


Pemohon Kasasi PT. GE Finance Indonesia tersebut harus ditolak ;
m

ub

Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan perkara ini dibawah


Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) maka berdasarkan ketentuan
ka

Pasal 58 UU No. 2 Tahun 2004 biaya perkara dibebankan pada Negara ;


ep

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004,


ah

Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan


R

ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, dan perubahan kedua


es

dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009, Undang-Undang No.2 Tahun 2004


M

ng

serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;


on
gu

Hal. 13 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MENGADILI :

si
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. GE FINANCE
INDONESIA, tersebut ;

ne
ng
Membebankan biaya perkara kepada Negara ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Jum’at tanggal 27 Februari 2009 oleh Atja Sondjaja, SH.

do
gu Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, Arief Soejito, SH. dan Dwi Tjahjo Soewarsono, SH. Hakim-Hakim Ad

In
A
Hoc PHI pada Mahkamah Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta
ah

lik
Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Fahimah Basyir, SH. Panitera
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;
am

ub
Hakim-Hakim Anggota : Ketua :
ttd./Arief Soejito, SH.
ep
ttd./Atja Sondjaja, SH.
k

ttd./Dwi Tjahjo Soewarsono, SH.


ah

si
Panitera Pengganti :
ttd./Fahimah Basyir, SH.

ne
ng

do
gu

Untuk Salinan
In
A

Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus
ah

lik

RAHMI MULYATI, SH.MH


m

ub

Nip. 040 049 629.


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 14 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 14 hal. Put. No. 587 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Anda mungkin juga menyukai