Putusan 587k Pdtsus 2008 20210420
Putusan 587k Pdtsus 2008 20210420
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
P U T U S A N
si
No. 587 K/Pdt.Sus/2008
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah
memutuskan sebagai berikut dalam perkara :
do
gu PT. GE FINANCE INDONESIA, beralamat di Gedung BRI II Lt. 24-
25, Groun floor, Jalan Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Pusat,
In
A
yang dalam hal ini memberikan kuasa kepada : ANTHONY
HILMAN, SH,MBA, dan kawan, Advokat, berkantor di Jalan Cikini
ah
lik
VII, No. 27 Jakarta Pusat ;
Pemohon kasasi dahulu Tergugat ;
melawan:
am
ub
RINI KURNIASARI, bertempat tinggal di Jalan Naga Raya No. 9,
RT. 006/009 Kelurahan Duren sawit, Kotamadya Jakarta Selatan ;
ep
Termohon Kasasi dahulu Penggugat ;
k
si
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang
ne
ng
do
gu
Floor, Jalan Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Pusat, mulai bekerja sejak
tanggal 12 Februari 1977 dengan upah Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh
ah
lik
ribu rupiah) ;
Bahwa Penggugat bekerja pada Tergugat sejak dari karyawan kontrak
m
ub
tanggal 12 Februari 1977 sampai dengan menjadi karyawan tetap pada tanggal
12 Desember 1977 dengan upah Rp. 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu
ka
rupiah) dan upah terakhir sebesar Rp. 2.727.636,- (dua juta tujuh ratus dua
ep
Collector pada bagian Collector dan pada tahun 2001 Penggugat diangkat
es
sebagai Junior Team Leader sampai pada akhirnya diangkat sebagai Assistant
M
ng
Supervisor ;
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa selama bekerja sebagai karyawan tetap Tergugat, Penggugat
si
melakukan pekerjaan dengan penuh kedisiplinan dan tanggung jawab dan
memperoleh gaji pokok / upah, dan tunjangan-tunjangan serta fasilitas-fasilitas
ne
ng
lainnya ;
Bahwa atas dedikasinya selama bekerja pada Tergugat maka Penggugat
mendapatkan penghargaan dari Tergugat berupa “ The Best Collector “ pada
do
gu tahun 1998 dan “ Special Project Recognition “ pada tanggal 23 Oktober 2003
termasuk juga pemberian cincin emas sebesar 5 gram atas pengabdiannya
In
A
selama 5 tahun ;
Bahwa efektif pada tanggal 30 April 2005, Penggugat atas kemauan
ah
lik
sendiri mengajukan pengunduran diri kepada Tergugat dimana 30 hari
sebelumnya mengajukan surat pengunduran diri ;
Bahwa selanjutnya pada awal bulan Mei 2005, Tergugat memberikan
am
ub
surat referensi kerja kepada Penggugat namun ternyata Tergugat tidak
memberikan haknya Penggugat berdasarkan ketentuan pasal 156 ayat (4)
ep
dan pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
k
Ketenagakerjaan ;
ah
si
mengenai pemberian uang pisah terhadap karyawan yang mengundurkan diri,
namun Tergugat tetap memberikan uang pisah terhadap karyawan yang
ne
ng
telah mengundurkan diri, antara lain Syarief Effendi, Collection, masa kerja
10 tahun, tahun 2003 mengundurkan diri, mendapatkan haknya sebesar ±
do
gu
Rp. 287.000.000,- dan ada beberapa karyawan lain yang mengundurkan diri
dan mendapatkan uang pisah ;
Bahwa oleh karena Tergugat hanya memberikan surat referensi kerja
In
A
lik
ub
Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
R
Penggugat sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa oleh karena tindakan Tergugat yang juga memberikan uang pisah
si
dan uang penghargaan yang seharusnya diterima oleh Penggugat maka
Penggugat membuat masalah ini sampai pada Mediator di Kantor Dinas Tenaga
ne
ng
Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta ;
Bahwa Mediator akhirnya mengeluarkan anjuran tertulis Nomor :
006/ANJ/D/I/2007 tertanggal 11 Januari 2007, yang pada intinya menyatakan
do
gu bahwa Tergugat belum pernah memberikan uang penggantian hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13
In
A
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu bagi pekerja yang mengundurkan
diri atas kemauan sendiri memperoleh uang penggantian hak sesuai Pasal 156
ah
lik
ayat (4) dan uang pisah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 (2) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dimana Mediator
dalam surat anjuran tersebut menganjurkan : “ Perusahaan membayar hak
am
ub
Pekerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan “ ;
ep
Bahwa Penggugat melalui kuasa hukumnya dengan surat tertanggal
k
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta karena anjuran Mediator
R
si
tersebut sangat tidak manusiawi dan memberikan alasan hukum terhadap
perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat ;
ne
ng
do
gu
lik
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a ditolak oleh salah satu pihak atau
para pihak maka para pihak atau salah satu pihak dapat melanjutkan
m
ub
11 Januari 2007 Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI
ah
Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
M
ng
tentang Ketenagakerjaan ;
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa dengan demikian adalah layak dan patut jika Tergugat
si
diperintahkan untuk membayar kepada Penggugat berupa uang pisah dan uang
penghargaan sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 ayat (2)
ne
ng
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;
Bahwa berdasarkan penyelesaian yang pernah dilakukan oleh Tergugat
terhadap para karyawannya yang mengundurkan diri dan juga selama ini
do
gu Penggugat melakukan pekerjaan dengan penuh kedisiplinan, tanggung
jawab, memperoleh gaji pokok/upah, tunjangan-tunjangan, penghargaan,
In
A
fasilitas-fasilitas lainnya dan lagi pula Penggugat tidaklah melakukan kesalahan
maka sudah sewajarnya apabila Tergugat membayar kepada Penggugat berupa
ah
lik
uang pisah dan uang penghargaan sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan
Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
adalah sebesar : (Rp. 2.737.633,- x 9) x 2) + (Rp. 2.737.633,- x 4) + (15% x
am
ub
Rp. 49.277.394,-) = Rp. 67.619.535,- (enam puluh tujuh juta enam ratus
sembilan belas ribu lima ratus tiga puluh lima rupiah) ;
ep
Bahwa selain tidak membayar kepada Penggugat uang pisah dan uang
k
penghargaan sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-
ah
si
tidak membayarkan iuran jamsostek Penggugat sehingga dapatlah
dinyatakan Tergugat memang nyata-nyata tidak mempunyai itikad baik untuk
ne
ng
do
gu
lik
hubungan kerja sesuai dengan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;
m
ub
ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan Pasal 162 (2) Undang-Undang Nomor 13
ep
Rp. 49.277.394,-) = Rp. 67.619.535,- (enam puluh tujuh juta enam ratus
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
ATAU
si
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo
ne
ng
Et Bono) ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
do
gu DALAM EKSEPSI
GUGATAN PENGGUGAT KABUR/OBSCUUR LIBEL
In
A
1. Terbukti bahwa dalam :
a. Perihal gugatan Penggugat menyatakan bahwa gugatan aquo adalah
ah
lik
gugatan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja.
b. Alinea kedua hal 1 dari gugatannya Penggugat menyatakan bahwa
Penggugat mengajukan gugatan Pemutusan Hubungan Kerja.
am
ub
c. Pada angka 14 di hal 4 gugatannya, Penggugat menyatakan bahwa
“ ...... adalah tepat apabila Penggugat mengajukan gugatan Pemutusan
ep
Hubungan Kerja kepada Tergugat melalui ........ “
k
si
30 April 2005 Penggugat atas kemauan sendiri mengajukan
pengunduran diri kepada Tergugat dimana 30 hari sebelumnya
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
c. Tatacara pengunduran diri oleh Penggugat telah memenuhi ketentuan
si
Pasal 162 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 ;
d. Dalam anjurannya Mediator telah menegaskan bahwa dasar
ne
ng
berakhirnya hubungan kerja adalah pengunduran diri atas kemauan
sendiri oleh Penggugat atas dasar Pasal 162 (1) Undang-Undang
No.13 Tahun 2003 ;
do
gu e. Permasalahan yang dituntut oleh Penggugat adalah mengenai
pembayaran uang penggantian hak dalam Pasal 162 Undang-Undang
In
A
No. 13 Tahun 2003 dan uang pisah yang mana hal ini berkaitan dengan
pembayaran bagi pekerja yang mengundurkan diri.
ah
lik
Dengan demikian maka terbukti dasar gugatan Penggugat adalah salah
dasar gugatan Penggugat dan kenyataan yang terjadi saling bertentangan
karena :
am
ub
a. Hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat berakhir karena
Penggugat mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
ep
b. Penggugat mengundurkan diri atas kemauan sendiri sehingga tidak
k
si
a. Angka 7 posita gugatannya Penggugat menyatakan bahwa Tergugat
tidak memberikan hak Penggugat berdasarkan ketentuan Pasal 156
ne
ng
ayat (4) dan Pasal 162 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
do
gu
lik
ub
menyatakan bahwa :
“ 2. Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak
ka
ng
menyatakan bahwa :
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“ 4. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja adalah Perselisihan yang
si
timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak “.
ne
ng
2. Dengan telah terbukti adanya kesalahannya dan ketidakjelasan mengenai
dasar gugatan dan berakibat salahnya dan tidak jelasnya tuntutan
Penggugat dalam posita dan petitum gugatan maka patut dan beralasan
do
gu bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima. Hal ini sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 582
In
A
K/Sip/1973 tertanggal 18 Desember 1973 yang berbunyi :
“ Karena petitum gugatan tidak jelas, maka gugatan harus dinyatakan tidak
ah
lik
dapat diterima “.
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan
am
ub
No.282/PHI.G/2007/PN.JKT.PST. tanggal 17 Januari 2008 yang amarnya
sebagai berikut :
ep
DALAM EKSEPSI
k
si
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;
2. Menyatakan putusan hubungan kerja antara Tergugat dan Penggugat
ne
ng
do
gu
pisah sebesar Rp. 5.425.200,- (lima juta empat ratus dua puluh lima ribu dua
ratus rupiah) ;
4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya ;
In
A
lik
ub
permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang
ah
Bahwa setelah itu oleh Penggugat yang pada tanggal 17 Maret 2008
es
telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat / Pemohon Kasasi namun
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
si
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,
ne
ng
maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
do
gu I. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI
TELAH MELAMPAUI BATAS WEWENANGNYA (Pasal 30 Ayat (1) huruf a
In
A
UU No. 5 Tahun 2004)
1. Bahwa Pengadilan Hubungan Industial pada Pengadilan Negeri dalam
ah
lik
pertimbangannya pada hal 16 alinea ke-2, yang berbunyi :
“ Bahwa oleh karena Tergugat tidak mengatur uang pisah secara otonom
sementara Penggugat telah mengabdi dengan baik selama kurang lebih
am
ub
8 (delapan) tahun (vide bukti P-1 dan P-2) maka dalam menghitung uang
pisah Penggugat, Majelis Hakim merujuk pada ketentuan Pasal 156
ep
ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, oleh karena
k
si
beralasan apabila Majelis Hakim menghukum Tergugat membayar uang
pisah kepada Penggugat sebesar 2 x Rp. 2.712.600,- = Rp. 5. 425.200,-
ne
ng
(lima juta empat ratus dua puluh lima ribu dua ratus rupiah) “.
2. Bahwa pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
do
gu
lik
ub
dimaksud dalam Pasal 169 Ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003, sedangkan
ep
pada Pasal 169 Ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003, hal mana menurut
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pengadilan Hubungan Industrial sebagaimana diamanahkan didalam
si
Pasal 162 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003, Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 untuk dilakukan dengan tanpa penetapan Pengadilan
ne
ng
Hubungan Industrial, dengan demikian adanya pertimbangan Pengadilan
Hubungan Industrial yang mempertimbangkan selanjutnya memutuskan
“ putusnya hubungan kerja antara Tergugat dengan Penggugat karena
do
gu mengundurkan diri “, adalah putusan yang telah melampaui batas
wewenang yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
In
A
berlaku.
4. Bahwa selain itu pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ah
lik
Pengadilan Negeri, yang telah menetapkan besaran uang pisah yang
harus diterima oleh Termohon Kasasi untuk dibayarkan oleh Pemohon
Kasasi, menurut pendapat Pemohon Kasasi jelas sangat keliru
am
ub
mengingat Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
sama sekali tidak berwenang atau setidaknya telah melampaui batas
ep
kewenangannya untuk menetapkan besaran uang pisah bagi Termohon
k
Kasasi.
ah
5. Bahwa di dalam Pasal 162 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 telah
R
si
ditentukan bahwa besaran uang pisah dan pelaksanaannya diatur
dengan Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
ne
ng
Bersama.
6. Bahwa sekalipun Termohon Kasasi belum mengatur besaran uang pisah
do
gu
lik
belum mewujud sebagai hak yang harus diterima oleh Termohon Kasasi
sebelum diatur dalam Peraturan Perusahaan sebagai syarat-syarat kerja.
m
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
II. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI
si
TELAH SALAH MENERAPAN HUKUM ATAU BERTENTANGAN DENGAN
HUKUM YANG BERLAKU (Pasal 30 ayat (1) huruf b UU No. 5 Tahun 2004).
ne
ng
1. Bahwa sebagaimana dalam pertimbangan Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya telah
menyatakan bahwa Termohon Kasasi berhak atas uang pisah.
do
gu 2. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat dalam pertimbangannya tersebut telah salah dalam menerapkan
In
A
hukum oleh karena tidak mempertimbangkan bahwa sesungguhnya
pengajuan gugatan Termohon Kasasi telah melampaui batas waktu
ah
lik
sebagaimana dimaksud pada pasal 171 UU No. 13 Tahun 2003,
yang menegaskan pengajuan gugatan berdasarkan Pasal 162 UU
No. 13 Tahun 2003 harus dimajukan paling lama 1 (satu) tahun terhitung
am
ub
sejak tanggal permohonan pengunduran diri Termohon Kasasi untuk
mengakhiri hubungan kerja disetujui Pemohon Kasasi, dimana sesuai
ep
dengan pengakuan Termohon Kasasi sendiri dalam gugatannya yang
k
dan telah disetujui oleh Pemohon Kasasi sekira pada bulan Mei 2005
R
si
sedangkan gugatan diajukan oleh Termohon Kasasi pada Oktober 2007,
dengan demikian telah lampau 1 (satu) tahun.
ne
ng
do
gu
sebagai berikut :
“ ....... hal itu tidak menghapuskan kewajiban Tergugat untuk membayar
uang pisah kepada Penggugat, sebab faktanya Penggugat mengajukan
In
A
lik
ub
di dalam Pasal 162 ayat (3) huruf a UU No. 13 Tahun 2003 padahal
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
merupakan suatu fakta yang semestinya harus dibuktikan di dalam
si
persidangan untuk dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan di dalam
putusan.
ne
ng
6. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat dalam pertimbangan hukumnya sebagaimana telah terurai telah
juga melakukan perhitungan uang pisah bagi Termohon Kasasi,
do
gu berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003.
7. Bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap dipersidangan bahwa bagi
In
A
Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi saat masih terikat pada
hubungan kerja, hubungan keduanya diatur dan dituangkan dalam
ah
lik
Peraturan Perusahaan, karena itu menurut hemat Pemohon Kasasi
perhitungan Uang Pisah seharusnya adalah merupakan serta didasarkan
pada Peraturan Perusahaan yang berlaku bagi Pemohon Kasasi dan
am
ub
Termohon Kasasi, dengan demikian perhitungan uang pisah oleh
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
ep
menurut hukum jelas sangat keliru oleh karena selain tidak berdasarkan
k
hukum terlebih lagi bertentangan dengan Pasal 162 ayat (2) UU No. 13
ah
Tahun 2003, yang menegaskan bahwa besaran uang pisah diatur dalam
R
si
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama,
terlebih lagi bertentangan dengan ketentuan Pasal 156 ayat (3) yang
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang mengundurkan diri untuk memperoleh uang pisah. Walaupun
si
Tergugat belum mengatur uang pisah di dalam PKB, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja, hal itu tidak menghapuskan
ne
ng
kewajiban Tergugat untuk membayar uang pisah kepada Penggugat,
sebab faktanya Penggugat mengajukan pengunduran diri sesuai
ketentuan ayat (3) “.
do
gu 9. Bahwa jika dicermati pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut di atas, pada dasarnya
In
A
mengandung pokok pikiran sebagai berikut :
“ oleh karena uang pisah tidak di atur dalam Undang-Undang, Pemohon
ah
lik
Kasasi selaku Pengusaha dapat mengatur sendiri uang pisah dan karena
itu walaupun Pemohon Kasasi belum mengatur uang pisah dalam PKB,
tidak dengan sendirinya dapat meniadakan kewajiban Pemohon Kasasi
am
ub
untuk memberikan uang pisah kepada Termohon Kasasi “.
10. Bahwa pertimbangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
ep
Negeri Jakarta Pusat tersebut, menurut Pemohon Kasasi sangat keliru.
k
si
dikualifikasikan dalam beberapa kategori, yakni :
a. Hak Pekerja yang demi hukum harus diberikan, seperti hak cuti, hak
ne
ng
atas upah.
b. Hak Pekerja yang harus diberikan berdasarkan sebab-sebab tertentu,
do
gu
seperti hak atas Pesangon, hak atas Uang Penghargaan Masa Kerja
dan Uang Penggantian Hak.
c. Hak Pekerja yang harus diberikan oleh karena diperjanjikan dalam
In
A
lik
ub
12. Bahwa pemberian uang pisah kepada Termohon Kasasi oleh Pemohon
Kasasi, secara hukum menurut Pasal 162 ayat (2) UU No. 13
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sesungguhnya merupakan suatu logika hukum yang selalu dipergunakan
si
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dimana
jika “ sesuatu perbuatan “ yang diamanahkan oleh Undang-Undang
ne
ng
untuk dilaksanakan, dipersyaratkan untuk dilaksanakan berdasarkan
instrument hukum lainnya maka sepanjang instrument hukum yang
ditunjuk oleh Undang-Undang yang bersangkutan belum mengatur
do
gu pelaksanaan “ sesuatu perbuatan itu “ tidak ada suatu alasan hukum
untuk menyatakan bahwa “ sesuatu perbuatan itu “ wajib untuk tetap
In
A
dilaksanakan (doktrin pendelegasian).
13. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, pertimbangan Pengadilan
ah
lik
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang
mewajibkan Pemohon Kasasi untuk membayar uang pisah bagi
Termohon Kasasi padahal belum diatur dalam Peraturan Perusahaan,
am
ub
menurut Pemohon Kasasi sama sekali tidak mempunyai landasan
hukum yang jelas dan bertentangan dengan Pasal 162 ayat (2) UU
ep
No. 13 Tahun 2003 sekaligus bertentangan dengan “ doktrin
k
Indonesia.
R
si
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah
Agung berpendapat :
ne
ng
do
gu
Industrial) yang memutuskan besarnya uang pisah karena belum diatur dalam
Perjanjian Kerja / Peraturan Perusahaan / Perjanjian Kerja Bersama dapat
dibenarkan guna memenuhi rasa keadilan dan kekosongan hukum ;
In
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
MENGADILI :
si
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. GE FINANCE
INDONESIA, tersebut ;
ne
ng
Membebankan biaya perkara kepada Negara ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Jum’at tanggal 27 Februari 2009 oleh Atja Sondjaja, SH.
do
gu Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, Arief Soejito, SH. dan Dwi Tjahjo Soewarsono, SH. Hakim-Hakim Ad
In
A
Hoc PHI pada Mahkamah Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta
ah
lik
Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Fahimah Basyir, SH. Panitera
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;
am
ub
Hakim-Hakim Anggota : Ketua :
ttd./Arief Soejito, SH.
ep
ttd./Atja Sondjaja, SH.
k
si
Panitera Pengganti :
ttd./Fahimah Basyir, SH.
ne
ng
do
gu
Untuk Salinan
In
A
Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus
ah
lik
ub
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
am
ub
ep
k
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15