Anda di halaman 1dari 94

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N

si
No. 305 K/PDT.SUS/2008
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara Niaga pada tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

do
gu berikut dalam perkara kepailitan antara :
1. DR.(HC) H. MASHUD WISNUSAPUTRA, bertempat

In
tinggal di Perumahan Taman Kebon Jeruk Blok E. I
A
No.8-9, Srengseng, Jakarta Barat ;
2. YAYASAN SAPTA KRIYA UTAMA d/h YAYASAN
ah

lik
DANA BHAKTI KESEJAHTERAAN SOSIAL, berkantor
di Gedung Cawang Kencana, Jalan Mayor Jenderal
am

ub
Sutoyo Kav.22 Jakarta Timur, dalam hal ini keduanya
memberi kuasa kepada: Andre M.Uniputty, SH.,
Advokat, berkantor Jalan Bintaro Bussines Centre 3rd
ep
k

Floor Jalan R,C. Veteran Nomor 1 (i) Bintaro,


ah

berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 03 April 2008;


R

si
Pemohon Kasasi I dahulu Tergugat I dan Tergugat
IV;

ne
ng

3. PT.TAMAN KEBON JERUK INDAH, berkedudukan di


Jalan Jeruk Joglo Barat No.97-98 (Komplek Intercom

do
Blok U.I), Jakarta Barat, dalam hal ini memberi kuasa
gu

kepada: Budi Sarli Sinto, SH.M.Hum, Advokat, berkantor


di Wisma Nugraha Lt.4 Jalan Raden Saleh Nomor 6
In
A

Jakarta Pusat, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal


03 April 2008;
ah

lik

Pemohon Kasasi II dahulu Tergugat II ;


4. PT.BANK JAKARTA (Dalam Pemberesan),
m

berkedudukan di Jalan Menteng Raya Nomor 29 Jakarta


ub

Pusat, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Abdul


ka

Fickar hadjar, SH.MH, Advokat, berkantor di Gedung


ep

Teja Buana Lt.2 Jalan Menteng Raya Nomor 29 Jakarta


Pusat, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 07 April
ah

2008;
es

Pemohon Kasasi III dahulu Tergugat V ;


M

ng

melawan:
on
gu

Hal. 1 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
YAN APUL, SH. KURATOR PT. INTERKON KEBON

si
JERUK (dalam Pailit), berdasarkan putusan Mahkamah
Agung RI No.19 PK/N/2006 tanggal 21 Februari 2007,

ne
ng
berkantor di Menara Thamrin Nomor 21 MH.Thamrin Kav.3
Jakarta Pusat, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 14

do
gu Nopember 2007 ;
Termohon Kasasi dahulu Penggugat ;

In
d a n :
A
1. PT. INTERKON KEBON JERUK, berkedudukan di
Jalan Meruya Ilir Raya Nomor 14 Jakarta Barat ;
ah

lik
2. AULIA TAUFANI, SH., berkantor pada Kantor Notaris
Sutjipto, SH., Menara Sudirman Lt.18 Jalan Jenderal
am

ub
Sudirman Kav.60 Jakarta Selatan ;
3. EDDY YUWONO, bertempat tinggal di Taman kebon
Jeruk Blok E-2 Nomor 3 Jakarta Barat ;
ep
k

Turut Termohon Kasasi dahulu Tergugat III/ Turut


ah

Tergugat I dan II ;
R

si
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

ne
ng

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang


Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan di

do
muka persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
gu

pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :


1. Kurator Yan Apul, SH. ;
In
A

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI No.019 PK/N/2006 tanggal 21


Februari 2007, PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) (jo No.021 K/N/2006,
ah

lik

tanggal 8 September 2006, jo No.27/Pailit/2006/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 3


Juli 2006) dinyatakan pailit, dan Yan Apul, SH. diangkat menjadi Kuratornya
m

(P.1-3) ;
ub

2. Actio Paulina ;
ka

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang No.37 tahun 2004


ep

tentang Kepailitan, diatur bahwa Kurator dapat meminta pembatalan atas


tindakan hukum yang dilakukan oleh debitur yang merugikan kepentingan
ah

para kreditur ;
es

Untuk jelasnya, Pasal 41 dikutip, sebagai berikut :


M

ng

on
gu

Hal. 2 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“untuk kepentingan harta pailit, kepada Pengadilan dapat dimintakan

si
pembatalan segala perbuatan hukum debitur yang telah dinyatakan pailit
yang merugikan kepentingan kreditur, yang dilakukan sebelum putusan

ne
ng
pernyataan pailit diucapkan” ;
3. Data kekayaan Pailit ;

do
gu Bahwa setelah Kurator melakukan pendataan atas harta kekayaan debitur
pailit, PT. Interkon Kebon Jeruk (dalam pailit), ternyata dalam

In
pembukuannya, ditemukan adanya hutang yang dibuat oleh Direktur Utama
A
melanggar AD dan pembayarannya dilakukan dengan penjualan asset,
yang melawan hukum ;
ah

lik
4. Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah ;
Bahwa Kurator menemukan adanya Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah
am

ub
No.72, tanggal 18 Desember 2003, dibuat dihadapan Aulia Taufani, SH.,
Notaris pengganti Sutjipto, SH., di Jakarta antara PT. Interkon Kebon Jeruk
(PT.IKJ) (Tergugat III) diwakili oleh Tergugat I dengan Tergugat II, IV diwakili
ep
k

kuasa oleh Tergugat I, dan Tergugat V (P.4) ;


ah

5. Pihak-pihak tidak berkompeten ;


R

si
Bahwa Tergugat IV diwakili oleh Tergugat I, menandatangani Akta No.72
tersebut sebagai pihak yang memberikan persetujuan atas transaksi jual beli

ne
ng

sesuai dengan Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999,


ditandatangani oleh Tergugat I, mewakili Tergugat III (selaku Direktur

do
Utama), tanpa izin komisaris, sebagai debitur dan sekaligus juga mewakili
gu

Tergugat IV, sebagai kreditur. Perbuatan yang melanggar AD adalah debitur


dan kreditur diwakili oleh Tergugat I saja (P.5) ;
In
A

Sedangkan Tergugat V menandatangani Akta No.72 sebagai pihak yang


memberikan persetujuan atas transaksi jual beli tersebut atas dasar adanya
ah

lik

hutang Tergugat III kepada Tergugat V sesuai dengan perjanjian


Perdamaian yang telah dihomologasi oleh Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta
m

Pusat No.31/Pailit/1999/PN.Niaga,Jkt. Jo No.20/K/N/1999 jo No.09


ub

PK/N/1999, tanggal 17 Oktober 2000 (P.6-8) ;


ka

6. Bahwa hutang Tergugat III kepada Tergugat V dan Tergugat IV, dapat
ep

dijelaskan sebagai berikut :


a. Hutang Tergugat III kepada Tergugat V ;
ah

Bahwa berdasarkan putusan Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat


es

No.31/Pailit/1999/PN.Niaga,Jkt. Jo No.20/K/N/1999 jo No.09 PK/N/1999,


M

ng

tanggal 17 Oktober 2000, tentang homologasi Perjanjian Perdamaian


on
gu

Hal. 3 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
antara PT.IKJ kepada Tergugat V adalah sebesar Rp.

si
177.654.712.958,53 ;
Bahwa selanjutnya berdasarkan hasil rapat antara tim pemberesan

ne
ng
Tergugat V dengan PT.IKJ disepakati bahwa hutang PT.IKJ kepada
Tergugat V menjadi sebesar Rp.102.000.000.000,- dengan bunga

do
gu Rp.2.000.000.000,- (p-9) ;
Bahwa dengan demikian, apabila benar ada penjualan asset PT.IKJ

In
sebagaimana diuraikan dalam akta No.72 tersebut, maka tidak mungkin
A
masih ada sisa hutang yang tercatat dalam pembukuan sebesar
Rp.75.000.000.000,- kepada Tergugat V ;
ah

lik
b. Hutang Tergugat III kepada Tergugat IV ;
Bahwa hutang PT.IKJ kepada Tergugat IV pada mulanya hanya sebesar
am

ub
Rp.36.800.000.000,- sesuai dengan Berita Acara Penerimaan Uang dan
Pengakuan Hutang, tanggal 1 Agustus 1997, yang ditandatangani oleh
Tergugat I dan Eddy Yuwono (Turut Tergugat II), keduanya masing-
ep
k

masing dalam kapasitas sebagai Presiden Direktur dan Wakil Direktur


ah

PT.IKJ (dahulu bernama PT.Intercon Enterprises) (P-10) ;


R

si
Bahwa dari pengakuan hutang sebesar Rp.36.800.000.000,- tersebut,
pada tanggal 20 September 1999, Tergugat I dalam kapasitasnya

ne
ng

sebagai Ketua dari Tergugat IV, dan juga dalam kapasitasnya sebagai
pribadi dan Presiden Direktur dari PT.IKJ menandatangani sendiri

do
Kesepakatan Bersama antara dua badan hukum yang dipimpinnya, tanpa
gu

ijin pengawas/komisaris, yang pada pokoknya menyatakan beberapa hal


sebagai berikut :
In
A

- PT.IKJ mengakui investasi Tergugat IV di PT.IKJ adalah sebesar


Rp.160.000.000.000,- terdiri dari Rp.92.055.000.000,- sebagai
ah

lik

investasi pokok dan Rp.67.945.000.000,- sebagai bunga ;


- Kedua pihak sepakat bahwa pembayaran dilakukan dengan asset
m

dengan nilai untuk sementara sebesar Rp.177.669.400.000,- ;


ub

- Bahwa asset PT.IKJ yang diserahkan pada Tergugat IV adalah :


ka

1). 5 buah SHGB, masing-masing SHGB 156/Srengseng (luas 26.439


ep

M2), SHGB 421/Srengseng (luas 4.026 M2), SHGB 440/Meruya


Utara (luas 12.460 M2), SHGB 1239/Srengseng (luas 3.340 M2),
ah

SHGB 1241/Srengseng (luas 2.290 M2). Total luas 5 SHGB


es

tersebut adalah sebesar 48.555 M2 ;


M

ng

on
gu

Hal. 4 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2). 125 bidang tanah girik di Srengseng dengan total luas 100.101

si
M2;
3). Tanah dan bangunan di Blok U.I No.97-98, berdasarkan SHGB

ne
ng
No.149, total seluas 984 M2, bangunan seluas 524 M2 ;
4). Tanah dan bangunan di Blok U.I No.91-94 dan U.I No.102 dan

do
gu 104, dengan total luas 1560 M2, bangunan seluas 2.126 M2 ;
5). Tanah dan bangunan atas nama Eddy Yuwono terletak di Jl.Mas

In
Mansyur, dengan total luas 716 M2 ;
A
Bahwa Kesepakatan Bersama yang ditandatangani oleh Tergugat I
mewakili pihak IKJ dan Tergugat IV, diwakili oleh Tergugat I, jelaslah
ah

lik
merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan
merupakan suatu kesepakatan yang tidak wajib dilakukan oleh Tergugat
am

ub
I, apalagi nilai asset yang diserahkan melebihi jumlah hutang. Bahkan
jumlah hutang yang ada juga diatur sendiri oleh Tergugat I baik mewakili
kreditur maupun mewakili debitur ;
ep
k

Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 99.1 UU No.1 Tahun 1995,


ah

tentang Perseroan Terbatas, diatur bahwa anggota Direksi tidak dapat


R

si
bertindak mewakili Perseroan apabila anggota Direksi tersebut
mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan

ne
ng

Perseroan ;
Untuk lebih jelasnya, dikutip Pasal 84.1 UU No.1 Tahun 1995, sebagai

do
berikut :
gu

“1. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila :


a. ........................
In
A

b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang


bertentangan dengan kepentingan Perseroan.............” ;
ah

lik

Bahwa dengan demikian jelaslah Tergugat I tidak berwenang bertindak


mewakili Tergugat III, membuat kesepakatan hutang dengan Tergugat IV
m

dimana Tergugat I juga merupakan Ketua dari Tergugat IV ;


ub

7. Terjadinya hutang Tergugat III kepada Tergugat IV dan Tergugat V


ka

melanggar AD Perseroan ;
ep

Bahwa hutang PT.IKJ sebagaimana diuraikan diatas juga bertentangan


dengan AD Perseroan karena tidak ada ijin dari Komisaris, sebagaimana
ah

diatur dalam Pasal 11 ayat 3 AD, dikutip, sebagai berikut :


es

“3. Direksi berhak mewakili Perseroan didalam dan diluar pengadilan tentang
M

ng

segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan, serta


on
gu

Hal. 5 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjalankan segala tindakan , baik yang mengenai kepengurusan maupun

si
kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk :
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak

ne
ng
termasuk mengambil uang Perseroan di Bank) ; ...............harus dengan
persetujuan dari atau surat-surat yang bersangkutan turut ditandatangani

do
gu oleh sedikit-dikitnya 2 orang anggota Komisaris ;
Bahwa oleh karena hutang Tergugat IV dan Tergugat V tidak ada

In
persetujuan dari Komisaris sebagaimana ketentuan AD Perseroan tersebut,
A
maka perbuatan hukum tersebut tidak mengikat Perseroan (alias tangung
jawab pribadi) ;
ah

lik
8. Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah, No.72 tanggal 18 Desember
2003 ;
am

ub
Bahwa Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah, No.72 tersebut pada
pokoknya mengatur hal-hal sebagai berikut :
a. Tergugat III menjual serta memindahkan dan menyerahkan hak-hak atas
ep
k

tanah yang dimilikinya kepada Tergugat II, terletak di DKI Jakarta,


ah

Kotamadya Jakarta Barat, Kecamatan Kembangan, Kelurahan Joglo dan


R

si
Kelurahan Srengseng, untuk membayar hutang total seluas 96.380 M2
sebagaimana diuraikan batas-batasnya sesuai dengan peta terlampir

ne
ng

(P.11), yaitu :
i). 46 (empat puluh enam) bidang tanah Sertifikat (peta) seluas 54.603

do
M2, yang akan dilakukan dengan akta jual beli dari PT.IKJ kepada
gu

Tergugat II, dengan rincian sebagai berikut :


- Tanah pecahan SHGB 424/Srengseng, seluas 24.614 M2, terdiri
In
A

dari 22 sertifikat yaitu :


Terletak di Blok N-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
ah

lik

1).
SHGB 3148/Srengseng, L= 4900 M2 ;
2).
SHGB 3125/Srengseng, L= 99 M2 ;
3).
m

SHGB 3126/Srengseng, L= 307 M2 ;


ub

Terletak di Blok O-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :


ka

4).
SHGB 3116/Srengseng, L= 739 M2 ;
ep

5).
SHGB 3117/Srengseng, L= 735 M2 ;
6).
SHGB 3118/Srengseng, L= 1.272 M2 ;
ah

7).
R

SHGB 3119/Srengseng, L= 1.907 M2 ;


es

8).
SHGB 3124/Srengseng, L= 401 M2 ;
M

9).
ng

SHGB 3131/Srengseng, L= 55 M2 ;
on
gu

Hal. 6 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10).
SHGB 3132/Srengseng, L= 464 M2 ;

si
11).
SHGB 3133/Srengseng, L= 534 M2 ;
12).
SHGB 3134/Srengseng, L= 855 M2 ;

ne
ng
13).
SHGB 3164/Srengseng, L= 469 M2 ;
14).
SHGB 3165/Srengseng, L= 777 M2 ;

do
gu Terletak di Blok O-2, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
15).
SHGB 3132/Srengseng, L= 833 M2 ;

In
Terletak di Blok O-4, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
A
16).
SHGB 3121/Srengseng, L= 4.035 M2 ;
17).
SHGB 3130/Srengseng, L= 2.144 M2 ;
ah

lik
18).
SHGB 3135/Srengseng, L= 1.861 M2 ;
19).
SHGB 3136/Srengseng, L= 1.194 M2 ;
am

ub
20).
SHGB 3137/Srengseng, L= 785 M2 ;
21).
SHGB 3138/Srengseng, L= 198 M2 ;
22).
SHGB 3163/Srengseng, L= 50 M2 ;
ep
k

- Tanah pecahan SHGB 1471/Joglo, seluas 14.441 M2, terdiri dari


ah

23 sertifikat yaitu :
R

si
Terletak di Blok U-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
1).
SHGB 3352/Joglo, L= 661 M2 ;

ne
ng

2).
Sebagian dari SHGB 337/Joglo, L= 2.285 M2 ;
3).
SHGB 3371/Joglo, L= 38 M2 ;

do
4).
SHGB 3373/Joglo, L= 504 M2 ;
gu

5).
SHGB 3374/Joglo, L= 1.680 M2 ;
6).
SHGB 3375/Joglo, L= 793 M2 ;
In
A

7).
Sebagian dari SHGB 3376/Joglo, L= 1.066 M2 ;
8).
SHGB 3382/Joglo, L= 95 M2 ;
ah

lik

9).
SHGB 3383/Joglo, L= 432 M2 ;
10).
SHGB 3384/Joglo, L= 473 M2 ;
11).
m

SHGB 3385/Joglo, L= 288 M2 ;


ub

12).
SHGB 3386/Joglo, L= 223 M2 ;
ka

13).
SHGB 3388/Joglo, L= 294 M2 ;
ep

14).
SHGB 3365/Joglo, L= 66 M2 ;
Terletak di Blok U-2, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
ah

15).
R

SHGB 3355/Joglo, L= 204 M2 ;


es

16).
SHGB 3356/Joglo, L= 225 M2 ;
M

17).
ng

SHGB 3357/Joglo, L= 581 M2 ;


on
gu

Hal. 7 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
18).
SHGB 3358/Joglo, L= 225 M2 ;

si
19).
SHGB 3359/Joglo, L= 72 M2 ;
Terletak di Blok U-3 :

ne
ng
20).
SHGB 3363/Joglo, L= 207 M2 ;
21).
SHGB 3364/Joglo, L= 225 M2 ;

do
gu 22).

23).
SHGB 3380/Joglo, L= 2.070 M2 ;
SHGB 3381/Joglo, L= 1.784 M2 ;

In
- Tanah terletak di Blok W-5, Perumahan Interkon Kebon Jeruk,
A
dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 150/Srengseng,
seluas 15.548 ;
ah

lik
ii). 12 (dua belas) bidang tanah sertifikat seluas 11.589 M2, yang akan
dilakukan kuasa jual, dengan perincian sebagai berikut :
am

ub
1).
SHGB 3149/Srengseng, L= 528 M2 ;
2).
SHGB 3350/Joglo, L= 780 M2 ;
3).
SHGB 3351/Joglo, L= 780 M2 ;
ep
k

4).
SHGB 3353/Joglo, L= 780 M2 ;
ah

5).
SHGB 3361/Joglo, L= 225 M2 ;
R

si
6).
SHGB 3362/Joglo, L= 225 M2 ;
7).
SHGB 3370/Joglo, L= 880 M2 ;

ne
ng

8).
SHGB 3372/Joglo, L= 507 M2 ;
9).
SHGB 3376/Joglo, L= 700 M2 ;

do
10).
SHGB 3377/Joglo, L= 113 M2 ;
gu

11).
SHGB 3378/Joglo, L= 170 M2 ;
12).
SHGB 3379/Joglo, L= 6.110 M2 ;
In
A

iii). 30.188 M2 (tiga puluh ribu seratus delapan puluh delapan) tanah non
sertifikat, yang akan dilakukan dengan pemindahan dan penyerahan
ah

lik

hak oleh Tergugat IV kepada Tergugat III, dengan perincian sebagai


berikut :
m

1). Blok N-1, Kav. No.7 dan 8, L = ± 102 M2, berdasarkan SP


ub

melepaskan Hak No.130/XII yang dilegalisasi Camat


ka

Kembangan tanggal 19-12-1994 No.79/INTC/JB/1994 ;


ep

2). Blok N-1, Kav. No.46 dan 37, L = ± 1.651 M2, berdasarkan SP
melepaskan Hak No.27/XII yang dilegalisasi Camat
ah

Kembangan berturut-turut :
es

1). tanggal 18-10-1993 No.91/INTC/JB/1993 ;


M

ng

2). tanggal 10-05-1993 No.30/INTC/JB/1993 ;


on
gu

Hal. 8 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3). Blok O-1, Kav. No.1 dan 40, L = ± 236 M2, berdasarkan SP

si
melepaskan Hak berturut-turut :
- No.202/X yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 02-

ne
ng
11-1989 No.260/INTC/JB/1989 ;
- No.191/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 28-

do
gu 4).
09-1992 No.299/INTC/JB/92 ;
Blok O-1, Kav. No.21 S/D No.25, L = ± 1.039 M2, berdasarkan

In
SP melepaskan Hak berturut-turut :
A
- No.103/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 15-
04-1994 No.45/INTC/JB/1994 ;
ah

lik
- No.116/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 29-
06-1992 No.129/INTC/JB/1992 ;
am

ub
- No.150/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 17-
06-1992 No.112/INTC/JB/1992 ;
- No.209/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 07-
ep
k

09-1992 No.262/INTC/JB/1992 ;
ah

- No.128/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 1-05-


R

si
1989 No.074/INTC/JB/1989 ;
5). Blok O-1, Kav. No.33 s/d No.34, L = ± 350 M2, berdasarkan

ne
ng

Gambar Situasi No.3861/1990 tanggal 28-09-1990 dan tanda


penerimaan No.386/KEM/HAK/1994 tanggal 28-08-1994 yang

do
dikeluarkan oleh BPN Jakarta Barat ;
gu

6). Blok O-2, Kav. No.3 dan 4, L = ± 922 M2, berdasarkan SP


melepaskan Hak berturut-turut :
In
A

- No.207/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18-


08-1992 No.229/INTC/JB/1992 ;
ah

lik

- No.123/XI yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 22-


03-1989 No.011/INTC/JB/1989 ;
m

- No.96/XII yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19-


ub

12-1994 No.77/INTC/JB/1994 ;
ka

7). Blok O-4, Kaveling No.18,19,20,21,31,31, 33,34,35,36 L = 4.732


ep

M2, berdasarkan SPMH :


- No.234/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 16
ah

Desember 1992 ;
es

- No.289/X yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 22


M

ng

Desember 1990 ;
on
gu

Hal. 9 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.108/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 1 Mei

si
1989 ;
- Tanda penerimaan BPN Jakarta Barat No.385/KEM/HAK/

ne
ng
1994 (foto copy), No.386/KEM/HAK/1994 (foto copy),
No.387/KEM/HAK/1994 (foto copy), 377/KEM/HAK/1994 (foto

do
gu 8).
copy) tanggal 28 Agustus 1994;
Blok O-4, Kaveling No.21,22,23,24 dan 29 L = 3.401 M2,

In
berdasarkan SPMH :
A
- Nomor 47/XI, legalisasi tanggal 24 Desember 1991 ;
- Nomor 95/XII, legalisasi tanggal 31 Maret 1994 ;
ah

lik
- Nomor 4/XII, legalisasi tanggal 10 Mei 1993 ;
- Nomor 86/XII, legalisasi tanggal 31 Maret 1994 ;
am

ub
- Nomor 173/XI, legalisasi tanggal 29 Juni 1992 ;
- Nomor 165/XI, legalisasi tanggal 7 April 1995 ;
- Nomor 1/XI, legalisasi tanggal 22 Desember 1990 ;
ep
k

9). Blok O-4, Kaveling No.27, L = 667 M2, berdasarkan SPMH


ah

No.130/X tanggal 29 Juni 1992 ;


R

si
10). Blok O-4, Kaveling No.28 dan 29, L = 409 M2, berdasarkan
SPMH :

ne
ng

- Nomor 260/XI, legalisasi tanggal 19 Februari 1993 ;


- Nomor 229/XI, legalisasi tanggal 7 September 1992 ;

do
11). Blok O-4, Kaveling No.30 dan 31, L = 89 M2, berdasarkan
gu

SPMH No.42/XI, tanggal 30 Desember 1991 ;


12). Blok O-4, Kaveling No.41,42 dan 43, L = 1.928 M2, berdasarkan
In
A

SPMH :
- Nomor 13/XII, legalisasi tanggal 10 Mei 1993 ;
ah

lik

- Nomor 223/XI, legalisasi tanggal 18 Agustus 1992 ;


- Nomor 222/XI, legalisasi tanggal 7 September 1992 ;
m

- Nomor 9/XI, legalisasi tanggal 26 Januari 1991 ;


ub

13). Blok U-1, Kavelign No.1,2 dan 3, L = 1.475 M2, berdasarkan


ka

SPMH :
ep

- Nomor 144/XI, legalisasi tanggal 17 Juni 1992 ;


- Nomor 126/XI, legalisasi tanggal 17 Juni 1992 ;
ah

- Nomor 140/XI, legalisasi tanggal 19 Desember 1994 ;


es

- Nomor 276/XI, legalisasi tanggal 19 Februari 1993 ;


M

ng

- Nomor 104/XI, legalisasi tanggal 15 April 1992 ;


on
gu

Hal. 10 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14). Blok U-1, Kav. No.26, L = 534 M2, merupakan sebagian dari SP

si
melepaskan Hak Nomor :
- 254/IX, dilegalisasi Camat Kebon Jeruk, tanggal 12

ne
ng
Desember 1987 No.129/INTC/JB/1987 ;
- 164/XII, dilegalisasi Camat Kembangan, tanggal 7 April

do
gu 1995 No.14/INTC/JB/1995 ;
15). Blok U-1, Kav. No.36 dan 37, L = 379 M2, berdasarkan SP

In
melepaskan Hak No.45/XII yang dilegalisasi Camat
A
Kembangan tanggal 20 September 1993 No.72/INTC/JB/1993 ;
16). Blok U-1, Kav. No.36,37,37A, 68, 68A dan 69, L = 513 M2,
ah

lik
berdasarkan SP melepaskan Hak dilegalisasi Camat
Kembangan berturut-turut, nomor :
am

ub
- 46/XII, dilegalisasi tanggal 17 Januari 1994 Nomor.
012/INTC/JB/1994 ;
- 42/XII, dilegalisasi tanggal 17 Januari 1994 Nomor.
ep
k

02/INTC/JB/1994 ;
ah

17). Blok U-1, Kav. No.44 dan 44A, L = 53 M2, berdasarkan SP


R

si
melepaskan Hak No.178/XII yang dilegalisasi Camat
Kembangan tanggal 17 April 1995, No.04/INTC/JB/1995 ;

ne
ng

18). Blok U-1, Kav. No.46, 47 dan 47A, L = 251 M2, berdasarkan SP
melepaskan Hak No.286/X, dilegalisasi tanggal 22 Desember

do
1990 No.329/INTC/JB/1990 ;
gu

19). Blok U-1, Kav. No.46,47,47A,57A,58 dan 59, L = 492 M2,


berdasarkan SP melepaskan Hak Nomor :
In
A

1). 202/XI, dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18 Agustus


1992 No.222/INTC/JB/1992 ;
ah

lik

2). 266/XI, dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19 Februari


1993 No.09/INTC/JB/1993 ;
m

20). Blok U-1, Kav. No.61,61A, 62 s/d 66, seluas ± 945 M2,
ub

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


ka

yang dilegalisasi Camat Kembangan berturut-turut :


ep

- No.224/XI, legalisasi tanggal 18 Agustus 1992


No.220/INTC/JB/1993 ;
ah

- No.225/XI, legalisasi tanggal 10 Mei 1993


es

No.25/INTC/JB/1993 ;
M

ng

on
gu

Hal. 11 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.5/XII, legalisasi tanggal 2 Agustus 1993

si
No.46/INTC/JB/1993 ; dan
- No.166/XII, legalisasi tanggal 7 April 1995

ne
ng
No.17/INTC/JB/1995 ;
21). Blok U1, Kav. No.70,71,71A,72,72A,73 s/d 75, Blok U-3, Kav

do
gu No.1,1A, 31 s/d 34 dan Blok U-4, Kav.No.3 s/d 6 seluruhnya
seluas ± 2.551 M2 berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan

In
Hak atas Tanah berturut-turut :
A
- No.184/IX, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 30
April 1987 No.024 /INTC/JB/1987 ;
ah

lik
- No.62/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 10
Desember 1988 No.135 /INTC/JB/1988 ;
am

ub
- No.14/XI, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 26
Januari 1991 No.264 /INTC/JB/1991 ;
- No.245/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19
ep
k

Februari 1993 No.05/INTC/JB/1993 ;


ah

- No.99/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 21


R

si
Juli 1992 No.167/INTC/JB/1992 ;
- No.210/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18

ne
ng

Agustus 1992 No.219/INTC/JB/1992 ;


- No.265/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19

do
Februari 1993 No.10/INTC/JB/1993 ;
gu

- No.126/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19


Desember 1994 No.94/INTC/JB/1994 ;
In
A

- No.144/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19


Desember 1994 No.94/INTC/JB/1994 ;
ah

lik

- No.150/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19


Desember 1994 No.96/INTC/JB/1994 ;
m

- No.155/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19


ub

Desember 1994 No.99/INTC/JB/1994 ;


ka

- No.170/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19


ep

Desember 1994 No.109/INTC/JB/1994 ;


22). Blok U-1, Kav. No.80,81,11A dan 116, L = ± 136 M2,
ah

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


es

No.171/XII yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 7 April


M

ng

1995 No.01/INTC/JB/1997 ;
on
gu

Hal. 12 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23). Blok U-1, Kav. No.81,82,82A,113 dan 114, L = ± 284 M2,

si
berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
yang dilegalisasi Camat Kembangan berturut-turut :

ne
ng
- No.40/XI, legalisasi tanggal 30 Desember 1991
No.235/INTC/JB/1991 ;

do
gu - No.177/XII,
No.02/INTC/JB/1995 ;
legalisasi tanggal 7 April 1995

In
24). Blok U-1, Kav. No.86,87,87A,88,89,107,108 dan 109 dan Blok U-
A
4, Kav. No.35, luas seluruhnya : ± 1.930 M2, berdasarkan Surat
Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-turut :
ah

lik
- No.176/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18
Agustus 1992 No.212/INTC/JB/1992 ;
am

ub
- No.75/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 17
Januari 19942 No.09/INTC/JB/1994 ;
- No.226/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 30
ep
k

Desember 1989 No.287/INTC/JB/1989 ;


ah

25). Blok U-1, Kav. No.117, L = ± 417 M2, berdasarkan Surat


R

si
Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah yang dilegalisasi
Camat Kembangan berturut-turut :

ne
ng

- No.177/XI, tanggal 18 April 1992 No.076/INTC/JB/1992 ;


- No.85/XII, tanggal 18 Agustus 1994 No.63/INTC/JB/1994 ;

do
26). Blok U-1, Kav. No.124,125 dan 126, L = ± 467 M2, berdasarkan
gu

Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-turut :


- No.230/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18
In
A

Agustus 1992 No.225/INTC/JB/1992 ;


- No.184/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18
ah

lik

Agustus 1992 No.227/INTC/JB/1992 ;


- No.20/XI, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 26
m

Januari 1991 No.268/INTC/JB/1991 ;


ub

27). Blok U-1, Kav. No.128,129 dan 130, L = ± 262 M2, berdasarkan
ka

Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah No.192/XI, yang


ep

dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 4 April 1994,


No.32/INTC/JB/1994 ;
ah

28). Blok U-1, Kav. No. 133 dan 134, L = ± 212 M2, berdasarkan
es

Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-turut :


M

ng

on
gu

Hal. 13 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.57/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 30

si
Desember 1991 No.241/INTC/JB/1991 ;
- No.133/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 15

ne
ng
Juni 1989 No.156/INTC/JB/1989 ;
29). Blok U-2, Kav. No.2,3,4,5,6,29,30,31 dan 32, L = ± 2.302 M2,

do
gu berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
berturut-turut :

In
- No.182/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 20
A
September 1989 No.197/INTC/JB/1989 ;
- No.183/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 20
ah

lik
September 1989 No.196/INTC/JB/1989 ;
- No.155/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 17
am

ub
Juni 1992 No.124/INTC/JB/1992 ;
30). Blok U-2, Kav. No.24,25,26 dan 27, L = ± 245 M2, berdasarkan
Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-turut :
ep
k

- No.217/IX, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal 27


ah

Juli 1987 No.081/INTC/JB/1987 ;


R

si
- No.142/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan, tanggal 19
Desember 1994 No.93/INTC/JB/1994 ;

ne
ng

- No.141/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan, tanggal 19


Desember 1994 No.92/INTC/JB/1994 ;

do
31). Blok U-2, Kaveling No.33, L = 32 M2, berdasarkan SPMH
gu

Nomor 129/XII, tanggal 19 Desember 1994 ;


32). Blok U-3, Kaveling No.3, 4 dan 4A, L = 305 M2, berdasarkan
In
A

SPMH :
- Nomor 16/XI, legalisasi tanggal 26 Januari 1991 ;
ah

lik

- Nomor 214/IX, legalisasi tanggal 27 Juli 1987 ;


33). Blok U-3, Kaveling No.21, 22, 23 dan 24, L = 630 M2,
m

berdasarkan SPMH :
ub

- Nomor 299/X, legalisasi tanggal 22 Desember 1990 ;


ka

- Nomor 176/XII, legalisasi tanggal 7 April 1995 ;


ep

34). Blok U-4, Kaveling. No.39 dan 40, L = 247 M2, berdasarkan
SPMH Nomor 66/XII, tanggal 17 Januari 1994 ;
ah

b. Bahwa para pihak sepakat untuk harga jual beli dan penyerahan serta
es

pemindahan hak atas tanah-tanah tersebut adalah sebesar


M

ng

Rp.79.000.000.000,- dengan perincian sebagai berikut :


on
gu

Hal. 14 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
i). 46 tanah SHGB, seluas 54,603 M2.................. Rp. 50.028.837.500,-

si
ii). 12 tanah SHGB, seluas 11.589 M2 ............... Rp. 5.000.000.000,-
iii). Tanah non sertifikat, selua 30.188 M2............. Rp. 24.055.950.000,-

ne
ng
Sub total.......................................................... Rp. 79.084.787.500,-
Discounted ..................................................... Rp. 84.787.500,-

do
gu Total ...............................................................
9. Bahwa jual beli dan pemindahan serta penyerahan hak-hak atas tanah
Rp. 79.000.000.000,-

In
yang dilakukan oleh Tergugat I, II, III, IV, V dihadapan Turut Tergugat I
A
adalah transaksi melawan hukum, sebagai berikut :
a. Tergugat I tidak berwenang ;
ah

lik
- Bahwa Tergugat I tidak mendapat ijin Komisaris untuk menjaminkan
tanah dan ijin menjual ;
am

ub
- Bahwa selain itu, Tergugat I diangkat sebagai Direktur Utama PT.IKJ
berdasarkan RUPS pada tanggal 23 Juni 1998 yang ternyata dalam
Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.34, tanggal 23 Juni 1998,
ep
k

dibuat dihadapan Djedjem Widjaja, SH.MH, Notaris di Jakarta,


ah

Tergugat I diangkat sebagai Direktur Utama dan Turut Tergugat II


R

si
Eddy Yuwono, dengan masa jabatan 5 tahun, karenanya berakhir
pada tanggal 23 Juni 2003 ;

ne
ng

- Bahwa dengan demikian, tindakan hukum yang dilakukan oleh


Tergugat I pada tanggal 18 Desember 2003 tersebut adalah tindakan

do
hukum yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang mewakili
gu

PT.IKJ ;
- Bahwa oleh karenanya, seluruh tindakan hukum yang dilakukan oleh
In
A

Direktur Utama setelah masa jabatannya berakhir adalah perbuatan


hukum yang tidak dapat mengikat Perseroan ;
ah

lik

b. Jual beli pemindahan serta penyerahan hak dilakukan dibawah harga ;


Bahwa lagipula, jual beli yang dilakukan berdasarkan Akta No.72
m

tersebut juga dilakukan dibawah harga wajar tanah pada waktu itu. Pada
ub

sekitar tahun 2003 harga wajar tanah di PT.IKJ kurang lebih sebesar
ka

Rp.1.862.000,-M2. Jual beli yang telah dilakukan jauh dibawah harga


ep

pasar tersebut juga masih ditambah lagi dengan diskon harga jual
sebesar Rp.84.787.500,- ;
ah

c. Tergugat II adalah pembeli beritikad buruk ;


es

Bahwa Tergugat II adalah pembeli beritikad buruk.


M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selain karena jual beli tersebut dilakukan dibawah harga pasaran tanah,

si
juga karena sebelumnya telah ada pengumuman di Harian Bisnis
Indonesia dan Harian Kompas, keduanya pada tanggal 30 Juni 2003,

ne
ng
untuk tidak membeli tanah dari PT.IKJ tetapi Tergugat II tetap membeli ;
d. Uang hasil penjualan tidak masuk dalam pembukuan PT.IKJ ;

do
gu Bahwa uang hasil penjualan tanah-tanah tersebut tidak tercatat dalam
pembukuan Perusahaan. Penggunaan uang juga tidak jelas, karena

In
sesuai dengan Laporan Keuangan PT.IKJ sampai dengan tahun buku
A
2006, masih tercatat adanya hutang Tergugat III kepada Tergugat V
sebesar Rp.75.000.000.000,- dan hutang kepada Tergugat IV sebesar
ah

lik
Rp.21.045.277.926 (hutang pokok) dan Rp.61.000.967.797 (hutang
bunga) (P.12) Total hutang Rp.157.046.245.726 ;
am

ub
e. Tanah dijual 2 kali ;
Bahwa tanah yang dijual dengan Akta No.72 tersebut juga telah
dilakukan penjualan 2 kali. Hal in jelas-jelas merugikan kepentingan
ep
k

kreditur. Penjualan kedua adalah kepada Andhini Domi, yaitu tanah


ah

terletak di Blok U.III No.19 dan 20 seharga RP.450.000.000,-. Bahwa


R

si
Penggugat selaku Kurator PT.IKJ (dalam pailit) telah menerima
pendaftaran kreditur atas nama Andhini Domi, yang mengaku telah

ne
ng

membeli dari PT.IKJ tanah terletak di Blok U.III No.19 dan 20, dengan
SHGB No.3361/Joglo dan SHGB No.3362/Joglo, berdasarkan PPJB

do
No.21 dan 22, keduanya tanggal 16 Desember 2003, seharga
gu

450.000.000,- dibuat dihadapan Marlon Silitonga, SH, Notaris di Jakarta,


padahal tanah tersebut juga termasuk dalam bagian tanah yang telah
In
A

dijual kepada Tergugat III, vide Pasal 1.A.2 butir 5 dan 6 akta No.72
(P.13) ;
ah

lik

f. Tergugat I diragukan kedudukan dan kewenangannya mewakili PT.IKJ


pada waktu menandatangani semua transaksi tersebut, berhubung masa
m

jabatan Direksi PT.IKJ adalah tanggal 23 Juni 1998 s/d tanggal 23 Juni
ub

2003, dan tidak ada pengangkatan kembali dari RUPS ;


ka

10. Tindakan hukum yang merugikan kepentingan para kreditur tidak wajib
ep

yang dilakukan ;
Bahwa tindakan hukum yang telah dilakukan oleh Tergugat I mewakili
ah

Tergugat III yang sekaligus mewakili Tergugat IV sebagai pihak dalam


es

“Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999” adalah tindakan


M

ng

melawan hukum yang merugikan para kreditur yang tidak perlu dilakukan
on
gu

Hal. 16 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Direktur Utama, yaitu mengakui hutang tanpa perhitungan yang pasti dan

si
membayar dengan menggunakan asset yang melebihi nilai hutang ;
Bahwa tindakan hukum Tergugat I, sebagaimana terjadi dalam

ne
ng
“Kesepakatan Bersama” dan Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72,
tanggal 18 Desember 2003, memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam

do
gu Pasal 41 jo Pasal 42 UU No.37 Tahun 1994 ;
11. Bahwa kenyataan yang sekarang terjadi di lapangan bahwa objek sengketa ,

In
yaitu tanah yang dijual kepada Tergugat II berdasarkan Akta No.72, sedang
A
dijual dan dipasarkan oleh Tergugat II kepada pihak ketiga lain dalam
kapling, sedemikian terbukanya, seolah-olah tidak ada masalah hukum di
ah

lik
latar belakangnya ;
Bahwa aktivitas jual beli yang dilaksanakan oleh Tergugat II, menimbulkan
am

ub
ketidak adilan pada seluruh kreditur Tergugat III, sebab melawan hukum dan
merugikan ;
12. Alternatif penggantian/ganti rugi ;
ep
k

Bahwa apabila para Tergugat tidak dapat lagi mengembalikan harta


ah

kekayaan milik Tergugat III kepada keadaan semula seperti sebelum ada
R

si
Akta Perjanjian No.72 tersebut, maka para Tergugat wajiblah membayar
ganti kerugian untuk dikembalikan ke boedel pailit dengan perhitungan

ne
ng

sesuai dengan nilai jual objek pajak (NJOP) saat ini, yaitu sebesar
Rp.3.375.000,- per M2 tanah. Dengan perincian tanah seluas 96.380 M2 x

do
Rp.3.375.000,- = Rp. 325.282.500.000,- (P.14) ;
gu

Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 49 UU No.37 Tahun 2004, dikutip
sebagai berikut :
In
A

“1. Setiap orang yang telah menerima benda yang merupakan bagian dari
harta debitur yang tercakup dalam perbuatan hukum yang dibatalkan, harus
ah

lik

mengembalikan benda tersebut kepada Kurator dan dilaporkan kepada


Hakim Pengawas” ;
m

“2. Dalam hal orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
ub

mengembalikan benda yang telah diterima dalam keadaan semula, wajib


ka

membayar ganti rugi kepada harta pailit” ;


ep

13. Sita jaminan ;


a. Bahwa untuk mengamankan harta pailit dan untuk menjamin agar
ah

gugatan ini agar tidak illusoir, karena dikhawatirkan Tergugat II atau


es

orang lain yang mendapat hak dari padanya, menghilangkan tanah


M

ng

tersebut, karena saat ini masih terus menerus tanah-tanah tersebut untuk
on
gu

Hal. 17 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dijual ke pihak ketiga,sehingga dikemudian hari akan sulit dikembalikan

si
kepada keadaan semula, maka mohon diletakkan sita jaminan atas harta
pailit milik Tergugat III yang menjadi obyek sengketa, total seluas 96.380

ne
ng
M2, sebagaimana diuraikan pada butir 8.a diatas ;
b. Bahwa selain itu, untuk menjamin agar gugatan ini tidak illusoir, apabila

do
gu ternyata para Tergugat gagal mengembalikan kondisi tanah-tanah
tersebut menjadi harta pailit Tergugat III, karena dikhawatirkan Tergugat

In
menggelapkan hartanya, maka mohon diletakkan sita jaminan atas harta
A
benda, baik bergerak maupun tidak bergerak milik Tergugat I, II, IV dan V
sebagai pengganti kerugian harta pailit Tergugat III ;
ah

lik
14. Uitvoerbaar bij voorraad ;
Bahwa gugatan ini didukung bukti-bukti otentik, maka berdasarkan ketentuan
am

ub
Pasal 180 HIR dapat diputuskan terlebih dahulu meskipun ada kasasi
ataupun verzet ;
15. Dalam Provisi :
ep
k

Bahwa sampai saat ini Tergugat II masih menawarkan kepada masyarakat


ah

umum, tanah-tanah milik Tergugat III yang dikuasai oleh Tergugat II


R

si
berdasarkan Akta Perjanjian No.72 tersebut. Bahwa keadaan ini harus
segera dihentikan untuk menghindarkan kerugian yang tidak mungkin

ne
ng

diperbaiki lagi dikemudian hari. Oleh karena itu beralasanlah Pemohon


mohon putusan pendahuluan untuk melarang Tergugat III atau pihak

do
manapun yang mendapatkan hak dari pada Tergugat II, untuk menjual/atau
gu

mengalihkan dengan cara apapun juga tanah-tanah sebagaimana dimaksud


dalam obyek jual beli sesuai dengan akta No.72, tanggal 18 Desember 2003,
In
A

dibuat oleh Tergugat I, II, III,IV dan Tergugat V, dihadapan Turut Tergugat I ;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut dengan ini kami mohon agar
ah

lik

Pengadilan Negeri/Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan hal-hal


sebagai berikut :
m

a. Primer :
ub

1. Dalam Provisi :
ka

- Mengabulkan permohonan provisi Penggugat ;


ep

- Melarang Tergugat III atau pihak manapun yang mendapatkan hak


dari padanya, untuk menjual dan/atau mengalihkan dengan cara
ah

apapun juga tanah-tanah sebagaimana dimaksud dalam obyek jual


es

beli sesuai dengan Akta No.72, tanggal 18 Desember 2003, dibuat


M

ng

on
gu

Hal. 18 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh Tergugat I, II, III,IV dan Turut Tergugat I, dihadapan Turut

si
Tergugat II, sampai putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;
2. Dalam Pokok Perkara

ne
ng
Primer :
a. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

do
gu b. Menyatakan putusan provisi sah dan berharga ;
c. Menyatakan sita jaminan sah dan berharga ;

In
d. Menyatakan Kesepakatan Bersama, tanggal 20 September 1999,
A
beserta semua perjanjian turutan lainnya, batal demi hukum atau
setidak-tidaknya tidak mempunyai kekuatan hukum ;
ah

lik
e. Menyatakan Akta No.72, tanggal 18 Desember 2003, yang dibuat
dihadapan Aulia Taufani, SH., Notaris Pengganti sutjipto, SH., Notaris
am

ub
di Jakarta, beserta semua perjanjian turutan lainnya, batal demi
hukum atau setidak-tidaknya tidak mempunyai kekuatan hukum ;
f. Menghukum Tergugat- Tergugat, atau siapapun yang menguasai atau
ep
k

mendapat hak daripadanya untuk menyerahkan tanah berikut surat-


ah

suratnya kepada Penggugat, yaitu :


R

si
i). 46 (empat puluh enam) bidang tanah Sertifikat (peta) seluas
54.603 M2, yang akan dilakukan dengan akta jual beli dari

ne
ng

PT.IKJ kepada Tergugat II, dengan rincian sebagai berikut :


- Tanah pecahan SHGB 424/Srengseng, seluas 24.614 M2,

do
terdiri dari 22 sertifikat yaitu :
gu

Terletak di Blok N-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :


1).
SHGB 3148/Srengseng, L= 4900 M2 ;
In
A

2).
SHGB 3125/Srengseng, L= 99 M2 ;
3).
SHGB 3126/Srengseng, L= 307 M2 ;
ah

lik

Terletak di Blok O-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :


4).
SHGB 3116/Srengseng, L= 739 M2 ;
5).
m

SHGB 3117/Srengseng, L= 735 M2 ;


ub

6).
SHGB 3118/Srengseng, L= 1.272 M2 ;
ka

7).
SHGB 3119/Srengseng, L= 1.907 M2 ;
ep

8).
SHGB 3124/Srengseng, L= 401 M2 ;
9).
SHGB 3131/Srengseng, L= 55 M2 ;
ah

10).
R

SHGB 3132/Srengseng, L= 464 M2 ;


es

11).
SHGB 3133/Srengseng, L= 534 M2 ;
M

12).
ng

SHGB 3134/Srengseng, L= 855 M2 ;


on
gu

Hal. 19 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
13).
SHGB 3164/Srengseng, L= 469 M2 ;

si
14).
SHGB 3165/Srengseng, L= 777 M2 ;
Terletak di Blok O-2, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :

ne
ng
15).
SHGB 3132/Srengseng, L= 833 M2 ;
Terletak di Blok O-4, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :

do
gu 16).

17).
SHGB 3121/Srengseng, L= 4.035 M2 ;
SHGB 3130/Srengseng, L= 2.144 M2 ;
18).

In
SHGB 3135/Srengseng, L= 1.861 M2 ;
A
19).
SHGB 3136/Srengseng, L= 1.194 M2 ;
20).
SHGB 3137/Srengseng, L= 785 M2 ;
ah

lik
21).
SHGB 3138/Srengseng, L= 198 M2 ;
22).
SHGB 3163/Srengseng, L= 50 M2 ;
am

ub
- Tanah pecahan SHGB 1471/Joglo, seluas 14.441 M2, terdiri
dari 23 sertifikat yaitu :
Terletak di Blok U-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
ep
k

1).
SHGB 3352/Joglo, L= 661 M2 ;
ah

2).
Sebagian dari SHGB 337/Joglo, L= 2.285 M2 ;
R

si
3).
SHGB 3371/Joglo, L= 38 M2 ;
4).
SHGB 3373/Joglo, L= 504 M2 ;

ne
ng

5).
SHGB 3374/Joglo, L= 1.680 M2 ;
6).
SHGB 3375/Joglo, L= 793 M2 ;

do
7).
Sebagian dari SHGB 3376/Joglo, L= 1.066 M2 ;
gu

8).
SHGB 3382/Joglo, L= 95 M2 ;
9).
SHGB 3383/Joglo, L= 432 M2 ;
In
A

10).
SHGB 3384/Joglo, L= 473 M2 ;
11).
SHGB 3385/Joglo, L= 288 M2 ;
ah

lik

12).
SHGB 3386/Joglo, L= 223 M2 ;
13).
SHGB 3388/Joglo, L= 294 M2 ;
14).
m

SHGB 3365/Joglo, L= 66 M2 ;
ub

Terletak di Blok U-2, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :


ka

15).
SHGB 3355/Joglo, L= 204 M2 ;
ep

16).
SHGB 3356/Joglo, L= 225 M2 ;
17).
SHGB 3357/Joglo, L= 581 M2 ;
ah

18).
R

SHGB 3358/Joglo, L= 225 M2 ;


es

19).
SHGB 3359/Joglo, L= 72 M2 ;
M

ng

Terletak di Blok U-3 :


on
gu

Hal. 20 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
20).
SHGB 3363/Joglo, L= 207 M2 ;

si
21).
SHGB 3364/Joglo, L= 225 M2 ;
22).
SHGB 3380/Joglo, L= 2.070 M2 ;

ne
ng
23).
SHGB 3381/Joglo, L= 1.784 M2 ;
- Tanah terletak di Blok W-5, Perumahan Interkon Kebon

do
gu Jeruk, dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor
150/Srengseng, seluas 15.548 ;

In
ii). 12 (dua belas) bidang tanah sertifikat seluas 11.589 M2, yang
A
akan dilakukan kuasa jual, dengan perincian sebagai berikut :
1).
SHGB 3149/Srengseng, L= 528 M2 ;
ah

lik
2).
SHGB 3350/Joglo, L= 780 M2 ;
3).
SHGB 3351/Joglo, L= 780 M2 ;
am

ub
4).
SHGB 3353/Joglo, L= 780 M2 ;
5).
SHGB 3361/Joglo, L= 225 M2 ;
6).
SHGB 3362/Joglo, L= 225 M2 ;
ep
k

7).
SHGB 3370/Joglo, L= 880 M2 ;
ah

8).
SHGB 3372/Joglo, L= 507 M2 ;
R

si
9).
SHGB 3376/Joglo, L= 700 M2 ;
10).
SHGB 3377/Joglo, L= 113 M2 ;

ne
ng

11).
SHGB 3378/Joglo, L= 170 M2 ;
12).
SHGB 3379/Joglo, L= 6.110 M2 ;

do
iii). 30.188 M2 (tiga puluh ribu seratus delapan puluh delapan)
gu

tanah non sertifikat, yang akan dilakukan dengan pemindahan


dan penyerahan hak oleh Tergugat IV kepada Tergugat III,
In
A

dengan perincian sebagai berikut :


1). Blok N-1, Kav. No.7 dan 8, L = ± 102 M2, berdasarkan SP
ah

lik

melepaskan Hak No.130/XII yang dilegalisasi Camat


Kembangan tanggal 19-12-1994 No.79/INTC/JB/1994 ;
m

2). Blok N-1, Kav. No.46 dan 47, L = ± 1.651 M2, berdasarkan
ub

SP melepaskan Hak No.27/XII yang dilegalisasi Camat


ka

Kembangan berturut-turut :
ep

- tanggal 18-10-1993 No.91/INTC/JB/1993 ;


- tanggal 10-05-1993 No.30/INTC/JB/1993 ;
ah

3). Blok O-1, Kav. No.1 dan 40, L = ± 236 M2, berdasarkan SP
es

melepaskan Hak berturut-turut :


M

ng

on
gu

Hal. 21 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.202/X yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal

si
02-11-1989 No.260/INTC/JB/1989 ;
- No.191/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

ne
ng
28-09-1992 No.299/INTC/JB/92 ;
4). Blok O-1, Kav. No.21 S/D No.25, L = ± 1.039 M2,

do
gu berdasarkan SP melepaskan Hak berturut-turut :
- No.103/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

In
15-04-1994 No.45/INTC/JB/1994 ;
A
- No.116/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
29-06-1992 No.129/INTC/JB/1992 ;
ah

lik
- No.150/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
17-06-1992 No.112/INTC/JB/1992 ;
am

ub
- No.209/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
07-09-1992 No.262/INTC/JB/1992 ;
- No.128/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
ep
k

1-05-1989 No.074/INTC/JB/1989 ;
ah

5). Blok O-1, Kav. No.33 s/d No.34, L = ± 350 M2, berdasarkan
R

si
Gambar Situasi No.3861/1990 tanggal 28-09-1990 dan
tanda penerimaan No.386/KEM/HAK/1994 tanggal 28-08-

ne
ng

1994 yang dikeluarkan oleh BPN Jakarta Barat ;


6). Blok O-2, Kav. No.3 dan 4, L = ± 922 M2, berdasarkan SP

do
melepaskan Hak berturut-turut :
gu

- No.207/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


18-08-1992 No.229/INTC/JB/1992 ;
In
A

- No.123/XI yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


22-03-1989 No.011/INTC/JB/1989 ;
ah

lik

- No.96/XII yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19-12-1994 No.77/INTC/JB/1994 ;
m

7). Blok O-1, Kaveling No.18,19,20,21,31,31,33,34,35,36 L =


ub

4.732 M2, berdasarkan SPMH :


ka

- No.234/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


ep

16 Desember 1992 ;
- No.289/X yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
ah

22 Desember 1990 ;
es

- No.108/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


M

ng

1 Mei 1989 ;
on
gu

Hal. 22 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Tanda penerimaan BPN Jakarta Barat

si
No.385/KEM/HAK/ 1994 (foto copy), No.386/KEM/
HAK/1994 (foto copy), No.387/KEM/HAK/1994 (foto

ne
ng
copy), tanggal 28 Agustus 1994;
8). Blok O-4, Kaveling No.21,22,23,24 dan 29 L = 3.401 M2,

do
gu berdasarkan SPMH :
- Nomor 47/XI, legalisasi tanggal 24 Desember 1991 ;

In
- Nomor 95/XII, legalisasi tanggal 31 Maret 1994 ;
A
- Nomor 4/XII, legalisasi tanggal 10 Mei 1993 ;
- Nomor 86/XII, legalisasi tanggal 31 Maret 1994 ;
ah

lik
- Nomor 173/XI, legalisasi tanggal 29 Juni 1992 ;
- Nomor 165/XI, legalisasi tanggal 7 April 1995 ;
am

ub
- Nomor 1/XI, legalisasi tanggal 22 Desember 1990 ;
9). Blok O-4, Kaveling No.27, L = 667 M2, berdasarkan SPMH
No.130/X tanggal 29 Juni 1992 ;
ep
k

10). Blok O-4, Kaveling No.28 dan 29, L = 409 M2, berdasarkan
ah

SPMH :
R

si
- Nomor 260/XI, legalisasi tanggal 19 Februari 1993 ;
- Nomor 229/XI, legalisasi tanggal 7 September 1992 ;

ne
ng

11). Blok O-4, Kaveling No.30 dan 31, L = 89 M2, berdasarkan


SPMH No.42/XI, tanggal 30 Desember 1991 ;

do
12). Blok O-4, Kaveling No.41,42 dan 43, L = 1.928 M2,
gu

berdasarkan SPMH :
- Nomor 13/XII, legalisasi tanggal 10 Mei 1993 ;
In
A

- Nomor 223/XI, legalisasi tanggal 18 Agustus 1992 ;


- Nomor 222/XI, legalisasi tanggal 7 September 1992 ;
ah

lik

- Nomor 9/XI, legalisasi tanggal 26 Januari 1991 ;


13). Blok U-1, Kavelign No.1,2 dan 3, L = 1.475 M2,
m

berdasarkan SPMH :
ub

- Nomor 144/XI, legalisasi tanggal 17 Juni 1992 ;


ka

- Nomor 126/XI, legalisasi tanggal 17 Juni 1992 ;


ep

- Nomor 140/XI, legalisasi tanggal 19 Desember 1994 ;


- Nomor 276/XI, legalisasi tanggal 19 Februari 1993 ;
ah

- Nomor 104/XI, legalisasi tanggal 15 April 1992 ;


es

14). Blok U-1, Kav. No.26, L = 534 M2, merupakan sebagian


M

ng

dari SP melepaskan Hak Nomor :


on
gu

Hal. 23 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 254/IX, dilegalisasi Camat Kebon Jeruk, tanggal 12

si
Desember 1987 No.129/INTC/JB/1987 ;
- 164/XII, dilegalisasi Camat Kembangan, tanggal 7 April

ne
ng
1995 No.14/INTC/JB/1995 ;
15). Blok U-1, Kav. No.36 dan 37, L = 379 M2, berdasarkan SP

do
gu melepaskan Hak
Kembangan tanggal
No.45/XII yang dilegalisasi
20 September
Camat
1993

In
No.72/INTC/JB/1993 ;
A
16). Blok U-1, Kav. No.36,37,37A, 68, 68A dan 69, L = 513 M2,
berdasarkan SP melepaskan Hak dilegalisasi Camat
ah

lik
Kembangan berturut-turut, nomor :
- 46/XII, dilegalisasi tanggal 17 Januari 1994 Nomor.
am

ub
012/INTC/JB/1994 ;
- 42/XII, dilegalisasi tanggal 17 Januari 1994 Nomor.
02/INTC/JB/1994 ;
ep
k

17). Blok U-1, Kav. No.44 dan 44A, L = 53 M2, berdasarkan SP


ah

melepaskan Hak No.178/XII yang dilegalisasi Camat


R

si
Kembangan tanggal 17 April 1995, No.04/INTC/JB/1995 ;
18). Blok U-1, Kav. No.46, 47 dan 47A, L = 251 M2,

ne
ng

berdasarkan SP melepaskan Hak No.286/X, dilegalisasi


tanggal 22 Desember 1990 No.329/INTC/JB/1990 ;

do
19). Blok U-1, Kav. No.46,47,47A,57A,58 dan 59, L = 492 M2,
gu

berdasarkan SP melepaskan Hak Nomor :


- 202/XI, dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18
In
A

Agustus 1992 No.222/INTC/JB/1992 ;


- 266/XI, dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19
ah

lik

Februari 1993 No.09/INTC/JB/1993 ;


20). Blok U-1, Kav. No.61,61A, 62 s/d 66, seluas ± 945 M2,
m

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


ub

yang dilegalisasi Camat Kembangan berturut-turut :


ka

- No.224/XI, legalisasi tanggal 18 Agustus 1992


ep

No.220/INTC/JB/1993 ;
- No.225/XI, legalisasi tanggal 10 Mei 1993
ah

No.25/INTC/JB/1993 ;
es

- No.5/XII, legalisasi tanggal 2 Agustus 1993


M

ng

No.46/INTC/JB/1993 ; dan
on
gu

Hal. 24 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.166/XII, legalisasi tanggal 7 April 1995

si
No.17/INTC/JB/1995 ;
21). Blok U1, Kav. No.70,71,71A,72,72A,73 s/d 75, Blok U-3,

ne
ng
Kav No.1,1A, 31 s/d 34 dan Blok U-4, Kav.No.3 s/d 6
seluruhnya seluas ± 2.551 M2 berdasarkan Surat

do
gu Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-turut :
- No.184/IX, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal

In
30 April 1987 No.024 /INTC/JB/1987 ;
A
- No.62/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
10 Desember 1988 No.135 /INTC/JB/1988 ;
ah

lik
- No.14/XI, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
26 Januari 1991 No.264 /INTC/JB/1991 ;
am

ub
- No.245/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
19 Februari 1993 No.05/INTC/JB/1993 ;
- No.99/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
ep
k

21 Juli 1992 No.167/INTC/JB/1992 ;


ah

- No.210/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


R

si
18 Agustus 1992 No.219/INTC/JB/1992 ;
- No.265/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

ne
ng

19 Februari 1993 No.10/INTC/JB/1993 ;


- No.126/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

do
19 Desember 1994 No.94/INTC/JB/1994 ;
gu

- No.144/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19 Desember 1994 No.94/INTC/JB/1994 ;
In
A

- No.150/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19 Desember 1994 No.96/INTC/JB/1994 ;
ah

lik

- No.155/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19 Desember 1994 No.99/INTC/JB/1994 ;
m

- No.170/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


ub

19 Desember 1994 No.109/INTC/JB/1994 ;


ka

22). Blok U-1, Kav. No.80,81,11A dan 116, L = ± 136 M2,


ep

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


No.171/XII yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 7
ah

April 1995 No.01/INTC/JB/1997 ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 25 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23). Blok U-1, Kav. No.81,82,82A,113 dan 114, L = ± 284 M2,

si
berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
yang dilegalisasi Camat Kembangan berturut-turut :

ne
ng
- No.40/XI, legalisasi tanggal 30 Desember 1991
No.235/INTC/JB/1991 ;

do
gu - No.177/XII,
No.02/INTC/JB/1995 ;
legalisasi tanggal 7 April 1995

In
24). Blok U-1, Kav. No.86,87,87A,88,89,107,108 dan 109 dan
A
Blok U-4, Kav. No.35, luas seluruhnya : ± 1.930 M2,
berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
ah

lik
berturut-turut :
- No.176/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
am

ub
18 Agustus 1992 No.212/INTC/JB/1992 ;
- No.75/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
17 Januari 19942 No.09/INTC/JB/1994 ;
ep
k

- No.226/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


ah

30 Desember 1989 No.287/INTC/JB/1989 ;


R

si
25). Blok U-1, Kav. No.117, L = ± 417 M2, berdasarkan Surat
Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah yang dilegalisasi

ne
ng

Camat Kembangan berturut-turut :


- No.177/XI, tanggal 18 April 1992 No.076/INTC/JB/1992 ;

do
- No.85/XII, tanggal 18 Agustus 1994
gu

No.63/INTC/JB/1994 ;
26). Blok U-1, Kav. No.124,125 dan 126, L = ± 467 M2,
In
A

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


berturut-turut :
ah

lik

- No.230/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


18 Agustus 1992 No.225/INTC/JB/1992 ;
m

- No.184/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


ub

18 Agustus 1992 No.227/INTC/JB/1992 ;


ka

- No.20/XI, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


ep

26 Januari 1991 No.268/INTC/JB/1991 ;


27). Blok U-1, Kav. No.128,129 dan 130, L = ± 262 M2,
ah

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


es

No.192/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 4


M

ng

April 1994, No.32/INTC/JB/1994 ;


on
gu

Hal. 26 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
28). Blok U-1, Kav. No. 133 dan 134, L = ± 212 M2, berdasarkan

si
Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-
turut :

ne
ng
- No.57/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
30 Desember 1991 No.241/INTC/JB/1991 ;

do
gu - No.133/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
15 Juni 1989 No.156/INTC/JB/1989 ;

In
29). Blok U-2, Kav. No.2,3,4,5,6,29,30,31 dan 32, L = ± 2.302
A
M2, berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas
Tanah berturut-turut :
ah

lik
- No.182/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
20 September 1989 No.197/INTC/JB/1989 ;
am

ub
- No.183/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
20 September 1989 No.196/INTC/JB/1989 ;
- No.155/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
ep
k

17 Juni 1992 No.124/INTC/JB/1992 ;


ah

30). Blok U-2, Kav. No.24,25,26 dan 27, L = ± 245 M2,


R

si
berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
berturut-turut :

ne
ng

- No.217/IX, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


27 Juli 1987 No.081/INTC/JB/1987 ;

do
- No.142/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan,
gu

tanggal 19 Desember 1994 No.93/INTC/JB/1994 ;


- No.141/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan,
In
A

tanggal 19 Desember 1994 No.92/INTC/JB/1994 ;


31). Blok U-2, Kaveling No.33, L = 32 M2, berdasarkan SPMH
ah

lik

Nomor 129/XII, tanggal 19 Desember 1994 ;


32). Blok U-3, Kaveling No.3, 4 dan 4A, L = 305 M2,
m

berdasarkan SPMH :
ub

- Nomor 16/XI, legalisasi tanggal 26 Januari 1991 ;


ka

- Nomor 214/IX, legalisasi tanggal 27 Juli 1987 ;


ep

33). Blok U-3, Kaveling No.21, 22, 23 dan 24, L = 630 M2,
berdasarkan SPMH :
ah

- Nomor 299/X, legalisasi tanggal 22 Desember 1990 ;


es

- Nomor 176/XII, legalisasi tanggal 7 April 1995 ;


M

ng

on
gu

Hal. 27 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
34). Blok U-4, Kaveling. No.39 dan 40, L = 247 M2, berdasarkan

si
SPMH Nomor 66/XII, tanggal 17 Januari 1994 ;
g. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun

ne
ng
ada verzet, banding ataupun kasasi ;
h. Menghukum para Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada isi

do
gu i.
putusan ini ;
Menghukum para Tergugat untuk membayar ongkos perkara ;

In
b. Subsidair :
A
Ex aequo et bono ;
1. Khusus mengenai petitum A.2.g Primer ;
ah

lik
Dalam hal para Tergugat atau orang yang menguasai dan mendapat hak
daripadanya tidak dapat menyerahkan tanah-tanah tersebut, maka harus
am

ub
diganti dengan uang tunai, dengan memakai perbandingan 1 M2 tanah
senilai Rp.3.375.000,- kepada Penggugat, dengan demikian maka ganti
rugi menjadi sebesar Rp.3.375.000,- x 96.380 M2 = Rp.
ep
k

325.282.500.000,- ;
ah

2. Petitum selebihnya sama dengan petitum primer diatas ;


R

si
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut para Tergugat

ne
ng

mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :


Dalam Eksepsi :

do
1. Penggugat tidak memiliki kewenangan untuk mengajukan gugatan
gu

actio Paulina (Legal Standing) ;


3.1. Bahwa Pasal 69 ayat (5) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang
In
A

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK)


berbunyi : “untuk menghadap di sidang pengadilan, Kurator harus
ah

lik

terlebih dahulu mendapat izin dari Hakim Pengawas, kecuali


menyangkut sengketa pencocokkan piutang atau dalam hal
m

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 38, Pasal 39 dan Pasal
ub

59 ayat (3) ;
ka

3.2. Bahwa dalam gugatan a quo, Tergugat I dan IV tidak melihat adanya
ep

izin Hakim Pengawas kepada Kurator untuk menghadap/berperkara di


muka pengadilan ;
ah

3.3. Bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat IV tidak melihat adanya
es

izin Hakim Pengawas kepada Kurator untuk menghadap/berperkara di


M

ng

muka pengadilan dalam mengajukan gugatannya, maka gugatan


on
gu

Hal. 28 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena Penggugat

si
dalam menjabat sebagai Kurator tidak dalam kapasitas menggugat ;
2. Pengadilan Niaga tidak berwenang menangani perkara a quo karena

ne
ng
kewenangan untuk menangani perkara a quo ada pada Pengadilan
Negeri (Kompetensi Absolut) ;

do
gu 3.1. Bahwa Pasal 300 ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran menyatakan :

In
“Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, selain
A
memeriksa dan memutus permohonan pernyataan pailit dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, berwenang pula memeriksa
ah

lik
dan memutus perkara lain dibidang perniagaan yang penetapannya
dilakukan dengan Undang-Undang”
am

ub
3.2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 300 ayat (1) Undang-Undang
No.37 Tahun 2004 sebagaimana dikutip diatas, jelas diatur bahwa
kewenangan Pengadilan Niaga adalah memeriksa dan memutus
ep
k

permohonan pernyataan pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran


ah

Utang, serta permohonan lain yang berkaitan dengan permohonan


R

si
pernyataan pailit pasal 3 ayat (1) dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, serta permohonan lain yang berkaitan dengan

ne
ng

permohonan pernyataan pailit (pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.37


Tahun 2004 tentang “Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

do
Pembayaran Utang”) ;
gu

3.3. Bahwa pembatalan perbuatan melawan hukum debitur yang telah


dinyatakan pailit dengan pihak ketiga (actio pauliana) sebagaimana
In
A

didalilkan oleh Penggugat didalam gugatannya, maka pembatalan


perbuatan hukum merupakan suatu sengketa yang penyelesaiannya
ah

lik

harus dilakukan melalui suatu gugatan perdata di Pengadilan Negeri,


sedangkan suatu permohonan (seperti halnya permohonan pernyataan
m

pailit dan hal-hal lain yang berkaitan dengan permohonan pernyataan


ub

pailit tidak merupakan sengketa) ;


ka

3.4. Bahwa halmana telah menjadi Yurisprudensi Mahkamah Agung No.12


ep

PK/N/2000 dalam perkara antara Turu Simorangkir, SH (selaku Kurator


PT.Fiskara Agung Perkasa) melawan PT.Fiskara Agung, yang dalam
ah

salah satu pertimbangan hukumnya menyatakan : “..............


es

permohonan pembatalan perbuatan debitur yang dinyatakan pailit


M

ng

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 41 Perpu No.1 Tahun 1998


on
gu

Hal. 29 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-

si
Undang No.4 1998 tidak dapat diajukan ke Pengadilan Niaga,
melainkan ke Pengadilan Negeri menurut ketentuan Hukum Acara

ne
ng
Perdata yang berlaku bagi Pengadilan Negeri” ;
3.5. Bahwa dengan memperhatikan ketentuan Pasal 300 ayat (1) Undang-

do
gu Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang” dan Yurisprudensi Mahkamah Agung

In
No.12 PK/N/2000, Pengadilan Niaga harus menyatakan dirinya tidak
A
berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara a quo” ;
Berdasarkan hal-hal tersebut permohonan Actio Pauliana dari
ah

lik
Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (N.O) karena
Pengadilan Niaga tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara a
am

ub
quo ;
3. Gugatan Penggugat kabur/tidak jelas (obscuur libel) ;
3.1. Menurut Pasal 1320 KUHPerdata, untuk sahnya suatu perjanjian
ep
k

diperlukan 4 (empat) syarat yakni :


ah

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya ;


R

si
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian ;
3. Suatu hal tertentu ;

ne
ng

4. Suatu sebab yang halal ;


3.2. Prof.Subekti, SH. mantan Ketua Mahkamah Agung RI dalam bukunya

do
Hukum Perjanjian, halaman 18 menyatakan : “dua syarat yang pertama
gu

dinamakan syarat-syarat subyektif, karena mengenai orang-orangnya


atau subyeknya yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat
In
A

yang terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif karena mengenai


perjanjiannya sendiri atau obyeknya dari perbuatan hukum yang
ah

lik

dilakukan itu” ;
Selanjutnya didalam halaman 21 (dikutip) : “Dalam hal ini harus
m

diperbedakan antara syarat subyektif dan syarat obyektif. Dalam halnya


ub

suatu syarat obyektif, maka kalau syarat itu tidak terpenuhi, perjanjian
ka

itu adalah batal demi hukum” ;


ep

“Dalam halnya suatu syarat subyektif, maka jika syarat itu tidak
dipenuhi,perjanjiannya bukan batal demi hukum, tetapi salah satu pihak
ah

mempunyai hak untuk meminta supaya perjanjian itu dibatalkan” ;


es

3.3. Bahwa dalam perkara a quo, yang dipermasalahkan oleh Penggugat


M

ng

dalam posita gugatannya adalah tidak terpenuhinya syarat subyektif


on
gu

Hal. 30 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari Pasal 1320 KUHPerdata, yakni tidak terpenuhinya syarat

si
kecakapan bertindak atau kompetensi dari pihak-pihak yang melakukan
perbuatan hukum berupa Kesepakatan Bersama tanggal 20 September

ne
ng
1999 dan Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18
Desember 2003. Dengan demikian yang seharusnya diminta

do
gu Penggugat dalam petitumnya adalah agar kedua perjanjian itu
dibatalkan (“verniettigbar”);

In
3.4. Bahwa namun demikian, ternyata yang diminta Penggugat dalam
A
petitumnya, bukan agar Kesepakatan Bersama tanggal 20 September
1999 dan Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18
ah

lik
Desember 2003 dibatalkan (“verniettigbar”), melainkan agar kedua
perbuatan hukum dimaksud dinyatakan “batal demi hukum” (“nieteg) ;
am

ub
3.5. Bahwa selain dari itu Penggugat dalam positanya mendalilkan :
”aktivitas jual beli yang dilaksanakan oleh Tergugat II menimbulkan
ketidakadilan pada seluruh kreditur dari Tergugat III, sebab melawan
ep
k

hukum dan merugikan” ;


ah

3.6. Bahwa namun dalam petitumnya, Penggugat tidak meminta agar


R

si
perbuatan Tergugat II dinyatakan sebagai perbuatan melawan hukum,
melainkan hanya meminta agar Kesepakatan Bersama dan Akta No.72

ne
ng

dinyatakan batal demi hukum ;


3.7. Bahwa mencermati uraian diatas, maka gugatan a quo dapat

do
disimpulkan sebagai gugatan yang inkonsisten serta tidak saling
gu

melengkapi/tidak jelas atau kabur (obscuur), oleh karenanya harus


dinyatakan tidak dapat diterima (N.O) ;
In
A

Maka dengan uraian diatas, telah terbukti bahwa Penggugat dalam


kedudukan selaku Kurator tidak berhak untuk menggugat, dan Pengadilan
ah

lik

Niaga pun tidak berwenang untuk menangani perkara a quo, dan gugatan
Penggugat kabur/tidak jelas (obscuur libel), oleh karenanya Tergugat I dan
m

Tergugat III mohon agar gugatan a quo dinyatakan tidak dapat diterima
ub

(N.O) ;
ka

Menimbang, bahwa Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta


ep

Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan tanggal 01 April 2008 No.
01/Actio Pauliana/2007/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang amarnya berbunyi sebagai
ah

berikut :
es

Dalam Provisi :
M

ng

- Menolak tuntutan Provisi Penggugat ;


on
gu

Hal. 31 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Dalam Eksepsi :
- Menolak eksepsi para Tergugat untuk seluruhnya ;

ne
ng
Dalam Pokok Perkara :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;

do
gu 2. Menyatakan Kesepakatan Bersama, tanggal 20 September 1999,
beserta semua perjanjian turutan lainnya, batal demi hukum atau

In
setidak-tidaknya tidak mempunyai kekuatan hukum ;
A
3. Menyatakan Akta No.72, tanggal 18 Desember 2003, yang dibuat
dihadapan Notaris Aulia Taufani, SH., Pengganti sutjipto, SH., Notaris
ah

lik
di Jakarta, beserta semua perjanjian turutan lainnya, batal demi
hukum atau setidak-tidaknya tidak mempunyai kekuatan hukum ;
am

ub
4. Menghukum Tergugat- Tergugat, atau siapapun yang menguasai atau
mendapat hak daripadanya untuk menyerahkan tanah berikut surat-
suratnya kepada Penggugat, yaitu :
ep
k

46 (empat puluh enam) bidang tanah Sertifikat (peta) seluas


ah

54.603 M2, yang akan dilakukan dengan akta jual beli dari PT.IKJ
R

si
kepada Tergugat II, dengan rincian sebagai berikut :
- Tanah pecahan SHGB 424/Srengseng, seluas 24.614 M2,

ne
ng

terdiri dari 22 sertifikat yaitu :


• Terletak di Blok N-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :

do
1).
gu

SHGB 3148/Srengseng, L= 4900 M2 ;


2).
SHGB 3125/Srengseng, L= 99 M2 ;
3).
SHGB 3126/Srengseng, L= 307 M2 ;
In
A

• Terletak di Blok O-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :


4).
SHGB 3116/Srengseng, L= 739 M2 ;
ah

lik

5).
SHGB 3117/Srengseng, L= 735 M2 ;
6).
SHGB 3118/Srengseng, L= 1.272 M2 ;
7).
m

ub

SHGB 3119/Srengseng, L= 1.907 M2 ;


8).
SHGB 3124/Srengseng, L= 401 M2 ;
ka

9).
SHGB 3131/Srengseng, L= 55 M2 ;
ep

10).
SHGB 3132/Srengseng, L= 464 M2 ;
11).
ah

SHGB 3133/Srengseng, L= 534 M2 ;


R

12).
SHGB 3134/Srengseng, L= 855 M2 ;
es

13).
SHGB 3164/Srengseng, L= 469 M2 ;
M

14).
ng

SHGB 3165/Srengseng, L= 777 M2 ;


on
gu

Hal. 32 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Terletak di Blok O-2, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :

si
15).
SHGB 3132/Srengseng, L= 833 M2 ;
• Terletak di Blok O-4, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :

ne
ng
16).
SHGB 3121/Srengseng, L= 4.035 M2 ;
17).
SHGB 3130/Srengseng, L= 2.144 M2 ;

do
gu 18).

19).
SHGB 3135/Srengseng, L= 1.861 M2 ;
SHGB 3136/Srengseng, L= 1.194 M2 ;

In
20).
SHGB 3137/Srengseng, L= 785 M2 ;
A
21).
SHGB 3138/Srengseng, L= 198 M2 ;
22).
SHGB 3163/Srengseng, L= 50 M2 ;
ah

lik
• Tanah pecahan SHGB 1471/Joglo, seluas 14.441 M2, terdiri
dari 23 sertifikat yaitu :
am

ub
• Terletak di Blok U-1, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
1).
SHGB 3352/Joglo, L= 661 M2 ;
2).
ep
Sebagian dari SHGB 337/Joglo, L= 2.285 M2 ;
k

3).
SHGB 3371/Joglo, L= 38 M2 ;
ah

4).
SHGB 3373/Joglo, L= 504 M2 ;
R

si
5).
SHGB 3374/Joglo, L= 1.680 M2 ;
6).
SHGB 3375/Joglo, L= 793 M2 ;

ne
ng

7).
Sebagian dari SHGB 3376/Joglo, L= 1.066 M2 ;
8).
SHGB 3382/Joglo, L= 95 M2 ;

do
gu

9).
SHGB 3383/Joglo, L= 432 M2 ;
10).
SHGB 3384/Joglo, L= 473 M2 ;
11).
SHGB 3385/Joglo, L= 288 M2 ;
In
A

12).
SHGB 3386/Joglo, L= 223 M2 ;
13).
SHGB 3388/Joglo, L= 294 M2 ;
ah

lik

14).
SHGB 3365/Joglo, L= 66 M2 ;
• Terletak di Blok U-2, Perumahan Interkon Kebon Jeruk :
m

ub

15).
SHGB 3355/Joglo, L= 204 M2 ;
16).
SHGB 3356/Joglo, L= 225 M2 ;
ka

17).
SHGB 3357/Joglo, L= 581 M2 ;
ep

18).
SHGB 3358/Joglo, L= 225 M2 ;
19).
ah

SHGB 3359/Joglo, L= 72 M2 ;
R

• Terletak di Blok U-3 :


es

20).
SHGB 3363/Joglo, L= 207 M2 ;
M

ng

21).
SHGB 3364/Joglo, L= 225 M2 ;
on
gu

Hal. 33 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
22).
SHGB 3380/Joglo, L= 2.070 M2 ;

si
23).
SHGB 3381/Joglo, L= 1.784 M2 ;
• Tanah terletak di Blok W-5, Perumahan Interkon Kebon

ne
ng
Jeruk, dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor
150/Srengseng, seluas 15.548 ;

do
gu 12 (dua belas) bidang tanah sertifikat seluas 11.589 M2, yang
akan dilakukan kuasa jual, dengan perincian sebagai berikut :
1).

In
SHGB 3149/Srengseng, L= 528 M2 ;
A
2).
SHGB 3350/Joglo, L= 780 M2 ;
3).
SHGB 3351/Joglo, L= 780 M2 ;
ah

lik
4).
SHGB 3353/Joglo, L= 780 M2 ;
5).
SHGB 3361/Joglo, L= 225 M2 ;
am

ub
6).
SHGB 3362/Joglo, L= 225 M2 ;
7).
SHGB 3370/Joglo, L= 880 M2 ;
8).
SHGB 3372/Joglo, L= 507 M2 ;
ep
k

9).
SHGB 3376/Joglo, L= 700 M2 ;
ah

10).
SHGB 3377/Joglo, L= 113 M2 ;
R

si
11).
SHGB 3378/Joglo, L= 170 M2 ;
12).
SHGB 3379/Joglo, L= 6.110 M2 ;

ne
ng

30.188 M2 (tiga puluh ribu seratus delapan puluh delapan) tanah


non sertifikat, yang akan dilakukan dengan pemindahan dan

do
gu

penyerahan hak oleh Tergugat III kepada Tergugat II, dengan


perincian sebagai berikut :
1). Blok N-1, Kav. No.7 dan 8, L = ± 102 M2, berdasarkan SP
In
A

melepaskan Hak No.130/XII yang dilegalisasi Camat


Kembangan tanggal 19-12-1994 No.79/INTC/JB/1994 ;
ah

lik

2). Blok N-1, Kav. No.46 dan 47, L = ± 1.651 M2, berdasarkan
SP melepaskan Hak No.27/XII yang dilegalisasi Camat
m

ub

Kembangan berturut-turut :
- tanggal 18-10-1993 No.91/INTC/JB/1993 ;
ka

- tanggal 10-05-1993 No.30/INTC/JB/1993 ;


ep

3). Blok O-1, Kav. No.1 dan 40, L = ± 236 M2, berdasarkan SP
melepaskan Hak berturut-turut :
ah

- No.202/X yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


es

02-11-1989 No.260/INTC/JB/1989 ;
M

ng

on
gu

Hal. 34 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.191/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

si
28-09-1992 No.299/INTC/JB/92 ;
4). Blok O-1, Kav. No.21 S/D No.25, L = ± 1.039 M2,

ne
ng
berdasarkan SP melepaskan Hak berturut-turut :
- No.103/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

do
gu -
15-04-1994 No.45/INTC/JB/1994 ;
No.116/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

In
29-06-1992 No.129/INTC/JB/1992 ;
A
- No.150/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
17-06-1992 No.112/INTC/JB/1992 ;
ah

lik
- No.209/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
07-09-1992 No.262/INTC/JB/1992 ;
am

ub
- No.128/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 1-
05-1989 No.074/INTC/JB/1989 ;
5). Blok O-1, Kav. No.33 s/d No.34, L = ± 350 M2, berdasarkan
ep
k

Gambar Situasi No.3861/1990 tanggal 28-09-1990 dan tanda


ah

penerimaan No.386/KEM/HAK/1994 tanggal 28-08-1994


R

si
yang dikeluarkan oleh BPN Jakarta Barat ;
6). Blok O-2, Kav. No.3 dan 4, L = ± 922 M2, berdasarkan SP

ne
ng

melepaskan Hak berturut-turut :


- No.207/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

do
18-08-1992 No.229/INTC/JB/1992 ;
gu

- No.123/XI yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


22-03-1989 No.011/INTC/JB/1989 ;
In
A

- No.96/XII yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19-12-1994 No.77/INTC/JB/1994 ;
ah

lik

7). Blok O-4, Kaveling No.18,19,20,21,31,31,33,34,35,36 L =


4.732 M2, berdasarkan SPMH :
m

- No.234/XI yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


ub

16 Desember 1992 ;
ka

- No.289/X yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


ep

22 Desember 1990 ;
- No.108/X yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 1
ah

Mei 1989 ;
es

- Tanda penerimaan BPN Jakarta Barat No.385/KEM/HAK/


M

ng

1994 (foto copy), No.386/KEM/HAK/1994 (foto copy),


on
gu

Hal. 35 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No.387/KEM/HAK/1994 (foto copy), tanggal 28 Agustus

si
1994;
8). Blok O-4, Kaveling No.21,22,23,24 dan 29 L = 3.401 M2,

ne
ng
berdasarkan SPMH :
- Nomor 47/XI, legalisasi tanggal 24 Desember 1991 ;

do
gu -
-
Nomor 95/XII, legalisasi tanggal 31 Maret 1994 ;
Nomor 4/XII, legalisasi tanggal 10 Mei 1993 ;

In
- Nomor 86/XII, legalisasi tanggal 31 Maret 1994 ;
A
- Nomor 173/XI, legalisasi tanggal 29 Juni 1992 ;
- Nomor 165/XI, legalisasi tanggal 7 April 1995 ;
ah

lik
- Nomor 1/XI, legalisasi tanggal 22 Desember 1990 ;
9). Blok O-4, Kaveling No.27, L = 667 M2, berdasarkan SPMH
am

ub
No.130/X tanggal 29 Juni 1992 ;
10). Blok O-4, Kaveling No.28 dan 29, L = 409 M2, berdasarkan
SPMH :
ep
k

- Nomor 260/XI, legalisasi tanggal 19 Februari 1993 ;


ah

- Nomor 229/XI, legalisasi tanggal 7 September 1992 ;


R

si
11). Blok O-4, Kaveling No.30 dan 31, L = 89 M2, berdasarkan
SPMH No.42/XI, tanggal 30 Desember 1991 ;

ne
ng

12). Blok O-4, Kaveling No.41,42 dan 43, L = 1.928 M2,


berdasarkan SPMH :

do
- Nomor 13/XII, legalisasi tanggal 10 Mei 1993 ;
gu

- Nomor 223/XI, legalisasi tanggal 18 Agustus 1992 ;


- Nomor 222/XI, legalisasi tanggal 7 September 1992 ;
In
A

- Nomor 9/XI, legalisasi tanggal 26 Januari 1991 ;


13). Blok U-1, Kavelign No.1,2 dan 3, L = 1.475 M2, berdasarkan
ah

lik

SPMH :
- Nomor 144/XI, legalisasi tanggal 17 Juni 1992 ;
m

- Nomor 126/XI, legalisasi tanggal 17 Juni 1992 ;


ub

- Nomor 140/XI, legalisasi tanggal 19 Desember 1994 ;


ka

- Nomor 276/XI, legalisasi tanggal 19 Februari 1993 ;


ep

- Nomor 104/XI, legalisasi tanggal 15 April 1992 ;


14). Blok U-1, Kav. No.26, L = 534 M2, merupakan sebagian dari
ah

SP melepaskan Hak Nomor :


es

- 254/IX, dilegalisasi Camat Kebon Jeruk, tanggal 12


M

ng

Desember 1987 No.129/INTC/JB/1987 ;


on
gu

Hal. 36 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 164/XII, dilegalisasi Camat Kembangan, tanggal 7 April

si
1995 No.14/INTC/JB/1995 ;
15). Blok U-1, Kav. No.36 dan 37, L = 379 M2, berdasarkan SP

ne
ng
melepaskan Hak No.45/XII yang dilegalisasi Camat
Kembangan tanggal 20 September 1993

do
gu 16).
No.72/INTC/JB/1993 ;
Blok U-1, Kav. No.36,37,37A, 68, 68A dan 69, L = 513 M2,

In
berdasarkan SP melepaskan Hak dilegalisasi Camat
A
Kembangan berturut-turut, nomor :
- 46/XII, dilegalisasi tanggal 17 Januari 1994 Nomor.
ah

lik
012/INTC/JB/1994 ;
- 42/XII, dilegalisasi tanggal 17 Januari 1994 Nomor.
am

ub
02/INTC/JB/1994 ;
17). Blok U-1, Kav. No.44 dan 44A, L = 53 M2, berdasarkan SP
melepaskan Hak No.178/XII yang dilegalisasi Camat
ep
k

Kembangan tanggal 17 April 1995, No.04/INTC/JB/1995 ;


ah

18). Blok U-1, Kav. No.46, 47 dan 47A, L = 251 M2,


R

si
berdasarkan SP melepaskan Hak No.286/X, dilegalisasi
tanggal 22 Desember 1990 No.329/INTC/JB/1990 ;

ne
ng

19). Blok U-1, Kav. No.46,47,47A,57A,58 dan 59, L = 492 M2,


berdasarkan SP melepaskan Hak Nomor :

do
- 202/XI, dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 18
gu

Agustus 1992 No.222/INTC/JB/1992 ;


- 266/XI, dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 19
In
A

Februari 1993 No.09/INTC/JB/1993 ;


20). Blok U-1, Kav. No.61,61A, 62 s/d 66, seluas ± 945 M2,
ah

lik

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


yang dilegalisasi Camat Kembangan berturut-turut :
m

- No.224/XI, legalisasi tanggal 18 Agustus 1992


ub

No.220/INTC/JB/1993 ;
ka

- No.225/XI, legalisasi tanggal 10 Mei 1993


ep

No.25/INTC/JB/1993 ;
- No.5/XII, legalisasi tanggal 2 Agustus 1993
ah

No.46/INTC/JB/1993 ; dan
es

- No.166/XII, legalisasi tanggal 7 April 1995


M

ng

No.17/INTC/JB/1995 ;
on
gu

Hal. 37 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
21). Blok U1, Kav. No.70,71,71A,72,72A,73 s/d 75, Blok U-3,

si
Kav No.1,1A, 31 s/d 34 dan Blok U-4, Kav.No.3 s/d 6
seluruhnya seluas ± 2.551 M2 berdasarkan Surat

ne
ng
Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-turut :
- No.184/IX, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal

do
gu -
30 April 1987 No.024 /INTC/JB/1987 ;
No.62/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal

In
10 Desember 1988 No.135 /INTC/JB/1988 ;
A
- No.14/XI, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
26 Januari 1991 No.264 /INTC/JB/1991 ;
ah

lik
- No.245/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
19 Februari 1993 No.05/INTC/JB/1993 ;
am

ub
- No.99/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
21 Juli 1992 No.167/INTC/JB/1992 ;
- No.210/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
ep
k

18 Agustus 1992 No.219/INTC/JB/1992 ;


ah

- No.265/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


R

si
19 Februari 1993 No.10/INTC/JB/1993 ;
- No.126/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

ne
ng

19 Desember 1994 No.94/INTC/JB/1994 ;


- No.144/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

do
19 Desember 1994 No.94/INTC/JB/1994 ;
gu

- No.150/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19 Desember 1994 No.96/INTC/JB/1994 ;
In
A

- No.155/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19 Desember 1994 No.99/INTC/JB/1994 ;
ah

lik

- No.170/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal


19 Desember 1994 No.109/INTC/JB/1994 ;
m

22). Blok U-1, Kav. No.80,81,11A dan 116, L = ± 136 M2,


ub

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


ka

No.171/XII yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 7


ep

April 1995 No.01/INTC/JB/1997 ;


23). Blok U-1, Kav. No.81,82,82A,113 dan 114, L = ± 284 M2,
ah

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


es

yang dilegalisasi Camat Kembangan berturut-turut :


M

ng

on
gu

Hal. 38 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.40/XI, legalisasi tanggal 30 Desember 1991

si
No.235/INTC/JB/1991 ;
- No.177/XII, legalisasi tanggal 7 April 1995

ne
ng
No.02/INTC/JB/1995 ;
24). Blok U-1, Kav. No.86,87,87A,88,89,107,108 dan 109 dan

do
gu Blok U-4, Kav. No.35, luas seluruhnya : ± 1.930 M2,
berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah

In
berturut-turut :
A
- No.176/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
18 Agustus 1992 No.212/INTC/JB/1992 ;
ah

lik
- No.75/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
17 Januari 19942 No.09/INTC/JB/1994 ;
am

ub
- No.226/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
30 Desember 1989 No.287/INTC/JB/1989 ;
25). Blok U-1, Kav. No.117, L = ± 417 M2, berdasarkan Surat
ep
k

Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah yang dilegalisasi


ah

Camat Kembangan berturut-turut :


R

si
- No.177/XI, tanggal 15 April 1992 No.076/INTC/JB/1992 ;
- No.85/XII, tanggal 18 Agustus 1994

ne
ng

No.63/INTC/JB/1994 ;
26). Blok U-1, Kav. No.124,125 dan 126, L = ± 467 M2,

do
berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
gu

berturut-turut :
- No.230/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
In
A

18 Agustus 1992 No.225/INTC/JB/1992 ;


- No.184/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
ah

lik

18 Agustus 1992 No.227/INTC/JB/1992 ;


- No.20/XI, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
m

26 Januari 1991 No.268/INTC/JB/1991 ;


ub

27). Blok U-1, Kav. No.128,129 dan 130, L = ± 262 M2,


ka

berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah


ep

No.192/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal 4


April 1994, No.32/INTC/JB/1994 ;
ah

28). Blok U-1, Kav. No. 133 dan 134, L = ± 212 M2, berdasarkan
es

Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah berturut-


M

ng

turut :
on
gu

Hal. 39 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- No.57/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal

si
30 Desember 1991 No.241/INTC/JB/1991 ;
- No.133/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal

ne
ng
15 Juni 1989 No.156/INTC/JB/1989 ;
29). Blok U-2, Kav. No.2,3,4,5,6,29,30,31 dan 32, L = ± 2.302

do
gu M2, berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas
Tanah berturut-turut :

In
- No.182/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
A
20 September 1989 No.197/INTC/JB/1989 ;
- No.183/X, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal
ah

lik
20 September 1989 No.196/INTC/JB/1989 ;
- No.155/XI, yang dilegalisasi Camat Kembangan tanggal
am

ub
17 Juni 1992 No.124/INTC/JB/1992 ;
30). Blok U-2, Kav. No.24,25,26 dan 27, L = ± 245 M2,
berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan Hak atas Tanah
ep
k

berturut-turut :
ah

- No.217/IX, yang dilegalisasi Camat Kebon Jeruk tanggal


R

si
27 Juli 1987 No.081/INTC/JB/1987 ;
- No.142/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan,

ne
ng

tanggal 19 Desember 1994 No.93/INTC/JB/1994 ;


- No.141/XII, yang dilegalisasi Camat Kembangan,

do
tanggal 19 Desember 1994 No.92/INTC/JB/1994 ;
gu

31). Blok U-2, Kaveling No.33, L = 32 M2, berdasarkan SPMH


Nomor 129/XII, tanggal 19 Desember 1994 ;
In
A

32). Blok U-3, Kaveling No.3, 4 dan 4A, L = 305 M2,


berdasarkan SPMH :
ah

lik

- Nomor 16/XI, legalisasi tanggal 26 Januari 1991 ;


- Nomor 214/IX, legalisasi tanggal 27 Juli 1987 ;
m

33). Blok U-3, Kaveling No.21, 22, 23 dan 24, L = 630 M2,
ub

berdasarkan SPMH :
ka

- Nomor 299/X, legalisasi tanggal 22 Desember 1990 ;


ep

- Nomor 176/XII, legalisasi tanggal 7 April 1995 ;


34). Blok U-4, Kaveling. No.39 dan 40, L = 247 M2, berdasarkan
ah

SPMH Nomor 66/XII, tanggal 17 Januari 1994 ;


es

5. Menghukum para Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada isi
M

ng

putusan ini ;
on
gu

Hal. 40 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Menghukum para Tergugat untuk membayar ongkos perkara sebesar

si
Rp.5.500.000,- (lima juta lima ratus ribu rupiah) ;
7. Menghukum Termohon pailit untuk membayar ongkos perkara yang

ne
ng
diperhitungkan sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada

do
gu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut
2008, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi I dengan perantaraan
diucapkan pada tanggal 01 April

In
kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 03 April 2007 diajukan
A
permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 08 April 2008 sebagaimana
ternyata dari akte permohonan kasasi No. 02/Kas/Actio Pauliana/2008/
ah

lik
PN.Niaga.Jkt.Pst. jo No. 01/Kas/Actio Pauliana/2007/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang
dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
am

ub
permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan
yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada hari itu juga ;
ep
k

Menimbang pula bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada


ah

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut diucapkan pada tanggal 01 April


R

si
2008, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi II dengan perantaraan
kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 03 April 2007 diajukan

ne
ng

permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 08 April 2008 sebagaimana


ternyata dari akte permohonan kasasi No. 03/Kas/Actio Pauliana/2008/

do
PN.Niaga.Jkt.Pst. jo No. 01/Kas/Actio Pauliana/2007/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang
gu

dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan
In
A

yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat pada hari itu juga ;
ah

lik

Menimbang pula bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut diucapkan pada tanggal 01 April
m

2008, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi III dengan perantaraan


ub

kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 07 April 2007 diajukan


ka

permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 08 April 2008 sebagaimana


ep

ternyata dari akte permohonan kasasi No. 04/Kas/Actio


Pauliana/2008/PN.Niaga.Jkt.Pst. jo No. 01/Kas/Actio Pauliana/2007/
ah

PN.Niaga.Jkt.Pst. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada


es

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana disertai dengan memori


M

ng

on
gu

Hal. 41 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

si
Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hari itu juga ;
Bahwa setelah itu oleh Termohon Kasasi/ Penggugat yang pada tanggal

ne
ng
09 April 2008 telah disampaikan salinan permohonan kasasi dan salinan
memori kasasi dari para Pemohon Kasasi, diajukan kontra memori kasasi yang

do
gu diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat pada tanggal 17 April 2008 ;

In
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
A
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
ah

lik
oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon
am

ub
Kasasi I dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Pengadilan Niaga tidak berwenang menangani perkara a quo karena
kewenangan untuk menangani perkara a quo ada pada Pengadilan
ep
k

Negeri (Kompetensi Absolut);


ah

Judex factie tidak berwenang mengadili atau melampaui batas wewenang


R

si
dalam memeriksa perkara a quo, karena dalam menentukan kewenangan
untuk memeriksa perkara a quo, Judex factie hanya mendasarkan pada

ne
ng

Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang No.37 tentang Kepailitan dan Penundaan


Kewajiban Pembayaran Utang (UUK), dengan tanpa memperhatikan Pasal

do
300 ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun 2004. padahal untuk menentukan
gu

kewenangan atau kompetensi Pengadilan Niaga dalam memeriksa/


menangani perkara actio pauliana, isi ketentuan Pasal 1 ayat (7) UUK yang
In
A

menyatakan :
“Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam lingkungan peradilan
ah

lik

umum” ;
Harus dikaitkan dengan ketentuan Pasal 300 ayat (1) Undang-Undang No.37
m

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran


ub

Utang (UUK) yang isinya secara spesifik mengatur mengenai Kompetensi


ka

Absolut Pengadilan Niaga yakni sebagai berikut :


ep

“Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini,


selain memeriksa dan memutus permohonan pernyataan pailit dan
ah

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, berwenang pula


es

memeriksa dan memutus perkara lain di bidang perniagaan yang


M

ng

penetapannya dilakukan dengan Undang-Undang” ;


on
gu

Hal. 42 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dengan mendasarkan atas kedua ketentuan tersebut, maka yang termasuk

si
kompetensi Pengadilan Niaga adalah :
Permohonan Pernyataan Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

ne
-

ng
Utang ;
- Perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan

do
gu Undang-Undang ;
Dalam perkara a quo, ternyata yang diajukan Penggugat ke Pengadilan

In
Niaga bukan merupakan permohonan, melainkan gugatan yang secara
A
tegas diakui sendiri oleh Penggugat dalam gugatannya tertanggal 8
Nopember 2007 yang perihalnya mencantumkan “Gugatan Actio Pauliana” ;
ah

lik
Menurut pendapat Kartini Mulyadi dalam tulisannya berjudul Actio Pauliana
dan Pokok-Pokok Tentang Pengadilan Niaga, yang terhimpun dalam Buku
am

ub
“Penyelesaian Utang Piutang melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang” penerbit Alumni-2003 Bandung, halaman 302, adalah
sebagai berikut “
ep
k

“................kata actio dipertanyakan karena tidak perlu adanya


ah

tuntutan/gugatan untuk membatalkan suatu tindakan Pauliana,


R

si
karena tindakan hukum ini memang batal (nietig) dan bukannya
dapat dibatalkan atau vernietigbar. Karenanya tidak perlu diajukan

ne
ng

gugatan untuk menyatakan suatu tindakan Pauliana batal, tetapi


cukup kurator itu menyatakan (“inroepen) bahwa tindakan itu batal,

do
asalkan kurator dapat membuktikan bahwa pada saat debitur
gu

melakukan tindakan hukum tersebut, ia dengan pihak dengan


siapa debitur melakukan tindakan hukum tersebut, mengetahui
In
A

atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatannya itu akan


merugikan kreditur..............................Andaikan pernyataan batal
ah

lik

diajukan dalam suatu perkara, harus diajukan oleh Kurator


berdasarkan Pasal 48 ayat (1) UUK..........................................”
m

Putusan Mahkamah Agung No.12 PK/N/2000 telah secara tepat dan benar
ub

menafsirkan Pasal 41 UUK khususnya mengenai kewenangan absolut dari


ka

Pengadilan Niaga dalam memeriksa permohonan actio pauliana, hal mana


ep

terlihat dalam salah satu pertimbangan hukumnya yang menyatakan sebagai


berikut :
ah

“bahwa oleh karena itu permohonan pembatalan perbuatan hukum


es

debitur yang telah dinyatakan pailit sebagaimana yang dimaksud


M

ng

dalam Pasal 41 Perpu No.1 Tahun 1998,yang telah ditetapkan


on
gu

Hal. 43 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang No.4 Tahun

si
1998, tidak dapat diajukan ke Pengadilan Niaga, melainkan ke
Pengadilan Negeri menurut ketentuan hukum acara perdata yang

ne
ng
berlaku bagi Pengadilan Negeri” ;
Pemeriksaan dan penjatuhan putusan dalam perkara a quo tidak dapat

do
gu dilaksanakan berdasarkan prosedur acara sebagaimana yang diterapkan
dalam acara Pengadilan Niaga dimana waktunya singkat (vide Pasal 8 ayat

In
(5) UUK) dan sistem/cara pembuktiannya sederhana (vide Pasal 8 ayat (4)
A
UUK), sebab dalam perkara a quo :
- Ada 5 (lima) pihak yang berkedudukan sebagai pihak Tergugat dan 2
ah

lik
(dua) pihak sebagai Turut Tergugat yang hak dan kepentingannya harus
dipertimbangkan secara seksama dan komprehensif ;
am

ub
- Materi perkara a quo berkaitan dengan fakta-fakta atau kondisi-kondisi
yang sangat kompleks yang ada/terjadi bertahun-tahun yang lalu
(setidak-tidaknya 7 tahun yang lalu), sehingga pembuktiannyapun tidak
ep
k

dapat dilakukan secara sederhana alias rumit sebagaimana yang


ah

diterapkan Pengadilan Niaga ;


R

si
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka seyogyanyalah bahwa Majelis
Hakim Agung yang memeriksa perkara a quo, membatalkan putusan Judex

ne
ng

factie karena Pengadilan Niaga tidak berwenang atau telah melampaui batas
wewenangnya (kompetensi absolut) ;

do
2. Judex factie telah salah menerapkan hukum karena dalam
gu

pertimbangan hukumnya telah tidak cermat dan salah dalam


menempatkan “duduk persoalan yang harus dibuktikan”, sehingga
In
A

putusannyapun menjadi tidak mendudukan penyelesaian perkara pada


proporsi hukum yang sebenarnya ;
ah

lik

Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah melakukan kesalahan berat dalam


memberikan pertimbangan hukum dan penerapan hukumnya sebagaimana
m

dipertimbangkan pada alinea 2 halaman 136 s/d alinea 137 yang berbunyi
ub

sebagai berikut :
ka

“Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati gugatan Penggugat


ep

dan dengan memperhatikan pula jawaban para Tergugat demikian pula


dengan replik dan duplik serta dengan memperhatikan pula bukti-bukti surat
ah

dan keterangan saksi yang diajukan dalam perkara ini ternyata yang menjadi
es

pokok persoalan dalam perkara gugatan Actio Pauliana ini adalah :


M

ng

on
gu

Hal. 44 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Menyangkut tentang adanya/lahirnya Akta Perjanjian Pokok Jual Beli

si
Tanah No.72 tanggal 18 Desember 2003 yang dibuat dihadapan Aulia
Taufani, SH., Notaris pengganti Sutjipto, SH.,(Turut Tergugat I) antara

ne
ng
PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) dengan PT.Taman Kebon Jeruk
Indah (Tergugat II) yang turut ditandatangani oleh Yayasan Sapta Kriya

do
gu Utama d/h Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Tergugat IV) dan
PT.Bank Jakarta (dalam pemberesan) (Tergugat V) ;

In
2. Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999 antara Tergugat III
A
dengan Tergugat IV yang menurut dalil Penggugat bahwa pengalihan
asset tersebut baik yang didasarkan pada pengalihan yang didasarkan
ah

lik
pada Akta Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18 Desember 2003 maupun
yang didasarkan pada Kesepakatan Bersama tanggal 20 September
am

ub
1999 telah merugikan para kreditur lainnya dalam Kepailitan Tergugat III
(PT. Interkon Kebon Jeruk) dimana Penggugat selaku Kurator ;
Sebab :
ep
k

1. Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18 Desember 2003
ah

yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, SH., Notaris pengganti Sutjipto,


R

si
SH.,(Turut Tergugat I) adalah merupakan kesepakatan atau persetujuan
antara PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) dengan PT.Taman Kebon

ne
ng

Jeruk Indah (Pemohon Kasasi II/Tergugat II) untuk mengadakan jual beli
atas tanah-tanah milik Tergugat III seluas ± 96.380 M2 yang saat itu

do
sedang dalam status dijaminkan kepada PT.Bank Jakarta (Termohon
gu

Kasasi V/Tergugat V) dan Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan


Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/Tergugat IV),
In
A

berkenan dengan adanya kewajiban-kewajiban pembayaran yang sudah


jatuh tempo yang harus dipenuhi oleh PT. Interkon Kebon Jeruk
ah

lik

(Tergugat III) kepada :


- PT.Bank Jakarta (Termohon Kasasi V/Tergugat V) berdasarkan
m

Perjanjian Perdamaian tanggal 5 Oktober 2000 yang telah disahkan


ub

(homologasi) pada tanggal 17 Oktober 2000 jo Akta Perjanjian


ka

Pengalihan Hutang dan Perubahan Pengakuan Hutang No.51 tanggal


ep

28 Maret 2001, yang dibuat dihadapan Yaumi Azhar, SH.LLM, Notaris


Pengganti Ashar Alia, SH., Notaris di Jakarta ;
ah

- Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan


es

Sosial (Pemohon Kasasi IV/Tergugat IV) berdasarkan Kesepakatan


M

ng

Bersama tanggal 20 September 1999 ;


on
gu

Hal. 45 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam memberikan pertimbangan

si
hukum tersebut di atas telah tidak cermat dalam memeriksa dan meneliti
substansi Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18

ne
ng
Desember 2003 dan substansi Kesepakatan Bersama Akta Perjanjian,
karena telah menyamarkan atau menganggap bahwa kedua perjanjian

do
gu dimaksud adalah sama-sama merupakan perjanjian untuk mengalihkan
hak atas tanah. Padahal substansi masing-masing perjanjian tersebut

In
adalah sangat berbeda satu sama lain alias tidak sama, sebab :
A
- Substansi dari Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal
18 Desember 2003 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, SH., Notaris
ah

lik
pengganti Sutjipto, SH (Turut Tergugat I) merupakan kesepakatan
atau persetujuan antara PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)
am

ub
dengan PT.Taman Kebon Jeruk Indah (Tergugat II) untuk
mengalihkan kepemilikan tanah-tanah milik Tergugat III seluas ±
96.380 M2 kepada Pemohon Kasasi II melalui jual beli dihadapan
ep
k

Notaris/PPAT ;
ah

- Sedangkan substansi Kesepakatan Bersama tanggal 20 September


R

si
1999 yang dibuat antara PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)
dengan Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan Dana Bhakti

ne
ng

Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) melainkan


merupakan kesepakatan yang mewajibkan PT. Interkon Kebon Jeruk

do
(Tergugat III) untuk mengembalikan dana-dana simpanan dalam
gu

bentuk deposito milik Tergugat IV yang telah dicairkan dari beberapa


Bank (Bank Nusa, Bank Modern, Bank Jakarta, Bank Tamara) untuk
In
A

menutup hutang-hutang PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) pada


Bank-Bank dimaksud. Sebagai jaminan bahwa PT. Interkon Kebon
ah

lik

Jeruk (Tergugat III) akan memenuhi kewajibannya untuk


mengembalikan dana-dana dimaksud kepada Pemohon Kasasi IV/
m

Tergugat IV, maka PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)


ub

menyerahkan asset-asset miliknya kepada Pemohon Kasasi IV/


ka

Tergugat IV sebagai jaminan berupa beberapa bidang tanah


ep

bersertifikat dan tanah-tanah non sertifikat yang terdaftar atas nama


Tergugat III. Oleh karena tanah-tanah yang dijadikan jaminan kepada
ah

Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/


es

Tergugat IV) ikut dijual kepada Tergugat II berdasarkan Akta


M

ng

Perjanjian Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003, maka


on
gu

Hal. 46 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV juga ikut menandatangani Akta

si
Perjanjian No.72 dimaksud sebagai tanda persetujuan ;
Berhubung pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah salah dalam

ne
ng
menempatkan “duduk persoalan yang harus dibuktikan”, maka putusannya
pun menjadi tidak mendudukkan penyelesaian perkara pada proporsi hukum

do
gu yang sebenarnya. Karenanyalah sudah seyogyanya bahwa putusan Judex
factie dibatalkan ;

In
Judex factie telah melakukan kesalahan berat dalam penerapan hukum
A
Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam pertimbangannya pada alinea 2
halaman 137 pada pokoknya dalam memeriksa dan memutus perkara a quo
ah

lik
mendasarkan pada ketentuan Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004
yang berbunyi sebagai berikut :
am

ub
Ayat (1)
“Untuk kepentingan harta pailit, kepada pengadilan dapat
dimintakan pembatalan segala perbuatan hukum debitur yang telah
ep
k

dinyatakan pailit yang merupakan kepentingan kreditur yang


ah

dilakukan sebelum pernyataan pailit dinyatakan” ;


R

si
Ayat (2)
“Pembatalan sebagaimana dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan

ne
ng

apabila dapat dibuktikan bahwa pada saat perbuatan hukum


tersebut dilakukan, debitur dan pihak dengan siapa perbuatan

do
hukum tersebut dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui
gu

bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian


bagi kreditur ;
In
A

Ayat (3)
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ah

lik

adalah perbuatan hukum debitur yang wajib dilakukannya


berdasarkan perjanjian dan/atau karena Undang-Undang ;
m

Bahwa namun demikian, dalam menerapkan ketentuan Pasal 41 Undang-


ub

Undang No.37 Tahun 2004 tersebut, ternyata pertimbangan Majelis Hakim


ka

sebagaimana alinea 3 halaman 137 s/d alinea 1 dan alinea 2 halaman 138
ep

yang berbunyi sebagai berikut :


“Menimbang, bahwa apabila dalil gugatan Penggugat tersebut dihubungkan
ah

dengan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang


es

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, maka yang


M

ng

menjadi persoalan hukum yang harus dibuktikan adalah :


on
gu

Hal. 47 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Apakah pengalihan asset yang didasarkan pada Akta Jual Beli Tanah

si
No.72, tanggal 18 Desember 2003 antara Tergugat III dengan Tergugat II
dan pengalihan asset yang didasarkan atas Kesepakatan Bersama

ne
ng
tertanggal 20 September 1999 antara Tergugat III dengan Tergugat IV
merupakan perbuatan hukum yang semata-mata didasarkan atas itikad

do
gu tidak baik, karena faktanya merugikan kepentingan kreditur lainnya dalam
Kepailitan Tergugat III (PT. Interkon Kebon Jeruk) ;

In
2. Apakah pengalihan asset yang didasarkan pada Akta Jual Beli Tanah
A
No.72, tanggal 18 Desember 2003 antara Tergugat III dengan Tergugat II
dan pengalihan asset yang didasarkan atas Kesepakatan Bersama
ah

lik
tertanggal 20 September 1999 antara Tergugat III dengan Tergugat II
oleh debitur dan pihak dengan siapa perbuatan hukum tersebut dilakukan
am

ub
mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum
tersebut akan mengakibatkan kerugian harta pailit dan kreditur ;
Sebab :
ep
k

1. Judex factie ternyata telah tidak sepenuhnya atau bahkan telah keliru dan
ah

salah menerapkan Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004,


R

si
khususnya ketentuan ayat (3) yang berbunyi :
“Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ne
ng

adalah perbuatan hukum debitur yang wajib dilakukannya


berdasarkan perjanjian dan/atau karena Undang-Undang” ;

do
Pertimbangan Judex factie ternyata sama sekali tidak
gu

mempertimbangkan adanya kewajiban pembayaran hutang yang sudah


jatuh tempo yang harus dipenuhi oleh PT. Interkon Kebon Jeruk
In
A

(Tergugat III) kepada :


- Bank Jakarta (Pemohon Kasasi V/Tergugat V) berdasarkan Perjanjian
ah

lik

Perdamaian tanggal 5 Oktober 2000 yang telah disahkan


(homologasi) pada tanggal 17 Oktober 2000 jo Akta Perjanjian
m

Pengalihan Hutang dan Perubahan Pengakuan Hutang No.51 tanggal


ub

28 Maret 2001, yang dibuat dihadapan Yaumi Azhar, SH.LLM, Notaris


ka

Pengganti Ashar Alia, SH., Notaris di Jakarta ;


ep

- Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan


Sosial (Pemohon Kasasi IV/Tergugat IV) berdasarkan Kesepakatan
ah

Bersama tanggal 20 September 1999 ;


es

2. Dengan tidak dipertimbangkannya oleh Judex factie mengenai adanya


M

ng

kewajiban pembayaran hutang yang sudah jatuh tempo yang harus


on
gu

Hal. 48 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dipenuhi oleh PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) kepada PT.Bank

si
Jakarta (Pemohon Kasasi V/ Tergugat V) dan Yayasan Sapta Kriya
Utama (Pemohon Kasasi IV/ maka sudah cukup membuktikan bahwa

ne
ng
Majelis Hakim Pengadilan Niaga ternyata telah tidak cermat dalam
mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan Pemohon Kasasi II/

do
gu Tergugat II maupun Pemohon Kasasi I/ Tergugat I, Pemohon Kasasi IV/
Tergugat IV dan Pemohon Kasasi V/ Tergugat V ;

In
3. Bahwa penjualan asset-asset berdasarkan Akta No.72 dibuat pada saat
A
status Tergugat III/PT.IKJ tidak dalam keadaan pailit, dan penjualan
asset-asset tersebut ternyata tindakan mengakibatkan kerugian bagi
ah

lik
kreditur, bahkan apabila penjualan asset-asset tersebut tidak dilakukan,
maka asset-asset yang dijadikan jaminan kepada Pemohon Kasasi V/
am

ub
dahulu Tergugat V akan disita yang tentunya akan merugikan Tergugat III
(PT.IKJ) ;
4. Bahwa ketika Tergugat III/PT.IKJ dinyatakan pailit berdasarkan putusan
ep
k

No.019 PK/N/1999 tanggal 18 Oktober 1999 jo putusan No.20 K/N/1999


ah

tanggal 29 Juli 1999 jo putusan No.31/Pailit/1999/PN.Niaga.JKt.Pst.,


R

si
tanggal 18 Juni 1999, Pemohon Kasasi V/dahulu Tergugat V adalah
kreditur dari Tergugat III (PT.IKJ) dengan piutang yang telah diverifikasi

ne
ng

dan diakui sebesar Rp.177.654.712.959,53 (seratus tujuh puluh tujuh


milyar enam ratus lima puluh empat juta tujuh ratus dua belas ribu

do
sembilan ratus lima puluh sembilan rupiah lima puluh tiga sen) ;
gu

5. Bahwa dalam proses pailit tersebut telah dicapai perdamaian antara


Pemohon Kasasi V/dahulu Tergugat V dengan Tergugat III (PT.IKJ)
In
A

yang kemudian di homologasi oleh pengadilan sesuai putusan


No.31/Pailit/1999/PN.Niaga.JKt.Pst., jo No.201 K/N/1999 jo putusan
ah

lik

No.09 PK/N/1999 tanggal 17 Oktober 2000, dan sehubungan dengan


perdamaian tersebut diadakan “Perjanjian Pengalihan Hutang dan
m

Perubahan Hutang” sebagaimana dinyatakan di dalam Akta No.51


ub

tanggal 28 Maret 2001, yang dibuat dihadapan Yaumil Azhar, SH.LLM,


ka

Notaris Pengganti Azhar Alia, SH., di Jakarta ;


ep

6. Bahwa di dalam Perjanjian Pengalihan Hutang dan Perubahan Hutang


tersebut diakui hutang Tergugat III (PT.IKJ) kepada Tergugat V sebesar
ah

Rp.102.000.000.000,- dengan jaminan antara lain : a. sebidang tanah


es

HGB No. 33, b. sebidang tanah HGB No. 242, c. sebidang tanah HGB
M

ng

on
gu

Hal. 49 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No. 1471, d. sebidang tanah HGB No. 150, berikut segala sesuatu yang

si
terdapat diatas tanah-tanah tersebut diatas ;
7. Bahwa Tergugat III (PT.IKJ) pada saat itu tidak memiliki uang/dana untuk

ne
ng
menyelesaikan kewajibannya kepada Pemohon Kasasi V/ Tergugat V,
sedangkan didalam Perjanjian Perdamaian disebutkan bahwa hutang

do
gu harus diselesaikan dalam waktu 3 tahun sejak Perjanjian Perdamaian
ditandatangani dengan ancaman Pemohon Kasasi V/ Tergugat V dapat

In
membatalkan perjanjian dan berakibat hutang Tergugat III akan
A
diperhitungkan kembali menjadi Rp.177.654.712.959,53 (seratus tujuh
puluh tujuh milyar enam ratus lima puluh empat juta tujuh ratus dua
ah

lik
belas ribu sembilan ratus lima puluh sembilan rupiah lima puluh tiga sen),
dan tanah-tanah yang dijaminkan kepada Pemohon Kasasi V/ Tergugat V
am

ub
akan dieksekusi dengan harga yang murah dan tentunya akan merugikan
Tergugat III (PT.IKJ) ;
8. Bahwa mencermati isi Perjanjian Perdamaian yang telah dihomologasi
ep
k

oleh pengadilan dimana ada suatu konsekwensi yaitu dapat


ah

dibatalkannya suatu perdamaian apabila si berutang/ debitur (Tergugat


R

si
III0 lalai memenuhi isi perdamaian tersebut (Pasal 160 ayat (1) UUK),
maka Tergugat I selaku Direktur Utama Tergugat III wajib melakukan

ne
ng

perbuatan hukum yaitu membuat perjanjian sebagaimana diatur di dalam


Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember

do
2003;
gu

9. Bahwa hasil penjualan tanah berdasarkan Akta Perjanjian Pokok Jual


Beli Tanah No.72, dipergunakan oleh Tergugat III untuk melunasi
In
A

sebahagian kewajiban Tergugat III (PT.IKJ) kepada Pemohon Kasasi IV/


daulu Tergugat IV dan sebahagian kepada Pemohon Kasasi V/ dahulu
ah

lik

Tergugat V ;
10. Bahwa saksi yang diajukan di dalam persidangan hanyalah satu orang
m

saksi yaitu Drs.Yayat Syarif Hidayat, dan keterangan saksi Drs.Yayat


ub

Syarif Hidayat yang dijadikan bahan pertimbangan oleh Judex factie


ka

harus dikesampingkan karena telah melanggar ketentuan Hukum Acara


ep

“Unus tetis nullus tetis” yaitu keterangan satu saksi bukan merupakan
kesaksian yang dapat dijadikan alat bukti, bahkan Pemohon Kasasi
ah

II/dahulu Tergugat II di dalam persidangan telah mengajukan keberatan


es

atas diajukannya saksi Drs.Yayat Syarif Hidayat disebabkan saksi masih


M

ng

on
gu

Hal. 50 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai hubungan kerja dan masih mendapatkan upah dari

si
Termohon Kasasi/dahulu Penggugat ;
11. Bahwa Pemohon Kasasi V/dahulu Tergugat V baik di dalam jawabannya

ne
ng
maupun duplik telah mengakui secara tegas telah menerima pembayaran
bahkan pelunasan atas hutang Tergugat III dari hasil penjualan tanah

do
gu yang dilakukan oleh Tergugat III (PT.IKJ) kepada Pemohon Kasasi II/
dahulu Tergugat II, dan sesuai Hukum Acara Perdata suatu pengakuan

In
merupakan bukti sempurna yang harus diterima oleh Judex factie ;
A
12. Bahwa dihubungkan dengan Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran dapat
ah

lik
disimpulkan bahwa perbuatan hukum yang dilakukan Tergugat III
(PT.IKJ) sebagaimana dinyatakan di dalam Akta No.72, tanggal 18
am

ub
Desember 2003 yang didasarkan atas Kesepakatan Bersama tanggal 20
September 1999 merupakan perbuatan hukum yang semata-mata
didasarkan atas itikad baik, karena faktanya tidak merugikan Tergugat III
ep
k

(PT.IKJ) ;
ah

13. Bahwa Judex factie tidak memperhatikan bahkan mengenyampingkan


R

si
adanya pengakuan dari Pemohon Kasasi V/dahulu Tergugat V yang telah
menerima pembayaran pelunasan dari Tergugat III (PT.IKJ) atas hutang

ne
ng

Tergugat III kepada Pemohon Kasasi V/dahulu Tergugat V, dengan


hanya mendasarkan pada bukti Laporan Keuangan Tergugat III yang

do
menyatakan masih adanya hutang Tergugat III kepada Pemohon Kasasi
gu

V/dahulu Tergugat V ;
14. Bahwa masih tercatatnya hutang Tergugat III (PT.IKJ) kepada Pemohon
In
A

Kasasi V/dahulu Tergugat V merupakan kesalahan administrasi dan


bukan merupakan suatu bukti yang dapat mengenyampingkan
ah

lik

pengakuan Pemohon Kasasi V/dahulu Tergugat V yang telah menerima


pelunasan dari Tergugat III (PT.IKJ) ;
m

15. Bahwa fakta hukum yang ada adalah Pemohon Kasasi V/dahulu
ub

Tergugat V tidak pernah mengajukan dirinya selaku kreditur atas perkara


ka

kepailitan No.21 K/N/2006 jo No.027/Pailit/2006/PN.Niaga.PN.JK.Pst.,


ep

atau dengan perkataan lain Pemohon Kasasi V/dahulu Tergugat V tidak


lagi mempunyai tagihan kepada Tergugat III (PT.IKJ) ;
ah

16. Bahwa bukti kwitansi berupa Bilyet Giro yang diajukan oleh Pemohon
es

Kasasi II/dahulul Tergugat II, merupakan bukti sempurna telah dilakukan


M

ng

pembayaran kepada Tergugat III, dan pertimbangan Judex factie yang


on
gu

Hal. 51 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyatakan tidak adanya validasi oleh Bank harus dikesampingkan

si
karena merupakan pertimbangan yang keliru dan salah, karena hukum
tidak mengharuskan adanya validasi atas kwitansi ;

ne
ng
17. Bahwa Kesepakatan Bersama bukan merupakan kesepakatan
pengalihan asset sebagaimana didalilkan oleh Judex factie di dalam

do
gu pertimbangannya, sebab untuk
bergerak) harus dengan akta khusus (akta jual beli) dan dibuat di
mengalihkan asset (benda tidak

In
hadapan Pejabat yang berwenang (PPAT), dan pembuatan Kesepakatan
A
Bersama tidak mengandung benturan kepentingan (Conflict of Interest),
disebabkan Pemohon Kasasi IV diwakili bukan saja oleh Tergugat I
ah

lik
dalam kedudukan selaku Ketua Pemohon Kasasi IV/dahulu Tergugat IV,
melainkan juga oleh seluruh Badan Pengurus lengkap ;
am

ub
18. Bahwa adanya Kesepakatan Bersama tertanggal 20 September 1999
merupakan akibat dari dicairkannya agunan berupa dana-dana simpanan
dalam bentuk deposito milik Tergugat IV yang seluruhnya berjumlah
ep
k

Rp.53.000.000.000,- (lima puluh tiga milyar rupiah) untuk melunasi


ah

kewajiban/hutang Tergugat III kepada beberapa Bank yakni Bank Nusa,


R

si
Bank Modern, Bank Jakarta, Bank Tamara ;
19. Bahwa Kesepakatan Bersama antara Tergugat III dengan Tergugat IV

ne
ng

adalah merupakan suatu perbuatan hukum yang wajib dilakukan oleh


Tergugat III agar terdapat suatu kepastian hukum bahwa Tergugat III

do
mengembalikan dana-dana deposito beserta dengan bunganya kepada
gu

Tergugat IV ;
20. Bahwa Tergugat III sebagai Perusahaan pengembang di dalam
In
A

melakukan penjualan tanah(kavling) yang dalam hal ini diwakili oleh


Tergugat I dalam kedudukan selaku Direktur Utama tidak memerlukan ijin
ah

lik

Komisaris disebabkan tanah-tanah a quo merupakan “barang dagangan”;


3. Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah melakukan kesalahan berat
m

dalam memberikan pertimbangan hukum dan penerapan hukumnya


ub

sebagaimana dipertimbangkan pada alinea 1 halaman 140 s/d alinea 2


ka

halaman 140 yang berbunyi sebagai berikut :


ep

- Bahwa sebelum dilakukannya transaksi jual beli tanah sebagaimana


dimaksud dalam Akta No.72 tersebut telah diumumkan di Koran Kompas
ah

oleh Turut Tergugat Eddy Yuwono selaku pemegang saham 60% PT.
es

Interkon Kebon Jeruk tentang larangan atau himbauan kepada khalayak


M

ng

ramai untuk tidak melakukan transaksi jual beli tanah milik PT. Interkon
on
gu

Hal. 52 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kebon Jeruk pada tangga 30 Juni 2003 (bukti P-18) dan juga ada

si
bantahan atas pengumuman tersebut di Koran Bisnis Indonesia tanggal 2
Juli 2003 (bukti T.II-2), dengan demikian para pihak mengetahui dengan

ne
ng
pasti atau patut menduga bahwa ada permasalahan hukum atas tanah-
tanah dimaksud sehingga dengan tetap dilaksanakannya transaksi jual

do
gu beli tanah-tanah (asset PT. Interkon) tersebut seperti termuat dalam akta
No.72 tersebut berarti mengabaikan larang atau himbauan diatas,

In
membuktikan bahwa transaksi jual beli dilakukan atas dasar itikad buruk
A
dan merugikan harta pailit maupun kepentingan kreditur lainnya ;
- Bahwa akta No.72 (Bukti P-4 dan T.II.6 dan T.V.5) ikut ditandatangani
ah

lik
oleh pihak yang tidak berwenang, in casu ;
Kurator Tafrizal Hasan Gewang, padahal PT.IKJ sudah dalam keadaan
am

ub
tidak pailit (Homologasi perdamaian dilakukan pada tanggal 17 Oktober
2000), namun dalam akta jual beli tersebut masih ikut bertandatangan
sebagai Kurator yang turut hadir dan menandatangani akta tersebut ;
ep
k

Demikian pula dengan Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan Dana
ah

Bhakti Kesejahteraan Sosial, juga turut menandatangani Akta 72


R

si
sebagai pihak yang mengetahui dan memberi ijin dilakukan jual beli,
padahal Yayasan tidak punya kaitan dengan tanah yang diperjualbelikan

ne
ng

dalam akta No.72 tersebut yang merupakan asset Tergugat III ;


Bahwa para Pemohon Kasasi/para Tergugat sangat keberatan atas

do
pertimbangan Judex factie tersebut, berdasarkan alasan sebagai berikut :
gu

• Bahwa adanya pengumuman dari Eddy Yuwono di dalam Harian Kompas


tentang himbauan untuk tidak melakukan transaksi jual beli tanah milik
In
A

PT. Interkon Kebon Jeruk, telah dibantah oleh Pemohon Kasasi I/


Tergugat I dalam kedudukan selaku Direktur Utama Tergugat III, dengan
ah

lik

menjelaskan bahwa status Tergugat III (PT.IKJ) saat ini dalam proses
pemenuhan kewajiban terhadap kreditur- kreditur sesuai Perjanjian
m

ub

Perdamaian 17 Oktober 2000 dan dengan konsekwensi dapat dibatalkan


suatu perdamaian apabila siberutang (PT.IKJ) lalai memenuhi
ka

perdamaian tersebut, dan tindakan PT.IKJ untuk mengalihkan dan


ep

menjual kavling-kavling tanah adalah dalam rangka program


restrukturisasi hutang sebagaimana tercantum dalam perjanjian
ah

perdamaian yang telah disahkan berdasarkan putusan Majelis Hakim


es

Niaga Jakarta Pusat tanggal 17 Oktober 2000 ;


M

ng

on
gu

Hal. 53 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Bahwa tidak ada suatu ketentuan dalam hukum perjanjian, yang

si
menyatakan bahwa suatu perjanjian menjadi tidak sah/batal demi hukum

ne
apabila di dalam perjanjian tersebut turut menandatangani pihak-pihak

ng
yang tidak mempunyai kepentingan dengan isi perjanjian tersebut, turut
menandatanganinya Tafrizal Hasan Gewang dan Tergugat IV adalah

do
gu atas permintaan para pihak dan untuk menyaksikan kesepakatan
penjualan tanah yang sebahagian dijaminkan kepada Tergugat IV ;

In
4. Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah melakukan kesalahan berat
A
dalam memberikan pertimbangan hukum dan penerapan hukumnya
sebagaimana dipertimbangkan pada butir 3 halaman 141 s/d butir 7
ah

lik
halaman 142 berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :
• Bahwa Pemohon Kasasi I/ Tergugat I selaku Direktur Utama Tergugat III
am

ub
(PT.IKJ) di dalam melakukan jual beli tanah baik yang non sertifikat
maupun yang bersertifikat kepada Pemohon Kasasi V/ Tergugat V tidak
memerlukan izin atau persetujuan Komisaris Tergugat III karena tanah-
ep
k

tanah yang diperjualbelikan merupakan “barang dagangan” ;


ah

• Bahwa dalam penyerahan tanah sesuai Kesepakatan Bersama tanggal


R

si
20 September 1999 antara Tergugat III yang diwakili oleh Pemohon
Kasasi I/ Tergugat I dalam kedudukan selaku Direktur, dengan Pemohon

ne
ng

Kasasi IV/ Tergugat IV dimana Pemohon Kasasi I/ Tergugat I juga


selaku Ketua Pemohon IV bukan merupakan suatu conflict of interest

do
gu

sebagaimana dinyatakan oleh Judex factie yaitu bertentangan dengan


Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang No.1 Tahun 1995 ;
• Bahwa seorang debitur Perseroan dikatakan mempunyai benturan
In
A

kepentingan jika terjadi hal-hal sebagai berikut :


ƒ Berperkara di pengadilan mewakili Perseroan, tetapi pihak lawan ada
ah

lik

hubungannya dengan Direktur tersebut ;


ƒ Berlakunya doktrin Oportunitas Perseroan (Corporate Oportunity) ;
m

ub

ƒ Berlakunya transaksi untuk pribadi (Self Dealing) ;


(periksa “Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Munir Fuady,
ka

SH.MH.LLM. cetakan ke-I, tahun 2003, Penerbit PT.Citra Aditya Bakti,


ep

halaman 93) ;

ah

Bahwa dihubungkan dengan ketiga persyaratan untuk dapat dikatakan


R

telah terjadi benturan kepentingan terlihat dengan jelas Pemohon Kasasi


es

I/ Tergugat I dalam kedudukan selaku Direktur Utama dari Tergugat III


M

ng

(PT.IKJ) maupun dalam kedudukan selaku Ketua dari Pemohon Kasasi


on
gu

Hal. 54 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
IV/ Tergugat IV di dalam melakukan perjanjian sebagaimana dituangkan

si
di dalam Kesepakatan Bersama berupa penyerahan tanah tidak dapat
dikatakan mempunyai benturan kepentingan karena penyerahan tanah

ne
ng
adalah sebagai jaminan dari Tergugat III (PT.IKJ) kepada Pemohon
Kasasi IV/ Tergugat IV atas penggunaan uang deposito milik Pemohon

do
gu Kasasi IV/ Tergugat IV untuk melunasi hutang-hutang Tergugat III
(PT.IKJ) kepada beberapa Bank ;

In
5. Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah melakukan kesalahan berat
A
dalam penerapan hukumnya yaitu dengan tidak memperhatikan
ketentuan Pasal 1454 ke-6 KUHPerdata, berdasarkan alasan-alasan
ah

lik
sebagai berikut :
• Bahwa Judex factie tidak memperhatikan ketentuan Pasal 1454 ke-6
am

ub
KUHPerdata yang menyatakan :
“Dalam semua hal, dimana suatu tuntutan untuk pernyataan batalnya
suatu perikatan tidak dibatasi dengan suatu ketentuan Undang-Undang
ep
k

khusus hingga suatu waktu yang lebih pendek, waktu itu adalah lima
ah

tahun”
R

si
• Bahwa Termohon Kasasi/ Penggugat mendasarkan gugatannya pada
Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

ne
ng

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yang menyatakan :


“Untuk kepentingan harta pailit kepada pengadilan dapat dimintakan

do
gu

pembatalan segala perbuatan hukum debitur yang telah dinyatakan pailit


yang merugikan kepentingan kreditur yang dilakukan sebelum
pernyataan pailit diucapkan” ;
In
A

• Bahwa dalam ketentuan Pasal 41 tersebut tidak diatur secara tegas


jangka waktu untuk mengajukan pembatalan atas semua perbuatan
ah

lik

hukum yang dilakukan oleh debitur yang merugikan kreditur, bahwa


walaupun ketentuan Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tidak
m

ub

mengatur jangka waktu pengajuan pembatalan, namun di dalam hal


pengajuan pembatalan atas suatu perikatan/ perjanjian, Termohon
ka

Kasasi/ Penggugat dan Judex factie tetap harus memperhatikan


ep

ketentuan Pasal 1454 ke-6 KUHPerdata, yang menyatakan jangka waktu


ah

pengajuan pembatalan adalah lima tahun ;


R

• Bahwa Kesepakatan Bersama dibuat pada tanggal 20 September 1999,


es

sedangkan gugatan pembatalannya baru didaftarkan pada tanggal 8


M

ng

Nopember 2007 atau 8 (delapan) tahun setelah dibuatnya Kesepakatan


on
gu

Hal. 55 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bersama, atau dengan perkataan lain telah lewat dari tenggang waktu 5

si
(lima) tahun yang diperkenankan oleh Undang-Undang ;

ne
Bahwa Judex factie tidak memperhatikan ketentuan Pasal 1454 ke-6

ng
KUHPerdata, bahkan telah membatalkan Kesepakatan Bersama
tertanggal 20 September 1999, beserta turutannya ;

do
gu Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon

In
Kasasi II dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
A
1. Pengadilan Niaga tidak berwenang menangani perkara a quo karena
kewenangan untuk menangani perkara a quo ada pada Pengadilan
ah

lik
Negeri (Kompetensi Absolut);
Judex factie tidak berwenang mengadili atau melampaui batas wewenang
am

ub
dalam memeriksa perkara a quo, karena dalam menentukan kewenangan
untuk memeriksa perkara a quo, Judex factie hanya mendasarkan pada
Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang No.37 tentang Kepailitan dan Penundaan
ep
k

Kewajiban Pembayaran Utang (UUK), dengan tanpa memperhatikan Pasal


ah

300 ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun 2004. Padahal untuk


R

si
menentukan kewenangan atau kompetensi Pengadilan Niaga dalam
memeriksa/ menangani perkara actio pauliana, isi ketentuan Pasal 1 ayat (7)

ne
ng

UUK yang menyatakan :


“Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam lingkungan peradilan

do
gu

umum” ;
Harus dikaitkan dengan ketentuan Pasal 300 ayat (1) Undang-Undang No.37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
In
A

Utang (UUK) yang isinya secara spesifik mengatur mengenai Kompetensi


Absolut Pengadilan Niaga yakni sebagai berikut :
ah

lik

“Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini,


selain memeriksa dan memutus permohonan pernyataan pailit dan
m

ub

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, berwenang pula


memeriksa dan memutus perkara lain di bidang perniagaan yang
ka

penetapannya dilakukan dengan Undang-Undang” ;


ep

Dengan mendasarkan atas kedua ketentuan tersebut, maka yang termasuk


kompetensi Pengadilan Niaga adalah :
ah

- Permohonan Pernyataan Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran


es

Utang ;
M

ng

on
gu

Hal. 56 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan

si
Undang-Undang ;
Dalam perkara a quo, ternyata yang diajukan Penggugat ke Pengadilan

ne
ng
Niaga bukan merupakan permohonan, melainkan gugatan yang secara
tegas diakui sendiri oleh Penggugat dalam gugatannya tertanggal 8

do
gu Nopember 2007 yang perihalnya mencantumkan “Gugatan Actio Pauliana” ;
Menurut pendapat Kartini Mulyadi dalam tulisannya berjudul Actio Pauliana

In
dan Pokok-Pokok Tentang Pengadilan Niaga, yang terhimpun dalam Buku
A
“Penyelesaian Utang Piutang melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang” penerbit Alumni-2003 Bandung, halaman 302, adalah
ah

lik
sebagai berikut “
“................kata actio dipertanyakan karena tidak perlu adanya
am

ub
tuntutan/gugatan untuk membatalkan suatu tindakan Pauliana,
karena tindakan hukum ini memang batal (nietig) dan bukannya
dapat dibatalkan atau vernietigbar. Karenanya tidak perlu diajukan
ep
k

gugatan untuk menyatakan suatu tindakan Pauliana batal, tetapi


ah

cukup kurator itu menyatakan (“inroepen) bahwa tindakan itu batal,


R

si
asalkan kurator dapat membuktikan bahwa pada saat debitur
melakukan tindakan hukum tersebut, ia dengan pihak dengan

ne
ng

siapa debitur melakukan tindakan hukum tersebut, mengetahui


atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatannya itu akan

do
merugikan kreditur..............................Andaikan pernyataan batal
gu

diajukan dalam suatu perkara, harus diajukan oleh Kurator


berdasarkan Pasal 48 ayat (1) UUK..........................................”
In
A

Putusan Mahkamah Agung No.12 PK/N/2000 telah secara tepat dan benar
menafsirkan Pasal 41 UUK khususnya mengenai kewenangan absolut dari
ah

lik

Pengadilan Niaga dalam memeriksa permohonan actio pauliana, hal mana


terlihat dalam salah satu pertimbangan hukumnya yang menyatakan sebagai
m

berikut :
ub

“bahwa oleh karena itu permohonan pembatalan perbuatan hukum


ka

debitur yang telah dinyatakan pailit sebagaimana yang dimaksud


ep

dalam Pasal 41 Perpu No.1 Tahun 1998,yang telah ditetapkan


menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang No.4 Tahun
ah

1998, tidak dapat diajukan ke Pengadilan Niaga, melainkan ke


es

Pengadilan Negeri menurut ketentuan hukum acara perdata yang


M

ng

berlaku bagi Pengadilan Negeri” ;


on
gu

Hal. 57 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemeriksaan dan penjatuhan putusan dalam perkara a quo tidak dapat

si
dilaksanakan berdasarkan prosedur acara sebagaimana yang diterapkan
dalam acara Pengadilan Niaga dimana waktunya singkat (vide Pasal 8 ayat

ne
ng
(5) UUK) dan sistem/cara pembuktiannya sederhana (vide Pasal 8 ayat (4)
UUK), sebab dalam perkara a quo :

do
gu - Ada 5 (lima) pihak yang berkedudukan sebagai pihak Tergugat dan 2
(dua) pihak sebagai Turut Tergugat yang hak dan kepentingannya harus

In
dipertimbangkan secara seksama dan komprehensif ;
A
- Materi perkara a quo berkaitan dengan fakta-fakta atau kondisi-kondisi
yang sangat kompleks yang ada/terjadi bertahun-tahun yang lalu
ah

lik
(setidak-tidaknya 7 tahun yang lalu), sehingga pembuktiannyapun tidak
dapat dilakukan secara sederhana alias rumit sebagaimana yang
am

ub
diterapkan Pengadilan Niaga ;
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka seyogyanyalah bahwa Majelis
Hakim Agung yang memeriksa perkara a quo, membatalkan putusan Judex
ep
k

factie karena Pengadilan Niaga tidak berwenang atau telah melampaui batas
ah

wewenangnya (kompetensi absolut) ;


R

si
2. Judex factie telah salah menerapkan hukum karena dalam
pertimbangan hukumnya telah tidak cermat dan salah menafsirkan

ne
ng

hukum (legal misinterpretation), dan salah dalam menempatkan “duduk


persoalan yang harus dibuktikan”, sehingga putusannyapun menjadi

do
tidak mendudukan penyelesaian perkara pada proporsi hukum yang
gu

sebenarnya ;
Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah melakukan kesalahan berat dalam
In
A

memberikan pertimbangan hukum dan penerapan hukumnya sebagaimana


dipertimbangkan pada alinea 2 halaman 136 s/d alinea 137 yang berbunyi
ah

lik

sebagai berikut :
“Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati gugatan Penggugat
m

dan dengan memperhatikan pula jawaban para Tergugat demikian pula


ub

dengan replik dan duplik serta dengan memperhatikan pula bukti-bukti surat
ka

dan keterangan saksi yang diajukan dalam perkara ini ternyata yang menjadi
ep

pokok persoalan dalam perkara gugatan Actio Pauliana ini adalah :


1. Menyangkut tentang adanya/lahirnya Akta Perjanjian Pokok Jual Beli
ah

Tanah No.72 tanggal 18 Desember 2003 yang dibuat dihadapan Aulia


es

Taufani, SH., Notaris pengganti Sutjipto, SH.,(Turut Tergugat I) antara


M

ng

PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) dengan PT.Taman Kebon Jeruk
on
gu

Hal. 58 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Indah (Tergugat II) yang turut ditandatangani oleh Yayasan Sapta Kriya

si
Utama d/h Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Tergugat IV) dan
PT.Bank Jakarta (dalam pemberesan) (Tergugat V) ;

ne
ng
2. Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999 antara Tergugat III
dengan Tergugat IV yang menurut dalil Penggugat bahwa pengalihan

do
gu asset tersebut baik yang didasarkan pada pengalihan yang didasarkan
pada Akta Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18 Desember 2003 maupun

In
yang didasarkan pada Kesepakatan Bersama tanggal 20 September
A
1999 telah merugikan para kreditur lainnya dalam Kepailitan Tergugat III
(PT. Interkon Kebon Jeruk) dimana Penggugat selaku Kurator ;
ah

lik
Sebab :
1. Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18 Desember 2003
am

ub
yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, SH., Notaris pengganti Sutjipto,
SH.,(Turut Tergugat I) adalah merupakan kesepakatan atau persetujuan
antara PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) dengan PT.Taman Kebon
ep
k

Jeruk Indah (Pemohon Kasasi II/Tergugat II) untuk mengadakan jual beli
ah

atas tanah-tanah milik Tergugat III seluas ± 96.380 M2 yang saat itu
R

si
sedang dalam status dijaminkan kepada PT.Bank Jakarta (Termohon
Kasasi V/Tergugat V) dan Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan

ne
ng

Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/Tergugat IV),


berkenan dengan adanya kewajiban-kewajiban pembayaran yang sudah

do
jatuh tempo yang harus dipenuhi oleh PT. Interkon Kebon Jeruk
gu

(Tergugat III) kepada :


- PT.Bank Jakarta (Termohon Kasasi V/Tergugat V) berdasarkan
In
A

Perjanjian Perdamaian tanggal 5 Oktober 2000 yang telah disahkan


(homologasi) pada tanggal 17 Oktober 2000 jo Akta Perjanjian
ah

lik

Pengalihan Hutang dan Perubahan Pengakuan Hutang No.51 tanggal


28 Maret 2001, yang dibuat dihadapan Yaumi Azhar, SH.LLM, Notaris
m

Pengganti Ashar Alia, SH., Notaris di Jakarta ;


ub

- Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan


ka

Sosial (Pemohon Kasasi IV/Tergugat IV) berdasarkan Kesepakatan


ep

Bersama tanggal 20 September 1999 ;


2. Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam memberikan pertimbangan
ah

hukum tersebut di atas telah tidak cermat dalam memeriksa dan meneliti
es

substansi Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal 18


M

ng

Desember 2003 dan substansi Kesepakatan Bersama Akta Perjanjian,


on
gu

Hal. 59 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena telah menyamarkan atau menganggap bahwa kedua perjanjian

si
dimaksud adalah sama-sama merupakan perjanjian untuk mengalihkan
hak atas tanah. Padahal substansi masing-masing perjanjian tersebut

ne
ng
adalah sangat berbeda satu sama lain alias tidak sama, sebab :
- Substansi dari Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 tanggal

do
gu 18 Desember 2003 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, SH., Notaris
pengganti Sutjipto, SH (Turut Tergugat I) merupakan kesepakatan

In
atau persetujuan antara PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)
A
dengan PT.Taman Kebon Jeruk Indah (Tergugat II) untuk
mengalihkan kepemilikan tanah-tanah milik Tergugat III seluas ±
ah

lik
96.380 M2 kepada Pemohon Kasasi II melalui jual beli dihadapan
Notaris/PPAT ;
am

ub
- Sedangkan substansi Kesepakatan Bersama tanggal 20 September
1999 yang dibuat antara PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)
dengan Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan Dana Bhakti
ep
k

Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) bukan


ah

merupakan pengalihan asset dari PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat


R

si
III) kepada Yayasan Sapta Kriya Utama d/h Yayasan Dana Bhakti
Kesejahteraan Sosial Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) melainkan

ne
ng

merupakan kesepakatan yang mewajibkan PT. Interkon Kebon Jeruk


(Tergugat III) untuk mengembalikan dana-dana simpanan dalam

do
bentuk deposito milik Tergugat IV yang telah dicairkan dari beberapa
gu

Bank (Bank Nusa, Bank Modern, Bank Jakarta, Bank Tamara) guna
menutup hutang-hutang PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) pada
In
A

Bank-Bank tersebut diatas. Sebagai jaminan bahwa PT. Interkon


Kebon Jeruk (Tergugat III) akan memenuhi kewajibannya untuk
ah

lik

mengembalikan dana-dana dimaksud kepada Pemohon Kasasi IV/


Tergugat IV, maka PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)
m

menyerahkan asset-asset miliknya kepada Pemohon Kasasi IV/


ub

Tergugat IV sebagai jaminan berupa beberapa bidang tanah


ka

bersertifikat dan tanah-tanah non sertifikat yang terdaftar atas nama


ep

Tergugat III. Oleh karena tanah-tanah yang dijadikan jaminan kepada


Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/
ah

Tergugat IV) ikut dijual kepada Tergugat II berdasarkan Akta


es

Perjanjian Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003, maka


M

ng

sesuai dengan penegasan yang tercantum di dalam Pasal 4 ayat (2)


on
gu

Hal. 60 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72 halaman 48-49

si
berbunyi:
“untuk tanah non sertifikat pengalihannya akan dilakukan

ne
ng
dengan pemindahan dan penyerahan hak oleh pihak pertama
(PT. Interkon Kebon Jeruk/Tergugat III) kepada pihak kedua

do
gu (PT.Taman Kebon Jeruk Indah/ Pemohon Kasasi II/ Tergugat
II) dihadapan Notaris yang berwenang. Untuk keperluan

In
tersebut Yayasan (Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) akan
A
mengeluarkan surat tersendiri berupa ijin/persetujuan untuk
melakukan pemindahan dan penyerahan hak, satu dan lain
ah

lik
oleh karena tanah-tanah tersebut sedang dijaminkan pada
Yayasan (Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) ;
am

ub
Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV mutlak ikut menandatangani Akta
Perjanjian No.72 dimaksud sebagai tanda persetujuan ;
Berhubung pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah salah dalam
ep
k

menempatkan “duduk persoalan yang harus dibuktikan”, maka


ah

putusannyapun menjadi tidak mendudukkan penyelesaian perkara pada


R

si
proporsi hukum yang sebenarnya. Karenanyalah sudah seyogyanya bahwa
putusan Judex factie dibatalkan ;

ne
ng

3. Judex factie telah tidak menerapkan hukum atau tidak mengindahkan


ketentuan pada ayat (3) Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004

do
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ;
gu

Judex factie dalam pertimbangan hukumnya halaman 137 alinea 2 telah


mengutip isi Pasal 41 UUK sebagai berikut :
In
A

Ayat (1)
“Untuk kepentingan harta pailit, kepada pengadilan dapat
ah

lik

dimintakan pembatalan segala perbuatan hukum debitur yang telah


dinyatakan pailit yang merupakan kepentingan kreditur yang
m

dilakukan sebelum pernyataan pailit diucapkan” ;


ub

Ayat (2)
ka

“Pembatalan sebagaimana dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan


ep

apabila dapat dibuktikan bahwa pada saat perbuatan hukum


tersebut dilakukan, debitur dan pihak dengan siapa perbuatan
ah

hukum tersebut dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui


es

bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian


M

ng

bagi kreditur ;
on
gu

Hal. 61 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ayat (3)

si
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah perbuatan hukum debitur yang wajib dilakukannya

ne
ng
berdasarkan perjanjian dan/atau karena Undang-Undang ;
Bahwa namun demikian, dalam menerapkan ketentuan Pasal 41 Undang-

do
gu Undang No.37 Tahun 2004 tersebut, ternyata Majelis Hakim tidak
mempertimbangkan adanya perbuatan hukum Tergugat III selaku debitur

In
yang wajib dilakukan yakni memenuhi kewajiban pembayaran kepada Bank
A
Jakarta (Pemohon Kasasi V/ Termohon Kasasi V) dan kepada Yayasan
Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) yang
ah

lik
sudah jatuh tempo. Yang dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan
Niaga pada alinea 3 halaman 137 dalam putusannya, hanyalah ada tidaknya
am

ub
perbuatan- perbuatan dari Tergugat III yang merugikan kreditur, hal mana
dapat terlihat sebagai berikut :
1. Apakah pengalihan asset yang didasarkan pada Akta Jual Beli Tanah
ep
k

No.72, tanggal 18 Desember 2003 antara Tergugat III dengan Tergugat II


ah

dan pengalihan asset yang didasarkan atas Kesepakatan Bersama


R

si
tertanggal 20 September 1999 antara Tergugat III dengan Tergugat IV
merupakan perbuatan hukum yang semata-mata didasarkan atas itikad

ne
ng

tidak baik, karena faktanya merugikan kepentingan kreditur lainnya dalam


Kepailitan Tergugat III (PT. Interkon Kebon Jeruk) ;

do
2. Apakah pengalihan asset yang didasarkan pada Akta Jual Beli Tanah
gu

No.72, tanggal 18 Desember 2003 antara Tergugat III dengan Tergugat II


dan pengalihan asset yang didasarkan atas Kesepakatan Bersama
In
A

tertanggal 20 September 1999 antara Tergugat III dengan Tergugat II


oleh debitur dan pihak dengan siapa perbuatan hukum tersebut dilakukan
ah

lik

mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum


tersebut akan mengakibatkan kerugian harta pailit dan kreditur ;
m

Dengan tidak dipertimbangkannya oleh Judex factie mengenai adanya


ub

kewajiban pembayaran hutang yang sudah jatuh tempo yang harus dipenuhi
ka

oleh PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) kepada PT.Bank Jakarta
ep

(Pemohon Kasasi V/ Tergugat V) dan Yayasan Sapta Kriya Utama


(Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) maka sudah cukup membuktikan bahwa
ah

Majelis Hakim Pengadilan Niaga ternyata telah tidak mengindahkan


es

ketentuan ayat (3) Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang


M

ng

Kepailitan dan PKPU, sehingga pertimbangan putusannya menjadi tidak


on
gu

Hal. 62 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seksama (onvoeldoende gemotiveerd, insufficient judgment). Oleh

si
karenanyalah, sudah seyogyanya bahwa putusan Judex factie harus
dibatalkan ;

ne
ng
4. Judex factie telah salah dan keliru dalam mempertimbangkan ada
tidaknya kerugian harta pailit dan kreditur berdasarkan adanya Akta

do
gu Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003 dan
Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999 ;

In
Judex factie telah melakukan kesalahan berat dalam memberikan
A
pertimbangan hukum mengenai adanya kerugian harta pailit dan kreditur
berdasarkan adanya Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72, tanggal
ah

lik
18 Desember 2003 maupun Kesepakatan Bersama tanggal 20 September
1999 adalah sama-sama merupakan perjanjian pengalihan asset milik
am

ub
Tergugat III kepada Pemohon Kasasi II/ Tergugat II kepada Pemohon Kasasi
IV/ Tergugat IV yang merugikan harta pailit dan kreditur. Padahal secara
faktual tidaklah demikian adanya, sebab :
ep
k

1. Perbuatan hukum Tergugat II untuk mengadakan perjanjian dengan


ah

Pemohon Kasasi II/ Tergugat II sebagaimana tertuang dalam Akta


R

si
Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003,
dibuat dihadapan Aulia Taufani, SH., Notaris pengganti Sutjipto, SH.,

ne
ng

(Turut Tergugat I) adalah justru dilakukan Pemohon Kasasi I/ Tergugat I


selaku Direktur Utama Tergugat III dalam rangka memenuhi kewajiban

do
hukumnya yaitu membayar sisa hutang PT. Interkon Kebon Jeruk
gu

(Tergugat III) kepada Bank Jakarta yang sudah jatuh tempo, yang apabila
tidak dilakukan dapat menimbulkan resiko kerugian yang lebih besar.
In
A

Jadi, tindakan yang dilakukan oleh Tergugat I selaku Direktur Utama


Tergugat III justru untuk menyelamatkan/menghindari resiko kerugian
ah

lik

yang lebih besar bagi Tergugat III. Bilamana Tergugat III tidak segera
membayar hutangnya kepada Pemohon Kasasi V/ Tergugat V, maka
m

resiko kerugian akan diderita Tergugat III antara lain sebagai berikut :
ub

a. Penurunan jumlah hutang Tergugat III kepada Pemohon Kasasi V/


ka

Tergugat V dari Rp.177.654.712.959,53 menjadi Rp.102.000.


ep

000.000,- sebagaimana telah disepakati oleh dan antara Tergugat III


dengan Pemohon Kasasi V/ Tergugat V dalam Akta Perjanjian
ah

Pengalihan Hutang dan Perubahan Pengakuan Hutang No.51 tanggal


es

28 Maret 2001, yang dibuat dihadapan Yaumi Azhar, SH.LLM, Notaris


M

ng

Pengganti Ashar Alia, SH., Notaris di Jakarta, (bukti T.5-3.c), akan


on
gu

Hal. 63 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
batal, sehingga kewajiban dari Tergugat III kepada Bank Jakarta

si
(Pemohon Kasasi V/ Tergugat V) kembali menjadi
Rp.177.654.712.959,53,- ;

ne
ng
b. Jaminan hutang Tergugat III di Bank Jakarta berupa tanah-tanah
bersertifikat yang telah dibebani hak tanggungan, akan dijual melalui

do
gu lelang oleh Bank Jakarta yang tentunya harga lelangnya akan jauh
dibawah harga pasar ;

In
2. Sedangkan Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999 sama
A
sekali bukan perjanjian peralihan hak, melainkan merupakan
kesepakatan yang mewajibkan PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)
ah

lik
untuk mengembalikan dana-dana simpanan dalam bentuk deposito milik
Tergugat IV yang telah dicairkan dari beberapa Bank (Bank Nusa, Bank
am

ub
Modern, Bank Jakarta, Bank Tamara) untuk menutup hutang-hutang PT.
Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) pada Bank-Bank tersebut diatas.
Sebagai jaminan bahwa PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) akan
ep
k

memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan dana-dana tersebut


ah

kepada Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV, maka PT. Interkon Kebon
R

si
Jeruk (Tergugat III) menyerahkan asset-asset miliknya kepada Pemohon
Kasasi IV/ Tergugat IV sebagai jaminan berupa beberapa bidang tanah

ne
ng

bersertifikat dan tanah-tanah non sertifikat yang terdaftar atas nama


Tergugat III. Oleh karena tanah-tanah yang dijadikan jaminan kepada

do
Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (Pemohon Kasasi IV/
gu

Tergugat IV) ikut dijual kepada Tergugat II berdasarkan Akta Perjanjian


Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003, maka sesuai
In
A

penegasan yang tercantum dalam Pasal 4 ayat (2) Akta Perjanjian Pokok
Jual Beli Tanah No.72, halaman 48-49 yang berbunyi :
ah

lik

“untuk tanah non sertifikat pengalihannya akan dilakukan dengan


pemindahan dan penyerahan hak oleh pihak pertama (PT.
m

Interkon Kebon Jeruk/Tergugat III) kepada pihak kedua


ub

(PT.Taman Kebon Jeruk Indah/ Pemohon Kasasi II/ Tergugat II)


ka

dihadapan Notaris yang berwenang. Untuk keperluan tersebut


ep

Yayasan (Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) akan mengeluarkan


surat tersendiri berupa ijin/persetujuan untuk melakukan
ah

pemindahan dan penyerahan hak, satu dan lain oleh karena


es

tanah-tanah tersebut sedang dijaminkan pada Yayasan


M

ng

(Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV) ;


on
gu

Hal. 64 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV mutlak ikut menandatangani Akta

si
Perjanjian No.72, dimaksud sebagai tanda persetujuan ;
Berhubung Judex factie telah kurang cermat dalam memeriksa dan meneliti

ne
ng
Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003
dan Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999, maka penerapan

do
gu ketentuan Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
dan PKPU dalam perkara a quo menjadi tidak tepat dan tidak kena

In
mengena. Oleh karenanya, putusan Judex factie harus dibatalkan ;
A
5. Judex factie telah salah dalam menerapkan hukum pembuktian
khususnya mengenai ada tidaknya kerugian harta pailit dan kreditur
ah

lik
yang disebabkan oleh adanya Akta Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah
No.72, tanggal 18 Desember 2003 dan Kesepakatan Bersama tanggal 20
am

ub
September 1999 ;
Judex factie telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan hukum
pembuktian untuk menentukan ada tidaknya kerugian harta pailit dan
ep
k

kreditur yang disebabkan oleh adanya Akta Perjanjian Pokok Jual Beli
ah

Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003 dan Kesepakatan Bersama


R

si
tanggal 20 September 1999. Adapun kesalahan berat yang telah dilakukan
Judex factie dalam pertimbangan hukumnya, sebagai berikut :

ne
ng

1. Judex factie dalam pertimbangan hukumnya pada alinea ke-2 halaman


138 menyatakan :

do
Bahwa dengan adanya pengalihan asset-asset tersebut ternyata
gu

telah merugikan kreditur lainnya dalam kepailitan karena semua


tanah-tanah yang dialihkan tersebut semula adalah merupakan
In
A

asset Tergugat III baik sebelum dinyatakan pailit pertama maupun


sesudah dinyatakan pailit pertama dan pengalihan asset tersebut
ah

lik

terjadi setelah perjanjian perdamaian di Homologasi antara


Pemohon Pailit dengan Termohon Pailit dalam perkara pailit
m

No.31/Pailit/1999 jo No.9/PK/N/1999 tanggal 17 Oktober 2000


ub

(Pengesahan Perdamaian) ;
ka

Padahal sekalipun tanah-tanah tersebut adalah milik Tergugat III, namun


ep

secara fakta tanah-tanah yang menjadi obyek jual beli dalam Akta
Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003,
ah

statusnya adalah sebagai jaminan atas hutang Tergugat III berdasarkan


es

Perjanjian Perdamaian tanggal 5 Oktober 2000 yang telah disahkan


M

ng

(homologasi) pada tanggal 17 Oktober 2000 jo Akta Perjanjian


on
gu

Hal. 65 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengalihan Hutang dan Perubahan Pengakuan Hutang No.51 tanggal 28

si
Maret 2001, yang dibuat dihadapan Yaumi Azhar, SH.LLM, Notaris
Pengganti Ashar Alia, SH., Notaris di Jakarta, dan sebagai jaminan

ne
ng
berdasarkan Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999. Dengan
demikian maka pengalihan asset-asset berdasarkan Akta Perjanjian

do
gu Pokok Jual Beli Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003 tidak akan
merugikan harta pailit maupun kreditur, melainkan justru untuk

In
menyelamatkan/menghindari resiko kerugian yang lebih besar bagi
A
Tergugat III ;
2. Judex factie dalam pertimbangan hukumnya pada alinea 3 halaman 138
ah

lik
pada pokoknya menyatakan bahwa :
a. Dalam Laporan Keuangan dan keterangan saksi Drs.Yayat Syarif
am

ub
Hidayat sebagai Pejabat yang membuat laporan keuangan Tergugat
III, menyatakan tidak mengetahui adanya pengalihan asset
berdasarkan Akta No.72 sebab harga penjualan tersebut tidak pernah
ep
k

dibukukan maupun dilaporkan ;


ah

b. Faktanya utang kepada Bank Jakarta per 31 Mei 2006 masih tetap
R

si
ada dalam laporan keuangan, termasuk utang-utang lainnya ;
c. Dilain pihak Tergugat V tidak pernah membuktikan di persidangan

ne
ng

berapa jumlah hutang yang telah diterima ;


d. Kwitansi yang diajukan oleh Tergugat II adalah bukti pembayaran atas

do
tanah yang terdapat dalam Akta perjanjian No.72, namun setelah
gu

diteliti dan dicermati ternyata kwitansi- kwitansi tersebut berupa bilyet


giro tidak divalidasi oleh Bank ;
In
A

e. Kwitansi- kwitansi ditandatangani sendiri oleh Tergugat I secara


pribadi ;
ah

lik

Sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar bukti pembayaran, oleh


karena itu harus dikesampingkan, hal demikian membuktikan bahwa
m

utang-utang tersebut tidak pernah dilakukan pembayaran ;


ub

Penerapan hukum pembuktian sebagaimana dikemukakan Judex factie


ka

dalam pertimbangan hukumnya tersebut diatas, jelas salah dan keliru


ep

karena :
a. Dalam Laporan Keuangan Tergugat III yang dibuat saksi Drs.Yayat
ah

Syarif Hidayat sebagai Pejabat yang membuat laporan keuangan


es

Tergugat III, bukan merupakan laporan keuangan yang sudah diaudit


M

ng

on
gu

Hal. 66 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh akuntan publik. Apalagi laporan keuangan tersebut hanya berupa

si
foto copy yang aslinya tidak pernah diperlihatkan di persidangan ;
b. Keterangan saksi Drs.Yayat Syarif Hidayat tidak obyektif karena

ne
ng
saksi Drs.Yayat Syarif Hidayat adalah orang yang berkerja dan
menerima upah dari Penggugat, sehingga keterangan saksi Drs.Yayat

do
gu Syarif Hidayat harus dikesampingkan, apalagi saksi Yayat sudah
ditolak oleh Tergugat II dan Tergugat IV di persidangan ;

In
c. Masih tercantumnya utang Tergugat III kepada Bank Jakarta
A
(Pemohon Kasasi V/ Tergugat V) pada laporan keuangan yang belum
diaudit oleh akuntan publik tidak bisa dijadikan sebagai dasar/alas
ah

lik
hukum bahwa hutang Tergugat III kepada Bank Jakarta masih tetap
ada, karena faktanya, baik dalam jawaban, duplik, bukti-bukti maupun
am

ub
dalam kesimpulannya dari Tergugat V/ Pemohon Kasasi V, telah
secara tegas mengakui bahwa Tergugat III sama sekali tidak memiliki
hutang lagi kepada Bank Jakarta (Pemohon Kasasi V/ Tergugat V).
ep
k

Bahkan seluruh jaminan tanah bersertifikat milik Tergugat III yang


ah

telah dibebani dengan Hak Tanggungan oleh Bank Jakarta, telah


R

si
seluruhnya diroya. Demikian pula dalam kepailitan kedua dari
Tergugat III ini, Pemohon Kasasi V/ Tergugat V sama sekali tidak

ne
ng

mendaftar sebagai kreditur dari Tergugat III ;


d. Pertimbangan hukum Judex factie yang menyatakan bahwa Tergugat

do
V tidak pernah membuktikan di sidang berapa besar jumlah hutang
gu

yang telah diterima oleh Tergugat V, justru semakin memperlihatkan


kesalahan berat Judex factie dalam menerapkan hukum pembuktian
In
A

sebab yang telah menerima pembayaran hutang adalah Tergugat V,


sehingga yang memegang tanda terima pembayaran hutang tentunya
ah

lik

adalah Tergugat III, bukan Tergugat V, sehingga beban pembuktian


untuk membuktikan berapa pembayaran utang yang sudah diterima
m

oleh Pemohon Kasasi V/ Tergugat V bukan pada Pemohon Kasasi V/


ub

Tergugat V,melainkan pada pihak yang membayar hutang tersebut.


ka

Adanya pengakuan dari Pemohon Kasasi V/ Tergugat V yang


ep

menyatakan telah menerima pembayaran seluruh sisa hutang,


menurut hukum pembuktian merupakan bukti yang sempurna bahwa
ah

hutang Tergugat III kepada Tergugat V telah dibayar lunas ;


es

e. Pertimbangan Judex factie yang menyatakan bahwa bukti kwitansi


M

ng

berupa bilyet giro yang tidak divalidasi oleh Bank merupakan bukti
on
gu

Hal. 67 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bahwa Tergugat II belum melakukan pembayaran hutang Tergugat III

si
kepada Bank Jakarta, adalah keliru sebab bilyet giro yang tidak
divalidasi Bank bukan berarti bahwa Tergugat II belum melakukan

ne
ng
pembayaran kepada Bank Jakarta, melainkan semata-mata karena
yang memberi validasi adalah Bank yang mencairkan bilyet giro

do
gu tersebut. Tidak dijadikannya bilyet giro sebagai dasar bukti karena
belum divalidasi, semakin memperlihatkan bahwa Judex factie kurang

In
cermat dalam memeriksa dan meneliti alat bukti yang diajukan
A
Pemohon Kasasi II/ Tergugat II ;
f. Pertimbangan Judex factie yang menyatakan kwitansi yang
ah

lik
ditandatangani oleh Tergugat I adalah secara pribadi dengan alasan
bahwa kwitansi tersebut tidak di cap/stempel PT. Interkon Kebon
am

ub
Jeruk, sehingga tidak dapat dijadikan dasar bukti, justru membuktikan
adanya kesalahan Judex factie dalam menerapkan hukum
pembuktian, karena secara fakta kwitansi yang ditandatangani oleh
ep
k

Tergugat I adalah kwitansi yang tertera/tercetak kop bertuliskan PT.


ah

Interkon Kebon Jeruk. Tidak adanya stempel/cap Perusahaan, tidak


R

si
berarti bahwa kwitansi tersebut merupakan tanda terima yang
diterbitkan oleh Pemohon Kasasi I/ Tergugat I secara pribadi, karena

ne
ng

tidak ada suatu ketentuanpun yang menyatakan bahwa dengan tidak


adanya cap/stempel Perusahaan, maka akan mengakibatkan bahwa

do
tanda terima dimaksud menjadi tanda terima yang dikeluarkan/
gu

diterbitkan secara pribadi, walaupun kwitansi tersebut adalah ber”kop”


PT. Interkon Kebon Jeruk ;
In
A

g. Perihal pertimbangan hukum Judex factie yang menyatakan bahwa :


“penyerahan tanah sesuai dengan Kesepakatan Bersama
ah

lik

tanggal 20 September 1999 ternyata bahwa Tergugat I


selaku Direktur dari Tergugat III yang dalam hal ini
m

menyerahkan tanah kepada Tergugat IV, dimana Tergugat I


ub

juga selaku Ketua Tergugat IV (Conflict ot Interest). Hal ini


ka

bertentangan dengan Pasal 84 ayat (1) UU No.1 Tahun


ep

1985” ;
Justru membuktikan ketidak cermatan Judex factie dalam memeriksa
ah

dan meneliti Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999,


es

sebab Kesepakatan Bersama tersebut bukanlah kesepakatan untuk


M

ng

penyerahan tanah, melainkan merupakan kesepakatan yang


on
gu

Hal. 68 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mewajibkan PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) untuk

si
mengembalikan dana-dana simpanan dalam bentuk deposito milik
Tergugat IV yang telah dicairkan dari beberapa Bank (Bank Nusa,

ne
ng
Bank Modern, Bank Jakarta, Bank Tamara) guna menutup hutang-
hutang PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) pada Bank-Bank

do
gu tersebut diatas. Sebagai jaminan bahwa PT. Interkon Kebon Jeruk
(Tergugat III) akan memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan

In
dana-dana dimaksud kepada Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV, maka
A
PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) menyerahkan asset-asset
miliknya kepada Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV sebagai jaminan
ah

lik
berupa beberapa bidang tanah bersertifikat dan tanah-tanah non
sertifikat yang terdaftar atas nama Tergugat III. Adalah tidak tepat
am

ub
untuk menyatakan bahwa tindakan Tergugat I dalam
menandatangani Kesepakatan Bersama baik selaku Ketua dari
Tergugat IV maupun selaku Direktur Utama Tergugat III menjadikan
ep
k

tindakan Tergugat I sebagai tindakan yang menimbulkan conflict of


ah

interest, sebab yang menandatangani kesepakatan bersama dari


R

si
pihak Tergugat IV, bukan hanya Tergugat I saja selaku Ketua
Tergugat IV melainkan disertai 4 orang anggota dari Badan Pengurus

ne
ng

Tergugat IV, sehingga tindakan Tergugat I bersama anggota lainnya


harus dipandang sebagai suatu kesatuan kolektif yang merupakan

do
organ dari badan hukum yayasan, karena masing-masing dari badan
gu

hukum tersebut mempunyai mekanisme pengambilan keputusan


sesuai Anggaran Dasar masing-masing dengan demikian
In
A

kesepakatan bersama dibuat satu kesatuan dalam menandatangani


Kesepakatan Bersama sama sekali tidak melanggar ketentuan Pasal
ah

lik

84 ayat (1) UU No.1 Tahun 1995 ;


Berhubung telah terbukti bahwa Judex factie telah salah dalam
m

menerapkan hukum pembuktian, khususnya mengenai adanya kerugian


ub

bagi kreditur lainnya berkenaan dengan Akta Perjanjian No.72, tanggal


ka

18 Desember 2003 dan Kesepakatan Bersama tanggal 20 September


ep

1999, maka seyogyanyalah bahwa putusan Judex factie tersebut


dibatalkan ;
ah

6. Judex factie telah salah menerapkan hukum dalam menafsirkan “itikad


es

baik” yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi II/ Tergugat II ;


M

ng

on
gu

Hal. 69 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Judex factie tidak mempertimbangkan isi bantahan dari Tergugat III yang

si
telah secara tegas menyatakan bahwa status PT.IKJ (Tergugat III) saat
itu masih dalam proses pemenuhan kewajiban terhadap para kreditur-

ne
ng
kreditur sesuai Perjanjian Perdamaian tanggal 17 Oktober 2000 dan
dengan konsekwensi dapat dibatalkan suatu perdamaian apabila si

do
gu berutang (Tergugat III) lalai memenuhi isi perdamaian dimaksud. (Vide
Pasal 160 ayat (1) UUK). Selanjutnya dalam bantahan tersebut juga

In
disampaikan bahwa tindakan PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)
A
untuk mengalihkan dan menjual kaveling tanah adalah dalam rangka
program restrukturisasi hutang sebagaimana tercantum dalam Perjanjian
ah

lik
Perdamaian yang telah disahkan berdasarkan putusan Majelis Hakim
Niaga Jakarta Pusat tanggal 17 Oktober 2000. Dengan adanya bantahan
am

ub
tersebut, maka dengan mengingat pula bahwa atas kaveling-kaveling
tanah dimaksud tidak ada sengketa yuridis yang terjadi antara pemegang
saham, maka dengan itkikad baik, Pemohon Kasasi II/ Tergugat II
ep
k

melaksanakan pembelian atas kaveling-kaveling tanah milik Tergugat III


ah

sebagaimana diuraikan lebih lanjut pada Akta Perjanjian Pokok Jual Beli
R

si
Tanah No.72, tanggal 18 Desember 2003 ;
2. Perihal ikut sertanya Tafrizal Hasan Gewang, SH., dalam

ne
ng

menandatangani Akta Perjanjian No.72, tanggal 18 Desember 2003,


secara yuridis sama sekali tidak ada berpengaruh terhadap sah tidaknya

do
Akta Perjanjian tersebut ;
gu

3. Perihal pertimbangan hukum mengenai keikutsertaan Pemohon Kasasi


IV/ Tergugat IV dalam menandatangani Akta Perjanjian No.72, adalah
In
A

merupakan suatu keharusan karena tanah-tanah non sertifikat yang


tercantum dalam Akta Perjanjian No.72 dimaksud, merupakan jaminan
ah

lik

berdasarkan Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999 ;


4. Perihal pertimbangan hukum Judex factie yang mempermasalahkan
m

penjualan tanah-tanah non sertifikat tanpa persetujuan Komisaris PT.


ub

Interkon Kebon Jeruk, memperlihatkan ketidak cermatan Judex factie


ka

dalam memeriksa dan meneliti baik isi dari Akta No.72 maupun
ep

Kesepakatan Bersama, sebab bila kedua perjanjian tersebut dicermati,


maka akan nampak bahwa tanah-tanah non sertifikat yang ikut di jual
ah

berdasarkan Akta Perjanjian No.72 adalah tanah yang dijaminkan


es

Tergugat III pada Tergugat IV sebagaimana Kesepakatan Bersama.


M

ng

Apabila dikaitkan dengan adanya pengakuan dari Penggugat (Termohon


on
gu

Hal. 70 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi) bahwa sebelum dibuat Kesepakatan Bersama, Tergugat III

si
memang telah memiliki hutang kepada Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV
sebesar ± Rp.36. milyar ;

ne
ng
5. Perihal pertimbangan hukum Judex factie yang menyatakan bahwa telah
terjadi penjualan tanah sampai 2 kali, ternyata secara fakta tidaklah

do
gu demikian, sebab tanah yang dibeli oleh Andhini Domi berdasarkan PPJB
No.21 dan 22 tertanggal 16 Desember 2003, sesungguhnya adalah tanah

In
yang sudah dialihkan kepada Tergugat II sesuai dengan MOU tertanggal
A
29 Oktober 2003 yang dibuat oleh dan antara PT. Interkon Kebon Jeruk,
PT.Taman Kebon Jeruk Indah dan diketahui dan disetujui oleh Bank
ah

lik
Jakarta (dalam pemberesan) Yayasan Sapta Kriya Utama serta Tafrizal
Hasan Gewang,SH., berdasarkan Akta No.72 tertanggal 18 Desember
am

ub
2003 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, SH., Notaris pengganti
Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta
6. Perihal pertimbangan hukum Judex factie yang menyatakan bahwa :
ep
k

“penyerahan tanah sesuai dengan Kesepakatan Bersama tanggal


ah

20 September 1999 ternyata bahwa Tergugat I selaku Direktur dari


R

si
Tergugat III yang dalam hal ini menyerahkan tanah kepada
Tergugat IV, dimana Tergugat I juga selaku Ketua Tergugat IV

ne
ng

(Conflict of Interest). Hal ini bertentangan dengan Pasal 84 ayat(1)


UU No.1 tahun 1995 ....”

do
Justru membuktikan ketidakcermatan Judex factie dalam memeriksa dan
gu

meneliti Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999, sebab


Kesepakatan Bersama tersebut bukanlah kesepakatan untuk penyerahan
In
A

tanah, melainkan merupakan kesepakatan yang mewajibkan PT. Interkon


Kebon Jeruk (Tergugat III) untuk mengembalikan dana-dana simpanan
ah

lik

dalam bentuk deposito milik Tergugat IV yang telah dicairkan dari


beberapa Bank (Bank Nusa, Bank Modern, Bank Jakarta, Bank Tamara)
m

guna menutup hutang-hutang PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III)


ub

pada Bank-Bank tersebut diatas. Sebagai jaminan bahwa PT. Interkon


ka

Kebon Jeruk (Tergugat III) akan memenuhi kewajibannya untuk


ep

mengembalikan dana-dana dimaksud kepada Pemohon Kasasi IV/


Tergugat IV, maka PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) menyerahkan
ah

asset-asset miliknya kepada Pemohon Kasasi IV/ Tergugat IV sebagai


es

jaminan berupa tanah-tanah non sertifikat yang terdaftar atas nama


M

ng

Tergugat III. Adalah tidak tepat untuk menyatakan bahwa tindakan


on
gu

Hal. 71 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat I dalam menandatangani Kesepakatan Bersama baik selaku

si
Ketua dari Tergugat IV maupun selaku Direktur Utama Tergugat III
menjadikan tindakan Tergugat I sebagai tindakan yang menimbulkan

ne
ng
conflict of interest, sebab yang menandatangani kesepakatan bersama
dari pihak Tergugat IV, bukan hanya Tergugat I saja selaku Ketua

do
gu Tergugat IV melainkan disertai 4 orang anggota dari Badan Pengurus
Tergugat IV, sehingga tindakan Tergugat I bersama anggota lainnya

In
harus dipandang sebagai suatu kesatuan kolektif yang merupakan organ
A
dari badan hukum yayasan, karena masing-masing dari badan hukum
tersebut mempunyai mekanisme pengambilan keputusan sesuai
ah

lik
Anggaran Dasar masing-masing, sehingga sama sekali tidak melanggar
ketentuan Pasal 84 ayat (1) UU No.1 Tahun 1995 ;
am

ub
7. Perihal pertimbangan hukum Judex factie yang mempermasalahkan nilai
asset yang diserahkan Tergugat III kepada Tergugat IV, justru
memperlihatkan adanya kesalahan berat Judex factie dalam mencermati
ep
k

isi Kesepakatan Bersama yang dibuat oleh dan antara Tergugat III
ah

dengan Tergugat IV sebab Kesepakatan Bersama sama sekali bukan


R

si
perjanjian peralihan hak atas tanah, melainkan penyerahan tanah-tanah
dimaksud hanya merupakan jaminan bahwa Tergugat III akan membayar

ne
ng

kewajibannya kepada Tergugat IV sebagai akibat dari dicairkannya dana


deposito milik Tergugat IV untuk menutup hutangnya Tergugat III pada

do
beberapa Bank ;
gu

8. Perihal pertimbangan hukum Judex factie yang mempermasalahkan nilai


asset yang diperjual belikan dalam Akta No.72 telah melebihi nilai
In
A

harganya daripada hutang kepada Bank Jakarta, memperlihatkan


ketidakcermatan Judex factie karena sampai saat ini belum pernah
ah

lik

diadakan audit oleh akuntan public yang menetapkan nilai asset Tergugat
III itu berkurang atau merugi. Sehingga atas dasar apa Majelis Hakim
m

Pengadilan Niaga mempertimbangkan bahwa asset yang diperjualbelikan


ub

melebihi hutang kepada Bank Jakarta, karena Majelis Hakim Pengadilan


ka

Niaga tidak pernah mempertimbangkan berapa asset yang telah


ep

diperjualbelikan ;
9. Perihal pertimbangan hukum Judex factie yang mempermasalahkan
ah

bahwa untuk membayar hutang kepada Bank Jakarta maupun para


es

kreditur, baik setelah maupun sebelum homologasi, Tergugat III pada


M

ng

dasarnya tidak perlu mengalihkan kepada Tergugat II untuk memasarkan


on
gu

Hal. 72 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau menjual tanah-tanah kaveling Tergugat II untuk memasarkan atau

si
menjual tanah-tanah kaveling tersebut dengan alasan bahwa bidang
usaha Tergugat III adalah Perusahaan Property, semakin

ne
ng
memperlihatkan ketidakcermatan Judex factie dalam memeriksa dan
meneliti Akta Perjanjian No.72 maupun Kesepakatan Bersama, sebab

do
gu secara fakta Akta Perjanjian No.72 adalah perjanjian jual beli dimana
dalam mekanisme pembayarannya, sebagian pembayarannya langsung

In
ditransfer ke Bank Jakarta guna menutup seluruh kewajiban Tergugat III
A
kepada Bank Jakarta, dan sebagian lagi dibayar ke Tergugat IV melalui
Tergugat III, untuk menutup kewajiban Tergugat III kepada Tergugat IV
ah

lik
berdasarkan Kesepakatan Bersama. Bukti bahwa hal tersebut dilakukan ,
dapat terlihat dengan adanya pengakuan secara tegas dari Tergugat V
am

ub
bahwa hutang Tergugat III kepada Tergugat V memang sudah lunas.
Adapun mengenai cara pembayarannya, memang dilakukan secara
bertahap mengingat antara lain sertifikat-sertifikat atas yang
ep
k

diperjualbelikan dalam Akta Perjanjian No.72 masih perlu diroya terlebih


ah

dahulu. Jadi pertimbangan hukum Judex factie yang menyatakan bahwa


R

si
hasil penjualan tersebut tidak diketahui dengan alasan bahwa dalam
Laporan Keuangan tidak diketemukan adanya penjualan tanah-tanah

ne
ng

tersebut, adalah keliru dan tidak tepat ;


10. Ketentuan Pasal 1454 KUHPerdata berbunyi sebagai berikut :

do
“Dalam semua hal, dimana suatu tuntutan untuk pernyataan
gu

batalnya suatu perikatan tidak dibatasi dengan suatu ketentuan


Undang-Undang khusus hingga suatu waktu yang lebih pendek,
In
A

waktu itu adalah lima tahun”


Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999, telah dibuat 7 tahun
ah

lik

sebelum gugatan Actio Pauliana didaftarkan oleh Termohon Kasasi/


Penggugat, sehingga dengan mendasarkan atas ketentuan Pasal 1454
m

KUHPerdata tersebut diatas, maka seharusnya Judex factie tidak


ub

dibenarkan lagi untuk menyatakan bahwa Kesepakatan Bersama


ka

dimaksud batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak mempunyai


ep

kekuatan. Oleh karenanya maka sudah terbukti bahwa Judex factie tidak
mengindahkan ketentuan hukum yang berlaku ;
ah

es

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon


M

ng

Kasasi III dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :


on
gu

Hal. 73 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Pengadilan Niaga dalam memutus perkara a quo salah menerapkan

si
hukum, karena telah menyatakan berwenang memeriksa dan memutus
perkara a quo hanya berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 7 Undang-

ne
ng
Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (selanjutnya disebut UU KPKPU) jo Pasal 41 ayat (1) UU

do
gu KPKPU tanpa mempertimbangkan ketentuan Pasal 300 jo Pasal 42 jo Pasal
8 ayat (5), Pasal 8 ayat (4) UU KPKPU dalam kaitannya dengan gugatan

In
Penggugat/ Termohon Kasasi ;
A
Alasan selengkapnya sebagai berikut :
1.1. Bahwa dalam perkara a quo gugatan Penggugat yang diberi judul
ah

lik
“gugatan Actio Pauliana” ditujukan terhadap 7 (tujuh) pihak, yaitu
Tergugat I sampai dengan Tergugat V dan Turut Tergugat I serta Turut
am

ub
Tergugat II ;
1.2. Bahwa yang dimohonkan pembatalannya dalam gugatan Penggugat
adalah perbuatan hukum yang termaksud dalam Akta No.72 tanggal 18
ep
k

Desember 2003 tentang Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah (selanjutnya


ah

disebut Akta No.72) dan Kesepakatan Bersama tanggal 20 September


R

si
1999 (selanjutnya disebut Kesepakatan Bersama) vide bukti P4 dan P5;
1.3. Bahwa menurut Pasal 8 ayat (5) dan Pasal (4) UU-KPKPU prosedur

ne
ng

acara yang diterapkan di Pengadilan Niaga adalah waktu


pemeriksaannya dipercepat dan sistem pembuktiannya sederhana ;

do
1.4. Bahwa dalam perkara ini telah jelas bahwa Akta No.72 dan
gu

Kesepakatan Bersama yang digugat pembatalannya oleh Penggugat


telah ada/lahir lebih dari1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan
In
A

Pailit PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat III) diucapkan, yaitu


Kesepakatan Bersama lahir tanggal 20 September 1999 dan Akta
ah

lik

No.72, lahir tanggal 18 Desember 2003 sementara putusan pernyataan


Pailit PT. Interkon Kebon Jeruk (dimana Termohon Kasasi sebagai
m

Kuratornya) ditetapkan tanggal 8 September 2006 (vide bukti P.2) ;


ub

Dengan demikian jelas bahwa perbuatan hukum yang digugat dalam


ka

perkara a quo tidak termasuk dalam kriteria perbuatan-perbuatan


ep

hukum yang dapat dibatalkan sebagaimana Ketentuan Pasal 42 UU-


KPKPU, yaitu perbuatan- perbuatan hukum yang dilakukan dalam
ah

jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum pernyataan pailit diucapkan, yang


es

nota bene pemeriksaan dan pembuktiannya sederhana dengan


M

ng

mengacu pada ketentuan Pasal 8 ayat (4) dan ayat (5) UU-KPKPU
on
gu

Hal. 74 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena debitur dan pihak dengan siapa perbuatan tersebut dilakukan

si
telah dianggap mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
perbuatan tersebut akan merugikan kreditur ;

ne
ng
1.5. Bahwa oleh karena perbuatan hukum yang digugat pembatalannya
dalam perkara ini tidak termasuk dalam kriteria perbuatan hukum yang

do
gu dimaksud dalam Pasal 42 UU-KPKPU, maka pemeriksaan atas
Pengadilan Niaga yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dan ayat (5)

In
UU-KPKPU yaitu pemeriksaannya dipercepat dan sistem pembuktianya
A
sederhana, melainkan harus dilakukan berdasarkan prosedur acara
perkara perdata biasa sebagaimana yang diterapkan dalam
ah

lik
pemeriksaan perkara perdata biasa di Pengadilan Negeri ;
1.6. Bahwa terlebih lagi, jika dikaitkan dengan fakta dalam perkara a quo
am

ub
adanya 5 (lima)pihak yang didudukan sebagai Tergugat dan 2 (dua)
pihak sebagai Turut Tergugat yang hak dan kepentingannya harus
dipertimbangkan secara seksama dan komprehensif, dan materi
ep
k

perkara a quo berkaitan dengan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang


ah

kompleks yang telah terjadi/ada bertahun-tahun yang lalu (8 tahun yang


R

si
lalu) maka jelas pembuktian dalam perkara a quo sangat rumit, tidak
sederhana, sehingga seharusnya perkara a quo diajukan, diperiksa dan

ne
ng

diputus sebagai perkara perdata biasa di Pengadilan Negeri bukan di


Pengadilan Niaga ;

do
1.7. Bahwa apalagi jika dikaitkan dengan ketentuan Pasal 300 UU-KPKPU
gu

yang menentukan kompetensi absolut Pengadilan Niaga, yang


menyatakan :
In
A

“Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, selain


memeriksa dan memutus permohonan pernyataan pailit dan
ah

lik

penundaan pembayaran utang, berwenang pula memeriksa dan


memutus perkara lain dalam bidang perniagaan yang penetapannya
m

dilakukan dengan Undang-Undang” ;


ub

Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 300 UU-KPKPU tersebut maka


ka

jelas perkara a quo bukan termasuk kompetensi Pengadilan Niaga,


ep

karena :
- Perkara ini bukan permohonan pernyataan pailit dan penundaan
ah

pembayaran utang ;
es

- Perkara ini bukan perkara lain dalam bidang perniagaan yang telah
M

ng

ditetapkan oleh Undang-Undang


on
gu

Hal. 75 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dengan demikian seharusnya menurut hukum Pengadilan Niaga

si
dalam perkara a quo menyatakan tidak berwenang memeriksa dan memutus
perkara ini (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung No.12 PK/N/2000) ;

ne
ng
2. Pengadilan Niaga dalam perkara a quo telah salah atau keliru
menerapkan hukum, yakni tidak atau keliru menerapkan ketentuan

do
gu Pasal 41 ayat (2) UU-KPKPU dalam putusannya khususnya terhadap
Pemohon Kasasi/ Tergugat V ;

In
2.1. Bahwa Pasal 41 ayat (2) UU-KPKPU berbunyi :
A
“Pembatalan sebagaimana dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan
apabila dapat dibuktikan bahwa pada saat perbuatan hukum tersebut
ah

lik
dilakukan, debitur dan pihak dengan siapa perbuatan hukum tersebut
dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan
am

ub
hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur ;
2.2. Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 41 ayat (2) UU-KPKPU tersebut
diatas dalam kaitannya dengan Pemohon Kasasi/ Tergugat V, maka
ep
k

dalam perkara ini yang pertama-tama harus diperiksa dan dibuktikan


ah

adalah persoalan hukum : apakah Pemohon Kasasi/ Tergugat V adalah


R

si
pihak yang dimaksud Pasal 41 ayat (2) tersebut, yaitu debitur dan pihak
dengan siapa perbuatan hukum dilakukan ? ;

ne
ng

Bahwa dalam perkara ini, sudah jelas Pemohon Kasasi/ Tergugat V


bukan debitur dan bukan pula dengan siapa perbuatan hukum

do
dilakukan , karena :
gu

2.2.1. Dalam Kesepakatan Bersama (bukti P-4, T.I &T.IV-2) yang


dimohonkan pembatalannya oleh Penggugat/ Termohon Kasasi,
In
A

jelas-jelas Pemohon Kasasi/ Tergugat V sama sekali bukan


pihak, sehingga jelas Pemohon Kasasi Tergugat V tidak
ah

lik

mempunyai hubungan hukum dengan pihak/ perbuatan yang


dimaksud dalam Kesepakatan Bersama a quo, karena itu
m

menurut hukum Pemohon Kasasi/ Tergugat V tidak dapat


ub

dituntut pertanggung jawaban atas akibat dari adanya perbuatan


ka

hukum dalam Kesepakatan Bersama a quo ;


ep

2.2.2. Dalam Akta No.72 (bukti P-5 = T.V-5) yang berupa Akta
Perjanjian Pokok Jual Beli Tanah, jelas-jelas disebutkan bahwa
ah

pihak penjualannya adalah PT. Interkon Kebon Jeruk (Tergugat


es

III) dan pembelinya adalah PT.Taman Kebon Jeruk Indah


M

ng

(Tergugat II) ;
on
gu

Hal. 76 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Adapun keberadaan Pemohon Kasasi dalam Akta No.72

si
tersebut yaitu ikut menandatangani Akta No.72 sebagai pihak
yang memberikan persetujuan adalah semata-mata untuk

ne
ng
mengakomodir keterwakilan kepentingan Pemohon/ Tergugat V/
PT.Bank Jakarta sebagai pihak pemegang jaminan hak

do
gu tanggungan atas tanah-tanah bersertifikat seluas ± 66.162 M2
yang merupakan bagian tanah-tanah yang menjadi objek

In
perjanjian dalam Akta No.72 (halaman 10 dan halaman 48 Akta
A
No.72/Bukti P-5 = T.V-5 jo Bukti T.V.-4, P.13-b, P.13-d, T.V4.a
sampai dengan T.V-4.g) ;
ah

lik
Dalam hal ini keikutsertaan Pemohon Kasasi/ Tergugat V
memberikan persetujuan dalam Akta No.72 tersebut adalah
am

ub
beralasan hukum ;
2.3. Bahwa dengan demikian Pemohon/ Tergugat V bukanlah pihak yang
dimaksud Pasal 41 ayat (2) UU-KPKPU, yakni bukan pihak debitur
ep
k

ataupun pihak dengan siapa perbuatan hukum tersebut dilakukan,


ah

sehingga menurut Pemohon Kasasi/ Tergugat V tidak dapat dituntut


R

si
atau dikenai akibat atas resiko (akibat hukum) kerugian karena adanya
Kesepakatan Bersama dan Akta No.72 a quo ;

ne
ng

2.4. Bahwa Pengadilan Niaga dalam putusan a quo halaman 142 alinea 2
sesungguhnya telah mempertimbangkan :

do
“Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas
gu

Majelis Hakim berpendapat bahwa persoalan hukum pada poin kedua


tersebut diatas telah terukti bahwa debitur (Tergugat III) dan pihak
In
A

dengan siapa perbuatan hukum tersebut dilakukan (Tergugat II dan


Tergugat IV) mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
ah

lik

perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian harta pailit


dan kreditur ;
m

Dengan pertimbangan tersebut sesungguhnya Pengadilan Niaga telah


ub

menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan “pihak dengan siapa


ka

perbuatan hukum tersebut dilakukan” sebagaimana dimaksud Pasal 41


ep

ayat (2) UU-KPKPU dalam perkara ini adalah Tergugat II dan Tergugat
IV, bukan termasuk Pemohon Kasasi/ Tergugat V, sehingga
ah

seharusnya pihak yang dianggap mengetahui atau sepatutnya


es

mengetahui bukanlah Pemohon Kasasi/ Tergugat V dan karenanya


M

ng

Pemohon Kasasi/ Tergugat V tidak dapat dihukum atas resiko kerugian


on
gu

Hal. 77 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang timbul dari perbuatan hukum yang termaksud dalam Kesepakatan

si
Bersama dan Akta No.72 ;
Akan tetapi ternyata dalam amar putusan Pengadilan Niaga telah

ne
ng
menghukum Tergugat- Tergugat yang berarti termasuk Pemohon
Kasasi/ Tergugat V ;

do
gu 2.5. Bahwa berdasarkan alasan-alasan diatas, maka gugatan yang
ditujukan terhadap Pemohon Kasasi/ Tergugat V dalam perkara ini,

In
dimana Pemohon Kasasi/ Tergugat V dituntut dengan tuntutan yang
A
sama dengan Tergugat- Tergugat lainnya adalah tidak beralasan
hukum dan harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
ah

lik
diterima ;
2.6. Bahwa dengan demikian putusan Pengadilan Niaga dalam perkara a
am

ub
quo yang amarnya antara lain berbunyi :
“Menghukum Tergugat- Tergugat, atau siapapun juga yang menguasai
atau mendapatkan hak dari padanya untuk menyerahkan tanah berikut
ep
k

surat-suratnya kepada Penggugat dst” (amat putusan butir 4) yang


ah

berarti telah mengabulkan gugatan termasuk terhadap Pemohon


R

si
Kasasi/ Tergugat V adalah putusan yang tidak berdasar hukum atau
putusan yang salah/keliru menerapkan hukum dan karenanya harus

ne
ng

dibatalkan ;
3. Pengadilan Niaga dalam memutus perkara a quo telah salah

do
menerapkan hukum atau tidak melaksanakan hukum sebagaimana
gu

mestinya, yakni telah mengabulkan gugatan termasuk terhadap Pemohon


Kasasi/ Tergugat V dengan amar putusan yang menghukum Tergugat-
In
A

Tergugat (berarti Tergugat V) tanpa didasarkan pertimbangan yang


beralasan hukum mengenai hubungan causa antara perbuatan Pemohon
ah

lik

Kasasi/ Tergugat V dengan perbuatan hukum yang merugikan yang


dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) UU-KPKPU ;
m

alasan-alasan selengkapnya adalah sebagai berikut ;


ub

3.1. Bahwa dalam putusan a quo Pengadilan Niaga telah menghukum


ka

Tergugat- Tergugat (berarti termasuk Tergugat V/ Pemohon Kasasi)


ep

untuk menyerahkan tanah-tanah a quo kepada Penggugat dan


membayar biaya perkara (vide amar putusan butir 4 dan 6) ;
ah

3.2. Bahwa akan tetapi dalam pertimbangan hukumnya tidak ada


es

pertimbangan yang menunjukkan/membuktikan adanya perbuatan


M

ng

hukum dari Pemohon Kasasi/ Tergugat V yang salah atau melawan


on
gu

Hal. 78 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum yang menjadi causa dari kerugian yang dimaksud Pasal 41 ayat

si
(1) dan ayat (2) UU-KPKPU sebagai dasar/alasan hukum untuk
menghukum Pemohon Kasasi/ Tergugat V ;

ne
ng
3.3. Bahwa tidak adanya pertimbangan hukum mengenai perbuatan
Pemohon Kasasi/ Tergugat V yang salah/ melawan hukum dalam

do
gu putusan a quo adalah karena pihak debitur ataupun pihak dengan siapa
perbuatan hukum tersebut dilakukan sebagaimana dimaksud dalam

In
Pasal 41 ayat (1) dan ayat (2) UU-KPKPU, sebab Pemohon Kasasi/
A
Tergugat V sama sekali bukan pihak dalam Kesepakatan Bersama dan
Akta No.72 juga bukan pihak yang melakukan pengalihan asset atau
ah

lik
pihak yang menerima pengalihan asset tersebut, melainkan terbatas
sebagai pihak yang memberikan persetujuan atas penjualan asset
am

ub
tersebut berhubung adanya hak Pemohon Kasasi/ Tergugat V sebagai
Pemegang jaminan Hak Tanggungan atas sebagian asset yang
diperjanjikan dalam Akta No.72 tersebut yang berarti keikutsertaan
ep
k

Pemohon Kasasi/Tergugat V dalam Akta No.72 tersebut adalah


ah

beralasan hukum atau bukan suatu perbuatan yang melawan hukum ;


R

si
3.4. Bahwa sesungguhnya dalam posita gugatan Penggugat pun tidak jelas
mengapa dalam Pemohon Kasasi/Tergugat V didudukkan sebagai

ne
ng

pihak Tergugat dan dituntut dengan tuntutan yang sama dengan


Tergugat- Tergugat lainnya, padahal jelas-jelas dalam Kesepakatan

do
Bersama dan Akta No.72 yang dimohonkan pembatalannya Pemohon
gu

Kasasi/Tergugat V bukan pihak yang menyerahkan/mengalihkan


ataupun pihak yang menerima tanah yang termaktub dalam
In
A

Kesepakatan Bersama dan Akta No.72 ;


Bahwa satu-satunya dalil posita gugatan Penggugat/ Termohon Kasasi
ah

lik

yang ditujukan terhadap Tergugat V/ Pemohon Kasasi adalah bahwa


menurut Penggugat/ Termohon Kasasi utang Tergugat III kepada
m

Tergugat V/ Pemohon Kasasi melanggar Anggaran Dasar Tergugat III


ub

karena tidak ada persetujuan dari Komisaris Tergugat III ;


ka

Bahwa dalil Penggugat/ Termohon Kasasi tersebut telah disangkal oleh


ep

Pemohon Kasasi/ Tergugat V dengan bukti authentik berupa Akta


Perjanjian Pengalihan Hutang dan Perubahan Pengakuan Hutang
ah

No.51 tanggal 28 Maret 2001, yang dibuat dihadapan Azhar Alia, SH.,
es

Notaris di Jakarta (vide bukti T.V-3.b) yang didalam minutanya telah


M

ng

dilekatkan Surat Persetujuan Komisaris PT. Interkon Kebon Jeruk /


on
gu

Hal. 79 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat III tanggal 16 Maret 2001 (vide Bukti T.V-3.b) dan Berita

si
Acara Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham PT. Interkon Kebon
Jeruk (d/h PT. Intercon Enterprise) tanggal 15 Maret 2001 (vide Bukti

ne
ng
T,V-3.a) yang pada pokoknya berisi persetujuan atas utang Tergugat
III dan pemberian jaminan berupa tanah-tanah Tergugat III kepada

do
gu Tergugat V/ Pemohon Kasasi, sehingga dalil Penggugat bahwa utang
Tergugat III kepada Tergugat V melanggar Anggaran Dasar Tergugat III

In
karena tidak mendapat persetujuan Komisaris Tergugat III menurut
A
hukum telah terbantahkan dan terbukti tidak benar ;
Dengan demikian jelas bahwa putusan Pengadilan Niaga yang telah
ah

lik
mengabulkan gugatan Penggugat terhadap Tergugat V/ Pemohon
Kasasi dengan amar putusan sebagaimana tersebut diatas adalah tidak
am

ub
beralasan hukum atau tidak didasarkan atas pertimbangan yang
beralasan hukum ;
3.5. Bahwa sebenarnya dalam perkara ini Pengadilan Niaga telah
ep
k

berpendapat bahwa Pemohon Kasasi/ Tergugat V bukan pihak yang


ah

dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) dan ayat (2) UU-KPKPU, hal ini
R

si
terlihat dari pertimbangan hukum dalam putusan halaman 137, 138 dan
142, yang menyatakan :

ne
ng

“Menimbang bahwa apabila dalil gugatan Penggugat tersebut


dihubungkan dengan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun

do
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
gu

Utang, maka yang menjadi persoalan hukum yang harus dibuktikan


adalah :
In
A

1. Apakah pengalihan asset yang didasarkan pada Akta Jual Beli


No.72, tanggal 18 Desember 2003 antara Tergugat III dengan
ah

lik

Tergugat II dan pengalihan asset yang didasarkan atas


Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999 antara Tergugat
m

III dengan Tergugat IV merupakan perbuatan hukum yang semata-


ub

mata didasarkan atas itikad baik, karena faktanya merugikan


ka

kepentingan kreditur lainnya dalam kepailitan Tergugat III (PT.


ep

Interkon Kebon Jeruk) ;


2. Apakah pengalihan asset tersebut yang didasarkan pada Akta Jual
ah

Beli No.72, tanggal 18 Desember 2003 antara Tergugat III dengan


es

Tergugat II maupun pengalihan asset yang didasarkan atas


M

ng

Kesepakatan Bersama tanggal 20 September 1999 antara Tergugat


on
gu

Hal. 80 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
III dengan Tergugat II oleh debitur dan pihak dengan siapa

si
perbuatan hukum tersebut dilakukan mengetahui atau sepatutnya
mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan

ne
ng
kerugian bagi kreditur “ ;
“Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas

do
gu Majelis Hakim berpendapat bahwa persoalan hukum pada poin kedua
tersebut diatas telah terbukti bahwa debitur (Tergugat III) dan pihak

In
dengan siapa perbuatan hukum tersebut dilakukan (Tergugat II dan
A
Tergugat IV) mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur”;
ah

lik
Bahwa dengan pertimbangan tersebut jelas menurut Pengadilan Niaga
bahwa Pemohon Kasasi/ Tergugat V bukan pihak dalam pokok
am

ub
persoalan dalam perkara ini yang berarti terhadap Pemohon Kasasi/
Tergugat V tidak dapat dikenakan pertanggung jawaban atas persoalan
dalam perkara ini ;
ep
k

Bahwa dalam hal ini pendapat Pengadilan Niaga tersebut telah tepat
ah

dan benar, akan tetapi ternyata dalam amar putusan Pengadilan Niaga
R

si
telah menghukum Tergugat- Tergugat yang berarti termasuk pula
Tergugat V/ Pemohon Kasasi. Dalam hal ini terjadi kontradiksi antara

ne
ng

pertimbangan hukum dengan amar putusan Pengadilan Niaga yang


terkait dengan Tergugat V/ Pemohon Kasasi ;

do
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut jelaslah bahwa amar
gu

putusan Pengadilan Niaga yang telah menghukum Tergugat- Tergugat


(berarti termasuk Tergugat V/ Pemohon Kasasi) tidak berdasarkan atas
In
A

pertimbangan hukum yang cukup atau tidak beralasan hukum atau


kontradiktif dengan pertimbangan hukumnya ;
ah

lik

Bahwa dengan demikian, terlepas apakah perbuatan hukum yang


termaksud dalam Kesepakatan Bersama dan Akta No.72 yang
m

dimohonkan pembatalannya beralasan hukum atau tidak untuk


ub

dibatalkan atau dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum, dalam


ka

perkara ini semestinya gugatan yang ditujukan terhadap Tergugat V/


ep

Pemohon Kasasi harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak


dapat diterima ;
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 81 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Pengadilan Niaga dalam memutus perkara a quo telah salah

si
menerapkan hukum atau tidak menerapkan hukum sebagaimana
mestinya, yakni tidak menerapkan ketentuan Pasal 41 ayat (3) UU-

ne
ng
KPKPU yang semestinya diterapkan dalam perkara ini ;
Alasan selengkapnya adalah sebagai berikut :

do
gu 4.1. Bahwa dalam Pasal 41 ayat (3) UU-KPKPU telah ditentukan adanya
pengecualian perbuatan hukum yang dapat dibatalkan berdasarkan

In
Pasal 41 ayat (1) UU-KPKPU, yaitu perbuatan hukum yang wajib
A
dilakukan berdasarkan Undang-Undang atau perjanjian :
“Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ah

lik
adalah perbuatan hukum debitur yang wajib dilakukannya berdasarkan
perjanjian dan/atau karena Undang-Undang ;
am

ub
Mengacu pada ketentuan Pasal 41 ayat (3) UU-KPKPU tersebut,
dikaitkan dengan perbuatan hukum berupa perjanjian pokok jual beli
tanah yang termaksud dalam Akta No.72 yang menjadi objek gugatan
ep
k

Penggugat/ Termohon Kasasi dalam perkara ini, maka persoalan


ah

hukum yang harus dipertimbangkan dalam perkara ini adalah :apakah


R

si
perbuatan hukum yang termaksud dalam Akta No.72 adalah termasuk
dalam pengecualian yang dimaksud Pasal 41 ayat (3) UU-KPKPU atau

ne
ng

tidak ? ;
4.2. Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan dalam persidangan telah

do
terbukti fakta hukum, antara lain :
gu

4.2.1. Bahwa Tergugat III/ PT. Interkon Kebon Jeruk telah dinyatakan
pailit (pailit pertama) berdasarkan putusan MARI No.19
In
A

PK/N/1999 tanggal 18 Oktober 1999 jo No.20 K/N/1999 jo


No.31/PAILIT/1999/PN.NIAGA.JKT.PST. (vide Bukti P-8.a jo P-7
ah

lik

jo P-6) ;
4.2.2. Bahwa dari Tergugat III dalam kepailitan pertama tersebut diatas
m

salah satu krediturnya adalah PT.Bank Jakarta(dalam


ub

pemberesan)/ Tergugat V/ Pemohon Kasasi dengan nilai tagihan


ka

yang telah diverifikasi sebesar Rp.177.654.712.959,53 (seratus


ep

tujuh puluh tujuh milyar enam ratus lima puluh empat juta tujuh
ratus dua belas ribu sembilan ratus lima puluh sembilan rupiah
ah

lima puluh tiga sen) (Vide bukti T.V-2.a dan T.V-2.b) ;


es

4.2.3. Bahwa dalam proses penyelesaian kepailitan tersebut telah


M

ng

dicapai perdamaian (homologasi) antara debitur dengan para


on
gu

Hal. 82 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kreditur sebagaimana ternyata dari putusan No.20 K/N/1999 jo

si
No.19 PK/N/1999 tanggal 17 Oktober 2000 (Vide Bukti T.V-2.a jo
P-8.b) ;

ne
ng
4.2.4. Bahwa berkenaan dengan perdamaian tersebut diatas telah
diadakan perjanjian antara Tergugat III dengan Tergugat V/

do
gu Pemohon Kasasi yang telah mendapat persetujuan dari
Komisaris dan RULBPS Tergugat III yang dituangkan dalam akta

In
Otentik berupa Akta Perjanjian Pengalihan Hutang dan
A
Perubahan Pengakuan Hutang No.51 tanggal 28 Maret 2001,
yang dibuat dihadapan Yaumi Azhar, SH.LLM, Notaris Pengganti
ah

lik
Ashar Alia, SH., Notaris di Jakarta (bukti T.V-3.a, T.V.3.b dan
T.V.-3.c) yang isi perjanjiannya antara lain :
am

ub
- Utang Tergugat III kepada Tergugat V/ Pemohon Kasasi
dikurangi dari sebesar Rp.177.654.712.959,53 yang telah
diverifikasi menjadi Rp.102.000. 000.000,- (seratus dua
ep
k

milyar rupiah) ;
ah

- Utang tersebut harus dilunasi seluruhnya paling lambat 3


R

si
(tiga) tahun terhitung sejak disahkannya (homologasi)
perdamaian, yang berarti jatuh tempo pelunasannya adalah

ne
ng

tanggal 17 Oktober 2003 ;


- Utang tersebut pembayarannya dijamin dengan tanah-tanah

do
milik Tergugat III yang akan dibebani dengan Hak
gu

Tanggungan atas nama pemegang Hak Tergugat V/


Pemohon Kasasi ;
In
A

4.2.5. tanah-tanah yang telah dijaminkan tersebut telah dibebani Hak


Tanggungan atas nama pemegang Hak PT.Bank Jakarta (dalam
ah

lik

pemberesan)/ Tergugat V/ Pemohon Kasasi (Vide Bukti T.V-4,


T,V-4.a, T.V-4.b, T.V-4.c) ;
m

4.2.6. Bahwa secara faktual ternyata sampai dengan jatuh tempo


ub

tanggal 17 Oktober 2003, utang Tergugat III kepada Tergugat V/


ka

Pemohon Kasasi belum dilunasi seluruhnya ;


ep

4.3. Bahwa dari fakta-fakta hukum yang telah terbukti tersebut diatas dapat
ditarik kesimpulan/bukti persangkaan bahwa :
ah

4.3.1. Tergugat III telah tidak mampu melunasi sisa hutangnya yang
es

telah jatuh tempo kepada Tergugat V/ Pemohon Kasasi karena


M

ng

pada saat itu kondisi keuangan Tergugat III tidak mampu ;


on
gu

Hal. 83 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4.3.2. Karena kondisi keuangan Tergugat III pada saat itu tidak mempu

si
melunasi sisa hutangnya kepada Tergugat V/ Pemohon Kasasi
yang telah jatuh tempo, maka kemungkinan resiko/akibat yang

ne
ng
merugikan bagi Tergugat III adalah :
- Perdamaian yang telah dihomologasi sebagaimana tersebut

do
gu diatas dapat dibatalkan dengan akibat antara lain perhitungan
besarnya utang Tergugat III kepada Tergugat V/ Pemohon

In
Kasasi kembali seperti ketika Tergugat III dalam keadaan
A
pailit yang pertama sesuai dengan hasil verifikasi sebesar
Rp.177.654.712.959,53 (seratus tujuh puluh tujuh milyar
ah

lik
enam ratus lima puluh empat juta tujuh ratus dua belas ribu
sembilan ratus lima puluh sembilan rupiah lima puluh tiga
am

ub
sen) ;
- Tanah-tanah milik Tergugat III yang telah dibebani hak
tanggungan sebagaimana tersebut diatas dapat dieksekusi
ep
k

dengan penjualan lelang yang pada umumnya hasil


ah

penjualannya dibawah harga normal/harga pasar ;


R

si
4.3.3. Bahwa oleh karena disatu sisi adanya kewajiban hukum
Tergugat III kepada Tergugat V/ Pemohon Kasasi yaitu melunasi

ne
ng

sisa hutang yang sudah jatuh tempo yang apabila kewajiban


hukum tersebut tidak dilaksanakan dapat menimbulkan kerugian

do
yang lebih besar bagi Tergugat III, dan disisi lain kondisi
gu

keuangan Tergugat III secara faktual tidak mampu melunasi


utang tersebut maka adalah logis dan sesuai dengan nalar sehat
In
A

jika Tergugat III menjual sendiri tanah-tanah yang telah


dijaminkan dan dibebani hak tanggungan tersebut yang hasil
ah

lik

penjualannya dipergunakan untuk melunasi kewajiban


membayar sisa hutang Tergugat III kepada Tergugat V/
m

Pemohon Kasasi, karena menurut nalar yang sehat hal itu lebih
ub

menguntungkan dibandingkan dengan resiko jika Tergugat III


ka

tidak segera memenuhi kewajiban hukumnya kepada Tergugat


ep

V/ Pemohon Kasasi ;
4.4. Bahwa dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan
ah

hukum yang dilakukan oleh Tergugat III yang termaksud dalam Akta
es

No.72 adalah termasuk dalam pengertian perbuatan hukum yang wajib


M

ng

dilakukan berdasarkan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal


on
gu

Hal. 84 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
41 ayat (3) UU-KPKPU, sehingga dengan demikian perbuatan hukum

si
tersebut tidak dapat dibatalkan berdasarkan Pasal 41 ayat (1) UU-
KPKPU ;

ne
ng
Bahwa dengan demikian jelas, putusan Pengadilan Niaga dalam
perkara a quo yang telah mengabulkan gugatan Penggugat dengan

do
gu membatalkan Akta No.72 berdasarkan Pasal 41 ayat (1) UU-KPKPU
adalah putusan yang salah atau keliru karena tidak menerapkan

In
ketentuan Pasal 41 ayat (3) UU-KPKPU sebagaimana mestinya ;
A
5. Pengadilan Niaga dalam perkara a quo tidak menerapkan hukum,
sebagaimana mestinya yakni telah mengabaikan ketentuan Pasal 1454
ah

lik
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) yang semestinya
diterapkan dalam perkara a quo ;
am

ub
Adapun alasannya adalah sebagai berikut :
5.1. Bahwa Pasal 1454 KUHPerdata yang berada dibawah judul Kebatalan
dan Pembatalan Perikatan-Perikatan, menentukan :
ep
k

“Dalam semua hal, dimana suatu tuntutan untuk pernyataan batalnya


ah

suatu perikatan tidak dibatasi dengan suatu ketentuan Undang-Undang


R

si
khusus hingga suatu waktu yang lebih pendek, waktu itu adalah lima
tahun” ;

ne
ng

Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 1454 KUHPerdata tersebut


berarti tenggang waktu untuk mengajukan pembatalan suatu perikatan/

do
perjanjian adalah 5 (lima) tahun ;
gu

5.2. Bahwa dalam perkara ini perbuatan hukum yang digugat


pembatalannya antara lain adalah Kesepakatan Bersama tanggal 20
In
A

September 1999 (Vide Bukti P-5) ;


Bahwa adapun gugatan Penggugat/ Termohon Kasasi dalam perkara
ah

lik

ini diajukan pada tanggal 8 Nopember 2007, yang berarti baru diajukan
± 8 (delapan) tahun setelah lahirnya Kesepakatan Bersama a quo ;
m

5.3. Bahwa dengan demikian jika ketentuan Pasal 1454 KUHPerdata


ub

dihubungkan dengan lahirnya Kesepakatan Bersama dan waktu


ka

diajukan gugatan dalam perkara a quo, kiranya telah jelas bahwa


ep

pengajuan gugatan pembatalan Kesepakatan Bersama tersebut telah


melampaui tenggang waktu lima tahun sebagaimana ditentukan Pasal
ah

1454 KUHPerdata, dan oleh karena itu menurut hukum semestinya


es

gugatan pembatalan atas Kesepakatan Bersama dimaksud harus


M

ng

on
gu

Hal. 85 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima oleh Pengadilan Niaga a

si
quo ;
Bahwa dengan demikian jelas Pengadilan Niaga yang dalam

ne
ng
putusannya telah membatalkan Kesepakatan Bersama (Bukti P-5)
dimaksud dengan mengabaikan ketentuan Pasal 1454 KUHPerdata

do
gu telah tidak melaksanakan hukum sebagaimana mestinya, sehingga
putusannya salah atau keliru dan oleh karena itu putusan a quo

In
beralasan untuk dibatalkan ;
A
6. Pengadilan Niaga dalam perkara a quo telah salah atau keliru dalam
menerapkan hukum pembuktian :
ah

lik
Alasannya adalah sebagai berikut :
6.1. Bahwa Pengadilan Niaga dalam putusan a aquo mempertimbangkan :
am

ub
“Menimbang, bahwa dalam pengalihan asset berupa tanah yang
didasarkan pada adanya jual beli tersebut ternyata harga dari pada
tanah-tanah tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam akta
ep
k

tersebut tidak jelas dikemanakan, karena dalam laporan keuangan


ah

(bukti P-12 dan P-21.A, P-21.B, P-21.C) dan keterangan saksi


R

si
Drs.Yayat Syarif Hidayat sebagai Pejabat yang membuat laporan
keuangan PT. Interkon Kebon Jeruk menyatakan tidak mengetahui

ne
ng

adanya pengalihan asset dengan jual beli atas dasar Akta No.72 sebab
harga asli penjualan tersebut tidak pernah dibukukan maupun

do
dilaporkan, karena faktanya utang kepada Bank Jakarta (Tergugat V)
gu

per 31 Mei 2006 masih tetap ada dalam laporan keuangan, termasuk
utang-utang lainnya, dan dilain pihak Tergugat V tidak pernah
In
A

membuktikan di persidangan berapa jumlah hutang yang pernah


mereka terima pembayarannya, dan adapun bukti-bukti berupa kwitansi
ah

lik

yang diajukan oleh Tergugat II yang diajukan bersama dengan


kesimpulannya yang mendalilkan bahwa kwitansi tersebut adalah bukti
m

pembayaran terhadap tanah yang terdapat dalam Akta No.72, namun


ub

setelah diteliti dan dicermati ternyata bahwa kwitansi- kwitansi tersebut


ka

berupa bilyet giro ternyata tidak divalidasi oleh Bank, termasuk kwitansi
ep

yang ditandatangani sendiri oleh Tergugat I secara pribadi, sehingga


tidak dapat dijadikan sebagai dasar bukti pembayaran, oleh karena itu
ah

terhadap bukti-bukti tersebut haruslah dikesampingkan, hal demikian


es

membuktikan bahwa utang-utang tersebut tidak pernah dilakukan


M

ng

pembayaran, demikian pula halnya dengan pengalihan asset-asset


on
gu

Hal. 86 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanah dan bangunan yang didasarkan atas Kesepakatan Bersama

si
antara Tergugat III dengan Tergugat IV dimana Tergugat I adalah
Direktur Utama Tergugat III dan Tergugat I juga selaku Ketua Yayasan

ne
ng
(Tergugat IV) dibuat dibawah tangan antara mereka sendiri
membuktikan adanya conflict if interest (benturan kepentingan) yang

do
gu berakibat merugikan kepentingan kreditur maupun harta pailit sebab
tidak jelas asal usul pengakuan utang tersebut ;

In
6.2. Bahwa dengan pertimbangan tersebut Pengadilan Niaga telah
A
mengabaikan pengakuan PT.Bank Jakarta (dalam pemberesan)/
Pemohon Kasasi/ Tergugat V yang adalah pihak kreditur/berpiutang/
ah

lik
penerima pembayaran sebagai alat bukti yang menurut hukum
pembuktian mempunyai nilai kekuatan pembuktian sempurna ;
am

ub
Bahwa dalam perkara ini, Pemohon Kasasi/ Tergugat V telah mengakui
bahwa setelah Akta No.72 dilaksanakan Pemohon Kasasi/ Tergugat V
telah menerima pembayaran pelunasan sisa utang Tergugat III kepada
ep
k

Tergugat V sebesar Rp. 58 milyar, sehingga Pemohon Kasasi/


ah

Tergugat V tidak lagi mempunyai tagihan (piutang) terhadap Tergugat


R

si
III (mohon periksa jawaban Tergugat V halaman 16 butir 7.2,
kesimpulan Tergugat V halaman 6 butir 10) ;

ne
ng

Bahwa dengan adanya pengakuan dari Pemohon Kasasi/ Tergugat V


sebagai pihak penerima pembayaran (berpiutang) bahwa Pemohon

do
Kasasi/ Tergugat V telah menerima pembayaran sisa hutang dari
gu

Tergugat III kepada Pemohon Kasasi/ Tergugat V sebesar Rp.58


Milyar, sehingga Tergugat III tidak lagi mempunyai utang kepada
In
A

Tergugat V/ Pemohon Kasasi, maka menurut hukum pembuktian telah


terbukti adanya pembayaran sisa hutang sebesar Rp.58 Milyar dari
ah

lik

Tergugat III kepada Tergugat V/ Pemohon Kasasi ;


Bahwa dengan demikian pertimbangan Pengadilan Niaga yang
m

menyatakan bahwa Tergugat V/ Pemohon Kasasi tidak pernah


ub

membuktikan di persidangan berapa besar jumlah utang yang telah


ka

diterima pembayarannya adalah pertimbangan yang keliru, karena


ep

menurut hukum pembuktian adanya pengakuan dari pihak yang


mempunyai hak menerima pembayaran utang bahwa ia telah menerima
ah

pembayaran tersebut telah terbukti dengan sempurna adanya


es

pembayaran tersebut ;
M

ng

on
gu

Hal. 87 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa terlebih lagi terbuktinya hal tersebut diatas lebih dikuatkan lagi

si
dengan fakta-fakta hukum sebagai berikut :
- Tanah-tanah yang menjadi jaminan pembayaran utang Tergugat III

ne
ng
kepada Tergugat V/ Pemohon Kasasi yang telah dibebani hak
tanggungan atas nama Tergugat V/ Pemohon Kasasi telah di roya

do
gu yang menunjukkan bahwa utang yang dijamin dengan tanah-tanah
tersebut telah dilunasi (vide bukti T.V-4.C) ;

In
- Pemohon Kasasi/ Tergugat V tidak mendaftarkan sebagai kreditur
A
dalam kepailitan Tergugat III yang kedua yang kuratornya adalah
Penggugat/ Termohon Kasasi (Vide bukti P-20.a s/d P-20.e), hal ini
ah

lik
menunjukkan bahwa Pemohon Kasasi/ Tergugat V tidak mempunyai
tagihan (piutang) terhadap Tergugat III ;
am

ub
6.3. Bahwa dilain pihak Pengadilan Niaga telah mendasarkan pertimbangan
hukumnya pada P-21.a s/d P-21.e keterangan seorang saksi (syarif
Hidayat) untuk menyimpulkan masih adanya utang Tergugat III kepada
ep
k

Pemohon Kasasi/ Tergugat V, padahal surat-surat bukti tersebut hanya


ah

berupa fotocopy yang aslinya tidak pernah diperlihatkan dalam


R

si
persidangan dan bukti-bukti yang berupa laporan keuangan Tergugat II
tersebut belum diaudit oleh akuntan publik, sehingga tidak dapat

ne
ng

dijadikan dasar untuk menentukan masih ada atau tidaknya utang


dimaksud ;

do
Demikian pula keterangan saksi Syarif Hidayat yang telah ditolak oleh
gu

para Tergugat dalam persidangan, harus dikesampingkan karena saksi


tersebut patut diragukan objektifitasnya sebab saksi tersebut adalah
In
A

orang yang bekerja (menerima upah) pada Penggugat/ Termohon


Kasasi ;
ah

lik

6.4. Bahwa adalah tidak rational dan bertentangan dengan nalar yang sehat
jika Pemohon Kasasi/Tergugat V mengaku telah menerima
m

pembayaran sisa hutang dari Tergugat III padahal sebenarnya tidak


ub

menerima, karena hal itu akan sangat merugikan bagi Pemohon


ka

Kasasi/Tergugat V sebab dengan adanya pengakuan tersebut


ep

Pemohon Kasasi/Tergugat V kehilangan hak untuk menagih


pembayaran utang tersebut ;
ah

Bahwa dengan alasan-alasan tersebut diatas jelas bahwa Pengadilan Niaga


es

telah salah atau keliru menerapkan hukum pembuktian sehingga salah atau
M

ng

on
gu

Hal. 88 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keliru pula dalam memberikan pertimbangan hukum, dan karena itupun

si
Pengadilan Niaga dalam perkara a quo beralasan untuk dibatalkan ;
7. Bahwa putusan Pengadilan Niaga dalam perkara a quo telah

ne
ng
mengabaikan keadilan terutama yang terkait dengan Pemohon
Kasasi/Tergugat V, dengan alasan-alasan sebagai berikut :

do
gu 7.1. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terbukti dalam persidangan
Pemohon Kasasi/Tergugat V adalah pihak yang beritikad baik yang

In
menurut hukum harus dilindungi kepentingannya, hal mana terbukti
A
dari :
7.1.1. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat V telah memberikan
ah

lik
pengurangan utang kepada Tergugat III dari
Rp.177.654.712.959,53 menjadi hanya Rp.102.000. 000.000,-
am

ub
(vide bukti T.V-3b & T.V-3.c) ;
7.1.2. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat V adalah pemegang hak
jaminan hak tanggungan atas tanah-tanah bersertifikat yang
ep
k

ditransaksikan oleh Tergugat III(penjual) dan Tergugat II


ah

(pembeli) dalam Akta No.72 ;


R

si
7.1.3. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat V tidak mengeksekusi hak
tanggungan tersebut ketika pelunasan utang Tergugat III kepada

ne
ng

Pemohon Kasasi/Tergugat V telah jatuh tempo, melainkan


memberi kesempatan kepada Tergugat III untuk menjual sendiri

do
tanah-tanah tersebut ;
gu

7.1.4. Bahwa seluruh pembayaran piutang yang telah diterima oleh


Pemohon Kasasi/Tergugat V, termasuk dari Tergugat III, adalah
In
A

untuk memenuhi kewajiban (pengembalian dana talangan/BLBI)


kepada Pemerintah RI cq. Departemen Keuangan RI (Vide Bukti
ah

lik

T.V-1.a, T.V-1.b, T.v-1.c) ;


Bahwa dengan demikian tidak seharusnya jika Pengadilan Niaga
m

dalam perkara a quo menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat V,


ub

karena selain tidak beralasan hukum juga telah mengabaikan


ka

fakta bahwa Pemohon Kasasi adalah pihak yang beritikad baik


ep

yang sewajarnya mendapat perlindungan hukum ;


7.2. Bahwa sebaliknya, dalam perkara a quo Pengadilan Niaga tanpa
ah

alasan hukum yang cukup telah menguntungkan Penggugat/ Termohon


es

Kasasi dengan amar yang menghukum Tergugat- Tergugat untuk


M

ng

menyerahkan tanah-tanah a quo kepada Penggugat/ Termohon


on
gu

Hal. 89 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi, tanpa mempertimbangkan fakta-fakta hukum adanya utang

si
Tergugat III kepada Pemohon Kasasi/Tergugat V dengan jaminan
tanah-tanah a quo yang telah dibebani hak tanggungan yang kemudian

ne
ng
telah diroya ;
Bahwa dengan demikian putusan Pengadilan Niaga dalam perkara a

do
gu quo jelas telah bertentangan/mengabaikan keadilan yang menurut
hukum seharusnya ada dalam setiap putusan pengadilan, dan oleh

In
karena itu putusan a quo beralasan hukum untuk dibatalkan ;
A
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan dari para Pemohon Kasasi
ah

lik
tersebut Mahkamah Agung berpendapat :
Bahwa keberatan-keberatan para Pemohon Kasasi tersebut diatas dapat
am

ub
dibenarkan oleh karena Judex facti (Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat) telah salah dalam menerapkan hukum dengan pertimbangan
sebagai berikut :
ep
k

I. Bahwa kewenangan Pengadilan Niaga ditentukan dua alasan yaitu :


ah

a. Alasan obyektif yaitu kewenangan itu ditentukan oleh ketentuan Undang-


R

si
Undang tentang perkara yang dapat diajukan ke Pengadilan Niaga.
Ketentuan Undang-Undang yang ada saat ini, maka jenis perkara yang

ne
ng

dapat diajukan ke Pengadilan Niaga adalah :


1. Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

do
(Undang-Undang No.37 Tahun 2004) ;
gu

2. Perkara Hak Kekayaan Intelektual, yaitu :


- Sengketa Merek (Undang-Undang No.15 Tahun 2001) ;
In
A

- Sengketa Desain Industri (Undang-Undang No.31 Tahun 2001) ;


- Sengketa Paten (Undang-Undang No.14 Tahun 2001) ;
ah

lik

- Sengketa Hak Cipta (Undang-Undang No.19 Tahun 2001) ;


b. Alasan Subyektif yaitu kewenangan yang ditentukan oleh Hakim karena
m

perkara tersebut tidak bersifat sederhana, hal ini didasari pada


ub

pertimbangan bahwa perkara niaga dibatasi jangka waktu


ka

penyelesaiannya, dan perkara yang subyeknya banyak, pembuktiannya


ep

tidak sederhana, permasalahan hukumnya komplek, dan lain-lain yang


akan mengakibatkan jangka waktu penyelesaian perkara sebagaimana
ah

yang ditetapkan oleh Undang-Undang tidak dapat terlaksana ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 90 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
II. Bahwa kedua alasan tersebut diatas dipenuhi dalam perkara a quo karena :

si
a. Pasal 300 ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 menentukan
bahwa kompetensi dari Pengadilan Niaga adalah meliputi permohonan

ne
ng
Pernyataan Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dan
perkara lain dibidang perniagaan yang ditetapkan dengan Undang-

do
gu Undang ;
- Bahwa perkara a quo diajukan Penggugat dalam bentuk gugatan

In
Actio Pauliana ;
A
- Bahwa Pasal 41 Undang-Undang No.37 Tahun 2004, menyatakan
bahwa untuk kepentingan harta pailit kepada Pengadilan dapat
ah

lik
dimintakan pembatalan segala perbuatan hukum debitur yang telah
dinyatakan merugikan kepentingan kreditur yang dilakukan sebelum
am

ub
putusan pailit diucapkan ;
- Bahwa dalam kasus ini penjualan barang-barang yang dilakukan oleh
Tergugat setelah adanya putusan pailit yang dijatuhkan oleh
ep
k

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


ah

No.31/Pailit/1999/PN.Niaga, Jo No.20/K/N/1999 jo No.019 PK/N/1999,


R

si
yang dalam Rapat Verifikasi diakui piutang Pemohon Kasasi sesuai
putusan kasasi dalam perkara a quo yaitu sebesar

ne
ng

Rp.177.654.712.959,53 (seratus tujuh puluh tujuh milyar enam ratus


lima puluh empat juta tujuh ratus dua belas ribu sembilan ratus lima

do
puluh sembilan rupiah lima puluh tiga sen) kemudian dalam proses
gu

pailit tersebut telah dicapai Kesepakatan Perdamaian antara


Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat III) sesuai putusan No.19 PK/N/
In
A

2006 dengan PT. Interkon Kebon Jeruk (dalam pailit) yaitu disepakati
piutang Pemohon Kasasi sebesar Rp.102.000. 000.000,- (seratus dua
ah

lik

milyar rupiah) dengan jaminan tanah HGB No.33, HGB No.424, HGB
No.1471 dan HGB No.150 ;
m

- Bahwa kewajiban yang harus dilakukan oleh PT. Interkon Kebon


ub

Jeruk (Tergugat III) wajib diselesaikan dalam waktu 3 tahun dengan


ka

konsekwensi apabila tidak dilakukan maka utang PT. Interkon Kebon


ep

Jeruk (PT.IKJ) akan kembali kepada hasil verifikasi dalam proses


pailit (putusan No.31 K/Pailit/1999/PN.Niaga.Jkt.Pst, yaitu sebesar
ah

Rp.177.654.712.959,53 (seratus tujuh puluh tujuh milyar enam ratus


es

lima puluh empat juta tujuh ratus dua belas ribu sembilan ratus lima
M

ng

puluh sembilan rupiah lima puluh tiga sen) ;


on
gu

Hal. 91 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa dengan demikian apabila Komisaris Tergugat I sebagai

si
Direktur Utama PT.IKJ (Tergugat III) menjual barang-barang jaminan
tersebut, maka menurut hemat Majelis adalah masih dalam rangka

ne
ng
melaksanakan proses perdamaian atas putusan No.31
K/Pailit/1999/PN.Niaga.Jkt.Pst ;

do
gu - Bahwa dengan demikian pelaksanaan perdamaian sebagaimana
terurai diatas tidak termasuk dalam kompetensi Pengadilan Niaga

In
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (3) Undang-Undang
A
No.37 Tahun 2004 ;
- Bahwa selain dari itu menurut putusan Mahkamah Agung No.012
ah

lik
PK/N/2000, dinyatakan bahwa pembatalan perbuatan hukum debitur
yang telah dinyatakan pailit dengan pihak ketiga (Actio Pauliana)
am

ub
seperti halnya dengan pembatalan perbuatan hukum lainnya,
merupakan suatu sengketa dan harus diselesaikan melalui suatu
gugatan perdata di Pengadilan Negeri ;
ep
k

b. Bahwa melihat kompleknya permasalahan dalam perkara ini maka


ah

menurut hemat Majelis perkara ini tidaklah sederhana yang memerlukan


R

si
pendalaman yang komprehensif, baik dari segi pembuktian dengan
dasar sebagai berikut :

ne
ng

1. Bahwa pihak dalam perkara ini ada 7 (tujuh) pihak yang mempunyai
kepentingan yang berbeda ;

do
2. Bahwa Penggugat mendalilkan Tergugat I telah bertindak tanpa izin
gu

dari Komisaris sehingga menjadi persoalan apakah setiap tindakan


Direktur Utama wajib mendapat izin dari Komisaris. Persoalan
In
A

pembuktian disini adalah apakah transaksi jual beli obyek sengketa


termasuk obyek yang harus mendapat izin dari Komisaris atau tidak ;
ah

lik

3. Bahwa pembuktian tentang apakah debitur dan pihak dengan siapa


perbuatan hukum tersebut dilakukan, mengetahui atau sepatutnya
m

mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan


ub

kerugian bagi debitur sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 41


ka

ayat (2) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 bukanlah pembuktian


ep

yang sederhana ;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas terdapat


es

cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon


M

ng

Kasasi : 1. Dr.(HC) H. Mashud Wisnusaputra, 2. Yayasan Sapta Kriya Utama


on
gu

Hal. 92 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d/h Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial, 3.PT.Taman Kebon Jeruk

si
Indah, 4. PT.Bank Jakarta tersebut, selanjutnya Mahkamah Agung
membatalkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

ne
ng
Pusat No. 01/Actio Pauliana/2007/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 01 April 2008
serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan

do
gu sebagaimana yang akan disebutkan dibawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena Termohon Kasasi/ Penggugat berada

In
di pihak yang kalah, maka ia harus dihukum untuk membayar biaya perkara
A
dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini besarnya
sebagaimana yang disebutkan dalam amar di bawah ini ;
ah

lik
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004,
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan
am

ub
Undang-Undang No 5 Tahun 2004, dan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
MENGADILI :
ep
k

Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi : 1.


ah

DR.(HC) H. MASHUD WISNUSAPUTRA, 2. YAYASAN SAPTA KRIYA


R

si
UTAMA d/h YAYASAN DANA BHAKTI KESEJAHTERAAN SOSIAL,
3.PT.TAMAN KEBON JERUK INDAH, 4. PT.BANK JAKARTA, tersebut

ne
ng

Membatalkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat No. 01/Actio Pauliana/2007/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 01 April

do
2008 tersebut ;
gu

MENGADILI SENDIRI :
Menyatakan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
In
A

tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo ;


Menghukum Termohon Kasasi dahulu Penggugat untuk membayar
ah

lik

semua biaya perkara yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar
Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah );
m

ub

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah


ka

Agung pada hari Senin tanggal 11 Agustus 2008, oleh DR.Harifin A.Tumpa,
ep

SH.MH., Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I yang ditetapkan oleh Ketua
Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof.Rehngena Purba, SH.MS., dan
ah

Soedarno, SH.MH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana


es

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
M

ng

Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh
on
gu

Hal. 93 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Agus Suwargi, S.H, Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah

si
pihak;

ne
ng
Hakim-Hakim Anggota ; Ketua ;

do
gu ttd./ Prof.Rehngena Purba, SH.MS. ttd./
DR.Harifin A.Tumpa, SH.MH.
ttd./ Soedarno, SH.MH.

In
A
Biaya kasasi : Panitera Pengganti ;
ah

lik
1. M e t e r a i.................Rp. 6.000,- ttd./
2. R e d a k s i................Rp. 1.000,- Agus Suwargi, SH.
3. Administrasi kasasi....Rp. 4.993.000,-
am

Jumlah........................Rp. 5.000.000,-

ub
=============

Untuk salinan
ep
k

MAHKAMAH AGUNG R.I


ah

a.n. Panitera
R

si
Panitera Muda Perdata khusus

ne
ng

do
RAHMI MULYATI, SH.MH.
gu

NIP. : 040049629
In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 94 dari 94 hal. Put. No. 305 K/Pdt.Sus/2008


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94

Anda mungkin juga menyukai