Anda di halaman 1dari 59

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
Nomor : 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

si
"DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang memeriksa dan
mengadili perkara-perkara Perdata dalam peradilan tingkat pertama telah

do
gu
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perakara antara :

- PT. MANUNGGAL ENGINEERING, berkedudukan di Wisma BRI II, Lantai

In
A
30-31, Jalan Jend. Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210, selanjutnya
disebut sebagai PEMOHON;
ah

lik
MELAWAN:
am

ub
1. BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA (BANI), berkedudukan di
Wahana Graha Lantai 2, Jalan Mampang Prapatan No.2, Jakarta 12760,
selanjutnya disebut sebagai TERMOHON I;
ep
k
ah

2. PT. TERAPAN NILAI OSILASI INDONESIA, berkedudukan di Jalan


R

si
Dharmahusada, Indah Barat AB.309, Surabaya 60285, selanjutnya disebut
sebagai TERMOHON II ;

ne
ng

Pengadilan Negeri tersebut;


Telah mempelajari surat surat dalam perkara ini;

do
gu

Telah mendengar kedua belah pihak dan para saksi didalam


persidangan ;
Telah memperhatikan kejadian-kejadian di persidangan ;
In
A

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang Bahwa Pemohon dengan permohonannya tertanggal 30


ah

lik

Maret 2011 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat dengan Nompr Register No: 135/PDT.G/2011/PN JKT PST tanggal 30
m

ub

Maret 2011 bermaksud mengajukan Permohonan sebagai berikut ;


1. Bahwa TERMOHON II (d/h. Pemohon Arbitrase) telah mengajukan
ka

Permohonan Arbitrase sebagaimana surat permohonan tertanggal 20 Juni


ep

2010 terhadap PEMOHON (d/h. Termohon Arbitrase) melalui Badan


ah

Arbitrase Nasional Indonesia (TERMOHON I), sebagaimana terdaftar di


R

Sekretariat BANI dalam Perkara Arbitrase No. 356A/I/ARB-BAN1/2010


es

tanggal 30 Juni 2010;


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Hal 1 dari 57 hal. Pts No.

a
135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

si
2. Bahwa TERMOHON I dalam Perkara Arbitrase No. 356/VI/ARB-BANI/2010
tersebut telah memberikan Putusan pada tanggal 18 Februari 2011, dengan

ne
ng
ammar putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;

do
gu
2. Menghukum Termohon untuk melakukan pembayaran kepada Pemohon
sebesar Rp. 8.783.246.018,00 (delapan milyar tujuh ratus delapan puluh tiga
juta dua ratus empat puluh enam ribu delapan belas rupiah);

In
A
3. Menghukum Termohon untuk membayar denda sebesar 6% (enam persen)
pertahun terhitung sejak didaftarkannya putusan a quo di Pengadilan Negeri
ah

lik
Jakarta Pusat sampai pembayaran lunas;
4. Menolak Permohonan Pemohon untuk selebihnya;
am

ub
5. Menyatakan Putusan ini adalah putusan dalam tingkat pertama dan terakhir
serta mengikat para pihak;
6. Menghukum Pemohon dan Termohon untuk membayar biaya administrasi,
ep
k

biaya pemeriksaan dan biaya arbiter masing-masing V* bagian;


ah

7. Memerintahkan Termohon untuk mengembalikan !4 biaya administrasi, biaya


R

si
pemeriksaan dan biaya arbiter kepada Pemohon sebesar Rp. 296.831.000,00
(dua ratus sembilan puluh enam juta delapan ratus tiga puluh satu ribu

ne
ng

rupiah);
8. Memerintahkan Sekretafis Arbiter untuk mendaftarkan salinan/turunan resmi
Putusan Arbitrase ini di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas

do
gu

biaya Pemohon dan Termohon dalam tenggang waktu sebagaimana


ditetapkan dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
In
A

Alternatif Penyelesaian Sengketa. (vide.Bukti


P-1);
ah

lik

3. Bahwa Putusan Arbitrase No. 356A/I/ARB-BANI/2010 yang diputuskan pada


tanggal 18 Februari 2011 telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 18 Maret 2011. Karenanya telah sesuai dengan
m

ub

Pasal 59 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
ka

Alternatif Penyelesaian Sengketa; (vide. Bukti P-2)


ep

4. Bahwa berdasarkan Pasal 71 UU No. 30 Tahun 1999, permohonan


pembatalan putusan arbitrase harus diajukan secara tertulis dalam waktu
ah

paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penyerahan dan pendaftaran
R

es

putusan arbitrase kepada panitera Pengadilan Negeri. Karenanya,


M

Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase yang diajukan PEMOHON


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 2 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
telah sesuai dengan ketentuan dan tenggang waktu yang diperkenankan oleh
undang-undang;

do
5. gu
Bahwa dasar hukum diajukannya Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase
A-quo adalah sebagai berikut:
a. Pasal 70 UU No. 30 Tahun 1999 yang menyatakan:

In
A
Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan
pembatalan apabila putusan tersebut diduga mengandung unsur-unsur sebagai
ah

lik
berikut:
a. surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan
am

ub
dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
b. setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan, yang
disembunyikan oleh pihak lawan; dan
ep
k

c. putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak
ah

dalam pemeriksaan sengketa.


R

si
b. Bahwa pada dasarnya dimungkinkan untuk mengajukan permohonan
pembatalan terhadap putusan arbitrase di luar alasan-alasan pembatalan

ne
ng

putusan arbitrase yang diatur Pasal 70 UU No. 30 Tahun 1999, sebagaimana


diuraikan dalam Penjelasan Umum UU No. 30 Tahun 1999 yang menyatakan:
"Bab VII mengatur tentang pembatalan putusan arbitrase. Hal ini dimungkinkan

do
gu

karena beberapa hal, antara lain:


a. surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan
In
A

dijatuhkan diakui palsu atau dinyatakan palsu;


b. setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yang
ah

lik

sengaja disembunyikan pihak lawan; atau


c. putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak
dalam pemeriksaan sengketa."
m

ub

Bahwa berkaitan dengan hal tersebut, Putusan Mahkamah Agung Rl No.


ka

03/Arb.Btl/2005 tanggal 17 Mei 2006 menyatakan "Bahwa kata "antara lain"


ep

tersebut memungkinkan Pemohon untuk mengajukan permohonan


pembatalan putusan arbitrase atas alasan diluar yang tertera dalam Pasal
ah

70 Undano-Undang Nomor 30 Tahun 1999. seperti halnya dengan alasan


R

es

kompetensi absolut yang dikemukakan oleh Pemohon."


M

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka alasan-alasan pembatalan putusan arbitrase


ng

tidaklah bersifat limitatif sebagaimana diatur dalam Pasal 70 UU No. 30 Tahun


on

1999, namun Penjelasan Umum dari UU No. 30 Tahun 1999 dan Yurisprudensi
gu

dari Mahkamah Agung Rl juga membuka


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 3 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
kemungkinan untuk mengajukan alasan-alasan lain di luar Pasal 70 UU No.
30 Tahun 1999;

do
gu
6. Bahwa PEMOHON sangat keberatan terhadap Putusan Arbitrase A-quo karena
senyata-nyata telah diputuskan berdasarkan pada tipu muslihat yang dilakukan
oleh TERMOHON II serta senyata-nyata tidak berdasarkan hukum, sehingga

In
A
Putusan Arbitrase A-quo mengandung cacat hukum dan harus dibatalkan;
II. ALASAN - ALASAN PERMOHONAN PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE.
ah

lik
4B
Adapun alasan-alasan diajukannya Permohonan Pembatalan terhadap Putusan
Arbitrase A-quo oleh PEMOHON, selengkapnya adalah sebagai berikut:
am

ub
A. PUTUSAN ARBITRASE MENGANDUNG UNSUR TIPU MUSLIHAT
ep
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 70 HURUF C UU NO. 30 TAHUN 1999;
k

1. Bahwa pertimbangan hukum TERMOHON I pada halaman 30 Putusan


ah

Arbitrase pada intinya menyatakan:


R

si
"Menimbang bahwa mengenai koreksi yang dikemukakan oleh Termohon
tersebut tidak disertai bukti tentang kesepakatan mengenai hal tersebut

ne
ng

dengan Penlohon, maka Arbiter tetap berpegang kepada angka sesuai


kontrak, yaitu Rp. 2.547.980.453,00 (dua milyar lima ratus empat puluh

do
gu

tujuh juta sembilan ratus delapan puluh ribu empat ratus lima puluh tiga
rupiah);"
2. Bahwa secara yuridis, hubungan hukum antara PEMOHON dan TERMOHON
In
A

II terjadi berdasarkan:
- Kontrak Pekerjaan Pemancangan (Pilling Works) No.
ah

lik

046/Lampungext/Pilling Works/CLD/07-08-YY tertanggal 17 Juli 2008;


- Kontrak Pengadaan Tiang Pancang (Pilling Material Supply) For Unit 3 & 4
m

ub

CP Bahari-Lampung No. 047/Lampungext/Pilling material


supply/CLD/07/08-yy tertanggal 17 Juli 2008, sebagaimana telah diubah
ka

melalui Supplemental Agreement No.168/Lampung/Pilling


ep

Material/CLD/05-09/YY tertanggal 7 Mei 2009.


ah

3. Bahwa terbukti tidak pernah ada kontrak antara PEMOHON dan TERMOHON
R

II yang menyepakati harga atas Pekerjaan Pemancangan (Pililing Work)


es

sebesar Rp. 2.547.980.453,- (dua milyar lima ratus empat


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 4 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
puluh tujuh juta sembilan ratus delapan puluh ribu empat ratus lima puluh tiga

do
gu
rupiah) tersebut;
4. Bahwa harga atas Pekerjaan Pemancangan (Pililing Work) sebesar Rp.
2.547.980.453,- (dua milyar lima ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus

In
A
delapan puluh ribu empat ratus lima puluh tiga rupiah) tersebut adalah hanya
merupakan perhitungan sepihak dari TERMOHON II, dan PEMOHON belum
ah

lik
memberikan persetujuannya atas perhitungan tersebut. Karenanya, tidak pernah
ada kesepakatan antara PEMOHON dan TERMOHON II tentang harga
am

ub
Pekerjaan Piling Work sebesar Rp. 2.547.980.453,- (dua milyar lima ratus empat
puluh tujuh juta sembilan ratus delapan puluh ribu empat ratus lima puluh tiga
rupiah)
ep
k

5. Bahwa dalam Permohonan Arbitrase, TERMOHON II telah mendalilkan bahwa


ah

telah terjadi perubahan nilai kontrak sebagaimana Supplemental Agreement No.


R

si
168/Lampung/Pilling Material/CLD/05- 09/YY tanggal 7 Mei 2009, sehingga
kewajiban PEMOHON yang bersumber dari Kontrak Pilling Works adalah

ne
ng

sebesar Rp. 2.547.980.453,- dan Kontrak Pilling Material Supply Rp.


7.642.587.645;
6. Namun faktanya, Supplemental Agreement No. 168/Lampung/Pilling

do
gu

Material/CLD/05-09/YY tanggal 7 Mei 2009 hanya menentukan harga untuk


Pekerjaan Pilling Material sebesar Rp. 7.642.587.645 dan sama sekali tidak
In
A

menentukan harga untuk Kontrak Pilling Work sebesar Rp. 2.547.980.453,-;


7. Bahwa terbukti, TERMOHON II telah mengajukan bukti-bukti yang memuat
ah

lik

informasi tidak benar dalam Permohonan Arbitrase, dan bukti- bukti tersebut
telah dengan sedemikian rupa dipergunakan TERMOHON I sebagai bahan
pertimbangan hukum dalam Putusan Arbitrase untuk menguntungkan
m

ub

TERMOHON II;
ka

8. Bahwa karenanya, terbukti adanya unsur tipu muslihat yang dilakukan oleh
ep

TERMOHON II dalam proses pemeriksaan sengketa, sebagaimana Pasal 70


huruf c UU No. 30 Tahun 1999, sehingga menghasilkan pertimbangan- hukum
ah

yang keliru dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi sebenarnya;
R

es

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas. terbukti Putusan Arbitrase A-quo


M

telah diputuskan berdasarkan hasil tipu muslihat dalam proses pemeriksaan


ng

sengketa yang dilakukan oleh TERMOHON II. sehingga haruslah dibatalkan.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Hal 5 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

do
B.
gu
KESALAHAN DAN/ATAU KELALAIAN
PROSEDUR BERACARA ARBITRASE
TERMOHON I DALAM

In
A
B.1. Kelalaian TERMOHON I dalam Memberikan Pertimbangan Hukum
Mengenai Prosedur Penyelesaian Sengketa Sebelum Arbitrase ;
ah

lik
1. Bahwa penyelesaian perkara antara PEMOHON dan TERMOHON II
berdasarkan pada Pasal 11.3 Kontrak Pekerjaan Pemancangan (Pilling Works)
No. 046/Lampungext/Pilling Works/CLD/07-08-YY tertanggal 17 Juli 2008 dan
am

ub
Kontrak Pengadaan Tiang Pancang (Pilling Material Supply) For Unit 3 & 4 CP
Bahari-Lampung No. 047/Lampungext/Pilling material supply/CLD/07/08-yy
ep
tertanggal 17 Juli 2008, yang menyatakan sebagai berikut:
k

Pasal 11.3
ah

Jika para pihak tidak dapat menyelesaikan persengketaan atau perselisihan


R

si
tersebut melalui musyawarah, maka salah satu pihak dapat memberikan
pemberitahuan kepada pihak lainnya bahwa terjadi persengketaan atau

ne
ng

perselisihan, dengan menyebutkan sifat persengketaan atau perselisihan


tersebut, hal-hal yang dipersengketakan dan maksudnya untuk menyerahkan

do
gu

persengketaan tersebut kepada arbitrasi. Jika para pihak tidak dapat


menyelesaikan persengketaan atau perselisihan tersebut melalui
musyawarah lanjutan dalam waktu tiga puluh (30) hari dari tanggal
In
A

pemberitahuan sengketa tersebut diberikan, sengketa atau perselisihan


tersebut akan diserahkan kepada dan diselesaikan secara mutlak melalui
ah

lik

arbitrasi pada Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) atau peraturan


lainnya apapun yang disepakati diantara para pihak, oleh seorang arbiter yang
m

ub

ditunjuk berdasarkan peraturan tersebut. Keputusan arbiter tersebut merupakan


keputusan akhir dan mengikat terhadap para pihak.
ka

2. Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11.3, dalam hal terjadi sengketa
ep

atau perselisihan maka PEMOHON dan TERMOHON II harus melalui proses


ah

berikut:
R

a. Salah satu pihak memberikan pemberitahuan kepada pihak lainnya bahwa


es

terjadi persengketaan atau perselisihan dengan menyebutkan sifat


M

ng

persengketaan atau perselisihan tersebut, hal-hal yang dipersengketakan dan


on

maksudnya untuk menyerahkan persengketaan tersebut kepada


arbitrase:
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Hal 6 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

do
gu
b. Para Pihak melakukan musyawarah laniutan dalam ianqka waktu 30 (tiga
puluh) hari seiak pemberitahuan sengketa diberikan;

In
A
c. Apabila Para Pihak tidak dapat menvelesaikan sengketa melalui
musyawarah laniutan, maka sengketa tersebut akan diserahkan kepada dan
ah

lik
diselesaikan secara mutlak melalui arbitrase pada Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI).
am

ub
3. Bahwa dalam pertimbangan hukum TERMOHON I halaman 26, menyatakan:
"Menimbang bahwa sebelum Permohonan Arbitrase a quo diajukan, ada upaya
dari Para Pihak untuk menyelesaikan secara musyawarah yang dapat dilihat
ep
k

dalam surat Termohon No. 046/ME/CLD/l 1/2010-A01 tanggal 16 Februari 2010,


ah

dimana Termohon mengajukan usulan penyelesaian permasalahan antara


R

si
Pemohon dan Termohon, dengan demikian terbukti bahwa antara Pemohon dan
Termohon telah ada upaya untuk mengadakan perundingan termasuk atas

ne
ng

usulan melalui korespondensi, dengan demikian Permohonan Eksepsi mengenai


Permohonan Arbitrase Prematur haruslah ditolak;"

do
4. Bahwa tidak benar pertimbangan hukum TERMOHON I tersebut di atas,
gu

dikarenakan:
In
A

- Tidak pernah terjadi musyawarah atau perundingan antara PEMOHON


dengan TERMOHON II sebagaimana prosedur yang ditentukan Pasal 11.3
ah

lik

Kontrak.

- Seharusnya TERMOHON I dalam pertimbangan hukum berkaitan dengan


m

ub

ketentuan dalam Pasal 11.3, menjelaskan apakah TERMOHON II selaku


Pemohon Arbitrase telah memberikan pemberitahuan kepada PEMOHON
ka

ep

bahwa terjadi persengketaan atau perselisihan dengan menyebutkan sifat


persengketaan atau perselisihan tersebut, hal-hal yang dipersengketakan dan
ah

maksudnya untuk menyerahkan persengketaan tersebut kepada arbitrase;


R

es
M

- Seharusnya TERMOHON I dalam pertimbangan hukum berkaitan dengan


ng

ketentuan dalam Pasal 11.3, juga menjelaskan apakah Para Pihak telah
on

melaksanakan proses musyawarah lanjutan dalam jangka waktu 30 (tiga


puluh) hari sejak pemberitahuan sengketa diberikan;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Hal 7 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

do
gu
Berdasarkan hal-hal tersebut, terbukti antara PEMOHON dan TERMOHON II

In
A
tidak pernah menempuh prosedur penyelesaian sengketa sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 11.3 Kontrak No. 046/Lampungext/Pilling Works/CLD/07-
ah

lik
08-YY dan Kontrak No. 047/Lampungext/Pilling material supply/CLD/07/08-yy,
sebelum proses penyelesaian sengketa melalui arbitrase. Dan karenanya,
terbukti TERMOHON I telah lalai dalam menerapkan prosedur penyelesaian
am

ub
sengketa sebagaimana Pasal 11.3 Kontrak serta TERMOHON I telah melakukan
kesalahan dalam membuat pertimbangan hukum, yang menjadikan Putusan
ep
Arbitrase A-quo cacat hukum dan harus dibatalkan.
k
ah

B.2. Alat Bukti Keterangan Saksi yang Tidak Sah.


R

si
1. Bahwa saksi-saksi fakta yang diajukan oleh TERMOHON II dalam proses

ne
ng

arbitrase yaitu Suhartono dan Achiranto Legiman terbukti merupakan karyawan


yang masih bekerja pada TERMOHON II selaku pihak yang berperkara;

do
gu

2. Bahwa mengenai hal tersebut, terdapat Doktrin yang disampaikan M. Yahya


Harahap dalam Bukunya "Hukum Acara Perdata" halaman 682 yang
menyatakan:
In
A

"Jika berpegang pada uraian di atas, yang tidak membenarkan pihak formil
(Direktur Perseroan, Walikota, atau Kurator) menjadi saksi, larangan itu
ah

lik

semakin beralasan kepada pihak materiil sehingga tidak ada dasar alasan
untuk membolehkan pihak-pihak yang berperkara menjadi saksi. Menurut
m

ub

Pitlo, secara a fortiori atau dengan alasan yang sangat kuat, pihak
berperkara tidak dapat bertindak sebagai saksi."
ka

"Dalam Acara Pidana dengan tegas dilarang terdakwa menjadi saksi terhadap
ep

dirinya sendiri. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 66 KUHAP, yang mengatakan
ah

tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian atau self


R

incrimination. Dengan demikian dengan tegas dan pasti terdakwa tidak boleh
es

bertindak sebagai saksi untuk dirinya sendiri."


M

ng

"Berdasarkan pengamatan, meskipun tidak ada ketentuan hukum positif


on

yang melarang para pihak materiil bertindak sebagai saksi, praktik


peradilan tidak membenarkannya. Apabila mengenai kuasa terdapat putusan
gu

MA yang membolehkannya sebagai saksi, namun mengenai pihak bertindak


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagai saksi, belum pernah ditemukan putusan peradilan yang

a
membolehkannya."

si
ne
ng

do
gu

In
A
Hal 8 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ah

lik
"Alasan penolakan yang paling mendasar, pihak yang berperkara adalah
am

ub
orang yang langsung secara materiil berkepentingan atas perkara
yang hendak disaksikannya. Oleh karena itu, bagaimana mungkin
orang yang berkepentingan dapat bersikap independen dan imparsial?
ep
k

Pasti akan memihak kepada dirinya sendiri, karena dia sendiri orang
ah

pertama yang langsung berkepentingan!";


R

si
Berdasarkan hal-hal tersebut, terbukti bahwa saksi-saksi yang diajukan
PEMOHON adaiah pihak yang secara materiif berkepentingan atas

ne
ng

perkara atau disebut juga dengan Pihak Materiil, yang pada prinsipnya
tidak dibenarkan untuk membherikan kesaksian karena kedudukannya yang
tidak independen dan cenderung memihak ;

do
gu

3. Bahwa sebagai karyawan pada TERMOHON II, kedua saksi memiliki


hubungan kerja dengan TERMOHON ii, Berkaitan dengan hai tersebut,
In
A

menurut Doktrin yang disampaikan M. Yahya Harahap daiam Bukunya


"Hukum Acara Perdata" halaman 641 menyatakan:
ah

lik

"Hubungan Pekerjaan dengan Para Pihak Berperkara". "Tentang hal ini, meliputi
hubunqan kerja sebagai maiikan. baik dalam perusahaan sebagai karyawan atau
sebagai pembantu rumah tangga. Apakah orang yang mempunyai hubungan
m

ub

kerja, baik sebagai karyawan, atau pembantu rumah tangga dengan salah satu
pihak vang berperkara dianggap tidak cakap meniadi saksi? Pada prinsipnya.
ka

ep

secara vuridis mereka itu tidak digolondkan kepada kelompok vang dilarang
sebagaimana Pasal 145 HIR. maupun kelompok yang berhak mengundurkan diri
ah

berdasarkan Pasai 146 HIR. Pasal 144 HIR secara resmi menempatkan mereka
R

berkedudukan sebagai saksi. Jadi cakap sebagai saksi. Namun dalam praktik,
es
M

selalu diajukan pertanyaan, apakah orang yang mempunyai hubunqan keria


ng

dengan salah satu pihak iayak meniadi saksi? Bukanka'n ketergantungannva


on

kepada maiikan akan menghilangkan sikap independensinya ke arah tindakan


gu

vang berat sebeiah memihak kepada maiikannva. Berdasarkan alasan kelavakan


d

itu. sebaiknva dipertimbanakan untuk meniadi saksi. Terutama apabiia pihak


iawan mengajukan keberatan atas alasan saksi diduga akan memihak, hakim
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
benvenang mempertimbangkannya berdasarkan Pasal 172 HIR. Dalam pasal itu

a
antara iain dikatakan, salah satu yang hams dipertimbanakan hakim mengenai

si
saksi ialah kedudukan saksi dalam arts luas. termasuk hubungan keria. Akan
tetaoi iika pihak lawan tidak keberatan, tidak meniadi masalah."

ne
ng

do
gu

In
A
Hal 9 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ah

lik
4. Bahwa selanjutnya, Pasal 172 HIR menyatakan:
am

ub
"Dalam hal menimbang nilai kesaksian itu, Hakim harus memperhatikan:
cocoknya para saksi satu sama lain, kesesuaian kesaksian-kesaksian mereka
dengan apa yang diketahui dari sumber lain tentang perkara yang bersangkutan,
ep
k

semua alasan para saksi untuk menerangkan duduk perkaranya dengan cara
ah

begini atau begitu: perikehidupan, adat istiadat dan kedudukan para saksi; dan
R
pada umumnya segala hal yang dapat dipercayai atau kurang dipercayai."

si
5. Bahwa karenanya, sesuai dengan Doktrin dari M. Yahya Harahap dan Pasai

ne
ng

172 HiR, TERMOHON i harus mempertimbangkan apakah para


M
saksi yang tidak dapat memberikan keterangan secara independen karena

do
gu

memiiiki hubungan kerja dengan pihak yang berperkara (karyawan pada


TERMOHON II) atau juga merupakan Pihak Materiil
daiam perkara tersebut adaiah iayak dan patut untuk menjadi saksi pada perkara
In
A

tersebut;
6. Bahwa dalam proses arbitrase, PEMOHON telah mengajukan keberatan kepada
ah

lik

TERMOHON I atas pengajuan saksi-saksi dimaksud, sebagaimana Surat Kuasa


Hukum PEMOHON No, 0019/NP.I/RG/2011 tanggal 4 Januari 2011, perihal:
m

ub

Tanggapan dan Keberatan terhadap Saksi-Saksi yang diajukan oleh Pemohon;


7. Bahwa untuk menanggapi surat tersebut di atas, TERMOHON I menyatakan
ka

bahwa dikarenakan terbukti saksi-saksi tersebut adaiah karyawan yang masih


ep

bek.erja pada TERMOHON II, maka TERMOHON I mengambil kebijakan untuk


ah

tetap mendengar keterangan saksi-saksi tersebut, namun keterangan itu tidak


R

mempunyai nilai kekuatan pembuktian dan tidak akan dipertimbangkan dalam


es

Putusan Arbitrase;
M

ng

8. Bahwa dalam pertimbangan hukum Putusan Arbitrase A-quo yang berkaitan


on

dengan Berita Acara Serah Terima barang di Tulang Bawang 2 x 30 Coal Fired
Power Plant Project oleh PT, Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk., pada
gu

halaman 28 alinea ke-1 menyatakan sebagai berikut: "Menimbang bahwa


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pemohon dan juga saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon tidak menyangkal isi

a
dan keabsahan kedua berita acara serah terima tersebut'.

si
9. Bahwa terbukti, TERMOHON I telah mendasarkan pertimbangan hukumnya
pada keterangan saksi-saksi dari TERMOHON II, meskipun telah diketahui

ne
ng
bahwa keterangan saksi-saksi tersebut tidak memiiiki nilai kekuatan pembuktian
dan keterangan saksi-saksi tersebut tidak sah untuk dijadikan alat bukti;

do
gu

In
A
ah

lik
Hal 10 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
am

ub
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas. terbukti TERMOHON I membuat
pertimbangan hukum yang senyata-nyata didasarkan pada alat bukti yang tidak
sah, sehingga mengakibatkan Putusan Arbitrase A-guo menjadi cacat hukum dan
ep
k

harus dibatalkan.
ah

B.3. Kelalaian Arbiter dalam Menentukan Format Hukum dari Putusan Sela.
R

si
1. Bahwa pada permulaan proses arbitrase, TERMOHON II mengajukan
Permohonan Arbitrase terhadap PEMOHON selaku Termohon I Arbitrase dan

ne
ng

PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. selaku Termohon II Arbitrase;


2. Bahwa atas Permohonan Arbitrase tersebut, PEMOHON dan PT. Truba Alam

do
Manunggal Engineering, Tbk. mengajukan eksepsi kompetensi absolut
gu

TERMOHON I tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili Permohonan


arbitrase yang diajukan TERMOHON II;
In
A

3. Bahwa alasan diajukannya eksepsi kompetensi absolut antara lain:


a. Telah terjadi Novasi Subjektif Pasif sebagaimana Pasal 1413 ayat 2 KUH.
ah

lik

Perdata sehingga kewajiban PEMOHON kepada TERMOHON II telah beralih


kepada PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. Karenanya, hubungan
m

hukum antara PEMOHON dan TERMOHON II menjadi hapus digantikan


ub

dengan hubungan hukum baru antara TERMOHON II selaku kfeditur dengan


ka

PEMOHON selaku debitur baru ;


ep

b. Oleh karena adanya hubungan hukum baru antara TERMOHON II dengan


PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk., maka TERMOHON I tidak lagi
ah

berwenang untuk memeriksa dan mengadili sengketa sebagaimana tertuang


es

dalam Permohonan Arbitrase TERMOHON II;


M

c. Namun demikian, apabila TERMOHON II tetap berpendapat bahwa dasar


ng

diperiksanya Permohonan Arbitrase adaiah Kontrak Pekerjaan Pemancangan


on

(Pilling Works) No. 046/Lampungext/ Pilling Works/CLD/07-08-YY tertanggal


gu

17 Juli 2008 dan Kontrak Pengadaan Tiang Pancang (Pilling Material Supply)
d

For Unit 3 & 4 CP Bahari- Lampung No. 047/Lampungext/Pilling material


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
supply/ CLD/07/08-yy tertanggal 17 Juli 2008 yang dibuat antara PEMOHON

a
dan TERMOHON II, maka TERMOHON I tidak memiiiki kewenangan untuk

si
memeriksa sengketa antara TERMOHON II dengan PT. Truba Alam
Manunggal Engineering, Tbk.

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
Hal 11 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
am

ub
4. Bahwa sebagai pedoman dalam pembuatan Putusan Sela, Doktrin yang
disampaikan M. Yahya Harahap dalam bukunya "Hukum Acara Perdata"
halaman 430 menyatakan:
ep
k

"Kalau ternyata eksepsi itu tidak beralasan, sehingga cukup dasar hukum bagi
ah

PN untuk menolak maka :


R

si
• Penolakan dituangkan dalam putusan sela (interlocutoir vonnis),
• Putusan berisi amar:
• Menolak eksepsi tergugat,

ne
ng

• Menyatakan PN berwenang mengadili, dan


• Memerintahkan para pihak melanjutkan pemeriksaan pokok perkara."

do
gu

5. Bahwa dalam proses arbitrase, terhadap eksepsi kompetensi abolut yang


diajukan oleh PEMOHON dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk.,
In
A

maka TERMOHON I telah memberikan Putusan Sela, dengan ammar sebagai


berikut:

ah

Menolak Eksepsi Termohon I dan Termohon II;


lik

• Menyatakan Majelis Arbitase berwenang untuk memeriksa dan memutus


Permohonan Arbitrase Pemohon terhadap Termohon I;
m

ub

• Menyatakan Majelis Arbitrase tidak menerima Termohon II sebagai pihak


dalam proses arbitrase ini;
ka

ep

• Melanjutkan pemeriksaan atas pokok perkara dari Perkara NO.356A/I/ARB-


BANI/2010.
ah

6. Bahwa terbukti pada ammar ke-1 Putusan Sela, TERMOHON I menolak eksepsi
R

Termohon I dan Termohon II Arbitrase. Namun pada ammar ke-3, terbukti Arbiter
es
M

menerima eksepsi dari Termohon I and Termohon II Arbitrase dengan


ng

menyatakan tidak menerima Termohon II Arbitrase (PT. Truba Alam Manunggal


on

Engineering, Tbk.) sebagai pihak dalam proses arbitrase ini;


gu

7. Bahwa dengan adanya ammar yang menyatakan TERMOHON I tidak menerima


d

PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk.sebagai pihak dalam proses


arbitrase, maka TERMOHON I dalam hal ini membenarkan salah satu dalil yang
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
diajukan PEMOHON dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. dalam

a
eksepsi kompetensi absolut;

si
8. Bahwa karenanya terbukti, TERMOHON I telah melakukan kelalaian secara
yuridis formal dalam menentukan format Putusan Sela yang materi dari

ne
ng
ammarnya mengandung pertentangan satu sama lain sehingga menimbulkan
kebingungan dan ketidakpastian hukum khususnya bagi

do
gu

In
A
ah

lik
Hal 12 dari 57 hal. Pts No.
am

ub
135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

PEMOHON dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. selaku Termohon
ep
k

I dan Termohon II Arbitrase.


ah

9. Bahwa selain itu, ammar ke-3 Putusan Sela dibuat berdasarkan pada
R

si
pertimbangan hukum dalam halaman 21 yang menyatakan: "sedangkan
mengenai Permohonan Pemohon untuk menarik Temiohon II dalam proses

ne
ng

arbitrase a quo, mengingat perjanjian antara Pemohon dan Termohon II merujuk


kepada penyelesaian melalui Pengadilan Negeri, maka Majelis Arbittrase
menyatakan dirinya tidak berwenang untuk memehksa;"

do
gu

10. Bahwa berdasarkan Pasal 136 HIR, dalam hal terdapat eksepsi mengenai tidak
berwenangnya Pengadilan Negeri, maka hal tersebut diputus dengan Putusan
In
A

Sela. Karenanya, hakim dalam membuat Putusan Sela tentang kewenangan


mengadili adalah didasarkan pada eksepsi yang diajukan oleh Tergugat;
ah

lik

11. Bahwa dengan demikian, pertimbangan hukum TERMOHON I yang


mendasarkan Putusan Sela pada Permohonan Arbitrase TERMOHON II (dh.
Pemohon Arbitrase) adalah salah dan keliru, serta bertentangan dengan Pasal
m

ub

136 HIR;
ka

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka terbukti adanya kelalaian TERMOHON I


ep

dalam membuat pertimbangan hukum dan merumuskan format Putusan Sela.


sehingga mengakibatkan Putusan Sela A-guo meniadi cacat hukum dan harus
ah

dibatalkan.
R

es
M

C. KESALAHAN DALAM PENERAPAN HUKUM C.1.


ng

Tentang Terjadinya Novasi Subjektif Pasif


on

1. Bahwa dalam Putusan Sela, TERMOHON I telah memberikan pertimbangan


gu

hukum berkaitan dengan Novasi yang terjadi antara PEMOHON,


d

TERMOHON II, dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. dalam
halaman 20 Putusan Sela yang pada intinya menyatakan:
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
"Bahwa menurut ketentuan dalam pasal 1413 KUH Perdata tersebut,

a
pembaharuan hutang barulah terjadi jika suatu pihak yang akan bertindak

si
sebagai yang akan menggantikan pihak yang berhutang sebelumnya
membuat suatu perikatan baru dan membebaskan si berhutang sebelumnya;

ne
ng
atau sebagai akibat suatu perjanjian baru telah ditunjuk seorang yang lain
untuk menggantikan kedudukan pihak yang dibebaskan dari perikatan

do
gu semula;"

In
A
ah

lik
am

ub
Hal 13 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ep
k

2. Bahwa berdasarkan Doktrin yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mariam Darus
ah

Badrulzaman, SH. dalam Bukunya "K.U.H. Perdata Buku III, Hukum Perikatan
R
dengan Penjelasan" pada halaman 177, Novasi menurut Pasal 1413 KUH

si
Perdata, terjadi dalam 3 bentuk, yaitu: Debitur dan kreditur mengadakan

ne
ng

perjanjian baru dengan mana perjanjian lama dihapuskan (Novasi objektif);


Apabila terjadi penggantian debitur, dengan penggantian mana debitur lama
dibebaskan dari perikatannya (Novasi Subjektif yang Pasif);

do
gu

Apabila terjadi penggantian kreditur, dengan mana kreditur lama dibebaskan


dari perikatannya (Novasi Subjektif yang Aktif);
In
A

3. Bahwa berdasarkan Pasal 1413 KUH Perdata dihubungkan dengan Doktrin


Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, SH. tersebut di atas, terdapat 3 (tiga)
ah

bentuk Novasi yang masing-masing memiiiki ciri dan kriteria serta syarat-
lik

syarat tersendiri yang tidak dapat digabungkan satu dengan yang lain;
4. Bahwa dalam pertimbangan hukum tersebut di atas, TERMOHON I telah
m

ub

mencampuradukan bentuk-bentuk Novasi dalam Pasal 1413 KUH. Perdata dan


langsung menerapkannya dalam perkara A-quo. Karenanya terbukti,
ka

ep

TERMOHON I telah salah dan keliru dalam menafsirkan dan menerapkan Pasal
1413 KUH Perdata;
ah

5. Bahwa pertimbangan hokum TERMOHON I selanjutnya di halaman 20 Putusan


R

sela, menyatakan:
es
M

"Menimbang bahwa dari berbagai kontrak, yaitu Contract Pilling Works No. No.
ng

046/Lampungext/Pilling Works/CLD/07-08-YY tanggal 17 Juli 2008 dan Contract


on

Pilling Material Supply For Unit 3 & 4 CP Bahari- Lampung No.


gu

047/Lampungext/Pilling material supply/CLD/07/08-yy tanggal 17 Juli


d

2008,dokumen-dokumen (Bukti Surat No.: 061/ME/CLSA/II/2009/SS tanggal 21


Juli 2009. Surat No. 009/TAME/PMC/X/2009 tanggal 09 Oktober 2009, Surat
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
No. 104/FNAC/TENO/X/2009 tertanggal 06 Oktober 2009, Surat 108/FNA

a
C/TENO/X/2009 tanggal 15 Oktober 2009) yang diperiksa oleh Majelis tidak

si
terdapat hal-hal yang menunjukkan adanya syarat-syarat sesuai ketentuan
tersebut;"

ne
ng
6. Bahwa berkaitan dengan hal tersebut, terlebih dahulu PEMOHON uraikan fakta-
fakta yuridis mengenai adanya terjadinya Novasi sebagai berikut:

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
Hal 14 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

a. PEMOHON telah memberitahukan kepada TERMOHON II melalui Suratnya


ep
k

No. 061/ME/CLD/VII/2009/SS tanggal 21 Juli 2009, tentang penunjukan PT.


ah

Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. selaku debitur baru;


R

si
b. Selanjutnya, diikuti dengan tindakan TERMOHON II yang menagih serta
meminta komitmen dari PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk.

ne
ng

melalui Surat No. 104/FNAC/TENO/X/2009 tertanggal 6 Oktober 2009 dan


No. 108/FNAC/TENO/X/2009 tertanggal 15 Oktober 2009;
c. Atas tagihan TERMOHON II tersebut, PT. Truba Alam Manunggal

do
gu

Engineering, Tbk. bersedia untuk mengikatkan dirinya selaku debitur baru


atau bersedia untuk membayar utang debitur lama, sebagaimana Suratnya
In
A

No. 009/TAME/PMC/X/2009 tertanggal 9 Oktober 2010 dan No.


215/TAME/CLD/XII/2010-NS tertanggal 16 Desember 2010, yang ditujukan
ah

lik

kepada TERMOHON II.


7. Bahwa tindakan TERMOHON II yang menagih serta meminta komitmen dari PT.
Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. terbukti sebagai:
m

ub

- tindakan pemberian persetujuan atas usulan PEMOHON yang menunjuk PT.


ka

Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. sebagai debitur baru;


ep

- pembebasan terhadap debitur lama dari keterikatannya kepada kreditur dan


atas segala kewajibannya berdasarkan pada perikatan lama (vide. Pasal
ah

1417 KUH Perdata).


R

es

- Hapusnya perikatan lama antara TERMOHON II selaku kreditur dengan


M

PEMOHON selaku debitur lama.


ng

8. Bahwa berdasarkan konstruksi hukum tersebut di atas, telah terjadi Novasi


on

Subjektif Pasif sebagaimana Pasal 1413 angka 2 KUH. Perdata yang


gu

mengakibatkan timbulnya perikatan baru antara TERMOHON II selaku kreditur


d

dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. selaku debitur baru;
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
9. Bahwa pertimbangan hukum selanjutnya dalam halaman 21 Putusan Sela yang

a
pada intinya menyatakan:

si
"Menimbang bahwa dari berbagai kontrak dan dokumen yang diperiksa oleh
Majelis tidak terdapat ketegasan mengenai pengalihan atau pembaharuan

ne
ng
hutang kecuali adanya wacana ke arah tersebut, namun tidak dilaksanakan
secara nyata, seperti yang dimaksud oleh ketentuan undang-undang;"

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
Hal 15 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

10. Bahwa terjadinya perikatan baru dalam Novasi sebagaimana Pasal 1413
ep
k

angka 2 KUH Perdata tidak lah harus melalui suatu perjanjian tertulis,
ah

melainkan cukup apabila maksud para pihak dapat dengan terang disimpulkan
R

si
dari perbuatan mereka (vide. Pasal 1415 KUH Perdata);
11. Bahwa tindakan-tindakan sebagaimana point 5 dan 6 di atas, merupakan

ne
ng

suatu tindakan nyata yang menimbulkan akibat hukum tentang adanya


pengalihan, pembebasan kewajiban dan penerimaan debitur baru oleh
kreditur, serta persetujuan dari debitur baru untuk menanggung utang debitur

do
gu

lama, sehingga telah memenuhi ketentuan dalam Pasal 1415 KUH Perdata;
12. Bahwa pengalihan hutang dari PEMOHON kepada PT. Truba Alam
In
A

Manunggal Engineering, Tbk. adaiah bukan hanya wacana, dikarenakan


senyata-nyata telah terjadi perikatan baru dan menimbulkan akibat hukum bagi
ah

lik

TERMOHON II selaku kreditur dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering,


Tbk., selaku debitur baru; Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka terbukti
TERMOHON I telah melakukan kesalahan dalam menerapkan hukum
m

ub

berkaitan dengan terjadinya Novasi. Karenanya, terbukti Putusan Arbitrase A-


ka

quo mengandung cacat hukum dan haruslah dibatalkan.


ep

C.2. Perkara No. 463/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST. di Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat.
ah

1. Bahwa PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. telah mengajukan gugatan
R

es

perdata terhadap TERMOHON II selaku Tergugat, sebagaimana Perkara Perdata


M

No. 463/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST, berkaitan dengan:


ng

a. Pemesanan tiang pancang untuk Proyek PLTU Bangka Belitung 3 (2 x 30 MW)


on

sebagaimana tertuang dalam Kontrak No. 167/Babel/Piling Work/05/09-KS


gu

tertanggal 7 Mei 2009;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
b. Adanya Novasi yang terjadi antara PEMOHON dengan TERMOHON II dan

a
PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk.

si
c. Tuntutan untuk terjadinya perjumpaan utang atau kompensasi atas kewajiban
TERMOHON II terhadap PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk.

ne
ng
dengan kewajiban PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. (ex.
PEMOHON) terhadap TERMOHON II.

do
gu
Perkara mana juga telah diketahui secara pasti oleh TERMOHON I pada saat
dilakukannya pemeriksaan dalam Perkara Arbitrase No. 356/VI/ARB-
BAN1/2010.

In
A
ah

lik
am

ub
Hal 16 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ep
k
ah

2. Bahwa Perkara Perdata No. 463/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST di Pengadilan Negeri


R

si
Jakarta Pusat adalah sebagai wujud itikad baik dari PT. Truba Alam Manunggal
Engineering, Tbk. untuk menyelesaikan kewajiban PEMOHON kepada

ne
ng

TERMOHON II sehubungan dengan terjadinya Novasi;


3. Bahwa apabila Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam Perkara No.
463/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST. mengabulkan Gugatan dari PT. Truba Alam

do
gu

Manunggal Engineering, Tbk., maka secara hukum akan menimbulkan


ketidakpastian akan kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan oleh
In
A

PEMOHON;
40

4. Bahwa dengan demikian, tiadanya pertimbangan hukum yang diberikan oleh


ah

lik

TERMOHON I berkaitan dengan adanya Perkara No.


463/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST. meskipun TERMOHON I telah mengetahui
m

ub

secara nyata adanya Perkara dan kemungkinan terjadinya Putusan yang


berbeda atas perkara No. 463/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST telah mengakibatkan
ka

terjadinya kelalaian dalam memberikan pertimbangan hukum.


ep

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka terbukti TERMOHON I telah melakukan


kelalaian dalam memberikan pertimbangan hukum yang berkaitan adanya
ah

Perkara No. 463/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST., sehingga mengakibatkan Putusan


es

Arbitrase A-guo cacat hukum dan harus dibatalkan.


M

ng

TUNTUTAN PROVISI
on

Bahwa memperhatikan ketentuan dalam UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase


gu

dan Altenatif Penyelesaian Sengketa dan Hukum Acara Perdata, maka dapat
d

diajukan Permohonan Eksekusi terhadap Putusan Arbitrase A-quo. Dan di lain sisi,
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terdapat Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase yang PEMOHON ajukan,

a
Karenanya untuk menghindari kemungkinan timbulnya kerugian bagi PEMOHON,

si
maka sangatlah beralasan secara hukum bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
terlebih dahulu memberikan Putusan Provisi berupa: Menetapkan untuk

ne
ng
melakukan penundaan atau penangguhan pelaksanaan eksekusi terhadap
Putusan TERMOHON I No. 356A/I/ARB- BANI/2010 tanggal 18 Februari 2011,

do
gu
setidak-tidaknya hingga Perkara Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrse A-
quo mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde).

In
A
ah

lik
am

ub
Hal 17 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ep
k
ah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, PEMOHON mohon agar


R

si
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan memeriksa, mengadili perkara ini serta
memberikan putusan sebagai berikut:

ne
ng

DALAM PROVISI
Menetapkan untuk melakukan penundaan atau penangguhan pelaksanaan eksekusi

do
gu

terhadap Putusan TERMOHON I No. 356A/I/ARB-BANI/2010 tanggal 18 Februari


2011, setidak-tidaknya hingga Perkara Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrse
In
A

A-quo mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde).


DALAM POKOK PERKARA
ah

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase yang


lik

diajukan PEMOHON untuk seluruhnya;


2. Menyatakan batal dan tidak berkekuatan hukum Putusan Arbitrase No.
m

ub

356A/I/ARB-BAN1/2010 tanggal 18 Februari 2011;


3. Menghukum TERMOHON I dan TERMOHON II untuk membayar biaya perkara
ka

ep

menurut hukum.
Atau apabila Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat lain, mohon putusan
ah

yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).


R

es
M

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk


ng

kepetingan para pihak yang berperkara Pemohon dan Para Termohon masing
on

masing telah hadir menghadap di persidangan, untuk Pemohon hadir kuasanya: 1.


gu

Ari Torando, SH; 2. Nofianto LH Siregar, SH; 3. A Pratama Ginting, SH, berdasarkan
d

Surat kuasa khusus tertanggal 29 Maret 2011, sedangkan untuk Termohon I hadir
kuasanya: 1. Rahayu Sudiastuti, SH.MH; 2. Anita DJ. Puspokusumo, SH, MH,
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 19 April 2011, sedangkan untuk Termohon

a
II hadir kuasanya: 1. Desrizal, SH; 2. Dedi Hariyadi, SH ; 3. Averiel Riza Badar, SH ;

si
4. Destinal Arimunanto' 5. Agustino Pandapotan, SH, berdasarkan Surat kuasa
khusus tanggal 28 April 2011.

ne
ng
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha untuk mendamaikan kedua
belah pihak yang berperkara sesuai ketentuan Pasal 130 HIR walaupun tidak

do
gu
dengan mediasi karena waktu yang
memungkinkan, akan tetapi tidak berhasil, kemudian pemeriksaan dilanjutkan
ditentukan oleh Undang-Undang tidak

dengan membacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap di pertahankan

In
A
oleh Pemohon.
ah

lik
am

ub
ep
k

Hal 18 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


ah

R
Menimbang, bahwa atas Permohonan Pemohon tersebut diatas, Termohon I

si
telah mengajukan jawabanya tertanggal 11 Mei 2011 sebagai bertikut:

ne
ng

A. DALAM EKSEPSI
Majelis Hakim yang Terhormat,
Dalam Permohonan PEMOHON, dapat ditemui beberapa kecacatan baik formil

do
gu

maupun materiil yang mengakibatkan perkara a quo demi hukum harus


dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaaren), yaitu:
In
A

1. BERDASARKAN PENJELASAN PS. 62 AYAT (4) JO. PS, 60 UU


ARBITRASE. PENGADILAN NEGERI SECARA EX-OFFICIO HARUS
ah

lik

MENYATAKAN DIRI TIDAK BERWENANG MEMERIKSA MATERI


PERMOHONAN A QUO
Seperti dijelaskan oleh PEMOHON dalam posita Permohonan, sebelumnya
m

ub

telah terdapat perkara antara PEMOHON dengan TERMOHON II (No.


ka

356A/I/ARB-BAN1/2010) yang diperiksa melalui arbitrase sebagai choice of


ep

forum para pihak. Bahwa perkara antara PEMOHON dengan TERMOHON


II tersebut, telah diputus melalui putusan arbitrase in cassu Putusan Sela
ah

BANI No. 356A/I/ARB-BAN1/2010 tanggal 08 Desember 2010 maupun


R

es

Putusan BANI No. 356A/I/ARB-BAN1/2010 tanggal 18 Februari 2011.


M

Dihubungkan dengan perkara a quo terutama mengenai pokok-pokok


ng

Permohonan yang diajukan PEMOHON, ternyata didapati bahwa dalil


on

Permohonan a quo merupakan dalil yang kurang lebihnya sama/identik


gu

dengan yang dikemukakan PEMOHON dalam perkara melawan


d

TERMOHON II No. 356A/I/ARB-BANI/2010:


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a. Melalui pengulangan dalil tersebut, terlihat jelas bahwa PEMOHON

a
berupaya untuk menggiring dan menarik pengadilan memasuki area

si
penilaian/pertimbangan hukum yang telah dilakukan arbitrase;
b. Padahal seluruh dalil PEMOHON sebagaimana dalam Permohonan a

ne
ng
quo, telah dipertimbangkan dan telah selesai diperiksa, diuji dan
diputus melalui putusan arbitrase;

do
gu c. Mengacu pada ketentuan Ps. 60 UU No. 30/1999 tentang Arbitrase &
Alternatif Penyelesaian Sengketa ("UU Arbitrase"), putusan arbitrase
beserta seluruh pertimbangan hukumnya yang telah

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k

Hal 19 dari 57 hal. Pts No.


ah

135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
R

si
menguji seluruh dalil PEMOHON tersebut merupakan putusan yang final dan

ne
ng

berkekuatan hukum tetap;


d. Oleh karena itu, Ps. 62 ayat (4) UU Arbitrase dan Penjelasannya secara
tegas melarang pengadilan untuk menilai atau memeriksa wilayah alasan

do
gu

maupun pertimbangan hukum dalam putusan arbitrase.


Bahwa ketentuan hukum yang memuat larangan sebagaimana Ps. 62 ayat (4) jo.
In
A

Ps. 60 UU Arbitrase tersebut:


- Dalam hukum acara dikategori sebagai bentuk persangkaan undang-undang
ah

lik

yang tidak dapat dibantah (praesumptio juris et de jure) berdasar Ps. 173 HIR
dan Ps. 310 R.Bg;
- Dengan demikian, nilai kekuatan pembuktiannya adaiah bersifat sempurna,
m

ub

mengikat dan menentukan (volledig en bindende bewijskracht).


ka

Berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, maka sesuai Ps. 132 Rv.
ep

pengadilan diharuskan untuk secara ex-officio menyatakan diri tidak berwenang


(onbeveogheid) memeriksa perkara ini, dan karenanya telah cukup landasan
ah

hukum bagi Yth. Majelis Hakim untuk menyatakan permohonan a quo tidak dapat
R

es

diterima (niet ontvankelijke verklaaren).


M

ng

2.PENJELASAN UMUM DALAM UU BERISI TENTANG URAIAN NARATIF YANG


BERSIFAT GENERAL. SEDANGKAN BAG IAN UU YANG MEMILIKI
on

AKIBAT/IMPLIKASI HUKUM BAGI SETIAP ORANG. ADALAH BATANG TUBUH


gu

DAN PENJELASANNYA
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa dalam posita Permohonan, PEMOHON mengajukan 1 (satu) alasan

a
pembatalan putusan arbitrase sebagaimana ketentuan Ps. 70 UU Arbitrase, dan 2

si
(dua) alasan diluar ketentuan tersebut. Bahwa sepanjang mengenai alasan
PEMOHON yang diluar ketentuan Ps. 70 UU Arbitrase, PEMOHON beranggapan

ne
ng
bahwa hal tersebut "telah sesuai" dengan Bagian "Penjelasan Umum" UU Arbitrase:
a. Bahwa anggapan PEMOHON tersebut tidak dapat dibenarkan, karena pada

do
gu
dasarnya, Penjelasan Umum hanya berisi tentang uraian naratif yang bersifat
umum (generalis) tentang masalah sosial & hukum yang ingin diatur oleh
pembuat undang- undang;

In
A
b. Sedangkan implementasi/penerapan konkret terhadap hal-hal yang ingin
diatur oleh pembuat undang-undang, eksistensinya
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
Hal 20 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng

berada melekat pada bagian "Batang Tubuh" dan "Penjelasan Batang Tubuh"
sebagai isi pokok/utama sebuah undang-undang;
c. Bahwa sebagai isi pokok/utama sebuah undang-undang, bagian Batang Tubuh

do
gu

dan Penjelasan Batang Tubuh-lah yang mengikat dan memiliki


akibat/implikasi hukum bagi setiap orang;
In
A

d. Karena secara yuridis, Batang Tubuh dan Penjelasannya merupakan lex


specialis yang berfungsi sebagai acuan/pedoman pelaksanaan bagi setiap
ah

lik

orang yang dituju oleh peraturan/undang - undang;


e. Quad non PEMOHON menganggap ketentuan Batang Tubuh dan Penjelasan Ps.
70 UU Arbitrase yang mengatur tentang batasan/limitasi syarat-syarat
m

ub

pembatalan putusan arbitrase tersebut tidak berlaku mengikat, maka


ka

semestinya PEMOHON terlebih dahulu mengajukan uii materiil terhadap


ep

ketentuan Pasal tersebut pada Mahkamah Konstitusi Rl;


f. Pun Yurisprudensi yang digunakan PEMOHON dalam posita Permohonannya,
ah

tidak relevan untuk diterapkan pada perkara a quo, karena Yurisprudensi


R

es

dimaksud adalah tentang penerapan kompetensi absolut yang sifatnya


M

memang benar-benar mutlak vide Ps. 2 UU Arbitrase, Ps. 18 UU No. 48/2009


ng

tentang Kekuasaan Kehakiman dan Ps. 134 HIR jo. Ps. 132 Rv.
on

Bahwa dengan demikian, seluruh dalil PEMOHON sepanjang mengenai hal


gu

tersebut, harus ditolak atau setidaknya dikesampingkan.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3.PERSYARATAN SEBAGAIMANA PENJELASAN PS. 70 UU ARBITRASE.

a
BELUM DIPENUHI OLEH PEMOHON. SEHINGGA PERMOHONAN A QUO

si
MELEKAT CACAT PREMATUUR
Bahwa dalam ketentuan yang digariskan Penjelasan Ps. 70 UU Arbitrase:

ne
ng
"Alasan-alasan permohonan pembatalan yang disebut dalam pasal ini harus
dibuktikan dengan putusan pengadilan. Apabila pengadilan menyatakan bahwa

do
gu
alasan-alasan tersebut terbukti atau tidak terbukti, maka putusan pengadilan
tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi hakim untuk
mengabulkan atau menolak permohonan"

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
Hal 21 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng

Berarti berdasarkan bunyi ketentuan dimaksud di atas, alasan-alasan permohonan


pembatalan putusan arbitrase sebagaimana diatur dalam UU Arbitrase (adanya

do
gu

pemalsuan, atau dokumen yang disembunyikan, atau tipu muslihat), adaiah


bersyarat, dimana alasan-alasan tersebut mutlak harus terlebih dahulu
In
A

dibuktikan dengan putusan pengadilan:


a. Bahwa putusan pengadilan tersebut, kemudian akan digunakan sebagai dasar
ah

lik

bagi hakim untuk mengabulkan/menolak permohonan pembatalan putusan


arbitrase dimaksud;
b. Sedangkan dalam perkara a quo, PEMOHON mengajukan permohonan
m

ub

pembatalan putusan arbitrase tanpa disertai putusan pengadilan yang


ka

membuktikan ada/tidaknya alasan-alasan pembatalan tersebut, padahal putusan


ep

pengadilan dimaksud merupakan prasyarat permohonan pembatalan vide Ps.


70 UU Arbitrase.
ah

Bahwa dengan demikian, permohonan pembatalan putusan arbitrase yang diminta


R

es

dalam perkara a quo melekat cacat prematuur dan karenanya dalil-dalil


M

PEMOHON sepanjang mengenai hal tersebut harus dikesampingkan atau


ng

setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4.PERKARA A QUO MASUK DALAM CONTENTIENCE JURISDICTION DAN

a
TIDAK DAPAT DIPERIKSA DALAM BENTUK PERMOHONAN

si
Bahwa pada prinsipnya, suatu Permohonan (voluntaire jurisdiction) dapat
diperiksa oleh pengadilan apabila materi perkara tidak mengandung

ne
ng
persengketaan, dimana permasalahan hukumnya tidak boleh bersentuhan
dengan hak dan kepentingan orang lain.

do
gu
Dikaitkan dengan perkara a quo:
a. Posita yang menjadi landasan Permohonan PEMOHON secara jelas
menunjukkan bahwa dalam perkara a quo masih terdapat persengketaan;

In
A
b. Meskipun persengketaan tersebut telah diputus dalam putusan arbitrase yang
berkekuatan hukum tetap, PEMOHON meminta dalam petitum Permohonan a
ah

lik
quo agar putusan arbitrase dimaksud dibatalkan;
c. Dengan begitu, Permohonan PEMOHON tersebut nyata-nyata bersentuhan
am

ub
dengan hak dan kepentingan orang lain (in cassu
ep
k
ah

si
ne
ng

do
Hal 22 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
gu

TERMOHON II) dan karenanya tidak dapat diperiksa dalam bentuk


In
A

Permohonan. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No.


1210 K/Pdt/1985 tanggal 30 Juni 1987, No. 130 K/Sep/1957 tanggal 05
ah

lik

November 1957 dan No. 1391 K/Sep/1974 tanggal 06 April 1978, disebutkan
bahwa pengadilan tidak berwenang untuk memutus perkara secara
voluntair yang didalamnya mengandung sengketa dan mencakup
m

ub

kepentingan orang lain (contentience jurisdiction).


ka

Majelis Hakim yang Terhormat,


ep

Dari seluruh hal yang telah diuraikan oleh TERGUGAT I dalam Eksepsi ini, yaitu:
ah

■ Eksepsi Kompetensi Absolut (Declinatoire Exceptie);


R

■ Eksepsi Gugatan/Permohonan Prematuur (Dilatoria Exceptie);


es

■ Eksepsi Gugatan/Permohonan Kabur (Obscuurlibel/Onduidelijk); maka


M

ng

TERMOHON I mohon dengan hormat agar kiranya Eksepsi perkara a quo diputus
on

dengan diktum yang berbunyi:


Mengabulkan Eksepsi Termohon I;
gu

Menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima (niet


d

onvantkelijke verklaaren).
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Apabila setelah mencermati dan memeriksa Eksepsi TERMOHON I ini ternyata Yth.

a
Majelis Hakim berpendapat lain, maka untuk mempertahankan hak-hak hukum yang

si
dimiliki TERMOHON I, berikut kami sampaikan Jawaban dalam Pokok Perkara:

ne
B.DALAM POKOK PERKARA

ng
Bahwa segala hal yang dikemukakan TERMOHON I dalam Eksepsi di atas, mohon
dianggap sebagai satu kesatuan integral dan tak terpisahkan dengan alasan

do
gu
maupun dasar hukum yang akan TERMOHON I uraikan dalam Pokok Perkara ini.
Sehubungan dengan itu, TERMOHON I tetap dengan tegas membantah dan

In
menolak seluruh dalil PEMOHON dalam Memori Permohonannya kecuali untuk
A
hal-hal yang diakui secara tegas oleh TERMOHON I, yaitu berdasarkan fakta-fakta
dan dasar hukum sebagai berikut:
ah

lik
1.PERKARA PERMOHONAN A QUO SECARA INKLUSIF TELAH DIBAWA
PEMOHON KE ARAH PEMERIKSAAN MATERI GUGAT CONTENTIOSA
am

ub
WANPRESTASI
ep
k
ah

si
ne
ng

Hal 23 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

do
gu

Dalam posita Permohonan a quo, PEMOHON mengemukakan bahwa Putusan


In
Arbitrase seolah-olah memenuhi syarat untuk dibatalkan. Namun demikian,
A

dalam menguraikan hal tersebut PEMOHON mengacu dan membawa perkara ini
pada penilaian pelaksanaan/prestasi Perjanjian antara PEMOHON dengan
ah

lik

TERMOHON II.
Bahwa penilaian pelaksanaan Perjanjian yang menjadi dasar posita/dalil
m

ub

Permohonan a quo, bukan merupakan materi yang dapat diperiksa dalam


perkara permohonan, sehingga secara inklusif dan tanpa disadari PEMOHON
ka

telah membawa materi gugat contentiosa wanprestasi dalam perkara


ep

permohonan.
ah

Bahwa dengan demikian, demi kepentingan beracara, dalil-dalil PEMOHON


R

sepanjang mengenai hal tersebut harus ditolak atau setidaknya dinyatakan


es
M

tidak dapat diterima.


ng

2. PEMOHON MELALUI KESELURUHAN DALILNYA. MENCOBA MENYERET


on

PENGADILAN KEDALAM RUANG PEMERIKSAAN


PENILAIAN/PERTIMBANGAN PUTUSAN ARBITRASE. PADAHAL KEGIATAN
gu

TERSEBUT DILARANG OLEH UNDANG-UNDANG Bahwa pada dasarnya,


d

keseluruhan dalil yang dikemukakan PEMOHON dalam perkara a quo, adaiah


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sama/identik dengan dalilnya di perkara arbitrase No. 356A/I/Arb-BANI/2010

a
antara PEMOHON vs TERMOHON II.

si
Kemudian, dalam perkara a quo PEMOHON secara jelas dan terang
(expressive verbis) meminta agar pertimbangan hukum putusan arbitrase

ne
ng
diperiksa kembali oleh pengadilan, dengan alasan-alasan yang sebelumnya
pun juga telah diajukan PEMOHON dalam perkara arbitrase. Ketegasan

do
gu
PEMOHON tersebut nyata-nyata terlihat pada Memorinya yang meminta
pemeriksaan ulanq terhadap pertimbangan-pertimbanqan hukum putusan
arbitrase sebagaimana berikut:

In
A
- "Bahwa pertimbangan hukum TERMOHON I pada halaman 30
Putusan Arbitrase pada intinya menyatakan: Menimbang bahwa mengenai
ah

lik
koreksi ....dst"- vide Memori Permohonan hal. 3 huruf A angka 1.
- "Bahwa dalam pertimbangan hukum TERMOHON I halaman 26
am

ub
menyatakan: Menimbang bahwa sebelum Permohonan Arbitrase ....dst"- vide
Memori Permohonan hal. 6 angka 3. ep
k
ah

si
ne
ng

do
Hal 24 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
gu

- "Bahwa dalam pertimbangan hukum Putusan Arbitrase aquo yang berkaitan


In
A

....dst, pada halaman 28 alenia ke-1 menyatakan sebagai berikut: Menimbang


bahwa Pemohon ....dst" - vide Memori Permohonan hal. 8 angka 8.
ah

lik

- "Bahwa amar ke-3 Putusan Sela dibuat berdasarkan pertimbangan hukum


dalam halaman 21 yang menyatakan: Sedangkan mengenai Permohonan
Pemohon ....dst" - vide Memori Permohonan hal. 10 angka 9.
m

ub

- "Bahwa dalam Putusan Sela, TERMOHON I telah memberikan pertimbangan


hukum berkaitan dengan Novasi ....dst, yang pada intinya menyatakan:
ka

ep

Menimbang bahwa menurut ketentuan dalam Ps. 1413 KUHPerdata ....dst" - vide
Memori Permohonan hal. 11 huruf C.1 angka 1.
ah

- "....Karenanya terbukti TERMOHON I telah salah dan keliru dalam


R

es

menafsirkan dan menerapkan Ps. 1413 KUHPerdata." - vide Memori


M

Permohonan hal. 11 angka 4.


ng

- "Bahwa pertimbangan hukum TERMOHON I selanjutnya di halaman 20


on

Putusan Sela, menyatakan: Menimbang bahwa dari berbagai kontrak ....dst" -


gu

vide Memori Permohonan hal. 12 angka 5.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- "Bahwa pertimbangan hukum selanjutnya dalam halaman 21 Putusan Sela

a
yang pada intinya menyatakan: Menimbang bahwa dari berbagai kontrak ....dst" -

si
vide Memori Permohonan hal. 13 angka 9.
Majelis Hakim yang Terhormat,

ne
ng
Sesuai prinsip kebebasan bertindak (the freedom of action) untuk
mengajukan perkara ke Pengadilan, hukum tidak melarang

do
Namun
gu
PEMOHON mengajukan perkara seperti halnya dalam perkara a quo.
demikian, kebebasan dan hak pengajuan perkara harus

In
diaplikasikan dengan cara yang tertib sesuai dengan ketentuan
A
hukum acara yang berlaku (due process of law), sehingga kebebasan
mengajukan perkara di Pengadilan, tidak boleh menyalahgunakan
ah

lik
hukum acara (abuse of legal procedure).
Bahwa sepintas lalu Permohonan a quo yang diajukan PEMOHON
am

ub
seolah-olah beralasan, padahal terhadap keseluruhan dalil yang
dikemukakan PEMOHON, telah selesai diuji, dipertimbangkan dan
diputus melalui putusan arbitrase.
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

Hal 25 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


In
A

Oleh karena itu, pengadilan tidak diperbolehkan memasuki arena atau ruang
pertimbangan dan penilaian yang telah dilakukan dalam putusan arbitrase:
ah

lik

a. Larangan tersebut terutama bertujuan untuk menghindari pengadilan dijadikan


sarana bagi para pihak yang bersengketa sebagai forum sengketa Tahap II
yang mengeliminiir sifat final and binding putusan arbitrase;
m

ub

b. Sehubungan dengan itu, alasan pengajuan perkara yang pada dasarnya


ka

ditujukan terhadap penilaian dan pertimbangan putusan arbitrase, adaiah


ep

bertentangan dengan ketentuan Ps. 62 ayat (4) dan Ps. 60 UU Arbitrase:


Ps. 62 ayat (4):
ah

"Ketua Pengadilan Negeri tidak memeriksa alasan atau


R

es

pertimbangan dari putusan arbitrase".


M

ng

Penjelasan:
on

Tidak diperiksanya alasan atau pertimbangan putusan arbitrase oleh


Ketua Pengadilan Negeri agar putusan arbitrase tersebut benar-benar
gu

mandiri, final, dan mengikat. Ps. 60:


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
"Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap

a
dan mengikat para pihak".

si
Penjelasan:

ne
ng
"Putusan arbitrase merupakan putusan final dan dengan demikian tidak
dapat diajukan banding, kasasi atau peninjauan kembali". Bahwa dengan demikian,
perkara a quo semestinya ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.

do
gu
3.PENERAPAN PR1NSIP BEBAN PEMBUKTIAN VIDE PS. 163 HIR. TIDAK
BOLEH DIPELINTIR MENJADI ALASAN "TIPU MUSLIHAT" VIDE PS. 70 HURUF

In
A
C UU ARBITRASE
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

Hal 26 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

Sehubungan dengan dalil PEMOHON di Memorinya halaman 3-5 huruf A dibawah


In
A

judul "Putusan arbitrase mengandung unsur tipu muslihat sebagaimana dimaksud


Ps. 70 huruf c UU Arbitrase", maka TERMOHON I menanggapi sebagai berikut:
ah

lik

- Bahwa berdasarkan ketentuan Ps. 163 HIR dan Ps. 1365 KUHPerdata, telah
diatur prinsip hukum beban wajib bukti: siapa mendalilkan sesuatu, wajib
m

ub

membuktikannya. Dikaitkan dengan dalil PEMOHON halaman 3-5 huruf A


tersebut, pada dasarnya telah diuji dalam persidangan arbitrase sebelumnya,
ka

sebagaimana telah tertuang dalam benang merah pertimbangan hukum


ep

sebagai berikut (PEMOHON a quo selaku Termohon; dan TERMOHON II a quo


ah

selaku Pemohon):
R

"Menimbang bahwa dari dokumen-dokumen yang ada dan juga dalam


es

persidangan Termohon tidak dapat membuktikan hal sebaliknya yaitu


M

ng

bahwa Pemohon tidak/belum melaksanakan pekerjaan pemancangan


on

sesuai kontrak" - vide Putusan Arbitrase hal. 28 alenia terakhir.


- Terkait hal tersebut diatas, pada prinsipnya setiap pemeriksaan perkara di BANI
gu

telah dilakukan secara transparan (disclosure), dan dengan proses secara


d

adversarial atau contradictoir dengan cara memanggil dan memberi


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kesempatan seluas-luasnya bagi para pihak yang bersengketa untuk

a
mengajukan counter claim sesuai dengan asas "audi et alteram partem";

si
- Namun, ketidakmampuan pihak untuk mengajukan bukti-bukti yang
diperlukan guna membela kepentingannya dalam pemeriksaan perkara di forum

ne
ng
arbitrase, tidak boleh dipelintir menjadi alasan "tipu-muslihat" sebagaimana
dimaksud Ps. 70 huruf c UU Arbitrase;

do
gu
Dengan demikian, seluruh dalil yang dikemukakan PEMOHON dalam Memorinya
halaman 3-5 huruf A dibawah judul "Putusan arbitrase mengandung unsur tipu
muslihat sebagaimana dimaksud Ps. 70 huruf c UU Arbitrase", harus ditolak atau

In
A
setidaknya dikesampingkan.
4.KETERANGAN SAKSI TERMOHON II YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM
ah

lik
PUTUSAN ARBITRASE. JUSTRU MENGUATKAN ALAT BUKTI SURAT YANG
DIAJUKAN PEMOHON
am

ub
Bahwa dalam membaca putusan arbitrase, PEMOHON seperti terburu-buru
sehingga pemahamannya akan isi putusan menjadi terpenggal-penggal dan tidak
komprehensif.
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

Hal 27 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


In
A

Bahwa sepanjang mengenai keterangan Saksi karyawan TERMOHON II yang


dipertimbangkan dalam putusan arbitrase, adalah mengenai
ah

lik

afirmasi/pengakuannva terhadap kebenaran alat bukti surat yang diaiukan oleh


PEMOHON sendiri yaitu Bukti T-7A dan T-7B,
sebagaimana terbukti dalam isi pertimbangan hukum selengkapnya berikut ini:
m

ub

"Menimbang bahwa mengenai perbedaan tersebut, Arbiter menganggap perlu


ka

untuk mempertimbangkan bukti-bukti berupa fakta yang diajukan oleh Para


ep

Pihak atau yang disepakati oleh Para Pihak. Menimbang bahwa dalam
hubungan ini, Termohon (PEMOHON aquo) telah mengajukan Bukti T-7A
ah

dan T-7B yaitu berupa Berita Acara Serah Terima ....dst" "Menimbang bahwa
R

es

Pemohon (TERMOHON II aquo) dan juga saksi-saksi yang diajukan


M

Pemohon tidak menyangkal isi dan keabsahan kedua Berita Acara Serah
ng

Terima tersebut (Bukti T- 7A dan T-7B)".


on

Bahwa dari bunyi pertimbangan hukum di atas, terbukti bahwa saksi- saksinya
gu

TERMOHON II memberikan afirmasi/pengakuan yang menguatkan alat bukti T-


d

7A dan T-7B yang diajukan PEMOHON:


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Sesuai ketentuan Ps. 172 HIR kewenangan menilai/mempertim- bangkan

a
saksi yang diajukan, berada pada hakim (in cassu arbiter) yang memeriksa

si
perkara;
- Dikaitkan dalam kasus ini, keterangan yang diberikan saksi TERMOHON II yang

ne
ng
dipertimbangkan dalam putusan, tidak merugikan atau mematahkan dalil
PEMOHON. Justru sebaliknya, saksi dari pihak lawan PEMOHON tersebut

do
- Dengan
gu
memperkuat dalil dan bukti PEMOHON;
demikian, alasan PEMOHON yang mempermasalahkan bunyi
pertimbangan hukum: "Menimbang bahwa Pemohon dan juga saksi-saksi yang

In
A
diajukan Pemohon tidak menyangkal isi dan keabsahan kedua Berita Acara
Serah Terima tersebut", merupakan alasan yang dicari-cari, mengada-ada dan
ah

lik
karenanya harus ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
5.PERBUATAN HUKUM NOVASI. TIDAK DAPAT DITARIK DARI
am

ub
PERSANGKAAN, DAN HARUS DINYATAKAN DENGAN TEGAS OLEH SI
BERPIUTANG
Bahwa dalam halaman 11-13 Memori Permohonan, PEMOHON mencoba
ep
k

menerangkan terjadinya perbuatan hukum Novasi, dimana


ah

si
ne
ng

do
gu

Hal 28 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


In
A

PEMOHON beranggapan bahwa telah terjadi peralihan utang PEMOHON kepada


ah

lik

PT. Truba Alam Manunggal, Tbk. Bahwa penjelasan PEMOHON tersebut


kesemuanya dibangun dari konstruksi hukum yang serba salah dan keliru, yaitu
berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
m

ub

a. Ps. 1413 KUHPerdata mensyaratkan pihak debitur baru yang menggantikan


kedudukan debitur lama, membuat perikatan yang membebaskan debitur
ka

ep

lama;
b. Ps. 1415 KUHPerdata mengatur bahwa pembaharuan utang tidak dapat
ah

dipersangkakan atau ditarik kesimpulan dari suatu kejadian;


R

es

c. Ps. 1417 KUHPerdata menyebutkan bahwa pembebasan orang yang


M

berutang/debitur harus secara tegas dikemukakan oleh pihak yang


ng

berpiutang/kreditur.
on

Dikaitkan dengan perkara arbitrase antara PEMOHON dengan TERMOHON II No.


gu

356A/I/Arb-BANI/2010:
d

Dalam persidangan tidak terdapat bukti yang dapat menunjukkan bahwa telah
terdapat pembebasan utang PEMOHON kepada TERMOHON II; ataupun
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pernyataan tegas TERMOHON II selaku pihak yang berpiutang yang

a
membebaskan PEMOHON selaku pihak berutang;

si
Sebaliknya, sebagaimana juga telah dibuktikan sendiri oleh PEMOHON
dalam posita Permohonan a quo, ternyata pembaharuan utang melalui novasi

ne
ng
tersebut merupakan persangkaan PEMOHON yang ditariknya dari kejadian-
kejadian tertentu;

do
gu
Bahwa dengan demikian alasan PEMOHON tersebut merupakan alasan yang
tidak dapat dibenarkan hukum dan karenanya harus ditolak atau setidaknya
dikesampingkan; Disamping itu, alasan-alasan PEMOHON tersebut

In
A
sebelumnya juga telah dikemukakan PEMOHON dalam perkara arbitrase No.
356/VI/Arb-BAN 1/2010 antara PEMOHON vs TERMOHON II dan telah
ah

lik
diperiksa, diuji, dipertimbangkan dan diputus, baik melalui Putusan Sela
BANI No. 356A/I/Arb-BAN 1/2010 tanggal 08 Desember 2010 maupun Putusan
am

ub
BANI No. 356A/I/Arb-BAN 1/2010 tanggal 18 Februari 2011 sehingga
Permohonan a quo hanya
melulu merupakan pengulangan dalil-dalil PEMOHON dalam perkara
ep
k

arbitrase.
ah

si
ne
ng

do
gu

Hal 29 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


In
A

6.SEPANJANG MENGENAI ALASAN DAN TUNTUTAN PEMOHON YANG


LAINNYA DILUAR BATASAN PS. 70 UU ARBITRASE. MERUPAKAN ALASAN
ah

lik

DAN TUNTUTAN YANG MENGADA-ADA DAN KARENANYA HARUS DIANGGAP


TIDAK BERDASAR HUKUM (ONRECHTSGROND)
Sepanjang mengenai dalil-dalil dan tuntutan PEMOHON yang lain, yang berada
m

ub

diluar batasan Ps. 70 UU Arbitrase, juga tidak dapat dibenarkan hukum, karena
ka

terlihat hanya mencari-cari dan mengada-ada:


ep

a. Seperti telah dijabarkan TERMOHON I sebelumnya di atas, Permohonan yang


diajukan PENGGUGAT dalam perkara aquo tidak memiiiki landasan hukum
ah

atau tanpa alasan hukum yang sah. Sehubungan dengan itu:


R

es

- Karena tuntutan pokok (Principal Claim) sendiri tidak mempunyai dasar


M

hukum yang sah sebagaimana disyaratkan Ps. 70 UU Arbitrase, maka


ng

dengan sendirinya tuntutan Provisi sebagai tuntutan accessoir yang


on

diajukan PEMOHON pun tidak memiiiki kekuatan (krachteloss) dan


gu

irrelevan;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Dengan demikian, Tuntutan Provisi PEMOHON tersebut demi hukum harus

a
ditolak.

si
b. Mengenai dikeluarkannya pihak PT. Truba Alam Manunggal Engineering,
Tbk. sebagai pihak dalam perkara No. 356A/I/Arb- BANI/2010, adaiah semata-

ne
ng
mata karena perjanjian TERMOHON II dengan PT. Truba Alam Manunggal
Engineering, Tbk. sebagai perjanjian yang memiiiki eksistensinya sendiri, tidak

do
c.
gu
memuat klausul arbitrase melainkan menunjuk kepada Pengadilan Negeri;
Sedangkan alasan PEMOHON yang menganggap TERMOHON I telah lalai
mempertimbangkan perkara No. 463/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst, merupakan

In
A
alasan yang berlebihan dan dicari-cari:
- Perkara tersebut merupakan perkara yang berdiri sendiri dan bahkan
ah

lik
berbeda yurisdiksinya secara absolut dengan TERMOHON I;
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A

Hal 30 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


- Bahwa PEMOHON pun mengetahui, tidak mungkin TERMOHON I
ah

lik

memberikan pertimbangan terhadap perkara No. 463/Pdt.G/2010/ PN.Jkt.Pst yang


sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri. Memperhatikan
keseluruhan dalil-dalil PEMOHON, telah terbukti dengan jelas bahwa pengajuan
m

ub

perkara a quo tidak memenuhi kriteria yang ditentukan Ps. 70 UU Arbitrase,


ka

bertentangan dengan Ps. 62 ayat (4) dan Ps. 60 UU Arbitrase dan karenanya
ep

seluruh alasan PEMOHON dalam perkara ini harus ditolak. C. PETITUM


Bahwa Eksepsi serta Bantahan Pokok Perkara yang diajukan TERMOHON I
ah

dalam Jawaban ini, kesemuanya bertitik-tolak dari alasan dan dasar hukum
R

es

yang didukung fakta-fakta yang benar. Oleh karena itu, cukup dasar bagi
M

Majelis Hakim yang Terhormat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang


ng

memeriksa perkara ini untuk memutus dengan diktum sebagai berikut:


on

I. Dalam PROVISI:
gu

- Menolak Permohonan Provisi Pemohon.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
II. Dalam EKSEPSI:

a
R

si
- Mengabulkan Eksepsi Termohon I;
- Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang
(onbeveogheid) memeriksa perkara ini;

ne
ng
- Menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaaren).

do
gu
III. Dalam POKOK PERKARA:

- Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

In
A
- Menghukum Pemohon membayar biaya perkara ini.

Menimbang, bahwa terhadap Permohonan Pemohon tersebut, Kuasa


ah

lik
Hukum Termohon II telah mengajukan Jawaban tertanggal 11 Mei 2011 yang pada
pokoknya sebagai berikut: DALAM EKSEPSI
am

ub
PUTUSAN BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA (BANI) JAKARTA
NOMOR 356A/I/ARB-BAN1/2010 TERTANGGAL 18 FEBRUARI 2011 ADALAH
BERSIFAT FINAL DAN MENGIKAT SERTA TIDAK DAPAT DIMINTAI
ep
k

PEMBATALAN OLEH PARA PIHAK SEBAGAIMANA YANG DIATUR DALAM


ah

si
ne
ng

do
gu

In
A

Hal 31 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


ah

lik

PERATURAN PROSEDUR ARBITRASE BADAN ARBITRASE NASIONAL


INDONESIA
m

ub

1. Bahwa antara PEMOHON dengan TERMOHON II terikat dengan Pasal 2


Peraturan Prosedur Badan Arbitrase Nasional Indonesia tentang Prosedur Yang
ka

ep

Berlaku *
"...Peraturan Prosedur ini berlaku terhadap arbitrase yang diselenggarakan oleh
ah

BAA//. Dengan menunjuk BAN! dan/atau memilih Peraturan Prosedur BANI


R

es

untuk penyelesaian sengketa, para pihak dalam perjanjian atau sengketa


M

tersebut dianggap sepakat untuk meniadakan proses pemeriksaan perkara


ng

melalui Pengadilan Negeri sehubungan dengan perjanjian atau sengketa


on

tersebut, dan akan melaksanakan setiap putusan yang diambil oleh Majelis
gu

Arbitrase berdasarkan Peraturan Prosedur BANI..."


d

2. Bahwa di dalam Peraturan Prosedur Arbitrase Badan Arbitrase Nasional


Indonesia tidak ada pasal yang mengatur jika Putusan BANI dapat mintakan
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pembatalan oleh salah satu pihak atau pihak ketiga. Selanjutnya Putusan BANI

a
adaiah bersifat final dan mengikat, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 32

si
Peraturan Prosedur Arbitrase Badan Arbitrase Nasional Indonesia yang antara
lain menyatakan :

ne
ng
"...Putusan bersifat final dan mengikat para pihak. Para pihak menjamin akan
langsung melaksanakan putusan tersebut..." Bahwa berdasarkan hal tersebut maka

do
gu
TERMOHON II mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk menolak dan atau
setidak tidaknya menyatakan gugatan TIDAK DAPAT DITERIMA. DALAM POKOK
PERKARA

In
A
TERMOHON II MENOLAK DALIL PEMOHON PERIHAL PUTUSAN ARBITRASE
MENGANDUNG UNSUR TIPU MUSLIHAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 70
ah

lik
HURUF C UU N0.30 TAHUN 1999 1. Bahwa hubungan hukum antara PEMOHON
dengan TERMOHON II didasarkan atas:
am

ub
a. Contract Pilling Works No. 046/Lampungext/piling works /CLD/07/08-yy,
between PT. Manunggal Engineering and PT. Terapan Nilai Osilasi For CP.
Bahari 4 x 30 MW Coal Fired Power Plant, date 17 July 2008, selanjutnya
ep
k

disebut KONTRAK NO. 46;


ah

b. Contract Pilling Material Supply No. 047/Lampungext/Piling material


R

si
supply/CLD/07/08-yy, between PT. Manunggal Engineering and PT. Terapan
Nilai Osilasi For CP.Bahari 4 x 30 MW Coal Fired Power Plant, date 17 July

ne
ng

2008 yang kemudian diubah menjadi Supplemental


Agreement No. 168/Lampung/Piling Material/CLD/05-09/YY tanggal 7 Mei

do
2009, selanjutnya disebut KONTRAK NO. 47;
gu

In
A

Hal 32 dari 57 hal. Pts No.


135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ah

lik

2. Bahwa pertimbangan Arbiter Tunggal dalam putusannya sudah benar dan tidak
ada unsurtipu muslihat yang dilakukan oleh TERMOHON II. Tanggapan :
m

ub

Bahwa selama proses pemeriksaan perkara arbitrase, TERMOHON II telah


ka

mengajukan bukti bukti yang benar dan sesuai berdasarkan hukum termasuk
ep

bukti mengenai Perhitungan kewajiban PEMOHON kepada TERMOHON II yaitu


sebesar Rp. 2.547.980.453,-.
ah

3. Bahwa TERMOHON II secara tegas menyatakan dan menolak dalil dalil


R

es

PEMOHON pada angka 4, 7 dan 8.


M

Tanggapan :
ng

Bahwa bukti yang diajukan oleh TERMOHON II pada saat proses pemeriksaan di
on

BANI adalah benar dan bukanlah bukti yang tidak benar sebagaimana dalil
gu

Pemohon, karena Pemohonlah yang menerbitkan dan menetapkan Perhitungan


d

Kewajiban PEMOHON kepada TERMOHON II mengenai Pekerjaan Pemancangan


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebesar Rp. 2.547.980.453,-, Selanjutnya bukti tersebut dikuatkan lagi dengan bukti

a
Surat dari PEMOHON yaitu Surat Nomor 046/ME/CLD/II/2010-A01, Tanggal 16

si
Februari 20011, Perihal Tanggapan dan Penyelesaian, dimana di dalam surat
tersebut - PEMOHON secara TEGAS DAN JELAS MENGAKUI TELAH MEMILIKI

ne
ng
KEWAJIBAN SEBESAR RP. 2.547.980.453,- UNTUK HARGA PEKERJAAN
PEMANCANGAN. Bahwa berdasarkan uraian dan dalil-dalil tersebut di atas

do
gu
merupakan fakta bahwa dalil PEMOHON TIDAK TERBUKTI yang menyatakan
TERMOHON II telah menggunakan bukti yang tidak benar sehingga Putusan BANI
Nomor 356/VI/ARB-BAN1/2010 mengandung unsur tipu muslihat, sehingga tidaklah

In
A
berlebihan dan cukup alasan hokum kiranya apabila TERMOHON II mohon kepada
Yang Mulia Majelis Hakim untuk menolak atau setidak-tidaknya menyatakan tidak
ah

lik
menerima seluruh dalil dalil PEMOHON pada angka II bagian A halaman 3 sampai
halaman 5.
am

ub
B. KESALAHAN DAN I ATAU KELALAIAN TERMOHON I DALAM PROSEDUR
BERACARA ARBITRASE.
B.1. Kelalaian TERMOHON I dalam Memberikan Pertimbangan Hukum
ep
k

Mengenai Prosedur Penyelesaian Sengketa Sebelum Arbitrase


ah

si
ne
ng

do
gu

In
A

Hal 33 dari 57 hal. Pts No.


135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ah

lik

4.Bahwa TERMOHON II secara tegas menyatakan menolak dalil PEMOHON angka


m

ub

4 halaman 6 yang menyatakan pertimbangan hukum TERMOHON I pada halaman


26 adaiah tidak benar dan tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 11 Kontrak antara
ka

ep

PEMOHON dengan TERMOHON II; Tanggapan:


Bahwa pertimbangan hukum TERMOHON I dalam putusannya di halaman 26
ah

adaiah sudah benar karena memang antara PEMOHON dengan TERMOHON II


R

telah menempuh usaha musyawarah mufakat sejak akhir tahun 2009 sampai
es
M

pertengahan bulan April 2010. Namun upaya tersebut mengalami kebuntuan karena
ng

TERMOHON II keberatan dengan penawaran penyelesaian pembayaran yang


on

diajukan oleh PEMOHON, melalui Surat PEMOHON No. 046/ME/CLD/II/2010-A01


gu

tertanggal 16 Februari 2011 perihal Tanggapan dan Usulan Penyelesaian.


d

Bahwa pada saat proses musyawarah mufakat tersebut masih berlangsung dan
masih dalam tahap negosiasi, PEMOHON tanpa memberikan pemberitahuan
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada TERMOHON II bahwa telah terjadi persengketaan atau perselisihan,

a
sebagaimana yang telah diatur dalam Kontrak No. 46 dan Kontrak No. 47, Pasal

si
11.3, secara tiba-tiba memutus proses musyawarah dan selanjutnya melakukan
upaya hukum dengan mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum di

ne
ng
Pengadilan Negeri Surabaya yang terdaftar di bawah Nomor Register
424/Pdt.G/2010/PN.Sby, dengan Pihak-Pihak yaitu sebagai berikut: (i). PEMOHON

do
gu
selaku Penggugat I, (ii). PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk selaku
Penggugat II dan (iii). TERMOHON II selaku Tergugat.
Selanjutnya Majelis Hakim telah memutus perkara a quo, yang amar putusannya

In
A
antara lain berisi: (i). Menolak Gugatan Para Penggugat (in casu PEMOHON), (ii).
Mengabulkan Eksepsi Kompetensi Absolut yang diajukan oleh Tergugat (in casu
ah

lik
TERMOHON II), sebagaimana yang tersebut di dalam Putusan Nomor
424/Pdt.G/2010/PN.Sby. Bahwa dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri
am

ub
Surabaya, TERMOHON II telah mengajukan bukti mengenai Permohonan Arbitrase
TERMOHON II yang telah didaftarkan di Badan Arbitrase Naisonal Indonesia (BANI)
Jakarta yang terdaftar di bawah Nomor Register 356A/I/ARB-BAN1/2010 Tanggal
ep
k

30 Juni 2010, antara TERMOHON II


ah

si
ne
ng

do
gu

In
A

Hal 34 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


ah

lik

selaku Pemohon, PEMOHON selaku Termohon I dan PT. Truba Alam


Manunggal Engineering, Tbk selaku Termohon II. Bahwa berdasarkan uraian
m

ub

tersebut di atas merupakan fakta bahwa PEMOHON telah memutar balikan fakta
ka

yang ada karena justru sebaliknya PEMOHON lah yang telah melanggar Pasal
ep

11.3, Kontrak No. 46 dan Kontrak No. 47, dimana pada saat proses musyawarah
masih berlangsung, PEMOHON tanpa memberikan pemberitahuan kepada
ah

TERMOHON II telah memutus proses musyawarah dan mengajukan Gugatan


R

es

Perbuatan Melawan Hukum terhadap TERMOHON II di Pengadilan Negeri


M

Surabaya, sehingga dengan adanya Gugatan a quo sudah merupakan


ng

pemberitahuan dari PEMOHON maka TERMOHON II berpendapat tidak perlu


on

lagi memberikan pemberitahuan kepada PEMOHON karena PEMOHON TELAH


gu

TERLEBIH DAHULU MEMBERIKAN PERNYATAAN TELAH TERJADI


d

PERSENGKETAAN ATAU PERSELISIHAN MELALUI GUGATAN YANG


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
DIAJUKAN OLEH PEMOHON, dan selanjutnya meralat atau memperbaiki

a
kesalahan PEMOHON dalam melakukan upaya hokum yaitu mengajukan

si
Gugatan di Pengadilan Negeri Surabaya, dengan cara TERMOHON II
mengajukan dan menandatangani Permohonan Arbitrase di BANI. Bahwa Pasal

ne
ng
70 UU No. 30 Tahun 1999, sebagaimana juga telah didalilkan oleh PEMOHON,
tidak mengatur mengenai Kelalaian TERMOHON I dalam Memberikan

do
gu
Pertimbangan Hukum Mengenai Prosedur Penyelesaian Sengketa Sebelum
Arbitrase, sebagai Dasar dan Alasan Pembatalan Putusan Arbitrase.
Bahwa berdasarkan uraian dan dalil-dalil tersebut di atas maka TERMOHON II

In
A
mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
agar berkenan untuk menolak atau setidak- tidaknya menyatakan tidak
ah

lik
menerima dalil PEMOHON pada angka II bagian B halaman 5 sampai halaman
6.
am

ub
B.2. Alat Bukti Keterangan Saksi yang Tidak Sah. ep
k

5. Bahwa TERMOHON II keberatan dengan dalil dalil yang diajukan oleh


ah

PEMOHON pada angka 9 halaman 9 karena tidak relevan dan berbeda dengan
R
fakta sebenarnya ;

si
ne
ng

do
gu

In
A

Hal 35 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


ah

lik

Tanggapan:
m

ub

Bahwa pada saat persidangan di BANI Jakarta, TERMOHON II telah


menghadirkan saksi-saksi dalam hal ini adaiah Karyawan TERMOHON II -
ka

namun TERMOHON I memang menanyakan kepada PEMOHON dan


ep

PEMOHON telah mengajukan keberatan baik secara tertulis dan lisan.


ah

Bahwa di dalam peraturan perundang-undangan tidak ada ketentuan yang


R

melarang secara tegas terhadap kedudukan saksi-saksi yang masih memiiiki


es
M

hubungan pekerjaan, sehingga TERMOHON I mengizinkan saksi-saksi yang


ng

diajukan oleh TERMOHON II untuk memberikan keterangannya, dan dalam


on

agenda tersebut PEMOHON juga turut mengajukan pertanyaan-pertanyaan


kepada saksi-saksi yang diajukan oleh TERMOHON II.
gu

Bahwa berdasarkan fakta tersebut, PEMOHON telah memberikan


d

persetujuan dan merupakan pernyataan tidak keberatan dengan saksi- saksi


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang diajukan oleh TERMOHON II dalam proses pemeriksaan di BANI,

a
sehingga dengan adanya Surat dari PEMOHON No. 0019/NP. I/RG/2011

si
Tanggal 4 Januari 2011, perihal Tanggapan dan Keberatan Saksi-saksi yang
diajukan oleh TERMOHON II, merupakan salah satu (diantara yang lainnya)

ne
ng
BUKTI dan FAKTA mengenai sikap dan perbuatan PEMOHON yang
kontradiktif atau bertolak belakang serta menerapkan standar ganda

do
gu
(dualisme) atas perkara a quo. Bahwa dalil PEMOHON mengenai Alat Bukti
Keterangan Saksi yang Tidak Sah juga tidak diatur di dalam Pasal 70 UU No.
30 Tahun 1999, sebagaimana juga telah didalilkan oleh Pemohon, mengenai

In
A
Dasar dan Alasan Pembatalan Putusan Arbitrase sehingga dalil PEMOHON a
quo, pada angka 9 halaman 9, sudah sepatutnyalah dikesampingkan karena
ah

lik
tidak relevan.
Bahwa berdasarkan uraian dan dalil-dalil tersebut di atas maka TERMOHON
am

ub
II mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
agar berkenan untuk menolak atau setidak- tidaknya menyatakan tidak
menerima Gugatan a quo.
ep
k

B.3. Kelalaian Arbiter dalam menentukan Format Hukum dari Putusan Sela
ah

6. Bahwa TERMOHON II secara tegas menyatakan menolak dalil-dalil


R

si
PEMOHON pada Angka romawi II huruf B.3 perihal Kelalaian Arbiter dalam
menentukan Format Hukum dari Putusan Sela;

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik

Hal 36 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


Tanggapan:
Bahwa Permohonan Arbitrase TERMOHON II pada awalnya melibatkan
m

ub

TERMOHON II selaku Pemohon, PEMOHON (PT. Manunggal Engineering)


ka

selaku Termohon I dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk selaku
ep

Termohon II. Selanjutnya pada permulaan sidang arbitrase, PEMOHON bersama


PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk mengajukan Eksepsi Kompetensi
ah

Absolut dengan dasar telah terjadi Pembaharuan Hutang diantara Para Pihak
R

es

sehingga BANI Jakarta tidak memiliki kewenangan untuk memeriksa, mengadili


M

dan memutus perkara tersebut.


ng

Bahwa selanjutnya TERMOHON II mengajukan Tanggapan atas Eksepsi


on

Kompetensi Absolut tersebut dengan alasan bahwa perselisihan hukum antara


gu

PEMOHON dengan TERMOHON II berdasarkan Kontrak yang dibuat antara


d

PEMOHON dan TERMOHON II telah memilih Forum Arbitrase. Dan kemudian


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
setelah itu dilakukan Hearing antara PEMOHON dan PT. Truba Alam Manunggal

a
Engineering, Tbk dengan TERMOHON II dihadapan TERMOHON I yang intinya

si
adalah dengar pendapat dari para pihak mengenai kewenangan arbiter serta
mengenai pembaharuan hutang.

ne
ng
Bahwa setelah itu, Arbiter telah memberikan putusan sela yang amarnya adalah
sebagai berikut:

do
-
-
gu
Menolak eksepsi Termohon I dan Termohon II;
Menyatakan Majelis Arbitrase berwenang untuk memeriksa dan memutus
Permohonan Arbitrase Pemohon terhadap Termohon I;

In
A
- Menyatakan Majelis Arbitrase tidak menerima Termohon II sebagai pihak
dalam proses arbitrase ini;
ah

lik
- Melanjutkan pemeriksaan atas pokok perkara dari Perkara NO.356A/I/ARB-
BANI/2010.
am

ub
7. Bahwa oleh karena pada saat proses awal pemeriksaan arbitrase PEMOHON dan
PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk telah mengajukan Eksepsi
Kompetensi Absolut maka Putusan Sela yang diputus oleh TERMOHON I sudah
ep
k

sesuai dan berdasarkan Peraturan Prosedur Arbitrase BANI merujuk Pasal 18


ah

ayat (1) perihal Kompetensi- Kompetensi yang menyatakan :


R

si
" Majelis berhak menyatakan keberatan atas pemyataan bahwa ia tidak
berwenang, termasuk keberatan yang berhubungan dengan adanya atau

ne
ng

keabsahan perjanjian arbitrase jika terdapat alasan untuk itu "

do
gu

In
A
ah

lik

Hal 37 dari 57 hal. Pts No.


135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
m

ub

Selanjutnya dalam Pasal 18 ayat 4 perihal Putusan Sela yang menyatakan :


ka

" Dalam keadaan yang biasa, Majelis akan menetapkan putusan yang
ep

menolak masalah yurisdiksi sebagai suatu Putusan Sela. Namun, apabila


dipandang perlu Majelis dapat melanjutkan proses arbitrase dan memutuskan
ah

masalah tersebut dalam Putusan akhir ". Maka berdasarkan hal tersebut dalil
R

es

dalil PEMOHON yang menyatakan Kelalaian Arbiter dalam menentukan


M

Format Hukum dari Putusan Sela tidak relevan dan TERMOHON II mohon
ng

kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk menolak atau menyatakan tidak
on

dapat diterima.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
C. KESALAHAN DALAM PENERAPAN HUKUM.

a
R

si
C.1. Tentang Terjadinya Novasi Subyektif Pasif.

ne
ng
8. Bahwa pertimbangan hukum TERMOHON I dalam Putusan Sela di halaman
19 sampai dengan 21 perihal Tidak Ada Pembaharuan Hutang diantara para
pihak adaiah sudah tepat dan benar sesuai peraturan perundang-undangan

do
guyang berlaku;
9. Bahwa TERMOHON II menolak dalil dalil PEMOHON pada angka 6 dan

In
A
angka 7 halaman 12 yang menyatakan telah terjadi Novasi dengan merujuk
surat-surat sebagai berikut:
ah

lik
i. Surat PEMOHON No.061/ME/CLDA/ll/2009/SS tanggal 21 Juli 2009;
ii. Surat TERMOHON II No.104/FNACn"ENO/X/2009 tertanggal 6 Oktober
2009;
am

ub
iii. Surat TERMOHON II No.108/FNAC/TENO/X/2009 tertanggal 15
Oktober 2009;
ep
iv. Surat PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk
k

No.009/TAME/PMC/X/2009 tertanggal 9 Oktober 2010;


ah

v. Surat .PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk


R

si
No.215/TAME/CLD/XII/2010-NS tertanggal 16 Desember 2010
Tanggapan :

ne
ng

Bahwa dalil dalil tersebut tidak benar karena Pembaharuan Hutang tersebut
baru sebatas wacana serta isi dari surat-surat tersebut adaiah sebagai

do
gu

berikut: In
A
ah

lik
m

ub

Hal 38 dari 57 hal. Pts No.


ka

135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
ep

i. Surat PEMOHON No.061/ME/CLD/VII/2009/SS tanggal 21 Juli 2009 perihal


ah

Jawaban PEMOHON atas Somasi Kuasa Hukum TERMOHON II (d/h


R

KOSGORO) yang intinya adalah "...Tunggakan kepada PT. Terapan Nilai


es

Osilasi Indonesia tersebut salah satu upaya penyelesaiannya dengan


M

ng

dibuatnya Kontrak Pilling Material Supply No.167/Babel/Pilling Work/05/09-


on

KS tanggal 9 Mei 2009 antara PT. Truba Alam MAnunggal Engineering, Tbk
dengan TERMOHON II..."
gu

ii. Surat TERMOHON II No.104/FNAC/TENO/X/2009 tertanggal 6 Oktober 2009


d

perihal Pemberitahuan Sementara Pekerjaan Inland Transport Proyek Babel


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
& Surat TERMOHON II No. 108/FNAC/TENO/X/2009 tertanggal 15 Oktober

a
2009 perihal Permintaan Penerbitan Surat Komitmen

si
Penyelesaian/Pelunasan Pembayaran Proyek CP Bahari Lampung Unit 3 & 4.
Di dalam isi surat tersebut TIDAK ADA PERSETUJUAN DARI TERMOHON II

ne
ng
kepada PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk.
iii. Surat PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk

do
gu
No.009/TAME/PMC/X/2009 tertanggal 9 Oktober 2010 - dan TERMOHON II
perlu menjelaskan bahwa TERMOHON II tidak pernah menerima surat dari
PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk tertanggal 9 Oktober 2010 a

In
A
quo - oleh karena itu rujukan PEMOHON menurut pendapat TERMOHON II
TIDAK BERDASARKAN HUKUM;
ah

lik
iv. Surat PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk No.
215/TAME/CLD/XI1/2010-NS tertanggal 16 Desember 2010 perihal
am

ub
Pengambilanalihan Hutang PEMOHON kepada TERMOHON II oleh PT.
Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. Bahwa jelas PEMOHON tidak
KONSISTEN dengan dalilnya memang JIKA telah terjadi pembaharuan
ep
k

hutang (Novasi Subyektif Pasif) - dengan dibuatnya surat tersebut yang


ah

diterbitkan pada tanggal 16 Desember 2010 membuktikan PEMOHON RAGU


R

si
ATAS DALILNYA MENGENAI NOVASI SUBYEKTIF PASIF, dan
TERMOHON II perlu sampaikna bahwa Surat tersebut dibuat dan dikirim oleh

ne
ng

PEMOHON setelah perselisihan PEMOHON dan TERMOHON II masih dalam


tahap pemeriksaan di BANI Jakarta.

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

Hal 39 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


ep

10. Bahwa TERMOHON II perlu menyampaikan mengenai Novasi Subyektif adaiah


ah

sebagaimana yang diuraikan oleh J. Satrio, S.H. di dalam bukunya yang


R

es

berjudul CESSIE, SUBROGATE, NOVATIE, KOMPENSATIE, DAN


M

PERCAMPURAN HUTANG pada halaman 118 hingga 120, yaitu sebagai


ng

berikut,
on

"...Pasal 1417 BW menyebutkan cara orang mengadakan Novatie Subjectief


gu

Pasief, dimana Debitur menawarkan kepada Kreditur, seorang Debitur Baru


d

yang bersedia mengikatkan dirinya untuk membayar hutang-hutang debitur.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dalam hal ini novasi baru terjadi apabila Kreditur menerima dan menyetujui

a
Debitur Baru, dan dengan tegas menyatakan bahwa ia membebaskan Debitur

si
Lama dari keterikatannya berdasarkan perikatan yang lama, dari kewajibannya
terhadap Kreditur. Dengan perkataan lain, dengan hanya menerima penawaran

ne
ng
seorang Debitur Baru saja, yang disodorkan oleh Debitur Lama, belum terjadi
novasi. Dalam peristiwa ini orang mengatakan ada novasi yang tidak selesai

do
gu
(onvolledige novatie), atau dengan perkataan lain novasi yang gagal. Akibat
hokum dari peristiwa seperti itu adaiah paling-paling kreditur sekarang
mempunyai seorang debitur lagi yang dapat ditagih untuk memenuhi perikatan

In
A
yang ada antara Kreditur dengan Debitur Lama..." "...Pernyataan Kreditur secara
tegas bahwa "ia membebaskan Debitur Lama dari keterikatannya pada
ah

lik
perikatan lama terhadap Kreditur" dapat diartikan sebagai kehendak nyata dari
Kreditur untuk menghapuskan perikatan lama dan menggantikannya dengan
am

ub
perikatan baru...

C.2. Perkara No.463/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst di Pengadilan Negeri Jakarta


ep
k

Pusat
ah

R
11. Bahwa Gugatan No. 463/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst antara PT. Truba Alam

si
Manunggal Engineering, Tbk selaku Penggugat terhadap TERMOHON II selaku

ne
Tergugat dan PEMOHON selaku Turut Tergugat adaiah merupakan perselisihan
ng

yang berbeda dan gugatan tersebut didasarkan pada Kontrak Pilling Material
Supply No. 167/Babel/Pilling Work/05/09- KS tanggal 9 Mei 2009 antara PT.

do
gu

Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk selaku Pembeli dengan TERMOHON


II selaku Penjual perihal Pemesanan Tiang Pancang Untuk Proyek PLTU
In
Bangka Belitung 3 (2 x 30 MW),
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

Hal 40 dari 57 hal. Pts No.


R

135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
es
M

ng

12.Bahwa alasan PEMOHON di dalam mengajukan pembatalan putusan


on

arbitrase dengan dasar gugatan tersebut adalah tidak relevan karena Kontrak
gu

yang dibuat oleh TERMOHON II dengan PEMOHON BERBEDA DAN


BERDIRI SENDIRI-SENDIRI SERTA TIDAK ADA KAITANNYA dengan
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kontrak yang dibuat antara TERMOHON II dengan PT. Truba Alam

a
Manunggal Engineering, Tbk.

si
BAHWA ALASAN ALASAN PERMOHONAN PEMBATALAN PUTUSAN
ARBITRASE YANG DIAJUKAN OLEH PEMOHON SEBAGAIMANA YANG

ne
ng
DIURAIKAN PEMOHON PADA ANGKA II UNTUK HURUF B DAN HURUF C TIDAK
SESUAI DENGAN KETENTUAN PASAL 70 UU N0.30 TAHUN 1999

do
gu
13.Bahwa sesuai dan berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun 199 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, di dalam Bab VII tentang
Pembatalan Putusan Arbitrase Pasal 70 dinyatakan sebagai berikut:

In
A
"...Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan
pembatalan apabila putusan tersebut diduga mengandung unsur-unsur
ah

lik
sebagai berikut:
a. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah
am

ub
putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
b. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat
menentukan, yang disembuyikan oleh pihak lawan; atau
ep
k

c. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu
ah

pihak dalam pemeriksaan sengketa..."


R

si
14.Bahwa sesuai dan berdasarkan Pasal 70 UU No.30 Tahun 1999 sangat jelas
dan tegas bahwa Alasan-Alasan Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase

ne
ng

yang diajukan dan diuraikan oleh PEMOHON pada angka romawi II huruf B
(B.1, B.2, B.3) dan huruf C (C1 dan C2) tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

do
70 UU No.30 Tahun 1999 sehingga patut dikesampingkan dan ditolak;
gu

15.Bahwa PEMOHON telah salah menafsirkan Penjelasan Umum UU No.30


Tahun- 1999 sebagaimana dalil PEMOHON pada angka 5 halaman 3 dalam
In
A

Permohonan PEMOHON serta TERMOHON II tidak sependapat dengan dalil


PEMOHON yang menyatakan :
ah

lik

"...Berdasarkan hal-hal tersebut, maka alasan-alasan pembatalan


putusan arbitrase tidaklah bersifat limitatif sebagaimana diatur dalam
Pasal 70 UU No.30 Tahun 1999, namun Penjelasan Umum dari UU
m

ub

No.30 Tahun 1999 dan Yurisprudensi dari Mahkakamah Agung Rl


ka

ep
ah

es

Hal 41 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


M

ng

juga membuka kemungkinan untuk mengajukan alasan-alasan lain di luar


on

Pasal 70 UU No.30 Tahun 1999..." Tanggapan:


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa TERMOHON II tidak menemukan hal-hal baru dalam Penjelasan Umum

a
UU No.30 Tahun 1999 karena di dalam Penjelasan Umum UU No.30 Tahun 1999

si
jelas dinyatakan sebagai berikut:
"...Bab VII mengatur tentang pembatalan putusan arbitrase. Hal ini

ne
ng
dimungkinkan karena beberapa hal, antara lain:
a. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan

do
gu dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
b. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan,
yang disembuyikan oleh pihak lawan; atau

In
A
c. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu
pihak dalam pemeriksaan sengketa..."
ah

lik
Bahwa Penjelasan Umum dari UU No.30 Tahun 1999 dengan isi Pasal 70 adaiah
sama dan tidak ada alasan - alasan lain di luar ketentuan tersebut, oleh
am

ub
karenanya isi Pasal 70 UU No. 30 Tahun 1999 tidak bisa disimpangkan dengan
peraturan lain termasuk Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No.03/Arb.Btl/2005
tanggal 17 Mei 2006. Bahwa kedudukan Undang-Undang jelas lebih tinggi
ep
k

daripada sebuah Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl dan oleh karena itu alasan-
ah

alasan PEMOHON, sebagaimana pada angka romawi II huruf B dan C adaiah


R

si
patut dikesampingkan karena bukan yang disyaratkan secara tegas oleh Pasal 70
UU No.30 Tahun 1999 beserta Penjelasan Umum. 16. Bahwa TERMOHON II

ne
ng

menolak secara tegas Tuntutan Provisi dari PEMOHON kepada Yang Mulia
Majelis Hakim Perkara ini untuk memberikan Putusan Provisi berupa Menetapkan

do
untuk melakukan Penundaan atau penangguhan pelaksanaan eksekusi terhadap
gu

Putusan TERMOHON I No.356A/l/ARB-BANI/2010 tanggal 18 Februari 2011,


setidak-tidaknya hingga perkara permohonan pembatalan putusan Arbitrase A-
In
A

quo mempunyai kekuatan hukum tetap. Tanggapan :


Bahwa tuntutan tersebut sangat tidak berdasarkan hukum mengingat Putusan
ah

lik

No.356A/l/ARB-BANI/2010 tanggal 18 Februari 2011 yang telah diputus oleh


TERMOHON I adaiah bersifat Final dan Mengikat serta tidak dapat diajukan
Kasasi dan tidak memenuhi salah satu ketentuan PAsal 70 UU No.30 Tahun
m

ub

1999. Oleh karena itu, TERMOHON II mohon


ka

ep
ah

es
M

ng

Hal 42 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


on
gu

kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk menolak tuntutan provisi dari
d

Pemohon.
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Maka, berdasarkan uraian uraian di atas, Termohon II mohon kepada Yang Mulia

a
Majelis Hakim untuk berkenan memberikan Putusan sebagai berikut: DALAM

si
KONVENSI DALAM EKSEPSI:
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi TERMOHON II untuk seluruhnya.

ne
ng
2. Menyatakan menolak atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat menerima
Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase dari Pemohon.

do
gu
DALAM PROVISI :
m
- Menolak tuntutan Provisi PEMOHON; DALAM POKOK PERKARA :

In
A
- Menolak Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase PEMOHON untuk
seluruhnya ;
ah

lik
- Menghukum PEMOHON untuk membayar biaya perkara ini menurut hukum.
ATAU :
Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
am

ub
et bono).

Menimbang, bahwa atas Jawaban Termohon I dan Termohon II diatas,


ep
k

Pemohon telah mengajukan Replik tanggal 18 Mei 2011, sedangkan Termohon I


ah

dan Termohon II telah mengajukan Dupliknya tanggal 25 Mei 2011;


R

si
Menimbang, bahwa para Termohon disamping menyangkal Permohonan
Pemohon juga mengajukan eksepsi tentang kompetensi/kewenangan mengadili

ne
ng

secara absolute, maka menurut hukum Majelis memandang perlu untuk


menjatuhkan putusan sela atas eksepsi yang diajukan oleh Termhon I dan

do
gu

Termohon II;
Menimbang, bahwa atas eksepsi yang diajukan oleh Termhon I dan Termhon
II tersebut, Majelis telah menjatuhkan putusan sela pada tanggal 8 Juni 2011, yang
In
A

amarnya berbunyi sebagai berikut:


1. Menolak eksepsi Termohon I dan Termohon II ;
ah

lik

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan


mengadili Perkara ini ;
m

ub

3. Memerintahkan kepada kedua belah pihak untuk melanjutkan permohonan


perkara ini;
ka

4. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir;


ep
ah

es
M

ng

on

Hal 43 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonan tersebut,

a
Pemohon telah mengajukan surat-surat bukti-bukti bertanda P-1 sampai dengan P-

si
11e, berupa foto copy yang telah dibubuhi Meterai cukup dan telah pula dicocokkan
sesuai aslinya sebagai berikut:

ne
ng
1. Bukti P-1 Foto copy dari foto copy, Putusan Arbitrase Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) No.356A/I/ARB-BAN1/2010, tanggal

do
gu 18 Februari 2011 ;
2. Bukti P-2 Foto copy dari foto copy, Putusan Sela dalam perkara
Arbitrase No.356/VI/ARB-BANI/2010, tanggal 8 Desember 2010;

In
A
3. Bukti P-3 Foto copy sesuai asli, Kontrak Pekerjaan Pemancangan
(Piling Warks) No.046/Lampunext/Piling Warks/CLD/07-08- YY
ah

lik
tertanggal 17 Juli 2008 ;
4. Bukti P-3a Foto copy sesuai asli, Terjemahan Kontrak Pekerjaan
am

ub
Pemancangan (Piling Warks) No.046/Lampunext/Piling
Warks/CLD/07-08-YY tertanggal 17 Juli 2008 ;
5. Bukti P-4 Foto copy sesuai asli, Kontrak Pengadaan Tiang Pancang
ep
k

(Piling Material Supplay) for Unit 3 & 4 CP Bahari Lampung


ah

No.047/Lampungext/Piling Material Supply/CLD/07/-08-yy


R

si
tertanggal 17 Juli 2008 ;
6. Bukti P-4a Foto copy sesuai asli, Terjemahan Kontrak Pengadaan

ne
ng

Tiang PancaTig (Piling Material Supplay) for Unit 3 & 4 CP


Bahari LampungNo.047/Lampungext/Piling Material

do
Supply/CLD/07/-08-yy tertanggal 17 Juli 2008 ;
gu

7. Bukti P-5 Foto copy sesuai asli, Suplemental Agreement


No. 168/Lampung/Piling Material/CLD/05-09/YY tertanggal 7 Mei
In
A

2009 ;
8. Bukti P-5a : Foto copy sesuai asli, Terjemahan Suplemental Agreement
ah

lik

No. 168/Lampung/Piling Material/CLD/05-09/YY tertanggal 7 Mei


2009 ;
9. Bukti P-6 : Foto copy dari foto copy, Putusan Mahkamah Agung Rl
m

ub

No.03/Arb.Btl/2005, tanggal 17 Mei 2006 ;


ka

10. Bukti P-7 : Foto copy sesuai asli, Doktrin yang disampaikan M. Yahya
ep

Harahap dalam Bukunya "Hukum Acara Perdata" halaman 641


dan 682 ;
ah

11. Bukti P-8 : Foto copy dari foto copy, Surat permohonan kepada
R

es

Termohonan No.0019/PN.I/RG/2011, tanggal 4 Januari 2011,


M

perihal : Tanggapan dan Keberatan terhadap saksi- saksi yang


ng

diajukan oleh Pemohon ;


on
gu

Hal 44 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


d

12. Bukti P-9 : Foto copy sesuai asli, Doktrin yang disampaikan M. Yahya
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Harahap dalam bukunya "Hukum Acara Perdata" halaman 430;

a
13. Bukti P-10 : Foto copy dari foto copy, Doktrin yang disampaikan oleh

si
Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, SH. dalam Bukunya
"K.U.H. Perdata Buku III, Hukum Perikatan dengan Penjelasan"

ne
ng
pada halaman 177 ;
14. Bukti P-11a : Foto copy dari foto copy, Surat dari Termohon III kepada

do
gu Termohon II No.061/ME/CLDA/ll/2009/SS, tertanggal 21 Juli 2009
;
15. Bukti P-11b : Foto copy dari foto copy, Surat dari Termohon II kepada PT.

In
A
Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk. No.104/FNAC/
TENO/X/2009 tertanggal 6 Oktober 2009 ;
ah

lik
16. Bukti P-11c : Foto copy dari foto copy, Surat dari Pemohon / PT. Truba
Alam Manunggal Engineering, Tbk. Kepada Pemohon
am

ub
No.009fTAME/PMC/X/20009 tertanggal 9 Oktober 2010 ;
17. Bukti P-11d : Foto copy dari foto copy, Surat dari Termohon II kepada PT.
Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk, No.108/FNAC/
ep
k

TENO/2009 tertanggal 15 Oktober 2009 ;


ah

18. Bukti P-11e : Foto copy dari foto copy, Surat dari Pemohon / PT. Truba
R

si
Alam Manunggal Engineering Tbk. Kepada Termohon II
Ref.No.215/TAME/CLD/XII/2010-NS, tertanggal 16 Desember

ne
ng

2010 ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonan, Termohon I

do
gu

mengajukan bukti-bukti foto copy surat yang telah bermaterai cukup dan masing-
masing diberi tanda T.I-1 sampai dengan T.I-8, sebagai berikut:
In
A

1. Bukti T.I-1 : Foto copy sesuai asli, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa ;
ah

2. Bukti T.I-2 : Foto copy sesuai asli, Kontrak No. 047/Lampungext/Pilling


lik

Material Supply/CLD/07/08-yy tanggal 17 Juli 2008 oleh dan


antara PEMOHON dengan TERMOHON II ;
m

ub

3. Bukti T.I-3 : Foto copy sesuai asli, Putusan Sela Arbitrase No. 356A/I/Arb-
BANI/2010 Tanggal 08 Desember 2010
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal 45 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. Bukti T.I-4 : Foto copy sesuai asli, Putusan Arbitrase No.356/VI/ARB-

a
BANI/2010, tanggal 18 Februari 2011 ;

si
5. Bukti T.I-5 : Foto copy sesuai asli, Foto copy sesuai asli, Surat Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) No.10.984A/lll/ BANI/WD,

ne
ng
tanggal 31 Agustus 2010, Perihal : Penyelesaian perkara No.
356A/I/ARB-BAN1/2010, tanggal 18 Februari 2010, antara PT.

do
gu Terapan Nilai Osilasi Indonesia sebagai Pemohon melawan PT.
Manunggal Engineering sebagai Termohon I dan PT. Truba Alam
Manunggal Engineering, Tbk, sebagai Termohon II;

In
A
6. Bukti T.I-6 : Foto copy sesuai asli, Surat Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) No.10.1109/X/BANI/WD, tanggal 06 Oktober
ah

lik
2010, Perihal Penyelesaian perkara No. 356/VI/ARB-BAN1/2010,
tanggal 18 Februari 2010, antara PT. Terapan Nilai Osilasi
am

ub
Indonesia sebagai Pemohon melawan PT. Manunggal Engineering
sebagai Termohon I dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering,
Tbk, sebagai Termohon II ;
ep
k

7. Bukti T.I-7 : Foto copy sesuai asli, Surat Keputusan No.10.103/IX/SK-


ah

BANI/PA, tanggal 27 September 2010, tentang Pengangkatan


R

si
Arbiter Tunggal;
8. Bukti T.I-8 : Foto copy dari foto copy, Surat Badan Arbitrase

ne
ng

No.10.770A/ll/BANI/WD, tanggal 8 Juli 2010, ditujukan kepada PT.


Manunggal Engineering dan PT. Truba Alam Manunggal

do
Engineering, Tbk, Hal: Penyelesaian perkara No. 356/VI/ARB-
gu

BANI/2010, antara PT. Terapan Nilai Osilasi Indonesia sebagai


Pemohon melawan PT. Manunggal Engineering sebagai
In
A

Termohon I dan PT. Truba Alam Manunggal Engineering, Tbk,


sebagai Termohon II;
ah

lik

Menimbang, .bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonan, Termohon II


mengajukan bukti-bukti foto copy surat yang telah bermaterai cukup dan masing-
m

ub

masing diberi tanda T.ll-1a sampai dengan T.II-9, sebagai berikut:


1. Bukti -T.IMa: Foto copy sesuai asli, Contract Pilling Works No.
ka

ep

046/Lampungext/piling works /CLD/07/08-yy, between PT. Manunggal Engineering


and PT. Terapan Nilai Osilasi
ah

Indonesia For CP. Bahari 4 x 30 MW Coal Fired Power Plant,


R

date 17 July 2008 ;


es
M

ng

on
gu

Hal 46 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Bukti — T.II-1 b : Foto copy sesuai asli, Kontrak No. 046/LampungExt/Piling

a
Works /CLD/07-08-YY, tertanggal 17 Juli 2008 mengenai

si
Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang antara PT. Manunggal
Engineering dan PT. Terapan Nilai Osilasi Indonesia

ne
ng
(Terjemahan Resmi dalam Bahasa Indonesia);
3. Bukti-T.II-2a : Foto Copy sesuai asli, Contract Pilling Material Supply No.

do
gu 047/Lampungext/Piling material supply/CLD/07/08-yy, between
PT. Manunggal Engineering and PT. Terapan Nilai Osilasi
Indonesia For CP.Bahari 4 x 30 MW Coal Fired Power Plant,

In
A
date 17 July 2008 ;
4. Bukti-T.ll - 2b : Foto copy sesuai asli, Kontrak No. 047/LampungExt/Piling
ah

lik
Material Supply/CLD/ 07-08-YY, tertanggal 17 Juli 2008
mengenai Pasokan Bahan Tiang Pancang antara PT.
am

ub
Manunggal Engineering dan PT. Terapan Nilai Osilasi Indonesia
(Terjemahan Resmi dalam Bahasa Indonesia);
5. Bukti T.ll-2c : Foto copy sesuai asli, Contract No. 168/Lampung/Piling
ep
k

Material Supply/CLD/ 05/09-yy,between PT. Manunggal


ah

Engineering and PT. Terapan Nilai Osilasi Indonesia dated 7


R

si
May 2009 - Supplemental To Contract Pilling Material Supply
For Unit 3 & 4CP. Bahari - Lampung dated 17 July 2008,

ne
ng

Contract No.047/LampungExt/Pilling material Supply/CLD/07-


08/YY ;

do
6. Bukti T.ll-2d : Foto copy sesuai asli, Kontrak No. 168/Lampung/Piling
gu

Material/CLD/05/09-yy, antara PT. Manunggal Engineering dan


PT. Terapan Nilai Osilasi Indonesia tanggal 7 May 2009 -
In
A

Perjanjian Tambahan pada Kontrak Pasokan Bahan Tiang


Pancang Untuk Unit 3 & 4 CP. Bahari - Lampung tanggal 17 Juli
ah

lik

2008 - Kontrak No.047/LampungExt/Pilling material


Supply/CLD/07-08 YY (Terjemahan Resmi dalam Bahasa
Indonesia) ;
m

ub

7. Bukti-T.II-3 : Foto copy dari foto copy, Putusan Perkara Nomor :


ka

356/VI/ARB-BAN1/2010 antara Pemohon melawan Termohon


ep

(i.e. Termohon II dengan Pemohon ) tertanggal 18 Februari


2011
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Hal 47 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

a
;

si
8. Bukti T.II-4 : Foto copy sesuai asli, Surat Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) Jakarta No. 11.332/11l/BANl/ED tertanggal 22

ne
ng
Februari 2011 ;
9. Bukti T.II-5 : Foto copy dari foto copy, Akte Pendaftaran Nomor :

do
gu 01/WASIT/2011/PN.Jkt.Pst tertanggal 18 Maret 2011 ;
10. Bukti T.II-6 : Foto copy dari foto copy, Perhitungan Kewajiban Pemohon
terhadap Termohon mengenai Pekerjaan Pemancangan yang

In
A
diterbitkan dan ditetapkan oleh Pemohon yakni sebesar Rp. Rp.
2.547.980.453,-;
ah

lik
11. Bukti T.II-7: Foto copy sesuai asli, Surat Pemohon No.
046/ME/CLD/II/2010-A01 tertanggal 16 Februari 2010 perihal
am

ub
Tanggapan dan Usulan Penyelesaian ;
12. Bukti T.II-8: Foto copy sesuai asli, Surat Pemohon
N0.071/ME/CLD/III/2010-A01 tertanggal 22 Maret 2010 perihal
ep
k

Tanggapan atas Usulan Penyelesaian ;


ah

13. Bukti T.II-9: Salinan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya,


R

si
No.424/Pdt.G/2010/PN.Sby, tanggal 16 November 2010 ;

Menimbang, bahwa Pemohon dan para Termohon tidak mengajukan saksi

ne
ng

meskipun Majelis Hakim telah memberikan kesempatan.


Menimbang, bahwa setelah tidak ada lagi alat bukti yang akan diajukan oleh

do
gu

para pihak selanjutnya pemeriksaan di akhiri dengan Pemohon dan Para Termohon
mengajukan kesimpulannya masing-masing tertanggal 22 juni 2011.
In
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala
A

sesuatu yang termuat dalam berita acara sidang dipandang sebagai bagian dan
menjadi satu kesatuan dengan putusan ini.
ah

lik

Menimbang, bahwa pada akhirnya Pemohon maupun para Termohon tidak


mengajukan apa-apa lagi dan mohon putusan.
m

ub

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA


ka

ep

Menimbang, bahwa maksud permohonan Pemohon adaiah sebagaimana


ah

terurai diatas;
R

Menimbang, bahwa para Termohon disamping menyangkal permohonan


es

Pemohon juga mengajukan eksepsi yang disimpulkan pada pokoknya sebagai


M

ng

berikut:
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Hal 48 dari 57 hal. Pts No.

a
135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

si
Eksepsi Termohon I

ne
ng
A. Berdasarkan penjelasan Pasal 62 ayat 4 Jo. Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase,
Pengadilan Negeri secara Ex Officio harus menyatakan diri tidak berwenang

do
gu
memeriksa materi permohonan Aquo. Seperti dijelaskan oleh Pemohon dalam
posita permohonan sebelumnya telah terdapat perkara antara pemohon dengan
Termohon II (No. 356A/I/ARB-BANI/2010/ yang diperiksa melalui arbitrase

In
A
sebagai choise of form para pihak.
Bahwa perkara antara pemohon dengan termohon II tersebut telah di putus
ah

lik
melalui putusan Artibrase in casu putusan sela BANI No.356/VI/ARB- BAN1/2010
tanggal 08 Desember 2010 maupun putusan BANI No.356/VI/ARB- BANI/2010
am

ub
tanggal 18 Februari 2011.
Dihubungkan dengan perkara Aquo terutama menganai pokok-pokok
permohonan yang diajukan Pemohon ternyata di dapati bahwa dalil permohonan
ep
k

Pemohon Aquo merupakan dalil yang kurang lebihnya sama/identik dengan yang
ah

dikemukakan Pemohon dalam perkara melawan Termohon II No.356A/l/ARB-


R

si
BANI/2010 sebagai berikut:
a. Melalui pengulangan dalil tersebut terlihat jelas bahwa Pemohon berupaya

ne
ng

untuk menggiring dan menarik Pengadilan memasuki area


penilaian/pertimbangan hukum yang telah dilakukan Arbitrase.
b. Padahal seluruh dalil Pemohon sebagaimana dalam permohonan Aquo telah

do
gu

dipertimbangkan dan telah selesai diperiksa, diuji dan diputus melalui


putusan Arbitrase".
In
A

c. Mengacu pada ketentuan Pasal 60 Undang-Undang nomor 30 Tahun 1999


tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (UU Arabitrase)
ah

lik

putusan arbitrase beserta seluruh pertimbangan hukumnya yang telah


menguji seluruh dalil Pemohon tersebut merupakan putusan yang final dan
berkekuatan hukum tetap.
m

ub

d. Oleh karena itu Pasal 62 ayat 4 Undang-Undang Arbitrase Dan


ka

Penyelesaiannya secara tegas melarang pengadilan untuk menilai atau


ep

memeriksa wilayah hukum, alasan maupun pertimbangan hukum dalam


putusan arbitrase.
ah

B. Eksepsi Termohon I yang lain berupa gugatan Obscuur Libel ( kabur ); gugatan
R

es

Prematur , kompetensi relatif sebagaimana diuraikan dalam eksepsinya diatas


M

akan dipertimbangkan seperti dibawah ini. Bersama sama eksepsi Terohon II;
ng

Eksepsi Termohon II
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hal 49 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

si
Bahwa putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Jakarta No.356A/l/ARB-

ne
ng
BAN 1/2010 tertanggal 18 Februari 2011 adalah bersifat final dan mengikat serta
tidak dapat dimintakan pembatalan oleh para pihak sebagai mana yang diatur dalam

do
gu
peraturan prosedur arbitrase badan Arbitrase Nasional Indonesia.
Bahwa antara Pemohon dan Termohon II terikat dengan pasal 2 peraturan
prosedur Badan Arbitrase Nasional Indonesia tentang prosedur yang berlaku.

In
A
Bahwa di dalam peraturan prosedur arbitrase Badan Arbitrase Nasional
Indonesia tidak ada pasal yang mengatur jika putusan BANI dapat dimintakan
ah

lik
pembatalan oleh salah 1 pihak atau pihak ke 3, selanjutnya putusan BANI adalah
bersifat final dan mengikat sebagaimana yang diatur dalam Pasal 32 Peraturan
am

ub
Prosedur Arbitrase Badan Arbitrase Nasional Indonesia yang antara lain
menyatakan : Putusan bersifat final dan mengikat para pihak, para pihak menjamin
akan langsung melaksanakan putusan tersebut.
ep
k

Berdasarkan fakta tersebut, maka sesuai pasal 132 RV pengadilan


ah

diharuskan untuk secara Ex officio menyatakan diri tidak berwenang memeriksa


R

si
perkara ini.

ne
ng

Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil eksepsi dan pokok perkaranya


pihak Termohon I telah mengajukan bukti yang diberi tanda TH s/d T|-8, sedangkan
Termohon II telah mengajukan bukti surat yang telah diberi materai dan dicocokkan

do
gu

sesuai dengan aslinya yang di beri tanda Tn-I s/d Tn-9.


In
A

Menimbang, bahwa tentang eksepsi kewenangan mengadili yang diatur


dalam Pasal 62 ayat 4 Jo. Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase (vide bukti Trl)
ah

menurut Majelis Hakim adalah sebagai berikut: bahwa Pasal 62 ayat 4 berkaitan
lik

dengan permohonan eksekusi putusan Arbitrase, adalah kewenangan Ketua


Pengadilan Negeri dan tidak memeriksa alasan atau pertimbangan dari putusan
m

ub

Arbitrase, akan tetapi Ketua Pengadilan Negeri melaksanakan bunyi-putusan


Arbitrase, sedangkan Pasal 60 UU Arbitrase yang menyebutkan putusan Arbitrase
ka

ep

bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak hal ini
dimaksudkan bahwa putusan Arbitrase tersebut tidak dapat dimintakan upaya
ah

hukum banding maupun kasasi, sehingga keberatan Termohon I maupun Termohon


R

II tidak beralasan.
es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 50 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
Menimbang, Bahwa tentang kewenangan Pengadilan Negeri untuk
memeriksa dan mengadili putusan Arbitrase, Majelis Hakim mendasarkan kepada

do
gu
ketentuan Pasal 70 UU Nomor 30/1999 tentang Arbitrase dan alternatif penyelesaian
sengketa disebutkan bahwa terhadap putusan Arbitrase para pihak dapat
mengajukan permohonan pembatalan apabila putusan tersebut diduga mengandung

In
A
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Surat atau dokumen yang di ajukan dalam pemeriksanaan setelah putusan di
ah

lik
jatuhkan di akui palsu atau di nyatakan palsu
b. Setelah putusan diambil di temukan dokumen yang bersifat menentukan yang
am

ub
disembunyikan oleh pihak lawan atau
c. Putusan di ambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh satu pihak dalam
pemeriksaan sengketa.
ep
k
ah

Menimbang, bahwa secara eksplisit pasal tersebut di atas secara tegas


R

si
menjelaskan putusan Arbitrase dapat di batalkan dengan permohonan, pembatalan
putusan Arbitrase tersebut sesuai Pasal 71 tersebut UU No.30/1999 tentang

ne
ng

Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa disebutkan permohonan pembatalan


putusan arbitrase harus di ajukan secara tertulis dalam waktu paling lama 30 hari
terhitung sejak hari penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase kepada Panitera

do
gu

Pengadilan Negeri, sehingga permohonan Pemohon yang diajukan terhadap


Termohon I dan II adaiah menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
In
A

untuk memeriksa dan mengadili perkara Aquo.


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas maka


lik

eksepsi Termohon I dan II tentang kompetensi/kewenangan mengadili secara


absolut dinyatakan ditolak.
m

ub

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Termohon I dan Termohon II yang lain


ka

ep

diluar kompetensi absolut diantaranya gugatan/permohonan prematur (Dilatoria


Exeptie) .dan kabur (Obscuurlibel/onduidelijk) karena telah dipertimbangkan pula
ah

dalam putusan sela, bentuk perkaranya permohonan dan permohonannya sudah


R

jelas tidak kabur, maka mutatis mutandis pertimbangan dalam putusan sela diambil
es
M

alih sebagai pertimbangan pada putusan ini dan karenanya Eksepsi Termohon I dan
ng

Termohon II tetap dinyatakan ditolak seluruhnya.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 51 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
DALAM PROVISI :

Menimbang, bahwa dalam permohonannya Pemohon juga mengajukan

do
gu
tuntutan provisi agar menetapkan penundaan atau penangguhan pelaksanaan
eksekusi Putusan No.356A/l/ARB-BANI/2010 tanggal 18 Februari2011.

In
A
Menimbang, bahwa menurut Majelis hakim tuntutan provisi tidak memenuhi
ah

syarat yang ditentukan Pasal 180 ayat 1 HIR maupun SEMA No.3 Tahun 2000, dan

lik
tidak beralasan hukum, maka tuntutan provisi harus ditolak.
am

ub
40

DALAM POKOK PERKARA :

Menimbang, bahwa yang menjadi inti permohonan Pemohon adaiah


ep
k

Pembatalan Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Reg


ah

No.356A/l/ARB-BAN 1/2010 tanggal 18 Februari 2011 dengan alasan bahwa


R

si
Termohon II sebagai Pemohon dalam perkara gugatan terhadap Pemohon dahulu
sebagai termohon, telah melakukan tipu muslihat, karena mengajukan surat-surat

ne
ng

bukti yang mengandung cacat hukum yang digunakan sebagai dasar pertimbangan-
pertimbangan putusan oleh Termohon I (BANI) dalam menjatuhkan putusan yang

do
memenangkan Termohon II sebagai Pemohon Menimbang, bahwa atas
gu

Permohonan Pemohon tersebut, Termohon I (BANI) dan Termohon II dalam


jawabannya menyatakan pada pokoknya menolak Permohonan Pemohon.
In
A

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil Permohonannya tersebut,


ah

Pemohon mengajukan surat bukti bertanda P-1 sampai dengan P- 11e, sedangkan
lik

Termohon I dan Termohon II untuk membuktikan dalil-dalil sangkalannya


mengajukan surat bukti bertanda T.I-1 sampai dengan T.I-8 dan T. 11-1 sampai
m

ub

dengan T.II-9 seperti tersebut diatas dan untuk menyingkat uraian putusan ini
dianggap selengkapnya termuat disini.
ka

ep

Menimbang,bahwa dari dalil-dalil yang disampaikan oleh kedua belah pihak


ah

dihubungkan dengan alat bukti surat yang diajukan oleh kedua belah pihak yang
R

tidak disangkal atau setidak-tidaknya dibenarkan oleh kedua belah pihak, maka
es
M

diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 52 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
1. Bahwa benar telah terjadi sengketa perkara antara Termohon II sebagai
Pemohon melawan Pemohon sebagai Termohon yang diuajukan kepada

do
gu
Termohon I (BANI) yang terdaftar dalam Perkara No.356/VI/ARB- BANI/2010
tanggal 18 Februari 2011 dengan amar putusannya pada pokoknya
memenangkan Termohon II atau mengalahkan Pemohon dalam perkara Aquo.(

In
A
vide bukti P-1 sama dengan bukti T.I-4,T.II-3 )
2. Bahwa benar terdapat hubungan hukum antara termohon II dengan Pemohon
ah

lik
berkaitan dengan pekerjaan pengadaan tiang pancang dan pekerjaan
pemancangan untuk proyek unit 3 dan 4 CP Bahari lampung dimana termohon II
am

ub
selaku pemilik pekerjaan dan Pemohon selaku kontraktor (vide bukti P-3, P-3a,
P-4 dan P-4a yang sama dengan bukti T.II-1 a,1 b, dan T.ll-2a,2b,2c,2d).
3. Bahwa benar sebelum perkaranya diajukan ke BANI dengan No.356/VI/ARB-
ep
k

BAN1/2010 tanggal 18 Februari2011, sudah ada Putusan Pengadian Negeri


ah

Surabaya No.424/Pdt.G/2010/PN.Sby tanggal 16 September 2010 (Vide bukti


R

si
T.II-9) yang amarnya menyatakan Pengadilan Negeri Surabaya tidak berwenang
mengadili perkara tersebut, maka sengketa dibawa ke BANI, dan atas Putusan

ne
ng

BANI tersebut Pemohon mengajukan pembatalan kepada Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat (Vide bukti T.II-4,5).
4. Bahwa benar Termohon II sebagai Pemohon dalam perkara di BANI telah

do
gu

mengajukan alat bukti surat yang menjadi pertimbangan hukum Termohon I


(BANI) dalam memjatuhkan Putusan yang memenangkan Termohon II sebagai
In
A

Pemohon antara lain:


a. Perhitungan kewajiban Pemohon terhadap Termohon mengenai pekerjaan
ah

lik

pemancangan yang diterbitkan dan ditetapkan oleh Pemohon yakni sebesar


Rp.2.547.980.453 (Vide bukti T.II-6).
b. Surat Pemohon No.046/ME/CLD/ll/2010-A01 tertanggal 16 Februari 2010
m

ub

perihal tanggapan dan usulan Penyelesaian. (Vide bukti T.II-7).


c. Surat Pemohon No.071/ME/CDL/lll/2010-A01, tertanggal 22 Maret 2010
ka

ep

perihal tanggapan dan usulan Penyelesaian. (Vide bukti T.II-8); Menimbang,


bahwa dari surat bukti P.3,P.3a Kontrak
ah

No.046/Lampungext/pilling works/CLD/07/08-YY tentang pilling works (pekerjaan


R

es

pemancangan) Pasal 4 ditentukan harga Rp 4.592.960.000,- dan Pasal 5 ayat 1


M

tentang ketentuan pembayaran disebutkan tagihan harus diverifikasi, dan proses


ng

verifikasi dilakukan dalam waktu 1(satu) bulan terhitung sejak pihak pertama
on

menerima tagihan lengkap dan benar dari pihak kedua.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 53 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
Menimbang, bahwa dari surat bukti T.II-6,7 dan 8 merupakan usulan dari
Pemohon dan belum mendapat persetujuan dari Termohon II, karena surat tersebut

do
gu
baru merupakan bagian dari proses musyawarah yang belum tercapai kesepakatan
antara Pemohon dengan Termohon, sehingga menurut Pemohon secara yuridis
bukti tersebut khususnya pada bagian mengenai jumlah pilling work tidak dapat

In
A
dipergunakan sebagai bukti adanya pengakuan terhadap jumlah kewajiban dari
Pemohon kepada Termohon II.
ah

lik
Menimbang, bahwa sebaliknya menurut dalil sangkalan Termohon II bahwa
am

ub
Pemohon dalam proses pemeriksaan perkara Nomor:356/VI/ARB- BANI/2010
tertanggal 30 juni 2010 pada faktanya tidak mampu membuktikan atau membantah
apabila hutang pemohon kepada Termohon II berupa pembayaran pekerjaan
ep
k

pemancangan, bukan sebesar Rp 2.547.980.453,- berdasarkan kontrak Pilling work


ah

(kontrak pekerjaan Pemancangan) Nomor:


R
046/Pilling.Works/Lampung/Ext/Pilling.Works/CLD/07/08-YY tertanggal 17 Juli 2008.

si
(Vide bukti T.ll-1a dan 1.b) dan justru surat bukti bertanda T.II-7 dan surat bukti T.II-

ne
ng

8 merupakan bukti otentik yang mendukung Termohon II saat dalam proses perkara
di Arbitrase yang oleh Termohon I dimenangkan oleh Termohon II.
Menimbang, bahwa terhadap perbedaan pendapat dari kedua belah pihak

do
gu

tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagi berikut: Menimbang, bahwa


walaupun'Termohon II mendalilkan bahwa dalam surat bukti dari Pemohon kepada
In
A

Termohon II Yakni surat bukti T.II-7 dan T.II-8 kewajiban Pemohon secara jelas dan
tegas diakui memiiiki kewajiban kepada Termohon II sebesar Rp 11.348.318.098
ah

yang uraiannya sebagai berikut:


lik

Pengadaan tiang pancang sebesar sebesar Rp.7.642.587.645,-(tujuh milyarenam


ratus empat puluh dua juta lima ratus delapan puluh tujuh enam ratus empat
m

ub

puluh lima rupiah)


Pekerjaan pemancangan sebesar Rp.2.547.980.453,-
ka

ep

Idie time pekerjaan Pemancangan sebesar Rp. 1.157.750.000,-


*
ah

Menimbang, bahwa menurut Termohon II nilai kewajiban Pemohon kepada


R

termohon II sebesar Rp 2.547.980.453,- adaiah sesuai dan berdasarkan bukti bukti


es

T.II-6 sampai dengan bukti T.II-8 yang ditandatangani oleh orang yang memiiiki
M

ng

kewenangan hukum untuk membuat dan mengambil keputusan dalam perusahaan


on

Pemohon yaitu Direktur utama Bapak Sidarta Sidik.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 54 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng
Menimbang, bahwa meskipun surat Pemohon No.046/ME/CLD/ll/2010- AO-1
tertanggal 16 Februari 2010 perihal tanggapan dan usulan penyelesaian dan surat

do
gu
Pemohon No.071/ME/CLD/Ill/2010-A0-1 tertanggal 22 Maret 2010 perihal tanggapan
dan usulan penyelesaian merupakan bukti otentik dan mengikat serta mendukung
bukti T.II-7 dan T.II-8 dimana yang pada faktanya adalah surat tersebut diterbitkan

In
A
oleh Pemohon, namun setelah Majelis Hakim mencermati substansi bukti T.II-7 dan
T.II-8 tersebut merupakan bagian dari proses musyawarah yang belum terjadi
ah

lik
kesepakatan, sedangkan nilai pekerjaan pemancangan sebesar Rp.2.547.980.453,-
(bukti T.II-6) tidak dapat dipergunakan sebagai bukti adanya pengakuan besarnya
am

ub
jumlah kewajiban dari Pemohon kepada Termohon II.

Menimbang, bahwa dengan demikian makna ketiga surat Pemohon tersebut(


ep
k

T.II-6,T.II-7 dan T.II-8 adalah untuk usulan penyelesaian dari Pemohon yang belum
ah

mendapat persetujuan dari Termohon II dan bukan untuk membuktikan adanya


R
pengakuan besarnya kewajiban yang harus dibayar oleh Pemohon kepada

si
Termohon II sebesar Rp 2.547.980.453,-, karena sesuai Perjanjian sebagaimana

ne
ng

bukti P-5 asli Suplemental Agreement No. 168/Lampung/Pilling Material/CLD/05-


09/YY tetanggal 7 Mei 2009 Kontrak II dan bukti P.5a Asli terjemahan Supplemental
Agreement No. 168/Lampung/Pilling Material/CLD/05-09/YY tertanggal 7 Mei 2009

do
gu

Kontrak ke III hanya menentukan harga* untuk pekerjaan Pilling Material sebesar Rp
7.642.587.645,- dan sama sekali tidak menentukan harga untuk kontrak Pilling Work
In
A

sebesar Rp 2.547.980.453,-, maka perbuatan Termohon II yang telah mengajukan


bukti T.II-6 sampai dengan T.II-8 yang ternyata memuat informasi yang benar dalam
ah

Permohonan Arbitrase dan bukti-bukti tersebut telah dipergunakan oleh Termohon I


lik

sebagai bahan pertimbangan hukum dalam Putusan Arbitrase, oleh karena itu tidak
terbukti adanya unsur tipu muslihat yang dilakukan oleh Termohon II dalam proses
m

ub

pemeriksaan sengketa sebagaimana Pasal 70 huruf c UU No.30 Tahun 1999,


tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Sehingga pertimbangan
ka

ep

hukum yang dihasilkan tidak keliru dan sudah sesuai dengan fakta-fakta yang
sebenarnya.
ah

Menimbang, bahwa dengan demikian Putusan yang telah dijatuhkan oleh


es
M

Termohon I (BANI) dalam perkara antara Termohon II sebagai Pemohon melawan


ng

Pemohon sebagai Termohon dengan mendasarkan pada alat bukti yang benar, oleh
on

karena itu akibat hukumnya Putusan Termohon I dalam perkara Nomor.356A/I/ARB-


gu

BAN1/2010 tanggal 18 Februari 2011 sudah sah dan benar.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 55 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
Oleh karena itu alasan Permohonan Pemohon yang menyatakan

ne
ng
terdapat tipu muslihat antara Termohon II dengan Termohon I sebagaimana
diatur dalam Pasal 70 huruf C UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

do
gu
Alternatif Penyelesaian Sengketa tidak dapat dibuktikan, sehingga Permohonan
Pemohon harus dinyatakan ditolak.

In
A
Menimbang ,bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas,
karena Permohonan Pemohon ditolak, maka petitum permohonan Pemohon
ah

lik
ditolak seluruhnya.
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 72 ayat 3 UU Nomor
30 Tahun 1999 waktu penyelesaian perkara tersebut hanya 30 hari, akan tetapi
dalamn perkara aquo telah diputus oleh Majelis Hakim melebihi jangka waktu
ep
k

30 hari dikarenakan salah satu pihak bertempat tinggal diluar wilayah hukum
ah

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (di Surabaya) dan selain itu para pihak
R
menggunakan kesempatan untuk beracara sesuai tahapan sebagaimana

si
tercantum dalam Berita Acara Persidangan sehingga sampai dengan Putusan

ne
ng

dibacakan melebihi jangka waktu 30 hari.

Menimbang, bahwa oleh karena Permohonan Pemohon ditolak, maka

do
gu

Pemohon sebagai pihak yang kalah dalam perkara aquo, menurut hokum
harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
In
A

Mengingat ketentuan Pasal 60, Pasal 62 ayat 4, Pasal 70 huruf c, Pasal


71 dan Pasal 72 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun1999 tentang Arbitrase dan
ah

lik

Alternatif Penyelesaian Sengketa;


m

ub

MENGADILI
ka

Dalam Eksepsi:
ep

- Menolak eksepsi Termohon I dan Termohon II


ah

Dalam Provisi:
R

- Menolak Tuntutan Provisi Pemohon.


es

Dalam Pokok Perkara :


M

ng

1. Menolak Permohonan Pemohon seluruhnya.


on

2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar


Rp.266.000,- (dua ratus enam puluh enam ribu rupiah);
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 56 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.
Demikian diputuskan dalam Rapat Musyawarah Majelis Hakim pada

ne
ng
hari : RABU, Tanggal 06 Juli 2011, oleh kami : FX. JIWO SANTOSO,
SH.M.Hum. sebagai Hakim Ketua, HERDI AGUSTEN, SH.M.Hum. dan NANI

do
INDRAWATI, gu SH.M.Hum. masing-masing
tersebut telah dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada
sebagai Hakim Anggota, putusan

hari Rabu, tanggal 13 Juli 2011 Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh

In
A
SUAEB, SH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut,
dengan dihadiri oleh Kuasa Termohon I, Kuasa Termohon II tanpa hadirnya
ah

lik
Kuasa Pemohon ;
am

ub
Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,
ep
k

HERDI AGUSTEN, S.H., M.Hum. FX. JIWO SANTOSO, S.H.,


ah

M.Hum.
R

si
ne
ng

NANI INDRAWATI, S.H., M.Hum.

Panitera Pengganti,

do
gu

In
A

SUAEB, S.H.
ah

lik

Biaya-biaya :
PNBP ------------------ : Rp. 30.000,-
m

ub

Redaksi ------------------ : Rp. 5.000,-


ka

Materai ------------------ : Rp. 6.000,-


ep

Panggilan Sidang -- : Rp. 225.000,-


Ju mla h ------------ : Rp. 266.000,-
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Hal 57 dari 57 hal. Pts No. 135/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst.

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Anda mungkin juga menyukai