Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM


PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Kurikulum Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Indrati K, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 2 :

1. Ayeza Indah Maulia (20061023)


2. Zulfa Fitri Annisa (20061072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Rasional Pengembangan
Kurikulum Pendidikan PTK(Pendidikan Teknologi Kejuruan)” tepat pada waktunya.

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Indrati Kusumaningrum,
M.Pd, sebagai dosen pembimbing matakuliah Kurikulum Pendidikan dan Teknologi Kejuruan,
telah membiming kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memahami tentang konsep dasar kurikulum,Karakteristik


kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruanteori kurikulum menurut pandangan para ahli dan
implementasinya dalam dunia nyata,model pengembangan kurikulum bagi pendidikan teknologi
kejuruan ,fungsi peran dan organisasi kurikulum yang ada di Indonesia.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. 2


Daftar Isi............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ……………………. 6


2.2 Faktor yang perlu di pertimbangkan dalam Pengembangan Kurikulum PTK ……… 6
2.3 Pengembangan Kuikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan …………………… 9
2.4 Model Pengembangan Kurikulum Tipe Ralph Tyler ………………………………. 13
2.5 Implementasi Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan …………………… 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 17
3.2 Saran............................................................................................................................. 17

Daftar Pustaka................................................................................................................. 18

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan sebagai akibat dari
kemajuan IPTEK menuntut pendidikan pada jenjang persekolahan harus
menyesuaikan dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Materi dan
pengalaman belajar yang diberikan di sekolah harus bermanfaat untuk bekal
kehidupan peserta didik. Perubahan-perubahan tersebut bukan hanya menuntut
perbaikan kualitas, akan tetapi juga perlu penyesuaian kurikulum. Perubahan di
bidang pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya kurikulum yang dapat
mengakomodasi perubahan yang terjadi itu. Kurikulum berbasis kompetensi
merupakan upaya untuk mempersiapkan peserta didik memiliki kemampuan
intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.
Gambaran utama yang perlu diketahui dan dipahami mengapa penting menghasilkan
tenaga terampil sehingga dengan pemahaman tersebut guru akan dapat menyiapkan
para peserta didiknya dengan semaksimal mungkin. Upaya yang akan dilakukan guru
dapat memotivasi peserta didik untuk dapat belajar dengan penuh kesadaran
mempersiapkan dirinya untuk menguasai vokasional dengan lingkup yang luas baik
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada kegiatan pembelajaran ini para
peserta pendidikan dan pelatihan guru akan mempelajari pentingnya tenaga terampil,
fungsi, tujuan dan manfaat pendidikan teknologi dan kejuruan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa konsep dasar kurikulum pendidikan Teknologi dan Kejuruan ?
1.2.2 Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan ?
1.2.3 Bagaimanakah pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan
kejuruan ?
1.2.4 Bagaimana model pengembangan kurikulum menurut tyler ?

1.3 Tujuan penulisan makalah


1.3.1 Diharapkan pembaca dapat mengetahui konsep dasar kurikulum
pendidikan Teknologi dan Kejuruan
1.3.2 Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum pendidikan
teknologi dan kejuruan
1.3.3 Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengembangan
kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan
1.3.4 Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami model
pengembangan kurikulum menurut tayler

4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1 Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang berkaitan dengan pekerjaan dan melatih
siswa untuk bekerja. Di awalnya, dahulu kala  pendidikan kejuruan dapat diperoleh
langsung dari orang tua (dewasa), namun perkembangan ilmu dan teknologi yang
banyak ragam dan sangat cepat membuat orang tua tidak dapat mentransfer
keterampilan kerja dalam waktu singkat, untuk itu diperlukan sekolah kejuruan.

2.2 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum PTK adalah
sebagai berikut :
Saat Proses pembangunan berlangsung, hasil dari proses harus dibuat jelas. Diharapkan
bahwa hasil ini akan mengarah pada kurikulum kejuruan dan teknis yang berbasis data,
dinamis, eksplisit dalam hasil hasilnya, sepenuhnya diartikulasikan, realistis, berorientasi
pada siswa, sadar evaluasi,berorientasi masa depan dan focus pada kelas dunia.
2.2.1 Berbasis data

Kurikulum kejuruan dan teknis kontemporer tidak dapat berfungsi dengan baik
kecuali berbasis data. Keputusan isi kurikulum dibuat setelah berbagai data,
seperti karakteristik siswa dan sifat pekerjaan yang sedang dipersiapkan telah
dikumpulkan dan diperiksa.Sebenarnya, penggunaan data sebagai dasar
pembuatan keputusan tidak harus terlalu ditekankan. Alasan ini karena
pengembang kurikulum tradisional sering mengabaikan untuk menempatkan
tekanan pada hubungan yang sebaiknya ada antara data dan keputusan-keputusan
kurikulum.
2.2.2 Dinamis

Kurikulum statis dapat dikatakan sebagai kurikulum yang sewaktu waktu akan
hilang .Pendidikan kejuruan dan teknik yang berada dalam keadaan dinamis,
kurikulumnya juga harus dinamis.Para administrator, para pengembang
kurikulum, dan para guru yang secara tetap menguji kurikulum dalam batas-batas
yang dilakukan dan seberapa baik kurikulum itu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
siswa.

Ketentuan harus dibuat untuk revisi kurikulum, khususnya modifikasi-modifikasi


peningkatan yang dapat dilihat dan bukan hanya perubahan demi perubahan. Ini
tidak berarti sekali dalam setahun kurikulum diperiksa oleh panel
“ahli”.Ketentuan harus dibuat untuk mengarahkan kembali, modifikasi, atau
mengurangi kurikulum yang ada sepanjang tindakan ini dibenarkan.

2.2.3 Hasil Eksplisit

6
Tidak hanya kurikulum teknik dan kejuruan kontemporer yang harus peka atau
responsif terhadap dunia kerja, tetapi kurikulum juga harus mampu
mengkomunikasikan kepekaan ini bagi guru dan siswa .tujuan yang dinyatakan
secara luas adalah bagian penting dari kurikulum, namun tujuan hanya valid
ketika mereka dapat mengkomunikasikan dengan cara yang eksplisit (jelas).
Terhadap luasnya hasil-hasilnya eksplisit akan mampu menceritakan apakah
siswa akan mencapainya dan bagaimana hasil-hasilnya berhubungan dengan
pekerjaan khusus.

2.2.4 Benar-benar Terartikulasi

Walaupun mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya berkontribusi


dengan kualitas kurikulum, cara mata pelajaran itu diatur sehubungan dengan
yang lainnya, menjadikan adanya perbedaan antara sesuatu yang semata-mata
memuaskan dengan sesuatu yang istimewa (superior). Artikulasi kurikulum dapat
melibatkan resolusi konflik konten lintas bidang yang berbeda atau
pengembangan alur pendidikan logis dari tahun pertama ke tahun kedua.
Artikulasi dapat meluas guna menentukan cara-cara kurikulum yang mengarahkan
dukungan terhadap kurikulum yang ada atau memutuskan konsep-konsep yang
yang sebaiknya diajarkan sebagai prasyarat bagi mata pelajaran teknik khususnya.

2.2.5 Realistis

Kurikulum teknik dan kejuruan tak dapat beroperasi dalam keadaan vakum.Jika
siswa dipersiapkan dengan tepat untuk suatu pekerjaan, maka fokus kurikulum
haruslah relevan. Konten tidak dikembangkan semata-mata atas dasar apa yang
sebaiknya akan orang ketahui tetapi mencakup apa yang sebaiknya seharusnya
mampu lakukan. Konten kurikulum teknik dan kejuruan khususnya berdasarkan
atas peran pekerja sebenarnya dengan tugas yang relevan, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang akan melayani sebagai dasar untuk apa
diajarkan. Tekanan yang besar harus ditempatkan pada praktek. Pengalaman-
pengalaman kerja tangan di laboratorium atau latar pendidikan kooperatif siswa
melengkapi siswa dengan cara-cara pentransferan yang relevan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dengan dunia kerja.

2.2.6 Berorientasi siswa

Kebanyakan kurikulum berorientasi siswa. Artinya, dalam pendidikan teknik dan


kejuruan, membantu siswa mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja.
Oleh karena itu , kurikulum tidak hanya harus memenuhi kebutuhan kelompok
tetapi ada kewajiban memenuhi kebutuhan individual siswa. Agar kebutuhan-
kebutuhan itu dapat dipenuhi maka pengaturan dilakukan untuk memberikan
pembelajaran di berbagai tingkat kemampuan, mengembangkan rencana-rencana
pelatihan individu, atau membuat jalur-jalur alternatif lain untuk mencapai tujuan

7
pembelajaran. Apakah cara-cara yang digunakan membantu siswa, perhatian
mendasar sebaiknya dengan individu dan bagaimana ia dapat dibantu dengan
cara-cara yang paling baik.

2.2.7 Sadar evaluasi

Evaluasi diterima oleh banyak orang sebagai kegiatan yang datangnya secara
peridoik sehubungan dengan prosedur akreditasi. Secara realistis, para
administrator dan guru tak dapat menunggu lama untuk mencari bagaimana bisa
mudah mencari bagaimana keberhasilan mereka dicapai. Evaluasi kurikulum
harus menjadi kegiatan yang sedang berlangsung yang direncanakan dan
dilakukan dengan cara-cara yang sistematis. Seorang yang terlibat dengan
kurikulum teknik dan kejuruan seharusnya sadar bahwa evaluasi adalah upaya
yang berkesinambungan. Sambil kurikulum dirancang, rencana-rencana harus
dibuat untuk menilai efek-efeknya pada siswa. Kemudian, setelah kurikulum
dilaksanakan atau diimplementasikan dan data telah dikumpulkan, personal
sekolah dapat secara sebenarnya melihat apa kekuatan-kekuatan dan kelemahan
yang ada. Haruslah disadari bahwa evaluasi bukanlah kegiatan sederhana, tetapi
kegiatan seharusnya dilaksanakan secara bersamaan dengan upaya kurikulum
lainnya.

2.2.8 Berorientasi masa depan

Alvin Tffler dalam bukunya berjudul The Third Wave tahun 1980 menyatakan
mengenai bagaimana masa depan pendidikan. Para pendidik teknik dan kejuruan
khususnya sangat menaruh perhatian mengenai masa depan. Perubahan-
perubahan teknologi apakah yang mungkin mempengaruhi kebutuhan para
lulusan? Tipe-tipe labratrium sekolah apakah yang dibutuhkan dua puluh tahun
yang akan datang? Jenis-jenis pendidikan lanjutan apakah yang dibutuhkan oleh
siswa yang berada sekolah sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini dan lainnya
sering muncul. Orang-orang yang bertanggung jawab bagi kurikulum teknik dan
kejuruan perlu meyakini bahwa kurikulum yang sedang berjalan dipertimbangkan
sehubungan dengan apa yang akan atau dapat terjadi di masa yang akan datang.
Sambil keputusan-keputusan akan dibuat mengenai isi dan struktur kurikulum,
gagasan sebaiknya diberikan ke hasil-hasil yang mungkin berasal dari keputusan-
keputusan itu. Kurikulum yang diharapkan relevan dengan masa depan harus
responsif atau peka terhadap kebutuhan-kebutuhan hari ini dan yang akan datang.
Seberapa baik kurikulum akan berhasil dua puluh, tiga puluh, atau empat puluh
tahun dari sekarang akan banyak tergantung pada perspektif yang berhubungan
dengan masa depan.

2.2.9 Berfokus pada kelas dunia

Dalam beberapa tahun terakhir banyak diskusi berpusat pada tempat kerja kelas
dunia. Ini adalah tempat dimana karyawan adalah pemain kelas dunia dan kinerja

8
kolektif mereka menghasilkan produk dan layanan yang menempati peringkat
diantara yang terbaik dan paling cocok didunia.
 Mengapa satu jaringan hotel internasional berkembang sementara yang lain
terus kehilangan pelanggan ?
 Mengapa layanan yang diberikan seluruh dunia oleh dealer mobil untuk merek
mobil tertentu secara konsisten lebih baik dari pada layanan yang di berikan
oleh dealer lain ?

Membandingkan dengan standar kelas dunia, berfokus pada kualitas total, dan
memberdayakan tim kerja mandiri adalah beberapa cara agar bisnis dan industry
dapat menjadi kelas dunia.
Demikian adalah beberapa cara agar bisnis dan industry dapat menjadi kelas
dunia . Demikian juga, kurikulum yang mempersiapkan siswa untuk bekerja
dibisnis dan industry ini harus yakin apa yang di ajarkan mencakup pengalaman
belajar yang berfokus pada kelas dunia . Sebelum lulus, setiap siswa harus
mengetahui apa yang membedakan antara kinerja kelas dunia dan kelas dunia
yang lebih rendah dan bersiap untuk tampil dalam pekerjaan atau bidang ditingkat
kelas dunia. Karena semakin banyak perusahaan di hadapkan pada persaingan di
seluruh dunia, orang orang yang bekerja untuk perusahaan harus siap untuk
memproduksi dan memberikan layanan pada tingkat .

2.3 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan


2.3.1 Perencanaan Kurikulum PTK
Perencanaan kurikulum merupakan langkah pertama dalam proses
pengembangan kurikulum. Finch & Crunkilton (1984), menggambarkan tahapan
dalam pengembangan kurikulum di pendidikan teknologi dan kejuruan. Salah
satu
pendekatan yang dipergunakan dalam perencanaan kurikulum dikenal dengan
nama pendekatan sistem, yang digambarkan sebagai berikut :

9
Selain tinjauan pendekatan sistem dalam perencanaan kurikulum, di bawahini
digambarkan bagaimana kerangka konseptual dan operasional dariperencanaan
kurikulum.

2.3.2 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan


Pengembangan kurikulum di Pendidikan Teknologi dan Kejuruan terdiri
dari tahapan – tahapan yang masing-masing memilki langkah – langkah
tersendiridari tipa tahapan tersebut. Tahapan-tahapan utamanya terdiri dari
tahapan utamayaitu : tahap perencanaan kurikulum, penentuan isi kurikulum,
dan implementasikurikulum. Secara lebih jelas ketiga tahapan tersebut dapat
dilihat pada gambar 3di bawah ini :

10
Gambar 1-3 memberikan ringkasan proses pengembangan kurikulum. Masing-
masingblok mewakili bagian dalam buku yang dapat dirujuk oleh pembaca jika
tertarikpada satu aspek tertentu dari pengembangan kurikulum.
Bagian I
Secarakhusus membahas perencanaan kurikulum. Bagian ini paling relevan untuk
orang-orangyang sedang mengembangkan kurikulum bar atau memperbarui
kurikulum yang
sudah ada. Penetapan keputusan alternatif mengenai kurikulum berfungsisebagai
dasar untuk bagian ini. Rincian tentang pengumpulan data terkait sekolahdan
masyarakat disediakan sehingga pengembang kurikulum dapat
memperolehinformasi yang berarti untuk membantu proses pengambilan
keputusan.
Bagian II
Berfokus pada penetapan isi kurikulum. Pada titik inilah seseorang telah
memutuskan untuk mengembangkan kurikulum. Bagian ini memilikinilai khusus
bagi individu yang sip memutuskan konten yang akan dibuattermasuk dalam
kurikulum. Ini berisi rincian tentang cara konten kurikulumdapat ditentukan dan
prosedur yang digunakan untuk mengembangkan tujuandan sasaran kurikulum.
Bagian III
Berkaitan dengan berbagai aspek penerapan kurikulum. Orangyang telah melalui
tahap perencanaan dan penetapan konten akanmenemukan bagian in paling
bermakna. Ini pertama-tama berkaitan denganidentifikasi dan pemilihan bahan,
karena ini sering kall merupakan rute yang palingmurah untuk diambil,
Pengembangan mater kurikulum juga dirinci. Karenaseseorang harus
mempertimbangkan car yang paling efektif untuk menyediakankurikulum,
beberapa strategi penyampaian disajikan, Aspek terakhir dari
Bagian IV
Bagian IV adalah penilaian kurikulum. Padahal proses pengembangan
tentupenting, kualitas kurikulum ditentukan melalui penilaian dalam setting
yangrealistis.

Dalam mengambil keputusan dalam perencanaan kurikulum diPendidikan


Teknologi dan Kejuruan perlu dilakukan dengan tahapan-tahapan
tertentu yang dapat dilihat pada gambar 4 .

11
2.3.3 Penentuan Isi Kurikulum PTK
Dalam Finch & Crunkilton (1984: 140) Beberapa strategi / pendekatan yang dapat
digunakan dalam mengidentifikasi isi kurikulum, adalah :
A. Pendekatan Filosofis
a) Penentuan isi kurikulumnya subyektif
b) Sulit menemukan kesepakatan antara ahli dengan perencana
kurikulum
c) Merupakan bagian yang parsial dan kontradiktif

B. Pendekatan Introspektif
a) Penentuan isi kurikulum oleh sekelompok guru dan
administrator
b) Hasil kurikulum tidak dijamin valid sesuai dengan dunia kerja
c) Perlu melibatkan kalangan dunia usaha dan dunia industri
dalam curriculum advisory commitee
C. Pendekatan DACUM
a) Penentuan isi kurikulum didominasi oleh kalangan dunia
usaha dan dunia industri.
b) Guru dan administrator kurang dapat memberi kontribusi
positif dalam penentuan isi kurikulum.
c) Hasil proses kurikulum sampai pada kompetensi yang sesuai
dengan situasi kerja yang nyata
d) Orientasi bagi komisi atau peserta tentang program yang
direncanakan dan apa harapannya.
e) Mengkaji deskripsi pekerjaan dan tugas dalam situasi yang
nyata.
f) Mengidentifikasi kategorisasi kompetensi umum dalam
bidang kerja
g) Mengidentifikasi seperangkat kompetensi khusus dalam
kategori kompetensi umum yang berujud K, S, A.
h) Mengorganisir kompetensi-kompetensi dalam urutan untuk
dijabarkan menjadi urutan belajar (prinsip psikologi belajar)
i) Menentukan level of competence sebagai acuan penilaian
hasil belajar
D. Pendekatan Fungsional
a) Penentuan isi kurikulum lebih obyektif
b) Fungsi kerja industri dijabarkan menjadi performance yang
terkait dengan fungsi tertentu untuk dijadikan masukkan bagi
perencana kurikulum
c) Proses penentuan isi kurikulum membutuhkan biaya dan
waktu yang banyak
E. Pendekatan Analisis Tugas (Task Analysis)
a) Analisis dilaksanakan pada pekerja di industri (job incumbent)
b) Penentuan isi kurikulum lebih obyektif

12
c) Penentuan isi kurikulum lebih sistematis, teliti atau cermat
d) Dibutuhkan waktu sangat lama, biaya penelitian serta
pengembangannya sangat mahal

2.4 MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TIPE RALPH  TYLER


Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan Tyler (1949) diajukan berdasarkan
pada beberapa pertanyaan yang mengarah pada langkah-langkah dalam pengembangan
kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :
1. Tujuan pendidikan apa yang harus dicapai oleh sekolah?
2. Pengalaman-pengalaman pendidikan apakah yang semestinya diberikan untuk
mencapai tujuan pendidikan?
3. Bagaimanakah pengalaman-pengalaman pendidikan sebaiknya diorganisasikan?
4. Bagaimanakah menentukan bahwa tujuan telah tercapai?

Oleh karena itu, Menurut Tyler ada 4 perkara yang dianggap fundamental untuk
mengembangkan kurikulum, iaitu ::
1. Menentukan tujuan pendidikan
2. Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan
3. Menentukan organisasi pengalaman belajar
4. Menentukan evaluasi pembelajaran

Berikut ini penjelasan setiap tahapan model pengembangan kurikulum Tyler.


1. Menentukan Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran akhir yang harus dicapai dalam
program pendidikan dan pembelajaran. Tujuan pendidikan harus menggambarkan
perilaku akhir setelah peserta didik mengikuti program pendidikan, sehingga tujuan
tersebut harus dirumuskan secara jelas sampai pada rumusan tujuan khusus guna
memepermudah pencapaian tujuan tersebut.

Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan sebagai sumber dalam penentuan tujuan
pendidikan menurut Tyler, yaitu : a) hakikat peserta didik b) kehidupan masyarakat
masa kini c) pandangan para ahli bidang studi. Ketiga aspek tersebut harus
dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pendidikan umum. Penentuan tujuan
pendidikan dengan berdasarkan masukan dari ketiga aspek tersebut, selanjutnya di
filter oleh nilai-nilai filosofis masyarakat dan filosofis pendidikan serta psikologi
belajar.

Ada lima faktor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan, yaitu :
pengembangan kemampuan berfikir, membantu memperoleh informasi,

13
pengembangan sikap kemasyarakatan, pengembangan minat peserta didik dan
pengembangan sikap sosial.
2. Menentukan Proses Pembelajaran
Setelah penetapan tujuan, selanjutnya adalah menentukan proses pembelajaran apa
yang paling cocok dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu aspek yang
harus diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi dan latar
belakang kemampuan peserta didik. Artinya, pengalaman yang sudah dimiliki siswa
harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses pembelajaran
selanjutnya. Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan atau sumber belajar yang tujuannya untuk membentuk sikap,
pengetahuan dan keterampilan sehingga menjadi perilaku yang utuh. Oleh karena itu
ketetapan dalam pemilihan proses pembelajaran sangat menentukan pencapaian
tujuan yang telah di tetapkan.

3. Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar


Setelah proses pembelajaran ditentukan, selanjutnya menentukan organisasi
pengalaman belajar. Pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan-tahapan
belajar dan isi atau materi belajar. Bahan yang harus dipelajari peserta didik dan
pengalaman belajar apa yang harus dilakukan di organisasi sedemikian rupa sehingga
dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan. Kejelasan tujuan, materi belajar dan
proses pembelajaran serta urutan-urutan akan mempermudah untuk memperoleh
gambaran tentang evaluasi pembelajaran apa yang sebaiknya di gunakan.

Pengorganisasian pengalaman belajar bisa dilakukan secara vertikal maupun


horizontal serta memerhatikan aspek kesinambungan. Penjelasan lebih lanjut tentang
pengorganisasian materi akan di sajikan dalam pembahasan tersendiri.

4. Menentukan Evaluasi Pembelajaran

Menentukan jenis evaluasi apa yang cocok digunakan, merupakan kegiatan akhir dari
model Tyler. Jenis penilaian yang  akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis
dan sifat dari tujuan pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses 
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar penetapan jenis evaluasi bisa tepat,
maka para pengembangan kurikulum disamping harus memerhatikan komponen-
komponen kurikulum lainnya, juga harus memerhatikan prinsip-prinsip evaluasi yang
ada

14
15
2.5 IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN

Implementasi kurikulum umumnya telah menjadi tanggung jawab sekolah, yaitu kepala
sekolah, guru, dan masyarakat. Khususnya guru sebagai ujung tombak di lapangan, yang
harus mempersiapkan aktivitas pembelajaran, yang tentu harus didukung oleh pimpinan
dengan segala fasilitas dan kondisi yang diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan
sebagaimana yang direncanakan dan diharapkan. Kreativitas guru yang didukung oleh
kebijakan pimpinan yang konstruktif dengan segala sarana dan prasarana yang diperlukan
akan mengantar proses pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Dalam implementasi kurikulum sangat diharapkan para peserta didik akan
mendapat pengalaman belajar yang optimal sehingga para peserta didik pada sekolah
teknologi dan kejuruan khususnya akan dapat memiliki bekal dan pengalaman untuk
terjun di dunia usaha atau dunia industri. Setelah lulus mereka tidak canggung untuk
bekerja karena mereka diharapkan telah memiliki gambaran yang lengkap bagaimana
selayaknya berkiprah di lapangan kerja.

Pembelajaran vokasional bagi peserta didik perlu ditanamkan apa makna dibalik belajar
keterampilan tersebut. Para peserta didik harus dapat menghayati lebih jauh tentang
manfaat yang dapat diambil, dirasakan setelah mereka lulus kelak. Bagi peserta didik
yang belajar vokasional di sekolah umum pun perlu ditanamkan oleh guru tentang makna
dan kemanfatannya, paling tidak bahwa dengan belajar vokasional dapat bermanfaat bagi
diri sendiri dan keluarga, misalnya yang belajar elektro dapat memperbaiki seterika yang
rusak atau alat-alat listrik yang lainnya, atau yang belajar pembuatan busana akan dapat
membuat busana sendiri atau paling tidak memilih busana yang serasi bagi dirinya.

Pada proses pembelajaran para peserta didik harus mendapat pengalaman belajar yang
maksimal, sehingga mereka akhirnya akan mendapat kompetensi yang diharapkan setelah
mengikuti pembelajaran per mata pelajaran/per mata diklat. Secara berakumulasi para
peserta didik di sekolah kejuruan diharapkan dengan pokok bahasan dan sub pokok
bahasan yang diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran tersebut akan siap
menghadapi lapangan kerja.

Sebagai contoh pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata bidang keahlian
tata busana, misalnya tujuan pembelajaran mata diklat pembuatan hiasan busana yang
tercantum dalam kurikulum 2004 :
1. Teliti dan cermat dalam mengerjakan ragam hias.
2. Memahami jenis-jenis hiasan busana/kain, macam-macam teknik menghias
busana sulaman tangan dan sulaman mesin/bordir.
3. Terampil dalam menghias busana sesuai dengan desain.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19)
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Faktor yang perlu di pertimbangkan dalam pengembangan kurikulum PTK
adalah sbb :
- Berbasis data
- Dinamis
- Hasil eksplisit
- Benar-benar Terartikulasi
- Realistis
- Beorientasi siswa
- Sadar Evaluasi
- Berorientasi Masa Depan
- Berfokus pada kelas dunia
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuraan :
 Perencanaan Kurikulum
- Penentuan Proses Pembuatan Keputusan
- Menilai dan menumpulkan data yang terkait dengan sekolah
- Menilai dan mengumpulkan data yang terkait dengan masyarakat
 Penentuan Isi Kurikulum
- Menggunakan strategi untuk menentukan isi
- Membuat keputusan tentang isi kurikulum
- Mengembangkan tujuan umum dan khusu kurikulum
 Implementasi Kurikulum
- Mengidentifikasi dan memilih bahan ajar
- Mengembangkan bahan ajar
- Memilih strategi penyampaian (pembelajaran)
- Mengeveluasi Kurikulum
Model pengembangan Kurikulum Tyler :
1. Menentukan tujuan pendidikan
2. Menentukan proses pembelajaran
3. Menentukan organisasi pengelaman belajar
4. Menentukan evaluasi pembelajaran

17
3.2 SARAN
Pendidikan kejuruan telah menjadi hal yang paling lazim dimasa kini, pendidikan
kejuruan telah menjadi tujuan yang diperhitungkan , hal tersebut tentunya perlu dukungan
lebih dari semua pihak seperti dari pendidik, masyarakat dan hal yang terkait
didalamnya , hal ini sangat butuh peingkatan di dalamnya, maka peningkatan kualitas
dari segala pihak dibutuhkan .

DAFTAR PUSTAKA

18
Finch C.R. & Crunkilton, J.R. l984. Curriculum Development in Vocational and Technical
Education Planning Content and Implementation. Second Edition. Boston: Allyn and
Bacon Inc.,pp. 18-24.
Nana, Syaodih sukmadinata, 2008, Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Toto, Ruhimat dkk, 2011, Kurikulum & Pengembangan, Jakarta : Rajawali Pers,
Muhtadi, Ali. Telaah Pengembangan Kurikulum KPendidikan Teknologi dan Kejuruan.
[Online].http://staffnew.uny.ac.id/upload/132280878/penelitian/
10.+Telaah+pengembangan+Kurikulum+kompetensi+di+P+Teknik+dan+Kejuruan.pdf
[24 Februari 2022].

19

Anda mungkin juga menyukai