Disusun oleh :
Alan Febrianda 20061019
Amelinda Jetira 20061020
Julio Arca Saputra 20061029
Nazira Ilyka 20061061
Rindi Silvia Putri 20061036
Puji syukur marilah kita sanjungkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena
dengan pertolongan-nya saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
“Ketepatan Dalam Mendeskripsikan Pendidikan Kejuruan Mancanegara”.
Tak lupa saya mengucapkan terikasih kepada dosen pembimbing dan rekan-
rekan yang telah membantu saya dalam pembuatan karya tulis ini. Kami juga
mengucap terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung. Tentunya ada hal-hal yang ingin
kami berikan kepada masyarakat dari karya tulis ini. Karena itu saya berharap
semoga karya tulis ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Semoga karya ilmiah yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................................2
MENDESKRIPSIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN MANCANEGARA.........................2
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEJURUAN..............................................................2
B. KOMPARASI ANTARA SISTEM PENDIDIKAN KEJURUAN DI JEPANG,
AUSTRALIA, MALAYSIA, JERMAN, DAN INGGRIS...................................................3
1. JEPANG...................................................................................................................3
2. AUSTRALIA...........................................................................................................7
3. MALAYSIA.............................................................................................................9
4. JERMAN................................................................................................................12
5. INGGRIS...............................................................................................................15
BAB III....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh
setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya
suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan,
sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karena
seperti yang kita ketahui bahwa Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya
Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan
merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses
pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa Pengertian pendidikan kejuruan
2. Mengetahui bagaimana komparasi antara sistem pendidikan kejuruan di
jepang, australia, malaysia, jerman, dan inggris?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Wenrich and Galloway (1988) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan sama
dengan pendidikan teknik dan sama dengan pendidikan okupasi. The term vocational
education, technical education, occupational education are used interchangeably. These
terms may have different connotations for some readers. However, all three terms refer to
education for work. Istilah pendidikan kejuruan, pendidikan teknik, dan pendidikan
okupasi digunakan secara bergantian. Istilah-istilah tersebut mempunyai konotasi yang
berbeda-beda bagi pembaca, namun ke tiga istilah tersebut merupakan pendidikan untuk
bekerja.
Wenrich and Galloway (1988) lebih jauh mengemukakan bahwa “Vocational
education might be defined as specialized education that prepares the leaner for entrance
into a particular occupation or family occupation or to upgrade employed workers”.
Pendidikan Kejuruan dapat diartikan sebagai pendidikan yang special yang berfungsi
menyiapkan peserta didik untuk memasuki pekerjaan tertentu, atau pekerjaan keluarga
atau untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, PENDIDIKAN KEJURUAN: merupakan pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Namun
berdasarkan fakta yang ada, lulusan SMK tidak hanya dapat bekerja pada bidang tertentu,
tetapi juga bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dan wirausaha. Oleh karena itu lulusan
SMK bisa BMW, yaitu bekerja di dunia kerja dan dunia industri, melanjutkan ke
perguruan tinggi khususnya ke pendidikan vokasi, atau pendidikan profesi, atau menjadi
guru SMK dan wirausaha.
1. JEPANG
3
menerima pemberitahuan untuk memasukkan anak ke sekolah. Sebagian besar
lulusan sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas. Sekolah
negeri atau sekolah umum diselenggarakan oleh pemerintah prefektur atau
pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh pemerintah pusat. Sebagian besar sekolah
dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri dikelola pemerintah kota.
Sebagian besar sekolah menengah atas dikelola oleh pemerintah prefektur, dan
kadang-kadang oleh pemerintah kota. Sekolah swasta diselenggarakan oleh badan
hukum.
Beberapa dari sekolah yang paling difavoritkan adalah sekolah tingkat menengah
swasta selama enam tahun yang jenjangnya pada kedua range, yaitu pada lower
secondary dan upper secondary school. Sekolah-sekolah itu, yang mana melayani
minoritas kecil anak-anak Jepang, adalah seperti sekolah negeri bahasa Inggris, dan
persaingan untuk memasukinya sangat ketat. Siswa pada sekolah tersebut bersaing
untuk mendapatkan tempat di universitas elit yang jumlahnya terbatas, perlu belajar
keras untuk dapat melalui tes masuk universitas tersebut.
Jepang merupakan negara yang pertama untuk mengakui kedua kekurangan dalam
sistem mereka saat ini berupa pendidikan kejuruan dan pelatihan, dan juga tantangan
yang harus dihadapi di masa depan.
Di Jepang terdapat keluasan penerimaan antara industri dan komunitas, kebutuhan
fasilitas negara untuk pelatihan kejuruan dan kontrol sentralisasi tingkat tinggi dari
sistem pendidikan. Dengan begitu, di sana terdapat tradisi keterlibatan pemerintah
yang panjang, baik pada penetapan tujuan ekonomi nasional dan pengaturan serta
pengawasan kerangka kerja pelatihan industri dan pengembangan. Kerangka kerja
undang-undang nasional dan struktur adiministratif untuk pelatihan industrial adalah
kompleks dan berdasarkan pada Hukum Pelatihan Kejuruan 1969 dan amandemennya
baru-baru ini menelurkan prinsip dasar pelatihan kejuruan dan membuat ketetapan
peraturan untuk dilaksanakan oleh setiap bagian yang berkecimpung pada aktifitas
tersebut. Komitmen yang tinggi ditunjukan negara tersebut dengan kewenangan
pemerintah pusat yang sangat besar pada bidang kejuruan terutama pada materi
pembelajaran yang berjalan, sehingga menjadi contoh dari beberapa negara yang juga
sedang mengembangkan pendidikan kejuruannya.
4
karyawan, yang memiliki akar sejarah yang dalam, menghasilkan dalam iklim
perusahaan yang homogeny yang sering mencapai intensitas religius dan spiritual.
Fasilitas utama dari kerangka kerja ini adalah bahwa tanggungjawab utama untuk
menyediakan pelatihan kejuruan bersandar pada industri, dan negara melalui menteri
tenaga kerja, membantu pada proses ini melalui berbagai cara, sebagai contohnya,
menyediakan subsidi substansial untuk mendorong perusahaan yang lebih kecil untuk
menyediakan pelatihan yang penting. Pemerintah juga mengawasi sistem nasional
pengujian perdagangan yang telah dilaksanakan semenjak tahun 1959. Sekarang
meluas tidak lebih sedikit dari 102 perdagangan dan beroperasi pada dua tingkatan.
Grade I (lebih kompleks) dan Grade II.
Pengujian diberikan setahun sekali dan merupakan stimulus yang cukup untuk
karyawan untuk melaksanakan training tambahan, sebagai kelengkapan kesuksesan
untuk promosi atau kenaikan pangkat, dan juga menjadi materi kebanggaan individu.
Departemen Tenaga Kerja menjalankan Institut Pelatihan Kejuruan yang memainkan
peran yang sangat penting dalam instruktur pelatihan untuk Lembaga baik negeri
maupun swasta, dan juga untuk industri. Bidang pelatihan kejuruan, merupakan
bagian penting yang dimainkan oleh sektor swasta, terutama dalam bentuk sekolah
pelatihan khusus, yang merupakan faktor kunci/penting. Ekspansi mereka dalam
beberapa tahun terakhir adalah sebagai respon langsung terhadap permintaan orang
tua dan siswa serta kemauan industri untuk mempekerjakan produk/lulusan mereka.
Apapun kekurangan mereka mungkin, yang diukur dengan kriteria luas pendidikan
dan pedagogik, kekuatan mereka terletak pada kemampuan mereka untuk merespon
dengan cepat membantu secara efektif tuntutan pasar yang dirasakan.
Pelatihan yang diberikan oleh industri, setidaknya dalam kasus perusahaan besar,
tersebar luas, intensif, dan berkualitas tinggi.
5
melaksanakan program pendidikan selama 240 hari setahun. Dalam kasus
kebanyakan, oleh karena itu, anak-anak bersekolah selama enam hari dalam
seminggu, dan empat puluh minggu dalam setahun, dan pun demikian diharuskan
untuk menghabiskan waktu lebih di sekolah daripada negara lain di dunia. Selama
tahun-tahun bersekolah, anak-anak di Jepang menerima penyelesaian tingkat tinggi
dalam bahasa daerahnya dan matematika, dan mendapatkan kerajinan sikap dan
ketekunan yang mana, dalam pandangan Duke, dan para observer lainnya terhadap
Jepang, melengkapinya secara ekstrim sebagai pekerja masa depan.
Di Jepang, tidak terdapat ujian nasional untuk masuk ke pendidikan yang lebih
tinggi, malahan, mereka secara berulang kali mengikuti ujian saringan yang mana
secara khusus disiapkan oleh perusahaan yang menspesialisasi dalam produksinya.
Kurikulum sekolah menengah kejuruan di Jepang, terdiri dari kedua mata pelajaran
umum dan mata pelajaran kejuruan. Pelajaran umum terdiri dari bahasa Jepang, IPS,
matematika, sains, bahasa asing, biasanya bahasa Inggris, seni, dan pendidikan
jasmani. Pelajaran kejuruan khusus di bidang teknis, misalnya, spesialis yang paling
penting termasuk mesin, listrik, elektronik, arsitektur, teknik sipil dan kimia industri.
Program yang paling populer di bidang teknis adalah mereka dalam mesin dan listrik
dalam hal pemeriksaan dan perawatan.
a) Sekolah Diploma
Sekolah Diploma atau Junior College di Jepang disebut Tank iDaigaku atau
disingkat TANDAI. Masa studinya umumnya berlangsung selama 2 tahun, tetapi
untuk bidang-bidang seperti Teknologi Kesehatan, IlmuKeperawatan biasanya
berlangsung selama 3 tahun. Berbeda dengan pendidikan di Perguruan Tinggi yang
lebih menekankan pada pendidikan yang bersifat teoritis maka di Tanki Daigaku
lebih menekankan pada keahlian yang bermanfaat dan dapat diterapkan langsung
sesuai bidang yang dipelajari.Sekitar sepertiga dari program ini diperuntukan bagi
perempuan dan lebih darisetengahnya mengajarkan bidang-bidang seperti social
humaniora,kesejahteraan keluarga dan kependidikan. Berbeda dengan di Indonesia
diJepang lulusan Diploma tidak bisa langsung melanjutkan ke jenjang S1,apabila
ingin masuk Perguruan Tinggi (S1) harus masuk dari awal.
b) Sekolah Kejuruan
6
diperlukan dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.Sekolah ini ditujukan untuk
lulusan SMA, lulusan Perguruan Tinggi ataumereka yang sudah lama bekerja di
perusahaan kemudian ingin menjadiwirausaha dengan keahlian/keterampilan khusus
yang dimiliki. Senmon Gakkou biasanya meliputi bidang kesehatan, teknik,
kebudayaan, pengetahuanumum, kependidikan, perdagangan, kesejahteraan social,
kerumah tangaan, pertanian dan sebagainya. Di Senmon Gakkou dapat memperoleh
sertifikasi di banyak bidang seperti diantaranya, animator, sutradara film, game
creator,interior design, arsitek, system engineer, montir mobil, perawat, ahli gizi,
koki, penata rambut, interpreter, staff hotel, pramugari, guru TK, perancang
busanadan lain-lain. Masa belajar biasanya antara 2 – 4 tahun. Salah satu ciri
khassenmon gakkou adalah mempunyai berbagai program yang sesuai
dengankeahlian dan sertifikat yang diinginkan. Semua Senmon Gakkou
menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar, untuk masuk kesekolah ini
diharuskan mempunyai kemampuan bahasa Jepang setingkat N2. pelatihan kejuruan,
perguruan tinggi pelatihan khusus di bawah yurisdiksiMOE, serta fasilitas
pengembangan sumber daya manusia dan perguruantinggi politeknik di bawah
yurisdiksi Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerjadan Kesejahteraan. Fasilitas
pengembangan sumber daya manusia publik yangdijalankan oleh pemerintah
prefektur dan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan menyediakan
kursus satu sampai dua tahun untuklulusan sekolah menengah
2. AUSTRALIA
Sistem sekolah dibagi menjadi sekolah dasar yang diperuntukkan bagi anak-
anak sampai usia 12 tahun, dan sekolah menengah yang dapat dihadiri sampai usia
17. Jenis yang paling umum dari sekolah menengah adalah sekolah pendidikan yang
komprehensif.
Di Australia pendidikan kejuruan dan pelatihan disediakan oleh tiga lembaga
utama yaitu sistem publik Pendidikan Teknis, lembaga swasta yang menawarkan
pelatihan kejuruan dan industri itu sendiri.
Pada dasarnya sistem pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi empat
tingkatan, yaitu:
1. Sekolah Dasar (Primary School)
2. Sekolah menengah (Secondary or High School)
3. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan (Vocational Education and Training)
4. Pendidikan Tinggi (Universitas)
Pendidikan Dasar adalah wajib untuk anak berusia 6 sampai 12 tahun atau 13
tahun, di Australia untuk sekolah ada istilah Coeducational dan noncoeducational
yaitu penggabungan siswa pria dan wanita yang banyak dilakukan disekolah-sekolah
negeri dan pemisahan jenis kelamin (single-sex) yang banyak ditemui di sekolah-
7
sekolah swasta. Pendidikan menengah dapat ditempuh oleh seorang siswa selama
lima atau enam tahun, hal ini disebut program wajib belajar 9 tahun, setelah hingga
menamatkan sekolah menegah, banyak para pelajar terutama pelajar pria mengikuti
sekolah kejuruan dengan bentuk pemagangan (appreniticeship). Di Australia setiap
pelajar diberi kebebasan untuk memilih keahlian yang mereka sukai, pendidikan
pemagangan ini ditempuh selama empat tahun dan paruh waktu (part time), kemudian
saat bersamaan para pelajar dapat juga belajar di perguruan tinggi atau dikenal
dengan TAFE (Technical and Further Education) dan juga CAE (Colleges of
Advanced Education).
.
8
dipanggil untuk merancang dan menerapkan kurikulum inti nasional yang umum,
ukuran diterima oleh direksi negara TAFE, dan untuk meninjau kurikulum secara
teratur untuk memastikan mereka memenuhi perubahan kebutuhan industri.
Pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development Centre) dibentuk oleh
pemerintah Commonwealth untuk membantu mengkoordinasi dan menyiapkan
kurikulum, terutama untuk kelas akhir sekolah kejuruan, sebagai panduan ujian
eksternal dan bagi negara-negara bagian dapat mengembangkannya sesuai dengan
kebutuhan negara bagian tersebut.
Buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi
kurikulum departemen pendidikan, Dewan Pendidikan Australia (The Australian
Council For Educational Research/ACER), pusat pengembangan kurikulum
(Curriculum Development Centre/CDC), penerbit-penerbit buku komersil, dan guru
bidangstudi.
Metodelogi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-masing guru
atau sekolah, tetapi di Australia pada umumnya satu guru mengajar satu mata
pelajaran dan untuk kelas yang beda umur diajar oleh lebih dari satu guru atau team
teaching.
3. MALAYSIA
U-Secondary/2 th Universities/
Post-Scdry
(Academic)
Colleges/
(Academic)
Employment
L-Secondary U-Secondary/2 th
(Technical) Matrikulation/Foreign
Pre-S 1 Prmry School 6
th th Universities/Employment
Colleges/Polytechnics
U-Secondary/2 th
(Vocational) Employment
9
Gambar 2. Sistem Pendidikan di Malaysia
10
b. Pola Pelatihan Keterampilan (Skills Training Stream)
Dalam pola pelatihan keterampilan, penekanan lebih diberikan dalam bentuk kerja
praktik untuk mengembangkan kompetensi dalam keterampilan yang disyaratkan oleh dunia
industri. Siswa disiapkan untuk mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh The National
Vocational Training Certificate dan penilaian keterampilan diarahkan oleh The National
Vocational Training Council, Ministry of Human Resources. Siswa-siswa diharapkan untuk
mendapatkan pekerjaan di industri setelah melengkapi pelatihan mereka.
11
Pendidikan vokasional di Malaysia dibedakan menjadi dua yaitu level dasar
dan level tinggi. Informasi selengkapnya akan diulas di bawah ini :
1. Level Dasar
Sekolah vokasional level dasar sering disebut juga dengan istilah sekolah
menengah kejuruan. Ada juga yang menamainya dengan sekolah menengah teknik.
Pada proses pembelajarannya, kolej vokasional level dasar ini masih dibagi lagi
menjadi dua kategori yaitu sekolah menengah teknik dan sekolah menengah
kejuruan. Berikut ulasannya:
2. Level Tinggi
Para lulusan sekolah menengah teknik dan sekolah menengah kejuruan juga
bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa lembaga
pendidikan yang bisa jadi rujukan adalah politeknik, Lembaga Pelatihan Industri,
Institut Keterampilan Pemuda Nasional , Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan
Tinggi, Departemen Akreditasi dan Keterampilan Lanjutan, Teknologi
Tinggi Training Center, Institut Kemahiran Mara dan lain-lain.
12
4. JERMAN
13
Sistem magang ini, tidak tidak berbeda dengan di Inggris yang menggabungkan
daripada disekolah
pengalaman kerja dengan hari ke hari di perguruan tinggi pendidikan
lanjutan, meskipun tentu saja dalam skala yang lebih kecil dan kurang sistematis
daripada di Jerman Barat, memiliki akar sejarah yang sangat mendalam akan kembali
ke serikat dan master-magang hubungan Abad Pertengahan.
Itu tergantung atas keberhasilannya pada bersedia kerjasama dari empat partai
besar: Pemerintah Federal, pemerintah Landerpengusaha, dan serikat buruh.
Saat ini, sekitar dua – pertiga dari semua pemuda di kelompok usia 15 sampai 18
tahun berpartisipasi di Sistem Ganda, yang secara keseluruhan melayani sekitar
1.800.000 peserta. Selama tahun 1986, misalnya, lebih dari 700.000 peserta baru
diterima sebagai magang, 40 persen dari mereka perempuan, tak kurang dari 500.000
perusahaan pelatihan, disetujui untuk tujuan ini oleh Pemerintahan Federal. Anak-
anak ini adalah pelatihan untuk beberapa 430 perdagangan yang berbeda dalam 13
kategori besar, meskipun mereka sebagian besar terkonsentrasi di relatif sedikit dari
mereka. Selain itu, segregasi seksual terjadi supaya anak-anak terutama unuk laki-laki
seperti mekanika motor, listrik, mesin tukang, para pekerja, tukang batu, pelukis,
tukang gas dan air, salesman, tukang roti dan tukang kunci. Ini 10 perdagangan
menyumbang tidak kurang dari 39 persen dari semua murid. Dalam kasus anak
perempuan, konsentrasi dalam perdagangan beberapa bahkan lebih besar, dengan 58
persen dari semua pelatihan untuk perempuan mengikuti salah satu dari tujuh
perdagangan: penata rambut, saleswomen, pekerjaan kantor, wanita bisnis, asisten
dokter atau dokter gigi, pegawai bank, dan asisten toko.
14
sekolah kejuruan full-time dan menyediakan pengetahuan tentang bidang pekerjaan
yang luas dari mana orang-orang muda dapat memilih untuk memasukkan magang
pekerjaan khusus. Ini dimaksudkan untuk menjadi alternatif untuk tahun pertama
pelatihan magang di perusahaan, karena itu, untuk dikreditkan oleh pengusaha.
Perusahaan terkemuka Jerman Barat jauh bersangkutan memperluas penyediaan
mereka pelatihan lebih lanjut. beberapa di antaranya tidak langsung berhubungan
dengan keterampilan kerja mereka, tetapi terdiri lebih dari program ‘pengembangan
diri’. Alasan bahwa perusahaan-perusahaan ini siap untuk berinvestasi dalam bentuk
pendidikan lebih lanjut adalah bahwa, seperti setara mereka di Jepang, mereka
melihat kebutuhan tenaga kerja lebih berpendidikan dan lebih fleksibel.
15
5. INGGRIS
16
dikelompokkan dalam daftar Kerangka Kerja Kualifikasi dan Kredit (Qualifications
and Credit Framework – QCF). Tingkatan yang termasuk dalam QCF menunjukkan
tingkat kesulitan tiap kualifikasi yang bertingkat dari tingkat pemula sampai dengan
tingkat
Kualifikasi kejuruan biasanya dibentuk berdasarkan sistem unit. Peserta didik
dapat mengambil unit yang disesuaikan dengan minat dan kecepatan belajar masing-
masing. Unit-unit tersebut lalu dikumpulkan yang kemudian dapat dikonversi
menjadi suatu kualifikasi tertentu. Setiap unit terdiri dari kredit, dan 1 kredit sama
dengan pelatihan selama 10 jam. Dari jumlah kredit ini juga menentukan jenis
penghargaan yang dapat diperoleh di akhir pendidikan, yaitu:
17
level). Sementara untuk pendidikan tinggi ada dua tingkatan magang, yaitu higher
apprenticeship (setara Foundation) dan degree apprenticeship (setara dengan S1).
18
bidang ekonomi di era globalisasi. Kemampuan tersebut merupakan kunci bagi
seseorang untuk memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan
bersaing di dunia kerja (DfEE. 1998: 18)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak negara seperti Malaysia, Indonesia dll telah mendapatkan banyak manfaat
ekonomi melalui pendidikan kejuruan. Jadi telah terbukti bahwa implikasi ekonomi dari
pendidikan kejuruan banyak, terutama untuk negara yang memiliki populasi buta huruf
orang dewasa yang besar.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://yokealjauza.wordpress.com/2013/12/16/vocational-education-and-training-in-
the-developed-world-karya-leonard-cantor/ “VOCATIONAL EDUCATION AND
TRAINING IN THE DEVELOPED WORLD” KARYA LEONARD CANTOR
https://muhammadramli13.wordpress.com/2013/05/07/perbandingan-pendidikan-
vocational-indonesia-dengan-jerman/
https://123dok.com/article/pendidikan-vokasi-inggris-pendidikan-kejuruan-di-negara-
maju.z3jo02my
20
21