DISUSUN
Oleh:
M. Khairul Ariffin
Zahra Maulida
T. Suci Jannati
Raida Safira
MAN 2 LANGKAT
KATA PENGANTAR
sumber. Makalah ini saya susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri saya sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya makalah
Kota”.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
zaman pada saat ini. Populasi manusia mempengaruhi keadaan alam, semakin
World Bank mengakui bahwa taksiran laju deforestasi didasarkan pada data
Indonesia mencapai 1.315.000 ha per tahun atau setiap tahunnya luas areal
hutan berkurang sebesar satu persen (1%). Berbagai LSM peduli lingkungan
tahun dan lebih tinggi lagi data yang diungkapkan oleh Greenpeace, bahwa
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil kesimpulan atau rumusan
penyebabnya ?
manusia ?
Karena pada saat ini kita harus tegas dalam menentukan tindakan untuk
hutan, asap pabrik yang membuat lapisan ozon berlubang dan banyak
kerusakan lain yang disebabkan oleh manusia kita dapat berusaha untuk
PEMBAHASAN
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun 1980 Kota terdiri atas
dua bagian. Pertama, kota sebagai wadah yang memiliki batasan administrasi
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Kedua, kota sebagai
lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya
ibu kota kabupaten, ibu kota kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan dan permukiman.
b. R. Bintarto
c. Wirth
Kota adalah suatu permukiman penduduk yang cukup besar. padat dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
d. Max Weber
e. Dwight Sanderson
b. Orientasi diri
c. Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum. Oleh karena itu,
pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk universalisme.
d. Prestasi
e. Heterogenitas
2. Klasifikasi Kota
Menurut Taylor klasifikasi kota dibagi atas beberapa tahapan berikut ini.
Sesuai dengan nama tahapannya bahwa tahap ini merupakan tahap awal
dari sebuah kota, dimana masih belum jelas pembagian mengenai daerah-
daerah permukiman dengan perdagangan, atau dengan kata lain belum
adanya pembatasan yang jelas antara kedua kenampakan tersebut.
c. Tahap dewasa
d. Tahap ketuaan
1) Center bussines district (CBD) atau pusat kota. Di pusat kota ini berdiri
berbagai macam fasilitas mulai dari gedung pemerintahar perkantoran, bank,
pertokoan besar, dan sebagainya.
Pada pola sektoral, sektor-sektor yang menjadi bagian dari suatu kota
dapat berkembang sendiri-sendiri tanpa banyak dipengaruhi oleh pusat kota.
Satu sektor dapat berkembang lebih cepat daripada sektor lain. Begitu pula
jarak tiap sektor dengan pusat kota juga berlainan. Perkembangan sektor-
sektor ini juga dipengaruhi oleh topografi kota dan jenis aktivitas penduduk.
Topografi kota antara lain berupa relief dan pola aliran sungai yang ada di
wilayah tersebut.
Kota yang berpola seperti ini dapat ditemukan di tepi pantai atau di tepi
sungai yang menjadi daerah pelabuhan dan pusat perdagangan. Di samping
pusat perdagangan, ada pula pusat pemerintahan dengan banyak gedung
perkantoran yang berkembang sendiri. Dahulu, Kota Jakarta memperlihatkan
pola seperti ini. Wilayah Tanjung Priok sebagai pelabuhan, Glodok sebagai
pusat perdagangan besar, Gambir (dahulu bernama Batavia Centrum) sebagai
pusat pemerintahan, dan Jatinegara (dahulu bernama Meester Cornelis)
adalah pusat perdagangan rakyat kecil.
Pada masa sekarang sudah tidak mungkin ditemukan kota dengan pola
murni seperti di atas. Semua perkembangan kota merujuk kepada campuran
antara ketiga bentuk pola utama tersebut.
4. Kaitan Kota dengan Pusat Kegiatan dan Tata Ruang
9). Jalan tol, stasiun, terminal, bandara, dan pelabuhan 10) Saluran air dan
tempat pembuangan sampah.
B. Sistem transportasi.
Sistem transportasi di kota sudah tentu jauh lebih baik dibandingkan
dengan sistem transportasi di desa. Dengan tingkat pendidikan dan
penguasaan teknologi yang relatif tinggi, masyarakat kota mampu
menciptakan sistem yang canggih. Bahkan pada saat ini, prasarana jalan di
Jakarta sudah dapat disejajarkan dengan kota-kota modern di negara-negara
maju, seperti tampak pada pembangunan jalan-jalan layang dan jalur-jalur
kereta-api. Sistem transportasi massal seperti busway, subway, dan monorel
pun sedang dirancang agar dapat mendukung pergerakan penduduk (mobilitas
penduduk).
1). Migrasi dan desa ke kota, jadi dengan maksud tinggal menetap baik
sementara maupun selamanya.
2). Gerakan penduduk (umuminya tenaga kerja) dari desa ke kota untuk
bekerja tanpa menginap (penglaju/komuter).
Wilayah pasar usaha yang terdapat di Eropa dan Amerika terutama berisi
pedagang eceran, bank, pelayanan dokter,jasa hukum, hotel, dan hiburan.
Pada umumnya tidak terdapat perumahan, pabrik, atau pedagang besar.
Banyak kota besar di Indonesia dapat muncul dan tumbuh menjadi kota
besar karena berperan sebagai pusat administrasi pemerintahan. Kota-kota
yang tumbuh sebagai pusat pemerintahan sejak zaman kerajaan Islam, antara
lain adalah Demak, Banten, Cirebon, Solo, Yogyakarta, Makassar, Gowa,
Palembang, Banjarmasin, dan Banda Aceh. Pada zaman Hindia Belanda, timbul,
kota-kota baru yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, antara lain Jakarta,
Bandung, Semarang, Surabaya, Bukittinggi, Medan, serta Ambon. Pada zaman
penjajahan Belanda, Batavia atau Jakarta dijadikan pusat pemerintahan
kolonial.
1). Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000 100.000 jiwa.
2). Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 100.000-1 juta jiwa.
3). Kota metropolitan, yaitu kota yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa.
d. Urban fringe (daerah perkotaan paling luar), yaitu semua batas wilayah
terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan sifat sifatnya yang mirip dengan
wilayah kota, kecuali terhadap wilayah pusat kota.
e. Rural urban fringe (daerah batas desa-kota), yaitu suatu wilayah yang
terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola penggunaan lahan
campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.
Kota dapat pula dikatakan sebagai pusat fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan sehari-hari, meliputi segala aspek kehidupan masyarakat. Dengan
demikian, timbullah interaksi antara kota dengan daerah sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
gundul. Majunya teknologi seperti mobil, pabrik, dan sepeda motor membuat
udara tercemar dan lapisan ozon berlubang karena asap kendaraan. Lapisan
menyebabkan suhu di bumi naik. Karena suhu di bumi naik es di kutub utara
mulai mencair. Hal tersebut membuat permukaan air laut meningkat. Oleh
B. Saran
hidup. Karena pada saat ini pemerintah masih berpangku tangan atas apa yang
berlubang dan banyak kerusakan lain yang disebabkan oleh manusia dengan
kehidupan manusia.
REFERENSI
id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup
kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/…/makalah-kerusakan-
lingkungan
www.artikellingkunganhidup.com/
http://www.irwantoshut.net/kerusakan_hutan_indonesia.html
nasional.news.viva.co.id