Anda di halaman 1dari 4

Memahami Tentang Istilah Pondok Pesantren Modern

Istilah pondok pesantren modern pertama kali diperkenalkan oleh Pondok Modern Gontor.
Istilah Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilai komodernan yang positif
seperti disiplin, rapi, tepat waktu,
kerja keras. Termasuk nilai modern yang bersifat fisikal
yang tergambar
dalam cara berpakaian santri Gontor dengan simbol dasi, jas, dan rambut
pendek ala militer.

DAFTAR ISI

Definisi Pesantren Modern Ciri Khas Pesantren Modern Pelopor Pesantren Modern
Pesantren Kombinasi Salaf Modern

DEFINISI PESANTREN MODERN


Definisi dan arti dari Pondok Pesantren Modern (Kholaf, Ashriyah), yang merupakan
kebalikan dari Pondok Pesantren Salaf (Salafiyah, Tradisional). Pondok pesantren Modern
memiliki konotasi yang bermacam-macam. Tidak ada
definisi dan kriteria pasti tentang
Ponpes seperti apa yang memenuhi atau patut disebut dengan "Pesantren Modern"

CIRI KHAS PESANTREN MODERN


Namun demikian, beberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern
adalah sebagai berikut:
1. Penekanan pada bahasa Arab percakapan
2. Memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer (bukan klasik/kitab kuning)
3. Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Diknas dan/atau Kemenag dari SD/MI
MTS/SMP MA/SMA maupun sekolah tinggi.
4. Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan
bandongan.

Kriteria-kriteria di atas belum tentu terpenuhi semua pada sebuah pesantren yang
mengklaim modern. Pondok Modern Gontor,
inventor dari istilah pondok modern,
umpamanya, yang ciri modern-nya terletak pada penggunaan bahasa Arab kontemporer
(percakapan) secara aktif dan cara berpakaian yang meniru Barat. Tapi, tidak memiliki
sekolah formal yang kurikulumnya diakui pemerintah.

Pesantren modern, dengan demikian, adalah kebalikan dari Pesantren Salaf.

PELOPOR PONDOK PESANTREN MODERN

Pelopor dari pesantren modern adalah Pondok Modern Gontor. Pondok inilah
yang secara
sistematis dan bertahap memperkenalkan suatu sistem baru bagi dunia pesantren sehingga
dengan reformasi sistem ini maka pesantren
tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat
pedesaan tapi juga mulai menarik masyarakat urban/perkotaan untuk menyekolahkan dan
mengirimkan anaknya untuk dididik di pesantren.

Sistem yang diberlakukan pesantren modern membuat masyarakat yang selama


ini agak
sinis menjadi bangga dengan pesantren. Karena komodernan yang ditonjolkan tidak hanya
sekedar jargon dan simbol-simbol belaka, tapi juga mencakup implementasi dari nilai-nilai
modern yang hakiki dan islami.

Namun sistem pondok modern bukan tanpa kritik. Salah satu kritik yang didengungkan
adalah lemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats).
Dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern dan "ringan".

Berangkat dari kritikan ini, maka banyak pesantren yang tidak langsung meniru bulat-
bulat sistem ini tetapi mengombinasikannya dengan sistem salaf dan sistem pendidikan
lain yang sebelumnya hanya di luar pesantren
seperti pendidikan formal, dan lain-lain.

PESANTREN KOMBINASI SALAF MODERN

Tidak semua pesantren meniru 100% sistem modern yang dipakai Gontor. Banyak dari
pesantren yang masih mempertahankan sistem pesantren salaf. Sebagian mengambil jalan
tengah dengan mengombinasikan dua sistem yang berbeda yaitu sistem salaf dan modern
sekaligus.

Salah satu contohnya adalah Pondok Pesantren Al-Khoirot


Malang yang merupakan
kombinasi salaf dan modern. Ia memiliki ciri khas
yang ada di pesantren salaf seperti
pengajian kitab kuning/klasik (kutub atturats) dengan sistem sorogan dan wetonan, ada
madrasah diniyah, tahfidzul Qur'an, dan pada waktu yang sama memiliki sekolah formal
dan mengajarkan bahasa Arab kontemporer.

Pesantren seperti Al-Khoirot Malang beranggapan bahwa sistem kombinasi antara sistem
modern, salaf dan pendidikan formal adalah sistem terbaik saat ini untuk
diimplementasikan di pesantren.

PENDAPAT LAIN TENTANG PONDOK MODERN

Seiring dinamika zaman, banyak pesantren yang sistem pendidikan asalnya salaf berubah
total menjadi pesantren modern. Ciri khas pesantren modern
adalah prioritas pendidikan
pada sistem sekolah formal dan penekanan bahasa Arab modern (lebih spesifik pada
speaking/muhawarah). Sistem pengajian kitab kuning, baik pengajian sorogan wetonan
maupun madrasah diniyah, ditinggalkan sama sekali. Atau minimal kalau ada, tidak wajib
diikuti. Walaupun demikian, secara kultural tetap mempertahankan ke-NU-annya seperti
tahlilan, qunut, yasinan, dll.

Pondok pesantren Modern memiliki konotasi yang bermacam-macam. Tidak ada


definisi
dan kriteria pasti tentang ponpes seperti apa yang memenuhi atau patut disebut dengan
pesantren 'modern'. Namun demikian, beberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok
pesantren modern adalah sebagai berikut:

1. Penekanan pada bahasa Arab percakapan


2. Memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer (bukan klasik/kitab kuning)
3. Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Diknas dan/atau Kemenag
4. Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan
bandongan.

Kriteria-kriteria di atas belum tentu terpenuhi semua pada sebuah pesantren yang
mengklaim modern. Pondok modern Gontor, inventor dari istilah pondok modern,
umpamanya, yang ciri modern-nya terletak pada penggunaan bahasa Arab kontemporer
(percakapan) secara aktif dan cara berpakaian yang meniru Barat. Tapi, tidak memiliki
sekolah formal yang kurikulumnya diakui pemerintah.

1). Adanya pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum agar bisa sesuai atau mampu memperbaiki kondisi-kondisi yang
ada untuk mewujudkan generasi yang berkualitas.

2). Melengkapi sarana penunjang proses pembelajaran, seperti perpustakaan, buku-buku


klasik dan kontemporer, majalah, sarana berorganisasi, sarana olahraga, internet (kalau
memungkinkan) dan lain-lain.

3). Memberikan kebebasan kepada santri yang ingin mengembangkan talenta masing-
masing, baik yang berkenaan dengan pemikiran, ilmu pengetahuan, teknologi maupun
kewirausahaan.

4). Menyediakan wahana aktualisasi diri di tengah masyarakat.


Lebih dari itu, erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, pesantren (modern)
harus mampu menjadi stimulator yang dapat memancing dan meningkatkan rasa ingin
tahu santrinya secara berkelanjutan.
Sementara dalam pengembangan pendidikan pesantren (modern) memiliki tanggung
jawab sebagai sekolah umum berciri khas Islam agar mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Karena manusia yang berkualitas itu setidaknya memiliki dua
kompetensi yaitu kompetensi IMTAQ dan IPTEK.

5 TIPE PESANTREN

Babun Suhart mengelompokkan pesantren menjadi 5 yaitu :


1. pesantren salaf, yang di dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (wetonan dan
sorogan) dan sistem klasikal.
2. Pesantren semi berkembang, yaitu pesantren yang di dalamnya terdapat sistem
pendidikan salaf (wetonan dan sorogan) dan sistem madrasah swasta dengan kurikulum 90
% agama dan 10 % umum
3. Pesantren berkembang, yaitu pondok pesantren seperti semi berkembang hanya saja
lebih fariatif yakni 70 % agama dan 30 % umum
4. Pesantren moderen, seperti pesantren berkembang yang lebih lengkap dengan lembaga
pendidikan sampai perguruan tinggi dan dilengkapi
dengan takhassus bahasa arab dan
bahasa inggris
5. Pesantren ideal, pesantren sebagaimana pesantren moderen hanya saja lembaga
pendidikannya lebih lengkap dalam bidang keterampilan yang meliputi teknik, perikanan,
pertanian, perbankkan dan lainnya yang benar-benar memperhatikan kualitas dengan
tidak menggeser ciri khas pesantren.[Dr. H Babun Suharto, SE., MM.,Dari Pesantren Untuk
Umat,(Surabaya:IMTIYAS,2011) 19]

Namun dalam Permenag No.3 Th. 2012 disebutkan bahwa pesantren sebagai Satuan
Pendidikan diselenggarakan dalam bentuk pesantren Salafiyah. Pesantren Salafiyah adalah
pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan kitab kuning dan
sistem pengajaran yang ditetapkan oleh kyai atau pengasuh.[10] Sedangkan Pesantren
Khalafiyah dalam peraturan ini masuk dalam pengertian Pesantren Salafiyah.[V]

Sumber : https://muhajirin3.com/memahami-tentang-istilah-pondok-pesantren-modern-detail-
57312

Anda mungkin juga menyukai