PENDAHULUAN
penggunaanya, yaitu bahasa digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur
harus dituangkan dalam bentuk bahasa. Tanpa bahasa maka fipastikan tugas
dan karya jurnalstik tidak ada (Yunus, 2010: 79). Bagi media bahasa bukan
sekedar alat komunikasi untuk menyampaikan fakta, atau opini. Bahasa juga
kepada khalayak akan dapat terjadi dengan baik dan optimal. Jadi, peran dan
fungsi bahasa dalam wadah jurnalistik itu amat sangat vital dan sentral
peristiwa yang terjadi diberbagai belahan bumi. Semua berita dan laporan itu
disajikan dalam bahsa yang mudah dipahami dan lazim disebut sebagai bahasa
awam.
Banyak bahasa baru yang digunakan oleh masyarakat. Ada yang bermanfaat
Tidak hanya pada bahasa Indonesia namun juga pada bahasa daerah.
Pada zaman modern inilah manusia tidak mau mengambil pusing dengan
hal-hal yang serba lambat dan sulit dipahami, khususnya dalam penyebaran
mengenai teknologi dan informasi ini tentu berkaitan erat dengan ilmu
yaitu Sunda, baik itu dalam pengguanaan bahasa Sunda, adat Sunada,
kesenian Sunda, dan lain sebagainya. Masyarakat saat ini lebih bangga
bahasa Sunda.
digunakan oleh wartawan media massa, termasuk media lokal baik dalam
Dalam artikel yang ditulis Hawe Setiawan, penulis lepas di Kota Bandung
yang juga kritikus dan pemerhati budaya Sunda dengan judul Bahasa Sunda
jurnalistik malah terasa asing. Untuk sekedar melihat contoh Hawe mengmbil
dua lead berita berbahasa Sunda yang disiarkan oleh sebuah stasiun televisi di
Bandung :
Bagi khalayak yang terbiasa berbahasa Sunda, tutur kata seperti itu kiranya
kurang akrab. Terasa betul bahwa teks seperti itu diterjemahkan dari bahasa
padam dan tenggelam. Di wilayah tatar Sunda, media lokal tersebut bahkan
Sunda media lokal baik cetak maupun elektronik, dengan mengmbil objek dari
tiga media yaitu, Majalah Manglé, TVRI dalam program Kalawarta, dan radio
RRI Bandung.
Penulis beranggapan bahwa hal tersebut menarik untuk diteliti karena rasa
karya ilmiah dengan judul “Bahasa Jurnalistik Sunda Media Lokal” studi
elektronik lokal.
jurnalistik Sunda?
jurnalistik Sunda?
jurnalistik Sunda?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara umum,
Terdapat dua kegunaan atau manfaat dalam penelitian ini, yaitu dari segi
sebelumnya dan menjadi bahan diskusi untuk para akademisi kampus umumnya,
wawasan sejauh mana media cetak dengan pengguanaan bahasa daerah di era
modernisasi.
Iva Khoiriyah Kualitatif Hasil penelitia menunjukan bahwa semua informan Keterkaitan dengan Perbedaan penelitian
1. Ilmu Komunikasi (Studi memahami bahasa jurnalistik dengan baik. Semua penelitan yang akan ini dengan penelitian
Jurnalistik UIN Fenomenologi) informan mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai dilakasanakan yaitu yang akan
Sunan Gunung bahasa yang digunakan para jurnalis dalam membuat sama-sama dilaksanakan adalah
Djati Bandung karya jurnalistik. Begitupun pernyataan yang hamper menggunakan bahasa jurnalistik,
(2018) Skripsi. sama mengenai pemaknaan bahasa jurnalistik metode kualitatif penelitian mengkaji
singkat, padat, dan menarik. Semua informan dan teori mengenai bahasa
Bahasa menyebutkan bahwa setiap media mempunyai fenomenologi dari jurnalistik umum
Jurnalistik di karakteristik dan gaya bahasa sendiri, seperti halnya Alfred Schutz. sedangkan penelitian
Media Detikcom pada media Detikcom yang lebih praktis dan mudah yang akan
(Penelitian dipahami oleh pembaca. dilaksanakan
Kualitatif mengkaji bahasa
tentang jurnaistik Sunda pada
pemaknaan media cetak dan
Bahasa elektronik lokal.
Jurnalistik
singkat, padat,
dan menarik).
No NAMA DAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN
. JUDUL METODE
PENELITIAN PENELITIAN
2. Zaira Farah Diba Fenomenologi Hasil penelitian menunjukan bahwa bahasa Keterkaitan dengan Perbedaan penelitian
Ilmu Komunikasi (kualitatif) jurnalistik yang baik dan benar telah dipahami oleh penelitan yang akan ini dengan penelitian
Jurnalistik UIN praktisi yang dulunya menempuh pendidikan pada dilakasanakan yaitu yang akan
Sunan Gunung jurusan yang sama, mereka tahu betul bagaimana sama-sama dilaksanakan adalah
Djati Bandung membuat judul berita yang baik dan benar, dalam menggunakan studi penilitian ini
(2018) Skripsi. hasil yang sesuai dengan kaidah jurnalistik dan fenomenoligi. mengkaji mengenai
karakteristiknya, namun tuntutan beberapa media lah bahasa junalistik
Bahasa yang menghauskan mereka menggunakan judul terhadap praktisi,
Jurnalistik dalam berita yang menarik perhatian pembaca. Adapula sedangkan penelitian
Headline Berita media yang tetap konsiten untuk terus mengolah dan yang akan
Online mempublikasikan berita yang sesuai kaidah dan dilaksanakn
(Studi bahasa jurnalistik namun tetap mendapatkan mengkaji mengenai
Fenomenologi pembaca yang konsisten tanpa membuat judul yang bahasa jurnalistik
terhadap praktisi heboh dan bombastis. Sunda pada media
jurnalis anggota lokal baik cetak
AJI di Kota maupun elektronik.
Bandung
tenatang
Clickbait).
TEORI DAN
No NAMA DAN METODE HASIL PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN
. JUDUL PENELITIAN
PENELITIAN
3. Nurleni SMCR. Dimana Hasil penelitian yang dilakukan pada sepuluh berita Keterkaitan Perbedaan penelitian
IlmuKomunikasi bahasa menjadi dapat disimpulkan. Pertama 6 dari 10 mentaati penelitian ini ini dengan penelitian
Studi Jurnlasitik media utama pedoman ejaan yang disempurnakan dengan penelitian yang akan
UIN Sunan dalam (EYD). Kedua, 3 dari 10 berita menggunakan kalimat yang akan dilaksanakan adalah
Gunung Djati pemyampaian hemat jurnalistik. Ketiga, 7 dari 10 berita dilaksanakan terletak pada objek
Bandung (2016) pesan. menggunakan kalimat efektif jurnalistik. Tiga terletak pada penelitian. Penelitian
Kualitatif. kategori mewakili seluruh karakteristik sebagai pembahasan ini berobjek pada
Penggunaan syarat penggunaan bahasa jurnalistk, dimana mengenai media cetak lokal
Bahasa pengaruh kesalahanya pada kecepatan pembaca penggunaan bahasa Radar Sumedang,
Jurnalitik Pada dalam membaca dan memaknai isi berita. Radar jurnalistik dan Sedangkan penelitian
Media Lokal Sumedang masih belum menyajikan berita dengan metode kualitatif. yang akan
(Analisis Isi penulisan yang seusai karakteristik bahasa jurnalistik. dilaksanakan media
Pada Berita cetak lokal baik
Utama Rada cetak maupun
Sumedang Dan elektronik.
Radar
Jatinangor Edisi
Maret-April
2016).
menggunakan dan mengakses media dan mampu memahami isi media dengan
dan dapat mengidentifikasi pengirim pesan melalui media dan apa isi pesan
pengirim pesan.
penilaian subjektif individu atau reaksi sikap terhadap pesan serta implikasi
lain dari pesan. Meliputi sikap, perasaan atau reaksi yang dirasakan setelah
kikuk. Pilihan kata, struktur kalimat, dan rasa bahasanya boleh jadi
bahasa itu.
mengubah maksudnya.
2. Media Cetak
lepas dari peran media. Media massa menjadi penyalur pesan atau
informasi yan ingin disampaikan komunikator kepaa masyarakt
digunakan masih berupa daun atau tanah liat. Hingga saat ini
media cetak yaitu majalah, surat kabar dan berbagai bentuk barang
pesan komunikasi.
3. Media Elektronik
elektronik.
atau kerangka pemkiran bahwa seorang jurnalis harus terampil berbahasa. Karena
berita yang disajikan oleh jurnalis harus memiliki makna yang sama dengan
Isi Berita
Bahasa Jurnalistik
Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40264. Lokasi ini
Cibaduyut Wetan Kecmatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung Jawa Barat 40236.
Lokasi ini digunakan untuk melakukan observasi dan wawancara guna memenuhi
Radio RRI Bandung yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 61, Cihaur
Geulis Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung Jawa Barat 40122. Lokasi ini
langsung terhadap objek penelitian. Hal ini bertujuan agar peneliti mendapatkan
informasi dengan cara memahami serta menafsirkan hubungan sosial yang terjadi
realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas
seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa
konsep kajian komunikasi, teori konstruksi sosial bisa disebut berada diantara
yang biasanya berbentuk data, bukan angka akurat seperti kuantitatif. Ruslan
Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan
variabel.
(1996:2) data kualitatif yaitu data yag disajikan dalam bentuk kata verbal bukan
dalam bentuk angka. Dengan demikian, data kualitatif adalah tangkapan atas
interaksi sosial dari subjek penelitian sendiri. Jenis data yang digunakan peneliti
berupa hasil wawancara mendalam berupa lisan maupun tulisan dan ditulis dalam
bentuk laporan.
Sumber data menurut Arikunto (2005:88) adalah tempat benda atau orag
yang dapat memberikan data sebagai bahan penyusunan informasi bagi peneliti.
Dengan demikian, dalam penelitian ini sumber data dibagi menjadi dua, yaitu data
lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Dalam penelitian ini, yang
menjadi sumber data primer adalah para informan yang sudah ditentukan
mendalam.
Menurut Sugiyono (2005: 62) data sekunder adalah data yang tidak
melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh
analisis penelitian. Dalam penelitian kualittif, sampel yang bersifat statistik dan
mekanik tidak lagi berlaku karena dalam penelitian kualitatif hal tersebur diganti
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus memiliki
dengan waktu yang relatif singkat namun hasil informasi yang diperoleh lebih
membiarkan data mengalir dari orang-orang yang menjadi subjek dan berada
ditetapkan menjadi informan kunci. Subjek yang ditetapkan sebagai sampel, tahap
pertama ditarik sebagai key informan (informan kunci), yaitu seseorang yang
dipandang lebih tahu tentang situasi dan kondisi penelitian (sosial setting). Pada
penelitian ini peneliti mengambil informan kunci yaitu masyarakat rw 004 Desa
dihayatinya juga.
b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat
“kemasannya” sendiri.
a. Wawancara
sebagai bentuk tanya jawab secara langsung antara peneliti dan sumber
c. Dokumentasi
yang berasal dari catatan pennting baik dari lembaga atau organisasi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif. Dalam model ini terdapat empat komponen analisis, yaitu pengumpulan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disaranan oleh data. Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman
mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan
yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,
credibility, transferability, dependability dan confirmability (Sugiyono,
2007:270).
memperkaya data, menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat beruna
untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulaso
bersifat reflektif.
teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berkaitan.