Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

RAGAM , FUNGSI DAN LARAS BAHASA

Dosen Pengampu : Herman Wijaya M,Pd

Penyusun:
M. Dedi Putrawan (220305013)

Universitas Hamzanwadi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Angkatan tahun 2022

1
DAFTAR ISI
BAB 1...........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1 Pengertian Ragam Bahasa.................................................................................................3
2.2 Macam-macam Ragam Bahasa Indonesia........................................................................4
2.3 Ciri Ragam Bahasa Ilmiah................................................................................................5
BAB III........................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................8
3.1 Simpulan............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................9

1
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat penting di kawasan republik kita,
Besarnya peranan bahasa itu diantaranya bersumber pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928.
Tetapi, disamping itu masih ada beberapa sebab lain mengapa bahasa Indonesia memperoleh
kedudukan terkemuka diantara ratusan bahasa nusantara yang masing-masing begitu penting
bagi penuturnya sebagai bahasa ibu.

Bahasa menjadi penting atau tidak bisa juga didasari patokan seperti jumlah penutur,
peranannya dan luas penyebarannya sebagai sarana seni sastra, ilmu, serta pengungkap
budaya. Apabila kita menerapkan patokan yang pertama, yaitu jumlah penutur, maka Bahasa
Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah penuturnya mungkin saja tidak sebanyak bahasa Sunda,
atau bahasa Madura. Patokan kedua, yaitu luas penyebaran, jelas memposisikan bahasa
Indonesia di baris depan. Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai oleh orang di daerah
pantai timur Sumatera, Kepulauan Riau dan Bangka, dan daerah pantai kalimantan.

Patokan yang ketiga, yaitu melihat perannya sebagai saran ilmu, seni sastra,dan
pengungkap budaya, memberikan gambaran bahwa bahasa Indonesia sudah menjadi satu-
satunya sarana bahasa. Uraian-uraian tadi menunjukkan gambaran betapa pentingnya bahasa
Indonesia untuk kita. Menurut ketiga patokan  itu, bahasa Indonesia memiliki kedudukan
yang lebih penting dari pada bahasa-bahasa daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Ragam Bahasa Indonesia?
2. Apa saja jenis Ragam Bahasa Indonesia?
3. Apa pentingnya mempelajari Ragam Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana cara mempelajari Ragam Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari Ragam Bahasa secara jelas
2. Untuk mengetahui jenis-jenis ragam bahasa Indonesia dan maknanya
3. Untuk mengetahui pentingnya mempelajari ragam bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui cara mempelajari ragam bahasa Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Dan Fungsi Bahasa
  Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan
dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Varian tersebut bisa berbentuk
dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa
buku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait
dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap
sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Fungsi bahasa yang paling umum seperti keadaan sekarang ini, yaitu sebagai alat komunikasi
antaranggota masyarakat. Komunikasi antaranggota masyarakat dapat mengambil bentuk lain berupa
isyarat-isyarat, bunyi lonceng, peluit, dan asap. Segala macam komunikasi itu tidak dapat disebut
bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus dilangsungkan dengan mempergunakan alat ucap
manusia. Bila fungsi bahasa seperti alat komunikasi itu diperinci lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa
bahasa memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

1) Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antaranggota masyarakat.

2) Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, dan tekanantekanan dari diri
pembicara seperti tampak dari kata kutukan atau kata seru.

3) Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan masyarakat
sekitar.

4) Fungsi kontrol sosial (direktif), yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

5) Fungsi fatik, yaitu untuk membuka jalur komunikasi dan menjaga relasi sosial antar anggota
masyarakat.

Kelima fungsi utama di atas, masih dapat dikembangkan sejumlah fungsi lain yang bersifat
fakultatif misalnya:

1) fungsi artistik, sebagai pengembangan lebih jauh dari fungsi ekspresi diri;

2) fungsi ilmu dan budaya, sebagai pengembangan lebih jauh dari fungsi informasi yaitu bahasa-
bahasa resmi berfungsi untuk memperoleh ilmu, sedangkan semua bahasa berfungsi untuk
mewariskan dan mempelajari budaya masyarakat pada masa itu; dan

3) fungsi filologis, untuk mempelajari naskah-naskah tua, untuk menyelidiki latar belakang sejarah
manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa Indonesia.Selain fungsi
umum yang terdapat pada semua bahasa, tiap bahasa dapat mengemban fungsi-fungsi khusus.

3
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Republik Indonesia mempunyai fungsi-fungsi khusus
sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut.

1) Sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini jelas tampak dalam surat menyurat
resmi, dalam peraturan-peraturan dan perundangundangan, serta dalam pidato dan pertemuan-
pertemuan resmi,

2) Sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia yang masingmasingnya memiliki
bahasa dan dialeknya sendiri. Maka, dalam megintegrasikan semua suku tersebut, bahasa
Indonesia memainkan peran yang sangat penting.

3) Sebagai wadah penampung kebudayaan. Dalam membina kebudayaan nasional yang baru, bahasa
Indonesia memerankan peran sebagai wadah penampung 6 kebudayaan yang baru itu. Semua ilmu
pengetahuan dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan bahasa
Indonesia sebagai medianya.

2.2 Macam-macam Ragam Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia mengenal empat ragam bahsa, yaitu ragam bahasa hukum (undang-
undang), ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa jurnalistik, dan ragam bahasa sastra. Kelompok
ragam tersebut diuraikan berikut ini :

1. Ragam Undang-Undang

Ragam undang-undang disebut juga ragam hukum, yaitu bahasa Indonesia yang
digunakan pada kalangan hukum atau pada undang- undang. Ragam ini biasa dipakai dalam
undang-undang, peraturan-peraturan atau pada hal-hal yang berkaitan dengan hukum, seperti
surat dinas. Kekhususan-kekhususan tersebut dapat dilihat, misalnya pada surat keputusan.
Konsideran dalam keputusan dari menimbang, mengingat, memutuskan sampai menetapkan
susunannya selalu tetap, tidak boleh diubah dan tidak boleh dikurangi atau ditambah.

2. Ragam Jurnalistik

  Ragam Jurnalistik adalah ragam bahsa yang dipakai dalam dunia jurnalistik. Karena
fungsi media massa sebagai media informasi kontrol sosial, alat pendidikan, dan alat
penghibur, ragam bahasa jurnalistik setidaknya harus mempunyai ciri komunikatif, sederhana
, dinais, dan demokratis.

1. Ciri komunikatif berarti mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah tafsir kalo
dibaca . Ciri ini merupakan ciri utama bahasa jurnalistik karena fungsi utama media
massa memang memberikan informasi. Dikatakn ciri pertama karena ciri-ciri yang
llain harus mengacu pada ciri komunikatif.
2. Ciri sederhana berarti tidak menggunakan kata-kata yang bersifat teknis dan tidak
menggunakan kalimat yang berbelit-belit atau berbunga-bunga.
3. Ciri dinamis berarti bahasa jurnalistik harus menggunakan kata-kata yang hidup di
tengah-tengah masyarakat. Kata-kata yang tidak lazim seyogyanya tidak
dipergunakan.

4
4. Ciri demokratis berarti mengikuti konsensus umum dan tidak menghidupkan kembali
feodalisme . Kata bujang, misalnya, dalam bahasa Indonesia mempunyai makna seorang laki-
laki yang belum menikah

3. Ragam Ilmiah

Ragam ilmiah adalah ragam bahsa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah. Ragam inilah yang disebut dengan ragam baku. Ragam ini ditandai dengan adanya
ketentuan-ketentuan baku , seperti aturan ejaan, kalimat, atau penggunaanya.

4. Ragam Sastra

Ragam sastra adalah bahsa yang digunakan dalam penulisan karya sastra. Ragam
sastra mempunyai ciri khusus dengan adanya licencia poetica yakni kebebasan menggunakan
bahasa untuk mencapai keindahan. Oleh karena itu secara umum bahasa sastra selalu disebut
bahasa yang indah. Prinsip licencia poetica adalah memperbolehkan pemakai bahasa
menyimpang atau menyalahi kaidah bahasa demi keindahan karyanya.

2.3 Ciri Ragam Bahasa Ilmiah


Ragam ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah. Ragam ini ditandai dengan adanya ketentuan-ketentuan baku, seperti aturan ejaan,
piliihan kata, penggunaan kalimat, dan pengembangan paragraf. 

Dalam bahasa Indonesia kebakuan bahasa diukur dengan Pedoman Umum Tata
Bentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Baku Bahasa Indonesia, Pedoman
Pengindonesiaan Istilah Asing, dan Ketentuan-Ketentuan lain yang berbentuk selebaran dari
Pusat Bahasa. Penjelasan lebih lanjut masalah ragam ilmiah disampaikan pada sub bab
bahasa dalam karya ilmiah.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah menurut Moeliono dalam Doyin dan Wagiran (2011:137-
138) memiliki siri-ciri sebagai berikut :

1. Bersifat formal dan objektif


2. Lazimnya menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan ragam kalimat pasif.
3. Menggunakan titik pandang gramatik yang bersifat konsisten.
4. Menggunakan istilah khusus dalam bidang keilmuan yang sesuai.
5. Tingkat formalitas ragam bahsa bersifat resmi.
6. Bentuk wacana yang digunakan adalah ekspositoris/eksposisi, bukan argumentasi, narasi ,
atau deskripspi.
7. Gagasan diungkapkan dengan lenkap, jelasm ringkas, dan tepat.
8. Menghindari ungkaan yang nersifat ekstrem dan emosional.
9. Menghindari kata-kata yang mubadzir.
10. Bersifat moderat.
11. Digunakan sebagai alat komunikasidengan pikiran dan bukan dengan perasaan.
12. Ukuran panjang kalimat sedang.
13. Penggunaan majas sangat dibatasi.
14. Lazim dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar, dan tabel.
15. Menggunakan unsur mekanis secara tepat, seperti ejaan, lambang, singkatan, dan rujukan.

5
Berkaitan dengan ciri ragam ilmiah,Suparno (1984:1-14) mengemukakan tujuh ciri bahasa
Indonesia ragam ilmiah, yakni

(1) bernalar,
(2) lugas dan jelas,
(3) berpangkal tolak pada gagasan dan bukan pada penulis,
(4) formal dan objektif,
(5) ringkas dan padat,
(6) konsisten,
(7) mengguakan istilah-istilah teknis.

         Sebagai bahan perbandingan, perlu pula diperhatikan ciri ragam bahasa ilmiah yang
dikemukakan oleh Ramlan, dkk dalam Doyin dan Wagiran (2011:138) yakni

(1) baku,
(2) menggunakan istilah teknis,
(3) lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan
(4) padu dalam hubungan gramatikal,
(5) logis dalam hubungan semantis,
(6) mengutamakan penggunaan kalimat pasif untuk mengutamakan peristiwa
daripada kalimat aktif yang mengutamakan pelaku,
(7) konsisten dalam banyak hal (penggunaan istilah tanda baca, dan kata ganti).

 Atas dasar pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri ragam bahasa
ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan diksi yang tepat.

Untuk mendayagunakan diksi atau pilihan kata secara tepat perlu diperhatikan ketepatan
dan kesesuaian diksi. Ketepatan pemilohan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata
untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca,  seperti apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh penulis.

Ketepatan diksi akan menyangkut pula masalah makna kata. Ketepatan makna kata
menuntut kesadaran penulis untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa
(kata) dan referensinya, yaitu apakah bentuk yang dipilih sudah cukup lengkap untuk
mendukung maksud penulis atau masih memerlukan penjelasan tambahan. 

Persoalan kedua dalam pendayagunaan kata adalah kecocokan atau kesesuaian.


Perbedaan antara ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakupi soal kata mana yang
akan digunakan dalam kesempatan tertentu. Kedua, dalam persoalan ketepatan,kita bertanya
apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak akan menimbulkan
interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca. Sedangkan dalam persoalan
kecocokan atau kesesuaian, kita mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang
dipergunakan tidak merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir.

6
2. Menggunakan ejaan yang benar.

Ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang sesuai dengan EYD. EYD
terbaru telah diresmikan penggunaanya tanggal 22 Februari 2010 yang lalu. Hal-hal yang
berkaitan dengan EYD antara lain mencakupi penggunaan huruf (kapital, miring, tebal),
penggunaan tanda baca (titik, koma, titik koma), penggunaan angka dan bilangan,
penggunaan unsur serapan.

3. Menggunakan kalimat efektif.

  Diksi yang tepat akan membantu membentuk kalimat yang efektif. Kalimat dikatakan
efektif,  apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan pesan berlangsung
dengan sempurna. Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili
secara tepat isi pikiran atau perasaan penulis atau pembicara secara segar dan sanggup
menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat yang
efektif memiliki kemampuan atau tenaga menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau penulis.

4. Menggunakan paragraf yang padu dan koherensif.

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan membentuk gagasan
atau topik tersebut. Jadi paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat
yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf
yang baik hendaknnya memenuhi tiga syarat, yaitu

(1) Memiliki Kesatuan,

(2) Memiliki Kepaduan,

(3) Memiliki Isi Yang Memadai.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan
bahasa baku tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan
(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan
sebagaimana pedoman yang ada.

8
DAFTAR PUSTAKA
Doyin, Mukh & Wagiran. (2011). Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang:Unnes Press.

Suparno. (2000). Langkah-Langkah Penulisan Artikel Ilmiah. Makalah dalam Pelatihan


Penulisan Artikel yang diselenggarakan oleh JIP IKIP Malang 2000.

Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa Indonesia  Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka
Jaya.

Sabariyanto, Dirgo.1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia.


Yogyakarta: Mitra Gama Widya

Anda mungkin juga menyukai