Anda di halaman 1dari 11

DEIKSIS Vol. 10 No.

02, Mei-Agustus 2018


p-ISSN: 2085-2274, e-ISSN 2502-227X hal. 181-191

PATOLOGI BAHASA PADA JUDUL BERITA


SURAT KABAR WARTA KOTA
Siti Jubei

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indrasprasta PGRI
jubei.lppmunindra@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris tentang penggunaan kata atau frase dalam judul-
judul berita yang menimbulkan patologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan teknik analisis isi yang memberikan gambaran dan perhatian penuh pada media informasi
dengan aktual, yaitu fakta atau data yang ada pada media informasi. Adapun sampel diambil dari koran
Warta Kota periode April-Mei. Hasil penelitian ini menunjukkan patologi kata pada judul berita surat kabar
warta kota mencapai 23%. Dari data tersebut. peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan kata yang
menimbulkan patologi masih tergolong rendah dan hal itu masih dapat ditoleransi.

Kata Kunci: patologi, bahasa, berita, surat kabar

Absract
The eim of this study is to get the empirical data of the use of word or phrase in the topic of news that can
occur a patology in language. The method used in this study is descriptire method with content analysis
technique that give description and full attention on accurately information media, which is data or the fact
that is axist on the information media. The sample taken from warta kota newspaper from April until June.
The study shows that patology in words taken from the topic of news reach 23 %. From the result/ we may
draw a conclusion that the word that can cause patology is still low and still considered as tolerant.

Key words: Patology, language, news, newspaper

PENDAHULUAN Salah satu media cetak adalah


koran. Media koran itu sebagai salah satu
LATAR BELAKANG media komunikasi cetak tidak dapat
Manusia harus berkomunikasi melepaskan diri dari aplikasi bahasa.
dengan manusia lainnya agar tetap dapat Bahsa koran (jurnalistik) harus ringkas,
mempertahankan hidupnya. Pe- mudah dipahami, dan langsung me-
mertahanan hidup dengan memperoleh nerangkan apa yang dimaksudkan.
informasi dari orang lain dan mem- Artinya, bahasa yang digunakan harus
berikan informasi kepada orang lain, bersifat umum, yaitu mengikuti aturan-
keinginan untuk mengetahui yang terjadi aturan bahasa yang baku, mengikuti tata
di sekitarnya, bahkan keingintahuan bahasa yang berlaku dan mem-
dengan yang terjadi di dunia pergunakan kosakata yang sama
(Kusumaningrat, 2005: 27). Tugas dan (Kusumaningrat, 2005: 164). Sebagai
fungsi pers adalah mewujudkan semua sebuah bahan bacaan, koran dapat
keinginan tersebut melalui medianya, mengunjungi pembaca setiap hari.
baik cetak, seperti koran, majalah, dan Dengan beragam informasi, koran
tabloit maupun elektronik, seperti radio, memenuhi ruang baca pembaca. Melalui
televisi, dan internet. informasi tersebut, hubungan akan tetap
terjalin bagi yang berkepentingan. Media

181
DEIKSIS | Vol. 10 No.02 | Mei-Agustus 2018 | 181-191

massa (koran) telah beredar hampir di yang standar dalam penyajian berita. Hal
seluruh pelosok nusantara. Dalam ini, seiring dengan peran pembinaan
seluruh kalangan masyarakat dan dalam bahasa yang harus diusung oleh media
beragam kepentingan, manusia ber- surat kabar, sehingga media surat kabar
hadapan dengan sumber informasi koran benar-benar menjalankan fungsinya
ini. Oleh sebab itu, media massa bukan sebagai pencerdas kehidupan bangsa.
hal yang baru, bahkan hampir seluruh Hingga saat ini, tuntutan terhadap
penduduk Indonesia sudah mengenal- surat kabar sering terjadi karena surat
nya, baik untuk dibaca maupun untuk kabar dianggap masih sering
mencari informasi. Media massa me- mengabaikan kaidah pemakaian bahasa
miliki manfaat, terutama untuk me- Indonesia yang baik dan benar. Bahkan,
nambah wawasan dan ilmu pengetahuan. dalam surat kabar, pembaca masih sering
Apabila kita dapat membacanya dengan menemukan kesalahan pemakaian kata
rutin dan seksama, baik dalam per- atau kesalahan dalam penulisan kata.
kembangan dunia, maupun untuk Contoh penggunaan kata dalam
kepentingan yang lainnya, maka judul berita, di antaranya :
manfaatnya banyak bagi kehidupan. 1. Polisi Bekuk Komplotan Bandit
Setiap orang dapat memperoleh Spesialis Mobil.
informasi dan perkembangan setiap 2. Warga Kenari Menggunakan
peristiwa dari seluruh dunia yang terjadi Jembatan Reyot.
secara langsung serta dalam waktu yang 3. Pengguna KRL Commuter line
cepat. Media massa memiliki kontribusi Numpuk.
yang luar biasa bagi kemajuan bangsa 4. Penusuk Bocah Cemburui Suami.
dari berbagai segi kehidupan, terutama Sederet contoh judul berita di atas
dari segi pengembangan dan pembinaan menunjukkan pemakaian kata yang
bahasa Indonesia. Salah satu kontribusi sebenarnya tidak mendidik secara
yang dimainkan media massa surat kabar bahasa, akan tetapi kondisi kebahasaan
harian pada hakikatnya adalah me- seperti itu cenderung muncul dan
nanamkan kebiasaan membaca kepada digunakan oleh insan pers. Padahal,
masyarakat. Apabila semakin banyak bahasa secara konvensional adalah
masyarakat terbiasa membaca, lama sistem lambang bunyi yang selain
kelamaan akan menjadi tradisi dan bersifat arbitrer juga harus menghindari
membudaya, sehingga terjadilah budaya ambiguitas, hal ini berarti pemanfaatan
membaca di kalangan masyarakat. bahasa harus sesuai dengan fungsi yang
Pengaruh surat kabar dalam diusung oleh bahasa tersebut, yaitu yang
membentuk kebiasaan berbahasa di dipergunakan oleh para anggota
masyarakat pun sangat besar. Hal ini masyarakat untuk bekerja sama,
disebabkan oleh surat kabar terbukti dan berinteraksi, dan mengidentifikasikan
mampu menjadi media yang efektif diri.
untuk dibaca. Kebiasaan surat kabar, Bahasa Indonesia adalah bahasa
dengan sendirinya dapat membiasakan resmi negara Republik Indonesia dan hal
orang atau pembaca menjadi semakin itu disahkan pada 18 Agustus 1945 dan
akrab dengan bahasa surat kabar. Namun sebagai bahasa persatuan bangsa
pada kenyataanya, dari segi pemakai Indonesia yang secara politik termaktub
bahasa dalam surat kabar tergolong dalam ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober
belum memadai. Masyarakat seakan 1928. Semakin majunya zaman dan
tidak pernah berhenti untuk menuntut semakin berkembangnya suatu negara
surat kabar supaya menggunakan bahasa maka semakin banyak pembiasaan

182
Patologi Bahasa Pada Judul Berita Surat Kabar Warta Kota
(Siti Jubei)

bahasa dari bahasa baku berubah judul ”Patologi Bahasa pada Judul
menjadi bahasa tidak baku, sebagai Berita Surat Kabar Warta Kota”.
contoh dalam surat kabar. Surat kabar
merupakan ragam tulis yang banyak TINJAUAN PUSTAKA
diminati oleh para pembaca. Selain Hakikat Patologi
rubiknya variatif, berita juga dapat Istilah ‘patologi’ muncul pada
memberikan pengetahuan dan me- bidang kedokteran dan kimia namun
nambah wawasan pembaca. Tampilan dalam perkembangannya istilah ini
judul berita juga sangat menentukan masuk dalam berbagai disiplin ilmu
respon pembaca dalam pemilihan surat termasuk bidang bahasa. Kenyataan ini
kabar. dilihat dari aplikasi bahasa yang
Bentuk bahasa tulis dalam surat cenderung salah atau menyalahi kaidah
kabar Warta Kota, khususnya yang dan proses pemaknaan yang keliru bagi
berkaitan dengan penulisan kata pada setiap orang yang berhadapan dengan
dasarnya masih terdapat kesalahan atau istilah tersebut. Untuk menyikapi
patologi yang dapat menimbulkan masalah itu, peneliti mencoba meng-
kekhawatiran. Ketepatan pemakaian dan angkat topik ini sebagai bahan kajian
penulisan kata dalam surat kabar tersebut mengingat banyak beredar kosakata-
memang masih terdapat fakta di luar asas kosakata di tengah masyarakat sebagai
yang berlaku. Padahal surat kabar konsumen berita yang disinyalir sebagai
sebagai media komunikasi yang meng- akibat membaca berita dengan suguhan
gunakan bahasa tulis tentunya harus bahasa yang salah.
tepat sesuai dengan kaidah penggunaan Istilah ‘patologi’ mengacu kepada
bahasa Indonesia yang baik dan benar. berbagai hal yang berhubungan degan
Selain itu, pengetahuan para pem- penyakit trmasuk penyebab timbulnya.
baca atas kemampuan pemakaian dan Demikian pula ketika patologi dikaitkan
penulisan kata dalam sebuah surat kabar dengan bahasa, yang muncul adalah
sangatlah penting. Dengan mengetahui kesalahan bahasa dengan merujuk pada
kesesuainnya dengan kaidah ejaan, penyebab timbulnya kesalahan. Hal ini
pembaca lebih tertarik dan setia terhadap disebabkan oleh kurangnya pemahaman
surat kabar tersebut karena bukan hanya pemakai bahasa terkait masalah kesalah-
mampu mengajukan berita dan informasi an atau hal-hal yang berhubungan
yang aktual, tetapi surat kabar juga dapat dengan minimnya pengetahuan tentang
menjadi teladan dalam hal kemampuan kaidah bahasa atau tingginya pengaruh
penerapan kaidah-kaidah yang berlaku. informasi yang dikemas dalam bahasa
Sebagai contoh, dalam pergaulan berita media. Oleh karena itu, berita
sehari-hari, peneliti dapat dengan mudah dalam media harus memenuhi per-
menemukan bentuk-bentuk tersebut syaratan tertentu atau terpenuhi unsur
muncul dengan maksud untuk meng- layak berita, misalnya, akurat, complete,
akrabkan pergaulan atau membuat fair, balanced, concise, clear, dan
hubungan pertemanan menjadi akrab. current (Kusumaningrat, 2005: 47).
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan Sifat-sifat istimewa berita ini
kata di lingkungan remaja yang sudah terbentuk sedemikian kuatnya
cenderung menggunakan bahasa tidak sehingga sifat-sifat ini bukan saja
baku dengan asumsi bahwa mereka menentukan bentuk-bentuk khas praktik
terkontaminasi oleh adanya berita-berita pemberitaan, tetapi juga berlaku sebagai
di media cetak. Hal ini memotivasi pedoman dalam penyajian dan penilaian
peneliti melaksanakan penelitian dengan

183
DEIKSIS | Vol. 10 No.02 | Mei-Agustus 2018 | 181-191

layak tidaknya suatu berita untuk menimbang-nimbang dan akhirnya


dimuat. menetapkan sebuah judul yang baik.
Dilihat dari sisi kepentingan berita,
Hakikat Judul Berita Menurut Sumadiria (2006:121) judul
Frase judul berita adalah berita adalah identitas berita. Tanpa
gabungan dua kata, yaitu kata judul dan judul, berita sehebat apapun tidak ada
kata berita. Kata judul dan berita artinya. Judul berita sangat mendasar
mempunyai pengertian sendiri-sendiri. dilihat dari dua sisi kepentingan.
Judul adalah bagian dari karangan yang Pertama, tanpa judul ia tidak dikenal, ia
berfungsi untuk mengenal karangan tidak mampu memberikan pesan. Kedua,
yang bersangkutan. Judul berita me- judul adalah pemicu daya tarik pertama
musatkan perhatian pada masalah yang bagi pembaca untuk membaca berita.
dibahas atau dibicarakan, sedangkan Wahyudi (Harahap, 2006: 4)
berita mengandung pengertian sesuai menyatakan bahwa berita adalah laporan
dengan penyampaian dan jenis isinya. tentang peristiwa atau pendapat yang
Judul berita merupakan bagian dari memiliki nilai penting, menarik bagi
aktivitas jurnalistik. Judul berita menjadi sebagian khalayak, masih baru dan
hal yang penting dalam menarik dipublikasikan secara luas melalui media
perhatian pembaca. massa. Berita merupakan suatu kejadian
Tidak ada berita yang menarik yang mempunyai nilai penting dan
tanpa judul berita. Berita wajib diberi menarik bagi masyarakat, tentang suatu
judul, Yunus (2010:76) menyatakan peristiwa yang baru untuk diinformasi-
bahwa judul berita adalah untuk memicu kan secara luas kepada pembaca melalui
keingintahuan pembaca, bukan sebalik- media massa.
nya malah membunuh minat pembaca. Arifin, dkk. (2012:120) “Judul
Begitu pentingnya kedudukan judul adalah kepala karangan, kata yang
dalam suatu berita, menandakan dipakai dalam bab dan buku. Judul
perlunya keterampilan khusus dalam menjadi sangat penting karena dianggap
membuat judul berita yang baik. sebagai pintu informasi paling awal,
Judul berita memang terkesan hal ringkas, dan mewakili isi tulisan
yang sepele. Namun, judul berita akan (karangan) yang disajikan.”
menjadi bagian yang sangat penting Suhandang (2010:115) menyata-
dalam suatu berita. Tidak sedikit surat kan bahwa :
kabar yang dibeli dan dibaca banyak ”Pada hakikatnya judul berita
orang karena penampilan judul berita merupakan intisari dari berita.
yang menarik. Tidak sedikit pula berita Dibuat dalam satu kalimat atau
yang sebenarnya bagus dan menarik, dua kalimat pendek, tetapi cukup
tetapi karena ketidaktepatan dalam memberitahukan persoalan pokok
membuat judul berita, menyebabkan peristiwa yang diberitakannya.
berita tersebut tidak dibaca orang dan Karena berita yang harus
akan menjadi sia-sia. disajikan itu banyak dan masing-
Seorang penulis dalam membuat masing berita harus diminati dan
judul harus teliti untuk mendapatkan dinikmati pembaca, pendengar
hasil judul berita yang menarik, Putra atau penonton.maka judul berita
(2006:72) menyatakan bahwa judul pun tidak dibuat seragam
berita itu sangat penting karena diusahakan agar masing-masing
merupakan etalase atau pintu masuk, berita dapat ditonjolkan lain dari
yang penting. Seorang redaktur perlu yang lainnya.”

184
Patologi Bahasa Pada Judul Berita Surat Kabar Warta Kota
(Siti Jubei)

Berdasarkan definisi para ahli di 4. Fungsional


atas dapat disimpulkan bahwa judul Judul berita seharusnya meng-
berita adalah kepala karangan yang gunakan kata-kata yang tegas, lugas
menarik, singkat, padat, dan lugas. Judul sesuai dengan fungsi informasinya.
berita dapat membangkitkan minat dan Kata-kata yang digunakan dalam
perhatian para pembaca. Jadi, berita judul harus berdiri sendiri, tidak
tanpa judul akan sia-sia karena tidak ada ambigu, dan tidak tergantung pada
pesan yang disampaikan. kata yang lain. Kata-kata yang
dipakai dalam judul berfungsi
Syarat-syarat judul berita sebagai makna inti dari berita yang
Menurut Yunus (2010:76-78) dibahasnya. Contoh: Acara Presiden
untuk dapat membuat judul berita yang Hari Ini Padat (fungsional), Acara
baik diperlukan syarat-syarat judul Presiden Hari Ini Menerima Banyak
berita. Syarat-syarat judul berita adalah Materi (tidak fungsional).
sebagai berikut: 5. Bahasa Baku
1. Provokatif Judul berita hendaknya meng-
Judul berita yang profokatif gunakan gaya bahasa yang baku.
lebih cenderung psikologis. Judul Baku di sini, tidak menyimpang dari
berita ini lebih menekankan untuk kaidah makna dan bahasa yang
membangkitkan minat dan perhatian lazim. Judul berita tidak sepatutnya
para pembaca. Judul berita yang menjadi contoh buruk perilaku ber-
provokatif mampu menggugah bahasa masyarakat. Etika berbahasa
sikap, intuisi, dan emosi pembaca. juga perlu diperhatikan dalam mem-
Contoh, Akbar Tantang Mega, buat judul berita. Jurnalistik juga
Mahasiswa Demo Rektor. mengemban misi edukasi kepada
2. Singkat dan Padat masyarakat dalam penyajian judul
Judul berita harus singkat, berita yang harus singkat, padat,
padat, lugas, dan tegas. Judul berita lugas, dan tegas. Kreativitas ber-
tidak perlu bertele-tele. Isi berita bahasa dalam membuat judul berita
yang singkat dan padat pada judul perlu dikembangkan. Contoh:
berita berkisar 3-7 kata. Judul berita Majikan dan Pembantu Ber-
yang singkat dan padat juga menjadi hubungan Intim (bahasa baku),
tuntutan karena terbatasnya spasi dan Majikan dan Pembantu Ngesek
mampu menjadi bacaan sepintas Bareng (bahasa tidak baku).
pembaca. Contoh: Harga BBM Naik, 6. Spesifik
Pesawat Presiden Jatuh. Judul berita harus spesifik, ber-
3. Relevan makna jelas, tidak menimbulkan
Judul berita harus berkaitan interpretasi yang berbeda. Artinya,
dengan teras berita atau berita judul berita perlu meng-gunakan
terpenting yang ingin disampaikan. kata-kata khusus yang makna dan
Judul berita mewakili berita yang ruang lingkupnya terentu, bukan
disajikan. Judul berita tidak boleh memakai kata-kata umum yang
keluar dari pesan ter-penting yang makna dan ruang lingkupnya luas.
ingin disampaikan. Contoh: Akbar Contoh: Harga Sembako Melonjak
Tantang Mega (sebagai gambaran Bulan Ini (kata umum), Harga Beras
dari Akbar Tanjung untuk ber- dan Minyak Goreng Melonjak (kata
kompetisi dengan Megawati dalam khusus).
pencalonan Presiden).

185
DEIKSIS | Vol. 10 No.02 | Mei-Agustus 2018 | 181-191

Jadi, untuk mendapatkan judul perpolitikan nasional yang


yang baik harus memenuhi syarat-syarat dilaporkan oleh seorang
seperti yang diutarakan di atas. reporter atau wartawan.”
Pers mengandung dua arti,
Hakikat Media Massa yaitu arti sempit dan arti luas. Dalam
1. Pengertian media massa arti sempit, pers hanya menunjuk
Yunus (2010:26-27) menyata- kepada media cetak, seperti surat
kan bahwa: kabar, tabloid, dan majalah,
”Media massa dapat dikata- sedangkan dalam arti luas, pers
kan sebagai sarana yang bukan hanya menunjuk media cetak
menjadi tempat penyajian berkala melainkan juga mencangkup
hasil kerja aktivitas jurnalistik. media elektronik, yakni radio,
Media massa merupakan televise, film, dan media internet.
istilah yang digunakan oleh Pers dalam arti luas disebut media
publik dalam mereferansi massa (Sumadiria, 2006:31).
tempat dipublikasikannya Dari pendapat di atas, dapat
suatu berita. media massa disimpulkan bahwa media massa
dapat diartikan sebagai segala adalah segala bentuk media atau
bentuk media atau sarana sarana komunikasi yang menyalur-
komunikasi yang menyalurkan kan dan mempublikasikan berita
dan mempublikasikan berita kepada masyarakat luas, sedangkan
kepada publik atau berita merupakan laporan tercepat
masyarakat.” mengenai fakta yang telah terjadi
Jika dilihat dari jenisnya, dan menarik perhatian publik yang
Ardianto (2012:103) menyatakan memiliki sifat informatif, layak
bahwa Media massa pada dasarnya dipublikasikan, dan sebagai hasil
dapat dibagi menjadi dua kategori, karya jurnalistik.
yakni media massa cetak dan media
massa elektronik. Media cetak yang 2. Jenis Media
dapat memenuhi kriteria sebagai Menurut Yunus (2010:27)
media massa adalah siaran radio, dalam dunia jurnalistik, media di-
televisi, film, media online katagorikan ke dalam tiga jenis,
(internet). Setiap media cetak yaitu:
mempunyai kriteria yang khas. a. Media cetak, seperti koran,
Tambrini (2012:98) menyata- tabloid, surat kabar
kan bahwa: b. Media elektronik, seperti televisi,
”Media massa bukanlah benda radio
mati yang hanya dapat di- c. Media online, seperti internet
manfaatkan oleh mereka yang Dari penjelasan di atas dapat
memiliki kepentingan politik. penulis simpulkan bahwa media
Lebih dari itu, media massa massa dikatagorikan ke dalam tiga
juga dapat membentuk opini jenis, yakni media cetak, media
publik yang memberikan elektronik, dan media online
sajian-sajian tertentu yang ter-
kadang subjektif. Lewat Hakikat Kata Baku
sajian-sajian pemberitahuan 1. Pengertian Kata Baku
sesungguhnya media massa Arifin dan Tasai (2006:21)
dapat mewarnai khasanah menyatakan bahwa ”Ragam baku

186
Patologi Bahasa Pada Judul Berita Surat Kabar Warta Kota
(Siti Jubei)

adalah ragam yang dilembagakan sesuai dengan konteks kalimat,


dan diakui oleh sebagian besar warga Tidak memiliki makna ganda, tidak
masyarakat pemakainya sebagai rancu, Tidak memilki arti
bahasa resmi dan sebagai kerangka pleonasme, dan Tidak terdapat
rujukan norma bahasa dalam makna hiperkorek.
penggunaannya.” Dari penjelasan di atas dapat
Menurut Chaer (2006:4) kata penulis simpulkan bahwa bahasa
baku adalah satu ragam bahasa yang baku itu memiliki delapan (8) ciri
dijadikan pokok, yang dijadikan utama
dasar ukuran atau yang dijadikan
standar. Penggunaan bahasa oleh 3. Fungsi Bahasa Baku
masyarakat dijadikan ukuran Menurut Alwi, dkk. (2003:14)
kebakuan bahasa, walaupun bahasa baku mempunyai empat
kesepakatan sosial itu dimulai fungsi, tiga di antaranya bersifat
dengan prakarsa seseorang atau pelambang atau simbolik, sedangkan
prakarsa sekelompok orang, baik yang satu lagi bersifat objektif.
dalam bentuk formal maupun a. Fungsi pemersatu, bahasa baku
nonformal. menghubungkan semua penutur
Dengan demikian, kenyataan berbagai dialek bahasa. Dengan
penggunaan bahasa oleh pemimpin demikian, bahasa baku
masyarakat yang bersangkutan tidak mempersatukan mereka menjadi
selamanya dijadikan ukuran satu masyarakat bahasa dan
kebakuan bahasa walaupun meningkatkan proses identifikasi
kesepakatan sosial itu dimulai penutur seseorang dengan
dengan prakarsa seseorang atau seluruh masyarakat.
prakarsa sekelompok orang, baik b. Fungsi pemberi kekhasan, yang
dalam bentuk yang formal maupun diemban oleh bahasa baku
nonformal. membedakan bahasa itu dari
Dari teori di atas, dapat bahasa yang lain.
disimpulkan bahwa kata baku adalah c. Fungsi pembawa kewibawaan,
kata yang mengikuti kaidah bahasa bersangkutan dengan usaha
yang berlaku dengan berpedoman orang mencapai kesederajatan
pada ejaan, tata bahasa baku, dan dengan peradaban lain yang
penggunaannya disesuaikan dengan dikagumi lewat bahasa baku
situasi. Maksudnya adalah bahwa tersebut.
dalam proses komunikasi ada d. Fungsi sebagai kerangka acuan,
saatnya kita dituntut untuk bagi pemakaian bahasa dengan
menggunakan bahasa baku. adanya norma dan kaidah yang
jelas.
2. Ciri-ciri Bahasa Baku Dari penjelasan di atas dapat
Dalam Pedoman umum penulis simpulkan bahwa bahasa baku
Ejaan Bahasa Indonesia, bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai
baku mempunyai ciri-ciri sebagai pemersatu, pemberi kekhasan, pembawa
berikut, Tidak dipengaruhi bahasa kewibawaan, dan sebagai kerangka
daerah, Tidak dipengaruhi bahasa acuan.
asing, Bukan merupakan bahasa
percakapan, Pemakaian imbuhan
secara eksplisit, Pemakaian yang

187
DEIKSIS | Vol. 10 No.02 | Mei-Agustus 2018 | 181-191

METODE PENELITIAN Kata Bekuk, Komplotan, dan Bandit


setelah diubah menjadi kata baku
Penelitian ini merupakan maka judul tersebut menjadi seperti
penelitian kualitatif dengan pendekatan berikut:
atau metode deskriptif. Margono Polisi menangkap kelompok pencuri
(2003:36) menyatakan bahwa penelitian spesialis mobil.
kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif 4. Warga DKI Sulit Bayar PBB
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari Kata Bayar setelah diubah menjadi
orang-orang dan perilaku yang dapat kata baku maka judul tersebut
diamati. menjadi seperti berikut:
Metode deskriptif bertujuan untuk Warga DKI sulit membayar PBB.
menggambarkan sifat sesuatu yang telah
berlangsung pada saat riset dilakukan 5. Selama 20 Menit Rampok Gasak Rp
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu 6,3 Miliar
gejala tertentu. Kata Rampok dan Gasak setelah
diubah menjadi kata baku maka judul
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut menjadi seperti berikut:
Selama 20 Menit perampok
Dari data yang terkumpul, peneliti mengambil Rp 6,3 miliar.
mencoba menganalisis sesuai dengan
kaidah kebakuan bahasa agar terhindar 6. Pembunuh Putra Konglomerat
dari patologi bahasa. Berdasarkan ada Bandung Dibekuk di Bangkok
dan tidaknya penggunaan kata baku Kata Dibekuk setelah diubah menjadi
tersebut, maka proses analisis data kata baku maka judul tersebut
dilakukan dengan cara menganalisis menjadi seperti berikut:
penggunaan kata tidak baku yang Pembunuh putra konglomerat
terdapat pada judul berita surat kabar Bandung ditangkap di Bangkok.
warta kota.
Contoh kasus dan Analisis: 7. Siswa Miskin Tak Kuat Bayar
1. Penusuk Bocah Cemburui Suami Bimbel
Kata Bocah setelah diubah menjadi Kata Tak dan Bayar setelah diubah
kata baku maka judul tersebut menjadi kata baku maka judul
menjadi seperti berikut: tersebut menjadi seperti berikut:
Penusuk anak cemburui suami. Siswa miskin tidak kuat membayar
bimbel.
2. Pengguna KRL commuter line nyaris
sama dengan KRL Ekonomi Numpuk 8. Warga Kenari Menggunakan
Kata Numpuk setelah diubah menjadi Jembatan Reyot
kata baku maka judul tersebut Kata Reyot setelah diubah menjadi
menjadi seperti berikut: kata baku maka judul tersebut
Pengguna KRL commuter line nyaris menjadi seperti berikut:
sama dengan KRL ekonomi Warga Kenari menggunakan
menumpuk. jembatan rusak.

3. Polisi Bekuk Komplotan Bandit 9. Pengelola Investasi Bodong Diciduk


Spesialis Mobil

188
Patologi Bahasa Pada Judul Berita Surat Kabar Warta Kota
(Siti Jubei)

Kata Bodong dan Diciduk setelah Senapan Merenggut Nyawa Bos


diubah menjadi kata baku maka judul Keramik.
tersebut menjadi seperti berikut:
Pengelola Investasi palsu ditangkap. 16. 3 Pria Kurir Diciduk Bawa Ratusan
Ribu Ekstasi
10. Perampok Pengadilan Nyamar Kata Diciduk dan Bawa setelah
Petani diubah menjadi kata baku maka judul
Kata Nyamar setelah diubah menjadi tersebut menjadi seperti berikut:
kata baku maka judul tersebut 3 Pria Kurir Ditangkap Membawa
menjadi seperti berikut: Ratusan Ribu Ekstasi.
Perampok Pengadilan Menyamar
petani. 17. Siswa SMK Penerima KTP Pakai
HP Galaxy
11. Polisi Tembak Bandit Pecah Kaca Kata Pakai dan HPsetelah diubah
Kata Tembak, Bandit, dan Pecah menjadi kata baku maka judul
setelah diubah menjadi kata baku tersebut menjadi seperti berikut:
maka judul tersebut menjadi seperti Siswa SMK Penerima KTP Memakai
berikut: Telepon Genggam Galaxy.
Polisi Menembak Pencuri Pecahkan
Kaca. 18. Mega Merasa Dikuntit Intel
Kata Dikuntit setelah diubah menjadi
12. Kepala SMA Galau Hasil TO Jeblog kata baku maka judul tersebut
Kata Galau dan Jeblog setelah menjadi seperti berikut:
diubah menjadi kata baku maka judul Mega Merasa Diikuti Intel.
tersebut menjadi seperti berikut:
Kepala Sekolah SMA Resah Hasil 19. Tangan Rusmaya Gemetar Saat
TO Menurun. Ambil Pelampung
Kata Ambilsetelah diubah menjadi
13. Tiara Cium Tangan Bunda Mohon kata baku maka judul tersebut
Doa menjadi seperti berikut:
Kata Cium setelah diubah menjadi Tangan Rusmaya Gemetar Saat
kata baku maka judul tersebut Mengambil Pelampung.
menjadi seperti berikut:
Tiara Mencium Tangan Bunda 20. Negara Masih Bisa Sita Harta Gayus
Mohon Doa Kata Sita setelah diubah menjadi
kata baku maka judul tersebut
14. KPK Tangkap Pegawai Pajak Dan menjadi seperti berikut:
Pembalap Negara Masih Bisa Menyita Harta
Kata Tangkap setelah diubah Gayus.
menjadi kata baku maka judul Dari data di atas dan hasil analisis
tersebut menjadi seperti berikut: dapat ditemukan adalah bahwa judul
KPK Menangkap Pegawai Pajak dan berita Warta Kota terbukti memiliki
Pembalap tingkat kata tidak baku mencapai 115
kata atau 23%. Hal ini menunjukan
15. Pistol Renggut Nyawa Bos Keramik bahwa surat kabar Warta Kota dalam
Kata Pistol dan Renggut setelah penulisan judul berita mengunakan kata
diubah menjadi kata baku maka judul tidak baku cenderung konsisten. Dalam
tersebut menjadi seperti berikut: konteks inilah, ternyata masih terdapat

189
DEIKSIS | Vol. 10 No.02 | Mei-Agustus 2018 | 181-191

judul berita dalam surat kabar Warta DAFTAR PUSTAKA


Kota yang masih menggunakan kata
tidak baku, sehingga kurang mem- Alwi, H, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku
perhatikan aspek kaidah penulisan dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
pemakaian kata secara baik dan benar. Pustaka.
Dengan demikian, kondisi ini akan
memberikan dampak yang tidak baik Arifin, Z. dan Amran, T. (2006). Cermat
terhadap pemakaian bahasa pembaca. Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akapres.
SIMPULAN --------------------, dkk. (2012). Teori Dan
Kajian Wacana Bahasa
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesi. Tagerang: PT Pustaka
atas, dapat disimpulkan bahwa peng- Mandiri.
gunaan kata tidak baku lebih sedikit Ardianto, E. dkk. (2012). Komunikasi
dibandingkan dengan penggunaan kata Massa. Bandung : Simbiosa
baku, kata baku lebih mendominasi judul Rekatama Media.
berita. Kata baku jumlah nya lebih
banyak. Jumlah kata tidak baku yang Chaer.,A. (2006). Tata Bahasa Praktis
terdapat pada judul berita halaman Bahasa Indonesia. Jakarta:
pertama surat kabar Warta Kota Rineka Cipta.
sebanyak 115 kata, sedangkan kata baku Harahap, A.S. (2006). Jurnalistik
yang digunakan sebanyak 385 kata. Televisi. Bogor: Indeks.
Penggunaan kata tidak baku yang
terdapat pada judul berita halaman Haris, S. (2006). Bahasa Jurnalistik
pertama surat kabar Warta Kota disebab- Panduan Praktis Penulis dan
kan karena penggunaan bahasa sehari- Jurnalistik. Bandung: Simbiosa
hariyang sudah menjadi kebiasaan. Rekatama Media.
Dengan demikian, judul berita surat Kusumaningrat, H. dan Kusumaningrat,
kabar Warta Kota dapat dikatakan cukup P. (2005). Jurnalistik: Teori dan
baik, karena kata-katanya mudah untuk Praktik. Bandung: PT Remaja
dipahami. Rosdakarya.
Penggunaan kata tidak baku atau
Margono. (2003). Metodologi Penelitian
yang dianggap patologi terdapat 115 kata
Penelitian. Jakarta: PT Rineka
atau mecapai 23%. judul berita halaman
Cipta.
pertama surat kabar Warta Kota
tergolong rendah atau dapat ditoleransi. Putra, R.M.S. (2006). Teknik Penulisan
Warta Kota memiliki banyak rubik yang Berita dan Feature. Jakarta:
ditampilkan, tetapi masih ada judul Indeks.
berita yang dianggap menyalahi tatanan Rohman, S. (2012). Pengantar
kaidah berbahasa yang baik dan benar. Pengajaran Sastra. Jogjakarta:
Setiap judul berita penulis tidak selalu Ar- Ruzz Media.
menggunakan pilihan kata baku,
sehingga menimbulkan kesalahan atau Sumadiria, H. (2006). Jurnalistik
patologi dalam berbahasa. Indonesia. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Subana dan Sunarti. (2011). Strategi
Belajar Pembelajaran Bahasa

190
Patologi Bahasa Pada Judul Berita Surat Kabar Warta Kota
(Siti Jubei)

Indonesia. Badung: Pustaka Tambroni, R. (2012). Komunikasi


Setia. Politik pada Era Multimedia.
Bandung Simbiosa Rekatama
Suhandang, K. (2010). Pengantur
Media.
Jurnalistik Seputar Organisasi,
Produk, dan Kode Etik. Bandung Wassio, I. dan Sunendar, D. (2008).
: Nuansa. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja
Tim CSG. 2012. Aturan Terbaru EYD
Rosdakarya.
untuk Pelajar, Mahasiswa, dan
Umum. Jogjakarta: Cakrawala. Yunus, S.(2010). Jurnalistik Terapan.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

191

Anda mungkin juga menyukai