NIM : 211301181
Fakultas : Psikologi
BAB I
Latar Belakang
1.1 Pendahuluan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media massa adalah sarana
komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk, dan lain-
lain yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya). Media
massa berperan penting dalam menyebarluaskan informasi terhadap khalayak
umum, karena kebutuhan masyarakat luas akan informasi dapat dengan mudah
diperoleh dengan media massa sebagai wadahnya. Media massa saat ini menjadi
bagian yang vital dan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan bermasyarakat.
Menurut Oetama (1989:92) “media massa dalam suatu negara, tidak berada di luar
masyarakat itu, melainkan dalam masyarakat. Media massa menjadi bagian dari
masyarakat, dan karena itu juga menjadi bagian dari suatu sistem masyarakat
secara keseluruhan”. Karena peranan media massa yang begitu penting dan tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat luas, maka diperlukan usaha yang strategis
dalam menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia agar penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian
Pendidikan & Kebudayaan merupakan instansi pemerintah yang menangani
masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia. Namun, akhir-akhir ini bahasa
Indonesia justru terpengaruh oleh bahasa asing dan bahasa daerah yang
disebabkan oleh adanya kebutuhan masyarakat akan adanya kosakata yang
dianggap keren, modern dan kekinian sebagai penyebutan suatu simbol. Hal
tersebut jelas merupakan tantangan terbesar dalam berkomunikasi di masyarakat
Indonesia yaitu hadinya masyarakat yang multibahasa.
Contoh kata dalam bahasa Indonesia yang akhir-akhir ini tidak
mempunyai acuan dalam pembakuan kosakata dan istilah yang pada akhirnya
semakin menambah adanya multibahasa yaitu, penggunaan kata “saya” yang
sering diganti dengan kata “gue”, penggunaan kata “didukung” yang sering
diganti dengan kata”disupport”, penggunaan kata “tidak” yang sering diganti
dengan kata “ngga”, penggunaan kata “makanan ringan” yang diganti dengan kata
“snack”, penggunaan kata “kamu” yang diganti dengan kata “elo”, penggunaan
kata “pelan-pelan” yang diganti dengan kata”slow atau selow” dan lain
sebagainya. Hal diatas adalah contoh penggunaan multi bahasa dalam bahasa
Indonesia secara lisan yang ternyata berlanjut juga secara tersurat. Ada banyak
surat kabar yang beredar ternyata tidak mempunyai acuan dalam pembakuan
kosakata dan istilah dalam bahasa Indonesia yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-sehari.
Contoh surat kabar yang tidak mempunyai acuan dalam pembakuan
kosakata dan istilah dalam bahasa Indonesia dapat kita temui dalam koran-koran
yang beredar dalam masyarakat dan biasanya terletak pada judul yaitu,
“Penurunan Harga BBM Diisukan HOAX”. Dalam judul tersebut secara jelas
tidak mempunyai acuan dalam pembakuan kosakata pada kata “hoax”. Padahal,
dalam bahasa Indonesia sendiri, kata “hoax” dapat diganti atau digunakan dengan
istilah “hoaks” atau berita palsu. Namun, masyarakat lebih senang mengadopsi
istilah asing tersebut karena kata “hoax” terkesan lebih terkenal.
Permasalahan multi bahasa di Indonesia yang terus mengalami
pertumbuhan dari waktu ke waktu ditakutkan akan menghilangkan jati diri bahasa
Indonesia yang menjadi kebanggan masyarakat indonesia. Maka dari itu,
diperlukan terobosan yang strategis dan konkret yaitu dengan memberdayakan
media massa dalam upaya pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia agar
pemekaran dan pemasyarakatan bahasa Indonesia dapat tersalurkan pada
masyarakat luas.
Salah satu upaya negara dalam usaha pemekaran dan pemasyarakatan
bahasa Indonesia agar dapat tersalurkan pada masyarakat luas yaitu dengan
mengatur peran dan tujuan media massa yang diatur dalam UU Pers No.40 Tahun
1999. Di dalam UU Pers No.40 Tahun 1999 terutama Pasal 6 poin ke 3
disebutkan bahwa pers nasional melaksanakan peranannya untuk
mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan
benar. Karena adanya peraturan yang telah ditetapkan tersebut, Oleh karena itu,
media massa dituntut dan harus dapat selalu memperhatikan kualitas informasi
dengan kaidah-kaidah yang benar dan sesuai dengan bahasa Indonesia yang
efektif agar penyajian berita yang bisa memotivasi pelajar dan mengedukasi
masyarakat untuk melakukan pemekaran dan pemasyarakatan bahasa Indonesia
yang berkesinambungan dan bercitra positif agar terjalin rasa cinta terhadap
bahasa nasional.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
Pembahasan
Kata media massa berasal dari bahasa latin, yaitu "medium" berbagai
sarana atau saluran untuk mengomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang
pada intinya semua sarana aktivitas mental manusia. Sedangkan kata "massa"
berarti instrumen atau alat yang terarah kepada semua yang mempunyai sifat
masif. Menurut Hafied (2002: 134) media massa merupakan “alat yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, dan
televisi”. Sedangkan menurut Association for Educational Communications and
Technology (AECT, 1977) yang dikutip oleh Sadiman (2005:6) “media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai sistem penyampaian atau pengantar, media sering
disebut dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukan fungsi
atau peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua belah pihak
utama dalam proses belajar-siswa dan pelajaran”. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia media massa adalah sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster, spanduk, dan lain-lain yang terletak diantara dua pihak
(orang, golongan, dan sebagainya).
KESIMPULAN
Maka dari itu, diperlukan terobosan yang strategis dan konkret yaitu
dengan memberdayakan media massa dalam upaya pengembangan dan
pembinaan bahasa Indonesia agar pemekaran dan pemasyarakatan bahasa
Indonesia dapat tersalurkan pada masyarakat luas.
Salah satu upaya negara dalam usaha pemekaran dan pemasyarakatan
bahasa Indonesia agar dapat tersalurkan pada masyarakat luas yaitu dengan
mengatur peran dan tujuan media massa yang diatur dalam UU Pers No.40 Tahun
1999. Di dalam UU Pers No.40 Tahun 1999 terutama Pasal 6 poin ke 3 disebutkan
bahwa pers nasional melaksanakan peranannya untuk mengembangkan pendapat
umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar. Karena adanya
peraturan yang telah ditetapkan tersebut, Oleh karena itu, media massa dituntut
dan harus dapat selalu memperhatikan kualitas informasi dengan kaidah-kaidah
yang benar dan sesuai dengan bahasa Indonesia yang efektif agar penyajian berita
yang bisa memotivasi pelajar dan mengedukasi masyarakat untuk melakukan
pemekaran dan pemasyarakatan bahasa Indonesia yang berkesinambungan dan
bercitra positif agar terjalin rasa cinta terhadap bahasa nasional.
Tugas :
Analisis :
- Sering dijumpai gejala penghilangan prefiks “me-” (yang akan berubah
menjadi “meng” ketika diikuti bentuk dasar yang berawal vokal, k, g, h,
dan kh), pada bentukan kata yang disebabkan adanya penghematan kata
- “Ada istilah “ekonomi bahasa” yang artinya harus menggunakan bahasa
sehemat mungkin, tetapi tidak atau jangan sampai merusak kaidah
- Pada judul berita terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks “me-
yang akan berubah jadi “meng-” jika diikuti bentuk dasar yang berawal
vokal k, g, h, dan kh) yang mana seharusnya ada pada kata “ganggu”. Kata
“ganggu” tersebut merupakan dasar yang menduduki predikat pada
kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat
tersebut harus dieksplisitkan prefiks “meng-”
1) Listrik padam 4-5 jam di hampir seluruh wilayah Batam serta sebagian
Bintan dan Tanjungpinang.
2) PLN Batam mengaku mati listrik kemarin akibat transmisi 150 KV Batam-
Bintan di PLTU Tanjungkasam rusak tersambar petir sekitar pukul 06.20
3) Pemadaman listrik itu mengganggu aktivitas rutin warga mulai memasak
hingga mencuci. Belum lagi pelaku bisnis yang tak bisa menjalankan
usahanya.
4) Pelayanan publik juga terganggu
5) Proses check-in di bandara menjadi lama, arus lalu lintas di simpang-
simpang lampu merah terhambat.
6) Bahkan pasokan air bersih ngadat.
Analisis :
Koreksi :
1) Listrik padam selama 4-5 jam di hampir seluruh wilayah Batam serta
sebagian Bintan dan Tanjungpinang.
2) PLN Batam mengaku mati listrik yang terjadi kemarin diakibatkan
transmisi 150 KV Batam-Bintan di PLTU Tanjungkasam rusak tersambar
petir sekitar pukul 06.20
3) Pemadaman listrik itu mengganggu aktivitas rutin warga mulai dari
memasak hingga mencuci. Belum lagi pelaku bisnis yang tak bisa
menjalankan usahanya.
4) Proses check-in di bandara menjadi lama dan arus lalu lintas di simpang-
simpang lampu merah terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat. (2020). Peran Media dalam Pemasyarakatan
Istilah Bahasa Indonesia. Diakses pada 23 September 2023, dari Peran Media
dalam Pemasyarakatan Istilah Bahasa Indonesia – Balai Bahasa Provinsi Jawa
Barat (kemdikbud.go.id)
Rahayu, R. (2018) Peran Media Massa dalam Rangka Pembinaan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jurnal Kelasa, 13(2), 181-192.