Anda di halaman 1dari 2

Lingkungan

Penggunaan styrofoam untuk bungkus makanan lumrah ditemukan di warung makan.


Dengan adanya teknologi pesan makan secara online, penggunaan styrofoam meningkat pesat.
Selain dinilai lebih praktis, harga styrofoam juga terjangkau. Namun, styrofoam termasuk bahan
yang tidak dapat didaur ulang dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan.

Penggunaan styrofoam sangat membantu para pedagang makanan, terutama makanan yang panas
dan perlu dibungkus. Jika pelanggan mendapatkan bungkus makanan plastik biasa, kemasan
akan terlihat kurang rapi dan berpengaruh pada penataan makanan.Styrofoam mampu mengatasi
masalah bungkus makanan yang kurang praktis dan memakan tempat. Variasi bentuk styrofoam
juga memfasilitasi pedagang yang ingin menjual makanan dalam berbagai ukuran. Harga
styrofoam terjangkau dan mudah diperoleh di toko plastik. Dengan adanya styrofoam,
masyarakat bisa mendapatkan makanan dengan penataan yang rapi tanpa perlu takut isi makanan
tumpah. Asalkan styrofoam dibuang pada tempatnya, lingkungan tidak akan tercemar.

Kami menentang kebijakan bungkus makanan menggunakan styrofoam. Penggunaan


styrofoam semakin menjamur karena adanya jasa pesan makanan online. Kampanye
meminimalisir plastik bisa gagal jika masyarakat beralih ke styrofoam. Styrofoam tidak dapat
diurai oleh lingkungan. Jika terpecah menjadi bagian kecil, styrofoam akan menjadi mikroplastik
yang berpotensi dimakan organisme perairan. Nantinya, partikel tersebut akan terakumulasi
dalam tubuh organisme dan jika dikonsumsi manusia akan terkumpul ke tubuh manusia.

Selain itu, dampak negatif penggunaan styrofoam bisa dilihat pada sisi kesehatan.
Kemasan styrofoam adalah kemasan sekali pakai yang tidak direkomendasikan untuk bahan
panas dan bisa mengakibatkan penyakit. Kami tidak setuju jika penggunaan styrofoam hanya
melihat segi kepraktisan saja karena dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan
dampak positifnya. Jadi, penggunaan styrofoam harus dilarang. Agar lebih praktis dan tidak
membebani pedagang, plastik kemasan ramah lingkungan yang tahan panas dan dingin bisa
dikembangkan.

Sebagai pihak yang berada di sisi netral, kami mengetahui bahwa penggunaan styrofoam
bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi, styrofoam memudahkan para pedagang dalam melayani
pembeli. Di sisi lain, sampah yang dihasilkan styrofoam tidak bisa diuraikan dengan mudah di
lingkungan. Kemasan styrofoam yang termasuk bungkus sekali pakai semestinya bisa dikurangi
dengan bungkus kemasan daur ulang lainnya.

Penggunaan styrofoam perlu diganti dengan kemasan lain yang lebih ramah lingkungan
dan tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Solusinya, pengembangan plastik ramah lingkungan
bisa dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai