TP : 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
hidayah dan pertolongannya, sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan, guna
memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti proses belajar mengajar di SMA Negeri 1
Selong.
Berbagai rintangan dan hambatan yang kami alami selama membuat proposal
penelitian ini, namun Alhamdulillah akhirnya dengan penuh keuletan dan kesungguhan kami,
sehingga dapat terselesaikan dengan judul, “Tradisi Pernikahan Di Desa Sade”.
Kami menyadari bahwa untuk mencapai hasil yang memuaskan tidaklah mudah,
karena keterbatasan kemampuan kami baik dari segi ilmu maupun literatur, sehingga
proposal penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun, kami sangat harapkan untuk menuju ke arah penyempurnaan
proposal penelitian ini.
Akhirnya kepada Allah juga kami memohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan
dan kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini, besar harapan kami atas masukan
guna perbaikan isi materi dari proposal penelitian ini. Semoga proposal penelitian ini
bermanfaat bagi pembangunan, khususnya dalam pembangunan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
Amin ya Robal’alamin.
Halaman Judul...............................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................iii
Abstrak…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
DOKUMENTASI..........................................................................................
ABSTRAK
Pernikahan adalah salah satu kegiatan yang juga termasuk ke dalam bagian tradisi
yang ada di Indonesia. Setiap daerah memiliki tradisi pernikahan yang berbeda-beda, salah
satunya di Lombok Tengah yaitu Desa Sade. Tradisi pernikahan ini masih terus dijalankan
oleh masyarakatnya sampai sekarang yang dikenal dengan nama “kawin culik”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang tradisi pernikahan yang ada di Desa Sade.
Serta untuk mengetahui penyebab masyarakat Desa Sade tidak boleh keluar mencari
pasangan.
Penelitian yang kami lakukan hendaknya akan bermanfaat bagi masyarakat umum dan
kehidupan yang akan datang. Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode wawancara
dan data primer sebagai sumber datanya.
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 KajianPustaka
1. Pengertian Tradisi
Tradisi berasal dari kata “traditium” yang berarti segala sesuatu yang ditranmisikan
dan diwariskan oleh masa lalu ke masa sekarang.Tradisi atau kebiasaan adalah sesuatu yang
telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang
paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke
generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat
punah. Tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam
kehidupan yang bersifat duniawi maupun terhadap hal-hal yang bersifat ghaib atau
keagamaan. Di dalam sebuah tradisi akan diatur bagaimana manusia berhubungan dengan
manusia yang lain atau satu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lain,
bagaimana manusia bertindak terhadap lingkungannya, dan bagaimana perilaku manusia
terhadap alam yang lain.Secara termologi perkataan tradisi mengandung suatu pengertian
yang tersembunyi tentang adanya kaitan masa lalu dengan masa kini. Ia menunjuk kepada
sesuatu yang diwariskan oleh masa lalu tetapi masih berwujud dan berfungsi pada masa
Tradisi mungkin pula hidup dan muncul kembali setelah lama terpendam. Tradisi lahir
melalui 2 (dua) cara, yaitu :
Pertama, Muncul dari bawah melalui mekanisme kemunculan secara spontan dan tak
diharapkan serta melibatkan rakyat banyak. Karena sesuatu alasan, individu tertentu
menemukan warisan historis yang menarik perhatian, kecintaan dan kekagumanyang
kemudian disebarkan melalui berbagai cara mempengaruhi rakyat banyak. Sikap-sikap
tersebut berubah menjadi perilaku dalam bentuk upacara, penelitian dan pemugaran
peninggalan purbakala serta menafsir ulang keyakinan lama.
Kedua, Muncul dari atas melalui mekanisme paksaan. Sesuatu yang dianggap tradisi
dipilih dan dijadikan perhatian umum atau dipaksakan oleh individu yang berpengaruh atau
berkuasa.
Dua jalan kelahiran tradisi tersebut tidak membedakan kadarnya. Perbedaannya
terdapat antara “tradisi asli”, yakni yang sudah ada di masa lalu. Tradisi buatan mungkin lahir
ketika orang memahami impian masa lalu dan mampu menularkan impian itu kepada orang
banyak. Lebih sering tradisi buatan ini dipaksakan dari atas oleh penguasa untuk mencapai
tujuan politik mereka.sekarang.
B.Tujuan Tradisi
Tradisi yang ada pada masyarakat memiliki tujuan supaya hidup manusia kaya akan
budaya dan nilai-nilai bersejarah. Selain itu, tradisi juga akan membuat kehidupan menjadi
harmonis. Tetapi hal ini akan terwujud jika manusia menghargai, menghormati dan
menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar dan juga sesuai dengan aturan.
C.Fungsi Tradisi
Fungsi dari tradisi adalah sebagai penyedia fragmen warisan historis yang kita
pandang bermanfaat.Tradisi yang seperti suatu gagasan dan material yang bisa
dipergunakan orang dalam tindakan saat ini dan untuk membangun masa depan
dengan dasar pengalaman masalalu. Misalnya adalah peran yang harus diteladani
seperti tradisi kepahlawanan, kepemimpinan karismatis dan lain sebagainya.
Memberikan Legitimasi Pandangan Hidup
Fungsi tradisi adalah untuk memberi legitimasi pada pandangan hidup, keyakinan,
pranata dan aturan yang telah ada.Semuanya ini membutuhkan pembenaran agar bisa
mengikat anggotanya.Seperti wewenang seorang raja yang disahkan oleh tradisi dari
seluruh dinasti terdahulu.
2. Pengertian Pernikahan
Dalam kamus bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata ”kawin” yang secara
bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin atau
bersetubuh. Perkawinan disebut juga dengan pernikahan yaitu berasal dari kata “nikah” yang
menurut bahasa artinya mengumoulkan. Kata “nikah” sendiri dipergunakan untuk arti
persetubuhan dan juga untuk arti akad nikah. Makna nikah adalah akad atau ikatan karena
dalam suatu suatu proses pernikahan terdapat ijab (pernyataan penyerahan dari pihak
perempuan) dan kabul (pernyataan penerimaan dari pihak lelaki)
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan
oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma
hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut
tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan
tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula. Pengesahan
secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan
pernikahan ditndatangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang
dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan
kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang
melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian
mereka dinamakan suami istri dalam ikatan perkawinan.
A. Tujuan Pernikahan
Pernikahan merupakan kebutuhan fitri setiap manusia yang memberikan banyak hasil
yang penting, diantaranya adalah pembentukan sebuah keluarga yang didalamnya
seseorangpun dapat menemukan kedamaian pikiran. Orang yang tidak kawin bagaikan seekor
burung tanpa sarang. Pernikahan merupakan perlindungan bagi seseorang yang merasa
seolah-olah hilang diantara kehidupan, orang dapat menemukan pasangan hidup yang akan
berbagi dalam kesenangan dan penderitaan.
Pernikahan merupakan aktivitas sepasang laki-laki dan perempuan yang terkait pada
suatu tujuan bersama yang hendak dicapai. Dalam pasal 1 Undang-Undang perkawinan tahun
1974, disebutkan bahwa tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Walgito (2000),
masalah pernikahan adalah hal yang tidak mudah, karena kebahagiaan adalah hal yang
bersifat relatif dan subyektif. Subyektif karena kebahagiaan bagi seseorang belum tentu
berlaku bagi orang lain. Relatif karena sesuatu hal yang pada suatu waktu dapat menimbulkan
kebahagiaan dan belum tentu diwaktu yang juga dapat menimbulkan kebahagiaan. Masdar
Helmy mengemukakan bahwa tujuan perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan hidup
jasmani dan rohani manusia, juga untuk membentuk keluarga dan memelihara serta
meneruskan keturunan di dunia, mencegah perzinahan, menciptakan ketenangan dan
ketentraman jiwa bagi yang bersangkuta, serta untuk ketentraman keluarga dan masyarakat.
Menurut Soemijati, tujuan pernikahan adalah untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat
kemmanusiaan, berhubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan
keluarga bahagia dengan dasar cinta dan kasih sayang untuk memperoleh keturunan yang sah
dengan mengikuti ketentuen-ketentuan yang telah diatur oleh hukum. Menurut Bachtiar
(2004), membagi lima tujuan pernikahan yang paling pokok adalah :
Memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat dengan mendirikan rumah angga
yang damai dan teratur.
Mengatur poensi kelamin.
Menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama.
Menimbulkan rasa cinta antara suami-istri.
Membersihkan keturunan yang hanya bisa diperoleh dengan jalan pernikahan.
B. Hukum Pernikahan
Hukum nikah pada dasarnya adalah mubah, boleh dikerjakan dan boleh pula
ditinggalkan. Hukum-hukum dari pernikahan antara lain :
1) Sunah
Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan mampu pula mengendalikan
diri dari perzinahan, walaupun tidak segera menikah, maka hukum nikah adalah sunah.
2) Wajib
Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan ia khawatir berbuat zina jika
tidak segera menikah, maka hukum nikah adalah wajib.
3) Makruh
Bagi orang yang ingin menikah, tetapi belum mampu memberi nafkah terhadapistri
dan anak-anaknya, maka hukum nikah adalah makruh.
4) Haram
Bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang akan ia nikahi, maka hukum
nikah adalah haram.
C. Hikmah Pernikahan
Pernikahan merupakan cara yang benar, baik, dan diridhoi Alloh untuk memperoleh
anak serta mengembangkanketurunsn ysng sah.
Melalui pernikahan, suami-istri dapat memupuk rasa tanggung jawab membaginya
dalam rangka memelihara, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya sehingga
memberikan motivasi yang kuat untuk membahagiakan orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya.
Menjalin hubungan silaturahmi antara keluarga suami dan keluarga istri, sehingga
sesama mereka saling meolong dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak tolong-
menolong dalam dosa dan permusuhan.
D. Perkawinan Menurut Perundang-Undangan Indonesia
Penelitian tentang Tradisi Pernikahan di Desa Sade sebelumya telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Salah satunya adalah seorang mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu sosial
dan Ilmu Politik (STISOSPOL) “Waskita Dharma” Malang yang bernama Ahmad Zamron
dengan judul “Sistem Tradisi Pelaksanaan Pernikahan (Merarik) Adat Suku Sasak di Lombok
Tengah” tahun 2016. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamron ini membahas tentang
bagaimana tata cara tentang pelaksanaan pernikahan adat suku sasak serta tradisi kawin culik
yang juga merupakan bagian dari tradisi pernikahan yang ada di suku sasak. Dalam tata cara
pelaksanaa pernikahan di suku sasak, peneliti menjelaskan urutan-urutan tentang bagaimana
melakukan sebuah pernikahan di sasak. Salah satunyanya adalah upacara “Selabar”. Pada
upacara ini akan diadakan sebuah pertemuan antara pihak perempuan dan pihak laki-laki
yang ditemani oleh kepala dusun untuk membicarakan acara pesta yang disebut dengan
begawe. Apakah akan besar, kecil, ataupun sedang. Selain dari Ahmad Zamron, penelitian
sejenis ini juga pernah dilakukan oleh Annisa Rizky Amalia yaitu seorang mahasiswi jurusan
Agama di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta dengan judul “Tradisi
Perkawinan Merariq Suku Sasak Di Lombok” tahun 2017. Hasil dari penelitian tersebut
adalah membahas tentang segala sesuatu yang ada di Lombok, salah satunya adalah tentang
kebubayaannya yaitu tradisi Merariq. Dalam penelitian tersebut, peneliti membahas tentang
bagaimana asal usul tentang tradisi merariq serta beberapa proses yang harus dilakukan oleh
laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal sebelum melakukan pernikahan. Salah satu
proses yang harus dilakukan adalah “Midang”. Pada proses ini peneliti menjelaskan tentang
bagaiman proses itu dilakukan. Dimana pada proses ini, pihak laki-laki ke rumah pihak
perempuan yang selama ini diidam-idamkan untuk lebih saling mengenal sehingga nantinya
akan diadakan suatu hubungan yang akan mengikat kedua insan tersebut yang sesuai dengan
aturan yang ada di suku sasak tersebut yang disebut dengan “awig-awig”.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Ada banyak para ahli mengemukakan defenisi mengenai analisis data. Menurut
Patton, analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Menurut Lexy J. Moleong , analisis data adalah
proses mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Sedangkan menurut Suprayogo analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki
nilai sosial, akademis dan ilmiah.
Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
1) Reduksi Data
2) Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu "penyajian" sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara
yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik,
jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun
dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis
dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang
benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh
penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3) Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari
satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas
dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-
catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan
peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan
"kesepakatan intersubjektif" atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan
suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari
data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang
merupakan validitasnya.
Jenis penelitian kualitatif yang kami gunakan dalam melakukan penelitian adalah
jenis etnografi karena jenis penelitian ini sering digunakan untuk mendeskripsikan
kebudayaan atau kehidupan masyarakat secara objektif. Sehingga pada penelitian ini dikenal
adanya catatan lapangan yang berisi makna perilaku, bahasa, dan interaksi dari
informan/objek penelitian.
Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan.
Jika peneliti memakai kuisioner atau wawancara didalam pengumpulan datanya, maka
sumber data itu dari responden, yakni orang yang menjawab pertanyaan peneliti, yaitu tertulis
ataupun lisan.
Data Primer
Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan
pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik
studi. Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus, internet juga
dapat menjadi sumber data primer jika koesioner disebarkan melalui internet. Data
primer juga bisa dikatakan sebagai data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau
dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik
dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.
Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung
keperluan data primer. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi
perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs web, internet dan
seterusnya.
Jenis sumber data yang kami gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sumber data
primer karena sumber data primer memiliki tingkat kredibilitas paling kuat dibandingkan
sumber data yang lainnya. Sumber data primer ini juga mengharuskan peneliti untuk terlibat
langsung kepada pelaku atau saksi. Oleh karena itu, data primer merupakan sumber data
terbaik yang dapat digunakan sebagai pemberi informasi dan data dalam penelitian dan juga
membuat kami untuk memilih menggunakan jenis sumber data ini.
Teknik pengumpulan data bergantung pada jenis penelitian yang dipilih. Jenis
penelitian yang kami gunakan adalah penelitian kualitatif. Jadi, teknik pengumpulan data
yang kami gunakan adalah teknik wawancara karena dalam penelitian kualitatif proses
pengumpulan data cenderung menggunakan teknik wawancara.
Dilihat dari aspek pedoman wawancara, ada tiga jenis wawancara yaitu :
Dalam penelitian ini kami menggunakan wawancara terstruktur karena pedoman wawancara
dalam wawancara terstruktur sangat penting untuk mendapatkan informasi yang kami
butuhkan sehingga sangat membantu kami dalam melakukan penelitian ini. Selain itu,
wawancara terstruktur juga dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Faktor inilah yang menyebabkan kami
memilih jenis wawancara terstruktur.
Pada dasarnya objek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam kegiatan
penelitian. Menurut pengertian, objek adalah keseluruhan dari gejala yang terdapat di sekitar
kehidupan kita. Apabila kita lihat dari sumbernya, maka objek di dalam suatu penelitian
kualitatif disebut sebagai situasi sosial yang di dalamnya
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian kami adalah masyarakat-masyarakat yang
ada di Desa Sade. Alasan kami memilih objek penelitian ini adalah karena tradisi yang ada di
Desa Sade ini tentu tidak terlepas dari masyarakatnya, dikarenakan masyarakat adalah orang
yang menjalankan tradisi tersebut, tanpa adanya masyarakat sebuah tradisi tidak bisa berjalan
dan diwariskan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi
Desa sade adalah sebuah desa yang berdiri pada tahun 1079 terletak di Dusun
Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah bagian selatan, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Secara geografis desa Sade terletak pada 08 50’ LS dan 116 BT dengan
batas wilayahnya Dusun Penyalu sebelah barat, Dusun Lentak sebelah timur, Dusun Selak
sebelah utara, dan Dusun Selemang sebelah selatan. Desa Sade memiliki luas sekitar 3
hektare. Desa sade terletak pada keyinggian 120-126 mdpl. Jumlah penduduk masyarakat
desa Sade sekitar 700 jiwa dengan 150 kepala keluarga yang masih merupakan satu garis
keturunan. Sebagian besar masyarakat desa Sade bermata pencaharian sebagai petani.
Masyarakat Sade biasanya akan melakukan panen satu kali setahun. Selain bermata
pencaharian sebagai petani, banyak juga masyarakat dari desa Sade bekerja sebagai penenun
kain. Menenun kain ini merupakan salah satu warisan dari nenek moyang mereka yang terus
dilestarikan sampai sekarang, sehingga banyak dari masyarakat desa Sade yang
menjadikannya sebagai mata pencaharian sampingan karena pekerjaan utama mereka adalah
sebagai petani. Desa sade merupaka salah satu wilayah di Lombok yang masih memegang
taguh kebudayan-kebudayan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Sehingga
tradisi-tradisi yang ada di sana masih sangat kental sekali, salah satunya adalah tradisi dari
pernikahannya.
4.2 Hasil Penelitian
Tradisi atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi
bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi
adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan.
Di dalam sebuah tradisi akan diatur bagaimana manusia berhubungan dengan manusia yang
lain atau satu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lain, bagaimana manusi
bertindak terhadap lingkungannya, dan bagaimana perilaku manusia terhadap alam yang lain.
Trasisi yang ada di suatu wilayah tentu tidak terlepas dari adanya masyarakat, karena
masyarakat adalah orang yang menjalankan serta mewariskan tradisi tersebutkepada anak
cucu mereka nantinya. Semua daerah tentu memiliki sebuah tradisi yang berbeda-beda,
dikarenakan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, maupun letak wilayah. Banyak sekali daerah-
daerah di Indonesia yang masih memegang teguh adat istiadat atau tradisi dari nenek moyang
mereka. Salah satunya adalah sebuah desa yang terletak di daerah bagian Lombok Tengah
yaitu Desa Sade.
Desa sade sangat terkenal dengan tradisinya masyarakatnya yang masih sangat kental
sekali. Masyarakat Sade masih menjalankan tradisi-tradisi yang diwariskan oleh nenek
moyang mereka sampai sekarang. Salah satunya adalah tradisi pernikahannya. Seperti yang
kita ketahui, di zaman era modern ini banyak sekali masyarakt yang mulai terpengaruh oleh
kemajun teknologi sehingga melupakan kebudayaan-kebudayaan daerah mereka. Akan tetapi,
hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat yang ada di desa Sade. Tradisi pernikahan adat
suku sasak masih terus dijalankan sampai sekarang. Seperti yang telah dijelaskan oleh bapak
samsuri yang merupakan seorang gaet di desa sade. Beliau mengatakan “Tradisi-tradisi yang
ada di desa sade ini sangat banyak sekali, salah satu dari tradisi kami yang masih dijalankan
adalah tradisi pernikahannya. Tradisi pernikahan di desa Sade ini dikenal dengan nama
“kawin culik” atau kawin lari”. Pada saat melakukan wawancara, bapak Samsuri mengatakan
bahwa tradisi kawin culik ini sudah ada sejak zaman dulu. Tradisi kawin culik yang ada di
desa sade ini tidak ada unsur paksaan karena antara pihak laki-laki dan perempuan sudah
saling suka sama suka. Setelah merasa suka sama suka, pihak laki-laki akan membawa lari
perempuan tersebut tanpa sepengetahuan orang tua si perempuan, karena masyarakat
menganggap itu merupakan sebuah hal yang tabu. Masyarakat Sade percaya bahwa laki-laki
yang menculik gadis dianggap melebihi dari seorang ksatria daripada meminta izin kepada
orang tua si perempuan. Sebelum tradisi kawin culik ini dilakukan pihak perempuan terlebih
dahulu akan memilih salah satu diantara laki-laki yang telah dipacarinya selama kurang lebih
1 tahun.
Di desa sade seorang perempuan bisa memiliki pacar lebih dari satu orang dan setelah
itu mereka akan dipilih atau diundi supaya tidak terjadi perkelahian.dalam tradis kawin culiki
ini, jika kedua belah insan yang sudah saling mencintai tidak ada kaitan misan atau sepupu,
maka masyarakat akan menjalankan sebuah tradisi yaitu memberi uang kepada pihak
perempuan berupa uang cina dan uang rupiah sekitar Rp.250.000 dan 25 biji uang Cina.
Menurut bapak Samsuri, aturan ini tidak boleh dilanggar oleh siapapun karena tradisi ini
merupakan aturan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Selain itu ketika peneliti
menanyakan tentang alasan kenapa masyarakat Sade tidak boleh keluar mencari pasangan,
bapak Samsuri mengatakan “ Sebenarnya masyarakat yang ada disini bisa saja mengambil
gadis dari luar, asalkan mereka mampu untuk membahar maharnya”. Menurut bapak Samsuri
mahar yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan dari luar akan lebih
mahal yaitu berupa 1-2 ekor kerbau. Selain itu, pihak laki-laki juga akan mambayar mahar
yang disebut dengan “aji krame”. Dalam aji krame, mahar yang harus dibayar oleh pihak
laki-laki adalah 25 lembar kain ditambah dengan kris dan sebuah sesajen. Selain itu pihak
laki-laki akan membayar 25 biji uang Cina.
Setelah memberi aji krame, masyarakat akan melakukan upacara yang disebut dengan
nyongkolan, yaitu sebuah upacara untuk mengantar anak gadisnya kepada orang tuanya.
Menurut bapak Samsuri, mahar yang diberikan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan
sebenarnya tergantung dari gadisnya, baik itu mahar sebesar Rp.100.000 ataupun Rp.50.000
tergantung dari gadisnya, yang terpenting harus ada pemberian aji krame.
Tradisi-tradisi yang ada di desa sade ini masih akan terus diwariskan oleh masyarakat Sade
kepada keturunan mereka. Mereka percaya bahwa semua warisan nenek moyang mereka
adalah salah satu media yang mereka gunakan untuk menghormati para leluhur.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi
http://www.spengetahuan.com/2017/10/pengertian-tradisi-tujuan-fungsi-macam-macam-
contoh-penyebab-perubahan.html
https://www.jawapos.com/read/2017/11/07/16703/melihat-lebih-dekat-tradisi-percintaan-dan-
pernikahan-suku-sasak
http://ahmadzamron.blogspot.com/2016/03/proposal-penelitian.html?m=1
http://rangkumanbukuagamaislamxxx.blogspot.com/p/bab-5-munakahat-ketentuanhukum-
islam_563.html?m=1
https://wisatanusatenggara.wordpress.com/wisata-nusa-tenggar-barat/dusun-sade/
http://nilamsnd.blogspot.com/2013/06/sistem-sosial-budaya-desa-sade-suku_10.html?m=1
DOKUMENTASI