Anda di halaman 1dari 26

FINAL EXAMINATION

ODD SEMESTER, ACADEMIC YEAR 2020 – 2021


Sociology and Cultural Anthropology
Kebudayaan dan Perubahan Masyarakat

“TRADISI UANG PANAI’ DAN PERUBAHAN MAKNA UANG PANAI’


SUKU BUGIS MAKASSAR ”

Disusun oleh :
Ariiqah Zahra Mardhatilla
19110230369
MKT 23-5SP

Lecturer :
Drs. Djaya Purnawidjaja, M.M.

Jl. K.H. Mas Mansyur No.kav.35, RT.12/RW.11, Karet Tengsin, Tanahabang, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10220
DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………………………………….………2
Kata Pengantar…………………………………………………..…………………...3
BAB I Pendahuluan………………………………………………………….……...4
1.1 Latar Belakang…………………………...…………………...4
1.2 Tujuan Penulisan.………………………………………….….7
1.3 Rumusan Masalah………………………………….…..…...7
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………...........8
BAB II Kajian Teori dan Kajian Konseptual……………...…………….…8
2.1 Pendekatan Sosiologi………………………………….......8
2.2 Pendekatan Komunikasi…………………………………..9
BAB III Tema Paper………………………………………………………….………9
BAB IV Pembahasan………………………………………….………………......12
4.1 Uang panai dalam tradisi adat dan budaya
masyarakat suku Bugis
Makassar……………………….....................................12
4.2 Tradisi adat pernikahan uang panai yang
mengalami perubahan makna…..….……...............18
4.3 Cara untuk mempertahankan dan terus
berkelanjutan tradisi adat dan budaya uang
panai pada masyarakat suku Bugis
Makassar…………………………………………………….....22
BAB V Penutup………………………………………………………..…………….24
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….24
5.2 Saran……………………………………………..…………………...25
BAB VI Daftar Pustaka…………………………………………………………..26

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang mana

telah melimpahkan rahmat,berkah serta hidayah-Nya sehingga saya dapat

membuat dan menyusun Makalah Final Examination Mata Kuliah Sociology and

Cultural Anthropology dengan baik dan tepat pada waktunya.

Saya sebagai mahasiswi Marketing Communications di London School of Public

Relations Jakarta saya sangat bersyukur karena dapat menyajikan makalah ini

kepada Bapak Drs. Djaya Purnawidjaja, M.M. yang telah memberikan saya tugas

dan materi dengan hasil tersebut saya pun mendapatkan pengetahuan baru,

berwawasan luas serta pemahaman dalam berpikir logis. Dan saya berharap

bahwa format Makalah ini dapat membantu kami dan pembaca agar lebih

mengetahui dan faham lebih lanjut mengenai “TRADISI UANG PANAI’ DAN

PERGESERAN MAKNA UANG PANAI’ SUKU BUGIS MAKASSAR ” yang mana akan

menjadi topik pembahasan saya. Saya menyadari bahwa format makalah ini

masih banyak terdapat kekurangan. Semoga format makalah ini memberi

manfaat.

Saya ucapkan terima kasih.

Makassar, 31 Januari 2021

Penulis,

Ariiqah Zahra Mardhatilla

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pernikahan merupakan hal yang telah ada dalam kehidupan dan hadir

dikeseharian kita. Arti dari pernikahan itu sendiri adalah menjodohkan atau

menggabungkan dua insan manusia melalui proses akad yang menghalalkan

pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan(mahram

sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan kewajiban antara kedua insan

serta diliputi rasa serta kasih sayang dikedua pasangan tersebut. Sesuai dalam

UU No.1 Tahun 1974 pasal 1 “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa.” Dan pada pasal 8 Perkawinan dilarang antara dua orang yang:

(a) berhubungan darah dalan garis keturunan lurus ke bawah atau ke atas

(b) berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara

saudara, antara seorang dengan seorang saudara orang tua dan antara seorang

dengan saudara neneknya

(c) berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu/bapak tiri

(d) berhubungan susuan, anak susuan, saudara dan bibi/paman susuan

4
(e) berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari

isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang

(f) yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau praturan lain yang

berlaku dilarang kawin.

Kata dari pernikahan sama dengan sebutan perkwainan. Pernikahan dilakukan

bukanlah hanya semata-mata untuk menggabungkan pasangan saja tetapi,

dengan dibentuknya suatu pernikahan dapat menyusun batrah rumah tangga

yang sakinah,mawadah dan rohmah maka itulah yang dimaksud dengan

keluatga(rumah tangga). Mengenai persoalan penikahan, juga tertera dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menikah adalah hal yang indah dan bersifat sakral,terdapat banyak cerita

didalamnya sehingga menumbuhkan pemahaman dikedua

orang,karakter,budaya ,prinsip dan keyakinan yang kuat. Proses pernikahan

merupakan kehidupan yang panjang dan bukanlah kisah cerita yang

diperhitungkan berapa lama itu akan terjadi melainkan kemampuan untuk

menjaga dan mempertahankan suatu hubungan rumah tangga yang nyatanya

tidak selamanya hidup akan bahagia karena pernikahan juga dibangun atas peluh

perjuangan serta tangis pertengkaran.

5
Dapat kita ketahui bahwa namanya sebuah pernikahan yang khususnya terjadi di

Indonesia sangat kerap dengan mengikuti tradisi,adat dan budaya daerahnya

masing-masing. Selain terkenal dengan nusantaranya yang beragam, Indonesia

juga kental akan Bentuk Identitas Nasionalnya yang sangat terkenal dengan

memiliki Kebudayaan Daerah pernikahan yang berbeda.

Dengan mengetahui hal ini dapat memberikan kita sebuah pandangan kebenaran

yang nyata dan kronologis dari sebuah perjalanan rumah tangga. Tentu hal ini

sangat diperuntukan seluruh lapisan masyarakat luas agar mengetahui dan

mengerti betapa indahnya membangun sebuah rumah tangga( keluarga) namun

sulit untuk dilalui.

Namun ,pada zaman sekarang lebih banyak yang tidak menghiraukan atau

menganggap pernikahan adalah hal yang mudah sehingga berdampak kepada

kelangsungan hidup didalam hubungan rumah tangga tersebut. Seperti halnya

masalah financial,sifat cemburu,pola pikir yang tidak stabil,kurangnya kerja sama

dalam berkomunikasi dan kurangnya sifat kepercayaan antar pasangan juga

keyakinan pada iman. Dan sama halnya, bahwa di zaman yang semakin maju kini

masyaraat lebih banyak menyukai tradisi modern dibanding tradisi adat dan

budaya daerah akan tetapi, mereka tidak mengetahui bahwa dari tradisi budaya

daerahlah yang dapat menjadikan cerimanan kepada orang banyak akan

pentingnya karakter dan keunikan serta makna identitas bangsa nasional.

6
1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari dilakukan penelitian mengenai “Tradisi Uang Panai Suku Bugis dalam

Penyajian Adat dan Budaya Pernikahan Masyarakat Daerah” yang bertempat di

Makssar,Sulawesi Selatan yaitu :

 Untuk mengenal Tradisi Adat Pernikahan Uang Panai Suku Bugis di

Makassar.

 Untuk mengetahui tata cara pernikahan Suku Bugis berdasarkan

kebudayaan daerah.

 Untuk mengetahui maksud keunikan dan makna Tradisi Uang

Panai dalam Pernikahan Suku Bugis.

1.3 RUMUSAN MASALAH

 Apakah yang dimaksud dengan Tradisi Uang Panai dalam prosesi

pernikahan yang terjadi di Suku Bugis?

 Mengapa Tradisi Adat Pernikahan Uang Panai mengalami

pergeseran makna di masyarakat?

 Bagaimana cara agar Tradisi Adat Pernikahan Uang Panai yang

terjadi di Suku Bugis tetap terus berlangsung tanpa ada

penghilangan budaya daerah?

7
1.4 MANFAAT PENULISAN

Manfaat pembuatan makalah ini adalah agar dapat digunakan sebagai bahan

informasi,wawasan dan pengetahuan kita semua mengenai sebuah hal

pernikahan yang terbilang sangat tradisi akan adat istiadat dan buadaya

masyarakat daerah yang terkesan unik, sakral dan memiliki nilai makna yang

berbeda serta juga memberikan arti dari sebuah pernikahan sesungguhnya.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KAJIAN KONSEPTUAL

Pendekatan Penelitian ini terarah pada pengungkapan pola pikir yang

digunakan oleh penulis dalam menganalisis sasarannya atau dalam bahasa lain

pendekatan ialah disiplin ilmu yang menjadi acuan dalam menganalisis objek

yang diteliti sesuai latar belakang penelitian. Pendekatan dalam penelitian ini

terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut:

2.1 Pendekatan Sosiologi

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam rencana penelitian ini

adalah pendekatan sosialogi. Sosiologi adalah ilmu yang menguak, menyikap,

mengungkap dan membongkar fakta-fakta yang tersembunyi (latent) dibalik

realitas yang nyata (manifest) karena dunia yang sebenarnya baru dapat

dipahami jika dikaji dan diinterprestasikan secara mendalam (radical). Pada

8
hakikatnya, sosiologi bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang

hanya mengembangkan ilmu itu sendiri namun sosiologi juga dapat menjadi ilmu

terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan

pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan problematika sosial. Di dalam

masyarakat terdapat banyak perubahan sosial,perubahan sosial inilah yang

menjadikan seseorang mencari cara untuk tetap bertahan hidup. Seperti dalam

buku Darusan yang berjudul Pengantar Sosiologi Ekonomi menyatakan bahwa

setiap masyarakat dalam setiap hal, tunduk pada proses perubahan, perubahan

sosial terdapat dimana-mana.

2.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi adalah suatu pendekatan yang mempelajari

hubungan interaksi masyarakat dengan masyarakat lainnya dalam kehidupan

bermasyarakat untuk menjalani hidup yang baik. Pendekatan ini dimaksud untuk

mengetahui pandangan masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat terutama orang-

orang yang memiliki kapabilitas dan pengetahuan yang tinggi tentang hakekat

mahar dalam tatanan sosial di masyarakat dalam bertahan hidup.

BAB III

TEMA PAPER

Tradisi uang panai’ dan pergeseran makna uang panai' suku Bugis

Makassar.

9
Bertumpu pada konsep tradisi oleh Edward Shils (1918) yang mengatakan

bahwa tradisi yaitu segala sesuatu yang ditransmisikan, diwariskan oleh masa

lalu ke masa sekarang. Begitupun tradisi Uang Panai’ dalam pernikahan yang

merupakan warisan budaya dari nenek moyang Suku Bugis yang masih

dipertahankan hingga saat ini.

Uang Panai’

Uang Panai’ (Uang acara) atau dalam bahasa Bugis dikenal dengan dui’ menre’

adalah sejumlah uang yang akan diserahkan oleh pihak laki-laki pada saat

mappettu ada (mappasienrekeng). Hal ini biasa dilakukan oleh pihak perempuan

untuk mengetahui kerelaan atau kesanggupan berkorban dari pihak laki-laki

sebagai perwujudan keinginannya untuk menjadi anggota keluarga.

Sistem Nilai Budaya

Memandang sistem nilai budaya merupakan tingkat tertinggi paling abstrak dari

adat istiadat. Hal tersebut disebabkan oleh nilai budaya yang dari konsep

mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh suatu

masyarakat sehingga nilai tersebut dapat berfungsi sebagai pedoman orientasi

pada kehi-dupan masyarakat yang ber-sangkutan. Sistem nilai budaya terdiri dari

konsep-konsep yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat.

10
Sistem nilai budaya yang hidup dianggap amat bernilai dalam alam pikiran

sebagian besar masyarakat karena itu sesuatu sistem nilai budaya biasanya

berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia serta sistem-sistem,

tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan-aturan

khusus, hukum dan norma-norma yang juga berpedoman kepada sistem nilai

budaya. Sistem nilai budaya merupakan rangkaian konsep-konsep abstrak yang

dianggap penting dan berharga, tetapi juga apa yang dianggap remeh tidak

berharga dalam hidup.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai

uang panai’, pergeseran makna uang panai’, dampak positif dan negatif uang

panai’ di masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif deskriptif. Menggunakan teknik pengumpulan data observasi,

wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan

adalah snowball sampling. Sampel pada penelitian ini masyarakat suku bugis

bermarga dan non marga. Validitas data yang digunakan triangulasi sumber,

metode dan waktu.

Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa persepsi dan makna uang panai’ bagi masyarakat dalam menanggapi

sejarah dan pemaknaan uang panai mengalami pergeseran. Adanya nilai tolak

11
ukur dan prestise sosial dalam penentu uang panai’ menjadi pemicu terjadinya

pergeseran makna.

Polemik uang panai menjadi dilema bagi masyarakat dan dianggap

momok yang menakutkan. Pergeseran makna uang panai’ memberi dampak

positif yaitu memberi keuntungan dipihak mempelai perempuan dan menguji

kesungguhan pihak laki-laki untuk mempersunting perempuan bugis. Dampak

negatifnya terdapat beberapa perempuan bugis yang sudah berumur belum

menikah dan ketentuan uang panai’ menjadi mook menakutkan bagi pihak laki-

laki.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 UANG PANAI DALAM TRADISI ADAT DAN BUDAYA MASYARAKAT

SUKU BUGIS DI MAKASSAR,SULAWESI SELATAN.

Sebagai orang Indonesia, adat dan budaya tentu mempunyai peranan

besar dalam keseharian daerahnya masing-masing. Karena itu wajar jika pada

hari pernikahan(hari besar) dalam hidup seseorang, kita mampu

menginterprestasikan adat dan budaya suku masing-masing daerah. Namun,

rangkain acar pernikahan adat seringkali terkesan rumit dan proses waktu yang

sangat panjang sehingga banyak orang yang sekarang yang calon pengantin lebih

memilih pernikahan secara modern.

12
Prosesi pernikahan adat adalah suatu hal yang sakral,setiap tahapan dan ritual

yang dijalani mengandung makna dan doa yang berbeda. Di dalam adat suku

bugis,adat pernikahan yang sangat khas dan terkenal ialah tradisi “ Uang Panai

atau Panaik”. Uang Panai atau uang belanja untuk pengantin mempelai wanita

yang diberikan oleh pengantin pria. Uang Panai ini sejak dulu berlaku sebagai

mahar jika pria ingin melamar wanita idamannya. Akan tetapi, tradisi ini menadi

hal yang sangat sulit untuk dilakukan disebabkan menjadi beban bagi mempelai

pria untuk meminang wanita pujaannya.

Hal tersebut bisa dikatakan sangat sulit karena dari nilai Uang Panai sebagai

syarat adat untuk membiayai acara pernikahan untuk pengantin tidaklah sedikit.

Dan bahkan,bisa mencapai miliaran rupiah bisa dilihat berdasarkan latar

belakang dari mempelai wanita yang jadi calon pengantinnya. Uang Panai

memiliki kelas atau tingkat besar biaya yang harus ditanggung berdasarkan latar

belakang mempelai perempuan tersebut, contohnya [ strata,

kecantikan,pendidikan,keluarga dan pekerjaan]. Dalam hal ini juga termasuk

kedalam sebuah perjanjian perkawinan atau pernikahan, yang mana telah

tertera sesuai aturan UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan pada pasal 29

yang berbunyi :

13
Ayat (1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua belah pihak

atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis yang disahkan

oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap

pihak ketiga tersangkut.

Ayat (2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-

batas hukum, agama dan kesusilaan.

Ayat (3) Perjanjian tersebut dimulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan.

Ayat (4) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah,

kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan

perubahan tidak merugikan pihak ketiga.

Sebagai contohnya, jika Uang Panai perempuan lulusan SMA senilai

Rp50.000.000; maka Uang Panai bagi gadis berpendidikan S1 bisa mencapai

Rp75.000.000-Rp100.000.000. Dan bahkan jika perempuan berketurunan

bangsawan, nilai Uang Panai bisa mencapai miliaran rupiah. Dan masih banyak

hal lagi yang bisa dijadikan faktor nilai Uang Panai tersebut. Namun, dengan

banyak hal dipertimbangkan Uang Panai biasanya masih bisa di diskusikan oleh

kedua keluarga calon mempelai dengan dilakukannya tawar-menawar tentang

jumlah Uang Panai yang diberikan, bahkan ada sebagian kecil masyarakat suku

bugis melakukan pernikahan berlangsung kepada wanita yang belum mencapai

sekolah jenjang tinggi atau hanya sebatas tamat SMP atau SMA saja. Sebagian

masyarakat suku bugis ada yang mengatakan bahwa Uang Panai itu berbeda

dengan mahar, dikarenakan uang mahar ada tersendiri.

14
Tradisi lain menyebutkan, Panaik adalah model dan pengejawantahan dari

kebiasaan suku Bugis yang memang seorang pelaut dari.Para sang pria terbiasa

untuk berkelana ke lautan luas untuk mencari rejeki dan sepulangnya dari

melaut, mereka melamar gadis pujaan yang menunggu mereka. Namun pada

nyantanya sekarang, Uang Panai kerap menimbulkan kontroversi.Selain karena

pria Bugis kini tak hanya berprofesi sebagai pelaut, juga dinilai wujud komersial

“membeli” wanita untuk diperistri. Juga ada yang menimbang dari sisi agama,

bahwa Uang Panai bukanlah mahar yang disyariatkan.

Prosesi pernikahan adat adalah suatu hal yang sakral, setiap tahapan dan ritual

yang dijalani mengandung makna dan doa yang berbeda. Di dalam adat suku

Bugis, upacara pernikahan terdiri dari tahapan-tahapan berikut:

 Mappasau Botting & Cemme Passih

Setelah menyebarkan undangan pernikahan, mappasau botting, yang berarti

merawat pengantin, adalah ritual awal dalam upacara pernikahan. Acara ini

berlangsung selama tiga hari berturut-turut sebelum hari H. Selama tiga hari

tersebut pengantin menjalani perawatan tradisional seperti mandi uap dan

menggunakan bedak hitam dari campuran beras ketan, asam jawa dan jeruk

nipis. Cemme Passih sendiri merupakan mandi tolak balak yang dilakukan untuk

meminta perlindungan Tuhan dari bahaya. Upacara ini umumnya dilakukan pada

pagi hari, sehari sebelum hari H.

15
 Mappanre Temme

Karena mayoritas suku Bugis memeluk agama Islam, pada sore hari sehari

sebelum hari pernikahan, diadakan acara mappanre temme atau khatam Al-

Quran dan pembacaan barzanji yang dipimpin oleh seorang imam.

 Mappacci / Tudammpenni

Malam menjelang pernikahan, calon pengantin melakukan kegiatan mappaci

/tudammpenni. Proses ini bertujuan untuk membersihkan dan mensucikan

kedua pengantin dari hal-hal yang tidak baik. Dimulai dengan penjemputan

kedua mempelai, yang kemudian duduk di pelaminan, setelah itu di depan

mereka disusun perlengkapan-perlengkapan berikut; sebuah bantal sebagai

simbol penghormatan, tujuh sarung sutera sebagai simbol harga diri, selembar

pucuk daun pisang sebagai simbol kehidupan yang berkesinambungan, tujuh

sampai sembilan daun nangka sebagai simbol harapan, sepiring wenno (padi

yang sangrai) sebagai simbol perkembangan baik, sebatang lilin yang menyala

sebagai simbol penerangan, daun pacar halus sebagai simbol kebersihan dan

bekkeng (tempat logam untuk daun pacci) sebagai simbol persatuan pengantin.

Setelah perlengkapan-perlengkapan tersebut ditaruh, satu persatu kerabat dan

tamu akan mengusapkan pacci ke telapak tangan pengantin.

 Mappenre Botting

Mappenre botting berarti mengantar mempelai pria ke rumah mempelai wanita.

Mempelai pria diantar oleh iring-iringan tanpa kehadiran orang tuanya. Iring-

16
iringan tersebut biasanya terdiri dari indo botting (inang pengantin) dan passepi

(pendamping mempelai).

 Madduppa Botting

Setelah mappenre botting, dilakukan madduppa botting atau penyambutan

kedatangan mempelai pria. Penyambutan ini biasanya dilakukan oleh dua orang

penyambut (satu remaja wanita dan satu remaja pria), dua orang pakkusu-kusu

(wanita yang sudah menikah), dua orang pallipa sabbe (orang tua pria dan

wanita setengah baya sebagai wakil orang tua mempelai wanita) dan seorang

wanita penebar wenno.

 Mappasikarawa / Mappasiluka

Setelah akad nikah, mempelai pria dituntun menuju kamar mempelai wanita

untuk melakukan sentuhan pertama. Bagi suku Bugis, sentuhan pertama

mempelai pria memegang peran penting dalam keberhasilan kehidupan rumah

tangga pengantin.

 Marola / Mapparola

Pada tahapan ini, mempelai wanita melakukan kunjungan balasan ke rumah

mempelai pria. Bersama dengan iring-iringannnya, pengantin wanita membawa

sarung tenun sebagai hadiah pernikahan untuk keluarga suami.

 Mallukka Botting

Dalam prosesi ini, kedua pengantin menanggalkan busana pengantin mereka.

Setelah itu pengantin pria umumnya mengenakan celana panjang hitam, kemeja

panjang putih dan kopiah, sementara pengantin wanita menggunakan rok atau

17
celana panjang, kebaya dan kerudung. Kemudian pengantin pria dililitkan

tubuhnya dnegan tujuh lembar kain sutera yang kemudian dilepas satu persatu.

Ziarah Sehari setelah hari pernikahan berlangsung, kedua pengantin, bersama

dengan keluarga pengantin wanita melakukan ziarah ke makam leluhur. Ziarah

ini merupakan bentuk penghotmatan dan syukur atas penikahan yang telah

berlangsung lancar.

 Massita Beseng

Sebagai penutup rangkaian acara pernikahan, kedua keluarga pengantin bertemu

di rumah pengantin wanita. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun tali

silaturahmi antara kedua keluarga.

4.2 TRADISI ADAT PERNIKAHAN UANG PANAI YANG MENGALAMI

PERUBAHAN MAKNA.

Nilai Uang Panai dalam adat dan budaya pernikahan Suku Bugis yang

dikenal sangat mahal kerap dipertanyakan. Konon, zaman dahulu para orang tua

ingin melihat keseriusan sang mempelai pria dalam melamar anak wanitanya,

sehingga sang mempelai pria benar-benar berusaha mengupayakan Uang Panai

untuk mendapatkan wanita pujaan hatinya dan dari sinilah akan terlihat bahwa

keseriusan dan kesungguhan sang pria dalam menjalani pilihan rumah tangga

dan membangun keluarga.

18
Makanya susah untuk mendapatkan orang atau wanita Suku Bugis Makassar,tapi

susah pula lepasnya atau bercerai. Mengenai persoalan perceraian atau

putusnya hubungan pernikahan, telah diatur dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan dalam Pasal 38 dan 39 ayat(2) yang berbunyi : Pasal 38 Perkawinan

dapat putus karena: a. Kematian, b. Perceraian dan c. atas keputusan Pengadilan.

Pasal 39 ayat (2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa

antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri. Selanjutnya

dalam artian tingginya harga Uang Panai akan membuat pihak pria akan berpikir

panjang untuk menceraikan istrinya karena ia sudah berkorban banyak untuk

mempersuntingkan istrinya.

Salah satu petua di Suku Bugis Makassar atau salah satu Dosen di

Universitas Hasanuddin Makassar mengatakan bahwa mahalnya Uang Panai

merupakan pengrahgaan bagi sang pria kepada sang mempelai wanita yang ingin

di peristri. Dengan adanya adat dan kebudayaan Uang Panai tersebut

,menunjukan dengan jelass bahwa masyarakat bugis sangat menghargai

keberadaan perempuan sebagai mahluk Tuhan yang sangat berharga sehingga

tidak sembarang orang dapat meminang wanita khususnya wanita di Suku Bugis.

Dan ada juga yang berpendapat alasan kenapa Tradisi ini sangatlah mahal yaitu

dikarenakan menurut masyarakat tradsi Suku Bugis itu merupakan salah satu

cara yang sangat berhubungan dengan cinta yang dihasilkan dari pernikahan.

Cinta adalah hal yang sangat mahal dan tidak sembaranga orang bisa

19
mendapatkannya. Tidak hanya sembarang cantik,tapi juga baik dan berkualitas.

Itulah nilai yang diangkat oleh Tradisi Uang Panai si suku Bugis Makassar.

Uang Panai’ Dari Sudut Pandang Budaya

Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai

makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan

lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya.

Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan, petunjuk, rencana

dan strategi yang terdiri atas model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia

dan digunakan secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana

wujud dalam tingkah laku dan tindakannya.

Pergeseran Makna Uang Panai’

Pernikahan yang diutamakan kesakralannya. Mahar merupakan

ketentuan syarat sahnya pernikahan dalam syariat Islam. Adanya Uang Panai’

merupakan ketentuan adat.

Pemaknaan uang panai’ dan uang mahar di masyarakat saat ini

mengalami kekeliruan. Dalam pernikahan yang diutamakan kesakralannya yaitu

menentukan mahar sebagai syarat sahnya pernikahan dalam syariat Islam.

Namun berbeda halnya dengan sekarang seolah-olah yang menentukan

syarat sahnya pernikahan adalah Uang Panai’. Karena ketika ada yang datang

20
melamar yang menjadi miris melihatnya di mana uang mahar harusnya menjadi

pembahasan utama bukan Uang Panai’.

Tolak ukur tingginya uang panai’ merupakan bahasan paling

mendapatkan perhatian dalam pernikahan suku, ketika ada yang datang

melamar perempuan Bugis. Makin tingginya status sosial dan tingkat stratifikasi

sosial yang dimilikinya maka akan mempengaruhi uang panai’ yang akan

diberikan. Uang panai’ saat ini menjadi sorotan bagi masyarakat,karena

permintaan dan pemberiannya saat ini tidak tanggung-tanggung dalam mematok

dui’ menre’ sehingga terjadi tarik ulur di antara kedua bela pihak. Maka tidak

jarang ada yang lamarannya ditolak karena tidak adanya kesepakatan di antara

dua pihak. Ketika berbicara mengenai Uang Panai’ maka di telinga masyarakat

adalah jumlah uang belanja yang dibawakan oleh pihak laki-laki.

Uang panai’ “Mahal” menjadi kekhawatiran dari kalangan masyarakat.

Hal ini adalah realita yang harus secara bijak kita akui terjadi di dalam

masyarakat yang modern. Uang panai’ untuk menjaga gengsi keluarga atas nama

siri’ na pacce, karena keluarga akan merasa malu atau masiri jika dui’ menre’ nya

hanya sedikit. Dalam hal ini dapat dikatakan uang panai’ sebagai bagian

daribudaya berubah menjadi petaka dan membuat masyarakat merasa dilema.

Tidak heran jika pernikahan batal dilaksanakan hanya karena uang panai’

yang kurang dari apa yang diminta pihak mempelai perempuan. Permintaan

tersebut seolah-olah menjadi tuntutan yang harus dipenuhi pihak mempelai

21
lakilaki karena ketika permintaan yang diajukan pihak mempelai perempuan

tidak mampu disanggupi dari pihak laki-laki maka proses lamaran akan ditolak. .

4.3 CARA UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN TERUS BERKELANJUTAAN

TRADISI ADAT DAN BUDAYA UANG PANAI PADA MASYARAKAT SUKU

BUGIS.

Bentuk identitas nasional bangsa yang dimiliki oleh Indonesia pada

disetiap daerah nusantara mempunyai banyak karakteristik kebudayaan yang

bersifat tradisi atau tradisional yang mana itu membuat pondasi yang kuat akan

membangun kesejahteraan bersama dalam memajukan bangsa dan integritas

daerah. Dalam pembahasan ini, yang menjadi topik utama adalah Tradisi Adat

dan Budaya Pernikahan Suku Bugis. Dari setiap masing-masing daerah telah

berupaya dalam membentuk karakter dan ciri khas yang berbeda pada

masyarakat pada umumnya yang mana upaya tersebut telah dilakukan secara

turun-temurun berawal dari nenek moyang yang ada pada daerah berasal.

Tradisi pernikahan yang terjadi di Suku Bugis, Makassar,Sulawesi Selatan yaitu

sebuah adat pernikahan yang menjadikan mereka sangat dikenal leh masyarakat

luas dikarenakan kebudayaan pernikahan yang unik namun mempunyai sisi nilai

moral yang tinggi dan makna yang kuat.

Kita sebagai penerus bangsa yang mempunyai bekal yang cemerlang,

sangat sepatutnya kita orang Indonesia dan sebagai masayarakat

22
Makassar,Sulawesi Selatan(Suku Bugis) harus terus memajukan,melestarikan dan

menjaga dengan baik kebudayaan negara kita dengan cara:

Mau mempelajari budaya yang ada di Suku Bugis ,baik hanya sekedar

mengenal atau bisa juga dengan ikut melakukannya (bila telah sesuai aturan dan

kaidah adat).

Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian

kebudayaan dengan tujuan agar lebih mendalami kesukaan dan mengikuti segala

tradisi yang ada di daerah, khususnya Tradisi Pernikahan Uang Panai.

Sasaran dalam pengajaran kebudayaan adalah kaum remaja atau generasi

penerus sehingga kebudayaan dan adat setempat tidak musnah dan tetao terus

bertahanMencintai budaya daerah sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan

budaya orang lain. Selalu melakukan kebudayaan tersebut dalam kehidupan

keseharian kita masing-masing. Coba menekankan atau menghilangkan sifat rasa

malu atau gengsi dengan kebudayaan yang kita miliki.Menghindari sikap

primordialisme dan etnosentrisme.

23
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kebudayaan daerah merupakan suatu kebiasaan yang telah dilakukan oleh

seorang individu atau sekelompok orang dalam kesehariannya dengan maksud

dan tujuan agar tetap melestarikan serta mempertahankan sisi baik dan nilai

budaya yang telah dimiliki sebelumnya. Indonesia adalah negara kepulauan yang

berisi berbagai macam nusantara dan kebudayaan adat istiadat setempat yang

berbeda-beda. Melalui pembahasan ini, yaitu Bentuk Identitas Nasional:

Kebudayaan Daerah, yang kita ambil adalah “Tradisi Adat Peenikahan Suku Bugis

yang dinamakan Uang Panai”. Yang dinamakan sebuah pernikahan merupakan

hal yang telah sering kita temui dan kita jumpai pada lingkungan sekitar kita dan

sangat erat akan hubungannya pada sisi sosialitas. Tradisi Adat Pernikahan yang

terjadi di Suku Bugis bisa dikatakan sangat unik dan menarik untuk kita ketahui

dan fahami sebab di dalam masyarakat Makassar mereka menilai bahwa sebuah

pernikahan atau perkawinan itu merupakan hal yang sangat dihargai dan

dihormati dikarenakan Tradisi Uang Panai yang mereka maksud memiliki arti

sebuah penghargaan kepada sang mempelai pengantin dalam membangun

sebuah keluarga atau rumah tangga yang mereka anggap bahwa pernikahan

bukanlah hal yang mudah atau sebagai hubungan pasangan yang biasa saja

24
tetapi sebuah perjalanan yang diperjuangkan dengan upaya keras yang dilakukan

sang mempelai pria dalam mendapatkan sang mempelai wanita dengan

dibuktikan kesungguhan dan sikap keseriusan, juga menghargai sebuah latar

belakang setiap orang(teruntuk mempelai wanita), serta mengajarkan arti

sebuah kesetiaan dalam berumah tangga.

5.2 Saran

Untuk menjadikan Kebudayaan Daerah dinilai sangat penting oleh seluruh

masyarakat banyak yaitu dengan memberikan kesan dan pesan yang baik kepada

orang banyak bahwa sebuah kebudayaan dan adat tradisi daerah merupakan hal

yang menjadikan kita lebih dikenal oleh orang lain dan dihargai karena

perbedaaan yang berkarakter positif. Agar masyarakat Makassar atau Suku Bugis

itu sendiri tidak melupakan dan meninggalkan kebudayaan pernikahan

daerahnya dengan cara lebih meringankan nilai Uang Panai, tidak terlalu

memaksakan kehendak dari sang mempelai dan mempermudah proses

pernikahan namun tetap menjunjung tinggi nilai leluhur budaya dan adat istiadat

daerah.

25
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

https://regional.kompas.com/read/2017/03/13/08532951/.uang.panai.ta

nda.penghargaan.untuk.meminang.gadis.bugis-makassar

http://repo.unand.ac.id/2798/1/1974_UU-1-TAHUN-

1974_PERKAWINAN.pdf

http://thebridedept.com/tata-cara-pernikahan-adat-bugis/

https://www.hipwee.com/wedding/tentang-tradisi-uang-panaik-asal-

bugis-sebelum-menikah-harus-membeli-pengantin-dulu/

http://makassar.tribunnews.com/amp/2017/08/03/baru-nikah-5-hari-

apakah-uang-panai-novia-kolopaking-bisa-dikembalikan?page=2

http://melayuonline.com

26

Anda mungkin juga menyukai