Disusun oleh :
Ariiqah Zahra Mardhatilla
19110230369
MKT 23-5SP
Lecturer :
Drs. Djaya Purnawidjaja, M.M.
Jl. K.H. Mas Mansyur No.kav.35, RT.12/RW.11, Karet Tengsin, Tanahabang, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10220
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………………………….………2
Kata Pengantar…………………………………………………..…………………...3
BAB I Pendahuluan………………………………………………………….……...4
1.1 Latar Belakang…………………………...…………………...4
1.2 Tujuan Penulisan.………………………………………….….7
1.3 Rumusan Masalah………………………………….…..…...7
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………...........8
BAB II Kajian Teori dan Kajian Konseptual……………...…………….…8
2.1 Pendekatan Sosiologi………………………………….......8
2.2 Pendekatan Komunikasi…………………………………..9
BAB III Tema Paper………………………………………………………….………9
BAB IV Pembahasan………………………………………….………………......12
4.1 Uang panai dalam tradisi adat dan budaya
masyarakat suku Bugis
Makassar……………………….....................................12
4.2 Tradisi adat pernikahan uang panai yang
mengalami perubahan makna…..….……...............18
4.3 Cara untuk mempertahankan dan terus
berkelanjutan tradisi adat dan budaya uang
panai pada masyarakat suku Bugis
Makassar…………………………………………………….....22
BAB V Penutup………………………………………………………..…………….24
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….24
5.2 Saran……………………………………………..…………………...25
BAB VI Daftar Pustaka…………………………………………………………..26
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang mana
membuat dan menyusun Makalah Final Examination Mata Kuliah Sociology and
Relations Jakarta saya sangat bersyukur karena dapat menyajikan makalah ini
kepada Bapak Drs. Djaya Purnawidjaja, M.M. yang telah memberikan saya tugas
dan materi dengan hasil tersebut saya pun mendapatkan pengetahuan baru,
berwawasan luas serta pemahaman dalam berpikir logis. Dan saya berharap
bahwa format Makalah ini dapat membantu kami dan pembaca agar lebih
mengetahui dan faham lebih lanjut mengenai “TRADISI UANG PANAI’ DAN
PERGESERAN MAKNA UANG PANAI’ SUKU BUGIS MAKASSAR ” yang mana akan
menjadi topik pembahasan saya. Saya menyadari bahwa format makalah ini
manfaat.
Penulis,
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan hal yang telah ada dalam kehidupan dan hadir
dikeseharian kita. Arti dari pernikahan itu sendiri adalah menjodohkan atau
sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan kewajiban antara kedua insan
serta diliputi rasa serta kasih sayang dikedua pasangan tersebut. Sesuai dalam
UU No.1 Tahun 1974 pasal 1 “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.” Dan pada pasal 8 Perkawinan dilarang antara dua orang yang:
(a) berhubungan darah dalan garis keturunan lurus ke bawah atau ke atas
saudara, antara seorang dengan seorang saudara orang tua dan antara seorang
(c) berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu/bapak tiri
4
(e) berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari
(f) yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau praturan lain yang
Menikah adalah hal yang indah dan bersifat sakral,terdapat banyak cerita
tidak selamanya hidup akan bahagia karena pernikahan juga dibangun atas peluh
5
Dapat kita ketahui bahwa namanya sebuah pernikahan yang khususnya terjadi di
juga kental akan Bentuk Identitas Nasionalnya yang sangat terkenal dengan
Dengan mengetahui hal ini dapat memberikan kita sebuah pandangan kebenaran
yang nyata dan kronologis dari sebuah perjalanan rumah tangga. Tentu hal ini
Namun ,pada zaman sekarang lebih banyak yang tidak menghiraukan atau
keyakinan pada iman. Dan sama halnya, bahwa di zaman yang semakin maju kini
masyaraat lebih banyak menyukai tradisi modern dibanding tradisi adat dan
budaya daerah akan tetapi, mereka tidak mengetahui bahwa dari tradisi budaya
6
1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari dilakukan penelitian mengenai “Tradisi Uang Panai Suku Bugis dalam
Makassar.
kebudayaan daerah.
7
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat pembuatan makalah ini adalah agar dapat digunakan sebagai bahan
pernikahan yang terbilang sangat tradisi akan adat istiadat dan buadaya
masyarakat daerah yang terkesan unik, sakral dan memiliki nilai makna yang
BAB II
digunakan oleh penulis dalam menganalisis sasarannya atau dalam bahasa lain
pendekatan ialah disiplin ilmu yang menjadi acuan dalam menganalisis objek
yang diteliti sesuai latar belakang penelitian. Pendekatan dalam penelitian ini
realitas yang nyata (manifest) karena dunia yang sebenarnya baru dapat
8
hakikatnya, sosiologi bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang
hanya mengembangkan ilmu itu sendiri namun sosiologi juga dapat menjadi ilmu
menjadikan seseorang mencari cara untuk tetap bertahan hidup. Seperti dalam
setiap masyarakat dalam setiap hal, tunduk pada proses perubahan, perubahan
bermasyarakat untuk menjalani hidup yang baik. Pendekatan ini dimaksud untuk
orang yang memiliki kapabilitas dan pengetahuan yang tinggi tentang hakekat
BAB III
TEMA PAPER
Tradisi uang panai’ dan pergeseran makna uang panai' suku Bugis
Makassar.
9
Bertumpu pada konsep tradisi oleh Edward Shils (1918) yang mengatakan
bahwa tradisi yaitu segala sesuatu yang ditransmisikan, diwariskan oleh masa
lalu ke masa sekarang. Begitupun tradisi Uang Panai’ dalam pernikahan yang
merupakan warisan budaya dari nenek moyang Suku Bugis yang masih
Uang Panai’
Uang Panai’ (Uang acara) atau dalam bahasa Bugis dikenal dengan dui’ menre’
adalah sejumlah uang yang akan diserahkan oleh pihak laki-laki pada saat
mappettu ada (mappasienrekeng). Hal ini biasa dilakukan oleh pihak perempuan
Memandang sistem nilai budaya merupakan tingkat tertinggi paling abstrak dari
adat istiadat. Hal tersebut disebabkan oleh nilai budaya yang dari konsep
mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh suatu
pada kehi-dupan masyarakat yang ber-sangkutan. Sistem nilai budaya terdiri dari
konsep-konsep yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat.
10
Sistem nilai budaya yang hidup dianggap amat bernilai dalam alam pikiran
sebagian besar masyarakat karena itu sesuatu sistem nilai budaya biasanya
tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan-aturan
khusus, hukum dan norma-norma yang juga berpedoman kepada sistem nilai
dianggap penting dan berharga, tetapi juga apa yang dianggap remeh tidak
uang panai’, pergeseran makna uang panai’, dampak positif dan negatif uang
adalah snowball sampling. Sampel pada penelitian ini masyarakat suku bugis
bermarga dan non marga. Validitas data yang digunakan triangulasi sumber,
Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data,
bahwa persepsi dan makna uang panai’ bagi masyarakat dalam menanggapi
sejarah dan pemaknaan uang panai mengalami pergeseran. Adanya nilai tolak
11
ukur dan prestise sosial dalam penentu uang panai’ menjadi pemicu terjadinya
pergeseran makna.
menikah dan ketentuan uang panai’ menjadi mook menakutkan bagi pihak laki-
laki.
BAB IV
PEMBAHASAN
besar dalam keseharian daerahnya masing-masing. Karena itu wajar jika pada
rangkain acar pernikahan adat seringkali terkesan rumit dan proses waktu yang
sangat panjang sehingga banyak orang yang sekarang yang calon pengantin lebih
12
Prosesi pernikahan adat adalah suatu hal yang sakral,setiap tahapan dan ritual
yang dijalani mengandung makna dan doa yang berbeda. Di dalam adat suku
bugis,adat pernikahan yang sangat khas dan terkenal ialah tradisi “ Uang Panai
atau Panaik”. Uang Panai atau uang belanja untuk pengantin mempelai wanita
yang diberikan oleh pengantin pria. Uang Panai ini sejak dulu berlaku sebagai
mahar jika pria ingin melamar wanita idamannya. Akan tetapi, tradisi ini menadi
hal yang sangat sulit untuk dilakukan disebabkan menjadi beban bagi mempelai
Hal tersebut bisa dikatakan sangat sulit karena dari nilai Uang Panai sebagai
syarat adat untuk membiayai acara pernikahan untuk pengantin tidaklah sedikit.
belakang dari mempelai wanita yang jadi calon pengantinnya. Uang Panai
memiliki kelas atau tingkat besar biaya yang harus ditanggung berdasarkan latar
tertera sesuai aturan UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan pada pasal 29
yang berbunyi :
13
Ayat (1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua belah pihak
oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap
Ayat (2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-
Ayat (4) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah,
kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan
bangsawan, nilai Uang Panai bisa mencapai miliaran rupiah. Dan masih banyak
hal lagi yang bisa dijadikan faktor nilai Uang Panai tersebut. Namun, dengan
banyak hal dipertimbangkan Uang Panai biasanya masih bisa di diskusikan oleh
jumlah Uang Panai yang diberikan, bahkan ada sebagian kecil masyarakat suku
sekolah jenjang tinggi atau hanya sebatas tamat SMP atau SMA saja. Sebagian
masyarakat suku bugis ada yang mengatakan bahwa Uang Panai itu berbeda
14
Tradisi lain menyebutkan, Panaik adalah model dan pengejawantahan dari
kebiasaan suku Bugis yang memang seorang pelaut dari.Para sang pria terbiasa
untuk berkelana ke lautan luas untuk mencari rejeki dan sepulangnya dari
melaut, mereka melamar gadis pujaan yang menunggu mereka. Namun pada
pria Bugis kini tak hanya berprofesi sebagai pelaut, juga dinilai wujud komersial
“membeli” wanita untuk diperistri. Juga ada yang menimbang dari sisi agama,
Prosesi pernikahan adat adalah suatu hal yang sakral, setiap tahapan dan ritual
yang dijalani mengandung makna dan doa yang berbeda. Di dalam adat suku
merawat pengantin, adalah ritual awal dalam upacara pernikahan. Acara ini
berlangsung selama tiga hari berturut-turut sebelum hari H. Selama tiga hari
menggunakan bedak hitam dari campuran beras ketan, asam jawa dan jeruk
nipis. Cemme Passih sendiri merupakan mandi tolak balak yang dilakukan untuk
meminta perlindungan Tuhan dari bahaya. Upacara ini umumnya dilakukan pada
15
Mappanre Temme
Karena mayoritas suku Bugis memeluk agama Islam, pada sore hari sehari
sebelum hari pernikahan, diadakan acara mappanre temme atau khatam Al-
Mappacci / Tudammpenni
kedua pengantin dari hal-hal yang tidak baik. Dimulai dengan penjemputan
simbol penghormatan, tujuh sarung sutera sebagai simbol harga diri, selembar
sampai sembilan daun nangka sebagai simbol harapan, sepiring wenno (padi
yang sangrai) sebagai simbol perkembangan baik, sebatang lilin yang menyala
sebagai simbol penerangan, daun pacar halus sebagai simbol kebersihan dan
bekkeng (tempat logam untuk daun pacci) sebagai simbol persatuan pengantin.
Mappenre Botting
Mempelai pria diantar oleh iring-iringan tanpa kehadiran orang tuanya. Iring-
16
iringan tersebut biasanya terdiri dari indo botting (inang pengantin) dan passepi
(pendamping mempelai).
Madduppa Botting
kedatangan mempelai pria. Penyambutan ini biasanya dilakukan oleh dua orang
penyambut (satu remaja wanita dan satu remaja pria), dua orang pakkusu-kusu
(wanita yang sudah menikah), dua orang pallipa sabbe (orang tua pria dan
wanita setengah baya sebagai wakil orang tua mempelai wanita) dan seorang
Mappasikarawa / Mappasiluka
Setelah akad nikah, mempelai pria dituntun menuju kamar mempelai wanita
tangga pengantin.
Marola / Mapparola
Mallukka Botting
Setelah itu pengantin pria umumnya mengenakan celana panjang hitam, kemeja
panjang putih dan kopiah, sementara pengantin wanita menggunakan rok atau
17
celana panjang, kebaya dan kerudung. Kemudian pengantin pria dililitkan
tubuhnya dnegan tujuh lembar kain sutera yang kemudian dilepas satu persatu.
ini merupakan bentuk penghotmatan dan syukur atas penikahan yang telah
berlangsung lancar.
Massita Beseng
PERUBAHAN MAKNA.
Nilai Uang Panai dalam adat dan budaya pernikahan Suku Bugis yang
dikenal sangat mahal kerap dipertanyakan. Konon, zaman dahulu para orang tua
ingin melihat keseriusan sang mempelai pria dalam melamar anak wanitanya,
untuk mendapatkan wanita pujaan hatinya dan dari sinilah akan terlihat bahwa
keseriusan dan kesungguhan sang pria dalam menjalani pilihan rumah tangga
18
Makanya susah untuk mendapatkan orang atau wanita Suku Bugis Makassar,tapi
putusnya hubungan pernikahan, telah diatur dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang
Pasal 39 ayat (2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa
antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri. Selanjutnya
dalam artian tingginya harga Uang Panai akan membuat pihak pria akan berpikir
mempersuntingkan istrinya.
Salah satu petua di Suku Bugis Makassar atau salah satu Dosen di
merupakan pengrahgaan bagi sang pria kepada sang mempelai wanita yang ingin
tidak sembarang orang dapat meminang wanita khususnya wanita di Suku Bugis.
Dan ada juga yang berpendapat alasan kenapa Tradisi ini sangatlah mahal yaitu
dikarenakan menurut masyarakat tradsi Suku Bugis itu merupakan salah satu
cara yang sangat berhubungan dengan cinta yang dihasilkan dari pernikahan.
Cinta adalah hal yang sangat mahal dan tidak sembaranga orang bisa
19
mendapatkannya. Tidak hanya sembarang cantik,tapi juga baik dan berkualitas.
Itulah nilai yang diangkat oleh Tradisi Uang Panai si suku Bugis Makassar.
dan strategi yang terdiri atas model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia
ketentuan syarat sahnya pernikahan dalam syariat Islam. Adanya Uang Panai’
syarat sahnya pernikahan adalah Uang Panai’. Karena ketika ada yang datang
20
melamar yang menjadi miris melihatnya di mana uang mahar harusnya menjadi
melamar perempuan Bugis. Makin tingginya status sosial dan tingkat stratifikasi
sosial yang dimilikinya maka akan mempengaruhi uang panai’ yang akan
dui’ menre’ sehingga terjadi tarik ulur di antara kedua bela pihak. Maka tidak
jarang ada yang lamarannya ditolak karena tidak adanya kesepakatan di antara
dua pihak. Ketika berbicara mengenai Uang Panai’ maka di telinga masyarakat
Hal ini adalah realita yang harus secara bijak kita akui terjadi di dalam
masyarakat yang modern. Uang panai’ untuk menjaga gengsi keluarga atas nama
siri’ na pacce, karena keluarga akan merasa malu atau masiri jika dui’ menre’ nya
hanya sedikit. Dalam hal ini dapat dikatakan uang panai’ sebagai bagian
Tidak heran jika pernikahan batal dilaksanakan hanya karena uang panai’
yang kurang dari apa yang diminta pihak mempelai perempuan. Permintaan
21
lakilaki karena ketika permintaan yang diajukan pihak mempelai perempuan
tidak mampu disanggupi dari pihak laki-laki maka proses lamaran akan ditolak. .
BUGIS.
bersifat tradisi atau tradisional yang mana itu membuat pondasi yang kuat akan
daerah. Dalam pembahasan ini, yang menjadi topik utama adalah Tradisi Adat
dan Budaya Pernikahan Suku Bugis. Dari setiap masing-masing daerah telah
berupaya dalam membentuk karakter dan ciri khas yang berbeda pada
masyarakat pada umumnya yang mana upaya tersebut telah dilakukan secara
turun-temurun berawal dari nenek moyang yang ada pada daerah berasal.
sebuah adat pernikahan yang menjadikan mereka sangat dikenal leh masyarakat
luas dikarenakan kebudayaan pernikahan yang unik namun mempunyai sisi nilai
22
Makassar,Sulawesi Selatan(Suku Bugis) harus terus memajukan,melestarikan dan
Mau mempelajari budaya yang ada di Suku Bugis ,baik hanya sekedar
mengenal atau bisa juga dengan ikut melakukannya (bila telah sesuai aturan dan
kaidah adat).
kebudayaan dengan tujuan agar lebih mendalami kesukaan dan mengikuti segala
penerus sehingga kebudayaan dan adat setempat tidak musnah dan tetao terus
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dan tujuan agar tetap melestarikan serta mempertahankan sisi baik dan nilai
budaya yang telah dimiliki sebelumnya. Indonesia adalah negara kepulauan yang
berisi berbagai macam nusantara dan kebudayaan adat istiadat setempat yang
Kebudayaan Daerah, yang kita ambil adalah “Tradisi Adat Peenikahan Suku Bugis
hal yang telah sering kita temui dan kita jumpai pada lingkungan sekitar kita dan
sangat erat akan hubungannya pada sisi sosialitas. Tradisi Adat Pernikahan yang
terjadi di Suku Bugis bisa dikatakan sangat unik dan menarik untuk kita ketahui
dan fahami sebab di dalam masyarakat Makassar mereka menilai bahwa sebuah
pernikahan atau perkawinan itu merupakan hal yang sangat dihargai dan
dihormati dikarenakan Tradisi Uang Panai yang mereka maksud memiliki arti
sebuah keluarga atau rumah tangga yang mereka anggap bahwa pernikahan
bukanlah hal yang mudah atau sebagai hubungan pasangan yang biasa saja
24
tetapi sebuah perjalanan yang diperjuangkan dengan upaya keras yang dilakukan
5.2 Saran
masyarakat banyak yaitu dengan memberikan kesan dan pesan yang baik kepada
orang banyak bahwa sebuah kebudayaan dan adat tradisi daerah merupakan hal
yang menjadikan kita lebih dikenal oleh orang lain dan dihargai karena
perbedaaan yang berkarakter positif. Agar masyarakat Makassar atau Suku Bugis
daerahnya dengan cara lebih meringankan nilai Uang Panai, tidak terlalu
pernikahan namun tetap menjunjung tinggi nilai leluhur budaya dan adat istiadat
daerah.
25
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
https://regional.kompas.com/read/2017/03/13/08532951/.uang.panai.ta
nda.penghargaan.untuk.meminang.gadis.bugis-makassar
http://repo.unand.ac.id/2798/1/1974_UU-1-TAHUN-
1974_PERKAWINAN.pdf
http://thebridedept.com/tata-cara-pernikahan-adat-bugis/
https://www.hipwee.com/wedding/tentang-tradisi-uang-panaik-asal-
bugis-sebelum-menikah-harus-membeli-pengantin-dulu/
http://makassar.tribunnews.com/amp/2017/08/03/baru-nikah-5-hari-
apakah-uang-panai-novia-kolopaking-bisa-dikembalikan?page=2
http://melayuonline.com
26