IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN
MODERN
a. Realitas di Kalangan Remaja
Banyak masalah yang sangat memprihatinkan
dalam berbagai bidang di Indonesia. Banyak pemuda atau
remaja membuat kelompok-kelompok eksklusif yang
mengatasnamakan agama yang kadang melakukan cara-cara
melawan hukum, membuat ketegangan antar kelompok
agama sehingga kerukunan dimasyarakat dan kerukunan
antar agama menjadi terganggu.
Dalam bidang politik banyak partai yang
mengatasnamakan agama tapi anggota parlemennya tidak
sesuai dengan nilai-nilai agama, karena pragmatis dan
oportunis. Hanya berteriak-teriak berbasis agama tapi
hasilnya kosong. Contohnya : Melakukan kerusuhan di tempat
umum dan ibadah dengan main hakim sendiri atau kelompok,
bentrok antar remaja berbasis agama, dan bentrok antar
parpol berbasis agama.
Dalam bidang sosial muncul beragam karakter
remaja yang negatif seperti :
• Jiwa feodal artinya hanya bergantung dan menurut apa
kata pimpinan dengan prinsip “asal dia aman”.
Contohnya : Seorang pembantu rumah tangga yang
hanya diam ketika mendapat pelecehan seksual dari
majikannya, hanya karena takut dipecat.
• Artistik yang eksotik artinya pengembangan nilai-nilai
budaya lebih mengarah pada budaya westernisasi
bangsa barat. Contohnya : Kasus video porno para artis
yang baru-baru ini menggemparkan masyarakat.
• Takut berbeda pendapat artinya mayoritas pemuda
kurang memiliki pendirian yang teguh dan keyakinan
pada kepercayaan yang mereka yakini. Contohnya :
Hanya diam ketika dalam forum diskusi pendapatnya
tidak sesuai dengan keputusan akhir.
• Pelanggaran norma-norma contohnya penyalahgunaan
narkoba, obat-obat terlarang, kasus kriminalitas dan
tindak terorisme yang sedang membuming
• Mengutamakan hasil daripada proses artinya tidak
perduli halal ataupun haram langkah yang mereka
tempuh asalkan mereka mendapat yang nmereka
inginkan. Contohnya kasus korupsi Gayus Tambunan
yang menjadikan pegawai negeri golongan IIIA seorang
milyader dengan cara yang tidak halal.
IMPLEMENTATION OF FAITH AND TAQWA IN MODERN LIFE
a. Reality among Adolescents
Many problems are very concerning in various
areas in Indonesia. Many youths or adolescents create
exclusive groups in the name of religion that sometimes do
things against the law, creating tensions between religious
groups so that harmony in the community and between
religions becomes disturbed.
In politics many parties are in the name of religion
but their MPs (Members of Parliament) are not in
accordance with religious values, because of pragmatic and
opportunistic mindset. Just shouting on a faith-based issues
but the results are empty. For example: Rioting in public
places and worship place, clashes between religious-based
teenagers, and clashes between religious-based political
parties.
In the social cases appears a variety of negative teenage
characters such as:
• Feudal’s way of thinking means act only according to
what the leader says with the principle of "the
importance thing is I’m safe". E.g: A housekeeper who is
only silent when sexually harassed by her employer, just
for fear of being fired
• Exotic artistic means that the development of cultural
values leads more to the culture of westernization of
western nations. E.g: The case of pornographic videos of
artists who have recently shocked the public.
• Fear of dissent means that the majority of young people
lack a firm stand and confidence in the beliefs they
believe in. E.g: Silent when opinions is not in accordance
with the final decision in the forum discussion.
• Violations of norms such as drug abuse, illegal drugs,
criminal cases and acts of terrorism which is booming
recently.
• Prioritizing the results over process means that they do
not care about the “halal or haram” steps they take as
long as they get what they want. E.g, Corruption case of
Gayus Tambunan that made III-A class civil servants a
billionaire in a way that is not “halal”.
1
• Budaya barat teknik timur, semakin berkembang dalam
diri pemuda. Mereka cenderung mengikuti arus
globalisasi tanpa adanya pemikiran maju. Akhirnya yang
mereka mendapat etik budaya barat tapi tetap berteknik
timur. Contohnya : mayoritas pemudi atau remaja putri
banyak memakai pakaian yang mini dan gaya hidup
hedonis tapi tidak mampu menemukan temuan baru yang
bermanfaat.
• Dalam bidang ekonomi adopsi sistem kapitalisme banyak
melahirkan koruptor-koruptor kelas kakap yang
menganggap dirinya merupakan pusat kepemimpinan.
• Hal ini memunculkan pemikiran untuk merevolusi dan
mere-orientasi karakter dan pandangan hidup pemuda
atau remaja. Pertanyaan besar yang muncul di kalangan
muslim saat ini bagaimana peranan iman dan taqwa
dalam menyesuaikan diri dengan tantangan kehidupan
namun tetap mempertahankan jati diri sebagai bangsa
timur.
b. Pengaruh Iman dan Taqwa di Era Globalisasi
Pengaruh iman dan taqwa dalam mengontrol
kehidupan manusia, terutama dalam menghadapi arus
globalisasi dapat diimplementasikan antara lain :
1) Iman dan taqwa melenyapkan kepercayaan akan benda
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuasaan
Allah. Jika Allah hendak memberikan pertolongan, maka
tidak ada satu kekuatan yang dapat menghalanginya.
Sebaliknya, jika Allah hendak menimpakan bencana, maka
tidak ada satu kekuatan pun yang dapat mencegahnya.
Kepercayaan yang demikian menghilangkan sifat
mendewakan manusia yang sedang berkuasa
2) Iman dan taqwa menanamkan semangat berani membela
yang benar
Mayoritas orang tidak berani mengemukakan pendapat
mereka tentang kebenaran, karena takut menghadapi
resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa
dirinya akan selalu mendapat perlindungan dari Allah jika
mereka tidak menyimpang dari aturan yang telah
ditetapkan. Hal ini akan menumbuhkan sikap berani
mengemukakan pendapat tidak hanya diam dan ikut
melaksanakan keputusan padahal keputusan tersebut
tidak sesuai dengan hati nuraninya.
• Eastern tastes of western culture, increasingly
developed in adolescents. They tend to go with the flow
of globalization without any forward thinking. Eventually
they got the ethics of western culture but still technically
eastern. For example: the majority of young women or
young women wear a lot of mini clothes and hedonic
lifestyles but are unable to find new findings that are
useful.
• In the economic field, adoption of the capitalist system
gave birth to many corruptors of the snapper class who
consider themselves the center of leadership.
• This create the thought of revolutionizing and re-
orienting the character and outlook on life of a young
man or teenager. The big question that arises among
Muslims today is how the role of faith and taqwa in
adjusting to the challenges of life but still maintaining its
identity as an eastern people.
b. The influence of Faith and Taqwa in the Era of
Globalization
The influence of faith and taqwa in controlling
human life, especially confronting the currents of
globalization can be implemented, among others:
1) Faith and taqwa obliterate belief in things
Believers believe only in the power of God. If God wants
to help, then no other forces can stand in his way. On the
contrary, if God is about to inflict disaster, then no single
force can prevent it. Such beliefs eliminate the deifying
nature of the powerful man.
2) Faith and taqwa instill a spirit of courage to dare to stand
up for what’s right
The majority of people do not dare to express their
opinions about the truth, for fear of risk. Believers are
fully convinced that they will always have protection
from God if they do not deviate from the rules. This will
foster a bold attitude to express opinions not only silent
and participate in carrying out decisions when the
decision is not in accordance with his conscience.
2
3) Iman dan taqwa menanamkan sikap percaya pada
kemampuan diri sendiri
Mayoritas orang memandang kebutuhan ekonomi adalah
hal yang utama dalam hidupnya, mereka rela menjual
segala yang mereka punya tanpa berusaha terlebih
dahulu memanfaatkan potensi mereka untuk sebuah
usaha kemandirian. Realitas sekarang, banyak orang
(pemuda atau remaja) yang bersikap instan, yang ingin
sukses atau hasilnya tetapi tidak ingin melakukan
prosesnya. Implementasi keimanan ini jika teramalkan
akan mengikis sikap mengutamakan hasil daripada
proses, sehingga tindak kecurangan-kecurangan seperti
korupsi dapat teratasi secara perlahan.
4) Iman dan taqwa memberikan ketenangan jiwa
Seringkali orang dilanda keresahan dan duka cita, serta
digoncang oleh keraguan dan kebimbangan. Orang yang
beriman hatinya tentram, mempunyai keseimbangan,
dan jiwanya tenang karena Allah telah menjajikan pada
umat bahwa setiap kebaikan yang mereka tanam pasti
akan menuai hasil yang baik. Dengan ketentraman hati,
pemikiran akan semakin jernih dan dapat menciptakan
inovasi-inovasi baru yang dapat mengembangkan
kegiatan kewirausahaan generasi muda.
5) Iman dan taqwa melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Keimanan dan ketaqwaan membuat seseorang selalu
berbuat ikhlas tanpa pamrih kecuali keridhaan Allah.
Orang yang mendengarkan kata hatinya akan
melaksanakan berdasarkan moral dan
bertanggungjawab terhadap konsekuensi yang harus
diterimanya. Hal ini mendorong sikap saling bekerjasama
antar umat agama, sehingga dalam menghadapi arus
globalisasi tercipta keseimbangan sosial ekonomi
masyarakat. Pada akhirnya arus globalisasi akan
membawa manfaat perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang merata pada tiap individu.
6) Iman dan taqwa memberikan keberuntungan
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang
benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada
tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang
beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya.
Hal ini akan menanamkan sikap optimis pemuda dalam
menghadapi arus globalisasi, mereka akan yakin dengan
berbekal iman dan taqwa dan mengembangkan potensi
membangun life skill, memperluas wawasan dan
menumbuhkan identitas rasional yang mereka miliki,
mereka tidak akan tertinggal dengan kemajuan zaman.
3) Faith and taqwa instill an attitude of confidence in their
own abilities
The majority of people view economic needs as the main
thing in their lives, they are willing to sell everything they
have without trying to first utilize their potential for an
effort of self-reliance. The reality is that many people
(youth or teenagers) are being instant, who want
success or results but don't want to do the process. The
implementation of this faith if it is legalized will erode the
attitude of prioritizing results rather than processes, so
that acts of fraud such as corruption can be resolved
slowly.
4) Faith and taqwa provide peace of mind
Often people are stricken with unrest and sorrow, and
shaken by doubts and worries. The believer's heart is
peaceful, has balance, and his soul is calm because God
has taught the people that every good they plant will
surely reap good results. With peace of mind, thinking
will be clearer and can create new innovations that can
develop the entrepreneurial activities of the younger
generation.
5) Faith and taqwa give birth to sincere and consequential
attitudes
Faith and piety make a person always act sincerely
without selfless except the pleasure of Allah. The person
who listens to his heart will carry out based on morals
and is responsible for the consequences he must
receive. This encourages mutual cooperation between
religious people, so that in the face of the current
globalization creates a socio-economic balance of
society. In the end, the current globalization will bring
the benefits of the development of science and
technology that is evenly distributed to each individual.
6) Faith and taqwa give good luck
The believer always goes in the right direction, because
Allah guides and directs to the true purpose of life. Thus
the believer is the lucky one in his life. This will instill the
optimistic attitude of youth in the face of the current
globalization, they will be confident that armed with faith
and taqwa and developing the potential to build life skills,
expand their horizons and foster the rational identity
they have, they will not be left behind with the progress
of the times.