RPP
CONTRACTORS INDONESIA JOBSITE ADIMITRA BARATAMA
NUSANTARA KECAMATAN SANGA-SANGA KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh :
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Data waktu edar Dump Truck Mercedes Benz Actros 3939 ....................... 24
Tabel 4.3 Keterangan kegiatan Excavator Hyundai 480 LC-9 22 Januari 2022 ......... 27
Tabel 4.4 Estimasi Waktu Pengangkutan Lumpur ...................................................... 31
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
PT RPP Contractors Indonesia (RCI) merupakan salah satu perusahaan swasta yang
bergerak di bidang kontraktor pertambangan dengan menyediakan jasa pengupasan top
soil dan overburden, pengeboran dan peledakan, pengangkutan batubara, dan ekstraksi
batubara. Salah satu klien PT. RCI adalah PT. Adimitra Baratama Nusantara (ABN)
yang terletak di Kecamatan Sanga – Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi
Kalimantan Timur
Tanah penutup (overburden) adalah semua lapisan tanah atau batuan yang berada di
atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian berharga sehingga perlu disingkirkan
terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian berharga tersebut. Pengupasan
lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan perusahaan
kontraktor penambangan untuk mendapatkan cadangan batubara yang ada dibawahnya.
Pada Pit North West PT. ABN terdapat overburden dengan material lumpur sedimentasi
yang akan dipindahkan ke lokasi penimbunan tanah penutup dengan bantuan alat
mekanis. Untuk itu perlu diketahui kemampuan produksi dari perpaduan alat mekanis
yang digunakan, dalam hal ini yaitu perpaduan antara unit excavator dan dump truck
untuk selanjutnya dapat diketahui nilai keserasian kerja antar alat gali – muat dengan
alat angkut dan dapat dibuat rencana periode waktu yang dibutuhkan untuk
memindahkan keseluruhan material overburden lumpur tersebut ke lokasi penimbunan.
Oleh karena itu pada kegiatan praktik kerja lapangan ini diamati dan dibahas tentang
nilai keserasian kerja antar alat gali – muat dengan alat angkut untuk mengetahui
kemampuan produksi dari dari alat mekanis yang digunakan, serta dapat
mengoptimalkan waktu yang dibutuhkan untuk pemindahan overburden
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. RPP Contractors
Indonesia adalah:
1. Mengetahui waktu edar rata-rata dari Excavator Hyundai 480 LC-9 dan Dump Truck
Mercedes Benz Actros 3939
2. Mengetahui produktivitas dari Excavator Hyundai 480 LC-9 dan Dump Truck
Mercedes Benz Actros 3939
3. Mengetahui nilai keserasian kerja antara Excavator Hyundai 480 LC-9 dan Dump
Truck Mercedes Benz Actros 3939
4. Mengetahui volume lumpur pada sump selatan Pit North West PT. RCI
5. Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut lumpur yang ada pada sump
selatan Pit North West PT. RCI
Pelaksanaan Program Kerja Praktik ini dimulai dari tanggal 24 Desember 2021 – 01
Februari 2022. Tempat pelaksanaan Kerja Praktik tersebut adalah di PT. RPP
Contractors Indonesia, jobsite ABN, Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
1. Bab I Pendahuluan
Mencakup latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, waktu dan tempat
pelaksanaan, dan sistematika penulisan.
2
Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, geografi daerah perusahaan, dan geologi
regional.
Tinjauan teoritis membahas teori yang mendasar dan yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan
5. Bab V Kesimpulan
Pada bagian penutup akan terdapat kesimpulan dari hasil pelaksanaan kerja praktik.
6. Daftar Pustaka
Merupakan sumber literatur dari berbagai media baik cetak maupun elektronik yang
digunakan sebagai penunjang penulisan laporan ini.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
PT RPP Contractors Indonesia (RCI) didirikan pada tahun 2010, sebelumnya dikenal
sebagai PT. RPP Mining Contractors (2003) dan PT. RPP Mining Contractors adalah
anak perusahaan PT Rentalperdana Putratama yang berdiri pada tahun 1991.
Sampai pada tahun 2022 ini PT. RCI telah berkembang pesat dan menjalankan bisnis
yang bergerak dibidang top soil removal, land clearing, overburden removal, coal
getting. Perusahaan memperoleh kontrak kerja sebagai kontraktor penambangan di PT.
Adimitra Baratama Nusantara Kecamatan Sanga-Sanga pada tahun 2018.
PT. RPP Contractors Indonesia (RCI) yang berada di Sanga-sanga, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur berada dalam tanggung jawab Project Manager dan
membawahi beberapa kepala bagian. Berikut struktur organisasi PT. RCI
b. Misi
Lokasi PT. RCI dapat dicapai dengan rute perjalanan dari Jalan Pramuka menuju kantor
Head Office PT. RCI di Samarinda Seberang menggunakan kendaraan roda dua selama
kurang lebih ± 15 menit lalu dilanjutkan perjalanan menggunakan bus menuju
5
Kelurahan Kampung Jawa, Sanga-Sanga dengan waktu tempuh selama kurang lebih ±
50 menit.
Terdapat dua formasi batuan yang terdapat pada lokasi penambangan PT. RCI jobsite
ABN, yaitu:
Formasi Balikpapan: Perselingan batupasir dan lempung dengan lapisan lanau, serpih,
batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih kekuningan, tebal 1–3 m, disisipi
lapisan batubara, tebal 5 – 10 cm. Batupasir gampingan, coklat, berstruktur sedimen
lapisan bersusun dan silang siur, tebal lapisan 20 – 40 cm, mengandung foraminifera
kecil, disisipi lapisan tipis karbon. Lempung, kelabu kehitaman setempat mengandung
sisa tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat mengandung lensa-
lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan, berlapis tipis, serpih kecoklatan, berlapis
6
tipis. Batugamping pasiran, mengandung foraminifera besar, moluska, menunjukkan
umur miose akhir bagian bawah–miosen tengah, bagian atas. Terdiri dari batupasir
kuarsa, batulempung dengan sisipan batulanau, serpih, batugamping dan batubara.
Formasi Pulau Balang: Peselingan batupasir kuarsa, batupasir dan batulempung dengan
sisipan batubara. Tebal formasi ± 900 m, berumur miosen tengah dan diendapkan dalam
lingkungan sublitoral dangkal.
7
BAB III
LANDASAN TEORI
Menurut UU No.4 Tahun 2009 pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu bara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pasca tambang.
Pertambangan merupakan salah satu kegiatan dasar manusia yang berkembang pertama
kali bersama-sama dengan pertanian. Oleh karena itu, keberadaan pertambangan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan atau peradaban manusia. Menurut kamus istilah teknik
dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi,
eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, sampai dengan
pemasarannya.
Kegiatan ini merupakan langkah awal usaha pertambangan yang ditujukan untuk
mencari endapan-endapan metal atau endapan-endapan mineral komersil batubara atau
nonmetal. Penyelidikan umum terbatas pada mineral yang spesifik (tipe mineral
tertentu) atau pada area tertentu (negara atau wilayah) yang memiliki geologic anomaly
(keganjilan geologi) yang mencerminkan adanya karakteristik dari sebuah endapan
bahan galian.
8
3.1.2 Eksplorasi
Jika tujuan dari penyelidikan umum adalah untuk mencari lokasi-lokasi yang memiliki
anomalies karena adanya endapan bahan galian, maka tujuan dari eksplorasi adalah
untuk mendefinisikan dan mengevaluasi endapan bahan galian tersebut.
Eksplorasi menentukan geometri, luas, dan nilai dari sebuah endapan menggunakan
teknik yang sama dengan yang digunakan pada tahap penyelidikan umum tetapi lebih
seksama/teliti. Kegiatan eksplorasi akan berlanjut pada proses pencarian melalui fase
taktis dari penilaian detail dan evaluasi serta persiapan laporan studi kelayakan yang
akan menentukan layak-tidaknya endapan tersebut untuk ditambang.
9
3.1.7 Pengangkutan Batubara
Segala usaha untuk memindahkan batubara dari tempat persiapan batubara hingga ke
tempat pemasaran atau pemanfaatan selanjutnya dari batubara. Dalam tahapan ini, biasa
digunakan conveyor, truck ataupun tongkang.
10
3.2.3 Tambang Bawah Air (Underwater)
Tambang bawah air adalah sistem penambangan yang dilakukan di bawah permukaan
air. sistem ini hampir sama dengan sistem penambangan bawah tanah hanya bedanya
penambangannya dilakukan di bawah permukaan air. sistem penambangan ini biasanya
diawali dengan pembukaan sebuah terowongan di daratan menuju ke bawah permukaan
air sebagai tempat aktifitas. Dilihat dari kemungkinan resiko terjadinya kecelakaan
dalam aktifitas penambangan tambang bawah air memiliki resiko yang cukup besar
dibandingkan tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Akan tetapi dari segi
lingkungan tambang bawah air juga tidak begitu berpengaruh terhadap lingkungan.
Tambang terbuka (surface mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan
atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relative dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
Open pit mining dicirikan dengan bentuk tambang berupa corong (kerucut terbalik) di
permukaan bumi. Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan diangkut ke suatu
daerah pembuangan yang tidak ada endapan ekonomis di bawahnya. Kedua aktivitas,
yaitu pengupasan dan penggalian, dilakukan pada suatu pemuka kerja (front) yang
berbentuk satu atau beberapa jenjang. Pembuatan pemuka kerja lebih dari satu, baik
pada elevasi yang sama maupun beda elevasi, dimaksudkan untuk memastikan
terjaminnya kemenerusan produksi (tidak ada delay kerja).
11
Jenjang tunggal dirancang sesuai dengan peralatan mekanis yang digunakan. Tinggi
jenjang dibatasi oleh jangkauan excavator/shovel, sedangkan lebar jenjang harus cukup
luas bagi peralatan gali-muat dan truk untuk bermanuver. Kemiringan lereng ditentukan
berdasarkan perhitungan kemantapan lereng dengan input berupa data sifat fisik dan
data kuat geser material pembentuk lereng tersebut.
Jenis alat berat yang digunakan dalam kegiatan pengupasan dan penambangan, seperti:
1. Bulldozer adalah alat yang berfungsi untuk menggali tipis mendorong atau
menggeser dan mendorong atau memadatkan. Ukuran Bulldozer didasarkan pada:
ukuran bilah (blade) berat dan power mesinnya (HP). Besar kecilnya produksi
Bulldozer bergantung pada ukuran Bulldozer, macam material yang ditangani, dan
kondisi permukaan topografi dimana Bulldozer tersebut bekerja.
2. Excavator adalah alat berat tambang yang dapat menggali dan memuat hasil galian
pada alat muat. Pada saat menggali, bucket yang dipasangkan pada brace dan boom
arahnya ke arah badan (body) excavator. Besar kecilnya produksi excavator
tergantung pada ukuran bucket, ukuran panjang lengan (boom & brace), power
mesin dan power muat.
12
Gambar 3.2 Excavator Hyundai 480 LC-9
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2022)
13
3.5.2 Waktu Ayun Berisi (Swing Load Time)
Untuk swing load time yang mempengaruhi adalah sudut swing. Pada tabel waktu swing
yang terlihat rata-rata 7 – 8 detik, yang menandakan bahwa swing angel aktual adalah
45°-180° dan sudut tersebut termasuk standarnya untuk swing angel alat gali muat.
Waktu bermanuver alat angkut pun akan mempengaruhi waktu swing, kondisi front
loading yang sempit dan tidak rapi akan memperpanjang waktu manuver alat angkut
sehingga pengaruhnya kepada alat gali muat ialah terciptanya waktu delay. Delay disini
adalah ketika waktu swing load terhenti karena menunggu alat angkut untuk dimuati.
Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat mekanis untuk menyelesaikan
sekali putaran kerja, dari mulai kerja sampai dengan selesai dan bersiap-siap
memulainya kembali. Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka produksinya semakin
tinggi.
14
a. Waktu edar alat muat
....................................................................................... (3.1)
Keterangan :
...................................................................... (3.2)
Keterangan :
CTa : Waktu edar alat angkut (Menit).
Ta1 : Waktu diisi muatan (Detik).
Ta2 : Waktu mengangkut muatan (Detik).
Ta3 : Waktu mengambil posisi untuk penumpahan (Detik).
Ta4 : Waktu muatan ditumpahkan dumping (Detik).
Ta5 : Waktu kembali kosong (Detik).
Ta6 : Waktu tunggu (Detik).
Ta7 : Waktu mengambil posisi untuk siap dimuati (Detik).
15
3.7 Effisiensi Kerja
Menurut Partanto (2000), Pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya berkerja 24 jam,
karena hambatan-hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya: menunggu alat,
pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin (service & adjustment), dll. Ini perlu
dibedakan dari hambatan hambatan karena kerusakan alat atau pengaruh iklim. Efisiensi
kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja yang tersedia.
Menurut pengalaman dilapangan efisiensi kerja jarang-jarang dapat mencapai 83%.
……………………………………(3.3)
16
Tabel 3.2 Swell Faktor berbagai material
17
Serpih 1.8 0.75
Faktor pengisian adalah perbandingan antara volume material yang dapat ditampung
oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara teoritis. Faktor pengisian
bervariasi sesuai dengan kondisi alami material dan mempertimbangkan kondisi-kondisi
penggalian yang diterapkan. Suatu bak truk mempunyai faktor isi 87% artinya 13%
volume bak tersebut tidak dapat diisi.
...................................................................................................... (3.4)
Dimana :
Sedang Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang 80% -
lebih untuk digali tetapi dapat dimuat hamper
18
munjung. Pasir, kering, tanah liat. Tanah liat, gravel 60%
yang belum disaring. Pasir yang memadat dan
sebagainya atau menggali dan memuat gravel
langsung dari bukit gravel asli.
Agak sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat 60% -
yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir, 50%
tanah dengan kadar air tinggi yang telah di stockpile
oleh excavator lain.
a. Ukuran material
Semakin besar ukuran material maka semakin kecil faktor pengisian karena terjadi
pengurangan volume material akibat adanya rongga diantara butiran material.
Semakin kecil daya ikat suatu material maka akan semakin mudah terberai sehingga
butiran akan saling mengisi dan semakin sedikit membentuk rongga.
Semakin terampil dan berpengalaman maka pengisian material kedalam mangkuk akan
semakin banyak sehingga faktor pengisian akan semakin besar
19
3.10.1 Excavator
Pada dasarnya excavator adalah alat yang menggunakan tractor sebagai tempat dudukan
dengan penggerak utamanya, jadi sebuah attachment.
Untuk menghitung nilai produktivitas dari excavator dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
................................................................ (3.5)
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-muat dan alat angkut,
maka produksi alat gali-muat harus sesuai dengan produksi alat angkut. Faktor
keserasian alat gali-muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat gali-muat dan
produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF). Untuk menghitung
nilai MF dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
20
............................................................................................ (3.7)
Dimana :
MF : Match Factor atau faktor keserasian
Na : Jumlah alat angkut dalam kombinasi kerja (unit)
Nm : Jumlah alat gali-muat dalam kombinasi kerja (unit)
n : Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
CTa : Waktu edar alat angkut (menit)
CTm : Waktu edar alat gali-muat (menit)
CTm = Lamanya pemuatan ke alat angkut, yang besarnya adalah jumlah pemuatan
dikalikan dengan waktu edar alat gali-muat = n x Ctm
Keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut berpengaruh terhadap faktor kerja
dimana hubungan yang tidak serasi tersebut akan menurunkan faktor kerja itu sendiri.
21
BAB IV
Lokasi pengamatan berada di Pit North West PT. RCI dengan objek yang diamati adalah
pengangkutan overburden pada sump selatan. Adapun material yang akan diangkut
adalah lumpur sedimentasi.
Waktu edar adalah angka yang menunjukan jumlah waktu yang digunakan dalam satu
rangkaian pekerjaan alat mekanis.
22
Tabel 4.1 Data Waktu Edar Excavator Hyundai 480 LC-9
23
4.2.2 Waktu Edar Dump Truck
Berikut adalah data pengamatan waktu edar Dump Truck Mercedes Benz Actros 3939
yang mengangkut lumpur dengan jarak antara front kerja dan lokasi penimbunan yaitu
2.653 m.
Tabel 4.2 Data waktu edar Dump Truck Mercedes Benz Actros 3939 jarak 2.653 m
24
4.3 Produktivitas
Fill factor = 80 %
Efisiensi kerja = 80 %
Produktivitas:
P=
P =
P = 149.28 BCM/jam
25
Produktivitas:
P =
P =
P = 16.14 BCM/jam
Dapat diketahui bahwa nilai produktivitas aktual baik excavator maupun dump truck
belum tercapai. Adapun tingkat ketercapaian untuk excavator diketahui sebesar 85.31%
dan untuk dump truck yaitu sebesar 78.27%. Dengan ini perlu dilakukan beberapa
perbaikan seperti meningkatkan kecepatan pengangkutan, memperkecil jarak antara
front dan lokasi penimbunan serta mengurangi delay time.
26
4.4 Keserasian Kerja
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-muat dan alat angkut,
maka produksi alat gali-muat harus sesuai dengan produksi alat angkut. Faktor
keserasian alat gali-muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat gali-muat dan
produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF). Berdasarkan
pengamatan lapangan dan perhitungan waktu edar didapat data sebagai berikut:
MF =
MF =
MF = 0.81
Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai keserasian kerja 0.81 (MF < 1) yang artinya
alat gali muat (loader) tidak bekerja secara maksimal dikarenakan harus menunggu alat
angkut tetapi waktu untuk menunggunya tidak terlalu lama. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan selama 1 jam 9 menit pada pukul 09.00 – 10.09 WITA di tanggal 22
Januari 2022 didapat keterangan rincian kegiatan yang dilakukan Excavator Hyundai
480 LC-9 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Keterangan kegiatan Excavator Hyundai 480 LC-9 22 Januari 2022 (09.00-
10.09 WITA)
Keterangan Detik Menit
perbaikan front 683.97 11.40
27
Keterangan Detik Menit
hanging 625.65 10.43
loading 1958 32.63
waiting 930.87 15.51
Dari tabel hasil pengamatan diatas dapat diketahui waktu menunggu yaitu 15.51 menit.
Untuk mendapat nilai keserasian yang lebih baik, perusahaan dapat menambah 1 unit
(total 8 unit) alat angkut dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
Diketahui:
Jumlah loader = 1 unit
Jumlah hauler = 8 unit
Waktu edar loader = 0.55 menit
Waktu edar hauler = 23.79 menit
Jumlah passing = 5 kali
Match factor:
MF =
MF =
Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapat nilai keserasian kerja yaitu 0.93 (MF < 1).
Dapat diketahui dengan penambahan 1 unit dump truck nilai keserasian kerja dapat
ditingkatkan sebanyak 14%.
28
Match Factor
0.94
0.92
0.9
0.88
0.86
0.84 7 unit
0.82 8 unit
0.8
0.78
0.76
0.74
MF
Berdasarkan data yang didapat oleh tim survey PT. RCI diketahui posisi sump selatan
berada pada elevasi -19 mdpl. Dari data tersebut kemudian dilakukan perhitungan
volume lumpur menggunakan perangkat lunak dan didapat volume lumpur di sump
selatan Pit North West adalah 17.585,51 BCM.
29
Gambar 4.5 Peta Topografi Pit North West PT. RCI
Berdasarkan perhitungan volume lumpur pada sump selatan Pit North West, dapat
dilakukan perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut material lumpur yang
akan dirincikan sebagai berikut:
Diketahui:
Volume Lumpur = 17.585,51 BCM
Produktivitas Dump Truck = 16.14 BCM/jam
Jam Kerja efektif/hari = 16 Jam
Jumlah Dump Truck = 7 Unit
Berdasarkan data diatas dapat diketahui produksi yang dihasilkan oleh Dump Truck
yaitu:
Produksi =
Produksi = 16.14 bcm/jam x 7 unit x 16 jam
Produksi = 1808.18 BCM/hari
Selanjutnya dapat diketahui waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 17.585,51
BCM lumpur adalah:
30
Estimasi Pengerjaan =
Estimasi Pengerjaan =
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktik kerja lapangan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan pengolahan dari data lapangan yang didapat, diketahui waktu edar
rata-rata excavator Hyundai 480 LC-9 yaitu 0.55 menit dan waktu edar rata-rata
dump truck Mercedes Benz Actros 3939 yaitu 23.79 menit.
2. Dari hasil waktu edar, dapat diketahui nilai produktivitas dari excavator Hyundai
480 LC-9 yaitu 149.28 BCM/jam dan produktivitas dump truck Mercedes Benz
Actros 3939 yaitu 16.14 BCM/jam.
3. Berdasarkan perhitungan keserasian kerja, didapat nilai keserasian kerja antara
excavator Hyundai 480 LC-9 dan dump truck Mercedes Benz Actros 3939 adalah
0.81.
4. Berdasarkan perhitungan volume lumpur sedimentasi di sump selatan Pit North
West PT. RCI menggunakan software Minescape 5.7 didapatkan volume lumpur
sebesar 17.585 m3.
5. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diketahui waktu yang
dibutuhkan untuk mengangkut 17.585 m3 lumpur di sump selatan Pit North West
yaitu ± 10 hari.
5.2 Saran
1. Sebaiknya pemanfaatan waktu kerja produktif lebih ditingkatkan lagi dengan cara
mengurangi secondary time agar produksi yang dihasilkan dapat lebih maksimal
dan mampu mencapai target produksi yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.
32
2. Berdasarkan perhitungan keserasian kerja, sebaiknya unit dump truck ditambah
sebanyak 1 unit supaya nilai hasil keserasian kerjanya lebih baik (MF = 0.93).
3. Sebaiknya kecepatan pengangkutan ditambah dan tentunya sesuai dengan standar
perusahaan (maksimal kecepatan untuk muatan yaitu 22 km/jam dan kosongan 25
km/jam) supaya produksi yang dihasilkan lebih besar dan waktu yang digunakan
lebih singkat.
33
DAFTAR PUSTAKA
Khair, Abdul, dkk. “Evaluasi Pencapaian Target Produktivitas Alat Gali Muat
Dan Alat Angkut Pada Aktivitas Pemindahan Overburden
Di Pit1 Blok15 Pt Rimau Energy Mining, Site Putut Tawuluh”. Teknik
Pertambangan: Universitas Lambung Mangkurat. (Diakses pada 30 Januari 2021,
Samarinda).
34