Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan, kesempatan dan karunia-Nya yang tak henti-hentinya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, oleh karena atas perjuangan beliaulah yang telah memperjuangkan islam mulai
dari alam kebodohan sampai alam yang terang benderang seperti apa yang kita
rasakan sekarang ini.
Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan beberapa pihak, tantangan dan hambatan itu
dapat teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat Ibu Fitrani Amin S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah Perencanaan
Tambang yang telah memberi pembekalan dari segi materi dan menginspirasi penulis
untuk membuat dan menyelesaikan laporan ini. Tak lupa pula penulis ucapkan
terimakasih banyak kepada teman-teman yang telah mendukung penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca yang positif
untuk lebih menyempurnakan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Identitas Perusahaan. ................................................................... 1
1.2 Deposit Nikel ................................................................................ 1
1.3 Luas Area..................................................................................... 2
BAB II RENCANA BUKAAN LAHAN
2.1 Bukaan Tambang.......................................................................... 4
2.2 Metode dan Tata Cara Penambangan ............................................ 4
2.2.1 Metode Penambangan ........................................................ 4
2.2.2 Tahapan Penambangan ...................................................... 5
2.3 Jalan Tambang............................................................................. 8
2.3.1 Letak Jalan Keluar Tambang ................................................ 8
2.3.2 Lebar Jalan dan Kemiringan Jalan Tambang .......................... 8
2.3.3 Pertimbangan Keamanan ..................................................... 9
2.4 Stockpile ..................................................................................... 10
2.4.1 Stockpile ............................................................................ 10
2.4.2 Disposal ............................................................................. 10
2.5 Infrastruktur Tambang ................................................................. 11
2.5.1 Fasilitas Operasional ........................................................... 11
2.5.2 Fasilitas Karyawan .............................................................. 12
BAB III KONDISI HIDROLOGI DAN GEOTEKNIK
3.1 Data Hidrologi .............................................................................. 13
3.2 Data Geoteknik ............................................................................ 14
BAB IV OPERASIONAL TAMBANG DAN REKLAMASI
4.1 Operasional Tambang ................................................................... 15
4.1.1 Jenis dan Spesifikasi Teknis Peralatan ................................... 15
4.1.2 Kebutuhan Peralatan ........................................................... 18
4.2 Jadwal Produksi dan Umur Tambang .............................................. 19
4.2.1 Urutan Operasi Penambangan .............................................. 19
4.2.2 Umur Tambang ................................................................... 20
4.3 Reklamasi .................................................................................... 20
BAB V BIAYA
5.2 Estimasi ....................................................................................... 30
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam area pit akan terdiri dari 5 (lima) blok dimana Blok Elang memiliki luas
area 7,2 Ha atau 72.000m2, Blok Merpati dengan luas area 5,3 Ha atau 53.000m2,
Blok Cendrawasih seluas 5,5 Ha atau 55.000m2, Blok Nuri dan Blok Bangau masing-
masing memiliki luas area 11,85 Ha atau sekitar 118.500m2.
Stockpile memiliki luas area 600.000m2, dan disposal area memiliki luas yang
sama dengan stockpile yakni 600.000m2, di area operasi produksi juga dibangun
mess karyawan yang bertujuan untuk lebih memudahkan para karyawan
beristirahat setelah jam kerja selesai, mess dibangun diatas area dengan luas
100.000m2 atau setara dengan 10 Ha, di wilayah operasi produksi juga telah
dibangun pabrik peleburan (smelter) dengan luas area 430.000m2 dan workshop
seluas 50.000m2 dengan tujuan maintenance peralatan tambang yang beroperasi di
sekitar wilayah operasi produksi (OP).
Rencana bukaan tambang akan dimulai pada Blok Elang dengan luas area
bukaan 72.000m2 di tahun pertama produksi, yang dilanjutkan ke Blok Merpati dan
Blok Cendrawasih di tahun ke dua yang memiliki luas area keseluruhan 58.000m 2,
setelah target di tahun kedua tercapai, maka bukaan lahan tambang akan
dilanjutkan ke Blok Nuri seluas 118.500m2 yang direncanakan berjalan ditahun
ketiga produksi sebelum nantinya membuka lahan ke Blok Bangau yang memiliki
luas lahan sama dengan Blok Nuri sebagai target rencana produksi akhir.
PT. Andy Putra Mining Tbk. (APM) saat ini memiliki sebuah konsesi
pertambangan nikel dan telah mendapatkan izin usaha pertambangan operasi
produksi yang diperoleh dari tahun 2016 seluas 200 Ha. Sampai dengan saat ini
PT. Andy Putra Mining Tbk. (APM) telah merencanakan akan melakukan kegiatan
produksinya ditahun pertama produksi dengan target 550.000 ton, usaha tambang
memerlukan modal awal dan modal kerja yang besar.
Dengan teknik penambangan ini diharapkan semua lapisan (seam) Bijih Nikel
yang sebarannya jelas, dapat ditambang dengan baik. Pada umumnya tak semua
cadangan terukur dapat diambil Bijihnya karena faktor-faktor berikut:
- Keterbatasan peralatan
- Kondisi perlapisan pembentuk Bijih Besi
- Struktur geologi
- Morfologi daerah tambang
- Kualitas produk yang diinginkan
Dump truck sebagai alat angkut akan mengangkut tanah penutup dari daerah
penambangan menuju lokasi penimbunan (dumping area), yang telah direncanakan
di daerah dengan morfologi lembah atau datar yang ada di lokasi terdekat.
Timbunan tanah penutup ini akan diatur secara berjenjang dengan menggunakan
dozer shovel dan selanjutnya akan ditutup dengan lapisan tanah subur (top soil)
untuk persiapan proses penanaman bibit pohon (revegetasi).
Kemajuan tambang dimulai dari Block Elang, pada tahun 2016, pemindahan
tanah akan diarahkan ke waste dump area, sedangkan di tahun 2017, pemindahan
tanah akan dilakukan secara back filling ke bekas block tambang yang telah selesai
ditambang (mine out) yaitu Block Merpati dan Blok Cendrawasih ke Block Elang,
sedangkan Block merpati dan Blok Cendrawasih akan mulai dilakukan back filling
pada tahun 2018. Block Elang akan dimulai back filling pada tahun 2017 , Block
Merpati dan Blok Cendrawasih akan dilakukan pada tahun 2018, dan Block Nuri akan
dilakukan pada tahun 2019, setelah Block Bangau mulai dikerjakan. Selanjutnya
pada setiap waste dump area juga untuk penimbunan tanah pucuk (top soil) dimana
tanah pucuk tersebut akan dipergunakan untuk program reklamasi tambang.
Timbunan tanah penutup di waste dump area akan dibuat berjenjang, masing-
masing setinggi 6m, dimana lebar jenjang adalah sebesar 10m, sudut jenjang
tunggal sebesar 30, dan sudut jenjang keseluruhan adalah sebesar 15. Desain pit
ini disesuaikan dengan posisi endapan mineral dan faktor keamanan pit misalnya
dari bahaya longsor.
Dalam operasi pemindahan Ore akan digunakan excavator sebagai alat muat
dan dump truck sebagai alat angkut. Dump truck akan mengangkut Ore dari
daerah penambangan (Run Of Mine) menuju ke lokasi penimbunan Ore (raw
stockpile), yang lokasinya berdekatan dengan unit pengolahan Ore (Mine Iron ore
Crushing Plant).
2.4 STOCKPILE
2.4.1 Stockpile
Lokasi stockpile berada di sisi utara dari batas lokasi pit tambang karena
merupakan lokasi yang paling dekat dengan pelabuhan jetty untuk memudahkan
pemuatan ore ke kapal tongkang. Jarak stockpile dengan pit penambangan terbilang
cukup dekat yaitu 700 meter. Jarak tersebut akan semakin dekat seiring dengan terus
dilakukannya proses penggalian di area pit penambangan. Hal tersebut
memungkinkan penekanan biaya operasional alat angkut dan jumlah alat angkut yang
beroperasi.
2.4.2 Disposal
Lokasi disposal ada dua dan terletak di sisi tenggara area penambangan dan
sudah masuk di wilayah Kecematan Bacukiki. Satu disposal untuk tanah pucuk yang
mengandung humus tinggi, dan satu disposal untuk over burden. Masing-masing
Disposal diperkirakan dapat menampung material waste sebesar 600.000 lcm.
Kapasitas tersebut memang tidak bisa menampung waste secara keseluruhan.
Hal tersebut dikarenakan area yang tidak terlalu luas untuk pembuatan disposal yang
sangat dekat dengan perkebuan masyarakat. Olehnya itu, pembuatan disposal tetap
menjaga jarak aman terhadap area lahan pekerjaan warga sekitar dan Perusahaan
merencanakan reklamasi akan dilakukan pada akhir tahun ketiga operasi produksi
agar sebelum pengupasan tanah pucuk dilakukan pada blok terakhir, tanah yang
berada pada disposal area dapat dikembalikan pada bagian laterit yang telah diangkut
untuk memulai kegiatan reklamasi. Jarak antar disposal sekitar 150 meter. Tiap
disposal dirancang dengan sudut kemiringan tiap lereng sebesar 26 o -33o dengan
tinggi lereng 2,8 meter.
PT. Andy Putra Mining Tbk (APM) juga membangun berbagai infrastruktur dan
sarana transportasi di area lokasi pertambangan Bijih Nikel. PT. APM memiliki
dermaga (Jetty) yang dapat disandari tongkang 300 feet atau sekitar 10.000 DWT
dan stockpile di atas lahan seluas 60 hektar yang didukung dengan fasilitas loading
dan unloading menggunakan conveyor system di tepi sungai Salo Karaja. Selain itu,
PT. APM memiliki fasilitas hauling road sepanjang 85,5 km yang menghubungkan
Lokasi OP hingga ke lokasi dermaga (Jetty) yang berada di tepi sungai Salo Karajae.
Semua infrastruktur PT. APM dipersiapkan untuk melayani penanganan dan
pengangkutan Bijih Nikel dari sejumlah produsen potensial lainnya yang banyak
terdapat di sekitar wilayah operasional PT. APM.
Selain itu, pelabuhan Salo Karajae sudah dapat disandari kapal dengan
kapasitas 210.000 DWT sejak memasuki bulan Juni 2018 ini. Kini ada empat
dermaga selain dua dermaga sebelumnya (berkapasitas 80.000 DWT) yang dapat
digunakan bersandar bagi jenis ukuran kapal Panamax. Sedangkan sebuah dermaga
(berkapasitas 10.000 DWT) yang sering digunakan kapal jenis tongkang untuk
bersandar.
Kini PT. APM telah menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan oleh PLTU milik
sendiri. Di Tanjung Bacukiki, dukungan listrik yang berasal dari PLTU yang
berkapasitas 3 x 10 MW telah dipergunakan untuk operasional penambangan serta
sarana pendukung lainnya. Sedangkan untuk menggerakan peralatan operasional
pelabuhan di pelabuhan Salo Karaja bersumber dari PLTU berkapasitas 2 x 8 MW.
PLTU Lapadde 2 x 110 MW yang di bangun anak perusahaan PT. APM, yaitu PT
Madani Pembangkit Innovativ di Lapadde, Sulawesi Selatan diharapkan dapat
beroperasi secara komersial di Juni 2018 ini. Sedangkan PLTU Lapadde tengah 2 x
620 MW yang memulai ground breaking pada pertengahan kedua tahun 2018 ini
direncanakan dapat beroperasi secara komersial pada 2019. Nantinya PT. APM
mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.500 MW.
PT. Andy Putra Mining Tbk (APM) merencanakan umur tambang selama 5 tahun, yaitu
mulai dari tahun 2016 hingga tahun 2020. Untuk mengefisienkan operasi produksi, maka
PT.APM harus mengetahui periode ulang hujan di daerah sekitar penambangan.
Berikut tabel jumlah hari hujan rata-rata dan tabel curah hujan rata-rata Kelurahan
Lapadde, Kecematan Ujung, Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan dalam rentan waktu
tahun 1990 sampai 2000 yang diperoleh dari BMKG Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 4.
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jenis peralatan utama penambangan
yang mutlak dipergunakan adalah excavator, dump truck dan bulldozer.
A. Excavator
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut alat gali muat. Pada operasi
penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas didukung oleh:
B. Dump Truck
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut truk jungkit dan pada
operasi penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas didukung oleh:
C. Bulldozer
Alat ini fungsi utamanya adalah alat gali, dorong dan gusur. Pada operasi
penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut :
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan-pekerjaan seperti di atas akan
di dukung oleh:
Jenis atau tipe bulldozer yang akan digunakan adalah Caterpillar D 6 G yang dapat
melakukan pekerjaan seperti:
1. Melakukan pemuatan tanah penutup ke atas bucket dump truck dan atau ke
atas timbunan tanah penutup di waste dump area
2. Mengatur bentuk geometri lereng timbunan tanah penutup
3. Mendorong tanah penutup ke posisi yang direncanakan
D. Wheel Loader
Alat ini fungsi utamanya adalah alat muat. Akan tetapi dapat berfungsi pula
sebagai alat dorong dan pada operasi penambangan akan digunakan untuk
melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
Jenis atau tipe wheel loader yang akan digunakan adalah Caterpillar LW 220.
Tabel 5.
Pemindahan Tanah
Tahun Jumlah Jumlah Penambangan Bijih
Penutup
Bijih Tanah Nikel
Nikel Penutup
(ton) (BCM)
PC 320 D PS 125 PC 320 D HT 130
Operasi penambangan Bijih Nikel akan dilakukan pada block Elang dengan
produksi 550.000 ton/tahun dan jumlah tanah penutup sebesar 183.333 BCM. Pada
tahap ini operasi penambangan berjalan dengan Stripping Ratio (SR) sebesar 1 : 3.
Operasi penambangan Bijih Nikel akan dilakukan terus pada Block Merpati dan
Block Cendrawasih dilakukan dalam rangka pemenuhan target produksi sebesar
905.000 ton/tahun. Dari Block Merpati akan di tambang sebesar 412.000 ton dan
dari Block Cendrawasih dengan produksi 493.000 ton. Jumlah tanah penutup sebesar
137.333 m3 yang berasal dari Block Merpati dan sebesar 164.333 m3 dari Block
Cendrawasih. Total Over Burden yang dikupas ditahun ke 2 (dua) produksi adaaha
Operasi penambangan Bijih Nikel akan dilanjutkan pada Block Nuri. Hal ini
menentukan rangka pemenuhan target produksi sebesar 776.500 ton di tahun
tersebut. Jumlah tanah penutup pada Blok Nuri sebesar 258.833 m3 .Pada tahap ini
operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3
Operasi penambangan Bijih Nikel di akhir tahun 2019 akan dilakukan di Block
terakhir yakni pada Blok Bangau dengan target produksi 776.500 ton dan jumlah
tanah penutup sebesar 258.833 m3. Jumlah produksi di tahun ini diprediksikan akan
sama dengan di tahun 2018 yakni di Blok Nuri. Pada tahap ini, operasi penambangan
berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3
4.3 REKLAMASI
A. PERSIAPAN LAHAN
1. Pengamanan Lahan Bekas Tambang
Kegiatan ini meliputi.
a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak
digunakan di lahan yang akan direklamasi
b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun dan
berbahaya (B-3) dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.
c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dan scrap pada tempat
khusus
d. Penutupan lubang bukaan tambang dalam secara aman dan permanen
e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan
direklamasi
2. Pengaturan Bentuk Lahan
Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi
setempat. Kegiatan ini meliputi:
a. Pengaturan bentuk lereng
1. Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan air
limpasan (run off); erosi dan sedimentasi serta longsoran
2. Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berteras-teras
b. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA)
D. REVEGETASI
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis
tanaman, persiapan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan penanaman
dan pemeliharaan tanaman.
1. Penyusunan Rancangan Teknis Tanaman
Rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan revegetasi yang
menggambarkan kondisi lokal, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya dan
tata waktu pelaksanaan kegiatan.