BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Resistensi imikroba terhadap antimikroba (disingkat resistensi
antimikroba,antimicrobial resistence, AMR) telah menjadi masalah kesehatan
yang mendunia,dengan berbagai dampak merugikan dapat menurunkan mutu
pelayanan kesehatan.Muncul dan berkembangnya resistensi antimikroba terjadi
karena tekanan seleksi (selection pressure) yang sangat berhubungan dengan
penggunaan,sedangkan proses penyebaran dapat dihambat dengan cara
mengendalikan infeksi secara optimal.
Melalui penggunaan antibiotik yang rasional dan bijak merupakan salah
satu upaya peningkatan mutu pelayanan dalam program pencegahan
pengendalian infeksi danp rogram pengendalian resistensi antimikroba.
Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan upaya
pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di fasilitas
pelayanan kesehatan. Implementasi programini dirumah sakit dapat berjalan baik
apabila mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur RS berupa penerapan
regulasi pengendalian antimikroba, pembentukan organisasi pengelola,
penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial untuk mendukung
pelaksanaan PPRA.
Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PPRA sesuai
Permenkes No. 8 tahun 2015. Untuk dapat melakanakan tugas dengan baik
sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) calon-calon
anggota PPRA yang nantinya akan dibentuk perlu diikutkan dalam pelatihan
khusu mengenai PPRA.
2. DASAR HUKUM
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :169/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
c. Permenkes No. 8 tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di Rumah Sakit;
d. Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 52 tahun 2013 tentang uraian Tugas Pokok
dan Fungsi UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit.
Standar Penilaian Snars 1.1 Elemen penilaian Pokja Program Nasional.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Peserta dapat menerapkan pengendalian resistensi antimikroba melalui PPRA sesuai
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS).
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui peran PPRA dalam pengendalian Resistensi Antimikroba
2) Mengetahui standar PPRA terkait SNARS 1.1
3) Mamu membangun dan mengembangkan PPRA sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4) Mengetahui dasar penyusunan kebijakan dan panduan penggunaan anibiotika di
Rumah Sakit.
5) Mengetahui sistem pelaporan PPRA di rumah sakit.
4.HASIL YANG DIHARAPKAN
Didapatkan pegawai rumah sakit yang kompeten untuk menerapkan pengendalian
mikroba melalui Program Pengendalian Resistensi Anti mikroba (PPRA) di UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal untuk
pasien dan meningkatkan mutu pelayanan di UPT Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten
Belitung Timur.
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN
1. PENGORGANISASIAN
Penasehat : Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur
dr. Vonny Primasari
Pejabat Pembuat Komitmen : apt. Pratiwi Asih Ayu Ning Tiyas, S.Farm
3. PESERTA
a. Jumlah Peserta : 40 orang
b. Kualifikasi Peserta :Dokter dan Apoteker di UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur
4. PENYELENGGARA
Aljabar Training & Consulting merupakan lembaga training yang bekerjasama
dengan associate trainer dan konsultan ahli yang memiliki pengalaman dibidangnya.
Pembicanya yaitu Drs. Cholid A.R., Apt., MM, MARS
09.10 - 10.00 WIB Kebijakan dan Peran Pimpinan RS dalam pengendalian Resistensi
Antimikroba.
14.55-15.00WIB Penutupan
Menyetujui
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
LAMPIRAN