Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY

DEPARTEMENT (CSSD) DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA


HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION (HAIs)
DI RSP Dr. H.A. ROTINSULU

Asep Duriat
Poltekes Immanuel, Bandung
E-mail :

ABSTRAK

Central Sterile Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit
pelayanan yang strategis dalam upaya pencegahan infeksi dan mempunyai fungsi utama yaitu
menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan rancangan penelitian yang
digunakan studi kasus Pengumpulan data menggunakan wawancara, checklist dan telaah
pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa1) perencanaan CSSD sudah terencana dengan
baik, 2) pengorganisasian CSSD belum tersusun secara maksimal, 3) Pelaksanaan terdiri dari
penerimaan alat, pengemasan, pelabelan, pensterilan, pendistribusian dan penyimpan,
4)Pengawasan dilakukan setiap 6 bulan.

Kata Kunci : Central Sterile Supply Department (CSSD; Healthcare Associated Infection (Hais

EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY


DEPARTEMENT (CSSD) DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION (HAIs)
DI RSP Dr. H.A. ROTINSULU

ABSTRACT

Central Sterile Supply Department (CSSD) or Sterilization Center Installation is a strategic service
unit in preventing infection.And has the main function of preparing clean and sterile tools for the
purposes of patient care at the hospital. The research method used descriptive qualitative and
research design used case study. Techniques of collecting data using interviews, checklist and
document review. The results show that 1) CSSD planning is well planned, 2) CSSD organizing has
not been fully structured, 3) Implementation consists of receiving tools, packaging, labeling,
sterilization, distribution, and storage, 4) supervision done every 6 months

Keywords : Central Sterile Supply Department (CSSD; Healthcare Associated Infection (Hais)
Pendahuluan
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka
infeksi nosokomial atau Health care Associated Infection (HAIs) di rumah sakit
(Depkes, 2009). Infeksi nosokomial merupakan masalah besar yang dihadapi rumah sakit, tidak
hanya menyebabkan kerugian sosial ekonomi, tetapi juga mengakibatkan penderita lebih lama
di rumah sakit. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari diseluruh dunia. Infeksi
ini terus meningkat dari 1% di beberapa negara Eropa dan Amerika, sampai lebih dari 40% di
Asia, Amerika Latin dan Afrika (Rikayanti, 2013).
Kunci utama dari sebuah pencegahan infeksi yang efektif adalah melindungi pasien dari
penularan penyakit menular dan dari kondisi yang disebabkan oleh perawatan yang diterima di
rumah sakit (Juliandi, 2014). Risiko infeksi dapat diturunkan dengan proses-proses
pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi yang benar (Wijaya, 2016).Pusat sterilisasi salah satu
mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan
kejadian infeksi bagi pasien dan pegawai rumah sakit (Depkes, 2009).Central Sterile Supply
Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan yang strategis dalam
upaya pencegahan infeksi. CSSD mempunyai fungsi utama yaitu menyiapkan alat-alat bersih
dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit (Depkes, 2009).
Manajemen merupakan sebuah proses yang mengarahkan dan membimbing kegiatan
organisasi untuk mencapai tujuan, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia.
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi agar
mencapai tujuan. Manajemen CSSD sangat dibutuhkan oleh suatu rumah sakit karena tanpa
manajemen pencapaian tujuannya akan lebih sulit (Herlambang, 2012).
RSUD Dr. Darsono Pacitan adalah salah satu Layanan Kesehatan milik Pemerintah
Kabupaten Pacitan yang berbentuk RSU, dinaungi oleh Pemerintah daerah Kabupaten dan
termasuk kedalam RS Tipe C. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan ditemukan
beberapa permasalahan yaitu struktur organisasinya masih bergabung dengan laundry, ruangan
untuk CSSD belum memenuhi standar karena masih bergabung dengan instalisasi laundry, unit
CSSD belum memiliki ruangan dekontaminasi dan tempat penyimpanan alat/bahan steril
penyimpanan alat/bahan steril ditempatkan di ruang IGD, rawat inap dan kamar operasi dan
unit CSSD kurangnya sumber daya manusia.
Tujuan dari peneliti adalah untuk mengevaluasi manajemen Central Sterile
Supply Departement(CSSD) dalam
meminimalisir terjadinya Healthcare Associated Infection (HAIs) di RSUD Dr. Darsono
Pacitan.

Metode
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 5 orang
yang terdiri dari kepala instalasi CSSD, 2 orang Staff CSSD, 1 orang staff IPSRS, 1
orang IPCN. Pengambilan subjek menggunakan purposive sampling atau subjek penelitian
ditentukan berdasarkan kriteria tertentu oleh peneliti sendiri. teknik pengumpulan data dengan
melakukan wawancara mendalam, observasi dengan lembar check list dan telaah dokumen
dengan metode analisis data model Miles dan Hubermen yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi sumber dan metode.
Hasil dan Pembahasan
1. Perencanaan
Perencanaan CSSD sangat dibutuhkan bagi rumah sakit, karena perencanaan adalah dasar
yang harus dimiliki bagi setiap rumah sakit. Oleh karena itu perencanaan yang matang sangat
dibutuhkan dalam pelaksanan suatu program CSSD sehingga dapat berjalan
dengan maskimal. Perencanaan kebutuhan yang berada di instalasi sterilisasi dan binatu atau
CSSD
dilakukan setiap tahun sekali, perencanaan meliputi perencanaan kebutuhan di tahun yang
akan datang seperti perencanaan sumber daya manusia dan perencanaan anggaran.
Perencanaan dalam unit CSSD direncanakan setiap satu tahun sekali, namun untuk
pengadaan bahan bahannya dilakukan setiap satu bulan sekali, informasi tersebut
berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut.
“…Perencanaan kebutuhan di rencanakan setiap satu tahun sekali. Tapi untuk pengadaan
bahan-bahanya kita lakukan setiap sebulan sekali. Sistem anggaran dimasukkan kedalam
DPA kemudian diserahkan kebagian program rumah sakit…” (informan A).
“…perencanaan dilakukan setiap satu tahun sekali, untuk pengadaaan di lakukan satu
bulan sekali dan dengan menghitung usulan dari unit-unit baik itu linen maupun alkes
terus bagi unit baru biasanya usulan dari kita, semua
perencanaan dinaikan ke managemen …”(Informan E).
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa sistem perencanaan anggaran Unit CSSD RSUD Dr.
Darsono Pacitan yaitu dengan membuat Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), kemudian
dokumen tersebut diajukan ke dalam sebuah program rumah sakit, output dari program tersebut
disesuaikan dengan anggaran yang ada. Perencanaan dalam unit CSSD direncanakan setiap satu
tahun sekali namun untuk pengadaan bahan-bahannya dilakukan setiap bulan sekali. Proses
perencanaan CSSD melibatkan pihak - pihak tertentu yang berhubungan atau berkaitan dengan
CSSD seperti kepala Instalasi, koordinator di unit CSSD, dan pegawai-pegawai yang ada di
unit CSSD. Untuk pegawai-pegawai CSSD memberikan beberapa usulan-usulan terkait
dengan pembelian alat-alat atau bahan steril yang dibutuhkan di unit CSSD. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut :
“…Dalam proses perencanaan yang terlibat kepala instalasi pastinya dan
koordinator instalasi tetapi pegawai-pegawai disini juga memberikan
ususlan-usulan apa saja yang dibutuhkan diunit CSSD…” (informan A).
“…Yang terlibat dalam proses perencanaan disini yaitu kepala
instalasi dan koordinator serta karyawan-karyawan di di unit CSSD juga memberikan usulan-usulan
terkait bahan-bahan yang diperlukan di unit …” (informan B).
“…Yang telibat kepala ruang, kooadinator CSSD dan karyawan-karyawan unit CSSD karena
biasanya ada usulan-usulan dari karyawan, usulan tersebut berupa apa saja yang dibutuhkan
pegawai CSSD seperti
bahan-bahan yang habis atau
penambahan alat steril dan sebagainya…”(informan C).
Metode dalam perencanaan pelayanan di unit CSSD memperhatikan tingkat kebutuhannya
terlebih dahulu, dalam perencanaan di unit CSSD belum memiliki metode ataupun standar-standar
khusus. Sejauh ini unit CSSD hanya beracuan pada beberapa banyak tingkat keperluan kebutuhan
CSSD, melihat perencanaan di tahun kemarin. Infomasi tersebut berdasarkan hasil wawancara
sebagai berikut :
“…tidak ada metode khusus dalam proses prencanaan tetapi melihat apa saja yang diperlukan oleh
unit CSSD lalu di tulis, dan juga melihat perencanaan tahun kemarin jika masih kurang nantinya
ada penambahan bahan-bahan steril…” (Informan A).
“…tidak ada metode khusus untuk pembuatan atau perancangan suatu perencanaan…” (Informan
B).
”...untuk metode khusus tidak ada. Hanya berdasarkan kebutuhan unit saja, tidak ada metode yang
khusus dalam membuat perencanaan…” (Informan D).
Perencanaan CSSD melibatkan pihak-pihak tertentu yang berhubungan atau berkaitan dengan CSSD
seperti Kepala Instalasi, Koordinator CSSD serta Pegawai CSSD dan Laundry (binatu). Perencanaan di
unit CSSD direncanakan setiap satu tahun sekali namun untuk pengadaan bahan-bahanya dilakukan setiap
satu bulan sekali.seperti kebutuhan yang terus meningkat, kebutuhan alat-alat ataupun instrument alat.
Perencanaan penyediaan dan pembelian alat sterilisasi atau bahan steril unit CSSD juga
mempertimbangkan usulan-usulan dari
pegawai-pegawai unit CSSD, merencanakan agar standar tempatnya tercapai, standar alatnya
tercukupi, pelayanannya terpenuhi, agar pelayanan CSSD terus meningkat. Perencanaan
pelayanan CSSD yang dilakukan meliputi perencanaan pengembangan fasilitas, standar tempat
tercapai, standar alatnya tercukupi, standar ruangan, sanitasi sehingga pelayanannya terpenuhi
dan dapat meningkatkan pelayanan CSSD.
Hal ini sesuai dengan Newman dalam Alamsyah (2012) yang menyatakan bahwa
perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, sehingga semua
keperluan yang ada di CSSD harus direncakan terlebih dahulu. Mulai dari fasilitas, sarana
prasarana maupun pengembangan CSSD sendiri. Perencanaan yang baik penting dilakukan
untuk mencapai suatu pelayanan yang optimal sehingga akan berdampak pada mutu
pelayanan dan menekan angka infeksi nosokomial.
Perencanaan bahan steril melihat dari jumlah kebutuhan bahan steril tahun kemarin.
Perencanaan CSSD di RSUD Dr Darsono Pacitan meliputi perencanaan anggaran dan
perencanaan SDM. Perencanaan anggaran unit CSSD dilakukan dengan membuat
Dokumen Pelaksanan Anggaran (DPA) yang kemudian dokumen tersebut diajukan ke
dalam sebuah program rumah sakit. Output dari program tersebut disesuaikan dengan
anggaran yang ada. Program dan
masalah anggaran diperhitungkan berdasarkan kebutuhan rumah sakit. Hal ini belum
sesuai dengan penelitian Sunanto (2016) yang menyatakan bahwa perencanaan anggaran
sangatlah penting untuk dilakukan karena merupakan alat bagi manejemen dalam
mencapai tujuan. Anggaran berisikan informasi mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan dan
biaya yang dianggarkan untuk mendukung kegiatan. Perencanaan sangat penting untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan pengendalian infeksi nosokomial hal ini sesuai dengan penelitian Handayani (2015)
yang menyatakan bahwa fungsi perencanaan dan pengarahan merupakan faktor yang paling
dominan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pengendalian infeksi nosokomial, sehingga
fungsi perencanaan sangat berhubungan dengan
keberhasilan program kegiatan pengendalian infeksi nosokomial.

2. Pengorganisasian
Dalam penyusunan sturuktur organisasi di CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan di susun
berdasarkan pedoman dari Departemen Kesehatan RI Tahun
2009, yaitu tentang struktur organisasinya, Dalam pembagian tugas di unit CSSD belum
maksimal karena kurangnya sumber daya manusia sehingga terjadi perangkapan pekerjaan atau
double job. Di Unit CSSD ada
petugas yang menangani semua pekerjaanya sendiri seperti penerimaan alat medis bersih, melakukan
penyeterilan di CSSD sampai pendistribusian ke ruangan-ruangan serta unit CSSD RSUD Dr.
Darsono Pacitan menggunakan analisa kebutuhan operator dengan satu orang satu shiff, informasi ini
berdasarkan wawancara sebagai berikut :
“…dalam pembagian tugasnya belum maksimal masih ada yang saya gabung atau saya rangkap
karena di unit cssd sini tenaganya baru sedikit …” (Informan A). “…untuk pembagian tugas belum
sesuai
dengan pekerjan masing-masing dikarenakan SDMnya masih kurang
sehingga terjadi perangkapan pekerjaan, …” (Informan C).
Jumlah total tenaga kerja atau pegawai di unit CSSD ada 5 orang diantaranya 1 kepala
instalasi, 1 penanggung jawab administrasi, 1 staf produksi, 1 staf sterilisasi dan quality control
dan 1 staf penyimpanan dan distribusi. Sarana penting dan sarana utama dari setiap manajer untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu adalah manusia atau bisa disebut sumber daya
manusia.
Ada kendala atau hambatan yang menyangkut tenaga kerja di unit CSSD yaitu kurangnya
SDM (Sumber Daya Manusia) atau pegawai yang jumlahnya
masih sedikit sehingga pegawai merangkap pekerjaanya, kurang fokus akan
pekerjannya dan terkadang terjadi penambahan jam kerja. Untuk unit CSSD bulan ini akan
diadakan penambahan tenaga kerja untuk mengurangi terjadinya perangkapan pekerjaan
sehingga pegawai CSSD akan konsentrasi dalam satu pekerjaan yang menjadi bagiannya.
Berikut kutipan hasil wawancaranya.
“…SDMnya kurang sehingga terjadi overload dalam pekerjaannya, yang seharusnya
pulang jam 2 menjadi jam 4, tidak terfokus dalam satu pekerjaan karena memikirkan
pekerjaan yang lain, tetapi bulan ini akan diadakan penambahan tenaga pekerjaan.…”
(Informan A).
“…Sumber daya manuasinya masih sedikit ditambah adanya perangkapan pekerjaan
sehingga konsentrasinya
terpecah, kurang fokus dalam mengerjakan suatu pekerjaan tetapi bulan ini ada
penambahan karyawan untuk unit cssd...”(Informan B).
Dalam pemecahan masalah yang terjadi di dalam unit CSSD selalu diadakan rapat
rutin setiap satu bulan sekali dan dilakukannya peneguran langsung jika terjadi
kesalahan pegawai
dalam melakukan pekerjaaannya, koordinasi manajer dengan pegawai pun sangat baik,
dalam bekerja sama juga bagus, selalu ada arahan dari kepala instalasi kepada pegawai-
pegawai CSSD. Informasi tersebut berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut :
“…Jika melakukan kesalahan selalu ada tegur dan selalu ada arahan dari kepala
CSSD serta dilakukannya rapat rutin setiap bulan…”(Informan C).
“…kalau ada masalah langsung diselesaikan serta rutin diadakannya rapat setiap
bulan…” (Informan E).
Pengorganisasian di instalasi CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan sudah ada tetapi belum tersusun secara
maksimal karena struktur organisasi instalasi CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan masih bergabung dengan
laundry (binatu) serta di dalam pembagian tugasnya masih ada perangkapan kerja, dikarenakan SDM yang
kurang. Hal ini akan mengakibatkan pelayanan instalasi CSSD tidak efektif dan tidak maksimal.
Penyusunan struktur organisasi yang tidak baik sangat berdampak pada peningkatan pelayanan rumah
sakit tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Busono (2010) yang
menyatakan bahwa penerapan pengorganisasian yang baik berdampak positif terhadap kejadian
infeksi nosokomial.
Jumlah tenaga kerja di RSUD Dr. Darsono Pacitan sejumlah 5 orang. Akan tetapi masih terdapat
perangkapan pekerjaan di Unit CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan. Hal ini dikarenakan CSSD masih
bergabung dengan laundry (binatu). Perangkapan pekerjaan tersebut seperti petugas CSSD yang
mengantarkan alat steril ke ruang perawatan. Beban kerja staff instalasi melebihi kapasitas yang
seharusnya, dengan pekerjaan yang dimulai dari pengemasan sampai distribusi dilakukan hanya satu
pegawai. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan pedoman CSSD yang dikeluarkan oleh Depkes
dimana dalam pedoman dinyatakan bahwa struktur organisasi antara unit CSSD dengan laundry (binatu)
harus dipisah tidak boleh digabung, serta setiap Rumah Sakit harus memiliki pusat
sterilisasi mandiri yang mampu memberikan pelayanan sterilisasi di Rumah Sakit dengan baik.
Kepala Instalasi CSSD di RSUD Dr. Darsono Pacitan hanya dibantu oleh
penanggung jawab administrasi, produksi, sterilisasi dan quality, serta penyimpanan dan distribusi
unit sterilisasi. Hal ini tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh Depkes. Karena untuk dapat
memberikan pelayanan sterilisasi yang baik dan memenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit,
kepala CSSD dibantu oleh sekurang-kurangnya: (1) penanggung jawab admistrasi, (2) Sub instalasi
dekontaminasi, sterilisasi dan produksi,
(3) Sub instalasi pengawasan mutu, pemeliharaan sarana dan peralatan, K3 dan Diklat, (4) Sub
instalasi distribusi.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan CSSD di RSUD Dr. Darsono Pacitan mengikuti standar ataupun prosedur
yang telah ada di rumah sakit. Proses pelaksanaan pelayanan sterilisasi di unit CSSD
meliputi menerima alat yang sudah bersih dari ruangan pelayanan, kemudian dilakukan
pengemasan setelah itu dilakukan
pensterilan, selanjutnya proses pengiriman ke ruangan dan melakukan penyimpanan di
ruangan pelayanan,
informasi ini berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut : “…menerima alat yang
sudah bersih dari ruangan, kita kemas, kita sterilkan, kita kirimkan ke ruangan dan
disimpan diruangan tetapi biasanya langsung dipakai…” (Informan A)
Berdasarkan kutipan wawancara di atas diketahui bahwa unit CSSD sangat
memperhatikan proses pelayanan sterilisasi. Proses pelaksanaan sterilisasi tersebut di
mulai dari pemeriman alat yang sudah dalam kondisi kering karena
untuk melakukan dekontaminasi dilakukan di ruangan pelayanan, untuk unit CSSD hanya
memproses alat tersebut dari penerimaan alat, pengemasaan dan
pelabelan kemudian pensterillan selanjutnya proses pendistribusian dan
penyimpanan untuk proses pendistribusian dan penyimpanan ini yang melakukan dari
pihak CSSD. Hal tersebut di perjelas oleh pernyataan berdasarkan hasil wawancara
sebagai berikut :
“…barang dari ruangan sudah bersih pihak CSSD hanya hanya mensterilkan,
memberikan labeling, melakukan monitoring sampai pendistribusian kembali…
(Informan E).
Kendala atau hambatan dalam pelaksanan proses sterilisasi di unit CSSD RSUD Dr.
Darsono Pacitan yaitu terkandala pada bagian sumber daya manusia sebab tenaga kerjanya
sedikit alat yang di steril banyak dan harus segera
dikirimkan kembali ke ruangan perawatan karena akan langsung
digunakan. Informasi tersebut berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut :
“…pelaksanaan berkendala di sumber daya manusia, sebab tenaga kerjanya sedikit, alat yang di
steril banyak dan diminta cepat serta harus mengantarkan lagi alat sterilnya keruangan…”
(informan C).
Masalah selanjutnya masih dengan proses pelaksanaan, dimana alur pelaksanaan harus ada
perbaikan dan ada kebijakan baru sebab proses pelaksanaan sterilisasi ini setiap selesai sterilisasi
pegawai CSSD mengantarkan alat steril ke masing-masing ruang perawatan. Ada juga ruang
perawatan yang tidak bisa mengantar alat steril ke unit CSSD
sehingga pegawai CSSD harus mengambilnya dan pegawai CSSD keluar masuk ruangan sterilisasi,
seharusnya untuk mengurangi terjadinya kontaminasi udara luar pegawai sterilisasi tidak boleh keluar
masuk ruangan. Informasi tersebut berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut :
“…alur proses pelaksanaan sterilisasi harus ada perbaikkan terutama pegawai ccsd harus ngantar
ke ruangan, kita kadang ditelpun ada ruangan yang tidak bisa mengantar ke ruangan cssd kita harus
mengambil, seharusnyakan dari ruangan yang mengantar dan yang mengambil sehingga pegawai
cssd tidak keluar masuk ruangan dan tidak terkontaminasi oleh udara luar…” (Informan B).
Pelaksanaan pelayanan CSSD yang terdapat di instalasi CSSD di RSUD Dr. Darsono Pacitan mengikuti
standar ataupun prosedur yang telah ada di rumah sakit. Proses pelaksanaan pelayanan sterilisasi di unit
CSSD meliputi menerima alat yang sudah bersih dari ruangan pelayanan, kemudian dilakukan pengemasan
setelah itu dilakukan
pensterilan, selanjutnya proses pengiriman ke rungan dan melakukan penyimpanan di ruangan
pelayanan.
Berdasarkan Depkesalur aktivitas fungsional dari CSSD secara umum yaitu: Pembilasan,
pembersihan, Pengeringan, Inspeksi dan pengemasan, Memberi label, Penyimpanan dan
Distribusi. Pusat sterilisasi harus mempunyai ruang dekontaminasi dan ruang penyimpanan
alat steril. Tetapi di unit CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan belum mempunyai ruang
dekontaminasi dan ruang penyimpanan
barang. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara pelaksanaan sterilisasi pada unit
CSSD di RSUD Dr. Darsono Pacitan dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh
Depkes. Proses sterilisasi pada unit CSSD di RSUD Dr. Darsono Pacitan tidak
melakukan
pembilasan, pembersihan dan pengeringan karena unit CSSD hanya menerima alat yang
sudah di keringkan. Untuk penyimpanan dilakukan di ruang perawatan dan kamar
operasi yang
seharusnya proses penyimpanan dilakukan di unit CSSD dengan suhu yang sudah
ditentukan.
Pelaksanaan yang berada di instalasi sterilisasi apabila dilakukan dengan tepat
mengikuti prosedur yang ada akan sesuai dengan tujuan unit sterilisasi salah satunya
untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial, juga menjamin kualitas hasil sterilisasi
terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiguna(2014)yang menyebutkan bahwa pelaksanaan
pelayanan yang baik yang sesuai dengan Departemen Kesehatan RI selain dapat
menurunkan angka penularan penyakit juga akan berdampak pada kepuasan yang
diberikan oleh penyedia pelayanan.

4. Pengawasan
Pengawasan pelayanan di Unit CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan dilakukan
langsung oleh PPI. Informasi tersebut berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut :
“…pengawasan dilakukan satu bulan sekali oleh pihak PPI yang diawasi proses pencucian
yang ada di ruangan-ruangan untuk melihat apakah benar proses
pencucian dan perendamannya…” (Informan A).
“…pengawasan dilakukan oleh pihak PPI karena yang bersangkutan dengan infeksi
yaitu pihak dari PPI Rumah Sakit …”( Informan B).
Bentuk pengawasan pelayanan CSSD yaitu meliputi semua kegiatan yang ada di instalasi CSSD ataupun
kinerja masing-masing petugas serta mengawasi masing-masing ruangan untuk melihat proses
pencuciannya. Informasi tersebut berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut :
“…saya mengawasi untuk proses pencuciannya ke dalam ruangan-ruangan
di lihat apakah bener proses pencuciannya..” (Informan A).
“… untuk pengawasam langsung kepala instalasi, beliau yang paham betul akan pelaksanaan di
CSSD jadi beliaulah yang mengawasi dan yang memonitoring…” (Informan E).
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pengawasan CSSD di RSUD Dr Darsono Pacitan
dilakukan oleh kepala CSSD karena kepala instalasi yang
mengetahui dan paham tentang pelaksanaan pelayanan CSSD.
Pengawasan pelayanan CSSD di RSUD Dr. Darsono Pacitanlangsung oleh
bagian kepala CSSD, kemudian dilakukan pengawasan dari IPRS dan PPI, bentuk pengawasan
pelayanan CSSD yaitu meliputi kebersihan sampah-sampah, hasil dari uji sudah baik atau belum
kalau belum nantinya ada perbaikan dan evaluasi.
Pengawasan juga dipantau setiap rapat rutin yang dilakukan untuk mengetahui kendala apa saja yang
dialami CSSD dan yang lainnya. Untuk kepala CSSD sendiri melakukan pengawasan setiap hari karena
unit CSSD dan laundry (binatu) bergabung jadi dilakukan setiap hari. Pengawasan yang dilakukan oleh
PPI yaitu setiap satu bulan sekali yang berupa pengecekan alat, dimana apakah alat itu sudah steril atau
tidak ataupun layak digunakan untuk tindakan medis atau tidak serta untuk mengetahui sedini
mungkin kemajuan maupun penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan serta mengawasi masa
kedaluwarsanya dan mengawasi tahap penyimpanannya di ruang perawatan kemudian melaksanakan
perbaikan-perbaikan secara dini dan apabila
ditemukan penyimpangan dan memperoleh alat yang baru dapat digunakan untuk
penyusunan program selanjutnya. IPRS melakukan pengawasan terhadap CSSD setiap 6
Bulan sekali atau satu tahun sekali.

5. Evaluasi
Evaluasi manajemen di CSSD berdasarkan pengelolaan manajemen di instalasi pusat
sterilisasi di RSUD Dr. Darsono Pacitan sudah menerapkan fungsi-fungsi manajemen
diantaranya
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan namun masih terdapat
kekurangan dimana dalam pengorganisasian dan pelaksanaan belum
sesuai dengan Depkes. Pada pengorganisasian struktur organisasi dan unit sterilisasi masih
bergabung dengan binatu (Laundry) dimana seharusnya dalam pedoman Depkes, Laundry
dan sterilisasi harus pisah. Pelaksanaan di unit CSSD belum sesuai dengan pedoman
Depkes, dikarenakan dalam proses
pelaksanaan dekontaminasi tidak dilakukan dalam unit CSSD tetapi deilakukan di dalam
ruangan perawatan.
Dalam proses pelebelan sampai pendistribusian hanya terdapat satu orang yang menangani
sehingga hal ini dapat
memungkinkan terjadinya infeksi nosokomial.

Penutup
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ,manajemen CSSD di
RSUD di Dr. Darsono sudah diterapkan tetapi masih terdapat kekurangan, yaitu pada
pengorganisasian dan pelaksanaan karena belum sesuai dengan pedoman yang digunakan.

Daftar Pustaka
Alamsyah, D. 2011.Manajemen
Pelayanan
Kesehatan.Yogyakarta: Nuha
Medika.

Busono, P.B.T. 2010.Evaluasi Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional Di Ruang


Maranatha I Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.Tesis. Program Studi Ilmu Keperawatan,
Universitas
Diponegoro.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 tentang


Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi Di Rumah Sakit.

Herlambang, S., Murwani, A. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan Rumah
Sakit. Yogyakarta: Gosyen publishing

Juliandi, W. 2014. Pengelolaan Instalasi


Pusat Sterilisasi Di Rumah Sakit
Pusat Pertamina Dan Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta.Tesis.Falkultas
Kedokteran, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Rikayanti, K. H., Arta, S. K. 2013. Hubungan Pengetahuan Dengan


Perilaku Mencuci Tangan
Petugas Kesehatan Di Rumah
Sakit Umum Daerah Badung
Tahun 2013.Artikel Penelitian .
Vol(No) II (1) : 21-31.

Sunanto. 2016. Analisis Anggaran


Operasional Sebagai Alat
Pengendalian Keuangan Pada
Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Randik Kabupaten Musi
Banyuasin. Jurnal Akuntansi
Politeknik Sekayu. Vol. 04 No. 1.
Hal. 1-11

Wiguna, S. E. 2014. Manajemen


Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Pustaka
Pelajar.

Wijaya, A., Permana, I. 2016. Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.Jurnal Asosiasi Dosen
Muhammmadiyah Magister
Administrasi Rumah Sakit Vol. 02, No. 02. Hal. 1-9.
dilakukan ditemukan beberapa permasalahan
yaitu struktur organisasinya masih bergabung
Pendahuluan dengan laundry, ruangan untuk CSSD belum
Salah satu indikator keberhasilan dalam memenuhi standar karena masih bergabung
pelayanan rumah sakit adalah rendahnya dengan instalisasi laundry, unit CSSD belum
angka infeksi nosokomial atau Health care memiliki ruangan dekontaminasi dan tempat
Associated Infection (HAIs) di rumah sakit penyimpanan alat/bahan steril penyimpanan
(Depkes, 2009). Infeksi nosokomial alat/bahan steril ditempatkan di ruang IGD,
merupakan masalah besar yang dihadapi rawat inap dan kamar operasi dan unit CSSD
rumah sakit, tidak hanya menyebabkan kurangnya sumber daya manusia.
kerugian sosial ekonomi, tetapi juga Tujuan dari peneliti adalah untuk
mengakibatkan penderita lebih lama di rumah mengevaluasi manajemen Central Sterile
sakit. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta Supply Departement (CSSD) dalam
kematian setiap hari diseluruh dunia. Infeksi meminimalisir terjadinya Healthcare
ini terus meningkat dari 1% di beberapa Associated Infection (HAIs) di RSUD Dr.
negara Eropa dan Amerika, sampai lebih dari Darsono Pacitan.
40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika
(Rikayanti, 2013). Metode
Kunci utama dari sebuah pencegahan Penelitian ini menggunakan penelitian
infeksi yang efektif adalah melindungi pasien kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 5
dari penularan penyakit menular dan dari orang yang terdiri dari kepala instalasi CSSD,
kondisi yang disebabkan oleh perawatan yang 2 orang Staff CSSD, 1 orang staff IPSRS, 1
diterima di rumah sakit (Juliandi, 2014). orang IPCN. Pengambilan subjek
Risiko infeksi dapat diturunkan dengan menggunakan purposive sampling atau subjek
proses-proses pembersihan, desinfeksi, dan penelitian ditentukan berdasarkan kriteria
sterilisasi yang benar (Wijaya, 2016).Pusat tertentu oleh peneliti sendiri. teknik
sterilisasi salah satu mata rantai yang penting pengumpulan data dengan melakukan
untuk pengendalian infeksi dan berperan wawancara mendalam, observasi dengan
dalam upaya menekan kejadian infeksi bagi lembar check list dan telaah dokumen dengan
pasien dan pegawai rumah sakit (Depkes, metode analisis data model Miles dan
2009).Central Sterile Supply Department Hubermen yang terdiri dari reduksi data,
(CSSD) atau Instalasi Pusat Sterilisasi adalah penyajian data dan diakhiri dengan penarikan
unit pelayanan yang strategis dalam upaya kesimpulan. Keabsahan data menggunakan
pencegahan infeksi. CSSD mempunyai fungsi teknik triangulasi sumber dan metode.
utama yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan
steril untuk keperluan perawatan pasien di
rumah sakit (Depkes, 2009). Hasil dan Pembahasan
Manajemen merupakan sebuah proses 2. Perencanaan
yang mengarahkan dan membimbing kegiatan Perencanaan CSSD sangat dibutuhkan
organisasi untuk mencapai tujuan, karena bagi rumah sakit, karena perencanaan
tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia. adalah dasar yang harus dimiliki bagi
Manajemen adalah proses perencanaan, setiap rumah sakit. Oleh karena itu
pengorganisasian, pelaksanaan dan perencanaan yang matang sangat
pengawasan usaha-usaha para anggota dibutuhkan dalam pelaksanan suatu
organisasi agar mencapai tujuan. Manajemen program CSSD sehingga dapat berjalan
CSSD sangat dibutuhkan oleh suatu rumah dengan maskimal. Perencanaan
sakit karena tanpa manajemen pencapaian kebutuhan yang berada di instalasi
tujuannya akan lebih sulit (Herlambang, sterilisasi dan binatu atau CSSD
2012). dilakukan setiap tahun sekali, perencanaan
RSUD Dr. Darsono Pacitan adalah meliputi perencanaan kebutuhan di tahun
salah satu Layanan Kesehatan milik yang akan datang seperti perencanaan
Pemerintah Kabupaten Pacitan yang sumber daya manusia dan perencanaan
anggaran.
berbentuk RSU, dinaungi oleh Pemerintah
daerah Kabupaten dan termasuk kedalam RS
Tipe C. Berdasarkan studi pendahuluan yang
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 3

Perencanaan dalam unit CSSD perencanaan disini yaitu kepala


direncanakan setiap satu tahun sekali, instalasi dan koordinator serta
namun untuk pengadaan bahan karyawan-karyawan di di unit CSSD
bahannya dilakukan setiap satu bulan juga memberikan usulan-usulan terkait
sekali, informasi tersebut berdasarkan bahan-bahan yang diperlukan di unit
hasil wawancara sebagai berikut. …” (informan B).
“…Perencanaan kebutuhan di “…Yang telibat kepala ruang,
rencanakan setiap satu tahun sekali. kooadinator CSSD dan karyawan-
Tapi untuk pengadaan bahan-bahanya karyawan unit CSSD karena biasanya
kita lakukan setiap sebulan sekali. ada usulan-usulan dari karyawan,
Sistem anggaran dimasukkan kedalam usulan tersebut berupa apa saja yang
DPA kemudian diserahkan kebagian dibutuhkan pegawai CSSD seperti
program rumah sakit…” (informan A). bahan-bahan yang habis atau
“…perencanaan dilakukan setiap satu penambahan alat steril dan
tahun sekali, untuk pengadaaan di sebagainya…”(informan C).
lakukan satu bulan sekali dan dengan Metode dalam perencanaan
menghitung usulan dari unit-unit baik itu pelayanan di unit CSSD memperhatikan
linen maupun alkes terus bagi unit baru tingkat kebutuhannya terlebih dahulu,
biasanya usulan dari kita, semua dalam perencanaan di unit CSSD belum
perencanaan dinaikan ke managemen memiliki metode ataupun standar-
…”(Informan E). standar khusus. Sejauh ini unit CSSD
Pernyataan tersebut menyatakan hanya beracuan pada beberapa banyak
bahwa sistem perencanaan anggaran Unit tingkat keperluan kebutuhan CSSD,
CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan yaitu melihat perencanaan di tahun kemarin.
dengan membuat Dokumen Pelaksanaan Infomasi tersebut berdasarkan hasil
Anggaran (DPA), kemudian dokumen wawancara sebagai berikut :
tersebut diajukan ke dalam sebuah “…tidak ada metode khusus dalam
program rumah sakit, output dari program proses prencanaan tetapi melihat apa
tersebut disesuaikan dengan anggaran saja yang diperlukan oleh unit CSSD
yang ada. Perencanaan dalam unit CSSD lalu di tulis, dan juga melihat
direncanakan setiap satu tahun sekali perencanaan tahun kemarin jika masih
namun untuk pengadaan bahan-bahannya kurang nantinya ada penambahan
dilakukan setiap bulan sekali. Proses bahan-bahan steril…” (Informan A).
perencanaan CSSD melibatkan pihak - “…tidak ada metode khusus untuk
pihak tertentu yang berhubungan atau pembuatan atau perancangan suatu
berkaitan dengan perencanaan…” (Informan B).
CSSD seperti kepala Instalasi, ”...untuk metode khusus tidak ada. Hanya
koordinator di unit CSSD, dan pegawai- berdasarkan kebutuhan unit saja, tidak
pegawai yang ada di unit CSSD. Untuk ada metode yang khusus dalam membuat
pegawai-pegawai CSSD memberikan perencanaan…” (Informan D).
beberapa usulan-usulan terkait dengan Perencanaan CSSD melibatkan pihak-
pembelian alat-alat atau bahan steril pihak tertentu yang berhubungan atau
yang dibutuhkan di unit CSSD. Hal ini berkaitan dengan CSSD seperti Kepala
diperkuat oleh pernyataan berdasarkan Instalasi, Koordinator CSSD serta Pegawai
hasil wawancara sebagai berikut : CSSD dan Laundry (binatu). Perencanaan
“…Dalam proses perencanaan yang di unit CSSD direncanakan setiap satu tahun
terlibat kepala instalasi pastinya dan sekali namun untuk pengadaan bahan-
koordinator instalasi tetapi pegawai- bahanya dilakukan setiap satu bulan
pegawai disini juga memberikan sekali.seperti kebutuhan yang terus
ususlan-usulan apa saja yang meningkat, kebutuhan alat-alat ataupun
dibutuhkan diunit CSSD…” (informan instrument alat. Perencanaan penyediaan
A). dan pembelian alat sterilisasi atau bahan
“…Yang terlibat dalam proses steril unit CSSD juga
EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) DALAM 4
MEMINIMALISIR TERJADINYA HEALTHCARE ASSOCIATED
INFECTION (HAIs) DI RSUD Dr. DARSONO PACITAN

mempertimbangkan usulan-usulan dari dan pengarahan merupakan faktor yang


pegawai-pegawai unit CSSD, paling dominan untuk mengetahui
merencanakan agar standar tempatnya keberhasilan kegiatan pengendalian
tercapai, standar alatnya tercukupi, infeksi nosokomial, sehingga fungsi
pelayanannya terpenuhi, agar pelayanan perencanaan sangat berhubungan dengan
CSSD terus meningkat. Perencanaan keberhasilan program kegiatan
pelayanan CSSD yang dilakukan meliputi pengendalian infeksi nosokomial.
perencanaan pengembangan fasilitas,
standar tempat tercapai, standar alatnya 3. Pengorganisasian
tercukupi, standar ruangan, sanitasi Dalam penyusunan sturuktur
sehingga pelayanannya terpenuhi dan organisasi di CSSD RSUD Dr. Darsono
dapat meningkatkan pelayanan CSSD. Pacitan di susun berdasarkan pedoman
Hal ini sesuai dengan Newman dalam dari Departemen Kesehatan RI Tahun
Alamsyah (2012) yang menyatakan 2009, yaitu tentang struktur
bahwa perencanaan adalah penentuan organisasinya, Dalam pembagian tugas
terlebih dahulu apa yang akan di unit CSSD belum maksimal karena
dikerjakan, sehingga semua keperluan kurangnya sumber daya manusia
yang ada di CSSD harus direncakan sehingga terjadi perangkapan pekerjaan
terlebih dahulu. Mulai dari fasilitas, atau double job. Di Unit CSSD ada
sarana prasarana maupun pengembangan petugas yang menangani semua
CSSD sendiri. Perencanaan yang baik pekerjaanya sendiri seperti penerimaan alat
penting dilakukan untuk mencapai suatu medis bersih, melakukan penyeterilan di
pelayanan yang optimal sehingga akan CSSD sampai pendistribusian ke ruangan-
berdampak pada mutu pelayanan dan ruangan serta unit CSSD RSUD Dr.
menekan angka infeksi nosokomial. Darsono Pacitan menggunakan analisa
Perencanaan bahan steril melihat dari kebutuhan operator dengan satu orang satu
jumlah kebutuhan bahan steril tahun shiff, informasi ini berdasarkan wawancara
kemarin. Perencanaan CSSD di RSUD sebagai berikut :
Dr Darsono Pacitan meliputi “…dalam pembagian tugasnya belum
perencanaan anggaran dan perencanaan maksimal masih ada yang saya gabung
SDM. Perencanaan anggaran unit CSSD atau saya rangkap karena di unit cssd sini
dilakukan dengan membuat Dokumen tenaganya baru sedikit …” (Informan A).
Pelaksanan Anggaran (DPA) yang “…untuk pembagian tugas belum sesuai
kemudian dokumen tersebut diajukan ke dengan pekerjan masing-masing
dalam sebuah program rumah sakit. dikarenakan SDMnya masih kurang
Output dari program tersebut disesuaikan sehingga terjadi perangkapan pekerjaan,
dengan anggaran yang ada. Program dan …” (Informan C).
masalah anggaran diperhitungkan Jumlah total tenaga kerja atau
berdasarkan kebutuhan rumah sakit. Hal pegawai di unit CSSD ada 5 orang
ini belum sesuai dengan penelitian diantaranya 1 kepala instalasi, 1
Sunanto (2016) yang menyatakan bahwa penanggung jawab administrasi, 1 staf
perencanaan anggaran sangatlah penting produksi, 1 staf sterilisasi dan quality
untuk dilakukan karena merupakan alat control dan 1 staf penyimpanan dan
bagi manejemen dalam mencapai tujuan. distribusi. Sarana penting dan sarana
Anggaran berisikan informasi mengenai utama dari setiap manajer untuk
kegiatan yang akan dilaksanakan dan mencapai tujuan yang ingin dicapai
biaya yang dianggarkan untuk mendukung terlebih dahulu adalah manusia atau bisa
kegiatan. Perencanaan sangat penting disebut sumber daya manusia.
untuk meningkatkan kualitas Ada kendala atau hambatan yang
pelayanan pengendalian infeksi menyangkut tenaga kerja di unit CSSD
nosokomial hal ini sesuai dengan yaitu kurangnya SDM (Sumber Daya
penelitian Handayani (2015) yang Manusia) atau pegawai yang jumlahnya
menyatakan bahwa fungsi perencanaan masih sedikit sehingga pegawai
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 5

merangkap pekerjaanya, kurang fokus akan dan tidak maksimal. Penyusunan struktur
pekerjannya dan terkadang terjadi organisasi yang tidak baik sangat
penambahan jam kerja. Untuk unit CSSD berdampak pada peningkatan pelayanan
bulan ini akan diadakan penambahan rumah sakit tersebut. Hal ini sesuai
tenaga kerja untuk mengurangi terjadinya dengan penelitian Busono (2010) yang
perangkapan pekerjaan sehingga pegawai menyatakan bahwa penerapan
CSSD akan konsentrasi dalam satu pengorganisasian yang baik berdampak
pekerjaan yang menjadi bagiannya. Berikut positif terhadap kejadian infeksi
kutipan hasil wawancaranya. nosokomial.
“…SDMnya kurang sehingga terjadi Jumlah tenaga kerja di RSUD Dr.
overload dalam pekerjaannya, yang Darsono Pacitan sejumlah 5 orang. Akan
seharusnya pulang jam 2 menjadi jam 4, tetapi masih terdapat perangkapan
tidak terfokus dalam satu pekerjaan pekerjaan di Unit CSSD RSUD Dr.
karena memikirkan pekerjaan yang lain, Darsono Pacitan. Hal ini dikarenakan
tetapi bulan ini akan diadakan CSSD masih bergabung dengan laundry
penambahan tenaga pekerjaan.…” (binatu). Perangkapan pekerjaan tersebut
(Informan A). seperti petugas CSSD yang mengantarkan
“…Sumber daya manuasinya masih alat steril ke ruang perawatan. Beban kerja
sedikit ditambah adanya perangkapan staff instalasi melebihi kapasitas yang
pekerjaan sehingga konsentrasinya seharusnya, dengan pekerjaan yang dimulai
terpecah, kurang fokus dalam dari pengemasan sampai distribusi
mengerjakan suatu pekerjaan tetapi dilakukan hanya satu pegawai. Hal ini
bulan ini ada penambahan karyawan menunjukkan ketidaksesuaian dengan
untuk unit cssd...”(Informan B). pedoman CSSD yang dikeluarkan oleh
Dalam pemecahan masalah yang Depkes dimana dalam pedoman dinyatakan
terjadi di dalam unit CSSD selalu bahwa struktur organisasi antara unit
diadakan rapat rutin setiap satu bulan CSSD dengan laundry (binatu) harus
sekali dan dilakukannya peneguran dipisah tidak boleh digabung, serta setiap
langsung jika terjadi kesalahan pegawai Rumah Sakit harus memiliki pusat
dalam melakukan pekerjaaannya, sterilisasi mandiri yang mampu
koordinasi manajer dengan pegawai pun memberikan pelayanan sterilisasi di
sangat baik, dalam bekerja sama juga Rumah Sakit dengan baik.
bagus, selalu ada arahan dari kepala Kepala Instalasi CSSD di RSUD Dr.
instalasi kepada pegawai-pegawai CSSD. Darsono Pacitan hanya dibantu oleh
Informasi tersebut berdasarkan hasil penanggung jawab administrasi,
wawancara sebagai berikut : produksi, sterilisasi dan quality, serta
“…Jika melakukan kesalahan selalu ada penyimpanan dan distribusi unit
tegur dan selalu ada arahan dari kepala sterilisasi. Hal ini tidak sesuai dengan
CSSD serta dilakukannya rapat rutin standar yang di tetapkan oleh Depkes.
setiap bulan…”(Informan C). Karena untuk dapat memberikan
“…kalau ada masalah langsung pelayanan sterilisasi yang baik dan
diselesaikan serta rutin diadakannya memenuhi kebutuhan barang steril di
rapat setiap bulan…” (Informan E). rumah sakit, kepala CSSD dibantu oleh
Pengorganisasian di instalasi CSSD sekurang-kurangnya: (1) penanggung
RSUD Dr. Darsono Pacitan sudah ada jawab admistrasi, (2) Sub instalasi
tetapi belum tersusun secara maksimal dekontaminasi, sterilisasi dan produksi,
karena struktur organisasi instalasi CSSD (4) Sub instalasi pengawasan mutu,
RSUD Dr. Darsono Pacitan masih pemeliharaan sarana dan peralatan, K3 dan
bergabung dengan laundry (binatu) serta di Diklat, (4) Sub instalasi distribusi.
dalam pembagian tugasnya masih ada
perangkapan kerja, dikarenakan SDM
yang kurang. Hal ini akan mengakibatkan
pelayanan instalasi CSSD tidak efektif
EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) DALAM 6
MEMINIMALISIR TERJADINYA HEALTHCARE ASSOCIATED
INFECTION (HAIs) DI RSUD Dr. DARSONO PACITAN

4. Pelaksanaan “…pelaksanaan berkendala di sumber


Pelaksanaan CSSD di RSUD Dr. daya manusia, sebab tenaga kerjanya
Darsono Pacitan mengikuti standar sedikit, alat yang di steril banyak dan
ataupun prosedur yang telah ada di rumah diminta cepat serta harus mengantarkan
sakit. Proses pelaksanaan pelayanan lagi alat sterilnya keruangan…”
sterilisasi di unit CSSD meliputi menerima (informan C).
alat yang sudah bersih dari ruangan Masalah selanjutnya masih dengan
pelayanan, kemudian dilakukan proses pelaksanaan, dimana alur
pengemasan setelah itu dilakukan pelaksanaan harus ada perbaikan dan ada
pensterilan, selanjutnya proses kebijakan baru sebab proses pelaksanaan
pengiriman ke ruangan dan melakukan sterilisasi ini setiap selesai sterilisasi
penyimpanan di ruangan pelayanan, pegawai CSSD mengantarkan alat steril
informasi ini berdasarkan hasil ke masing-masing ruang perawatan. Ada
wawancara sebagai berikut : “… juga ruang perawatan yang tidak bisa
menerima alat yang sudah bersih dari mengantar alat steril ke unit CSSD
ruangan, kita kemas, kita sterilkan, kita sehingga pegawai CSSD harus
kirimkan ke ruangan dan disimpan mengambilnya dan pegawai CSSD
diruangan tetapi biasanya langsung keluar masuk ruangan sterilisasi,
dipakai…” (Informan A) seharusnya untuk mengurangi terjadinya
Berdasarkan kutipan wawancara di kontaminasi udara luar pegawai
atas diketahui bahwa unit CSSD sangat sterilisasi tidak boleh keluar masuk
memperhatikan proses pelayanan ruangan. Informasi tersebut berdasarkan
sterilisasi. Proses pelaksanaan sterilisasi hasil wawancara sebagai berikut :
tersebut di mulai dari pemeriman alat “…alur proses pelaksanaan sterilisasi
yang sudah dalam kondisi kering karena harus ada perbaikkan terutama pegawai
untuk melakukan dekontaminasi dilakukan ccsd harus ngantar ke ruangan, kita
di ruangan pelayanan, untuk unit CSSD kadang ditelpun ada ruangan yang tidak
hanya memproses alat tersebut dari bisa mengantar ke ruangan cssd kita
penerimaan alat, pengemasaan dan harus mengambil, seharusnyakan dari
pelabelan kemudian pensterillan ruangan yang mengantar dan yang
selanjutnya proses pendistribusian dan mengambil sehingga pegawai cssd tidak
penyimpanan untuk proses keluar masuk ruangan dan tidak
pendistribusian dan penyimpanan ini terkontaminasi oleh udara luar…”
yang melakukan dari pihak CSSD. Hal (Informan B).
tersebut di perjelas oleh pernyataan Pelaksanaan pelayanan CSSD yang
berdasarkan hasil wawancara sebagai terdapat di instalasi CSSD di RSUD Dr.
berikut : Darsono Pacitan mengikuti standar ataupun
“…barang dari ruangan sudah bersih prosedur yang telah ada di rumah sakit.
pihak CSSD hanya hanya mensterilkan, Proses pelaksanaan pelayanan sterilisasi di
memberikan labeling, melakukan unit CSSD meliputi menerima alat yang
monitoring sampai pendistribusian sudah bersih dari ruangan pelayanan,
kembali…(Informan E). kemudian dilakukan pengemasan setelah
Kendala atau hambatan dalam itu dilakukan
pelaksanan proses sterilisasi di unit CSSD pensterilan, selanjutnya proses
RSUD Dr. Darsono Pacitan yaitu pengiriman ke rungan dan melakukan
terkandala pada bagian sumber daya penyimpanan di ruangan pelayanan.
manusia sebab tenaga kerjanya sedikit alat Berdasarkan Depkesalur aktivitas
yang di steril banyak dan harus segera fungsional dari CSSD secara umum yaitu:
dikirimkan kembali ke ruangan Pembilasan, pembersihan, Pengeringan,
perawatan karena akan langsung Inspeksi dan pengemasan, Memberi label,
digunakan. Informasi tersebut Penyimpanan dan Distribusi. Pusat sterilisasi
berdasarkan hasil wawancara sebagai harus mempunyai ruang dekontaminasi dan
berikut : ruang penyimpanan
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 7

alat steril. Tetapi di unit CSSD RSUD Dr. instalasi CSSD ataupun kinerja masing-
Darsono Pacitan belum mempunyai ruang masing petugas serta mengawasi masing-
dekontaminasi dan ruang penyimpanan masing ruangan untuk melihat proses
barang. Hal ini menunjukkan pencuciannya. Informasi tersebut
ketidaksesuaian antara pelaksanaan berdasarkan hasil wawancara sebagai
sterilisasi pada unit CSSD di RSUD Dr. berikut :
Darsono Pacitan dengan pedoman yang “…saya mengawasi untuk proses
telah ditetapkan oleh Depkes. Proses pencuciannya ke dalam ruangan-ruangan
sterilisasi pada unit CSSD di RSUD Dr. di lihat apakah bener proses
Darsono Pacitan tidak melakukan pencuciannya..” (Informan A).
pembilasan, pembersihan dan “… untuk pengawasam langsung kepala
pengeringan karena unit CSSD hanya instalasi, beliau yang paham betul akan
menerima alat yang sudah di keringkan. pelaksanaan di CSSD jadi beliaulah
Untuk penyimpanan dilakukan di ruang yang mengawasi dan yang
perawatan dan kamar operasi yang memonitoring…” (Informan E).
seharusnya proses penyimpanan Pernyataan tersebut menyatakan
dilakukan di unit CSSD dengan suhu bahwa pengawasan CSSD di RSUD Dr
yang sudah ditentukan. Darsono Pacitan dilakukan oleh kepala
Pelaksanaan yang berada di instalasi CSSD karena kepala instalasi yang
sterilisasi apabila dilakukan dengan tepat mengetahui dan paham tentang
mengikuti prosedur yang ada akan sesuai pelaksanaan pelayanan CSSD.
dengan tujuan unit sterilisasi salah Pengawasan pelayanan CSSD di RSUD
satunya untuk mencegah terjadinya Dr. Darsono Pacitanlangsung oleh
infeksi nosokomial, juga menjamin bagian kepala CSSD, kemudian
kualitas hasil sterilisasi terhadap produk dilakukan pengawasan dari IPRS dan
yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan PPI, bentuk pengawasan pelayanan
penelitian yang dilakukan oleh CSSD yaitu meliputi kebersihan sampah-
Wiguna(2014)yang menyebutkan bahwa sampah, hasil dari uji sudah baik atau
pelaksanaan pelayanan yang baik yang belum kalau belum nantinya ada
sesuai dengan Departemen Kesehatan RI perbaikan dan evaluasi.
selain dapat menurunkan angka Pengawasan juga dipantau setiap rapat
penularan penyakit juga akan berdampak rutin yang dilakukan untuk mengetahui
pada kepuasan yang diberikan oleh kendala apa saja yang dialami CSSD dan
penyedia pelayanan. yang lainnya. Untuk kepala CSSD sendiri
melakukan pengawasan setiap hari karena
5. Pengawasan unit CSSD dan laundry (binatu) bergabung
Pengawasan pelayanan di Unit CSSD jadi dilakukan setiap hari. Pengawasan
RSUD Dr. Darsono Pacitan dilakukan yang dilakukan oleh PPI yaitu setiap satu
langsung oleh PPI. Informasi tersebut bulan sekali yang berupa pengecekan alat,
berdasarkan hasil wawancara sebagai dimana apakah alat itu sudah steril atau
berikut : tidak ataupun layak digunakan untuk
“…pengawasan dilakukan satu bulan tindakan medis atau tidak serta untuk
sekali oleh pihak PPI yang diawasi proses mengetahui sedini
pencucian yang ada di ruangan-ruangan mungkin kemajuan maupun
untuk melihat apakah benar proses penyimpangan yang terjadi dalam
pencucian dan perendamannya…” pelaksanaan serta mengawasi masa
(Informan A). kedaluwarsanya dan mengawasi tahap
“…pengawasan dilakukan oleh pihak penyimpanannya di ruang perawatan
PPI karena yang bersangkutan dengan kemudian melaksanakan perbaikan-
infeksi yaitu pihak dari PPI Rumah Sakit perbaikan secara dini dan apabila
…”( Informan B). ditemukan penyimpangan dan memperoleh
Bentuk pengawasan pelayanan CSSD alat yang baru dapat digunakan untuk
yaitu meliputi semua kegiatan yang ada di penyusunan program
EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) DALAM 8
MEMINIMALISIR TERJADINYA HEALTHCARE ASSOCIATED
INFECTION (HAIs) DI RSUD Dr. DARSONO PACITAN

selanjutnya. IPRS melakukan Keperawatan, Universitas


pengawasan terhadap CSSD setiap 6 Diponegoro.
Bulan sekali atau satu tahun sekali.
Departemen Kesehatan Republik
6. Evaluasi Indonesia Tahun 2009 tentang
Evaluasi manajemen di CSSD Pedoman Instalasi Pusat
berdasarkan pengelolaan manajemen di Sterilisasi Di Rumah Sakit.
instalasi pusat sterilisasi di RSUD Dr.
Darsono Pacitan sudah menerapkan Herlambang, S., Murwani, A. 2012. Cara
fungsi-fungsi manajemen diantaranya Mudah Memahami Manajemen
perencanaan, pengorganisasian, Kesehatan dan Rumah Sakit.
pelaksanaan dan pengawasan namun Yogyakarta: Gosyen publishing
masih terdapat kekurangan dimana dalam Juliandi, W. 2014. Pengelolaan Instalasi
pengorganisasian dan pelaksanaan belum
Pusat Sterilisasi Di Rumah Sakit
sesuai dengan Depkes. Pada Pusat Pertamina Dan Rumah
pengorganisasian struktur organisasi dan Sakit Umum Pusat Fatmawati
unit sterilisasi masih bergabung dengan Jakarta.Tesis.Falkultas
binatu (Laundry) dimana seharusnya Kedokteran, Universitas Gadjah
dalam pedoman Depkes, Laundry dan
Mada, Yogyakarta.
sterilisasi harus pisah. Pelaksanaan di unit
CSSD belum sesuai dengan pedoman Rikayanti, K. H., Arta, S. K. 2013.
Depkes, dikarenakan dalam proses Hubungan Pengetahuan Dengan
pelaksanaan dekontaminasi tidak Perilaku Mencuci Tangan
dilakukan dalam unit CSSD tetapi Petugas Kesehatan Di Rumah
deilakukan di dalam ruangan perawatan. Sakit Umum Daerah Badung
Dalam proses pelebelan sampai Tahun 2013.Artikel Penelitian .
pendistribusian hanya terdapat satu orang Vol(No) II (1) : 21-31.
yang menangani sehingga hal ini dapat
memungkinkan terjadinya infeksi Sunanto. 2016. Analisis Anggaran
nosokomial. Operasional Sebagai Alat
Pengendalian Keuangan Pada
Perusahaan Daerah Air Minum
Penutup Tirta Randik Kabupaten Musi
Banyuasin. Jurnal Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
Politeknik Sekayu. Vol. 04 No. 1.
ditarik kesimpulan bahwa ,manajemen
Hal. 1-11
CSSD di RSUD di Dr. Darsono sudah
diterapkan tetapi masih terdapat Wiguna, S. E. 2014. Manajemen
kekurangan, yaitu pada pengorganisasian Pengembangan Sumber Daya
dan pelaksanaan karena belum sesuai Manusia. Jakarta : Pustaka
dengan pedoman yang digunakan. Pelajar.
Daftar Pustaka Wijaya, A., Permana, I. 2016. Evaluasi
Alamsyah, D. 2011.Manajemen Pengelolaan Instalasi Pusat Sterilisasi RS
Pelayanan PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit
Kesehatan.Yogyakarta: Nuha II.Jurnal Asosiasi Dosen
Muhammmadiyah Magister
Medika.
Administrasi Rumah Sakit Vol. 02,
Busono, P.B.T. 2010.Evaluasi Penerapan No. 02. Hal. 1-9.
Model Praktek Keperawatan
Profesional Di Ruang Maranatha I
Rumah Sakit Mardi Rahayu
Kudus.Tesis. Program Studi Ilmu

Anda mungkin juga menyukai