Rencana Proyek Eksplorasi Pertambangan e
Rencana Proyek Eksplorasi Pertambangan e
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain I
Oleh:
Muhammad Ichsan 16415152
Rifki Muhammad Rashad 16415157
Ainu Athifah Riezkie A.I 16415162
Nadira Nurul Fadhilah 16415167
M. Eka Putra Abdillah 16415172
Kelas 39 (Ruang 9122)
Dosen: Irwan Iskandar ST., MT., PhD.
Perhitungan Cadangan
Lokasi dari endapan batu gamping yang terdapat di Kecamatan Bayah yaitu
berada di daerah perbukitan dan berada dekat dengan permukaan tanah. Maka dari
itu, penambangan batu gamping yang akan dilakukan di kecamatan Bayah adalah
dengan menggunakan sistem quarry.
Penambangan dengan sistem quarry pun dibagi menjadi 2 berdasarkan letak
endapan bahan galian itu sendiri, yaitu side hill type dan pit type. Sistem quarry
yang akan digunakan adalah side hill type. Sistem quarry dengan side hill type
dipilih karena endapan batu gamping berada di daerah lereng-lereng perbukitan,
sehingga lebih mudah di ekploitasi dengan menggunakan penambangan quarry
sistem side hill type. Bukit tempat endapan batu gamping itu berada berbentuk
memanjang, sehingga medan kerja yang dibuat juga memanjang dengan jalan
masuk melalui salah satu sisinya atau dari depan yang disebut straight ramp.
Keuntungan dari melakukan penambangan quarry dengan sistem side hill type
adalah:
1. Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan
kerja sedikit miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran
air.
2. Ketika alat angkut bergerak ke arah bawah, makan akan mendapatkan
gaya gravitasi sehingga lebih mudah untuk bergerak dan waktu yang
ditempuh lebih singkat.
Setelah menentukan metode yang tepat, langkah awal yang dilakukan untuk
melakukan proyek penambangan adalah membersihkan lahan galian, yaitu dengan
cara penebangan pohon dan semak yang berada di lahan galian yang kemudian
dikumpulkan dalam suatu tempat. Biasanya alat yang digunakan adalah dozer.
Setelah itu, barulah mulai melakukan pemisahan lapisan tanah yang mengandung
humus, unsur hara, dan mikroorganisme dari permukaan yang akan ditambang
(removing top soil). Tanah tersebut disimpan di suatu tempat agar bisa digunakan
lagi saat melakukan reklamasi. Kemudian dilakukan pemboran dan peledakan
untuk mendapatkan bongkah yang sesuai.
d. Pengangkutan dan Pengolahan Material Hasil Penambangan
Endapan batu gamping yang telah ditambang akan diangkut dan diolah. Pada
proses pengangkutan dari lokasi penambangan sampai ke crushing plant
digunakan alat angkut berupa dump truck dengan kapasitas 18.000 kg/unit. Sistem
pengangkutan akan menggunakan sistem pulang pergi melalui satu jalan, setelah
penumpahan muatan ditempat pengolahan alat angkut akan kembali pada jalan
yang sama.
Batu gamping dapat langsung digunakan sebagai bahan baku seperti bahan
baku semen, fondasi jalan, rumah, dan sebagainya. Namun, selain itu batu
gamping juga membutuhkan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan,
salah satu contohnya adalah dengan pembakaran. Batu gamping dibakar dengan
tujuan untuk mendapatkan kapur tohor (CaO), kalsium hidroksida (Ca(OH)2), dan
gas CO2.
Secara umum pembuatan kapur tohor adalah sebagai berikut:
1. Kalsinasi pada suhu 900oC – 1000oC, sehingga batu gamping terurai
menjadi CaO dan CO2,
2. CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan ke dalam tangki,
3. Kalsinasi dapat membentuk kapur tohor (CaO) dan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2).
Pada reaksi pembakaran batu gamping terjadi penyerapan panas karena untuk
mengurai 1 gr molekul CaCO3 memerlukan panas sebesar 42,5 kkal.
e. Reklamasi
Setelah melakukan suatu proses penambangan, perusahaan yang melakukan
penambangan hendaknya melakukan kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi
bertujuan untuk memperbaiki atau menata kembali lahan yang terganggu akibat
kegiatan pertambangan, agar dapat berfungsi dan digunakan kembali. Lingkungan
sangatlah penting bagi kehidupan manusia, jika lingkungan mengalami kerusakan,
maka dampak buruk akan terjadi, seperti banjir, pencemaran air dan tanah,
rusaknya ekosistem, dan lain-lain. Maka dari itu, kegiatan reklamasi merupakan
hal penting yang harus dilakukan agar tidak terjadi dampak lingkungan yang
terlalu buruk.
Sebelum melakukan reklamasi, ada beberapa permasalahan yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan rencana reklamasi, yaitu:
1. Penataan kembali lahan bekas tambang dan penebaran tanah pucuk
2. Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan permukaan
timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air
3. Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3, dan bahaya radiasi
4. Karakteristik fisik kandungan bahan atau limbah batuan yang dapat berpengaruh
terhadap kegiatan vegetasi.
5. Pencegahan dan pengolahan air asam tambang
6. Penanganan/penyimpanan bahan galian yang masih potensial untuk menjadi
bernilai ekonomi baik dalam kondisi in-situ, berupa tailing atau waste,
(http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&id=609, diakses pada
tanggal 3 November 2015 pukul 20.15)
Pada proses penambangan di Provinsi Banten, khususnya di Kecamatan
Bayah, reklamasi yang dapat dilakukan tergantung pada kondisi lokasi
pertambangannya. Umumnya, lokasi penambangan batu gamping di Banten yaitu
di hutan. Maka, dalam proses reklamasi, sebuah perusahaan setidaknya membuat
hutan tersebut hidup kembali. Dalam proses penambangan batu gamping, tanah
pasti dikeruk untuk membuat lahan tambang. Oleh sebab itu, tanah yang
mengandung unsur hara, humus, dan mikroorganisme yang berguna bagi
tumbuhan, sebaiknya dikeruk dan disimpan pada suatu tempat agar ketika ingin
menimbun bekas lahan galian, tanah tersebut masih dapat digunakan.
Secara sederhana, yang bisa dilakukan untuk mengembalikan lahan bekas
tambang menjadi baik kembali adalah dengan cara penanaman pohon. Proses
penanaman pohon pada lahan bekas tambang adalah sebagai berikut.
1. Dalam proses persiapan lahan penambangan, lapisan tanah yang mengandung
humus, unsur hara, dan mikroorganisme diambil dan disimpan pada suatu tempat
yang aman.
2. Lapisan tanah yang masih mengandung sedikit unsur hara (sub soil) pun ikut
diambil dan disimpan pada suatu tempat yang aman.
3. Setelah selesai melakukan penambangan, lahan bekas penambangan diratakan
dengan menggunakan bulldozer dan kemudian ditimbun kembali. Timbun lahan
tersebut dengan menggunakan sub soil¸ kemudian timbun kembali dengan tanah
yang mengandung humus, unsur hara, dan mikroorganisme.
4. Kemudian, tanami tanah tersebut dengan berbagai tumbuh-tumbuhan seperti
pepohonan dan tanaman penyubur tanah. Proses menanam tumbuh tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan proses hydroseeding agar dapat meningkatkan
kualitas tanah sehinggan tanaman mendapatkan lingkungan yang baik.
Dalam melakukan penanaman pohon pun perlu diperhatikan jenis pohon apa
yang cocok dengan daerah tersebut. Lokasi penambangan batu gamping di Banten
umumnya berupa hutan, perbukitan, dan perkebunan, maka tanaman yang cocok
untuk ditanam di daerah tersebut adalah berbagai macam tanaman pangan yang
dapat ditanam di dataran tinggi, seperti ketela, kol, dan sebagainya. Selain
tanaman pangan, kita juga dapat menanam bibit pohon kayu dan semak-semak
agar dapat terbentuk hutan kembali.
Setelah melakukan penanaman tumbuhan, kita juga harus memperhatikan
perawatannya agar tumbuhan tersebut tumbuh dan tidak rusak atau dirusak.
Sebaiknya, lahan yang sedang dilakukan reklamasi diberi pembatas atau ditutup
agar tidak ada pihak lain yang masuk ke dalam lahan tersebut, sehingga proses
reklamasi dapat berhasil.
f. Hasil yang Dicapai
Dengan menggunakan metode penambangan yang kami gunakan yaitu metode
quarry sistem side hill type, maka untuk memperoleh batu gamping dapat
dilakukan dengan efisien. Hasil penambangan batu gamping di Kecamatan Bayah
yaitu didapatkan batu gamping yang memiliki sifat fisik dan kimia seperti berikut.
1. Sifat Fisik