Anda di halaman 1dari 28

Laboratorium Kimia Farmasi

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK

ASIDIMETRI ALKALIMETRI

Disusun Oleh:
Golongan Rabu Siang:
Nurul Mutmainnah
Natalia Wijoyo
Mar’atus Sakinah
Hardianti Harahap
A. Adryani tenriola
Yayan Hebrianto R
Muhammad Munthazir 
Nur Anna Mustari
Hijrah Al Kautsar B
A. Yulia Indryani
Andre Labobar 
Asisten: Muhammad Tri Hidayat

MAKASSAR
2011
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah

den
dengan
gan mela
elalui
lui pros
roses titr
titra
asi asid
sidi-al
i-alk
kalim
alimet
etri
ri.. Cara
Cara ini
ini cuku
ukup

menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian, dan

ketepatannya juga cukup tinggi.

Titr
Titras
asii asid
asidi-a
i-alk
lkal
alim
imet
etri
ri diba
dibagi
gi menj
menjad
adii dua
dua bagi
bagian
an besa
besarr yait
yaitu
u

asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan

larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya

dipe
diperg
rgun
unak
akan
an adal
adalah
ah HCl,
HCl, asam
asam cuka
cuka,, asam
asam oksa
oksala
lat,
t, asam
asam bora
borat.
t.

Sedangkan
Sedangkan alkalimetri
alkalimetri merupakan
merupakan kebalikan
kebalikan dari asidimetri
asidimetri yaitu titrasi

yang menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam.

Pada percobaan ini adalah penentuan kadar dengan metode asidi-

alkalimetri menggunakan indikator phenopthalein (PP) dan methyl jingga

(MO),
(MO), hal ini dilak
dilakuka
ukan
n karen
karena
a jika mengg
mengguna
unakan
kan indika
indikator
tor yang
yang lain,
lain,

adanya kemungkinan trayek pH-nya jauh dari titik ekuivalen.

Dalam
Dalam bidang
bidang farmas
farmasi,
i, asidi-
asidi-alk
alkali
alimet
metri
ri dapat
dapat diguna
digunakan
kan untuk
untuk

menen
menentuk
tukan
an kadar
kadar suatu
suatu obat
obat dengan
dengan teliti
teliti karen
karena
a denga
dengan
n titrasi
titrasi ini,
ini,

penyim
penyimpan
pangan
gan titik
titik ekival
ekivalen
en lebih
lebih kecil
kecil sehin
sehingga
gga lebih
lebih mudah
mudah untuk
untuk

mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu perubahan

warna, begitu pula dengan waktu yang digunakan seefisien mungkin.


I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui
Mengetahui dan memaham
memahamii cara penentuan
penentuan kadar suatu zat dalam

suatu larutan serta cara pembakuan suatu zat dengan metode volumetri.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan
Menentukan kadar zat dari asam borat dan asam salisilat
salisilat dengan
dengan

metod
metode
e alkali
alkalime
metri
tri serta
serta kadar
kadar Asetos
Asetosal
al dan Na2B4O7 dengan
dengan metode
metode

asidimetri.

I.3 Prinsip Percobaan

- Asidimetri :

Penet
eneta
apan kadar
adar Ase
Asetos
tosal dan Na2B4O7 berdas
berdasark
arkan
an reaksi
reaksi

netralisas
netralisasii dengan
dengan menggunak
menggunakan
an metode
metode asidimetri
asidimetri dan mengguna
menggunakan
kan

laru
laruta
tan
n baku
baku HCl
HCl 0,08
0,0859
59 N seba
sebaga
gaii titra
titran
n dan
dan deng
dengan
an pena
penamb
mbah
ahan
an

indikator metil merah, dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan

warna dari merah muda menjadi kuning.

- Alkalimetri :

Penetapan
Penetapan kadar asam borat yang dilarutkan
dilarutkan dalam gliserol
gliserol netral

dan asam
asam salisi
salisilat
lat yang
yang dilaru
dilarutka
tkan
n dengan
dengan etano
etanoll 95% netral
netral dengan
dengan

menggunak
menggunakan
an metode
metode alkalimetr
alkalimetrii berdasark
berdasarkan
an reaksi
reaksi netralisas
netralisasii antara

larutan baku NaOH 0,0961 N dengan menggunakan indikator fenolftalein

dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari larutan

tidak berwarna menjadi ungu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan

kadar larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu

laruta
larutan
n asam
asam ditete
ditetesi
si denga
dengan
n laruta
larutan
n basa,
basa, atau
atau sebali
sebalikny
knya
a sampai
sampai

menca
mencapai
pai titik
titik ekuiva
ekuivalen
len (asam
(asam dan basa
basa tepat
tepat habis
habis bereak
bereaksi)
si).. Jika
Jika

molaritas salah satu larutan (asam atau basa) diketahui, maka molaritas

larutan yang satu lagi dapat ditentukan.


di tentukan.

Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan

akan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka

pH laruta
larutan
n akan
akan turun.
turun. Grafik
Grafik yang
yang menya
menyatak
takan
an peruba
perubahan
han pH pada
pada

penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva

titrasi berbentuk S, yang pada titik tengahnya merupakan titik ekuivalen.

(1).

Titira
Titirasi
si asam-b
asam-basa
asa merup
merupak
akan
an cara
cara yang
yang tepat
tepat dan mudah
mudah untuk
untuk

menen
menentuk
tukan
an jumlah
jumlah senya
senyawa-
wa-sen
senyaw
yawa
a yang
yang bersif
bersifat
at asam
asam dan basa.
basa.

Kebanyakan asam dan basa organik dapat dititrasi dalam larutan berair,

tetapi sebagian senyawa itu terutama senyawa organik tidak larut dalam

air. Namun demikian umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut

organik, karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan dengan titrasi

asam
asam basa
basa dalam
dalam pelaru
pelarutt inert.
inert. Untuk
Untuk menen
menentuk
tukan
an asam
asam diguna
digunakan
kan
larutan baku asam kuat misalnya HCl, sedangkan untuk menentuan basa

digunakan larutan basa kuat misalnya NaOH. Tiik akhir titrasi biasanya

ditetapkan dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang sesuai

atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer,

konduktometer. (2).

Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam

dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bilangan pH pada

titik ekuivalen 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi

asam
asam atau
atau basa
basa lemah,
lemah, jika
jika penitra
penitrasia
sian
n adala
adalah
h basa
basa atau
atau asam
asam kuat
kuat

dengan
dengan perban
perbandin
dingan
gan tetapa
tetapan
n disosi
disosiasi
asi asam
asam lebih
lebih besar dari 104 .pH
besar dari

berubah secara drastis bila volume titrannya. Pada reaksi asam basa,

proton
proton ditran
ditransfe
sferr dari
dari satu
satu moleku
molekull ke moleku
molekull lain.
lain. Dalam
Dalam air proton
proton

biasanya tersolvasi sebagai H 30. Reaksi asam basa bersifat reversibel.

Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa, pH dan perubahan warna

indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur. (3).

Titras
Titrasii asam
asam basa
basa sering
sering disebu
disebutt asidi-a
asidi-alka
lkalim
limetri
etri,, sedang
sedang untuk
untuk

titrasi pengukuran lain-lain sering dipakai akhiran-ometri mengggantikan –

imertri. Kata metri berasal dari bahasa yunani yang berarti ilmu proses

seni
seni meng
menguk
ukur.
ur. I dan
dan O dalm
dalm hubu
hubung
ngan
an meng
menguk
ukur
ur sama
sama saja,
saja, yaitu
yaitu

dengan atau dari (with atau off). Akhiran I berasal dari kata latin dan O

beras
berasal
al dari
dari kata
kata Yunan
Yunani.
i. Jadi
Jadi asidim
asidimetr
etrii dapat
dapat diartik
diartikan
an penguk
pengukura
uran
n

  jumla
jumlah
h asam
asam ataupu
ataupun
n penguk
pengukura
uran
n denga
dengan
n asam
asam (yang
(yang diukur
diukur dalam
dalam

 jumlah basa atau garam). (4).


Pada titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu

(4):

1. Asidim
Asidimetr
etri.
i. Titras
Titrasii ini mengg
mengguna
unakan
kan laruta
larutan
n standa
standarr asam
asam yang
yang

digunakan untuk menentukan basa. Asam asam yang biasa digunakan

adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat.

2. Alka
Alkali
lim
meri.
eri. Pada
ada titr
titras
asii ini
ini merup
erupak
akan
an keba
kebali
lika
kan
n dari
dari asid
asidi-
i-

alkalimetri
alkalimetri karena larutan
larutan yang digunakan
digunakan untuk menentukan
menentukan asam

disini adalah basa.

Pada kedua jenis titrasi diatas, dipergunakan indikator yang sejenis

yaitu
yaitu fenoft
fenoftale
alen
n (PP)
(PP) dan metil
metil orange
orange (MO).
(MO). Hal terseb
tersebut
ut dilaku
dilakuka
kan
n

karena jika menggunakan indikator yang lain, misalnya TB, MG atau yang

lain, maka trayek pHnya sangat jauh dari ekuivalen. (4).


II.2 Uraian Bahan

1. Aquades (5)

Nama re
resmi : Aqua de
destilata
Nama lain : Aquades
RM/BM : H2O / 18
Pemerian : Cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, dan idak

tidak berasa
Peny
Penyim
impa
pana
nann : Dala
Dalamm wada
wadah h ter
tertu
tutu
tup
p bai
baik.
k.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2. Asam Borat (5)

Nama resmi : Acidum Baricum


Nama lain : Asam borat
RM/BM : H3BO3 / 61,83.
Kandungan : Mengandung tida
idak kurang da
dari 99,5 % H3BO3.
Pemerian : Serbuk hablur, putih, atau sisik mengkilap, tidak

berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan

pahit kemudian manis


Peny
Penyim
impa
pana
nan
n : Dala
Dalamm wada
wadahh tert
tertut
utup
up rapa
rapatt
Kegunaan : Sebagai sampel
Trayek pH : Antara 3,8 sampai 4,8.
Kela
Kelaru
ruta
tan
n : Laru
Larutt dala
dalam
m 20 bagi
bagian
an air,
air, dala
dalam
m 3 bagi
bagian
an air 
air 

mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P. dan

dalam 3 bagian gliserol P.


Penetapan : Timb
Timban
angg seks
seksam
ama a 1 gram
gram,, laru
larutk
tkan
an dalam
dalam 30 ml

kadar  air, tambahkan larutan fenolftalein P. Titrasi dengan

mengg
mengguna
unaka
kan
n indika
indikator
tor laruta
larutan
n fenolf
fenolftale
talein.
in. 1 ml

larutan NaOH setara dengan 6,89 mg H 3BO3.


3. Asam Salisilat (5)

Nam
Nama res
resmi : Acid
Acidu
um ace
acetyls
tylsal
alic
icy
ylic
licum

Nama lain : Asam asetilsalisilat, Asetosal

RM/BM : C9H8O4/180,16
RB : COOH

OCOCH3

Pem
Pemeria
erian
n : Hab
Hablu
lurr tid
tidak
ak ber
berwarn
warna
a ata
atau
u ser
serb
buk hablu
ablurr pu
putih,
tih, tida
tidak
k

berbau atau hampir tak berbau, rasa asam

Kelarutan : Ag
Agak su
sukar la
larut da
dalam ai
air, mu
mudah la
larut da
dalam

etanol(95%) P, larut dalam kloroform P dan dalam

eter P

Peny
Penyim
impa
pana
nan
n : Dal
Dalam
am wada
wadah
h ter
tertu
tutu
tup
p bai
baik
k

Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 99,5% C9H8O4,

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Khasiat : Analgetikum, antipiretikum

Kegunaan : Sebagai sampel

4. Gliserol (5)

Nama resmi : Glyserinum


Nama lain : Gliserol
RM/BM : C3H80 / 92,09.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, mudah terbakar,

hany
hanya
a bole
boleh
h berb
berbau
au khas
khas,, higr
higros
osko
kopi
pik,
k, netr
netral
al

terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat be
bercampur de
dengan ai
air at
atau de
dengan et
etanol,

tidak
tidak laru
larutt dala
dalam
m klor
klorof
ofor
orm,
m, dala
dalam
m eter
eter,, dalam
dalam

minyak lemak dan dalam minyak menguap.


Peny
Penyim
impa
pana
nan
n : Dala
Dalam
m wada
wadahh ter
tertu
tutu
tup
p rap
rapat
at,, jau
jauh
h dar
darii api
api
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
5. Fenolftalein (6)

Nama re
resmi : Ph
Phenolftalein

Nama lain : Fenolftalein

RM/BM : C20H14O4/318,32

RB :

Pem
Pemeria
erian
n : Ser
Serbu
buk
k hab
hablu
lurr put
putih
ih,, put
putih
ih atau
atau kek
kekunin
uninga
gan,
n, laru
larutt

dalam etanol, agak sukar larut dalam eter 

Kel
Kelarut
arutan
an : Suk
Sukar
ar lar
larut dalam
lam air,
air, laru
larutt da
dalam
lam eta
etano
noll (9
(95%)
5%) P

Penyim
Penyimpan
panan
an : Dala
Dalam
m wadah
wadah tertut
tertutup
up baik
baik

Kegunaan : Sebagai larutan indikator 

6. Indikator Metil Merah (6)

Nama resmi : Trepoelin / Heliatin


Nama lain : Metil merah
RM/BM : C14H14N3NaO3S / 327,33
Pemerian : Serbuk jingga kekuningan
Kelarutan : Mudah la
larut da
dalam aiair pa
panas, su
sukar la
larut da
dalam ai
air 

dingin, sangat sukar larut dalam etanol.


Peny
Penyim
imp
panan
anan : Dala
Dalamm wad
wadah
ah tert
tertu
utup
tup ba
baik
Kegunaan : Sebagai indikator asam basa
7. Asetosal (5)

Nam
Nama res
resmi : Acid
Acidum
um ace
acetyl
tyl salic
alicy
ylic
licum
Nama lain : Asam asetil salisilat

RM/BM : C9H8O4/ 180,16

RB :

Kel
Kelarut
arutan
an : Aga
Agak
k suk
sukar
ar larut
arut dalam
alam air,
air,m
mudah
udah laru
larutt da
dalam
lam eta
etanol
nol

(95%) P,larut dalam kloroform pekat dan dalam eter 

P.

Peny
Penyim
impa
pana
nan
n : Dal
Dalam
am wada
wadah
h ter
tertu
tutu
tup
p bai
baik
k

K/P : Analgetik,antipiretik/ sebagai sampel

8. Natrium Tetraborat (5)

Nama resmi : Natrii Tetraboras


Nama lain : Natrium Tetraborat
RM/BM : Na2B4CO7/381,37
Pemerian : Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk

hablur
hablur putih;
putih; tidak
tidak berbau
berbau,, rasa
rasa asin
asin dan basa;
basa;

dalam udara kering merapuh


Kelarutan : Larut dalam 20
2 0 bagian a ir
ir, dalam 0 ,6
,6 bagian a ir
ir  

mendidih dan dalam kurang lebih 1 bagian gliserol

P; praktis tidak larut dalam etanol 95% P


Peny
Penyim
imp
panan
anan : Dala
Dalamm wad
wadah ah tert
tertu
utup
tup ba
baik
Kegunaan : Sebagai sasampel.
9. Asam
Asam klor
klorid
ida
a (5)
(5)

Nama re
resmi : Ac
Acidu
idum Hydrochlorid
ridum

Nama lain : Asam Klorida


RM/BM : HCl/36,486

Pemerian : Ca
Caira
iran; tid
tidak be
berwarna
rna; ber
berasap, ba
bau me
meran
rangsang.

Jika diencerkan dengan 2 bagian air asap dan bau

hilang

Peny
Penyim
impa
pana
nan
n : Dal
Dalam
am wada
wadah
h ter
tertu
tutu
tup
p rap
rapat
at

Pen
Pengguna
gunaa
an : seb
sebagai
gai lar
larutan
utan baku
aku

10.Natrium Hidroksida

Nama resmi : Natrii Hydroxydum

Sinonim : Natrium Hidroksida

RM/BM : NaOH/ 40

Pemerian : Bentuk bat


batang, butiran, massa hablur atau keping

kering
kering,, keras,
keras, rapuh,
rapuh, dan
dan menun
menunjuk
jukkan
kan susuna
susunan
n

hablur, putih, meleleh basah, sangat alkalis, korosif.

Segera menyerap CO2.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dal


dalam etanol

(95%) P/

Peny
Penyim
impa
pana
nan
n : Dal
Dalam
am wada
wadah
h ter
tertu
tutu
tup
p bai
baik
k

Pen
Pengguna
gunaa
an : seb
sebagai
gai lar
larutan
utan baku
aku
II.3 Prosedur Kerja

II.3.1 Asam borat 

1. Timbang seksama 1 gram, larutkan dalam 30 ml air, tambahkan larutan

fen
fenolft
olfta
alein
lein P. Titr
Titra
asi den
dengan
gan meng
enggunak
unaka
an ind
indika
ikator
tor laru
laruta
tan
n

fenolftalein.

1 ml larutan NaOH setara dengan 6,89 mg H3BO3.. (FI III : 43)

2. Larutkan kira-kira 5 g asam borat


borat dengan campuran 20
20 ml air dan 20 ml

etanol mutlak P. Encerkan dengan etanol mutlak P sampai 250 ml. (FI

IV:1130).

3. Timbang dengan cemat kira – kira 0,8 gram asam borat, pindah kan

seca
secara
ra kuan
kuanti
tita
tati
tiff ke dala
dalam
m sebu
sebuah
ah labu
labu volum
volumet
etri 250 cm3 dan
ri 250

encerkan larutan sampai garis tanda. Pipet 25 cm 3 larutan ke dalam

labu erlenmeyer 250 cm3,tambahkan air suling denngan volume yang

sama, 2,5 – 3 gram manitol atau sorbitol, atau titrrasi dengan larutan

NaOH 0,1 M standar dengan memakai fenolftalein sebagai indikator.


Sebaiknya cek apakah harus dibuat sesuatu koreksi dengan blanko.

Larutan manitol (sorbitol) dengan bobot yang serupa dalam 50 cm 3 air 

suling
suling,, tambah
tambahkan
kan fenolf
fenolftal
talein
ein,, dan tentuk
tentukan
an berapa
berapa banya
banyak
k laruta
larutan
n

NaOH yang harus ditambahkan untuk menghasilkan warna titk akhir 

yang khas itu. (Vogel kuantitatif : 362)

II.3.2 Asam salisilat 

1. Timbang seksama 3 g, larutkan dalam 15 ml etanol 95%

hangat yang telah dinetralkan terhadap larutan merah fenol, tambahkan

20 ml air. Titrasi dengan NaOH 0,5N menggunakan indikator larutan

merah fenol. (FI III : 57)

2. Timbang seksama ± 500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol

encer P, yang sudah dinetralkan dengan NaOH 0.1 N tambahkan PP

dan titrasi dengan NaOH 0,1 N (FI IV:52)

1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg C7H6O3

3. Asam Salisilat dikeringkan pada suhu 100 oC selama 1 jam

atau melalui H2SO4 selama 3 jam. Ditimbang seksama zat uji sebanyak

500 mg dan dilarutkan hingga 25 ml dengan alcohol, yang dilanjutkan

dengan
dengan netral
netralisa
isasi
si NaOH
NaOH 0,1 N, mengg
mengguna
unaka
kan
n 3 tetes
tetes PP sebag
sebagai
ai

indikator. Penggunaan alcohol sebagai pelarut

Larutan alcohol yang mengandung asam, dititrasi dengan NaOH 0,1 N

hingga warna merah muda I yang timbul dari indikator. (Pharmaceutical

Analysis)

II.3.3 Untuk Natrium tetraborat 


1. Timbang Seksama 3 gram natrium tetraborat. Larutkan dalam 50ml air.

Tambahkan larutan metal


metal merah. Titrasi dengan HCl 0,5N. (FI III : 427)

1 ml HCL 0,5 N setara dengan 95,34 mg Na2B4O7

2. Timbang kira – kira 3 gram dengan seksama larutkan dalam 100 ml air 

 jika perlu panaskan sampai 20ºC,dan kocok sampai terlarut seluruhnya.

Titer dengan asam chloride 0,2 N, dengan indikator merah metil LP.

1 ml HCl 0,2 N setara dengan 0,09536 gram Na2B4O7. H2O. (FI I : 260)

3. Timban
Timbang
g seksam
seksama
a ± 3 gram.
gram. Larutk
Larutkan
an dalam
dalam 50 ml air tamba
tambahka
hkan
n

merah metil LP, titrasi dengan HCl 0,5 N LV

Catata
Catatan:
n: pemana
pemanasan
san diatas
diatas tangas
tangas uap mungk
mungkin
in diperl
diperluka
ukan
n untuk
untuk

menambah kelarutan

1 ml HCl 0,5 N setara dengan 95,34 mg Na2B4O7. 10 H2O (FI IV : 605)

II.3.5 Asetosal 

1. Peneta
Penetapan
pan kadar
kadar dilak
dilakuka
ukan
n dengan
dengan menim
menimban
bang
g 500 mg Asetos
Asetosal,
al,

laru
larutk
tkan
an dalam
dalam 10 ml etan
etanol
ol 95%
95% P. Titr
Titras
asii deng
dengan
an NaOH
NaOH 0,1
0,1 N

menggunakan indikator Fenolftalein P. 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan

18,02 mg C9H8O4. (FI III : 43)

2. Larutkan sekitar 0,4 gram aspirin dan sedikit millimeter alcohol netral

dan titrasi dengan 0,1 N NaOH dan fenolftalein. Tambahkan 30 ml lebih

alkali atau sedikit untuk menghasilkan definit akses, panaskan 5 menit,

dinginkan
dinginkan di bawah potensi
potensi lime soda
soda dan titrasi dengan
dengan baik dengan
dengan

0,1 N asam hidroklorit dengan indikator.


Tiap millimeter dari 0,1 N alkali setara dengan 18,0 mg of acetyl salisylic

acid. (Volumetric analysis volume II)

3. Timbang seksama ± 3ml di dalam labu yang bersumbat kaca, berisi ±

20 ml air. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator larutan

PP P. (FI IV: 50)

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat

Alat yang diperlukan


diperlukan dalam praktikum
praktikum asidi alkalimetri
alkalimetri adalah
adalah buret

50 ml, botol semprot, erlenmeyer, gelas kimia, labu takar, neraca analitik,

pipet tetes, pipet volume, statif dan klem, sendok tanduk

III. 2 Bahan

Bahan
Bahan yang diperlukan
diperlukan dalam praktikum
praktikum ini adalah
adalah Aluminium
Aluminium foil,

Asam Borat, Asam salisilat,


salisilat, Asetosal,
Asetosal, Aquadest,
Aquadest, Fenolftale
Fenolftalein,
in, Gliserol,
Gliserol,

Indikator metil jingga dan fenolftalein, Kertas timbang, Larutan baku HCl

0,0859 N, NaOH 0,0961 N, Na2B4O7

III.2 Cara Kerja


A. Asidimetri

- Asetosal

1. Disiapkan alat
alat dan bahan

2. Ditimbang asetosal masukkan dalam Erlenmeyer dan panaskan

3. Dilarutkan dengan 15
15 ml NaOH baku
baku

4. Ditambahkan indikator
indikator PP 3 tetes

5. Dititrasi dengan HCl 0,0859 N hingga tidak berwarna

- Natrium
ium tetraborat

1. Disi
Disiap
apka
kan
n alat
alat dan
dan baha
bahan
n

2. Ditimb
Ditimbang
ang Na.
Na. Tetrabor
Tetraborat
at masukk
masukkan
an dalam
dalam Erlenm
Erlenmey
eyer 
er 

3. Dila
Dilarut
rutka
kan
n den
denga
gan
n 15
15 ml
ml air.
air.

4. Ditam
Ditambah
bah 2-3
2-3 tetes
tetes indik
indikato
atorr metil
metil orange
orange / metil
metil mera
merah
h

5. Dititra
Dititrasi
si deng
dengan
an HCl
HCl 0,0859
0,0859 N hingga
hingga mera
merah
h muda
muda

B. Alkalime
imetri

- Asam Borat

1. Disiap
Disiapka
kan
n alat
alat dan
dan baha
bahan
n

2. Ditimbang
Ditimbang Asam
Asam borat
borat masuk
masukkan
kan dalam
dalam Erlenm
Erlenmeyer 
eyer 

3. Ditambahka
Ditambahkan
n 10 ml
ml gliserin
gliserin dan
dan 10 ml air
air suling
suling

4. Ditamb
Ditambaha
ahakan
kan indika
indikator
tor PP

5. Dititrasi dengan NaOH 0,0961 N hingga berwarna merah muda

- Asam Salisil

1. Disiap
Disiapka
kan
n alat
alat dan
dan baha
bahan
n
2. Ditimbang
Ditimbang Asam
Asam Salisil
Salisil masuk
masukkan
kan dalam
dalam Erlenm
Erlenmeyer 
eyer 

3. Dilaru
Dilarutka
tkan
n denga
dengan
n etanol
etanol 5 ml
ml

4. Dititrasi
Dititrasi dengan
dengan NaOH
NaOH 0,0961
0,0961 N hingga
hingga berwarna
berwarna merah
merah muda.
muda.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Pengamatan

Sampel Berat Setara Volume Titrasi % Kadar  


Asam Salisil I 103 6 68,33
Asam Salisil II 102 6 71,56
Asam Borat I 101 4 70,59
Asam Borat II 103 11,1 58,7
Na2B4O7 I 106 5,8 89,6
Na2B4O7 II 103 5 79,51
Asetosal I 105 8,7 59,89
Asetosal II 103 9,7 70,42

IV.2 Reaksi

1. Asetosal

COOH COONa

OCOCH3 OCOCN3 + H2O


2. Na2B4O7

Na2B4O7 + 2HCL 2NaCL + H2B4O7

1 mol Na2B4O7 ~ 2 mol HCL

3. Asam borat

CH2-OH CH2OH

H3BO3 + CH-OH CH- O BOH + H2O

CH2OH CH2OH

Asam borat + gliserol

CH2-OH CH2OH

CH-O CH

BOH + NaOH BONa + H2O

CH2-O CH2

4. Asam salisilat

COOH COOH

OH + NaOH ONa + H2O

1 mol asam salisilat setara dengan 1 mol OH-

IV.3 Perhitungan

1. Na. Tetrab
Tetrabora
oratt
%K = % kadar
kadar 1 = mg/BE = V. N

mg/190,685 = 5. 0,0859

mg = 81,8993

 Beratprakt  ek 
=  x100%
 berat teor  i

81 ,893
=  x100% = 79,51%
103

VtsampelxN  titranxbst 
=  x100%
 b.sampel x fk 

5 x 0,0859 x 95,34
=  x100% = 79,51 %
103 x 0,5

VtsampelxN  titranxBE 
=  x100%
mg

5 x 0,0859 x 190,65
=  x100% = 79,51%
103

2. Aset
Asetos
osal
al

%K = % kadar
kadar 1 = mg/BE = V. N

mg/180,16 = 5. 0,0859

mg = 77,3788

 Beratprakt  ek 
=  x100%
 berat teor  i

77 ,3788
=  x100% = 60,53%
105

VtsampelxN  titranxbst 
=  x100%
 b.sampel x fk 

5 x 0,0859 x 9,06
=  x100% = 60,53 %
108 x 0,1

VtsampelxN  titranxBE 
=  x100%
mg
5 x 0,0859 x 180,16
=  x100% = 60,53%
105

3. Asam
Asam Bora
Boratt

%K = % kadar
kadar 1 = mg/BE = V. N

mg/61,83 = 12 . 0,0961

mg = 62,6952

 Beratprakt  ek 
=  x100%
 berat teor  i

62 ,6952
=  x100% = 70,59%
101

VtsampelxN  titranxbst 
=  x100%
 b.sampel x fk 

12 x 0,0961 x 61,83
=  x100% = 70,59%
101 x 0,1

VtsampelxN  titranxBE 
=  x100%
mg

12 x 0,0961 x 61,83
=  x100% = 70,59%
101

4. Asam
Asam Salisil
Salisil

%K = % kadar
kadar 1 = mg/BE = V. N

mg/138,12 = 6 . 0,0961

mg = 79,6399

 Beratprakt  ek 
=  x100%
 berat teor  i

79 ,6399
=  x100% = 67,98%
103

VtsampelxN  titranxbst 
=  x100%
 b.sampel x fk 
6 x 0,0961 x 13,81
=  x100% = 67,98%
103 x 0,1

VtsampelxN  titranxBE 
=  x100%
mg

6 x 0,0961 x 138,12
=  x100% = 67,98%
103
BAB V

PEMBAHASAN

Asidi–alkalimetri merupakan metode titrasi asam basa. Asidimetri

yaitu
aitu titr
titra
asi den
dengan
gan meng
enggun
gunakan
akan laru
laruta
tan
n stand
tanda
ar asam
asam untuk
ntuk

menentukan basa sedangkan alkalimetri yaitu menggunakan titran larutan

standar basa untuk menentukan asam .

Pada percobaan
percobaan asidimetri
asidimetri menggunak
menggunakan
an sampel
sampel Na2B4O7 yang

ditimbang
ditimbang sebanyak
sebanyak 107 mg lalu dilarutkan
dilarutkan dalam 15 ml air, kemudian
kemudian

diberi indikator metil orange sebanyak 2–3 tetes, namun pada percobaan

asidimetri
asidimetri metil orange
orange diganti
diganti dengan
dengan metil merah, kemudian
kemudian dititrasi
dititrasi

dengan HCl 0,0859 N. Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna

dari bening menjadi merah muda, sehingga volume titran (HCl) sebanyak

5 ml.

Alas
Alasan
an tida
tidak
k digun
digunak
akan
annn
nnya
ya H2SO4 atau
atau HNO
HNO3 pada
pada titra
titrasi
si

asidimetri adalah karena H2SO4 membentuk garam yang tidak dapt larut

dengab Ca dan BaOH sedangkan HNO 3 jarang digunakan, karena hampir 

tidak
tidak pernah
pernah tidak,
tidak, menga
mengandu
ndung
ng sediki
sedikitt HNO2 yang mempuny
mempunyai
ai aksi

derstruktif terhadap banyak


banyak indikato Titik akhir titrasi yaitu pada saat
saat titran

yang
yang ditamb
ditambahk
ahkan
an tampak
tampak ekuiv
ekuivale
alen
n maka
maka penamb
penambaha
ahan
n titran
titran harus
harus
dihentikan. Titik ekuivalen yaitu titik dimana titran dan titrat tepat saling

menghabiskan.

Pada penetapan
penetapan kadar
kadar sampel
sampel Asam Borat ditambahk
ditambahkan
an gliserol
gliserol

netral
netral karena
karena sebelum
sebelum ditambahk
ditambahkan
an NaOH yang setara,
setara, konsentras
konsentrasii ion

BO3- tinggi dan ion H+ konse


konsentra
ntrasin
sinya
ya rendah
rendah yang
yang menye
menyebab
babka
kan
n

perubahan warna indikator PP. Bila Gliserol ditambahkan akan terbentuk

reaksi timbal balik. Hasilnya pH larutan titrasi lebih rendah dari 8 sampai

menc
mencap
apai
ai juml
jumlah
ah kese
keseta
tara
raan
an deng
dengan
an NaOH
NaOH.. Deng
Dengan
an pena
penamb
mbah
ahan
an

Gliserol, Asam Borat mempunyai sifat serupa dengan asam monobasa

yang kuat dam dapat ditirasi dengan NaOH dengan penambahan indikator 

PP.

Cara pembuatan
pembuatan Gliserol netral ialah dengan 500 ml gliserol 95%

ditambahkan indikator metil merah 3 tetes. Kemudian ditetesi ke NaOH

yang sudah dibakukan.

Pada
Pada sampe
sampell Asam
Asam Salis
Salisilil dilaru
dilarutka
tkan
n dalam
dalam etanol
etanol netral
netral karena
karena

kelaru
kelarutan
tannya
nya sukar
sukar larut
larut dalam
dalam air. Dipaka
Dipakaii etanol
etanol netral
netral agar
agar etano
etanoll

tersebut
tersebut tidak bereaksi
bereaksi dengan
dengan titran pada saat titrasi. Cara pembuatan
pembuatan

Etanol netral adalah dengan 500 ml etanol 95% ditambahkan indicator PP

3 tetes, kemudian ditetesi ke NaOH yang sudah dibakukan.

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam asam sebagai larutan baku:

1. Muda
Mudah
h dida
idapat,
pat, dimur
imurni
nik
kan,
an, dike
ikering
ringk
kan,
an, dan
dan disim
isimp
pan dala
alam

keradaan murni.
2. Mempu
Mempunya
nyaii kemurni
kemurnian
an yang
yang sangat
sangat tingg
tinggii (100 ± 0,02)
0,02) % atau dapat
dapat

dimurnikan dengan penghabluran kembali.

3. Tida
Tidak
k beru
beruba
bah
h sela
selama
ma penim
penimba
bang
ngan
an (zat
(zat yang
yang higr
higros
osko
kopi
pis
s buka
bukan
n

merupakan baku primer).

4. Tidak teroksidasi oleh O2 dari udara dan tidak berubah oleh CO2 dari

udara.

5. Susuna
Susunan
n kimia
kimianya
nya tepat
tepat sesu
sesuai
ai juml
jumlahn
ahnya.
ya.

6. Mempu
Mempunya
nyaii BE yang tinggi
tinggi,, sehing
sehingga
ga kesala
kesalahan
han penimb
penimbang
angan
an akan
akan

menjadi lebih kecil.

7. Mudah larut.

8. Reak
Reaksi
si deng
dengan
an zat
zat yang
yang dite
diteta
tapk
pkan
an haru
harus
s stoi
stoiki
kiom
omet
etri,
ri, cepa
cepat,
t, dan
dan

terukur.

Reaksi indikator 

Faktor – faktor yang mengakibatkan terjadinya kesalahan yaitu :

a. Indika
Indikator
tor tidak
tidak menga
mengalam
lamii peruba
perubahan
han warna
warna pada pH yang tepat,
tepat,

artinya proses penitrasian yang salah.


b. Kesa
Kesala
laha
han
n dala
dalam
m peng
pengam
amat
atan
an peru
peruba
baha
han
n warn
warna
a laru
laruta
tan
n dan
dan

kesalahan dalam melihat skala buret.

Teori asam basa:

1. Teori asam basa Arrhenius

asam: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton

(H+)

basa: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion

hidroksida (OH-)

2. Teori asam basa Bronsted-Lowry

asam: zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H +) pada zat

lain

basa: zat yang dapat menerima proton (H +) dari zat lain

3. Teori asam basa Lewis

Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.

Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.


BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan asidi–alkalimetri maka dapat beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

a. Untuk menentukan titik akhir titrasi pada titrasi asam (alkalimetri)

digunakan larutan NaOH sebagai titran dan metil jingga/merah sebagai

indika
indikator
tor,, Pada
Pada percob
percobaa
aan
n ini dipero
diperoleh
leh kadar
kadar asam
asam borat
borat sebes
sebesar 
ar 

970,59 % dan asam salisilat sebesar 68,33 %,


 b. Untuk menentukan
menentukan titik akhir titirasi
titirasi basa (asidimetri)
(asidimetri) digunakan
digunakan

laru
laruta
tan
n HCl
HCl seba
sebaga
gaii titra
titran
n dan
dan feno
fenolf
lfta
tale
lein
in seba
sebaga
gaii titra
titran.
n. Pada
Pada

percobaan ini diperoleh kadar Natrium tetraborat sebesar 79,51 % dan

Asetosal sebesar 60,53 %.

VI. 2 Saran

Sebaiknya
Sebaiknya dilakukan
dilakukan percobaan
percobaan penetapan
penetapan kadar
kadar asam dan basa

yang lain dengan metode asidi alkalimetri dengan titrasi tidak langsung.

DAFTAR PUSTAKA

1. Roth,
Roth, Herman
Herman J dan Blaschk
Blaschke,
e, Gottfrie
Gottfried.
d. 1988. Analisi
Analisis
s Farma
Farmasi.
si.

Yogyakarta: UGM Press

2. Gand
Gandja
jar,
r, Ibnu
Ibnu Ghol
Gholib
ib dan
dan Rohm
Rohman
an,, Abdu
Abdul.
l. 2009
2009.. Kimi
Kimia
a Anali
Analisi
sis
s

Farmasi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar 

3. Susa
usanti
nti dan Yean
Yeanny
ny,, Wunas
nas. 201
2010. Anal
Analis
isa
a Kimia
imia Farm
armasi
asi

Kuantitatif. Makassar: Universitas Hasanuddin

4. Day,
Day, R.A
R.A dan
dan Unde
Underw
rwoo
ood,
d, A.L.
A.L. 2002
2002.. Anal
Analis
isis
is Kimi
Kimia
a Kuan
Kuantit
titat
atif
if..

Jakarta: EGC
5. Harjadi, W., (1990), Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta.

halm 134.

6. Dirj
Dirjen
en POM,
POM, (197
(1979)
9),, Farm
Farmak
akop
ope
e Indo
Indone
nesi
sia,
a, Edis
Edisii Ke-I
Ke-III
II,,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, halm 43, 56, 94, 56, 271, 400,

424, 427.

7. Dirj
Dirjen
en POM,
POM, (199
(1995)
5),, Farm
Farmak
akop
ope
e Indo
Indone
nesi
sia,
a, Edis
Edisii Ke-I
Ke-IV,
V,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Halm 675, 703.

8. Bass
Basset
et,, J dkk.
dkk. 1994
1994.. Buku
Buku Ajar
Ajar Voge
Vogel,
l, Kimia
Kimia Anal
Analis
isis
is Kuan
Kuantit
titat
atif 
if 

Anorganik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai