Anda di halaman 1dari 19

BERDASARKAN SAK EMKM

KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis laporan keuangan sederhana
4.10 Membuat laporan keuangan sederhana

A. UMKM (USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH) DAN SAK EMKM


Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 BAB I pasal 1
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
adalah usaha ekonomi produktif milik
orang perseorangan dan/atau bahan
usaha perorangan yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki,
SAK EMKM mulai efektif per
1 Januari 2018 dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari
usaha Menengah atau Usaha yang memenuhi kriteria usaha kecil. Berikut ini kriteria
usaha dikategorikan sebagai usaha mikro, kecil, atau menengah.
a. Kriteria usaha mikro adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah)
b. Kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 1
OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah)
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik jika berdasarkan jumlah tenaga
kerjanya, tenaga kerja pada UMKM kurang dari 100 orang. Usaha rumah tangga dan
mikro terdiri dari 1-4 tenaga kerja, usaha kecil terdiri dari 5-19 tenaga kerja, usaha
menengah terdiri dari 20-99 tenaga kerja, dan usaha besar memiliki tenaga kerja
sebanyak 100 tenaga kerja atau lebih.
Dalam menjalankan operasi usahanya, UMKM harus menyusun laporan
keuangan agar mengetahui kondisi keuangan usahanya. Oleh karena itu, Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI telah mengesahkan Exposure Draft Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (ED SAK EMKM) pada
tanggal 18 Mei 2016. SAK EMKM adalah standar yang disusun untuk memenuhi
kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah. SAK EMKM ini
merupakan standar akuntansi keuangan yang jauh lebih sederhana dari pada SAK
ETAP.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 2


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
B. KONSEP DAN PRINSIP
Tujuan Laporan
Keuangan adalah untuk
menyediakan informasi posisi
keuangan dan kinerja suatu Dalam melakukan
investasi, biasanya
entitas yang bermanfaat bagi investor akan
mempertimbangkan
sejumlah pengguna dalam
tingkat keuntungan dan
pengambilan keputusan tingkat resiko investasi,
jangka waktu investasi,
ekonomik oleh siapapun yang
karakteristik instrumen
tidak dalam posisi dapat investasi, dan
melakukan evaluasi
meminta laporan keuangan khusus kinerja keuangan
untuk memenuhi kebutuhan
informasi tersebut. Pengguna
laporan keuangan adalah seluruh penyedia sumber data bagi entitas, seperti kreditor
atau investor. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Menurut SAK EMKM, laporan keuangan yang haru s disusun oleh Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah adalah laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan
atas laporan keuangan. Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi akrual dan
kelangsungan usaha UMKM. Laporan posisi keuangan memuat informasi mengenai
aset, liabilitas, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan dalam periode berjalan.
Laporan laba rugi digunakan untuk menilai kinerja keuangan UMKM berdasarkan
pendapatan dan beban-beban dalam periode berjalan. Sedangkan Catatan atas
Laporan Keuangan (CALK) memuat prinsip mendasar penyajian laporan keuangan
UMKM yang terdiri dari: (a) suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan ED SAK EMKM; (b) ikhtisar kebijakan akuntansi; (c) informasi tambahan
dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga
bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 3


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
1. Posisi Keuangan
Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai aset,
liabilitas, dan ekuitas pada tanggal tertentu dan disajikan dalam laporan posisi
keuangan.

a. Aset

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan yang dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh oleh entitas. Beberapa aset memiliki wujud,
sementara beberapa aset tidak memiliki wujud (tidak berwujud).

b. Liabilitas

Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaaat ekonomi. Penyelesaian kewajiban biasanya
melibatkan pembayaran kas, penyerahan aset selain kas, pemberian jasa,
dan/atau penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain. Kewajiban
juga dapat diselesaikan dengan cara lain, seperti kreditor membebaskan atau
membatalkan haknya.

c. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitasnya.

2. Kinerja
Informasi kinerja keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai
penghasilan dan beban selama periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan
laba rugi.

a. Penghasilan

Penghasilan (Income) adalah kenaikan manfaat ekonomik selama periode


pelaporan dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan aset, atau penurunan
PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 4
OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Penghasilan (income) terdiri dari:
a) Pendapatan (Revenues) adalah penghasilan yang timbuk dalam pelaksanaan
aktivitas entitas yang normal, yang dikenal dengan berbagai sebutan,
misalnya: penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalti, dan sewa.
b) Keuntungan (Gains) mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi
penghasilan namun tidak termasuk dalam kategori pendapatan, misalnya:
keuntungan pelepasan aset

b. Beban

Beban (Expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode


pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau penurunan aset, atau kenaikan
liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh
distribusi kepada penanaman modal. Beban mencakup:
a) Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang normal, meliputi
beban pokok penjualan, upah, dan penyusutan.
b) Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban namun tidak
termasuk dalam kategori beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas yang
normal, misalnya kerugian dari pelepasan aset.

3. Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan
suatu pos dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi
kriteria manfaat ekonomi di masa depan dan keandalan pengukuran.

a. Manfaat Ekonomi Masa Depan

Manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut dapat dipastikan akan
mengalir ke dalam atau ke luar dari entitas.

b. Keandalan Pengukuran

Suatu pos yang dilaporkan harus memiliki biaya yang dapat diukur dengan
andal. Dalam banyak kasus, biaya suatu pos dapat diukur dengan andal. Dalam
kasus lainnya, biaya tersebut harus diestimasi. Jika pengukuran yang layak tidak
PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 5
OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
mungkin dilakukan, maka pos tersebut tidak diakui dan tidak disajikan dalam
laporan posisi keuangn dan laporan laba rugi.

4. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban di dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran
unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis. Biaya historis
suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis suatu liabilitas
adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang diterima atau jumlah kas yang
diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan
usaha normal.

5. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Kelalaian
untuk mencantumkan (omission) atau kesalah dalam mencatat (misstatement)
pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri maupun
bersama, dapat mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan
keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan
keadaan terkait. Ukuran dan sifat dari pos laporan keuangan atau gabungan
keduanya dapat menjadi faktor penentu.

6. Asumsi Dasar
a. Dasar Akrual

Dasar akrual adalah suatu dasar akuntansi dimana transaksi ekonomi atau
peristiwa akuntansi diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan
berdasarkan pengaruh transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan. Entitas menyusun laporan
keuangan dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos
diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban ketika memenuhi
definisi dan kriteria pengakuan untuk masing-masing pos tersebut.
PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 6
OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
b. Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Asumsi going concern berarti suatu badan usaha dianggap akan mampu
memper- tahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak
akan dilikuidasi dalam waktu jangka pendek. Pada saat menyusun laporan
keuangan, manajemen menggunakan SAK EMKM dalam membuat penilaian atas
kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya di masa depan (kelangsungan
usaha). Entitas mempunyai kelangsungan usaha, kecuali jika manajemen
bermaksud untuk melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan operasi atau
tidak mempunyai alternatif realistis kecuali melakukan hal-hal tersebut. Jika
entitas tidak menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan
usaha, maka entitas mengungkapkan fakta mengapa entitas tidak mempunyai
kelangsungan usaha.

c. Konsep Entitas Bisnis (Economic Entity)

Economic entity adalah asumsi dasar bahwa perusahaan adalah entitas


ekonomi yang indenpenden atau berdiri sendiri yang pencatatannya terpisah
dari pemiliknya. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan konsep entitas
bisnis. Entitas bisnis, baik yang merupakan usaha perseorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum, maupun badan usaha yang berbadan hukum, harus
dapat dipisahkan secara jelas dengan pemilik bisnis tersebut maupun dengan
entitas-entitas lainnya. Transaksi yang berkaitan dengan bisnis tersebut harus
dapat dipisahkan dari transaksi pemilik bisnis tersebut, maupun transaksi entitas
lainnya.

C. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan harus disajikan secara wajar. Penyajian wajar mensyaratkan
penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai dengan
definisi dan kriteria pegakuan aset, liabilitas, penghasilan, dan beban. Penyajian wajar
laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi untuk mencapai
tujuan:
PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 7
OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
a. Relevan (Relevance), artinya informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk
pengambilan keputusan.
b. Representasi Tepat (Faithful Representation), artinya informasi dalam laporan
keuangan merepresentasikan secara tepat apa yang akan direpresentasikan dan
bebas dari kesalahan material dan bias.
c. Keterbandingan (Comparability), artinya informasi dalam laporan keuangan entitas
dapat dibandingkan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan
kinerja keuangan. Informasi dalam laporan keuangan entitas juga dapat
dibandingkan antar entitas untuk mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan.
d. Keterpahaman (Understanability), artinya informasi yang disajikan dapat dengan
mudah dipahami oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan
ketekunan yang wajar.
Laporan keuangan entitas disajikan secara lengkap pada akhir periode
pelaporan, termasuk informasi komparatifnya. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangan antar periode entitas harus disusun secara konsisten. Laporan
keuangan minimun terdiri dari:
a. Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode.
b. Laporan Laba Rugi selama periode.
c. Catatan atas Laporan Keuangan, yang berisi tambahan dan rincian pos-pos tertentu
yang relevan.
Untuk menyajikan laporan keuangan dan memudahkan mengidentifikasi laporan
keuangan, maka setidaknya laporan keuangan memuat:
a. Nama entitas yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
b. Tanggal akhir periode pelaporan dan periode pelaporan keuangan.
c. Rupiah sebagai mata uang penyajian, dan
d. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 8


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
D. LAPORAN POSISI KEUANGAN
Laporan posisi keuangan entitas dapat mencakup pos-pos berikut.
a. Kas dan setara kas
b. Piutang
c. Persediaan
d. Aset tetap
e. Utang usaha
f. Utang bank
g. Ekuitas
SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang
disajikan. Namun, entitas dapat menyajiakan pos-pos aset berdasarkan urutan
likuiditasnya dan pos-pos liabilitas berdasarkan urutan jatuh temponya.
Entitas dapat menyajika aset dengan mengklasifikasikan sebagai aset lancar dan
aset tidak lancar. Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam
jangka waktu siklus operasi normal entitas.
b. Dimiliki untuk diperdagangkan.
c. Diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan, atau
d. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran
atau digunakan untuk menyelesaikan liabilitasnya setidaknya 12 bulan setalh akhir
periode pelaporan.
Entitas juga dapat mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek,
jika:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas.
b. Dimiliki untuk diperdagangkan.
c. Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.
d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 9


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
E. LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi entitas dapat mencakup pos-pos:
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Beban pajak

F. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Catatan atas laporan keuangan memuat:
a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM
b. Ikhtisar kebijakan akuntansi;
c. Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi penting
dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan
keuangan.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 10


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
G. CONTOH ILUSTRATIF LAPORAN KEUANGAN ENTITAS

1. LATAR BELAKANG
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) disususn untuk memenuhi kebutuhan pelaporan entitas mikro, kecil, dan
menengah. Undang-undang yang relevan sebagai acuan pengaturan tentang
definisi, kriteria dan retang kuantitatif usaha mikro, kecil, dan menengah
diantaranya adalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 (UU 20/2008)

2. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP


2.1 Entitas mikro adalah usaha ekonomi produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2.2 Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, entitas kecil dan
menengah adalah usaha ekonomi produktid yabg berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil atau usaha menengah
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan.
2.3 Bentuk badan usaha entitas mikro, kecil, dan menengah di Indonesia bervariasi
seperti perusahaan perseorangan, koperasi, dan perseroan terbatas. Namun
laporan keuangan ini menekankan pada konsep entitas bisnis, sebagaimana
diatur dalam SAK EMKM dan bukan pada bentuk hukum entitas.

3. ASUMSI DASAR
3.1 Asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah.
3.2 Entitas yang telah melakukan pencatatan akuntansi berdasae kas melakukan
penyesuaian menjadi dasar akrual atas pos-pos yang material pada akhir
periode pelaporan.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 11


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
4. LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
4.1 Laporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan
b. Laporan laba rugi
c. Catatan atas laporan keuangan
4.2 Sumber dan penggunaan dana berdasar kas yang telah disiapkan entitas mikro,
kecil, dan menengah dilampirkan pada catatan atas laporan keuangan.

5. PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI DASAR AKRUAL


5.1 Asumsi dasar kas mencatat transaksi pendapatan dan beban ketika penerimaan
atau pembayaran kas telah dilakukan, sedangkan asumsi dasar akrual mencatat
transaksi pada saat terjadinya. Dasar akrual menghasilkan laporan keuangan
yang mengaitkan pendapatan dengan biaya yang terjadi dalam periode yang
sama.
5.2 Entitas yang menyusun laporan keuangan dengan menggunakan asumsi dasar
kas mengubah laporan keuangan tersebut menjadi akruual dengan melakukan
penyesuaian pada akhir periode pelaporan. Penyesuaian pada prinsipnya
merupakan jurnal transaksi yang bersifat khusus terhadap pos-pos yang
memerlukan dan hanya dilakukan pada akhir periode pelaporan keuangan.
5.3 Contoh pos-pos yang perlu dilakukan penyesuaian diantaranya:
a. Biaya yang masih harus dibayar
b. Pendapatan masih harus diterima
c. Beban dibayar di muka
d. Pendapatan diterima di muka
e. Pemakaian/biaya persediaan
f. Penyusutan aset tetap
5.4 Penyesuaian dilakukan entitas secara konsisten sepanjang tidak terjadi
perubahan asumsi yang menyebabkan penyesuaian tidak diperlukan.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 12


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
6. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
*NAMA ENTITAS*
LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 20xx
DAFTAR ISI
LAPORAN POSISI KEUANGAN................................................................................... 1
LAPORAN LABA RUGI.................................................................................................... 2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN.............................................................. 3

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 13


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
*NAMA ENTITAS*
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 20x8
ASET CATATAN 20x8 20x7
Kas dan Setara Kas
Kas 3 xxx xxx
Giro 4 xxx xxx
Deposito 5 xxx xxx
Jumlah Kas dan Setara Kas xxx xxx

Piutang Usaha 6 xxx xxx


Persediaan xxx xxx
Beban Dibayar di Muka 7 xxx xxx
Aset Tetap xxx xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)

JUMLAH ASET xxx xxx

LIABILITAS
Utang Usaha xxx xxx
Utang Bank 8 xxx xxx

JUMLAH LIABILITAS xxx xxx

EKUITAS
Modal xxx xxx
Saldo Laba (defisit) 9 xxx xxx

JUMLAH EKUITAS xxx xxx


JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS xxx xxx

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 14


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
*NAMA ENTITAS*
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20x8
PENDAPATAN CATATAN 20x8 20x7
Pendapatan Usaha 10 xxx xxx
Pendapatan Lain-lain xxx xxx

JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx

BEBAN
Beban Usaha xxx xxx
Beban Lain-lain 11 xxx xxx

JUMLAH BEBAN xxx xxx

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK


xxx xxx
PENGHASILAN

Beban Pajak Penghasilan 12 xxx xxx

LABA (RUGI) SETELAH PAJAK


xxx xxx
PENGHASILAN

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 15


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
*NAMA ENTITAS*
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 20x8
1. UMUM
Entutas didirikan di Jakarta berdasarkan akta Nomor xx tanggal 1 Januari 20x7
yang dibuat dihadapan Notarais, S.H., notaris di Jakarta dan mendapatkan
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. xx 2016 tanggal 31
Januari 2016. Entitas bergerak dalam bidang usaha manufaktur. Entitas
memenuhi kriteria sebagai entitas mikro, kecil, dan menengah sesuai UU Nomor
20 Tahun 2008. Entitas berdomisili di Jalan xxx, Jakart Utara.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.

b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis dan menggunakan
asumsi dasar akrual. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan
laporan keuangan adalah Rupiah.

c. Piutang Usaha
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah tagihan.

d. Persediaan
Biaya persediaan bahan baku meliputi biaya pembelian dan biaya angkut
pembelian. Biaya konversi meliputi biaya tenaga kerja langsung dan overhead.
Overhead tetap dialokasikan ke biaya konversi berdasarkan kapasitas produksi
normal. Overhead variabel dialokasikan pada unit produksi berdasarkan
penggunaan aktual fasilitas produksi. Entitas menggunakan rumus biaya
persediaan rata-rata.

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 16


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
e. Aset Tetap
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut dimiliki secara
hukum oleh entitas. Aset tetap disusutkan menggunakan metode garis lurus
tanpa nilai residu.

f. Pengakuan Pendapatan dan Beban


Pendapatan penjualan diakui ketika tagihan diterbitkan atau pegiriman
dilakukan oleh pelanggan. Beban diakui saat terjadi.

g. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

3. KAS
20x8 20x7
Kas Kecil Jakarta – Rupiah xxx xxx

4. GIRO
20x8 20x7
PT Bank XX – Rupiah xxx xxx

5. DEPOSITO
20x8 20x7
PT Bank XX – Rupiah xxx xxx
Suku Bunga – rupiah 4,50% 5,00%

6. PIUTANG USAHA
20x8 20x7
Toko A xxx xxx
Toko B xxx xxx
Jumlah xxx xxx

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 17


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
7. BEBAN DIBAYAR DI MUKA
20x8 20x7
Sewa xxx xxx
Asuransi xxx xxx
Lisensi dan Perizinan xxx xxx
Jumlah xxx xxx

8. UTANG BANK
Pada tanggal 4 Maret 20x8, Entitas memperoleh pinjaman Kredit Modal Kerja
(KMK) dari PT Bank ABC dengan maksimum kredit Rp xx, suku bunga efektif
11% per tahun dengan jatuh tempo berakhir tanggal 19 April 20x8. Pinjaman
dijamin dengan persediaan dan sebidang tanah milik entitas.

9. SALDO LABA
Saldo laba merupakan akumulasi selisih penghasilan dan beban, setelah
dikurangkan dengan distribusi kepada pemilik.

10. PENDAPATAN PENJUALAN


20x8 20x7
Penjualan xxx xxx
Retur Penjualan xxx xxx
Jumlah xxx xxx

11. BEBAN LAIN-LAIN


20x8 20x7
Bunga Pinjaman xxx xxx
Lain-lain xxx xxx
Jumlah xxx xxx

12. BEBAN PAJAK PENGHASILAN


20x8 20x7
Pajak Penghasilan xxx xxx

PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 18


OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd
PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN KELAS XII 19
OLEH: DEVI NUR RAHMAWATI F., S.Pd

Anda mungkin juga menyukai