INSEMINASI BUATAN
Pengertian
Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari artificial insemination yang
berarti permatozoa) yang diejakulasikan melalui penis pada waktu terjadi
kopulasi atau penampmemasukkan cairan semen (plasma semen) yang
mengandung sel-sel kelamin pria (sungan semen.
Berdasarkan pengertian di atas, maka definisi tentang inseminasi buatan adalah
memasukkan atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin wanita dengan
menggunakan alat-alat buatan manusia dan bukan secara alami. Namun
perkembangan lebih lanjut dari inseminasi buatan tidak hanya mencangkup
memasukkan semen ke dalam saluran reproduksi wanita, tetapi juga
menyangkut seleksi dan pemeliharaan sperma, penampungan, penilaian,
pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan)
dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan, dan penentuan hasil
inseminasi pada manusia.
Adapun tujuan dari inseminasi buatan adalah sebagai suatu cara untuk
mendapatkan keturunan bagi para suami istri yang belum mendapat keturunan.
Teknik – Teknik dalam Penerapan Inseminasi Buatan.
1) Teknik IUI (Intrauterine Insemination)
Teknik IUI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan melalui leher rahim
hingga ke lubang uterine (rahim). IUI tergantung pada usia ibu, lamanya
infertlitas, penyebab infertlitas, jumlah dan kualitas sperma hasil washing.
Keberhasilan kehamilan semakin rendah pada keadaan-keadaan :
1. Usia wanita lebih dari 38 tahun
2. Wanita dengan cadangan ovum yang rendah
3. Kualitas mani yang jelek
4. Wanita dengan endometriosis sedang sampai berat
5. Wanita dengan kerusakan tuba
6. Infertlitas yang lebih dari 3 tahun.
Teknik IUI dan DIPI dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut bivalve
speculum, yaitu suatu alat yang berbentuk seperti selang dan mempunyai 2
cabang, dimana salah satu ujungnya sebagai tempat untuk
memasukkan/menyalurkan sperma dan ujung yang lain dimasukkan ke dalam
saluran leher rahim untuk teknik IUI, sedangkan untuk teknik DIPI dimasukkan
ke dalam peritoneal.
Jumlah sperma yang disalurkan atau diinjeksikan kurang lebih sebanyak 0,5–2
ml. Setelah inseminasi selesai dilakukan, orang yang mendapatkan perlakuan
inseminasi tersebut harus dalam posisi terlentang selama 10–15 menit.
Pandangan mengenai Inseminasi
1. Segi Agama ( Ulama )
Dalam hukum Islam tidak menerima cara pengobatan ini dan tidak boleh
menerima anak yang dilahirkan sebagai anak yang sah, apalagi jika anak yang
dilakukan perempuan karena nantinya akan mempersoalkan siapa walinya jika
anak tersebut menikah. Jika inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan
donor sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan zina.
Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan nasabnya
hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra:70 dan At-Tin:4.
Surat Al-Isra ayat 70:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.
Surat At-Tin ayat 4: