STANDAR KOMPETENSI KONSELOR
Kompetensi merujuk kepada penguasaan konsep, penghayatan dan perwujudan nilai,
penampilan pribadi yang bersifat membantu, dan unjuk kerja profesional yang akuntabel. Dalam
Landasan Bimbingan dan Konseling karya Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, konselor
haruslah kompeten (2009:38). Kompeten maksudnya, bahwa konselor itu memiliki kualitas fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna. Kompetensi sangatlah
penting bagi konselor, sebab klien yang dikonseling akan belajar dan mengembangkan
kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia.
Jadi, kompetensi merupakan hasil konstruksi kemampuan (compose skill) sehingga seseorang
mampu :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai peran, posisi atau profesi
2. Mentransfer ke tugas dan situasi baru, serta
3. Melanjutkan studi dan mencapai kedewasaan diri.
Sosok utuh kompetensi konselor terdiri atas dua komponen yang berbeda namun terintegrasi
dalam praksis sehingga tidak bisa dipisahkan yaitu kompetensi akademik dan kompetensi
profesional (Syamsu Yusuf, 2009:4).
Harold McCully dalam bukunya, The School Conselor: Strategy for Proffesionalization (Gibson,
2011:74), menyatakan “Sebuah profesi merupakan pekerjaan yang di dalamnya anggota
suatu kelompok profesional memastikan kompetensi minimum siapa pun yang ingin memasuki
bidang kerja mereka, biasanya dilakukan dengan cara menetapkan dan menegakkan standar
penyeleksian, pelatihan dan pelisensian atau sertifikasi.”
Seorang konselor/pendidik konselor menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (Depdiknas, 2005a), dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Depdiknas, 2005b), memiliki empat kompetensi pendidik sebagai
agen pembelajaran, yakni: kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial (Prayitno, 2009:59).
1. Kompetensi Paedagogik
Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai kompetensi yang dimilikinya.
Pada kompetensi paedagogik ini, sub kompetensi dan indikatornya (SKKI), adalah
sebagai berikut:
a. Memahami landasan keilmuan pendidikan (filsafat, psikologi, sosiologi,
antropologi)
1) Memahami hakikat kebenaran dan sistem nilai yang mendasari proses-
proses Pendidikan
2) Memahami proses pembentukan perilaku individu dalam proses
Pendidikan
3) Memahami karakteristik individu berdasar usia, gender, ras, etnisitas,
status sosial, dan ekonomi dan ekonomi dapat mempengaruhi individu dan
kelompok
4) Menguasai konsep dasar dan mengimplementasikan prinsip-prinsip
Pendidikan
b. Memahami hubungan antar unsur-unsur pendidikan (pendidik, peserta didik,
tujuan pendidikan, metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan)
c. Mampu memilih dan menggunakan alat-alat pendidikan (kewibawaan, kasih
sayang, kelembutan, keteladanan, dan hukuman yang mendidik)
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Pada
kompetensi kepribadian ini, sub kompetensi dan indikatornya (SKKI), adalah sebagai
berikut:
a. Menampilkan keutuhan kepribadian konselor
1) Menampilkan perilaku membantu berdasarkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengkomunikasikan secara verbal dan atau nonverbal minat yang tulus
dalam membantu orang lain
3) Mendemonstrasikan sikap hangat dan penuh perhatian
4) Secara verbal dan nonverbal mampu mengkomunikasikan rasa hormat
konselor terhadap klien sebagai pribadi yang berguna dan bertanggung
jawab
5) Mengkomunikasikan harapan, mengekspresikan keyakinan bahwa klien
memiliki kapasitas untuk memecahkan problem, menata dan mengatur
hidupnya, dan berkembang.
6) Mendemonstrasikan sikap empati dan atribusi secara tepat
7) Mendemonstrasikan integritas dan stabilitas kepribadian serta kontrol diri
yang baik
8) Memiliki toleransi yang tinggi terhadap stress dan frustrasi
9) Mendemonstrasikan berfikir positif terhadap orang lain dan
lingkungannya
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
2. Verbal
a. Kata-kata yang dapat dipahami
b. Merepleksik & mengklarifikasi pernyataan Interpretasi secara tepat
c. Merespon terhadap pesan yang penting
d. Penguat verbal (hmm...ya....)
Perilaku konselor yang kurang mendukung perannya
1. Verbal
a. Menginterupsi
b. Memberi Nasihat
c. Menyalahkan
d. Membujuk
e. Mendesak
f. Merendahkan
g. Membicarakan diri sendiri
h. Menyimpang dari topik
i. Terburu-terburu
2. Non verbal
a. Memalingkan muka
b. Duduk jauh
c. Mengerutkan Dahi
d. Cemberut
e. Merapatkan mulut
f. Menggerakkan jari
Pribadi Konselor
1. Tulus
2. Empati
3. Menghargai klien seperti apa adanya
4. Active listening ability
5. Kemampuan verbal
6. Reflektif
7. Konfrontatif (jika diperlukan)
8. Altruistik (sikap menolong)
9. Rendah hati Berwibawa
10. Dapat di percaya
11. Jujur
12. Sabar
13. Wawasan luas
14. Disiplin Terbuka
15. Penuh perhatian
16. Ulet
17. Tegas
18. Keisapan dalam konseling
SUMBER
Riswanto, D., Mappiare-AT, A., & Irtadji, M. (2016, November 11). Karakteristik Kepribadian
Ideal Konselor (studi Hermeneutika Gadamerian). Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
dan Pengembangan. Retrieved February 25, 2022, from
https://www.neliti.com/publications/211584/karakteristik-kepribadian-ideal-konselor-
studi-hermeneutika-gadamerian
Amin, Z. A. (2016, December 12). Perilaku Dan Pribadi konselor. Scribd. Retrieved February
25, 2022, from https://id.scribd.com/document/333988244/Perilaku-Dan-Pribadi-Konselor