Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA MENGATASI MASALAH BANGSA INI

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum

Disusun Oleh :

Yohana Mitta Puspitasari (4305019035)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI FARMASI D3 ( Sore )

UNIVERSITAS WIDYA MANDALA MADIUN

TAHUN 2019/2020
ABSTRAK

Paper ini dibuat untuk memaparkan asal-usul Pancasila. Sehingga Pancasila dapat
digunakan untuk mengatasi konflik yang ada di bangsa ini, mulai dari konflik diPapua,
masalah RUU, sampai masalah agama. Diharapkan masyarakat mampu memahami
pentingnya Pancasila untuk bangsa ini agar tidak terjadi berbagai masalah kedepan untuk
bangsa ini. Sesuai dengan tujuan bangsa ini didirikan untuk kesejahteraan bersama dengan
sikap hidup gotong royong sesuai ciri khas bangsa.

KATA KUNCI

Pancasila, Gotong Royong, Agama


PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara yang besar, negara multikultural. Tetapi akhir-
akhir ini banyak terjadi konflik di negara ini. Mulai dari konflik agama, ras, suku, bahkan
politik. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa nilai persatuan di dalam Pancasila belum diterapkan
secara optimal dalam kehidupan berbangsa di negara ini.

Bahkan baru-baru ini terjadi kasus dimana anggota dewan yang membuat RUU yang
sangat tidak rasional untuk diterapkan dalam masyarakat, sehingga memicu demonstrasi
diberbagai wilayah di bangsa ini. Dan belum lagi terjadi konflik ditanah Papua. Hal ini sangat
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dimana harus menjunjung
persatuan serta kesejahteraan rakyat.

Dalam masalah ini kita sebagai bangsa Indonesia harus sadar betapa pentingnnya
memahami dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebab Pancasila
dirumuskan atas pemikiran bersama dan untuk kepentingan bersama. Dalam segi ini bisa
dilihat bahwa para elite politik sekarang hanya mementingkan kepentingan pribadi, bahkan
para dewan rakyat seolah-olah menutup mata atas apa yang terjadi di bangsa ini. Para elite
politik di negara ini hanya mementingkan kelompok mereka, tidak mementingkan
kepentingan rakyat dan akibat yang ditimbulkan kepada bangsa ini.

Untuk itu dalam paper ini akan memaparkan bahwa Pancasila sangat penting dalam
mengatasi masalah yang ada dalam bangsa ini. Sebagai masyarakat harus mampu
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan melaksakan nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila. Pancasila bukan hanya sekedar lambang negara akan tetapi adalah cerminan sikap
dari masyarakat bangsa ini. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam paper ini akan menunjukkan bahwa Pancasila dapat digunakan dalam
mengatasi konflik yang ada dalam bangsa ini, dengan merujuk dimasa lampau dimana
Pancasila digunakan oleh pemimpin dahulu untuk mempersatukan bangsa ini tanpa
menimbulkan perpecahan justru mempererat persatuan. Dan juga Pancasila digunakan untuk
mengatur politik dimasa lampau yang membuat para elite politik saling bersatu untuk
kemajuan bangsa ini, bukan untuk kepentingan kelompok.
Sehingga dalam paper ini bertujuan agar para pembaca memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dan mampu menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang berpancasila.
PANCASILA MENGATASI MASALAH DIBANGSA INI

A.ASAL-USUL NEGARA INDONESIA


Menurut Plato dan Aristoteles natura negara diasalkan dari manusia. Mereka
berpendapat bahwa suatu negara dibentuk secara natural bukan konvensional (buatan).

Akan tetapi menurut Thomas Hobbes negara terbentuk karena hasil kesepakatan
bersama(konvensional).

Dilihat dari dua pendapat ini, Indonesia dapat dikatakan termasuk negara natura atau
konvensional? Disini dapat dilihat bahwa Indonesia menggunakan keduanya. Tadi
disebutkan natura negara menurut Plato dan Aristoteles diasalkan dari natura manusia. Di
Indonesia sendiri natura manusia Indonesia menurut Soekarno maupun Soepomo karakter
manusia Indonesia adalah gotong royong. Gotong royong merupakan ciri khas dari
bangsa ini. Dimana gotong royong sudah mendarah daging bagi masyarakat Indonesia
sebelum merdeka. Oleh sebab itu Soekarno mengatakan gotong royong merupakan
perasan dari Pancasila, sebab mencakup semua yang ada dalam nilai-nilai dalam
Pancasila. Dengan demikian negara ini akan menjadi negara yang kuat apabila seluruh
rakyat bangsa ini memahami apa yang dimaksud dengan kegotong royongan dan
melaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Indonesia juga dikatakan negara konvensional sebab negara ini dibentuk atas
kesepakatan para wakil-wakil terdahulu dalam perumusan dasar negara dan pembentukan
sistem negara ini. Negara Indonesia tidak lahir dengan sendirinya akan tetapi lewat
kesepakatan akan tetapi bangsa ini juga memiliki natura bangsa yaitu gotong royong.

Sebab itu negara ini sejak dulu merupakan negara gotong royong. Akan tetapi dewasa
ini konsep negara ini semakin hari semakin memudar. Hal ini yang menyebabkan
banyaknya terjadinya konflik di negara ini.

B. NEGARA PANCASILA

Pancasila merupakan dasar negara bangsa ini. Soekarno merupakan penggagas


Pancasila, hal ini dapat dibuktikan dari pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 pada
saat sidang BPUPKI. Pada saat itu Soekarno menyampaikan pidato secara runtut mulai
dari mengajak rakyat untuk merdeka sekarang, akan tetapi sekarang yang dimaksud disini
bukan tergesa gesa melainkan dasar negara harus digali sejak lama, kemudian di akhir
Soekarno baru menyebutkan dasar negara yang ia maksud, dimana dasar negara yang ia
sampaikan merupakan pemikirannya sejak lama. Jadi ini dapat dijadikan acuan, bahwa
negara kita memiliki dasar negara yang digali sejak lama dan bermakna yang sangat kuat.
Sehingga Pancasila disini sesungguhnya mempunyai peran penting dalam menghadapi
masalah yang ada dibangsa ini, jika Pancasila dimaknai dengan benar, bukan hanya
dijadikan simbol semata.

Maka dari itu pendidikan moral Pancasila sangatlah penting bagi negara ini agar
seluruh rakyat mampu melaksanakan dasar negara ini dengan benar, sehingga konflik
yang terjadi di negara ini bisa dihindari, serta para pemimpin dan wakil rakyat dapat
mengemban amanah rakyat dengan baik. Sehingga dapat terbentuk negara berpancasila.

C. PANCASILA UNTUK MENGATASI KONFLIK DITANAH PAPUA

Seluruh rakyat Indonesia harus bisa memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Mengapa demikian? Sebab jika rakyat negara kita tidak memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila, maka akan terjadi hal-hal merusak bangsa ini. Pada
hari-hari ini, dimana sedang terjadi gejolak ditanah Papua, dimana kondisi disana sangat
memprihatinkan. Hal ini terjadi karena perbuatan segelintir orang yang tidak bertanggung
jawab atas apa yang mereka ucapkan sehingga berdampak pada kerusuhan di negara ini.
Ini tidak hanya berakibat pada sekelompok tertentu tapi seluruh rakyat merasakan.

Dimana tindakan inilah yang menunjukkan bahwa Pancasila belum dimaknai secara
benar oleh rakyat bangsa ini. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila sila ke-3 yang
berbunyi “Persatuan Indonesia”. Akibat dari ini bukan persatuan yang didapat akan tetapi
dapat terjadi perpecahan untuk bangsa ini. Sila ke 3 ini mengandung nilai bahwa negara
ini terdiri dari berbagai suku, ras, agama dimana ini dipersatukan untuk menjadi bangsa
Indonesia dengan simbol Bhineka Tunggal Ika.

Padahal Soekarno dalam menguraikan dasar negara menggunakan berbagai


simbolisme agar dapat dipahami oleh semua kalangan. Dalam memaparkan sila
kebangsaan Soekarno menggunkan simbolisme Sriwijaya dan Majapahit, yaitu

“Kita hanya dua kali mengalami nationale staat, yaitu di zaman Sriwijaya dan
Majapahit.....Nationale staat hanya Indonesia seluruhnya, yang telah berdiri di zaman
Sriwijaya dan Majapahit dan yang kini pula harus kita dirikan bersama.” (Sekretariat
Negara Republik Indonesia, 1995:74-75. Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat
Pancasila Dewasa Ini, hlm.82)

Simbolis Sriwijaya dan Majapahit adalah simbolisme keutuhan Indonesia. Seluruh


bangsa Indonesia pernah disatukan pada masa kedua kerajaan ini. Indonesia merdeka
bukan hanya berdasarkan kesatuan wilayah melainkan kesatuan seluruh suku, ras dan
agama yang ada dibangsa ini.

Dari pidato Soekarno inilah dapat dilihat bahwa bangsa ini milik semuanya, bukan
hanya milik sebagian wilayah saja. Untuk menjaga persatuan bangsa ini kita harus gotong
royong dalam menjaga perdamaian negara ini. Pemerintah harus mengungkapkan secara
tegas bahwa negara ini didirikan berdasarkan sikap gotong royong. Semboyan Bhineka
Tunggal Ika harus digaungkan, berbeda beda tetapi tetap satu jua, dengan hal ini
pemerintah harus mengingatkan kepada masyarakat bahwa Indonesia didirikan
berdasarkan perbedaan, akan tetapi perbedaan itulah yang menjadikan kita sebagai bangsa
yang kuat, perbedaan itulah yang membuat bangsa kita menjadi bangsa yang kaya.

Dengan sikap gotong royong yang dijadikan sebagai natura bangsa ini, maka
hendaknya dapat dijadikan untuk mempersatukan bangsa ini lebih kuat. Atau mungkin
sikap gotong royong yang selama ini menjadi natura bangsa ini sudah mulai luntur. Tetapi
untuk masalah yang ada diPapua saat ini sesungguhnya dapat bisa dibenahi dengan
melakukan pemerataan disegala bidang pemerintahan. Selain itu, pemerintah yang
berkuasa harus bertindak tegas terhadap orang-orang yang melakukan kerusuhan dengan
hukuman yang sesuai agar kejadian di Papua tidak akan terjadi kembali. Sehingga semua
rakyat akan merasakan kebersamaan dalam membangun bangsa ini. Prinsip gotong
royong yang sekarang mulai pudar dikalangan masyarakat bangsa ini harus dikembalikan,
sebab ini merupakan ciri khas dari bangsa ini yang menjadi kebanggan bangsa ini sejak
dulu.

D. PANCASILA UNTUK MENGONTROL KERJA PARA DEWAN

Diawal September lalu, bangsa ini mengalami situasi politik yang memburuk.
Dimana para dewan rakyat merancangkan RUU yang sangat tidak sesuai dengan kondisi
rakyat di bangsa ini. Akibat mereka yang menyelesaikan dengan tergesa-gesa maka
mereka membuat RUU secara asal-asalan, tanpa mempertimbangkan dengan pasti sebab
dan akibat dari RUU yang mereka rancang.
“Misalnya pada RUU KUHP tentang korupsi. Pasal 603 RUU KUHP mengatur
pelaku korupsi dihukum seumur hidup atau paling sedikit 2 tahun penjara dan maksimal
20 tahun. Pasal 604 RUU KUHP mengatur hukuman sama persis bagi pelaku
penyalahgunaan wewenang untuk korupsi. Lalu, pasal 605 mengatur hukuman ke
pemberi suap minimal 1 tahun bui dan maksimal 5 tahun. Pasal 605 pun mengancam PNS
dan penyelenggara negara penerima suap dengan penjara minimal 1 tahun, serta
maksimal 6 tahun.

Sedangkan pasal 2 UU Tipikor, mengatur hukuman bagi pelaku korupsi ialah pidana
seumur hidup atau penjara minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun. UU Tipikor pasal 5
memang memuat aturan hukuman bagi pemberi suap mirip dengan pasal 605 RUU
KUHP. Akan tetapi, pasal 6 UU Tipikor mengatur hukuman lebih berat bagi penyuap
hakim, yakni 3-15 tahun bui. Bahkan, Pasal 12 UU Tipikor huruf (a) mengatur hukuman
bagi pejabat negara atau hakim penerima suap: pidana seumur hidup atau penjara 4-20
tahun. (artikel "Isi RUU KUHP dan Pasal Kontroversial Penyebab Demo Mahasiswa
Meluas", https://tirto.id/eiFu).”

Dalam RUU KUHP Korupsi ini sangat jelas bahwa hukuman yang diberikan sangat
ringan jika dibandingkan dalam UU Tipikor. Hal ini justru memberikan kesenangan bagi
para pelaku korupsi. Jik RUU ini di sahkan maka bisa dipastikan tindakan korupsi akan
banyak terjadi di negara ini. Dimana tindakan korupsi merupakan tindakan yang
merugikan negara dan rakyat Indonesia. Selain itu tindakan korupsi merupakan tindakan
yang melanggar nilai-nilai Pancasila.

Dapat dilihat disini bahwa para dewan rakyat sekarang tidak dapat menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam menjalankan tugasnya untuk mengemban amanah rakyat. Mereka
bekerja untuk kepentingan kelompok tanpa mementingkan rakyat. Sehingga banyak
terjadi demo mahasiswa hampir di seluruh wilayah di negara ini. Disini mahasiswa
berusaha untuk menyadarkan pemerintah, bahwa RUU yang diajukan para dewan rakyat
tidak dapat diterapkan dalam bangsa ini. RUU ini dibuat dengan tergesa-gesa. Sedangkan
para pemimpin dahulu untuk merancang sebuah dasar negara dan Undang-Undang harus
dipikirkan sejak lama dan digali dari sikap yang berkembang dalam masyarakat itu
sendiri.

Para dewan rakyat sekarang seakan lupa bahwa negara ini didirikan untuk mencapai
kebaikan bersama, bukan untuk suatu kelompok tertentu. Mereka seakan lupa pada janji
mereka saat kampanye, dimana semua mengatakan jika mereka mendapatkan kursi
jabatan maka akan mensejahterakan rakyat, meratakan pembangunan, dan sebagainya. Itu
hanyalah sebuah hisapan jempol belaka.

Pada kenyataannya jika mereka sudah menduduki kursi jabatan mereka akan lupa
pada janji mereka. Mereka hanya mementingkan kepentingan kelompok mereka sendiri.
Sekarang para dewan rakyat mungkin lupa bahwa Indonesia ini adalah negara yang
menganut paham demokrasi Pancasila. Seharusnya para anggota DPR memahami bahwa
negara ini memiliki dasar Pancasila. Pada sila ke-2 yang berbunyi “Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”, dalam hal ini seharusnya mereka memahami bahwa apa yang
mereka rancang harus dikaji dengan sebaik-baiknya tentang kemungkinan yang terjadi
dan akibat yang ditimbulkan dari rancangan tersebut. Bukan hanya karena tututan tugas
yang mengharuskan cepat selesai sebelum periode jabatan berakhir. Sehingga rancangan
yang mereka buat tidak dikaji secara mendalam apakah akan berdampak baik untuk
negara dan rakyat atau justru berdampak buruk untuk negara dan rakyat.

Untuk itu seharusnya sebelum menjadi para dewan rakyat, mereka harus benar-benar
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Supaya RUU yang mereka
rancang dapat diterapkan dinegara ini dengan baik, tidak menimbulkan kerusuhan
diberbagai wilayah di bangsa ini, serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila
sangat penting dalam mejalankan pemerintahan di bangsa ini, karena didalam lima dasar
negara tersebut mencerminkan sikap bangsa Indonesia dan merupakan tujuan bangsa
Indonesia ini didirikan.

Rakyatpun seharusnya juga harus sadar bahwa pemerintahan ini akan berjalan dengan
baik jika para pemimpin pemerintahan memiliki jiwa Pancasila. Sehingga disaat terjadi
pemilu rakyat harus selektif dalam memilih pemimpin pemerintahan ini. Agar para
pemimpin negara ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dalam
nilai-nilai Pancasila. Sehingga sikap saling menyalahkan tidak akan terjadi, dan tidak
menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Dalam hal ini pemerintah harus bersikap tegas dalam mengatasi masalah yang ada
dibangsa ini. Jika hal ini diteruskan maka gejolak yang terjadi pada masa Orde Baru
tahun 1998 akan timbul kembali. Maka Pancasila adalah dasar untuk menyelesaikan
masalah yang ada di bangsa ini. Gotong royong dan musyawarah mufakat adalah jalan
untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia yaitu sesuai dalam pembukaan UUD 1945 yaitu
“melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta menjaga ketertiban dunia”. Oleh sebab itu
dewasa-dewasa ini pendidikan Pancasila harus diterapkan diberbagai lembaga pendidikan
mulai tingkat bawah sampai tingkat atas, supaya menghasilkan generasi yang mengerti
tentang nilai-nilai Pancasila dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

E. PANCASILA UNTUK MENJAGA PERDAMAIAN UMAT AGAMA.

Indonesia merupakan negara multikultural, dimana di Indonesia banyak terdapat


berbagai budaya, suku, agama. Di Indonesia terdiri berbagai macam agama. Dimana
dewasa ini agama dijadikan sebagai penguat dalam politik di bangsa ini. Banyak pihak-
pihak politik yang merangkul para pemuka agama agar kelompok politik mereka
memiliki pembenaran dalam tindakan yang mereka lakukan. Sebab mereka tahu bahwa
masyarakat Indonesia sangat menjunjung nilai-nilai agama yang mereka anut. Hal ini
dapat menyebabkan perbedaan pendapat antar pemuka agama, dimana para pemuka
agama yang seharusnya menenangkan dan mengayomi rakyat, justru mereka saling
menunjukkan bahwa pilihan mereka yang benar, sehingga para pengikut mereka akan
saling menjelekan jika pilihannya tidak sama dengan mereka. Hal ini sangatlah tidak
sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Bahkan dulu negara Indonesia hampir menjadi sebagai negara agama saat sila
pertama pada piagam Jakarta yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, tapi hal ini kemudian diubah sebab dalam
bangsa ini tidak hanya terdiri dari agama Islam saja akan tetapi terdapat berbagai macam
agama. Disini menunjukan bahwa para pemimpin dahulu tidak mementingkan
kepentingan mereka sendiri tetapi memikirkan kepentingan bersama. Mungkin jika sila
pertama dalam piagam Jakarta tidak diganti mungkin akan banyak terjadi konflik dalam
bangsa ini mengenai perbedaan agama.

Berkaca dari dulu, jika para pemimpin dulu memikirkan kepentingan bersama maka
untuk sekarang janganlah para elite politik menggunakan agama untuk kepentingan
tertentu. Dimana seharusnya agama memberikan perdamaian agar suasa dalam bangsa ini
menjadi tentram bukan malah sebaliknya membuat suasana bangsa ini terdapat banyak
konflik akibat perbedaan dalam kelompok agama. Agama harus mampu membangun
negara ini menjadi baik dan sinergis satu dengan yang lain.
Soekarno menegaskan bahwa negara Indonesia memiliki khas gotong royong. Dengan
kegotong royongan inilah yang memungkinkan negara ini menjadi negara yang akan
maju untuk kedepannya. Sehingga jika sudah menyebutkan Indonesia maka tidak boleh
mengedepankan agama, sebab Indonesia ini didirikan atas kepentingan bersama, bukan
berdasarkan kepentingan agama tertentu.

Pancasila dapat digunakan untuk mempersatukan umat beragama dengan cara semua
umat beragama harus menyadari dan memahami Pancasila dengan mewujudkan sikap
gotong royong dalam antar umat beragama dan saling toleransi antar umat. Tidak saling
membenarkan apa yang menurut kelompok mereka benar dan menyalahkan kelompok
lain bahwa apa yang mereka percaya adalah salah. Dan para pemuka agama harus
mengajak umat mereka untuk saling menghargai sesama. Para pemimpin kelompok
agama harus mengayomi rakyat bukan untuk memprovokasi kelompok mereka agar
menyalahkan kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
Dewantara, A. (2018). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (indonesia Dalam
Kacamata Soekarno).
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).
Dewantara, A. (2018). Pancasila Dan Multikulturalisme Indonesia.

DEWANTARA, A. W. (2016). GOTONG-ROYONG MENURUT SOEKARNO DALAM


PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN SUMBANGANNYA BAGI
NASIONALISME INDONESIA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Anda mungkin juga menyukai