Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Persaingan dalam dunia bisnis saat ini merupakan satu hal yang harus

dipertimbangkan bagi setiap pebisnis dan merupakan suatu masalah yang

tidak ringan, tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan bersaing serta

strategi yang mumpuni sehingga produk yang dihasilkan dari usaha tersebut

akan mampu bertahan atau bersaing dengan produk usaha yang lain. Hal

terpenting dalam dunia bisnis adalah konsep kepuasan pelanggan yang

digunakan untuk menarik konsumen. Sudah menjadi keharusan perusahaan

atau pebisnis melakukan kualitas pelayanan yang tarebaik supaya mampu

bertahan dan tetap menjadi kepercayaan pelanggan. Kondisi ini mendorong

Pemilik usaha untuk terus menentukan strategi dalam meningkatkan kualitas

produk yang dihasilkan oleh perusahaannya, melalui berbagai bentuk

kebijakan.

Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi

perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan

bertahan terhadap persaingan lokal dengan produk yang sama dari perusahaan

lain karena kualitas suatu produk bukan suatu yang serba kebetulan. Kualitas

produk adalah keadaan dari suatu produk yang menunjukkan kemampuannya

dalam memenuhi kebutuhan. Perusahaan yang berproduksi tanpa

memperhatikan kualitas produknya sama saja dengan menghilangkan harapan

masa depan perusahaan tersebut. Kualitas yang baik ditandai dengan

minimnya produk cacat yang dihasilkan perusahaan. Produk cacat adalah

1
produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan oleh

perusahaan. Salah satu kebijakan yang biasa diambil perusahaan dalam

menjaga dan meningkatkan kualitas produk adalah melaksanakan kegiatan

pengawasan kualitas atau Quality Control.

Salah satu aktifitas dalam menciptakan kualitas agar sesuai standar

adalah dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat,

mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas, serta memberikan inovasi dalam

melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi

perusahaan. Suatu tindakan pencegahan untuk mengatasi permasalahan

tersebut yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas untuk

mengurangi produk cacat hingga pada tingkat cacat sebesar nol (zero defect).

Pengendalian kualitas yang diterapkan dapat membantu perusahaan dalam

meningkatkan kualitas dan mempertahankan kualitas produknya hingga pada

tingkat kerusakan nol. (Mulyadi, 2015).

UMKM GwyZi Donuts adalah UMKM yang bergerak pada bidang

kuliner dimana usaha ini merupakan usaha yang menawarkan suatu produk

jenis kue donuts yang mempunyai beberapa varian rasa. Usaha ini sudah

berdiri sejak tahun 2020 hingga tahun 2021 GwyZi Donuts memiliki 4 outlet

di beberapa daerah seperti Tondano, Pall 2, Airmadidi, dan Bitung yang

selalu melakukan yang terbaik dalam menciptakan produk untuk memberikan

kepuasan bagi setiap pelanggan agar bias menjadi pelanggan yang loyal.

Usaha ini cukup sukses dalam menjalankan sebuah bisnisnya, namun masih

ditemukan beberapa ketidaksesuaian kualitas produk donuts dengan standar

yang telah ditentukan sesuai SOP serta produk rusak dari donuts pada saat

2
produksi. Produk cacat diduga terjadi karena kelalaian tenaga kerja yang

kurang fokus selama proses produksi berlangsung.

Tabel 1 Ketidaksesuaian Kualitas Produk Pada Produksi GwyZi Donuts

Sepanjang Tahun 2021.

Produksi
Bulan
Unit Cacat Presentase
Januari 1.300 188 16,06 %
Februari 1.300 180 15,39 %
Maret 1.100 101 8,64 %
April 1.200 120 10,26%
Mei 1.200 110 9,4 %
Juni 1.000 80 6,83 %
Juli 1.100 100 8,55%
Agustus 1.100 96 8,21 %
September 1.000 80 6,83 %
Oktober 900 60 5,12 %
November 800 55 4,71 %
Total 12.000 1.170 100 %
Sumber : Laporan Produksi GwyZi Donuts 2021

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa produksi dari bulan

Januari hingga November tahun 2021 diproduksi produk pada GwyZi Donuts

sebanyak 12.000 unit dengan rata-rata presentase produk cacat sebesar 9 - 16

%. Produk cacat dalam produksi, sehingga berpengaruh terhadap biaya dan

juga pemborosan pada perusahaan. Semua itu dikarenakan kurangnya Kontrol

kualitas (Quality Control) pada produk donuts yang di produksi sehingga

kerusakan produk/produk cacat lumayan besar yang terjadi pada GwyZi

Donuts. Maka berdasarkan uraian permasalahan tersebut peneliti tertarik

dengan judul “Analisis Pengaruh Penerapan Quality Control Terhadap

Kualitas Produk Donuts Pada GwyZi Donuts”.

1.2. Identifikasi Masalah

3
Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya quality control yang baik sehingga produk cacat lumayan besar

2. Terjadinya produk cacat sehingga terjadinya peningkatan biaya produksi

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka penulis membatasi

masalah pada pengaruh penerapan quality control terhadap kualitas produk

donuts pada GwyZi Donuts.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: Apakah penerapan quality control berpengaruh terhadap

kualitas produk donuts pada GwyZi Donuts?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh penerapan quality control terhadap kualitas

produk donuts pada GwyZi Donuts.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat untuk Pemilik

Usaha, STIE Petra Bitung, peneliti dan peneliti selanjutnya yaitu:

1. Pemilik usaha.

Dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengukuran sejauh mana

pengaruh penerapan quality control terhadap kualitas produk donuts pada

GwyZi Donuts.

2. Institusi STIE Petra Bitung.

4
Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan referensi untuk

kegiatan perkuliahan serta tugas akhir.

3. Peneliti selanjutnya.

Dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya dengan

topik yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti.

1.7. Sistematika Penulisan

Agar mempermudah pemahaman konsep penelitian ini, maka di susun

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Berisi tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Berisi tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis

dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel,

definisi operasional, metode analisis dan teknik analisis data.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Kualitas

Beberapa contoh definisi yang sering dijumpai tentang kualitas,

antara lain :

1. Kesesuaian dengan persyaratan atau tuntunan.

2. Kecocokan untuk pemakaian.

3. Perbaikan atau penyempurnaan yang berkelanjutan.

4. Bebas dari kerusakan atau cacat.

Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat.

Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal dan sesuatu yang

bisa memuaskan pelanggan. Beberapa pakar kualitas memberikan

definisi tentang kualitas dengan bahasa yang berbeda. Pakar kualitas

ternama Sunyoto menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu ukuran

untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna

seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa

dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau mempunyai nilai

guna seperti yang diinginkan. Sementara pakar kualitas yang lain, Philip

P. Crosby mendefinisikan kualitas sebagai pemenuhan persyaratan

dengan meminimalkan kerusakan yang mungkin timbul atau dikenal

dengan standart zero defect. Definisi kualitas ini merupakan dasar dalam

analisis statistika untuk pemenuhan persyaratan kualitas sesuai dengan

standar yang diinginkan oleh pelanggan. Irwan & Didi Haryono (2015).

6
Menurut Kotler dan Keller (2016) kualitas produk dibagi menjadi

Sembilan indikator yang memenuhi pelanggan:

a. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk.

b. Fitur (feature), karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi

dasar produk.

c. Kualitas kinerja (performance quality), tingkat dimana karakteristik

utama produk beroperasi.

d. Kesan kualitas (perceived quality), secara tidak langsung konsumen

tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang

bersangkutan.

e. Ketahanan (durability), harapan produk dalam kondisi bisa atau

bertahan.

f. Kemudahan perbaikan (repairability), suatu ukuran kemudahan

dalam perbaian produk ketika tidak berfungsi atau gagal..

g. Keandalan (reliability), bahwa produk tidak akan mengalami

malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu.

h. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada

pembeli.

i. Desain (design), totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa,

dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

7
2.1.2. Pengertian Pengendalian Kualitas

Menurut Montgomery, D.C (dalam Irwan & Didi Haryono, 2015)

mendefinisikan bahwa pengendalian kualitas adalah aktivitas

keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri

kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau

persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila

ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dengan yang

standar. Menurut Bakhtiar dkk (2013) pengendalian kualitas dapat

diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas

dan memastikan kinerja sebenarnya.

2.1.3. Strategi Peningkatan Kualitas Produk

Sesuai dengan dokumen dalam ISO 9001, peningkatan kualitas

dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data

kualitas, serta menentukan dan menginterpretasikan pengukuran yang

menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk

meningkatkan kualitas produk, guna memenuhi kebutuhan dan harapan

pelanggan. Dalam konteks peningkatan kualitas dengan menggunakan

metode statistika, terminologi kualitas dapat dldefinisikan sebagai

konsistensi peningkatan kualitas melalui Penurunan variasi karakteristik

kualitas dari suatu produk (barang atau jasa) yang dihasilkan, agar

memenuhi kebutuhan yang telah di Spesifikasi, guna meningkatkan

kepuasan pelanggan.

8
Variansi yang berlebihan seringkali mengakibatkan adanya

pemborosan, misalnya berupa uang, waktu, dan usaha, sehingga

peningkatan kualitas juga merupakan cara pengurangan pemborosan

dengan demikian, perekayasaan kualitas dapat diartikan sebagai

sekumpulan aktifitas dalam operasi, manajerial, rekayasa, dimana

perusahaan menjamin bahwa kualitas karakteristik suatu produk dapat

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Sedangkan, peningkatan

kualitas dapat diartikan sebagai pengurangan variasi dalam proses dan

produk untuk menyesuaikan dengan spesifikasi dan toleransi yang

ditetapkan oleh bagian desain dan pengembangan produk yang

berorientasi pada kebutuhan dan harapan pelanggan. (Irwan dan

Haryono,2015).

Menurut Miranda dalam Irwan dan Haryono (2015) bahwa

peningkatan kualitas produk dengan statistika dilaksanakan dengan

menggunakan strategi tiga elemen dasar, yang semuanya berfokus pada

proses organisasi, yaitu:

1. Perbaikan proses.

Strategi ini bertujuan untuk menemukan solusi dengan

menghilangkan akar penyebab masalah kinerja usaha dalam

mencapai target

2. Desain ulang proses. Strategi ini bertujuan untuk membangun

bisnis yang lebih baik, dengan cara menempatkan suatu proses

pada proses yang baru. Strategi ini juga disebut dengan Desain

Statistika, yaitu:

9
prinsip statistika digunakan untuk membuat produk atau jasa baru

yang berhubungan erat dengan kebutuhan pelanggan, dan

divalidasikan dengan dara serta pengujian.

3. Manajemen proses.

Pada strategi manajemen proses, kebijakan organisasi dan

pelaksanaan statistika menjadi bagian yang menyatu dalam

menjalankan program peningkatan kualitas produk, yaitu antara

lain dengan melakukan perbaikan proses dan desain ulang proses

yang dilaksanakan bersamaan dengan alat-alat peningkatan atau

perbaikan dengan statistika secara terus-menerus untuk

meningkatkan kinerja, daya saing dan probabilitas perusahaan

2.1.4. Quality Control

Pada tahun 2013 Yamit Zulian menjelaskan bahwa Quality Control

merupakan cara yang amat bermanfaat pada saat memproduksi barang

sama seperti kriteria mulai start process sampai end process.

Statistic Qaulity Control (SQC) atau pengendalian kualitas statistik

merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk

memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki

produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian

kualitas statistik tidak terlepas dari pemenuhan kebutuhan dalam

meningkatkan kepuasan konsumen. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengendalian kualitas antara lain:

1. Segi operator yaitu dari keterampilan dan keahlian manusai yang

menangani produk.

10
2. Segi bahan baku yaitu bahan baku yang dipasok oleh penjual.

3. Segi mesin yaitu jenis mesin dan elemen-elemen mesin yang

digunakan dalam proses tersebut.

Pengendalian kualitas menjelaskan bahwa penggunaannya

diarahkan untuk mengukur pencapaian standar yang ditetapkan.

Pengendalian kualitas statisitik secara garis besar digolongkan menjadi

dua yakni pengendalian proses statistik atau juga sering disebut control

chart dan rencana penerimaan sampel produk atau sering dikenal

dengan acception sampling. Keberhasilan dalam pengendalian kualitas

dipengaruhi oleh tiga aspek penting dalam mengadakan perbaikan

proses, yakni:

a. Aspek manajemen yang meliputi dukungan, pelatihan, kerja tim.

b. Aspek sumber daya manusia seperti penolakan terhadap perbaikan,

konflik antara operator dan komputer.

c. Aspek operasional seperti alat-alat pengendalian proses statistik,

prioritas proses, prosedur tindakan kolektif.

Pengendalian kualitas merupakan faktor kunci yang membawa

keberhasilan dari produk jasa, pertumbuhan bisnis dan peningkatan

posisi bersaing. Pengendalian kualitas bertujuan menyidik dengan

sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga

penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat

dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai di produksi.

(Irwan & Didi Haryono, 2015).

11
2.1.5. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Teknik Hasil


(tahun) Penelitian
Faizal Fakhri Analisis SPC Hasil penelitian
(2010) Pengandalian Variabel Check Sheet dapat
kualitas produksi dan Atribut diketahui data-data
di PT Masscom serta Check produksi dan data
Graphy dalam Sheet kerusaan produk
upaya (misdruk) yang di
mengendalikan sajikan dalam
tingkat kerusaan bentuk tabel
produk
menggunakan
alast statistik
Edy Purnomo Pengaruh Analisi Hasil dari
(2016) Quality Control Regresi penelitian ini
terhadap tingkat Multi menunjukkan
kerusakan Variabel Bahwa Routing,
produk pada PT Statistik Loading,
Filma Utama Dispatcing dan
Soap surabaya Follow up sebagai
Variabel bebas
mempunyai
pengaruh signifian
terhadap tingkat
kerusakan produk
seagai variabel
terikat

Ayunita Kusuma Efektivitas Hazard Hasil analisis


Wardani (2015) Pelaksanaan Analysis menunjukkan
Quality Control Critical Bahwa Quality
Pada Bagian Control Control
Produksi PT.
Point dengan
Indohamafish di
Pengambangan
(HACCP) mengunakan
Hazard Analysisn
Crical Control
Point (HACCP)
secara
keseluruhan
berada pada
kategori sangat
efektif dengan
presentase 85%

12
Iasdli Analisis Risiko Probabilisti hasil analisis
Kurniawan, Iwan Keruskan k menunjukkan
Vanany (2013). Peralatan FMEA bahwa FMEA
Dengan Analisis menujukkan
Metode Root tingkat risiko
Probabilitas Cause keruskan
FMEA Pada Analysis perusahaan
Industri masih termasuk
Minyak Gas normal. Hasil
anlisis Root
Cause Analysis
menujukkan
adanya sepuluh
sumber

Afifah Alrizqi Peningkatan Total Hasil dari


(2014) Produktivitas Quality penelitian ini
Benang Control menunjukkan
Polyester Cotton Bahwa berdasarkan
45 Menlalui peta kendali P cacat
Analisis Total Produk perusahaan
Quality Control mampu untuk
meningkatkan
produksinya.

2.2. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah justisifikasi terhadap yang dilakukan serta

memberikan landasan yang kuat terhadap yang dipilih dan relevan dengan

permaslahan, Mulyadi (2015).

Quality Control merupakan pengendalian kualitas yang hasrus dimulai

dari perencanaan produk dan berakhir hanya jika produk telah sampai

ketangan konsumen yang puas. Dengan demikian untuk memenuhi tuntutan

pemuasan konsumen perusahaan harus mampu memberikan standar kualitas

yang ada saat ini. Kegiatan ini dilakukan karena biasanya terjadi ketidak

sesuaian antara standar yang di inginkan dengan hasil produksi. Oleh karena

itu dalam pengendalian kualitas terpadu memperhatikan produk yang

13
dihasilkan agar sesuai denganstandar yang ditetapkan serta sesuai dengan

harapan konsumen. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini

untuk menggambarkan peran Quality Control terhadap tingkat kerusakan

produk Donuts Pada GwyZi Donuts yang melebihi batas toleransi, serta

mengidentifikasi penyebab kegagalan kualitas pada produk untuk kemudian

ditelusuri solusi penyelesaian masalah tersebut sehingga menghasilkan usulan

atau rekomendasi perbaiakan kualitas produk dimasa mendatang.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian Kerangka pemikiran yang

digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Kualitas Produk (Y)


Quality Control (X) Bentuk (form)
Fitur (feature)
Segi Operator
Kesan kualitas (perceived quality)
Segi Bahan Baku Ketahanan (durability)
Segi Mesin Gaya (style)
Desain (design)

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

14
2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran diatas penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H0: Quality Control berpengaruh signifikan terhadap tingkat kerusakan

produk donuts pada GwyZi Donuts

H1: Quality Control tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kerusakan produk donuts pada GwyZi Donuts

15
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Metode analisis deskriptif Menurut Sugiyono (2014),

ialah metode untuk menganalisis data melalui pendeskripsian data yang

terkumpul. Penelitian ini dilakukan dengan Mendeskripsikan Pengaruh

Quality Control Terhadap Kualitas Produk Donuts Pada GwyZi Donuts.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian ini pada GwyZi Donuts di Kelurahan

Girian Weru Dua, Kecamatan Girian, Kota Bitung. Waktu penelitian akan

dilaksankan pada bulan januari 2022.

3.3. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala


Qualiy Qualiy Control 1. Segi Operator Likert
Control (X) adalah usaha untuk 2. Segi Bahan
mempertahankan Baku
kualitas dari barang 3. Segi Mesin
yang dihasilkan, agar
sesuai dengan (Yamit Zulian,
spesifikasi yang 2013)
telah ditetapkan
berdasarkan
kebijaksanaan
pimpinan perusahaan
Kualitas Kualitas produk 1. Bentuk (form) Likert
Produk (Y) 2. Fitur (feature)
adalah keadaan fisik,

16
fungsi, dan sifat 3. Kesan kualitas
(perceived
suatu produk quality)
bersangkutan yang 4. Ketahanan
(durability)
dapat memenuhi 5. Gaya (style)
6. Desain (design)
selera dan kebutuhan
konsumen dengan Kotler dan Keller
memuaskan sesuai (2016)
dengan nilai uang
yang di keluarkan.

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan

kuantitatif.

1. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal

bukan dalam bentuk angka-angka. yang termasuk data kualitatif

dalam penelitian ini yaitu gambaran umum objek penelitian,

meliputi: sejarah singkat berdirinya, letak geografis objek, visi dan

misi, struktur organisasi.

2. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung

secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang

dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Dalam hal ini data kuantitatif

yang diperlukan adalah: wawancara, dokumentasi dan hasil angket.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yaitu merupakan data dalam bentuk angka. Data

kuantitatif pada penelitian ini yaitu data yang diperoleh responden

17
mengenai Pengaruh Quality Control Terhadap Kualitas Produk

Donuts Pada GwyZi Donuts.

3.4.2. Sumber data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil dan diproses dengan bantuan

peneliti secara langsung dari masalah atau tempat penelitian. Data

primer pada pengamatan ini didapat dari responden GwyZi Donuts

dengan serta dengan bantuan penggunaan kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung

dari objek atau subjek penelitian. Data sekunder diperoleh dari

penelitian terdahulu, buku dan artikel dari internet yang berkaitan

dengan penelitian ini.

3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2017), Non Probability Sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Populasi yang digunakan ialah keseluruhan

kariyawan memproduksi dan menjual donuts pada GwyZi Donuts yang

berjumlah 30 orang.

3.5.2. Sampel

18
Sampel menurut Sugiyono (2017), ialah bagian dari karakteristik yang

dimiliki populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

sampling jenuh yang dimana semua anggota populasi digunakan

menjadi sampel. Jumlah sempel berjumlah 30 kariyawan untuk

memproduksi dan menjual donuts pada GwyZi Donuts.

3.6. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metode sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan

Cara memperoleh data ini dilakukan dengan membaca buku-buku yang

berkaitan dengan penulisan ini dan jurnal terdahulu, dimana data yang

didapat adalah data sekunder sebagai data penunjang.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut :

a. Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

memberikan pernyataan yang sifatnya tertutup dan responden

memilih salah satu pilihan jawaban. Jawaban dimasukkan dalam

skala likert (1-5) sebagai berikut: Sugiyono (2014).

b. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data yang penulis lakukan

dengan karyawan dan Pemilik Usaha GwyZi Donuts untuk

mengetahui jumlah tingkat kerusakan produk.

c. Observasi, yaitu melakukan pemantauan dengan berkunjung

langsung di GwyZi Donuts.

3.7. Teknik Analisis

19
Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan teknik analisis

deskriptif presentase. Teknik ini digunakan untuk mengkaji variabel

penelitian yang ada pada penelitian yaitu Quality Control (x) terhadap

Kualitas Produk (y). Deskriptif presentase ini diolah dengan cara cara

frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100%. Rumus dari

deskriptif presentase adalah sebagai berikut:

f (3.1)
P= x100%
n

Keterangan:

P : Presentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

100% : Bilangan tetap

3.7.1. Uji Kualitas Data

1) Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2014), valid ialah ketepatan antara data yang

sesungguhnya dengan data yang diperoleh. Uji validitas data

penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat dan kuat.

Jika r hitung > r tabel, maka item dinyatakan valid. Untuk tingkat

validitasnya, pendekatan kedua produk korelasi digunakan dengan

menghubungkan rating objek dengan rating penuh. Dalam

melakukan uji validitas ini, peneliti menggunakan 100 responden

dan tingkat kepentingan 5% dengan bantuan program SPSS model

26. Pengujian validitas yaitu: Jika r hitung> r tabel, maka dapat

dikatakan bahwa ada hubungan antara variabel X dan variabel Y dan

20
jaraknya dinyatakan sah. Jika r hitung maka tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y dan jaraknya dinyatakan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2014), reliabel menunjukkan derajat

konsistensi data dalam interval waktu tertentu. Uji kehandalan

variabel atau item pada penelitian ini menggunakan uji Cronbach

Alpha 0,60. Apabila nilai α > 0,60 berarti item bersifat handal

atau reliabel. Dalam studi ini, pengujian keandalan menjadi

penggunaan koefisien alpha. Perhitungan koefisien alpha

menggunakan bantuan SPSS versi 26 dan batasan penting biaya

alpha untuk menyarankan kuesioner yang dapat diandalkan

adalah 0,60. Jadi koefisien alpha cost> 0,60 merupakan merek

dagang yang dapat diandalkan kuesionernya.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum menguji hipotesis, Anda harus terlebih dahulu

memeriksa asumsi mendasar sebagai permintaan dalam upaya

menggunakan evaluasi regresi linier mudah sebagai teknik evaluasi

informasi. Pemeriksaan asumsi mendasar adalah pemeriksaan

normalitas informasi, pemeriksaan linieritas informasi dan pemeriksaan

heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Menurut Gunawan, A (2015), uji normalitas data dimaksutkan untuk

memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas data

21
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai

Sig diperoleh lebih dari 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi.

2) Uji Linieritas

Menurut Gunawan, A (2015), uji linearitas dilakukan dengan

mencari persamaan garis regresi variabel bebas terhadap variabel

terikat. Jika nilai signifikan (Sig) linearity lebih rendah dari 0,05

maka hubungan antara variabel adalah linear. Kaidah yang dilakukan

untuk menguji linieritas data adalah:

a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka data tersebut tidak memiliki

hubungan linier.

b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka data memiliki hubungan

linier.

3) Uji Parsial (Uji t).

Menurut Sugiyono (2014), uji t digunakan untuk menguji hipotesis

hubungan antara dua variabel. Uji t pada penelitian ini digunakan

untuk mengetahui apakah variabel independent secara parsial

berpengaruh nyata (signifikan) atau tidak terhadap variabel

dependent. Jika nilai Sig < 0,05, maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima dan jika Sig > 0,05, maka Ha ditolak.

3.7.3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Gunawan, A (2015), regresi linear sederhana adalah

metode yang digunakan untuk mengungkap ada tidaknya hubungan

secara fungsional antar variabel. Variabel independen yaitu Qualiy

22
Control dan variabel dependen yaitu Tingkat Kerusaan Produk. Dengan

rumus yaitu:

Y = a + bX (3.2)

Keterangan :

Y: Qualiy Control

a: Konstanta

b: Koefisien regresi

X: Kualitas Produk

Pengujian menggunakan regresi linier pada penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan

variabel terikat, yaitu antara Qualiy Control terhadap Tingkat

Kerusaan Produk Untuk menyelesaikan analisis regresi liniear ini,

penulis menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi

26

3.7.4. Koesfisien Determinasi

Menurut Sugiyono (2014), koefisien determinasi digunakan

untuk analisis variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel

independen. Koefisien determinasi (R Square) pada penelitian ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel

dependen dalam menjelaskan variasi dari variabel independen.

23
DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku:

Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya, edisi 5. Yokyakarta: Sekolah Tinggi ilmu


Manajemen YKPN.

Irwan and Haryono, D. (2015). Pengendalian Kualitas Statistik. Bandung:


Alfabeta.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing Managemen, 15th
Edition, Pearson Education,Inc.

Irwan and Didi Haryono. (2015). Pengendalian Kualitas Statistik (pedekata


Teoritis da Aplikatif. Bandung: Alfabeta.

Zulian Yamit, (2013). Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Yokyakarta:


Ekonisia.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Ali Gunawan, Muhammad. (2015). Statistik Penelitian Bidang Pendidikan,


Psikologi dan Sosial. Yokyakarta: Parama Publishing.

Daftar Jurnal:

Baktiar S dkk. (2013). Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Menggunaka


Metode Statistical Quality Control (SQC) Studi Kasus Pada UD. Mustika
Tapaktuan. Jurnal Teknik Industri. 2(1):29-36.

Faizal Fakhri. (2010). Analisis Pengandalian kualitas produksi di PT Masscom


Graphy dalam upaya mengendalikan tingkat kerusaan produk
menggunakan alast statistic. E-library Udip.
Ayunita Kusuma Wardani. (2015). Efektivitas Pelaksanaan Quality Control Pada
Bagian Produksi PT. Indohamafish di Pengambangan. Jurnal Ekonomi Vol: 5 No
1

Iasdli Kurniawan, Iwan Vanany. (2013). Analisis Risiko Keruskan Peralatan


Dengan Metode Probabilitas FMEA Pada Industri Minyak Gas. Jurnal
Teknik Industri.
Afifah Alrizqi. (2014). Peningkatan Produktivitas Benang Polyester Cotton 45
Menlalui Analisis Total Quality Control. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.

24

Anda mungkin juga menyukai