Anda di halaman 1dari 24

PENGOPTIMALAN ORDER SEBAGAI PENERAPAN

ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA


PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
(CHAROEN POKPHAND INDONESIA – SEMARANG)
Kukuh Ramadhan Sukma Putra
24010118130073
LATAR BELAKANG
Persediaan merupakan hal yang sangat perlu untuk diperhatikan dalam kegiatan berusaha sebuah
penyedia barang atau jasa. Tidak jarang perusahaan mengalami masalah dalam pengendalian
persediaan. Mulai dari berapa kali pemesanan, ataupun kapan saja harus memesan persediaan.
Persediaan bukan hanya untuk operasi, tetapi juga berkontribusi terhadap kepuasan pelanggan.

Setiap perusahaan pasti memiliki persediaan. Tanpa persediaan, perusahaan akan menghadapi kendala
dalam beroperasi sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan yang membutuhkan barang atau
jasa yang diberikan perusahaan dan membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan. Sehingga, sangat penting bagi perusahaan untuk selalu memiliki persediaan.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana menentukan jumlah pemesanan bahan baku yang optimal menggunakan model
Economic Order Quantity (EOQ)?
2. Bagaimana menentukan total biaya yang dikeluarkan dan waktu pemesanan menggunakan model
Economic Order Quantity (EOQ)?
3. Bagaimana perbandingan hasil pengolahan data menggunakan model Economic Order Quantity
(EOQ) dengan kebijakan perusahaan?

BATASAN MASALAH
1. Data yang digunakan adalah data penggunaan bahan baku jagung pada bulan Oktober 2021.
TUJUAN
• Mengetahui jumlah pemesanan baku yang optimal menggunakan model Economic Order Quantity
(EOQ).
• Mengetahui total biaya yang dikeluarkan dan waktu pemesanan menggunakan model Economic
Order Quantity (EOQ)
• Mengetahui perbandingan hasil pengolahan data menggunakan model Economic Order Quantity
(EOQ) dengan kebijakan perusahaan.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) adalah sebuah perusahaan
yang bergerak dalam bidang pakan ternak, pengembangbiakan dan
budidaya ayam pedaging beserta dengan pengolahannya, makanan
olahan, dan pelestarian ayam dan sapi di wilayah negara Republik
Indonesia dan di luar negeri. CPIN mulai beroperasi di Indonesia pada
tahun 1972 berdasarkan akta pendirian yang dimuat dalam Akta No. 6
tanggal 7 Januari 1972. Dalam kegiatan berusahanya di Indonesia,
CPIN memiliki kantor pusat di DKI Jakarta, tepatnya di Jalan Ancol
VIII/1, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, DKI
Jakarta, serta memiliki beberapa pabrik-pabrik dan fasilitas
pembibitan di beberapa provinsi di Indonesia, diantaranya: Sumatera
Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, dan Bali.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Charoen Pokphand Indonesia – Semarang adalah pabrik pakan ternak
yang dimiliki oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk yang berada di
Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pabrik pakan ini telah berdiri sejak
tahun 1982. Pabrik ini berfokus pada produksi pakan ternak yang
kemudian hasil olahannya didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Pabriknya sendiri memiliki luas tanah 46,578𝑚2 dan luas bangunan
26,985.43𝑚2 . Di tahun 2016, pabrik milik CPIN ini berdiri di dua
tempat di wilayah yang sama (Kabupaten Demak). Untuk pabrik
terbaru, luas tanahnya sebesar 146,046 𝑚2 , luas bangunannya
sebesar 70,248.89 𝑚2 , dan lokasinya hanya berjarak ±1 km dari
pabrik terdahulu.
LANDASAN TEORI (Definisi Persediaan)
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau
proses produksi, ataupun bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus
dilakukan secara berturut-turut untuk menghasilkan produk-produknya yang kemudian diberikan
kepada pelanggan.
LANDASAN TEORI (Jenis Persediaan)
Jenis persediaan ada beberapa macam, dimana setiap jenis mempunyai karakteristik tersendiri. Jenisnya
adalah sebagai berikut:
1. Persediaan bahan baku/mentah, yaitu persediaan berupa barang yang digunakan dalam proses
produksi (contoh: baja, kayu, tepung).
2. Persediaan komponen rakitan, yaitu persediaan yang terdiri dari komponen yang diperoleh dari
perusahaan lain yang kemudian dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan penolong, yaitu persediaan yang diperlukan dalam proses, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen dari produk (contoh: kuas cat, bahan bakar).
4. Persediaan barang dalam proses, yaitu persediaan barang yang berupa keluaran (output) dari tiap-
tiap bagian dalam proses produksi, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi
(contoh: rangka dan mesin kendaraan yang belum dirakit).
5. Persediaan barang jadi, yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah
dalam pabrik dan siap didistribusikan ke pelanggan.
LANDASAN TEORI (EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ) dikembangkan pertama kali oleh F. W. Harris Westinghouse Corporation
pada tahun 1915. EOQ adalah salah satu model manajemen persediaan yang sangat berguna untuk
menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan. EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian
persediaan melalui persediaan pengaman (safety stock). EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang
diperoleh dengan biaya minimal, atau sering dikatakan dengan jumlah pembelian yang optimal. Pada
pendekatan EOQ, tingkat ekonomis dicapai pada keseimbangan antara biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. Dalam menentukan EOQ sangat dipengaruhi oleh faktor tinggi rendahnya tingkat
permintaan hingga barang yang dipesan tiba. Dengan adanya faktor tersebut, EOQ digolongkan menjadi
dua (2) model, yaitu: model deterministik dan probabilistik.
LANDASAN TEORI (EOQ Deterministik)
EOQ deterministik adalah suatu model EOQ dimana parameter sistem pengawasan persediaan dianggap
konstan. Jenis-jenis model EOQ deterministik adalah sebagai berikut:
1. EOQ Klasik (Sederhana), adalah model EOQ tanpa adanya kondisi khusus.
2. EOQ Back Order, adalah model EOQ yang digunakan ketika permintaan persediaan tidak dapat
dipenuhi semuanya oleh perusahaan, baik penyedia produk atau penyedia bahan baku, akibat
adanya kekurangan persediaan (stockout).
3. EOQ Fixed Production Rate, adalah model EOQ yang digunakan ketika perusahaan memproduksi
suatu barang dengan rata-rata produksi bersifat konstan.
4. EOQ Quantity Discount, adalah model EOQ yang digunakan ketika penyedia bahan baku atau
perusahaan penyedia produk memberikan potongan harga untuk barang yang dipesan dalam
jumlah tertentu.
LANDASAN TEORI (EOQ Probabilistik)
EOQ probabilistik adalah model EOQ yang digunakan ketika permintaan bersifat tidak menentu (acak).
Penggunaan dari model EOQ ini bergantung pada jenis kasus yang ada, antara lain:
1. Back Ordered Case, adalah kasus dimana ketika permintaan tidak dapat dipenuhi sepenuhnya,
tetapi perusahaan tidak kehilangan penjualan (keuntungan).
2. Lost Sales Case, adalah kasus ketika permintaan tidak dapat dipenuhi sepenuhnya dan perusahaan
kehilangan penjualan yang menyebabkan kehilangan peluang mendapatkan keuntungan yang
seharusnya didapatkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN (Data Pengamatan)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data estimasi penggunaan bahan baku jagung pada
bulan Oktober 2021, yang mana data pada bulan tersebut adalah sama dengan rata-rata penggunaan
bahan baku jagung setiap bulannya dalam satu tahun kegiatan operasi. Data yang didapatkan adalah
sebagai berikut:
• Pabrik beroperasi selama 365 hari dalam satu tahun operasi.
• Pabrik menggunakan bahan baku jagung sebanyak 30,000 ton dalam satu bulannya (Oktober 2021)
dan setiap bulannya diyakini bersifat konstan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam satu tahun
kegiatan, perusahaan menggunakan sebanyak 30,000 x 12 = 360,000 ton jagung.
• Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan bahan baku adalah sebesar Rp 227,500.00 (estimasi).
• Biaya penyimpanan per unit per tahunnya adalah sebesar Rp 19,000.00 (estimasi).
HASIL DAN PEMBAHASAN (Pengolahan Data)
Model EOQ yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan persediaan pada perusahan
adalah model EOQ deterministik klasik/sederhana. Untuk menggunakan model tersebut, data yang
didapatkan harus memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut:
• Barang yang dipesan adalah sejenis
• Permintaan per periode diketahui dan konstan
• Biaya pemesanan konstan
• Biaya penyimpanan berdasarkan rata-rata penyimpanan
• Harga barang per unit konstan
• Tidak ada diskon pembelian
• Barang tidak mengalami kerusakan, dan
• Barang yang dipesan segera tersedia (tidak back order)
HASIL DAN PEMBAHASAN (Pengolahan Data)
Parameter yang digunakan dalam penyelesaian model EOQ deterministik klasik adalah:
𝐾 : biaya pemesanan bahan baku per pemesanan,

𝐶ℎ : biaya penyimpanan per ton per tahun,

𝑝 : harga beli per bahan baku,

𝐷 : jumlah permintaan bahan baku per tahun,

𝑄∗ : jumlah pemesanan optimal,

𝑇 : waktu yang diperlukan untuk satu siklus pemesanan,

𝑓 : frekuensi pemesanan per tahun,

𝑇𝐶(𝑄 ∗ ) : total biaya persediaan satu siklus,

𝐶(𝑄∗ ) : total biaya persediaan selama satu tahun.


HASIL DAN PEMBAHASAN (Jumlah Pemesanan Optimal)

Jumlah pemesanan optimal bahan baku jagung dalam setiap pemesanan yang dilakukan oleh
perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah jagung yang sebaiknya dipesan setiap kali pemesanan adalah


sebanyak 2,936 ton.
HASIL DAN PEMBAHASAN (Periode Pemesanan)
Periode pemesanan optimal bahan baku jagung dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Periode pemesanan jagung dalam satu tahun adalah setiap 3 hari.


HASIL DAN PEMBAHASAN (Frekuensi Pemesanan)
Frekuensi pemesanan optimal bahan baku jagung dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Frekuensi pemesanan jagung dilakukan 123 kali dalam satu tahun


kegiatan operasi untuk menghindari kekurangan persediaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN (Total Biaya Per Pemesanan)

Total biaya tiap pemesanan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap melakukan pemesanan adalah Rp 10,276,454,974.76.
HASIL DAN PEMBAHASAN (Total Biaya Satu Tahun)
Total biaya dalam satu tahun pemesanan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu tahun adalah Rp 1,260,055,787,095.37.
HASIL DAN PEMBAHASAN (Kebijakan Perusahaan)
• Jumlah pemesanan sebesar 30,000 ton per pesan.
• Periode pemesanan dilakukan setiap 1 bulan sekali.
• Frekuensi pemesanan dilakukan 12 kali dalam satu tahun.
• Total biaya tiap pemesanan menurut kebijakan perusahaan adalah Rp 105,023,977,500.00.
• Total biaya satu tahun menurut kebijakan perusahaan adalah Rp 1,260,287,730,000.00.
HASIL DAN PEMBAHASAN (Perbandingan Hasil)
Parameter Metode EOQ Kebijakan Perusahaan Selisih total biaya satu tahun dengan
Pembelian per Periode 2,936 ton 30,000 ton menggunakan model EOQ dan

3 hari 30 hari berdasarkan kebijakan perusahaan:


Periode Pemesanan
𝐶 𝑄 − 𝐶 𝑄∗ =

Frekuensi Pemesanan 123 kali 12 kali 1,260,287,730,000.00 − 1,260,055,787,095.37

= Rp 231,942,904.63.

10,276,454,974.76 105,023,977,500.00 Dengan persentase selisih sebesar


Total Biaya Sekali Pesan (Rupiah)
0.02%

Total Biaya Satu Tahun (Rupiah) 1,260,055,787,095.37 1,260,287,730,000.00


KESIMPULAN
Masalah pengendalian persediaan bahan bagung di Charoen Pokphand Indonesia – Semarang dapat
diselesaikan dengan model Economic Order Quantity (EOQ) dengan hasil sebagai berikut:
1. Jumlah pemesanan bahan baku jagung yang semula sebesar 30,000 ton menjadi 2,936 ton.
2. Frekuensi pemesanan yang semula 12 kali dalam satu tahun atau setiap 1 bulan, menjadi 123 kali
dalam satu tahun atau setiap 3 hari.
3. Biaya yang keluar dalam satu tahun yang semula Rp 1,260,287,730,000.00 menjadi
Rp 1,260,055,787,095.37 yang berarti perusahaan dapat menghemat pengeluaran sebanyak
Rp 231,942,904.63 atau sebesar 0.02%.
SARAN
Sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pengadaan bahan baku pakan ternak. Hal ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya penumpukkan bahan baku atau kekurangan bahan baku. Penumpukkan
bahan baku menyebabkan kualitas bahan baku menurun. Sedangkan kekurangan bahan baku membuat
perusahaan mengalami kerugian akibat tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai