Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Teori Penuaan”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas
seminar Keperawatan Komunitas II. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini banyak
mengalami hambatan, baik materi, tata bahasa, maupun isi. Hal ini dikarenakan keterbatasan
dan pengalaman kami, tetapi dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Sri Ariyanti, S.Kep.,Ns selaku koordinator dan pembimbing kelompok 1 Keperawatan
Komunitas II.
2. Bapak Ardi Wahyudi., M. Kep selaku dosen pengajar Keperawatan Komunitas II.
3. Bapak Gusti Jhoni Putra, M.Pd.,M.Kep selaku dosen pengajar Keperawatan Komunitas II.
4. Kedua orang tua dan saudara tercinta di rumah yang telah banyak memberikan dukungan
baik berupa moril, dan materil, serta doa yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
5. Teman – teman mahasiswa/i kelas S1 B STIK Muhammadiyah Pontianak yang telah
memberikan dukungan dan saran kepada kami sehingga makalah ini terselesaikan.
6. Pihak – pihak lain yang tidak bisa kami uraikan satu – persatu yang juga telah banyak
membantu kami berupa semangat maupun doa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk membuat makalah yang lebih
baik lagi kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pontianak, 30 Oktober 2017

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan masalah............................................................................................................4
C. Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Menua................................................................................................................5
B. Teori Penuaan..................................................................................................................5
C. Perubahan – Perubahan yang Terjadi Akibat Proses Menua........................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan adalah cita – cita suatu bangsa yang terlihat dari
peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/ Angka Harapan Hidup
(AHH). Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya populasi lanjut usia
(lansia) dengan menurunnya angka kematian serta penurunan jumlah kelahiran.
Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan
berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia. Berdasarkan laporan Perserikatan
Bangsa – Bangsa 2011, pada tahun 2000 – 2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan
persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,4%) angka ini akan meningkat pada
tahun 2045 – 2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase
populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat
Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah
64,5 tahun (dengan persentase lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi
69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%).
Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah usia pertengahan (middle-age) 45-59
tahun, lansia (elderly) 60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun dan lansia sangat tua
(very old) diatas 90 tahun. Undang – undang no 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas.
Berbagai kebijakan (Pusat Data dan Informasi, Kementerian kesehatan RI).
Menua adalah suatu proses yang wajar terjadi pada seluruh makhluk hidup tanpa
kecuali. Secara sederhana proses ini sudah dimulai dari sejak awal kehidupan dalam
bentuk perubahan – perubahan fungsi sel dan atau organ sejalan dengan
meningkatnya umur, sehingga ada istilah penuaan kronologis dan penuaan biologis.
Kecepatan perubahan fungsi ini yang sering dikenal dengan perubahan biologis,
berbeda – beda antara satu individu dengan individu lainnya, bahkan antara sel yang
satu dengan sel lainnya juga. Perubahan yang terjadi adalah proses kematian sel yang
kemudian diikuti oleh penggantian sel dengan yang baru. Tetapi pada batas tertentu
proses kematian dari sel akan terus berlanjut sehingga terjadi penurunan fungsi organ
yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas mengenai
“Teori Penuaan”.

3
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut
1. Apa yang dimaksud dengan proses penuaan?
2. Apa saja teori – teori penuaan?
3. Bagaimana dampak dari proses penuaan?

C. Manfaat
1. Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teori penuaan
2. Institusi pendidikan
a. Makalah ini dapat dipakai untuk sebagai salah satu bahan bacaan kepustakaan
b. Dapat sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.

BAB II
LANDASAN TEORI

4
A. Definisi Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan –
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Siti Bandiyah, 2009).
Proses menua merupakan proses terus menerus secara alamiah, yang dimulai sejak
lahir dan pada umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap
individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Menua bukanlah suatu penyakit
tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh (Arita Murwani, 2010).
Proses menua adalah suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai
kematangan intrinsic dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran
sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis, maupun sosial akan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Proses
menua yang terjadi pada usia lanjut secara linier dapat digambarkan melalui tiga
tahap, yaitu antara lain:
1. Kelemahan (impartmen)
2. Keterbatasan fungsional (fungtional limitation)
3. Keterhambatan (handicap)

B. Teori Penuaan
1. Teori Biologi
a. Teori wear and tear
Tubuh dan selnya menjadi rusak karena terlalu sering digunakan dan
disalahgunakan. Organ tubuh, seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan yang lain
menurun karena toksin di dalam makanan dan lingkungan, konsumsi
berlebihan lemak, gula, kafein, alcohol, dan nikotin, karena sinar ultraviolet
dank arena stress fisik dan emosional. Tetapi kerusakan ini tidak berbatas pada
organ, melainkan juga terjadi ditingkat sel. Hal ini berarti walaupun seseorang
tidak pernah merokok, minum alcohol dan hanya mengonsumsi makanan
alami, dengan menggunakan organ tubuh secara biasa saja pada akhirnya
terjadi kerusakan (Tria Coresa, 2017).
b. Teori neuroendokrin
Teori menyangkut peranan berbagai hormone bagi fungsi organ tubuh. Pada
usia muda berbagai hormone bekerja dengan baik mengendalikan berbagai

5
fungsi organ tubuh. Karena itu pada masa muda fungsi berbagai organ tubuh
sangat optimal, seperti kemampuan bereaksi terhadap panas dan dingin,
kemampuan motorik, fungsi seksual, dan fungsi memori. Hormone bersifat
vital untuk memperbaiki dan mengatur fungsi tubuh. Ketika manusia menjadi
tua, tubuh hanya mampu memproduksi hormone lebih sedikit sehingga
kadarnya menurun. Akibatnya berbagai fungsi tubuh terganggu. Growth
Hormone yang membantu pembentukan masa otot, Human Growth Hormon
(HGH), testosterone, dan hormone tiroid akan menurun tajam ketika menjadi
tua (Tria Coresa, 2017).
c. Free Radicals (Teori Radikal Bebas)
Radikal bebas merupakan suatu molekul yang mempunyai satu atau lebih
electron tidak berpasangan pada orbit luarnya, dapat bereaksi dengan molekul
lain, menimbulkan reaksi berantai yang sangat destruktif. Radikal bebas
bersifat sangat reaktif. Radikal bebas akan merusak membran sel, Deoxyribo
Nucleic Acid (DNA) dan protein. Banyak studi mendukung ide bahwa radikal
bebas mempunyai kontribusi yang besar pada terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan proses penuaan seperti kanker, penyakit jantung dan
proses penuaan (Tria Coresa, 2017).
d. Teori Kontrol Genetik
Faktor genetic memiliki peran besar untuk menentukan kapan menjadi tua dan
umur harapan hidup, dapat dianalogikan individu lahir seperti mesin yang
telah terprogram sebelumnya untuk merusak diri sendiri. Tiap individu
memiliki jam biologi yang telah diatur waktunya untuk dapat hidup dalam
rentang waktu tertentu. Ketika jam biologi tersebut berhenti, merupakan tanda
individu tersebut mengalami proses penuaan kemudian meninggal dunia,
waktu dalam jam biologi sangat bervariasi tergantung pada peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan individu tersebut dan pola hidupnya (Tria Coresa,
2017).
e. Stress
Salah satu factor yang mempengaruhi perubahan variable fungsi otak
berkaitan dengan penuaan adalah perbedaan system stress pada setiap
individu. Perbedaan system stress pada berbagai individu dapat disebabkan
oleh variasi genetic secara alamiah atau factor penyebab stress dalam
lingkungan yang tidak sama. Stress merupakan factor penyebab munculnya
6
perbedaan produksi hormone pada setiap individu atau tingkat umur individu.
Hormone – hormone yang diproduksi selama stress diregulasi oleh system
aksis hipotalamus-pituitari-adrenal dan mampu mempengaruhi sejumlah
jaringan target pada system saraf pusat dan perifer. Selain itu hormone –
hormone yang diproduksi selama stress mempunyai peranan penting dalam
proses adaptasi dan homeostasis, baik melalui mobilisasi energy dari tempat –
tempat penyimpanan, pemeliharaan system imun, atau penghambatan proses –
proses nonesesensial, seperti fungsi reproduksi. Produksi dan sekresi hormone
mempunyai hubungan erat dengan tingkat stress. Salah satu hormone yang
mempunyai hubungan erat dengan stress adalah glukokortikoid.
Glukokortikoid merupakan hormone yang disintesis oleh kelenjar adrenal dan
disekresikan secara langsung kedalam sirkulasi perifer.
f. Cross-Linking (Teori rantai silang)
Teori ini menjelaskan bahwa sel – sel yang tua atau using, reaksi kimianya
dapat menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen, ikatan ini
menyebabkan elastisitas berkurang dan menurunnya fungsi
g. Environment (Lingkungan)
1) Pencemaran lingkungan yang berwujud bahan – bahan polutan dan kimia
sebagai hasil pembakaran pabrik, otomotif dan rumah tangga akan
mempercepat penuaan.
2) Pencemaran lingkungan berwujud suara bising. Dari berbagai penelitian
ternyata suara bising akan mampu meningkatkan kadar hormone prolaktin
dan mampu menyebabkan apoptosis di berbagai jaringan tubuh.
3) Kondisi lingkungan hidup kumuh serta kurangnya penyediaan air bersih
dan meningkatkan pemakaian energy tubuh untuk meningkatkan
kekebalan
4) Sinar matahari secara langsung yang dapat mempercepat penuaan kulit
dengan hilangnya elastisitas dan rusaknya kolagen kulit.
h. Disease (Penyakit)
Bakteri, jamur, virus dan organisme lain bertanggung jawab terhadap
perubahan psikologis selama proses penuaan. Dalam beberapa kasus, pathogen
ini terdapat dalam tubuh dan menyerang system peetahanan tubuh. Hubungan
antara penuaan dan proses penyakit telah disebut dalam biogerontologi.
2. Teori Psikososial
7
a. Disengagement Theory ( Teori Menarik Diri/ Pembebasan)
Kelompok teori ini dimulai dari University of Chicago, yaitu Disengagement
Theory, yang menyatakan bahwa individu dan masyarakat mengalami
disengagement dalam suatu mutual withdrawl (menarik diri). Memasuki usia
tua, individu mulai menarik diri dari peran masyarakat dan tanggung
jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah
berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda.
Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat
menyediakan waktu untuk merefleksi kembali pencapaian yang telah dialami
dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai (Prastiwi Suhartin. P,
2010). Sedangkan manfaatnya bagi masyarakat adalah dalam rangka
memindahkan kekuasaan generasi tua kapada generasi muda. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi soail lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple lose), yakni:
1) Kehilangan peran (loss of role)
2) Hambatan kontak sosial (restraction of contact and relationship)
3) Berkurangnya komitmen (to social mores and values)
b. Teori Aktivitas
Teori ini berlawanan dari teori pembebasan. Teori ini berpendapat apabila
seseorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus tetap beraktivitas.
Kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan
seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan
yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi
peran lansia secara negative mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas
mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan
sepanjang kehidupan. Hasil dari berbagai penelitian memvalidasi hubungan
positif antara mempertahankan interaksi yang penuh arti dengan orang lain
dan kesejahteraan fisik orang tersebut.
c. Teori Kontinuitas (Teori Perkembangan)
Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan
kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan
dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan. Orang yang
menyukai kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas mungkin
akan menemukan kepuasan dalam melakukan gaya hidupnya ini. Ketika
8
perubahan gaya hidup dibebankan pada lansia oleh perubahan sosial-ekonomi
atau factor kesehatan, permasalahan mungkin akan timbul. Keluarga yang
berhadapan dengan keputusan yang sulit tentang perubahan pengaturan tempat
tinggal untuk seorang lansia sering memerlukan banyak dukungan
d. Tugas perkembangan
Teori ini dikemukakan oleh Erikson (1950). Ini adalah suatu teori
perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas
dan peran yang perlu diselesaikan dengan baik:
Stage Satisfactority Fulfilled Satisfactority Unfulfilled
Masa bayi
Percaya Tidak percaya
(0-1 tahun)
Masa kanak –kanak
otonomi Malu
(1-3 tahun)
Masa bermain/ prasekolah
inisiatif Rasa bersalah
(3-6 tahun)
Masa sekolah
Ketekunan Rasa rendah diri
(6-12 tahun)
Remaja
Identitas Kebingungan
(12-19 tahun)
Masa dewasa awal
Keintiman Isolasi
(20-25 tahun)
Masa dewasa muda
Generativitas Stagnasi
(26-64 tahun)
Masa dewasa tua
integritas Keputusasaan
(65 – kematian)
Tugas perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan
merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
Tantangan pada masa usia tua/ lanjut usia adalah untuk menerima dan
menemukan arti dari kehidupan yang ia miliki. Bila ia merasa semuanya
belum siap atau gagal akan timbul keputusasaan yang mendalam.

9
C. Perubahan – Perubahan yang Terjadi Akibat Proses Menua
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang
menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus menerus. Apabila proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbul berbagai
masalah, antara lain:
1. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Perubahan – perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik,
keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta situasi lingkungan.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan
timbulnya suatu penyakit atau takut di telantarkan karena tidak berguna lagi.
2. Perubahan psikososial
Masalah – masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam,
tergantung kepada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada saat ini orang
yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk
menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun
berarti terputus dari lingkungan dan teman – teman yang akrab dan disingkirkan
untuk duduk – duduk dirumah dengan begitu dapat menimbulkan perasaan
kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial, kehilangan hubungan teman
dan keluarga, perubahan mendadak dalam kehidupan rutin dan membuat mereka
merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna.
3. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia meliputi berkurangnya kemampuan
meningkatkan fungsi intelektual, berkurangnya efisiensi tranmisi saraf di otak
(menyebabkan proses informasi melambat dan banyak informasi hilang selama
tranmisi), berkurangnya kemampuan mengakumulasi informasi baru dan
mengambil informasi dari memori, serta kemampuan mengingat kejadian masa
lalu dibandingkan dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang baru saja
terjadi (Rizhsky Dayamaes, 2013).
4. Perubahan spiritual
a. Agama atau kepercyaaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
b. Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari – hari

10
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun, perkembangan yang dicapai pada
tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara
mencintai dan keadilan (Wahyu Setiyaningsih, 2014)

11
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses penuaan merupakan tahap dewasa yang dimana tahap pertumbuhan
manusia mencapai titik perkembangan yang maksimal, dengan disertai mulai
menyusutnya tubuh yang dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh.
Sehingga fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang
biasanya disertai masalah atau gangguan pada kesehatan.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki
kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total
pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental/emosional
dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan
dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien
lansia. 

B. Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia,
untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses
harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik,
namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut
pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai
tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis
pasiennya. Termasuk pada usia lanjut.
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan
dalam pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan
pada klien usia lanjut.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dayamaes, R. (2013). Gambaran Fungsi Kognitif Klien Usia Lanjut di Posbindu Rosella
Legoso Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
Murwani, A., & Priyantari, W. (2010). Gerontik Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan
Home Care dan Komunitas. Yogyakarta: Citramaya.
P, P. S. (2010). Teori Penuaan, Perubahan pada Sistem Tubuh dan Implikasinya pada
Lansia. Semarang: Universitas Dipenegoro.

15

Anda mungkin juga menyukai