Anda di halaman 1dari 7

Tulisan Tangan Mimpiku

Minggu, 08 Februari 2015

NASKAH DRAMA LASKAR PELANGI


Laskar Pelangi

Namaku adalah Ikal


anak asli Belitong, pada tahun 1974 dimulailah awal dari kesuksesanku, aku
menapakkan kaki di sekolah tua yang mungkin sudah tak layak pakai, namun
didalamnya terdapat
semangat belajar yang sangat besar , terutama pada salah
satu temanku , anak pesisir miskin yang
rela mengkayuh sepeda sejauh 80km dan
harus berhadapan dengan maut saat melewati rintangan
buaya yang bisa saja
langsung menyerangnya.
*Di sekolah*
Bu Mus         : “Siapa Nama kau nak”
Lintang         : “Namaku Lintang dari  kayu pelumpang bu, aku nak sekolah”
Bu Mus         : “Subbahanallah, insyallah kau bisa
sekolah nak , parkir sepeda kau disitu”
Pak Harfan   : “Siapa yang kau bawa itu Mus?”
Bu MUs        : “Lintang anak pesisir, insyaallah kita
akan mendapatkan 10 murid hari ini”
*Disisi Lain*

Umak Ikal     :
“Jadi kau nak antar ikal?”
Apak Ikal      :
“Jadi aku ijin setengah hari”
Ikal              :
“aku pakai sepatu ini umak?”
Umak Ikal     :
“Sudah lah pakai aja itu dulu , nanti kalok ada rejeki umak belikan yang baru”
Pika             :
“macam anak perempuan kau itu kal”
Umak           :
“Pika diaamm lah jangan kacaukan adikmu itu”

*Satu-persatu
murid datang , tapi jika dihitung jumlah muridnya hanya sejumlah 9 orang, jika
taka da
10 orang yang hadir didalam kelas itu, maka nasib kami akan sama dengan
ayah-ayah kami menjadi
buruh di PN TIMAH atau menjadi nelayan-nelayan miskin ,
Pak Harfan memberikan kompensasi
waktu sampai pukul 11.00 , tapi hari itu sudah
melewati pukul 11.00 , wajah bu Mus memerah dan
terlihat sangat takut campur
dengan kecewa*
Pak Harfan   : “Mus ini sudah lewat pukul 11.00 kita harus
memberitahu para orang tua mereka itu,
bahwa kita harus…”
Bu Mus         : “Apalah arti 9-10 orang pak? , aku
dan Bakrie masih bisa tetap mengajar pak”
Pak Harfan   : “Tapi kau juga harus tau , apalah arti
surat ini” Pak Harfan menunjukkan sepucuk surat
dari dinas kabupaten Belitong
yang isinya adalah ^Bila Sd Muhammadiyah tertua di Belitong tidak
mendapatkan
10 Murid pada hari ini , maka SD Muhammadiyah tertua di Belitong harus di
tutup^
Pak Harfan    : “Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatu,
syukur Alhamdulillah kita ucapkan
kepada Allah SWT , karena kehadiran
bapak-bapak dan ibu-ibu disini adalah untuk menyelamatkan
pendidikan di SD
Islam tertua di tanah Belitong, sekolah dengan dasar budi pekerti, demi
tegaknya
akhlakul karimah, akhlak yang permanen,namun demikian, kalau kita
tidak bisa mendapatkan 10
orang murid baru maka kita tidak bisa membuka kelas
baru , sebaiknya semua ini kita terima dengan
hati yang iklas”
Bu Mus         : “Tunggulah dulu pak , aku akan
mencari seorang murid lagi pak , semestinya hari ini
adalah hari pertama aku
mengajar pak masa murid-muridku tak ade”
“HARUN-HARUN ITU
HARUN”
Bu Mus         :”HAAAAAAAARRRRRRRRRRRRUUUUUUUUUUUNNNNNNNN”

Seorang anak yang


Istimewa telah menyelamatkan kami , dan menghadiahkan senyuman bahagia di
wajah
bu Mus, dan senyum itu akan berganti-ganti dengan banyak hal , menemani
tahun-tahun kami
kedepan, tahun-tahun yang tak akan pernah bisa terlupakan,
*5 Tahun kemudian*
          *Murid Sd muhammadiyah sedang asyik
bermain di halaman luar sekolah, semua asyik bermain
dengan pelepah kelapa yang
jatuh, sahara yang menyemangati Kucai , Harun yang terlihat Gembira ,
dan Mahar
yang asyik sendiri dengan radio tuanya, 
Sementara disisi lain*
Borek : “Badan laki-laki tuh mesti begini Kal , macam
Samson kan?, mulai sekarang panggil aku
Samson, jangan bilang siapa-siapa ya ,
akan kubuat kau menjadi Samson”
Ikal     : “Apa itu rek? Eh apa itu Samson?”
Borek : “Ini rahasia lelaki jantan, akan kubuat kau
menjadi pujaan hati semua wanita , cepat buka baju
kau sekarang cepat buka”.
*Saat itu bu Mus
datang dan kebingungan mengapa disekitar sekolah tidak ada murid-muridnya, bu
Mus bertanya pada pak Bakrie dan hasilnya pak Bakrie tidak tau, lalu bu Mus
pergi kebelakang
sekolah dan melihat anak-anak yang sedang asyik bermain malah
sedanng bertengkar*
Bu Mus         : “Heeyyy Anak-anak Ayo masuk Kelas,
heyyyy” “Hey anak-anak ayo masuk kelas” “Kucai
sini kau kemari, Kau kan ketua kelas seharusnya kau bisa membantu cekgu ni untuk
mengatur
kawan-kawan kau”
Kucai  : “Ibu itu
harus tau , anak-anak itu macam setan semua , aku dah tak nak lagi lah ngurus
anak-
anak itu , Mulai sekarang aku berhenti jadi ketua kelas”
*Tiba-Tiba pak Harfan datang dengan senyuman khasnya yang
bisa memikat anak-anak SD
Muhammadiyah asuhan bu Mus*
Pak Harfan   :
“Heiii anak-anak siapa yang mau mendengarkan cerita kisah nabi Nuh yang membat
perahu kayu terbesar yang pernah terbuat diuat oleh manusiaaaa????”
Bu Mus                :
“Kucai menjadi ketua kelas adalah sosok yang mulia, bukankah di alqur’an sudah
diterangkan, nanti dirimu juga akan mendapatkan balasan yang setimpal akan hal
tersebut”
Kucai            :
“IIIyaaa bu saya mengerti”
Sahara                  :
“Hei Kucai kata Al-qur’an kau ingat tak? Bahwa kepemimpinan seseorang itu akan
dipertanggung jawabkan di akhirat nanti , maka kau harus sabar menghadapi
anak-anak itu walaupun
mereka macam setan”
*Pak Harfan yang sedang bercerita*
Pak Harfan    :
“Mereka yang ingkar telah diingatkan bahwa air bah akan datang. Namun
kesombongan telah membutakan maa dan menulikan telinga mereka , dan akhirnya
mereka musnah
dilamun ombak” Pak Harfan meyakinkan anak-anak dengan tatapan
wajah yang serius
*Sementara itu Ikal berbicaa pada Borek*
Ikal     :
“Mangkannya jika kau tak rajin sholat pandai-pandailah kau berenang, tak ada
gunanya orot
gedemu itu kalau kau tak pandai berenang”

*Keesokan harinya*
Kelas yang mereka pakai sebenarnya adalah kandang hewan
ternak. Pada pagi harinya ruangan itu
penuh dengan hewan ternak yang membuang
kotoran, dan ruangan tempat belajar mengajar tersebut
penuh dengan
genangan air karena pada malam harinya ruangan terebut terkena bocoran air
hujan ,
bu Mus terlihat bingung mendapati keadaan ini, sementara itu pak Harfan
malah menyuruh bu Mus
untuk belajar diluar ruangan , akan tetapi bu Mus tak mau
. Tapi Pak Harfan terus memaksa , hingga
akhirnya bu Mus mengajak anak-anak
tersebut belajar di luar ruangan
Pak Harfan    :
“Sudahlah Mus, jangan kau pusing mengenai hal ini, ajaklah mereka bermain
diluar
sekolah, sekali-kalii tak apa, biarlah aku yang membersihkan ini Mus”
Bu Mus         :
“Tak usah lah pak cik , kita bisa bersihkan bersama-sama”
Pak Harfan   :
“Sudahlah, Bakrie bisa membantuku untuk membersihkan ini semua”
Bu Muslimah pun mengajak anak-anak untuk belajar diluar
sekolah , dengan mengendarai sepeda
ontelnya. Sedangkan pak Harfan membersihkan
dan membetulkan ruang kelas yang rusak. 
Bu Mus
mengajak anak-anak untuk mengenal alam sekitar tempat
tinggalnya. Pada saat itu turunlah hujan,
setelah hujan berhenti anak-anak
menari lepas dan menaiki batuan-batuan indah , dan Ikal , Lintang,
dan Mahar
memimpin teman-temannya
Mahar          :
“Lihatlah Boy, apa itu yang ada dilangit warna-warni?”
Lintang         :
“Itu Namanya Pelangi, muncul dari pembiasan cahaya mentari . Warnanya ada 7
yaitu
Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, dan Ungu , atau biasa disingkat
Mejikuhibinu”
Lalu Terdengar suara bu Mus yang memanggil mereka LASKAR
PELANGI , dimulailah cerita anak-
anak SD Muhammadiyah tertua di Belitong dengan
sebutan Laskar Pelangi
Bu Mus         :
“LAAAASSSSSSKKKKKKKKAAAAARRRRR PPPPEEEEELLLLAAAAANNNNGGGGGIIIIIIII ,
ayo
pulaanggg”
Anak-anak    : “Laskar pelangi??? Hahahahahha”
Hari-hari berlalu dengan senyum, tawa, sedih dan
sebagainya . Laskar Pelangi melalui hari bersama
dengan penuh kebersamaan, hari
ini adalah pelajaran Berhitung. Di SD PN TIMAH ketika pelajaran
berhitung ,
gurunya membagikan kalkulator . Sementara para anggota laskar pelangi belajar
berhitung
dengan lidi-lidi sisa sapu korek
Bu Mus         :
“Laskar pelangi, mari kita belajar berhitung. Sekarang keluarkan lidimu”
Laskar pelangi saling berebbut lidi, dan bu Mus
melerainya , lalu bu Mus membacakan soal
Bu Mus         : “
12 + 4 x (-5)  berapee ???
Lintang         :
“-80 bu”
Bu Mus         :
“Bagus sekali anak pesisir, betul-betul sekali .” Bu Mus terheran-heran
Sementara disisi lain Harun dan Sahara sibuk membincangkam
kucing harun yang berjumlah 3
beranak 3 dan belang 3 .
Keesokan harinya , Lintang menghampiri Mahar yang sedang
asyik bermain di Pohon
Lintang         :
“Kuping kau bisa selebar kuping gajah har”
Borek           : “apa yang ada didalam radio kau
har?”
Mahar          : “Kau
tak mengerti Boy, didalam sini ada musik dahsyat . Coba dengar musik ini boy,
namanya musik jazz, musiknya orang-orang pintar”
Ikal              :
“Apelah yang kau bincangkan nih har?”
Mahar                  : “Ah
, Boy sudahlah kau juga tak mengerti apa yang kubilang ini” Mahar pergi
menunggalkan Lintang dan Mahar, lalu Ikal bergaya dengan bahasa isyarat yang
menunjukkan bahwa
Mahar sinting.
Hari ulangan umum telah tiba dengan berat hati SD
Muhammadiyah harus bergabung dengan SD PN
TIMAH karena pemerintah sudah
memutuskannya
Pak Harfan    : Ndak ada yang bisa kita lakukan lagi mus,
surat dari pengawas sekolah sumatera
selatan ini jelas mengtakan untuk ulangan
umum minggu depan kita harus bergabung dengan SD PN
TIMAH
*Bu muslimah
menatap foto yang ada di dinding belakang pak Harfan*
Pak Harfan   : Mus, seharusnya kau tak perlu merasa
terbebani , hanya karena ayahmu ada dalam
foto itu bersamaku, sudah 2 bulan ya
gaji kau dan bakrie tertunda . Kau masih muda , mengape kau
menolak lamaran
saudagar itu? Kau akan jadi istri saudagar di tanah jawa mus”
Bu Mus         : Lalu saye nak tinggalkan pak cik
beruda saja dengan Bakrie, mimpi aku tu menjadi guru
bukan jadi istri saudagar,
soal uang aku sudah mendapatkannya dari menjahit..

Keesokan harinya
bu muslimah menyampaikan informasi bahwa ujian umum akan dilaksanakan di
SD PN
Bu Mus         : Anak-anak minggu depan kalian akan
melaksanakan ujian , kalian harus bergabung
dengan SD PN TIMAH
Mahar          : Mengape begitu cekgu? Biasanye kita
ulangan disini
Borek           : Baju dan sandal kita jelek dan
usang cekgu , apalah kata anak SD PN nanti
Bu Mus         : Sudahlah tak ape, yang penting kalian
sekarang belajar ye
Anak-anak    : Iyela

. Tatapan demi tatapan kami terima, ya mereka membedakan


kami karena status perbedaan kasta
Flo               :
“Kok mereka pake sandal sih ?”
Ulangan berjalan dengan baik, tak terasa waktu
mengerjakan ulangan sudah selesai tangan – tangan
pengawas mulai mengambil
kertas – kertas ulangan kami. Bu Mus lupa untuk memisahkan kertas
ulangan
Harun. 2 pengawas itu menertawakan hasil ulangan harus yang hanya berupa gambar
Bu Mus         :
“Pak cik bagaimana ini ? Aku lupa memisahkan kertas ulangan harun”
Pak Harfan   : “Tak
apa mus”
Bu Mus         :
“Tapi aku tak suka cara mereka, begitu meremehkan Harun”
Pak Harfan   :
“Sudahlah Mus, sekarang kau fokus tuk siapkan rapot mereka dan segeralah
berlibur ,
kau nak pisahkan rapot harun lagi?
Bu Mus         : Iyela

Harun          : Hhhhh, cekgu kapan la kita nak


libur?
Bu Mus         : Bentar lagi sayang
Harun          : OKEEE

Liburan menjadi hal yang menyenangkan bagi setiap siswa,


tak terkecuali kami. Ya kami bermain,
memuja keindahan yang diciptakan Tuhan di
pulau kami.
Mahar, A Kiong , Borek dan Lintang datang ke SD PN TIMAH untuk melihat aktivitas Flo dan kawan-
kawan
Ikal              : “Lihat mereka sedang bermain apa
tu?”
Borek           : “Itu namanya kursi roda”
A kiong                  : “Haaa?? Kursi rodaa?”
Lintang         : “Kau ni Boy mengada-ada saja, itu
namanya sepatu yang ada rodanya”
Lalu mereka
berjalan menghampiri Flo yang sedang berbincang dengan Mahar
Flo               : “Didalam majalah ini banyak
pengetahuannya”
Mahar          : “Kau punya banyak”
Flo               : “Punya, ni kau ambillah satu”
Lalu security SD
PN TIMAH mengusir mereka dengan kejam
Mahar          : “Kita mereka apa bedanya sama-sama
manusia”
Ikal              : “Mungkin mereka memang
miliki  beberapa kelebihan”
Lintang         : “Jangan berkecil hati kita juga punya
kelebihan”
Borek           : “Halaman bermain, lapangan yang
luas, untuk kita berlariii”
*saat liburan tlah
selesai , pak Harfan kembali memberi petuah kepada laskar pelangi*
Pak Harfan   : “Ada yang tau ini berape?”
Laskar Pelangi         : “Tiga ratus tiga belas”
Pak Harfan   : “313 tentara islam itu mengalahkan ribuan
tentara Quraisy bersenjata lengkap, anak-
anakku kekuatan itu dibentuk oleh
iman, bukan oleh jumlah tentara, jadi ingatlah anak-anakku,
teguhkan
pendirianmu , kalian harus punya ketekunan, harus punya keinginan yang kuat,
untuk
mencapai cita-cita, sekian nasihat dari bapak kalian boleh istirahat”
Bu Mus         : “Anak-anak sekarang waktunya siapa
yang beli kapor?”
Ikal              : “Saye bu dan Lintang yang akan
menemani saye”
Ikal dan Lintang
pergi berdua dengan sepeda tua milik Lintang. Saat mereka sampai di toko Sinar
Harapan
Ikal              : “Ko Kapur milik SD Muhammadiyah”
Koko            : “Sana Kau masuk kedalam , ALING
Kapor SD Muhammadiyah , eh tapi kau bilang bu
Mus kapor bulan depan sudah harus
kau lunasi”
Ikal masuk kedalam
toko lalu ikal melihat kuku cantik dari gadis yang cantik pula, dari situlah
awal
cerita cinta pertama dimuali , ikal terpanah oleh kuku cantik jelita milik
Aling . Keesokan harinya Ikal
masih tersihir oleh kecantikan kuku milik Aling

*Keesokan harinya mahar sedang mendengarkan


music dari radio tuanya diatas pohon . TIba-tiba ia
mendengarkan suara dari
bawah pohon, lalu ia melihat ada sebuah rebbana yang jatuh , lalu ia
mengambil
rebbana tersebut dan memukulnya sambil pergi ke Lintang dan Ikal*
Mahar :
Selain music barat , music melayu juga mantap boy
Lintang         :
Ah percume lah kau boy , dia lagi keracunan kuku
Ikal              :
Aku melihat kuku yang cantik , yang lebih cantik dari music kau Har . Kuku yang
paling
indah didunia ini
Mahar          :
Ah jatuh cinta rupanya dia boy *Lalu mahar menyanyikan Seroja bunga seroja*

Keesokan harinya
Hari demi hari dilalui oleh mereka, sore ini Bu Mus pergi
untuk membeli baju. Bu mus bertemu dengan
salah satu wali murid SD PN TIMAH
yang membeli kain untuk persiapan drumband. Terlintas sebuah
gagasan bahwa SD
Muhammaddiyah haru memgikuti karnaval
Bu Mus         :
“Pak cik saya ada gagasan, bagaimana jika laskar pelangi ikut serta dalam
karnaval ?”
Pak Harfan    :
“Kuserahkan semuanya padamu Mus, aku rasa anak – anak akan bahagia saat
mendengarnya”
Derapan kaki guru wanita pensuci pendidikan memasukki
kelas kami, ya Bu Mus masuk ke kelas
kami
Bu Mus         :
“Anak – anak harap tenang dengarkan Ibu, ada kabar gembira untuk kita”
Anak – anak yang semula gaduh akhirnya duduk rapi dan
siap mendengarkan apa yang akan
dikatakan Bu Mus
Bu Mus         :
“Ibu dan Pak Harfan sudah memutuskan jika kalian semua mengikuti karnaval
tahunan,
dan kami setuju jika Mahar menjadi ketua regunya, karena Mahar selalu
mendapat nilai tinggi dalam
pelajaran seni”
Mahar          : Serahkan semua pade saya bu
Bu Mus         : Tapi ingat, kita tak punya dana untuk
semua itu
Mahar          : Serahkan pada Mahar dan Alam bu
Ikal              :
“Mulai sekarang saya bersedia jadi pembeli kapur bu”

*Siang harinya bu
Mus menyuruh Ikal untuk membeli Kapor , karena kapor SD Muhammadiyah
memang sudah
habis*
Ikal              : Ko kapor SD Muhammadiyah
Koko            : Aling Kapor SD Muhammadiyah , dah
sana kau masuk jangan lupa bayar bon kapor
bulan depar
Ikal              : Oke Ko

*Lagi-lagi Ikal
merasa berbunga-bunga dan ikal pulang bagaikan dihujani oleh ribuan bunga, kali
ini ia
memaksa Akiong agar ia bisa bertemu dengan Aling*
Ikal     : “Ong akiong ayola ong bantu aku Beretemu
dengan Aling”
Akiong         : “Hari minggu ini sebenarnya ia akan
datang kerumahku”
Ikal terus bersiap
diri untuk menemui Aling malam ini , ia berpose mengikuti Rhoma Irama yang
diiringi lagu rhoma irama dari suara radio tua Mahar. “apa artinya malam
minggu, bagi orang yang
tidak mampu” Saat ia menuju ruma Aling ia memakai jeli
milik ayahnya . Setibanya di rumah Akiong ,
ia menunggu dengan penuh harapan ,
akiong mengatakan ikal hanya boleh menjumpai Aling selama
5 menit karena ayah
Aling termasuk pribadi yang keras.
*Aling keluarkan
memamerkan senyumannya yang cantik jelita*
Ikal     : “Kau tak suka puisi aku ya?”
Aling  : “Puisi mu bagus-bagus, aku sudah salin semua
di buku harianku, yang asli kau simpan ya ”

*Ketika anak-anak
sedang sibuk belajar didalam kelas , bu Muslimah malah tak melihat keberadaan
Mahar*

Bu Mus         : Ada yang tau dimana Mahar?


Kucai            : Tadi dia lari-lari macam orang
gila di tengah tanah lapang bu
Sahara          : nak jadi burung hantu ia bu

Tiba-tiba Mahar
datang
Mahar          : Aku dah tau, apa yang akan Ku
tampilkan waktu karnaval
Bu Mus         : Benarkah?
Mahar          : Lintang, Ikal, Borek , Kucai ,
Sahara sini kau
Kucai            : Mengape kau panggil kita orang?
Mahar          : Dah tenang , karnaval besok kita
akan tampil maksimal
Lomba 17 Agustus pun dimulai , Sd Muhammadiyah dengan
semangat memulai tarian ciptaan
seniman laskar pelangi tersebut, semua penonton
tertawa kegirangan, melihat aksi Mahar dan
kawan-kawan yang memukau, mereka
menari seperti orang kesetanan , karena mereka memakai
properti yang gatal dari
Mahar . Keesokan harinya , semua anggota laskar pelangi kumpul , saling
memandangi satu sama lain, kali ini mereka telah berhasil menujukkan bahwa
mereka bisa, mereka
bangga karena mereka berhasil meraih juara dengan semangat
, hasil alam dan tanpa mengeluarkan
biaya sepeserpun. Karena hasil kerja keras
mereka ada salah satu anak SD PN TIMAH tertarik untuk
pindah sekolah ke SD
ISLAM MUHAMMADIYAH tertua di pulau belitong.
Mahar          :
“Mengapa kau nak pindah di SD yang dah tak layak pakai ini?”
Flo               :
“Karena aku tertarik dengan tarian kalian, benar – benar berbau mistis”
Borek           : “1
minggu gatal ditubuhku baru hilang gara – gara kalung yang kau buat! Kuhajar
kau
mahar”

Flo yang datang


membawa perubahan buruk kepada Laskar pelangi, ia bercerita hal-hal mistis yang
merusak fikiran jernih laskar pelangi, kecuali fikiran Lintang yang hanya focus
kepada buku-buku
pemberian Flo . Bu Mus juga kecewa kepada Mahar karena
semenjak kehadiran Flo nilai Mahar
menurun drastis .
Bu Mus         : “Nilai kalian ni jelek-jelek semua ,
menurun semua, terutama kau lah Mahar dan Flo .
Kau Mahar , semenjak kehadiran
Flo nilai mu menurun, kau tak ingin lulus ujian kah?”
Ikal              : “Buk kita harus beli kapor lagi,
orang toko juga minta bon kapor kita harus dilunasi”
Saat ikal
mengambil Kapor ikal tak menjumpai Aling , karena ternyata Aling sudah pindah
ke Jakarta
menemani apaknya, Ikal sangat kecewa campur sedih mendengarkannya.
Saat di Sekolah Akiong
menghampiri Aling dan Akiong bilang bahwa ada titipan
untuk Ikal dari Aling. Keesokan harinya
Mahar , Flo , Kucai dkk malah membahas
Tentang Tok Bayantula
Flo     : “Jika kita ingin mendapatkan nilai ujian
bagus kita harus menemui Tok Bayantula”
Kucai  : “apakah kau tau tok bayantula tu ade dimane?
Setauku semua orang pun tak tau Tok
Bayantula tu ada dimana!”
Mahar : “Percayalah dengan kita, aku tau dimana tok
Bayantula berada”
Flo     : “Aku punya petunjuk dan bukti-bukti bahwa
Tok Bayantula tu memang ada”
Sahara : “Apa kau tak pernah menyimak pelajaran Aqidah
setiap hari Selasa? Ini perbuatan syirik,
siapa yang mau ikut aku!”
Mahar : “Menyesal kau nanti sahara”
Malam harinya
Mahar , Flo, Borek, Ikal dkk pergi menuju tempat dimana Tok Bayantula berada,
dan
akhirnya ia menemuinya, lalu ia mendapatkan surat dari Tok Bayantula,
keesokan harinya surat itu
mereka Baca dan Isinya adalah
*Kalau nak pintar
belajar, kalau nak berhasil usaha* Ikal dan Lintang pergi kesebuah bangku tua
yang
terbuat dari pohon mereka meninggalkan keributan karena sepucuk surat dari
Tok Bayantula tersebut
Ikal     : “Gambar apa ni Tang”
Lintang         : “Ini gambar menara Eiffel kal,
letaknya di paris ibukotanya prancis, paris itu kotanya
orang-orang pintar kal,
orang-orang hebat , para ahli-ahli, seniman, semua ada disanak , katanya paris
juga kota paling cantik sedunia , banyak orang bermimpi pingin kesana kal”
Ikal     : “Kotak ini dari Aling, apa maksutnya?”
Mahar : “Maafkan aku boy” Mahar tiba-tiba datang dan
merangkul Ikal, lalu mahar bernyanyi
“Mengapa adek termenung oh adek berhati
bingung……”
Ikal     : “Mengapa kau berhenti boy? Suara kau
lebih sakti dari petuah tu”
Lalu Mahar
melanjutkan menyanyi, saat Mahar menyanyi Ikal seolah melihat ada Aling yang
berlari
lari di padang saffana, ternyata itu adalah Harun

Disisi lain bu Mus


sedah khawatir dengan keadaan pak Harfan yang makin hari makin memburuk, pak
Harfan tak mau dibawa ke puskesmas . Hingga akhirnya keesokan harinya bu Mus
menemukan pak
Harfan yang sudah pulang ke Rahmatullah . Malam harinya banyak
yang menyelawat dirumah pak
Harfan, sepeninggal pak Harfan bu Mus tak mau lagi
mengajar, karena menurutnya sudah taka da lagi
yang menemaninya disekolah itu,
tapi beda lagi dengan Lintang, Ikal, Mahar dan laskar pelangi yang
lainnya ,
mereka terus bersemangat belajar walaupun tanpa bu Mus . Dan LIntang sebagai
guru para
Laskar Pelangi. Dan pada hari berikutnya bu Mus memberanikan diri
untuk datang ke sekolah lagi,
dan Saharalah yang menjumpainya pertama kali
Sahara          : “Bu MUS”
Akhirnya Laskar
pelangi kembali lengkap, lalu laskar pelangi dilatih untuk mengikuti lomba
cerdas
cermat, yang menjadi anggota cerdas cermat adalah Mahar, Lintang dan
Ikal. Saat perlombaan
Lintang sempat terhadang oleh buaya ganas , dan ia sempat
terlambat tapi akhirnya ada kakek-kakek
tua yang berhasil menyelamatkannya ,
dan pada akhirnya SD MUHAMMADIYAH GANTONG TERTUA di
Belitong menang , walaupun
ada sedikit perdebatan antara Juri, Pak Mahmut (guru Sd PN TIMAH)  ,
dan Lintang . Tapi hal itu berakhir sedih,
karena Lintang terpaksa berhenti sekolah 
karena ayahnya
yang sakit-sakitan . Laskar pelangi melepas si Jenius
dari pesisir itu dengan berat hati sangat sangat
kecewa sangat sangat sedih.

10 Tahun kemudian , Aku datang


kembali ke kampong halamanku , aku melihat Lintang yang
semangatnya tidak
pernah luntur, kini semangat itu diturunkan kepada anaknya, saat ini aku telah
berhasil menjelajahi dunia terutama Paris yang katanya Lintang dulu adalah kota
orang-orang cerdas.
Sekarang Lintang, Aku, dan yang lainnya sudah bisa bahagia
merasakan indahnya duniaaaaaa JJJ

SELESAI

PEMAIN
DRAMA LASKAR PELANGI
    Cahyadi
Setia Panatagama           : Borek ,
Aling, Apak Ikal, Harun

   Fildzah
Hendriawati                    : Flo,
Sahara,

   Hanum
Kanthi Pramesthi             : Pak Harfan
, Mahar

   Jihan
Fahriyah Alatas                  : Bu
Muslimah

   Fahira
Dwi Layliasari                   : Kucai,
, Narator

   Nadira
Putri Alita                       :
Lintang , Akiong

   Rafi                                           :
Ikal

Anda mungkin juga menyukai