Anda di halaman 1dari 17

DRAMA BAHASA INDONESIA

LASKAR PELANGI
draft #1
draft #2

GRAITO - LINTANG

LOSA - HARUN

UNO - IKAL

RIZIQ - MAHAR

QARINA - NARATOR

ANDI - PAK HARFAN

NAJWA - SAHARA

ADE - BU MUSLIMAH

HANAFI - KUCAI

PIRA - FLO

KELOMPOK 1
//Mulai backsound yang suara laskar pelangi Ikal ganti background
jadi Paris //

Ikal: "Namaku adalah Ikal, anak asli Belitong. Pada tahun 1974
dimulailah awal dari kesuksesanku. Aku menapakkan kaki di sekolah
tua yang mungkin sudah tak layak pakai. Namun, didalamnya terdapat
semangat belajar yang sangat besar. Terutama pada salah satu
temanku. Anak pesisir miskin yang rela mengkayuh sepeda sejauh 80
km, dan harus berhadapan dengan maut saat melewati perjalanan menuju
sekolah. Bahkan buaya bisa saja langsung menyerangnya.

Narator: Di sisi lain, setelah melewati berbagai rintangan Lintang


akhirnya datang sebagai murid pertama yang langsung disambut hangat
oleh Bu Muslimah."

//Mulai backsound suara slow. Bu Mus, Lintang, Pak Harfan ganti


latar jadi sekolah. //

Bu Mus: "Siapa Nama kau nak?"

Lintang: "Namaku Lintang dari kayu pelumpang bu, aku nak sekolah"

Bu Mus: "Subhanallah, insyallah kau bisa sekolah nak. Parkir sepeda


kau disitu"

Pak Harfan: "Siapa yang kau bawa itu Mus?"

Bu Mus: "Lintang, anak pesisir. Insyaallah kita akan mendapatkan 10


murid hari ini"

//Backsound slow. Masuk background sekolah, semua ganti kecuali


Harun//

Narator: Satu-persatu murid berdatangan. Tapi jika dihitung jumlah


muridnya hanya sejumlah 9 orang. Jika tak ada 10 orang yang hadir di
dalam kelas itu, maka nasib kami akan sama dengan ayah-ayah kami,
yaitu menjadi buruh di PN TIMAH atau menjadi nelayan-nelayan
miskin."
//Pake backsound deg-degan//

Pak Harfan sudah memberikan kompensasi waktu sampai pukul 11.00.


Tapi hari itu sudah

melewati pukul 11.00, wajah bu Mus mulai terlihat sangat takut


dankecewa" Pak Harfan: "Mus ini sudah lewat pukul 11.00 kita harus
memberitahu para orang tua mereka itu, bahwa kita harus..."

Bu Mus: "Apalah arti 9-10 orang pak?, aku dan Bakrie masih bisa
tetap mengajar Pak

Pak Harfan: "Tapi kau juga harus tau, apalah arti surat ini (Pak
Harfan nunjukin surat ke kamera). SD Muhammadiyah tertua di Belitong
harus ditutup bila siswa yang hadir kurang dari 10 orang. Aku rasa
memang sudah waktunya Mus."

//Mulai backsound yang suara laskar pelangi Ikal ganti background


jadi Paris //

Ikal: "Namaku adalah Ikal, anak asli Belitong. Pada tahun 1974
dimulailah awal dari kesuksesanku. Aku menapakkan kaki di sekolah
tua yang mungkin sudah tak layak pakai. Namun, didalamnya terdapat
semangat belajar yang sangat besar. Terutama pada salah satu
temanku. Anak pesisir miskin yang rela mengkayuh sepeda sejauh 80
km, dan harus berhadapan dengan maut saat melewati perjalanan menuju
sekolah. Bahkan buaya bisa saja langsung menyerangnya.

Narator: Di sisi lain, setelah melewati berbagai rintangan Lintang


akhirnya datang sebagai murid pertama yang langsung disambut hangat
oleh Bu Muslimah."

//Mulai backsound suara slow. Bu Mus, Lintang, Pak Harfan ganti


latar jadi sekolah. //

Bu Mus: "Siapa Nama kau nak?"

Lintang: "Namaku Lintang dari kayu pelumpang bu, aku nak sekolah"

Bu Mus: "Subhanallah, insyallah kau bisa sekolah nak. Parkir sepeda


kau disitu"

Pak Harfan: "Siapa yang kau bawa itu Mus?"


Bu Mus: "Lintang, anak pesisir. Insyaallah kita akan mendapatkan 10
murid hari ini"

//Backsound slow. Masuk background sekolah, semua ganti kecuali


Harun//

Narator: Satu-persatu murid berdatangan. Tapi jika dihitung jumlah


muridnya hanya sejumlah 9 orang. Jika tak ada 10 orang yang hadir di
dalam kelas itu, maka nasib kami akan sama dengan ayah-ayah kami,
yaitu menjadi buruh di PN TIMAH atau menjadi nelayan-nelayan
miskin."

//Pake backsound deg-degan//

Pak Harfan sudah memberikan kompensasi waktu sampai pukul 11.00.


Tapi hari itu sudah

melewati pukul 11.00, wajah bu Mus mulai terlihat sangat takut


dankecewa" Pak Harfan: "Mus ini sudah lewat pukul 11.00 kita harus
memberitahu para orang tua mereka itu, bahwa kita harus..."

Bu Mus: "Apalah arti 9-10 orang pak?, aku dan Bakrie masih bisa
tetap mengajar Pak

Pak Harfan: "Tapi kau juga harus tau, apalah arti surat ini (Pak
Harfan nunjukin surat ke kamera). SD Muhammadiyah tertua di Belitong
harus ditutup bila siswa yang hadir kurang dari 10 orang. Aku rasa
memang sudah waktunya Mus."

//Disini semua ribut atau sibuk masing-masing dan ganti sound jadi
menegangkan //

Narator: "Saat itu bu Mus datang dan ke bingungan mengapa disekitar


sekolah tidak ada murid-muridnya, lalu bu Mus pergi kebelakang
sekolah dan melihat anak-anak yang sedang asyik bermain malah sedang
bertengkar karena merebutkan sebuah pelepah kelapa untuk dimainkan"

Bu Mus: "Heeyyy anak-anak ayo masuk kelas. Heyyyy Kucai sini kau
kemari. Kau kan ketua kelas seharusnya kau bisa membantu Ibu ni
untuk mengatur kawankawan kau"

Kucai: "Ibu itu harus tau, anak-anak itu macam setan semua, aku dah
tak nak lagi lah ngurus anak-anak itu. Mulai sekarang aku berhenti
jadi ketua kelas"
Bu Mus: "Kucai, menjadi ketua kelas adalah sosok yang mulia.
Bukankah di alqur'an sudah diterangkan. Nanti dirimu juga akan
mendapatkan balasan yang setimpal akan hal tersebut"

Kucai: "lyaaa bu saya mengerti

Sahara: "Hei Kucai kata Al-qur'an (Sambil nunjuk Al-Qur'an) kau


ingat tak? Bahwa kepemimpinan seseorang itu akan dipertanggung
jawabkan di akhirat nanti. Maka kau harus sabar menghadapi anak-anak
itu walaupun mereka macam setan"

//Ganti sound seneng, Pak Harfan baru ganti latar halaman //

Narator: "Tiba-Tiba pak Harfan datang dengan senyuman khasnya yang


bisa memikat anak-anak SD Muhammadiyah asuhan bu Mus"

Pak Harfan "Sudahlah anak-anak, sekarang siapa yang mau mendengarkan


cerita kisahnabi Nuh yang membat perahu kayu terbesar yang pernah
dibuat oleh manusiaaaa????" Harun: "Akuuu Pak Sahara: Heii tunggu-
tunggu, jangan tinggalkan akuu. Akuu pasti inginn ikutt !!"

//Semua ganti scene pindah ke kelas, masuk back sound deg-degan


mulai masuk Semua masang muka serius //

Narator: "Pak Harfan mulai menceritakan bagaimana pedihnya kaum


tersebut yang di berikan azab dari Allah. Sedangkan anak-anak
menyimak dengan tenang sekaligus merasa takut akan hal tersbut."

Pak Harfan: "Mereka yang ingkar telah diingatkan bahwa air bah akan
datang. Namun kesombongan telah membutakan mata dan menulikan
telinga mereka, dan akhirnyamereka musnah dilamun ombak

apa gunanya hidung besarmu jika kamu tidak pandai berenang.”

Borek : (menunjuk jempol ke bawah dan gemetar)

//Backsound Apes, latar ganti jadi kelas yang kotor //

Narator: Keesokan harinya, kelas yang biasa mereka pakai sebenarnya


adalah kandang hewan ternak. Pada pagi harinya ruangan itu penuh
dengan hewan ternak yang membuang kotoran, dan ruangan tempat
belajar mengajar tersebut penuh dengan genangan air karena pada
malam harinya ruangan terebut terkena bocoran air hujan, Bu Mus
terlihat bingung mendapati keadaan ini, sementara itu pak Harfan
malah menyuruh bu Mus untuk belajar. diluar ruangan, akan tetapi bu
Mus tak mau. Tapi Pak Harfan terus memaksa, hingga akhirnya bu Mus
mengajak anak-anak tersebut belajar di luar ruangan."

Pak Harfan: "Sudahlah Mus, jangan kau pusing mengenai hal ini,
ajaklah mereka bermain diluar sekolah, sekali-kalii tak apa, biarlah
aku yang membersihkan ini Mus"

Bu Mus: "Tak usah lah pak cik, kita bisa bersihkan bersama-sama"

Pak Harfan: "Sudahlah, Bakrie bisa membantuku untuk membersihkan ini


semua"

//Backsound suara bel sepeda, dan semua ganti background jadi


pelangi//

Narator: "Bu Muslimah pun mengajak anak-anak untuk belajar diluar


sekolah, dengan

mengendarai sepeda ontelnya. Sedangkan pak Harfan membersihkan dan


membetulkan ruang kelas yang rusak Bu Mus mengajak anak-anak untuk
mengenal alam sekitar tempat tinggalnya. Pada saat itu turunlah
hujan, setelah hujan berhenti anak-anak menari lepas dan menaiki
batuan-batuan indah."

Harun: "Lihat, apa itu di langit yang berwarna-warni?"

Mahar: "Itu namanya pelangi, muncul dari pembiasan cahaya mentari.


Warnanya ada 7 yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu, atau biasa disingkat Mejikuhibinu

//Instrument laskar pelangi //

Lalu Terdengar suara bu Mus yang memanggil mereka LASKAR PELANGI,


dimulailah

cerita anak-anak SD Muhammadiyah tertua di Belitong dengan sebutan


Laskar Pelangi Bu Mus: "LAAAASSSSSSKKKKKKKKAAAAARRRRR
PPPPEFEFELILLAAAAANNNNGGGGG!

oke merah."

Anak-anak : “Prajurit pelangi??? Hahahahaha”


//Instrumennya mudah, semuanya masih dalam keadaan latar belakang
kelas//

Narator: "Hari-hari berlalu dengan senyum, tawa, sedih dan


sebagainya. Laskar Pelangi melalui hari bersama dengan penuh
kebersamaan. Tepat hari ini adalah pelajaran

Bernitung. DI SD PN TIMAH Ketika pelajaran permitung, gurunya


membagikan kalkulator

Sementara para anggota laskar pelangi belajar berhitung dengan lidi


sisa korek Meski demikian hal tersebut tak melunturkan semangat
mereka dalam belajar."

Bu Mus: "Laskar pelangi, mari kita belajar berhitung. Sekarang


keluarkan lidi mu" (Semua siswa nunjukin lidi ke kamera)

Bu Mus : “Nah sekarang pak guru mau bertanya. Berapakah hasil dari
12 + 4 x (-5)? Ada yang bisa menjawab?”

Lintang Aku nak jawab Bu, hasilnya pasti -80 bu"

Bu Mus: "Benar sekali Lintang". (Teman-teman di kelas tepuk tangan)

//Backsound bel dan semua laskar pelangi melambaikan tangan //

Narator: " Tibalah mereka pada pukul 12, dimana mereka sudah
waktunya untuk pulang. Masing-masing dari mereka mulai mengayuh
sepeda menuju rumah.

//Instrument hembusan angin. Lintang, Mahar, Borek, Ikal ganti


background jadi pohon //

Narator: Keesokan harinya, Lintang melihat Mahar yang sedang asyik


duduk di ranting

pohon sembari memegang radio kesayngannya, la pun segera menghampiri


Mahar

Lintang: "Kuping kau ini bisa-bisa selebar kuping gajah Har jika kau
terus mendengarkan

radio lawas mu itu

Borek “Jadi, apa yang ada di radiomu Har?”


Mahar: "Kau tak mengerti Boy, di dalam sini ada musik dahsyat. Coba
dengar musik ini boy

(Sambil maininin musik) Nah ini namanya musik jazz. Musiknya orang-
orang pintar"

Ikal : “Apa yang kamu bicarakan, Har?”

Mahar: "Ah, Boy sudahlah kau juga tak mengerti apa yang kubilang ini

Narator : “Mahar pun meninggalkan gaya Lintang dan Borek Llu Ikal

bahasa isyarat kepada Borek yang menunjukkan bahwa Mahar sinting


(Pas narator mulai

ngomong Ikal menggunakan bahasa isyarat, Ikal langsung bergaya


seolah ngomong ikal sinting. Sedangkan Borek tertawa).

//Backsound musik senang, dan semua ganti background kelas//

Narator: "Setelah beberapa bulan mereka belajar. Tibalah hari


ulangan umum telah tiba. Dengan berat hati SD Muhammadiyah harus
bergabung dengan SD PN TIMAH karena hal tersebut merupakan aturan
pemerintah."

Bu Mus: "Anak-anak minggu depan kalian akan melaksanakan ujian, dan


kalian harus bergabungdengan SD PN TIMAH"

Mahar: "Kenapa kamu kikuk sekali? Biasanya kami ulangi di sini."

Borek : Bener itu cekgu, kenapa tiba-tiba? Baju dan sandal kita
jelek dan lusuh, apa kata anak SD PN nanti? (Sambil menunjuk baju
dan memegang sandal walet)."

Harun: "Benar itu cekgu, aku tak mau la bila harus dipandang karena
perbedaan pakaian kami nanti

Bu Mus: "Sudahlah tak ape, yang penting kalian sekarang belajar"

Anak-anak: "lyela"

//Backsound deg-degan. Semua ganti background jadi SD PN Timah//

Narator." Tatapan demi tatapan mulai di terima oleh para Laskar


pelangi. Ya mereka membedakan kami karena statusperbedaan kasta."
Flo: "Kok mereka pake sandal sih?"

Cucai : “Kami tidak perlu memakai sandal, kami di sini untuk


belajar.”

//Backsound suara bel//

Narator: "Ulangan berjalan dengan baik, tak terasa waktu mengerjakan


ulangan sudah selesai tangan - tangan pengawas mulai mengambil
kertas - kertas ulangan kami. Bu Mus lupa untuk memisahkan kertas
ulangan Harun. 2 pengawas itu menertawakan hasil ulangan Harun yang
hanya berupa gambar

Bu Mus: "Pak cik bagaimana ini? Aku lupa memisahkan kertas ulangan
harun"

Pak Harfan: Tak apa mus"

Bu Mus: "Tapi aku tak suka cara mereka, begitu meremehkan Harun"

Pak Harfan: Sudahlah Mus. Lebih baik antarlah anak-anak dulu kembali
ke sekolah. Mereka sudah terlihat tidak nyaman disini (Semua pada
saling lirik satu sama lain)".

//Semua ganti background sekolah//

Narator: "Setibanya mereka kembali ke SD Muhammadiyah datanglah


Harun kepada BuMus dengan wajah jengkelnya karena harus merasa bahwa
ia telah menghadapi ulangan yang sangat sulit."

Harun “Huhhh bos, kapan kita libur?”

Bu Mus: "Bentar lagi ya nak"

Harun: "OKEEE cekguuu

//Backsound gembira, ganti background jadi pantai. Kecuali Mahar, A


Kiong, Borek, Lintang, Harun dan Floganti background jadi SD PN
Timah//

Narator: "Liburan menjadi hal yang menyenangkan bagi setiap siswa.


Ya kami bermain, memuja keindahan yang diciptakan Tuhan di pulau
kami. Namun di saat kami berlibur, Mahar, A Kiong. Borek dan Lintang
datang ke SD PN TIMAH untuk melihat aktivitas Flo dan kawan-
kawannya"
Ikal : “Lihat apa yang mereka mainkan?”

Borek: "Itu namanya kursi roda"

A kiong : “Haaa??Kursi rodaa?”

Harun: "Kalian ni mengada-ada saja, itu namanya sepatu yang ada


rodanya"

Mahar:" Ah cakap apa sih kalian ini Boy? Mari kita temui saja
langsung mereka. "

Flo: "Teman-teman, lihat. Saya ingin menunjukkan kepada Anda sebuah


majalah yang memiliki banyak ilmu

dalamnya. Sekali kau membaca, kau akan langsung tau seluk beluk
mistis tanah Belitong"

Mahar: "Kau punya banyak?"

Lintang: "Eh, apa itu? Boleh minta satu?"

Flo: "Aku punya banyak, ni kau ambillah satu-satu"

//Backsound menegangkan //

Narator: “Tidak lama kemudian, satpam dari SD PN Timah datang dan


mengusir mereka

Mahar: "Kita mereka apa bedanya sama-sama manusia"

Ikal: "Mungkin mereka memang miliki beberapa kelebihan"

Lintang: "Jangan berkecil hati kita juga punya kelebihan"

Borek : “Nah salah satunya adalah taman bermain dan lapangan yang
luas untuk kita berlari-lari”

//Instrument laskar pelangi, semua ganti background jadi kelas //

Narator: "Disaat liburan telah selesai, Pak Harfan kembali memberi


petuah kepada laskar pelangi

Pak Harfan : “313 prajurit Islam itu berhasil mengalahkan ribuan


prajurit Quraisy yang bersenjata lengkap, anak-anakku, kekuatan itu
dibentuk oleh iman, bukan oleh jumlah prajurit, jadi ingatlah anak-
anakku, bertahanlah, kamu harus punya ketekunan, kamu harus punya
keinginan yang kuat, untuk mencapai cita-citamu, sekian nasehat
ayahmu agar kamu bisa istirahat” Bu Mus : “Oh iya. Anak-anak
sekarang saatnya, siapa yang akan membeli kapor?

kita untuk belajar sudah habis"

Ikal : “Bu dan Lintang ikut saya. Saya pamit dulu bu.

Bu Mus : Waalaikusalam, hati-hatilah anakku.”

//Backsound suara bel sepeda, ganti background toko kelontong//

Narator: "Ikal dan Lintang pergi berdua dengan sepeda tua milik
Lintang. Saat mereka sampai di toko Sinar Harapan untuk membeli
kapur, sang pemilik toko menyuruhnya ke belakang untuk mengambil
kapur dari celah pembatas."

Narator : “Ikal masuk ke dalam toko itu. Kemudian Ikal melihat kuku-
kuku cantik milik seorang gadis cantik, dari situlah awal mula kisah
cinta yang pertama dimulai. Ikal terpesona oleh kuku-kuku indah
milik Aling yang merupakan putri pemilik toko tersebut. ."

//Ganti background ke pepohonan dan backsound suara barang jatuh //

Narator: "Keesokan harinya Mahar sedang mendengarkan musik dari


radio tuanya diatas pohon. Tiba-tiba ia mendengarkan suara dari
bawah pohon, lalu ia melihat ada sebuah kotak yang jatuh, lalu ia
mengambil kotak tersebut dan memukulnya sambil pergi ke Lintang dan
Ikal"

Mahar: "Selain musik barat, musik melayu juga mantap boy"

Lintang : “Ah, sama-sama nak, dia keracunan kuku

Ikal: "Aku melihat kuku yang cantik, yang lebih cantik dari music
kau Har. Kuku yang paling indah di dunia ini"

Mahar: "Ah jatuh cinta rupanya dia boy"


//Ganti backsoud instrument lagu tenang, Bu Musganti background
tokokain//

Narator : “Tadi siang Bu Mus pergi membeli pakaian. Bu Mus bertemu


dengan salah satu wali siswa SD PN TIMAH yang sedang membeli kain
untuk persiapan drum band. Terbersit ide bahwa SD Muhammaddiyah
harus ikut serta dalam kegiatan tersebut. karnaval.Langkah kaki guru
perempuan pendidikan kebersihan memasuki kelas kita, ya Nona Mus
datanglah ke kelas kita"

//Semua ganti background kelas dan semua ngomog buat suara ricuh //

Bu Mus: "Anak-anak harap tenang dengarkan Ibu, ada kabar gembira


untukkita. Ibu dan Pak Harfan sudah memutuskan jika kalian semua
mengikutikarnaval tahunan, dan kami setuju jika Mahar menjadi ketua
regunya, karena Mahar selalu mendapat nilai tinggi dalam pelajaran
seni

Mahar : “Beri saya semua uangnya bu.”

Bu Mus: "Tapi ingat, kita tak punya dana untuk semua itu"

Mahar: "Serahkan pada Mahar dan kekayaan alam Belitong bu."

Narator: "Ketika anak-anak sedang sibuk belajar didalam kelas (Semua


pada pegang buku), bu Muslimah malah tak melihat keberadaan Mahar.
Namun saat sedang ingin mencarinya, tiba-tiba Mahar datang" Mahar:
"Temann-temanın, ekguuuu!!! Aku dah tau, apa yang akan ku

tampilkan waktu karnaval nanti."

Bu Mus: Benarkah?"

Mahar: "Lintang, Ikal, Borek, Kucai, Sahara sini kau

Chives: "Mengapa Anda menyebut kami manusia?"

Mahar: "Dah tenang, karnaval besok kita akan tampil maksimal"


(Sambil menunjukan pelepah dedaunan)

//Putar video mereka 17-an//

Narator: "Lomba 17 Agustus pun dimulai, Sd Muhammadiyah dengan


semangat memulai tarian ciptaan seniman laskar pelangi tersebut.
Semua penonton tertawa kegirangan melihat aksi Mahar dan kawan-kawan
yang memukau, mereka menari seperti orang kesetanan, karena mereka
memakai properti yang daun yang sangat gatal dari Mahar.

//Kedengarannya senang semua orang menggunakan latar belakang


sekolah//

Narator: "Keesokan harinya, semua anggota laskar pelangi berkumpul.


Mereka saling memandangi satu sama lain. Kali ini mereka telah
berhasil menujukkan bahwa mereka bisa, mereka bangga karena mereka
berhasil meraih juara dengan semangat, hasil alam, dan tanpa
mengeluarkan biaya sepeserpun.

Bu Mus : “Selamat ya anak-anak, kami bisa membawa pulang piala ini


(Menunjuk pialanya). Cekgu bangga pada kalian semua.”

Mahar:" Apa ku bilang? Tak perlu diragukan lagi. Ide ku memang


mantap lah Boy"

Harun: Aku terpasa menari karena kau buat baju itu seakan mengigit
kulit ku, Mahar!"

Narator: "Karena hasil kerja keras mereka ada salah satu anak SD PN
TIMAH tertarik untuk pindah sekolah ke SD ISLAM MUHAMMADIYAH nama
murid tersebut adalah Flo. Hal tersebut tentunya membuat para laskar
pelangi kebingungan.*

Mahar : “Kenapa kamu mau pindah ke SD yang tidak layak ini?”

Flo: "Karena aku tertarik dengan tarian kalian. Benar-benar berbau


mistis. Seperti tarian yang ada

di majalah bacaanku."

Borek: "1 minggu gatal ditubuhku baru hilang gara-gara kalung yang
kau buat! Kuhajar kau Mahar"

//Sound deg-degan, senua ganti latar jadi kelas//

Narator: "Flo yang datang membawa perubahan buruk kepada Laskar


pelangi, ia bercerita hal-hal mistis yang merusak fikiran jernih
laskar pelangi, kecuali fikiran Lintang yang hanya fokus kepada
buku-buku pemberian Flo. Bu Mus juga kecewa kepada Mahar, karena
semenjak kehadiran Flo nilai Mahar menurun drastis."
Bu Mus: "Nilai kalian ni jelek-jelek semua, menurun semua, terutama
kau lah Mahar dan Flo. Kau Mahar, semenjak kehadiran Flo nilai mu
menurun, kau tak ingin lulus ujian kah?"

Mahar : “Maafkan saya guru. Besok saya akan belajar lebih giat lagi.

//Backsound di dalam gua dan latar di kelas //

Narator: "Keesokan harinya Mahar, Flo, Kucai dan para laskar pelangi
malah membahas Tentang Tok Bayantula yang merupakan seorang dukun
tersakti di tanah Belitong. Konon katanya, ia sedang bersemedi di
dalam gua dekat dengan pantai"

Flo: "Jika kita ingin mendapatkan nilai ujian bagus kita harus
menemui TokBayantula Kucai: "Apakah kau tau tok bayantula tu ade
dimane? Setauku semua orang puntak tau Tok Bayantula tu ada dimana!"

Mahar: "Percayalah dengan kita, aku tau dimana tok Bayantula berada"

Flo: "Aku punya petunjuk dan bukti-bukti bahwa Tok Bayantula tu


memang ada"

Sahara: "Apa kau tak pernah menyimak pelajaran Aqidah setiap hari
Selasa? Ini perbuatan syirik siapa yang mau ikut aku!"

Mahar: "Menyesal kau nanti sahara"

//Suara gua, dan semua pindah latar ke gua//

Narator: "Malam harinya semua laskar pelangi pergi menuju tempat


dimana Tok Bayantula berada, dan akhirnya ia menemuinya walau hanya
dalam bentuk bayangan seorang tetua daerah tersebut. Lalu ia
mendapatkan surat dari Tok Bayantula. Keesokan harinya surat itu
mereka Baca dan Isinya adalah "Kalau nak pintar, belajar. Kalau nak
berhasil, usaha. Ikal dan Lintang pergi kesebuah bangku tua yang
terbuat dari pohon. Mereka meninggalkan keributan karena sepucuk
surat dari Tok Bayantula yang tak menghasilkan apapun"

Mahar:" Jika macam tu aku juga dah tau lah Boy."

Sahara: Apa juga ku kate, kalian ini tak percaya. Rasakan saja."

Ikal:" Hei teman-teman. Lihat lah ini. Aku mendapatkannya dari Aling
sebelum ia pergi Gambar apa ini? (Nunjukin gambar menara Eiffel)"
Lintang: "Ini gambar menara Eiffel kal, letaknya di Paris ibu
kotanya Prancis. Paris itu kotanya orang-orang pintar kal, orang-
orang hebat, para ahli-ahli, seniman, semua ada disana. Katanya
Paris juga kota paling cantik sedunia, banyak orang bermimpi pingin
kesana kal"

//Backsound sedih dan Bu Mus ganti latar jadi rumah. //

Narator: "Di sisi lain bu Mus sedah khawatir dengan keadaan pak
Harfan yang makin hari makin memburuk, pak Harfan tak mau dibawa ke
puskesmas. Hingga akhirnya keesokan harinya bu Mus menemukan pak
Harfan yang sudah pulang ke rahmatullah..

//Instrument laskar pelangi, background kelas //

Narator: "Sepeninggal pak Harfan bu Mus tak mau lagi mengajar,


karena menurutnya sudah tak ada lagi yang menemaninya disekolah itu.
Tapi berbeda dengan Lintang, Ikal, Mahar dan laskar pelangi yang
lainnya, mereka terus bersemangat belajar walaupun tanpa bu Mus. Dan
Lintang yang memimpin sebagai guru para Laskar Pelangi Setelah
beberapa waktu, akhirnya bu Mus memberanikan diri untuk datang ke
sekolah lagi, dan Sahara lah yang menjumpainya pertama kali"

Sahara : “Bu Mus

Harun : “Kami rindu sekali diajar oleh cekgu.”

//Suara Bahagia //

Narrator: "Akhirnya Laskar pelangi kembali lengkap. Lalu laskar


pelangi dilatih untuk mengikuti lomba cerdas cermat. Dimana yang
menjadi anggota cerdas cermat adalah Mahar, Lintang dan Ikal. Saat
perlombaan Lintang sempat terhadang oleh buaya ganas, dan ia sempat
terlambat tapi untungnya ada kakek-kakek tua yang berhasil
menyelamatkannya, dan pada akhimya SD MUHAMMADIYAH GANTONG TERTUA di
Belitong menang, walaupun ada sedikit perdebatan antara Juri, Pak
Mahmut (guru SD PN TIMAH), dan Lintang.

//Suara sedih //

Narator: "Meskipun mereka pulang membawa kemenangan. Pada akhirnya


mereka, kawan- kawan Lintang dan juga bu Mus mendapatkan surat dari
Lintang yang isinya, Lintang tidak dapat melanjutkan sekolahnya
kembali karena ayahnya meninggal dunia. Tentu saja hal tersebut
menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi anggota laskar pelangi.
Lintang dia sebagai anak laki-laki tertua harus menghidupi semua
kebutuhan adik-adiknya. Saat itulah kelas kehilangan sumur
pengetahuan yang tak pernah kering akan ilmu. Akan tetapi perjuangan
terus berlanjut, semua tetap berjuang menjadi apa yang telah mereka
cita-citakan. Walau pada awalnya mereka tidak berani untuk sekedar
bercita-cita.Dengan didikan kemuhammadiyahan mereka mempunyai sikap
mental yang pantang menyerah."

//Instrument laskar pelangi. Latar ganti jadi penutup tulisan laskar


pelangi //

Narator:"10 tahun kemudian."

Ikal: "Aku datang kembali ke kampong halamanku, aku melihat Lintang


yang semangatnya tidak pernah luntur. Kini semangat itu diturunkan
kepada anaknya. Saat ini aku telah berhasil menjelajahi dunia
terutama Paris yang katanya Lintang dulu adalah kota orang- orang
cerdas. Sekarang Lintang, Aku, dan yang lainnya sudah bisa bahagia
merasakan indahnya dunia."

Narator: "Meskipun tak seberuntung Ikal. Lintang mampu mewujudkan


keinginan sang ayahnya agar ia tidak menjadi nelayan seperti sang
ayah. Dia menjadi supir truk, namun tetap dengan cakrawala
pengetahuan yang masih tak tertandingi oleh siapapun termasuk Ikal
sendiri. Tak pedauli bagaimana rupa sekolah mereka, bagaimana
sederhananya guru mereka, bagaimana kemiskinan telah menghilangkan
sebagian hak mereka, namun pendidikan yang bersumber dari semangat
perjuangan dan keikhlasan dapat mengubah

segalanya menjadi lebih baik."

Narator: "Cerita ini mengajarkan pada kita arti pershabatan yang


sesungguhnya." Flo:" Selain itu, semangat karena keterbatasan bukan
menjadi penghalang untuk kita menuntut pendidikan, karena pendidikan
itu sebenarnya penting untuk sekarang maupun dimasa yang akan
datang."

Sahara : “Kewajiban kita untuk menyelesaikan studi adalah membalas


pengorbanan kita terhadap kedua orang tua dengan sesuatu yang dapat
membuat mereka bangga dan membahagiakan kita.”

Harun: "Cita-cita bisa diraih walaupun dengan melawan segala bentuk


keterbatasan dan membangkitkan semangat kita."

Akiong: "Kesetiakawanan, kebersamaan, keakraban, kehangatan,


perjuangan dan pengorbanan ada dalam persahabatan dan juga sikap
saling menghargai dan menghormati sejak dini pada anak-anak bagi
warga bangsa yang multikultural juga bisa dicontoh untuk kita warga
Indonesia supaya tidak membedakan satu dengan yang lainnya."

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai