Anda di halaman 1dari 6

Pembelajaran Hybrid Pada Masa Pandemi

Gina Aurelia*
E-mail: gina.aurelia2410@student.unri.ac.id
*Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

Pengantar

Pelaksanaan pembelajaran di masa darurat pandemi covid-19 menjadi masalahan utama


pendidikan saat ini. Dimasa darurat ini, lembaga pendidikan terpaksa harus diliburkan dan
kegiatan pembelajaran tatap muka juga harus ditiadakan untuk mengantisipasi penyebaran
virus covid-19. Kegiatan pembelajaran dialihkan menggunakan teknologi internet dengan
bentuk pembelajaran jarak jauh, yaitu pembelajaran online, atau tatap muka. Untuk
mengantisipasi kendala tersebut, lebih lanjut Kemendikbud bersama tiga menteri lainnya
mengeluarkan panduan pelaksanaan pembelajaran tatap muka tahun ajaran 2020/2021 di masa
pandemi. Isi panduan tersebut menyatakan bahwa sistem pembelajaran dimasa pandemi
bervariasi antar daerah bahkan satuan pendidikan. Daerah dengan risiko persebaran virus
sedang dan tinggi (zona oren dan merah) tetap melangsungkan pembelajaran dari rumah.
Sedangkan untuk daerah tidak ada kasuk covid dan yang berisiko rendah (zona hijau dan
kuning) dapat melangsungkan tatap muka di sekolah dengan mengantongi syarat izin dari
pemerintah daerah setempat atau kantor wilayah atau kemeterian agama setempat dan orang
tua siswa.

Tindakan yang Dilakukan

Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik dan Fokus kepada
pendidikan untuk kecakapan hidup yang bersifat inklusif dan kontekstual selain itu juga
Penugasan yang bervariasi kepada peserta didik, sesuai minat dan kondisi setempat selanjutnya
Pendidik lebih memberikan umpan balik yang bersifat kualitatif. Pembelajar atau seorang guru
adalah tempat menimba ilmu bagi para peserta didiknya. Sebagai seorang pembelajar ia tentu
harus dapat membantu perkembangan peserta didiknya agar dapat memahami dan menguasai
suatu ilmu pengetahuan. Oleh karena itu sebagai pembelajar hendaknya dapat menguasai bahan
ataupun materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik serta senantiasa
mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Kemampuan ini tidak hanya berdasarkan
teori yang diperoleh di bangku sekolah tetapi juga ditambah dengan pengalaman hidup.
Pembelajaran Hybrid

Berbagai kebijakan muncul akibat adanya Covid-19. Aktivitas pendidikan dan


pembelajaran menjadi persoalan besar sebab ada banyak aktivitas yang tidak cukup secara
teoritis tetapi juga praktis. Keadaan ini mengubah tindakan yang semestinya dilakukan secara
langsung atau bertatap muka antara pendidik dan peserta didik terhenti dan terbatas. Model
pembelajaran merupakan serangkaian strategi yang disusun guru dalam melaksanakan
pembelajaran, meliputi pemilihan pendekatan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
ruang lingkup dan pengelolaan kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran, Model
pembelajaran hybrid learning merupakan jawaban atas tuntutan zaman. Dalam
pelaksanaannya, hybrid learning dilaksanakan secara dinamis dengan menggabungkan unsur-
unsur belajar tatap muka (face-to-face) dengan belajar online berbasis teknologi. Perlu diingat
bahwa hybrid learning bukan hanya pembelajaran secara daring. Namun ini merupakan
kombinasi dari pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran secara daring. Sehingga
manfaat dari keduanya tetap bisa kita nikmati. Akan tetapi, kita perlu memperhatikan poin
penting yang harus disiapkan sebelum menyelenggarakan sistem belajar hybrid. Salah satunya
adalah institusi pendidikan yang akan melaksanakan hybrid learning tersebut baiknya memiliki
sistem manajemen pembelajaran online yang kuat. Lebih dari itu, tenaga kependidikan, guru,
dan siswa juga harus memiliki kemampuan teknologi digital yang baik dan sarana teknologi
digital yang memadai di tempat mereka tinggal. Selain itu kecepatan internet juga perlu
menjadi perhatian oleh pemerintah, khususnya Kominfo jika hybrid learning perlu diterapkan.

Masa Pandemi

Pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 memiliki tantangan tersendiri baik bagi
pengajar maupun peserta didik. Menuju masa new normal setelah pandemi Covid-19, menurut
(Sri Nuryatin, 2020) era new normal adalah terbukanya tatanan baru yang merupakan resiliensi
budaya baru saat penyebaran pandemi Covid 19. Umumnya setiap daerah memiliki cara yang
berbeda dalam proses adaptasi saat new normal terutama dalam sektor pendidikan.
Keberhasilan pendidikan saat pandemi terlihat pada komponen yang digunakan dan hasil
assessment belajar yang menunjukkan peningkatan.

Siswa yang memiliki sikap dan motivasi belajar yang tinggi, secara tidak langsung akan
membantu dan mengurangi beban guru dalam proses pembelajaran. Dikatakan demikian, guru
tidak perlu lagi memaksakan diri agar siswa belajar, cukup dengan membimbing dan
mengarahkannya, karena siswa telah menyadari betapa pentingnya belajar.

Sarana Pendukung

Sarana pembelajaran merupakan faktor yang tidak dapat di abaikan keberadaan dan
peranannya sebagai factor pendukung terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Sarana adalah sebuah perangkatan peralatan, bahan, perabot yang secara langsung digunakan
dalam sebuah kegiatan atau aktivitas. Sarana menjadi sebuah kelengkapan keperluan dalam
menjalankan sebuah kegiatan atau aktivitas (Bafadal, 2011). Maka dari itu sarana dan
pembelajaran perlu dikelola atau dimanajemen sehingga sarana pembelajaran yang ada dapat
digunakan secara optimal. Pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan adanya fasilitas
sebagai penunjang, yaitu seperti smartphone, laptop, ataupun tablet yang dapat digunakan
untuk mengakses informasi dimanapun dan kapanpun Ada beberapa aplikasi juga dapat
membantu kegiatan belajar mengajar, misalnya whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-
lain. Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar selama
pandemi covid 19 ini. Melansir laman resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi
yang bisa diakses pelajar untuk belajar di rumah yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3)
Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365;
(8) Quipper school (9) Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.

Tindakan Solutif

Untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu di masa pandemi ini, penggunaan
teknologi informasi berbasis jaringan (online) sangat dibutuhkan untuk mendukung dalam
pelaksanaan pembelajaran online. hybrid learning juga diartikan semua peserta didik dapat
mengikuti proses belajar mengajar di saat bersamaan. Lokasi belajarnya namun terpisah,
sebagian di ruang kelas sisanya di rumah masing-masing. Membutuhkan media yang sangat
beragam dan sarana prasarana yang mendukung Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki oleh
peserta didik seperti komputer dan akses internet. Hal ini menjadi penghambat utama bagi
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran model hybrid learning sebab dalam
pelaksanaannya membutuhkan sarana dan akses internet yang memadai jadi hybrid ini bisa
menjadi salah satu altrnatif bagi anak yang kurang memadai dalam sarana prasarana Ketika
pembelajaran daring ini.
Simpulan

Penerapan pembelajaran model hybrid learning dapat membantu mengatasi


permasalahan yang muncul akibat pelaksanaan pembelajaran daring maupun luring di masa
pandemi. Dengan menggabungkan aktivitas terbaik pembelajaran tatap muka (baik secara live
syncron atau virtual syncron) dengan pembelajaran online dinilai dapat memberikan pengaruh
terhadap peningkatan pemahaman siswa di masa pandemi
Referensi

Ayu Nilna Amelia Ahmadillah. (2021). PENGARUH PEMBELAJARAN


MODEL HYBRID LEARNING TERHADAP PENINGKATAN
PEMAHAMAN SISWA MATA.

Firdausi, F. J. (2020). Wacana Penerapan Hybrid Learning oleh Kemendikbud.

Jannah, S. N., & Sontani, U. T. (2018). Sarana Dan Prasarana Pembelajaran


Sebagai Faktor Determinan Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 3(1), 210.

Sourial, N., Longo, C., Vedel, I., & Schuster, T. (2018). Pembelajaran Daring
Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19.
Family Practice, 35(5), 639–643.

Zulhafizh & Permatasari, S. (2020). Developing Quality of Learning in the


Pandemic Covid-19 Through Creative and Critical Thinking Attitudes.
JURNAL PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 4(5), 937-949.

Zulhafizh, Atmazaki, & Syahrul, R. (2013). Kontribusi Sikap dan Motivasi


Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa,
Sastra dan Pembelajaran, 1(2), 13-28.
*Data Penulis

Gina Aurelia, lahir di Tembilahan, 8 Januari 2003. Pada tahun


akademik 2020-2021, Ia melanjutkan studi pada strata satu Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni di Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau melalui jalur SBMPTN
(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Kontak:

Hp/WA : 082390449154

Email : gina.aurelia2410@student.unri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai