Anda di halaman 1dari 4

MULTIVIBRATOR (I3)

IVANA DZAKIYYAH RAMADHANI


DEPARTEMEN FISIKA / 5001201140
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PRE-LAB
1. Mengapa dalam sebuah rangkaian listrik dapat terjadi osilasi? Jelaskan jenis-jenis osilasi yang ada
pada rangkaian listrik.
Osilasi ini dapat terjadi karena adanya gangguan (fault) atau karena operasi pensaklaran
(switching). Osilasi adalah suatu respon lonjakan sesaat dari karakteristik arus atau tegangan tanpa
mengubah frekuensi dari kondisi steady state dengan bentuk gelombang yang memiliki polaritas bolak-
balik (positif dan negatif). Bentuk gelombang transien osilasi sesuai dengan persamaan eksponensial
dengan fungsi sinusoidal. Sama halnya dengan transien impulsif, transien osilasi juga ditinjau dari respon
maksimum (Imaks atau Vmaks), waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi maksimum dan waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan tunak. Ada dua jenis utama osilator elektronik – osilator linier
atau harmonik dan osilator nonlinier atau relaksasi. Osilator harmonik, atau linier, menghasilkan output
sinusoidal. Ada dua jenis:
I. Osilator harmonik
Osilator harmonik, atau linier, menghasilkan output sinusoidal. Ada dua jenis:
a. Osilator umpan balik
Bentuk paling umum dari osilator linier adalah penguat elektronik seperti transistor atau penguat
operasional yang terhubung dalam loop umpan balik dengan outputnya diumpankan kembali ke inputnya
melalui filter elektronik selektif frekuensi untuk memberikan umpan balik positif. Ketika catu daya ke
amplifier dinyalakan pada awalnya, gangguan elektronik di sirkuit memberikan sinyal bukan nol untuk
memulai osilasi. Kebisingan berjalan di sekitar loop dan diperkuat dan disaring sampai sangat cepat
menyatu pada gelombang sinus pada osilator frekuensi tunggal.
b. Osilator resistansi negatif
Selain osilator umpan balik yang dijelaskan di atas, yang menggunakan elemen aktif penguat dua
port seperti transistor dan penguat operasional, osilator linier juga dapat dibangun menggunakan
perangkat satu port (dua terminal) dengan resistansi negatif,[2][5] seperti seperti tabung magnetron,
dioda terowongan, dioda IMPATT dan dioda Gunn. Osilator resistansi negatif biasanya digunakan pada
frekuensi tinggi dalam rentang gelombang mikro ke atas, karena pada frekuensi ini osilator umpan balik
berkinerja buruk karena pergeseran fasa yang berlebihan di jalur umpan balik.
II. Osilator relaksasi
Sebuah osilator nonlinier atau relaksasi menghasilkan output non-sinusoidal, seperti gelombang
persegi, gigi gergaji atau segitiga. Ini terdiri dari elemen penyimpan energi (kapasitor atau, lebih jarang,
induktor) dan perangkat switching nonlinier (gerbang, pemicu Schmitt, atau elemen resistansi negatif)
yang terhubung dalam loop umpan balik. Perangkat switching secara berkala mengisi dan melepaskan
energi yang tersimpan dalam elemen penyimpanan sehingga menyebabkan perubahan mendadak dalam
bentuk gelombang keluaran.

2. Jelaskan maksud dari S-R Flip-Flop dan S-R Latch


S-R flip-flop adalah gerbang yang memiliki dua input, berlabel S dan R, R artinya “RESET” dan
S artinya “SET”. Kedua output nya diberi label Q dan Q . Dalam flip-flop, output selalu berlawanan, atau
pelengkap. Dengan kata lain, jika output Q = 1, maka output Q = 0, dan seterusnya.
Bila S diberi logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan berada pada logika 0 dan Q not pada
logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi logika 0 maka keadaan output akan berubah menjadi Q
berada pada logik 1 dan Q not pada logika 0. Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini
dapat menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh saat Q =1 dan Q not = 0, stabil
ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not .
Gambar 1. S-R Flip-Flop
Sedangkan S-R Latch adalah rangkaian berurut yang dapat dibuat dari rangkaian gerbang NOR
terkopel atau gerbang NAND terkopel, SR latch memiliki dua input yaitu S berarti set dan R berarti reset.
2 gerbang NOR kopel silang atau 2 gerbang NAND kopel silang dan memiliki dua keluaran Q, Q .

.
Gambar 2. S-R Latch
Perbedaan latch dan flip-flop terletak pada masukanclock. Pada flip-flop dilengkapi dengan masukan
clock,sedangkan pada latch tidak. Flip-flop hanya akan bekerjapada saat transisi pulsa clock dari tinggi
ke rendah ataudari rendah ke tinggi, tergantung dari jenis clock yangdigunakan. Transisi pulsa clock dari
rendah ke tinggi disebut transisi positif, sedangkan transisi tinggi kerendah di sebut transisi negatif.

3. Jelaskan perbedaan antara jenis-jenis multivibrator yang ada.


1. Multivibrator Astabil (Astable Multivibrator)
Multivibrator Astabil merupakan susunan yang dengan cara otomatis berpindah di antara 2
kondisi/ situasi dengan cara lalu menembus tanpa terdapatnya pulsa eksternal selaku faktor buat
pengoperasiannya. Multivibrator tipe ini menciptakan keluaran gelombang persegi yang
berkelanjutan ataupun berganti status/ situasi dengan sendirinya sehabis sebagian istirahat durasi
yang sudah didetetapkan. Multivibrator astabil adalah multivibrator yang bersifat free-running, yaitu
tidak memiliki keadaan stabil yang permanen pada suatu periode tertentu, oleh sebab itu tidak
dibutuhkan suatu masukan (input).Waktu aktif dari setiap komponen penguat bergantung pada waktu
pengisian dan pengosongan kapasitor pada rangkaian.
2. Multivibrator Monostabil
Multivibrator monostabil adalah multivibrator yang memiliki satu kondisi stabil dan satu
kondisi tak stabil. Mempunyai satu buah masukan denyut pemicu (input trigger pulse) untuk
mengubah keadaan stabil dan tak stabil. Keadaan stabil akan menjadi tak stabil apabila diberikan
suatu denyut pemicu negatif (negative trigger pulse) pada komponen penguat yang sedang aktif.
Multivibrator monostabil ini sering disebut dengan one shot. Multivibrator monostabil adalah suatu
rangkaian yang banyak dipakai untuk membangkitkan pulsa output yang lebarnya dan amplitudonya
tetap. Pulsa pada outputnya akan dihasilkan jika diberikan sebuah trigger pada inputnya.

3. Multivibrator Bistabil
Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang mempunyai dua state.
Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika sekuensial. Output dari flip flop tergantung dari
keadaan rangkaian sebelumnya. Output dari flip flop terdiri dari Q dan Q . Dimana keadaan berlawanan
dengan Q. Salah satu contoh dari triggered flip flop adalah RS flip flop.

4. (opsional) Susunlah sebuah rangkaian multivibrator (pilih salah satu jenis) yang terdiri atas Transistor.
Jelaskan apa yang terjadi pada rangkaian yang anda susun.
Rangkaian multivibrator astabil
Dimana rangakaian tersebut memiliki kombinasi dua buah transistor NPN 2N4124, dua buah
kapasitor 1uF, dan empat buah resistor 10k. Pada rangkaian multivibrator astabil ini. Dua buah transistor
yang digunakan akan dioperasikan sebagai suatu saklar (switch). Nilai-nilai 4 buah resistor yang
digunakan, yaitu 2 buah digunakan sebagai resistansi kolektor dan 2 buah digunakan sebagai resistansi
basis haruslah memiliki nilai resistansi yang tepat untuk memastikan transistor akan on pada saat
transistor berada dalam keadaan saturasi (on) dan akan off pada saat berada dalam keadaan cutoff
(tersumbat). Resistor-resistor tersebut akan menentukan besarnya arus basis transistor, nilai arus basis ini
yang akan menentukan apakah transistor akan berada dalam keadaan saturasi atau berada dalam keadaan
tersumbat. Untuk menentukan periode masing-masing level tegangan keluaran, digunakan resistor dan
kapasitor dengan nilai tertentu.
Rangkaian multivibrator astabil tersebut disusun dengan menggunakan sepasang transistor NPN
yang disusun secara menyilang sebagai common emitter amplifier. Apabila satu dari dua transistor
tersebut memulai untuk menghantar, maka sinyal umpan balik kepada basis transistor akan meningkat
dan transistor tersebut akan secepat mungkin berubah menjadi on. Dengan proses yang sama, transistor
kedua keluaran transistor pertama (Q1) yaitu vA, melalui kapasitor C1 dihubungkan ke masukan
transistor kedua (Q2). Untuk menganalisis rangkaian tersebut, pada awalnya kedua transitor dianggap
dalam keadaan saklar on, kedua transistor tersebut berubah ke keadaan aktifnya. Kemudian, jika vA
meningkat, vC akan mengikutinya. Setelah itu vD akan turun yang akan menyebabkan vB juga ikut
turun, keadaan tersebut akan memperkuat peningkatan di vA. Jika komponen-komponen yang digunakan
untuk menyusun rangkaian multivibrator tersebut dipilih secara benar, maka dalam satu waktu satu
transistor (Q1) akan bekerja sampai keadaan saturasi (on) dan transistor lainnya (Q2) akan berada dalam
keadaan off. Kondisi tersebut biasa disebut sebagai suatu kondisi regenerative switch.
5. Mengapa dalam multivibrator jenis bistabil tidak terdapat kapasitor, sedangkan pada multivibrator
astabil dan monostabil kapasitor digunakan?
Pada keadaan stabil taraf amplitudo sinyal keluaran yang dihasilkan tetap/stagnan pada suatu nilai
tertentu. Sedangkan pada keadaan tak stabil amplitudo sinyal selalu berubah-ubah mengikuti denyut
tegangan pada komponen aktif. Keadaan tak stabil dipengaruhi oleh laju pengisian/penggosongan
kapasitor yang besarnya ditentukan dari kapasitas kapasitor. Multivibrator bistabil adalah multivibrator
yang memiliki dua keadaan stabil sehungga tidak adanya waktu pengisian/pengosongan karena tidak
memiliki kapasitor, sehingga waktu aktif dari komponen penguat diatur oleh pemicu (trigger) eksternal.
Sedangkan pada multivibrator astabil adalah multivibrator yang bersifat free-running, yaitu tidak
memiliki keadaan stabil yang permanen pada suatu periode tertentu, oleh sebab itu tidak dibutuhkan
suatu masukan (input). Waktu aktif dari setiap komponen penguat bergantung pada waktu pengisian dan
pengosongan kapasitor pada rangkaian. Dan multivibrator monostabil adalah multivibrator yang memiliki
satu kondisi stabil dan satu kondisi tak stabil. Mempunyai satu buah masukan denyut pemicu (input
trigger pulse) untuk mengubah keadaan stabil dan tak stabil. Keadaan stabil akan menjadi tak stabil
apabila diberikan suatu denyut pemicu negatif (negative trigger pulse) pada komponen penguat yang
sedang aktif.

Anda mungkin juga menyukai