Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM SIMULASI PROSES TEKNIK KIMIA

ANALISIS PENGARUH KONDISI OPERASI DAN PROPERTY


METHODS TERHADAP BEBERAPA NILAI PROPERTIES
SENYAWA GLYCEROL MENGGUNAKAN ASPEN PLUS®

IKA JUMANTIKA 3335190066


KELOMPOK E
TGL 18/09/2021

RRR DIKUMPULKAN REVISI PENGUMPULAN REVISI

JURUSAN TEKNIK KIMIA – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
A. PENDAHULUAN
Glycerol atau dalam bahasa indonesia disebut dengan gliserol
merupakan suatu senyawa yang berasal dari produk samping
produksi biodiesel dari suatu reaksi transesterifikasi, biasanya
dihasilkan sebanyak 10-12,5% dari kapasitas produksinya
(KESDM, 2014). Dengan kata lain, gliserol merupakan suatu
senyawa alkohol yang memiliki tiga buah gugus hidroksil yang biasa
dikenal dengan 1,2,3 propanetriol (Fessenden, 1982). Senyawa
gliserol yang memiliki rumus kimia C3H5(OH)3, memiliki sifat polar
dan kental (viscous). Gliserol juga merupakan senyawa yang tidak
berwarna , tidak berbau dan merupakan cairan kental yang
memiliki rasa yang manis (Pagliaro & Michele, 2008). Gliserol
merupakan suatu senyawa yang dapat dimurnikan melalui proses
destilasi agar dapat digunakan pada industri baik itu industri
makanan, farmasi maupun industri pengolahan air.
Gliserol yang merupakan senyawa kimia tentu saja tersusun
oleh sifat-sifat fisik maupun sifat kimia itu sendiri. Berikut ini sifat
fisik yang dimiliki oleh gliserol adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Sifat Fisik Gliserol
Sifat Fisik Gliserol
Berat Molekul 92,095 g/mol
Densitas 1,261 g/cm3
Fase Cair
Warna Kuning Pucat
Panas Jenis 0,497 kal/g°C
Titik Didih 290 °C
Titik Leleh 18 °C
Kemurnian 99%
Impuritas 1% Air

Sedangkan sifat-sifat kimia dari gliserol meliputi, berwarna putih,


tidak berbau, bisanya cairan berwujud kental.
Gliserol biasanya dihasilkan dari beberapa jenis reaksi seperti
berikut ini:
a. Hidrolisis
Reaksi hidrolisis yang terjadi antara minyak dan air akan
membentuk gliserol, yang mana reaksi yang akan terbentuk
yaitu sebagai berikut:
C3H5 (COOR)3 + H2O → C3H5(OH)3 + RCOOH
b. Saponifikasi
Suatu lemak yang apabila direaksikan dengan alkali, maka
akan terbentuk gliserol dan garam sebagai hasil dari reaksi
tersebut.
C3H5(COOR)3 + NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaCOOCR
Reaksi saponifikasi kerap digunakan pada industri pabrik.
c. Interesterifikasi
Reaksi ini dapat menghasilkan gliserol dengan mereaksikan
suatu senyawa alkohol dengan lemak secara langsung.
C3H5(COOR)3 + CH3OH → CH3OOCR + C3H5(OH)3

Dalam pemanfaatan gliserol, guna menghasilkan manfaat


yang maksimal dari gliserol terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah kondisi
operasi. Kondisi operasi menjadi hal yang akan mempengaruhi
sifat-sifat properties dari senyawa gliserol dalam menyesuaikan
dengan tujuan pemanfaatannya. Sifat properties dari gliserol yang
akan dipengaruhi oleh kondisi operasi adalah seperti besarnya nilai
viskositas, densitas, kapasitas panas dan sebagainya (Wahyuni dkk,
2016). Selain kondisi operasi, metode perhitungan yang digunakan
pun akan menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya nilai dari
sifat properties senyawa gliserol. Sebab, setiap metode tentunya
memiliki ciri khas tersendiri sehingga bisa saja setiap metode
menghasilkan nilai yang berbeda pula.
Berkaitan dengan kondisi operasi, agar diperoleh suatu
kondisi operasi yang maksimum tentu saja perlu dilakukannnya
suatu proses yang biasa dikenal dengan fine tuning atau dengan
kata lain perlu adanya simulasi operasi. Sehingga nantinya akan
diperoleh suatu nilai variabel yang baik untuk mengetahui besarnya
nilai tertentu yang ingin dicapai atau diketahui. Seiring dengan
berkembangnya teknologi, sudah banyak apllikasi-aplikasi yang
dapat memudahkan dalam melakukan fine tuning. Berkaitan
dengan itu, simulasi yang dilakukan tentunya memerlukan
bantuan software yang dapat mempermudah prosesnya (Rustamaji
dkk, 2019). Salah satu software pemodelan yang digunakan dalam
proses tersebut adalah Aspen Plus® (AspenTech, 2012). Software ini
digunakan dalam membangun proses serta mempermudah simulasi
dengan metode perhitungan yang kompleks (AspenTech, 2012).
Sebagai calon engineer, aplikasi ini menjadi salah satu hal yang
harus dan perlu dipelajari lebih dalam guna mempermudah dalam
melakukan simulasi-simulasi atau membantu dalam menemukan
atau memecahkan masalah dalam suatu proses yang terjadi di
industri. Selain itu, dalam perangkat ini terdapat beberapa metode
yang tersedia yang dapat dipilih daan digunakan sesuai dengan
fungsi obyektif masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut, praktikum kali ini bertujuan untuk
mengetahui hasil dari pengaruh kondisi operasi serta perbandingan
hasil dari beberapa metode yang digunakan terhadap beberapa sifat
properties senyawa gliserol dengan menggunakan Aspen Plus®.

B. RUMUSAN MASALAH
Kondisi operasi menjadi dasar bagi suatu senyawa untuk
mengetahui besaran nilai dari sifat properties senyawa itu sendiri.
Kondisi operasi yang mempengaruhi sifat senyawa tersebut
biasanya berupa tekanan, suhu, maupun besarnya umpan yang
masuk kedalam suatu proses. Selain itu, property methods sebagai
basis perhitungan dalam suatu proses menjadi acuan mengenai
besaran nilai properties senyawa yang akan dihasilkan dalam proses
yang berlangsung. Sehingga, rumusan masalah dalam praktikum
ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari kondisi operasi serta
penggunaan beberapa property methods terhadap nilai properties
dari senyawa glycerol menggunakan Aspen Plus®.

C. METODOLOGI/ STRATEGI PENYELESAIAN


Pada praktikum kali ini, terdapat suatu permasalahan yang
harus diselesaikan dengan menggunakan Aspen Plus® sebagai
media penyelesaian berbasis simulasi proses. Adapun persoalan
yang harus diselesaikan, yaitu:
1. Melakukan análisis pengaruh kondisi operasi terhadap sifat-
sifat properties (densitas, viskositas, heat capacity, thermal
conductivity, vapor pressure, liquid molar volume, boiling point,
critical temperature, critical pressure, critical volume, dll) dari
senyawa Glycerol. Kemudian bandingkan sifat-sifat properties
tersebut pada berbagai property methods, mulai dari ideal,
NRTL, UNIQUAC, WILSON, VANLAAR, UNIFAC, dan SRK.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dilakukan
strategi penyelesaian yang ditunjukkan oleh diagram alir sebagai
berikut:

Membuka Aspen Plus® hingga muncul jendela awal, kemudian klik


pada blank simulation untuk membuat Project baru

Memilih satuan unit dalam hal ini adalah METCBAR, lalu


definisikan komponen dengan mengklik folder components →
specifications → find dan tambahkan komponen Glycerol

Mengklik bagian compound dan memilih opsi equals sehingga


diperoleh satu komponen Glycerol, kemudian klik properties dan
pilih Property Methods yang pertama yaitu, ideal. Sehingga untuk
selanjutnya bisa menyesuaikan untuk métode lainnya

Melakukan review untuk mengetahui sifat fisik dari Glycerol, lalu


klik simulation untuk membangun flowsheet

Menambahkan material stream dan block model mixer pastikan


material stream dan mixer terconnected dengan klik kanan pilin
reconnect → reconnect destination

Mengubah nama stream material dengan double klik pada kotak


dan ubah menjadi GLYC-IN dan GLYC-OUT atau sesuai dengan
keinginan
Mendefinisikan aliran masuk Glycerol pada folder streams →
Glycerol → input, kemudian spesifikasikan kondisi operasi pada
aliran Glycerol sesuai yang diinginkan. Lalu klik RUN hingga
muncul result available dan add properties lain sesuai dengan
persoalan

Memindahkan hasil untuk properties metode ideal ke excel atau


sebagainya, dan lakukan Kembali percobaan untuk metode
lainnya dengan Kembali pada properties untuk memilih metode
selanjutnya.

Menyimpan file dalam bentuk .apw, kemudian bandingkan hasil


properties Glycerol pada beberapa metode dan analisis pengaruh
kondisi operasi yang digunakan

Gambar 1. Diagram Alir Penyelesaian

Dalam praktikum kali ini, terdapat tiga variabel yang


mempengaruhi yaitu variabel bebas, variabel tetap, dan variabel
terikat. Variabel bebas meliputi, kondisi operasi serta elemen
properties yang akan diketahui. Kemudian variabel tetap yang
digunakan meliputi jenis senyawa dan property methods yang
digunakan. Sedangkan variabel terikatnya adalah nilai dari masing-
masing sifat properties yang dihasilkan. Pada percobaan kali ini,
kondisi operasi yang digunakan adalah temperatur 50°C, tekanan 1
atm, flow rate 100 mol/hr, dengan total flow basis dalam mole dan
komposisi dalam mole-frac.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum memperoleh hasil dari pengaruh kondisi operasia
serta property methods, penetapan kondisi operasi yang diinginkan
harus ditentukan terlebih dahulu. Adapun kondisi operasi yang
telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kondisi Operasi yang Ditentukan
VARIABEL NILAI OPERASI
Temperature (°C) 50
Pressure (atm) 1
Total Flow Rate (mol/hr) 100
Value 1
Total Flow Basis Dalam Mole
Composition Dalam Mole-Frac

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil


dari nilai beberapa properties senyawa glycerol yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3. Nilai Beberapa Properties Senyawa Glycerol pada Beberapa
Property Methods
VARIABEL Ideal NRTL UNIQUAC
Density (mol/cc) 0.01348 0.01348 0.01348
Viscosity (cP) 151.538 151.538 151.538
Heat Capacity (cal/mol-K) 47.9742 47.9742 47.9742
Thermal Conductivity (kcal-
m/hr-sqm-K) 0.24937 0.24937 0.24937
Vapor Pressure (bar) 3.6E-06 3.6E-06 3.6E-06
Molar Liquid Phase Fraction 1 1 1
Boiling Point (°C) 287.85 287.85 287.85
Critical Temperature (°C) 576.85 576.85 576.85
Critical Pressure (bar) 75 75 75
Critical Volume (cc/mol) 264 264 264

W ILSON VANLAAR UNIFAC SRK


0.01348 0.01348 0.01348 0.01363
151.538 151.538 151.538 151.538
47.9742 47.9742 47.9735 46.5608
0.24937 0.24937 0.24937 0.27164
3.6E-06 3.6E-06 3.6E-06 3.6E-06
1 1 1 1
287.85 287.85 287.85 287.85
576.85 576.85 576.85 576.85
75 75 75 75
264 264 264 264
Aspen Plus® menjadi salah satu software yang digunakan
dalam mempermudah pemodelan suatu proses, serta mendesain
dan juga mengoptimalkan suatu system dalam industri. Dimana
dalam perangkat ini terdapat simulasi flowsheet yang dibuat guna
menggambarkan proses dengan memilih secara langsung unit-unit
operasi, aliran masuk dan keluar, bahan-bahan yang digunakan,
energi serta klasifikasi lainnya. Dimana simulasi flowsheet menjadi
Langkah awal dalam menggambarka suatu proses yang akan
terjadi. Dalam praktikum ini, tujuan menggunakan Aspen Plus®
adalah sebagai suatu perangkat yang digunakan untuk mengetahui
hasil dari pengaruh kondisi operasi serta metode perhitungan di
dalamnya terhadap beberapa sifat properties senyawa gliserol.
Kondisi operasi merupakan suatu ketentuan yang akan
berpengaruh terhadap proses operasi, dimana kondisi operasi
ditetapkan untuk menentukkan batasan parameter, kemampuan
fungsi maupun kinerja suatu senyawa. Pada persoalan kali ini,
kondisi operasi akan berpengaruh terhadap besar dan kecilnya
hasil sifat properties dari senyawa glycerol. Kondisi operasi yang
ditetapkan dalam persoalan kali ini meliputi temperatur, tekanan,
laju alir (umpan), value, basis laju alir serta komposisi yang
digunakan sesuai yang tercantum pada Tabel 2. Strategi dalam
menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan memasukkan
semua data yang menjadi kondisi operasi ke dalam perangkat
sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada bagian
metode/strategi penyelesaian. Sehingga diperoleh hasil-hasil seperti
yang tertera pada tabel 3.
Pada dasarnya, kondisi operasi yang akan berpengaruh besar
terhadap sifat properties dari glycerol adalah temperatur dan juga
tekanan, sedangkan laju alir (umpan) dan lainnya hanyalah akan
mempengaruhi terhadap besarnya nilai dan satuan daripada sifat
tersebut. Adapun analisis terhadap pengaruh tekanan dan juga
temperatur terhadap properties senyawa glycerol adalah sebagai
berikut:
a. Pengaruh temperatur dan tekanan terhadap densitas
senyawa glycerol
Banyaknya komposisi suatu massa per satuan volume
merupakan definisi umum dari salah satu sifat properties
yaitu, densitas. Densitas suatu senyawa sangat berkaitan
dengan temperatur dan juga tekanan operasi. Dimana
biasanya densitas senyawa akan semakin kecil dan menurun
apabila temperatur yang digunakan semakin tinggi. Hal
tersebut terjadi akibat kerapata dari zat atau senyawa
tersebut semakin rendah. Sedangkan pengaruh tekanan
terhadap densitas adalah bahwa densitas akan semakin
tinggi apabila tekanan yang digunakan besar. Sebab tekanan
akan mendekatkan molekul-molekul zat sehingga akan
mudah dimampatkan dan akan memperkecil volumenya,
sehingga densitas meningkat.
b. Pengaruh temperatur dan tekanan terhadap viskositas
senyawa glycerol
Vskositas merupakan nilai yang menunjukkan tinggi atau
rendahnya kekentalan suatu fluida. Viskositas juga menjadi
nilai yang menunjukkan besar dan kecilnya gesekan internal
dari suatu fluida. Berdasarkan percobaan yang dilakukan
oleh Herawati (2020), semakin tinggi temperature maka
tingkat kekentalan atau viskositas dari suatu fluida akan
semakin kecil. Hal ini, dipengaruhi oleh energi berupa panas
yang masuk yang akan menyebabkan terjadinya pergerakan
antar molekul sehingga membuat gaya interaksi akan
melemah. Sedangkan kondisi tekanan akan meningkatkan
viskositas senyawa glycerol seiring dengan besarnya tekanan
yang digunakan.
c. Pengaruh temperatur dan tekanan terhadap heat capacity
senyawa glycerol
Kapasitas panas atau heat capacity, nerupakan ukuran yang
menunjukkan banyaknya kalor yang dapat diserap oleh suatu
gas guna menaikkan temperatur. Sehingga dengan adanya
heat capacity akan menunjukkan banyaknya energi panas
atau kalor yan dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
suatu zat sebesar jumalh tertentu. Pengaruh temperatur
terhadap heat capacity adalah semakin tingginya temperatur
maka kapasitas panasnya juga akan meningkat.
Sedangkanuntuk tekanan tidak akan mempengaruhi dari
besarnya kapasitas panas senyawa glycerol.
d. Pengaruh temperatur dan tekanan terhadap thermal
conductivity senyawa glycerol
Konduktivitas termal (k) merupakan harga konstanta
proporsionalitas dari suatu zat atau material padat, dimana
jika k berharga nol maka material tidak dapat menghantar
panas, kemudian semakin tinggi harga k kemampuannya
semakin tinggi menghantar panas. Dimana harga dari
konduktivitas termal senyawa glycerol akan semakin
meningat apabila temperatur semakin tinggi. Hal ini
menjukkan bahwa senyawa glycerol merupakan penghantar
panas yang baik seiring dengan meningkatnya temperatur.
Sedangkan tekanan tidak akan mempengaruhi nilai daripada
konduktivitas termal.
e. Pengaruh temperatur dan tekanan terhadap vapor
pressure senyawa glycerol
Pada tekanan yang sama dan temperatura berbeda vapor
pressure akan mengalami perubahan nilainya. Pada
temperatur yang semakin tinggi nilai dari vapor pressure
akan semakin tinggi. Hal ini karena semakin tinggi
temperatur akan semakin banyk pula uap yang terbentuk
sehingga akan menimbulkan pressure yang akan semakin
besar.
Sedangkan untuk sifat properties yang lain seperti boiling
point, temperatur kritis, dan lainnya memiliki nilai yang sama untuk
semua metode pada tekanan 1 atm dan temperatur 50°C. Pada
dasarnya nilai dari titik didih maupun titik kritis dari senyawa ini
dapat berubah sesuai dengan tekanan maupun temperatur yang
kita gunakan. Berdasarkan sumber yang diperoleh, pada keadaan
standar yakni, temperatur 25°C dan tekanan 1 atm, nilai titik didih
dari gliserol yaitu sebesar 290°C dan nilai yang ditunjukkan oleh
hasil simulasi tidak berbeda jauh yaitu, 287,85°C.
Analisis selanjutya adalah terhadap property methods yang
digunakan. Property methods sendiri merupakan kumpulan dari
metode-metode serta model yang digunakan untuk menghitung
properti termodinamika maupun aliran. Setiap property methods
tentunya memiliki ciri khasnya masing-masing. Namun, pada
percobaan ini dengan menggunakan tujuh jenis property methods
(Ideal, NRTL, UNIQUAC, WILSON, VANLAAR, UNIFAC, dan SRK)
setelah dibandingkan hasil yang diperoleh ternyata menunjukkan
bahwa rata-rata nilai sifat properties senyawa glycerol yang
dihasilkan sama, baik untuk nilai densitas, viskositas, heat
capacity, thermal conductivity, vapor pressure, liquid molar volume,
boiling point, critical temperature, critical pressure, maupun critical
volume . Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 3, hanya
terdapat sedikit perbedaan pada nilai dari densitas dengan
menggunakan metode SRK yaitu sebesar, 0.01363 mol/cc. hasilnya
hanya berbeda sedikit dengan metode lainnya yang menghasilkan
nilai densitas sebesar, 0,01348 mol/cc. Perbedaan selanjutnya
terletak pada nilai kapasitas panas untuk metode UNIFAC dan SRK.
Dimana kapasitas panas yang dihasilkan UNIFAC dan SRK masing-
masing ialah, 47.9735 cal/mol-K dan 46.5608 cal/mol-K. Nilai
untuk metode UNIFAC hanya terdapat sedikit perbedaan dengan
metode lainnya, sedangkan nilai dari metode SRK memiliki
perbedaan yang cukup besar mencapai 0,3 cal/mol-K. Perbedaan
terakhir adalah pada nilai konduktivitas termal, dimana pada
metode SRK nilai konduktivitas termal yang dihasilkan yaitu
eebesar 0.27164 kcal-m/hr-sqm-K, nilai ini lebih besar dibandingan
metode lainnya yang hanya mencapai, 0.24937 kcal-m/hr-sqm-K.
Perbedaan yang dihasilkan terjadi akibat setiap metode tentu
saja memiliki berbagai ketentuan ataupun perumusan masing-
masing tidak menutup kemungkinan pula untuk setiap metode
memiliki kelemahan-kelebihan yang menjadi faktor pembedanya,
sehingga perbedaan tersebut menjadi hal yang biasa dan mungkin
terjadi untuk setiap metode. Contohnya saja persamaan VANLAAR
yang merupakan suatu persamaan empiris yang hanya bisa dipakai
pada empiris murni, sehingga untuk sistem yang multikomponen
tidak bisa digunakan. Contoh lain adalah pada persamaan WILSON
yang didalamnya terdapat suatu parameter biner yang mana
merupakan persamaan kompleks dengan adanya pengaruh suhu
(Rasmito dan Yustia, 2010). Dengan itu, praktikan akan mampu
memilih dan membandingkan metode mana yang sebaiknya
digunakan untuk berbagai kondisi proses bagi senyawa gliserol
maupun senyawa lainnya sesuai dengan kriterua dan karakteristik
masing-masing.

E. SIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa kondisi operasi terutama temperatur dan
tekanan akan mempengaruhi beberapa sifat properties senyawa
glycerol seperti nilai densitas, viskositas, kapasitas panas,
konduktivitas termal dan juga tekanan uap. Sedangkan untuk
kondisi operasi lainnya, akan mempengaruhi terhadap besar
kecilnya besaran atau nilai yang dihasilkan untuk setiap sifat
properties dari gliserol. Selain itu, perbandingan nilai properties
yang dihasilkan dengan menggunakan perbedaaan property
methods ternyata menghasilkan perbedaan pada beberapa nilai
properties pada beberapa metode. Terutama untuk metode SRK
memiliki perbedaan nilai properties pada densitas, kapasitas panas
dan konduktivitas termal yang mana nilainya masing-masing
adalah 0.01363 mol/cc, 46.5608 cal/mol-K dan 0.27164 kcal-
m/hr-sqm-K. Perbedaan lain ditemukan pada nilai kapasitas panas
dengan menggunakan metode UNIFAC, dimana nilai yang diperoleh
yaitu sebesar 47.9735 cal/mol-K.

F. DAFTAR PUSTAKA
AspenTech, 2012. Aspen Plus Getting Started Customizing Unit
Operation Models. AspenTechnology, Inc. All rights reserved,
Burlington: USA
Fessenden RJ dan Fessenden JS. 1982. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi
Ketiga. Erlangga: Jakarta.
Herawati, A.U. 2020. Getting Started-Aspen Hysys. Laporan,
Simulasi Proses: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2014. Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun
2014 dalam Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 Tentang
Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar
Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain. KESDM: Jakarta.
Rasmito, A dan Yustia W. 2010. The Use of Wilson Equation, NRTL
and UNIQUAC In Predicting VLE of Ternary Systems. Jurnal
Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri:ITATS.
Rustamaji, dkk. 2019. Bimbingan Teknis Penguasaan Perangkat
Lunak Aspen Plus® Kepada Operator Proses untuk Optimasi
Proses dan Efisiensi Energi di Biodiesel Plant PT. Tunas Baru
Lampung Tbk. Bandar Lampung. Jurusan Teknik Kimia-
Fakultas Teknik : Universitas Lampung.
Wahyuni, dkk. 2016. Esterifikasi Gliserol dan Asam Lemak Jenuh
Sawit dengan Katalis Mesa. Jurnal Teknologi Pertanian, Vol
26(3): 33-34. Jurusan Teknologi Pengolahan Sawit: Politeknik
Kampar.

Anda mungkin juga menyukai