Anda di halaman 1dari 9

UTS

Desain Program Pendidikan dan Pelatihan


Teknologi Pendidikan

Nama : Muhamad Parhan


NIM : 1902309
Kelas : TP 6B

Soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep dan hakekat Pendidikan dan pelatihan.
2. Jelaskan prinsip desain program pelatihan.
3. Jelaskan perbedaan desain program untuk pendidikan pelatihan dengan desain program
persekolahan (pendidikan formal) dilihat dari komponen-komponen program.
4. Jelaskan masing-masing model desain program pelatihan di bawah ini minimal 5 model, tugas
Sdr. menguraikan berdasarkan a) karakteristik dan b) prosedur berikut bagan prosedur.
1) Desain Program Pelatihan Model Dick and Carey
2) Desain Program Pelatihan Model Kemp
3) Desain Program Pelatihan Model IDI
4) Desain Program Pelatihan Model Air Force
5) Desain Program Pelatihan Model IPISD
6) Desain Program Pelatihan Model Briggs
5. Berikan karifikasi oleh Sdr. dari model-model tersebut mana yang menurut Sdr. desain tersebut
sistematis dan sistemik, sebutkan model desainnya dan berikan argumentasinya.

Jawaban

1. Pendidikan merupakan usaha kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang,


termasuk di dalamnya untuk meningkatkan penguasaan teori untuk memutuskan permasalahan
atau persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan dari pendidikan. Sedangkan
pelatihan merupakan kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja melalui pengetahuan
praktisdan penerapannya dalam usaha pencapaian tujuan (Handoko, 1995)
Berikut adalah suatu hasil yang diharapkan dari pendidikan dan pelatihan:
1) Terjadinya komunikasi yang efektif
2) Adanya persepsi yang sama tentang tugas yang harus diselesaikan
3) Ketaatan semua pihak pada berbagai ketentuan normatif
4) Terdapatnya iklim organisasi yang baik
5) Menjadikan organisasi sebagai temapat yang nyaman bagi berkarya dan berkreativitas

Berdasarkan penyataan dan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan
pelatihan ditujukan untuk meningkatkan penguasaan dan keterampilan dan pengetahuan
seseorang atau karyawan dalam upaya peningkatan kerja.

2. Terdapat lima prinsip pelatihan menurut Oemar Hamalik (2000) diantaranya: 1) pelatihan
adalah suatu proses, 2) pealtihan dilaksanakan dengan sengaja, 3) pelatihan diberikan dalam
bentuk pemberian bantuan, 4) sasaran pelatihan unsur ketenagakerjaan, 5) pelatihan
dilaksanakan oleh tenaga profesional, 6) pelatihan berlangsung dalam waktu tertentu, 7)
pelatihan meningkatkan kemampuan kerja peserta, dan 8) pelatihan harus berkenaan dengan
pekerjaan tertentu. Berikut ini 5 prinsip desain program pelatihan yang Saya simpulkan dari
kajian tersebut:
1) Prinsip partisipasi

Prinsip pastisipasi pada dasarnya merupakan terlibatnya peserta belajar yang


berpatisipasi aktif. Selama kegiatan berlangsung peserta pelatihan serius berpartisipasi
dalam kegiatan serta harus terjalinnya komunikasi yang baik antar peserta pelatihan dan
instruktur.

2) Prinsip repitisi

Prinsip repitisi nerupakan peserta pelatihan dapat mengulangi apa yang sudah
dipelajari dalam pelatihan sehingga berguna bagi pelaksanaan tugasnya dalam kebutuhan
sehari-hari

3) Prinsip relevansi
Prinsip relevansi di sini yang dimaksud adalah adanya hubungan antara masalah
organisasi atau perusahaan, materi pelatihan, dan semua komponen penting dalam
pelatihan

4) Prinsip pengalihan pengetahuan dan keterampilan

Pengalihan atau transfer pengetahuan dan keterampilan terjadi karena adanya


penerapan teori dalam situasi nyata atau karena praktik simulasi. Artinya, dalam hal ini
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan simulasi yang dapt
ditransfer dalam situasi nyata.

5) Prinsip umpan balik

Dalam sebuah pelatihan, para instruktur yang berperan sebagai pemateri harus
dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Seorang
instruktur harus mampu memberikan umpan balik kepada peserta pelatihan di setiap
kegiatan atau materi yang disampaikan.

3. Berikut ini adalah perbedaan desain program untuk pendidikan pelatihan dengan desain
program persekolahan (pendidikan formal) dilihat dari komponen-komponen program.

Komponen-Komponen Desain Program Desain Program


Program Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan Formal
Tujuan Pada umumnya bertujuan Bertujuan mengembangkan
untuk mengembangkan seluruh aspek kognitif,
kompetensi keprofesian atau afektif, dan psikomotor.
aspek
psikomotorik/keterampilan.
Bahan Ajar Didominasi oleh praktik. Didominasi oleh teori.
Pembelajar Warga belajar, dapat Siswa, usia ditentukan
diperuntukan segala usia. berdasarkan kurikulum.
Pengajar Guru.
Metode Metode mengajar menganut Metode mengajar menganut
pedagogi kritis dan pedagogi.
andragogi.
Evaluasi Evaluasi input, output, proces Pada umumnya hanya
atau product, dan outcome. evaluasi hasil belajar, dan
Kemudian dilengkapi dengan tidak ada meta evaluasi.
meta evaluasi.

4. Berikut ini model-model Desain Program Pelatihan


1) Desain Program Pelatihan Model Dick and Cary

Model desain pelatihan yang dikemukan oleh Dick dan Carey ini yaitu pada tahun
2005 telah lama digunakan dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif,
efesien, dan menarik. Buku yang mereka tulis secara lengkap melalu model ini berjudul
The Systematic Design of Instruction. Model desain sistem pembelajaran yang
dikembangkan oleh Dick & Carey ini terdiri dari beberapa komponen dan sub komponen
yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktivitas pembelajaran yang lebih besar.

Di bawah ini merupakan prosedur/ bagan model Dick & Carey:

2) Desain Program Pelatihan Model Kemp

Menurut Gustafson dan Branch (2002) model desain pembelajaran yang


dikemukakan oleh Kemp adalah sebuah model yang berpokus pada perencanaan
kurikulum. Model dengan pendekatan tradisional ini mempriorotaskan pada angkah-
langkah dan perspektif siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Seperti yang
telah dipelajari sebelumnya model ini tergolong dalam taksonomi model yang berorientasi
pada kegiatan pembelajaran individual klasikal. Dimana peran guru dalam model ini dapat
menggunakannya untuk menciptakan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam
kelas secara efektif , efesien, dan menarik.

Di bawah ini merupakan prosedur/ bagan model Kemp:

3) Desain Program Pelatihan Model IDI

Model IDI atau Instructional Development Institut ini dikembangkan oleh


University Consortium for Instructional Development and Technology (UCIDT). Model
ini pada prinsipya memiliki 3 tahapan, yaitu devine, develop, dan evaluate.

Tahapan pertama adalah pembatasan atau define merupakan berfokus di


identifikasi masalah. Identifikasi masalah ini dimulai dari need assesment, establish
priorities, dan state problem. Selanjutnya tahapan pengembangan atau develop yaitu
berfokus pada tahapan identifikasi tujuan. Identifikasi tujuan ini bersifat umum dan khusus.
Tujuan bersofat umum disebut terminal objectives. Sedangkan tujuan yang bersifat khusus
disebut behavioral objectives atau enabling objectives. Selanjutnya adalah tahapan
penilaian atau evaluate merupakan berfokus pada tahap uji coba. Setelah prototipe program
instruktional selesai tersusun, maka selanjutnya diujicobakan. Uji coba ini bisa dilakukan
pada sample audince. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengumpulkan data tentang
kelebihan dan kelebmahan serta efesiensi atau efektifitas program yang sudah disusun
sebelumnya.

Berikut ini struktur atau bagan model pelatihan IDI:

4) Desain Program Pelatihan Model AIR PORCE

Berdasarkan U.S Air Force’s Instructional System Development pada tahun 1993,
lembaga ini mengembangkan sistem instrukrional di tahun 1965. Selanjutnya di tahun 1970
mereka mengembangkan sistem tersebut menjadi five-step approach (pendekatan lima
langkah). Pendekatan ini mencangkup:

(1) Analyze System Requirements


(2) Define Educational and Training Requirement
(3) Develop Objectives
(4) Plan, Develop, and Valide Instructional, dan
(5) Conduct and Evaluate Instruction.
Di bawah ini adalah struktur/ bagan model pelatihan AIR PORCE
5) Desain Program Pelatihan Model IPISD

Model IPISD ini pada umumnya bersifat linear dan memuat prosedur menghendaki
kejelian dan konsistensi. Ciri khas dari rancangan ini adalah semua langkah dilengkapi
untuk dapat berpungsi pada setiap komponen sebagai pengontrol dan penyeimbang satu
sama lainnya. Berikut ini langkah-langkah model pelatihan IPISD:

(1) Menganalisis adalah mengindentifikasi apa yang dipelajari


(2) Merancang adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari
(3) Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran
(4) Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks, dan
(5) Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.

Di bawah ini merupakan bagan atau struktur dari model pelatihan IPISD:
6) Desain Program Pelatihan Model Briggs

Model pelatihan Briggs merupakan model pelatihan yang berorientasi pada


rancangan sistem dengan sasaran guru. Mengapa sasarannya guru, karena guru yang
bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional dan yang akan menajdi tim dalam
mengembangkan instrukrional. Berikut langkah-langkah model pelatihan Briggs
(Prawadilaga, 2007):

(1) Penentuan tujuan


(2) Perincian tujuan
(3) Rumusan tujuan
(4) Analisis tujuan
(5) Penyiapan evaluasi hasil belajar
(6) Sekuens dan jenjang belajar
(7) Penentuan kegiatan belajar
(8) Monitoring pelaksanaan kegiatan yang direncanakan
(9) Evaluasi formatif
(10) Evaluasi sumatif

Di bawah ini merupakan bagan /struktur model pelatihan Briggs:


5. Menurut Saya desain atau model pelatihan yang sesuai dan mudah diterapkan dalam sistematis
adalah model pelatihan IDI (Instructional Development Institute). Mengapa model ini?
Model ini merupakan model pelatihan yang paling simpel dan mudah diimplementasikan.
Model pelatihan model IDI ini memiliki tiga langkah besar diantaranya: define, develop, dan
evaluate. Selain itu, setiap tahapan tersebut dijabarkan lagi ketahap-tahapan yang lebih detail
sehingga dalam perencangannya atau penyususnan suatu program pelatihan akan lebih mudah
dan spesifik. Terpenting model pelatihan ini tidak membingungkan karena setiap langkahnya
perancang dituntut untuk teliti sebelum melanjutkan di tahapan selanjutnya.

REFERENSI
Dartha, I. K. (2020). Pengaruh Pendidikan dan elatihan (DIKLAT) Terhadap Knerja Pegawai
Negeri Sipil Pada Sektretariat Daerah Kota Malang. Jurnal Ekonomi MODERNISASI ,
140-159.
Hamalik, O.(2000). Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Lubis, S. J. (2018). Pendidikan dan Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam
Menghadapi Revolusi 4.0. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan, 601-603.
Pribadi, B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran . Jakarta: Dian Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai