Anda di halaman 1dari 2

Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu merupakan seorang gadis yang berasal dari Desa Abubu di Nusalaut. Lahir di
Maluku pada 4 Januari 1800. Pahlawan wanita ini memiliki seorang ayah bernama Kapitan Paulus
Tiahahu. Ayahnya tersebut merupakan teman baik Thomas Mattulessi atau Kapitan Pattimura.

Perjuangannya dimulai pada usianya yang terbilang masih sangat muda, yaitu 17 tahun. Sifatnya yang
pemberani dan tekad yang kuat seperti ayahnya, pahlawan wanita ini memberanikan diri untuk
melawan para penjajah. Saat melawan penjajah, ia bersama oleh ayahnya dan juga Kapitan Pattimura
yang sedang berjuang di Saparua. Akibat pertempuran di Saparua yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura,
menjalar hingga ke Nusalaut tempat Martha tinggal. Penyebab terjadinya perlawanan rakyat di Saparua
yaitu karena tindakan monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan oleh Belanda. Ketika
sudah mencapai puncaknya, Martha Christina Tiahahu datang untuk menentang Belanda. Dengan
didampingi oleh sang ayah, ia juga memberi semangat pada kaum wanita agar berani melawan para
penjajah.

Pada 12 Oktober 1817, Vermeulen Kringer memerintahkan serangan umum terhadap pasukan rakyat.
Pada saat itu pasukan rakyat terus menyerang Belanda menggunakan lemparan batu. Perlawanan
berlangsung sangat sengit, hingga pada akhirnya Martha dan ayahnya tertangkap oleh Belanda dan
dibawa ke Kapal Eversten. Di dalam kapal tersebut, mereka bertemu dengan Kapitan Pattimura.

Para tawanan tersebut diinterogasi oleh Buyskes, birokrat Belanda dan dijatuhi hukuman. Karena
usianya yang sangat muda, Martha Christina Tiahahu dibebaskan. Setelah itu Martha dan ayahnya
dibawa ke Nusalaut dan ditahan di Benteng Beverwijk sambil menunggu eksekusi mati untuk ayahnya
pada 16 Oktober 1817. Setelah kematian ayahnya, kesehatan Martha mulai terganggu dan ia diasingkan
ke Pulau Jawa dan dipaksa bekerja di perkebunan kopi. Pada saat itu ia depresi disebabkan karena
kepergian ayahnya.

Rasa putus asa dan kehilangan akal sehatnya membuat kesehatan Martha terus menurun. Saat sakit, ia
menolak untuk minum obat serta tidak mau makan. Kemudian pada 2 Januari 1818, Martha Christina
Tiahahu menghembuskan nafas terakhirnya akibat sakit. Jenazahnya kemudian disemayamkan dengan
penghormatan militer ke Laut Banda.

Anda mungkin juga menyukai