TERORISME DI INDONESIA
BNPT
Radikal terorisme
TAHAPAN
PEMAHAMAN
MENUJU
Ekstremisme
TERORISME
Terorisme
KELOMPOK RENTAN TERPAPAR RADIKAL TERORISME
1. Memiliki akses terhadap informasi yang bermuatan ra
dikal terorisme
2. Memiliki hubungan dengan orang/kelompok yang ter
indikasi memiliki paham radikal terorisme
3. Memiliki paham keagamaan yang sempit dan menga
rah pada paham radikal terorisme
4. Memiliki kerentanan aspek ekonomi, psikologi, dan/b
udaya, sehingga mudah dipengaruhi paham radikal t
erorisme
• Proses menjadi Teroris
Penegasan mereka dan kita: Hitam dan putih. Sepakat untuk melawan dan men
Cultivation Stages gganti system (khilafah) dan melawan pihak yang dipersalahkan
Menawarkan bergabung dengan kelompok radikal untuk memperbaiki hidup melalui khalifah Islamiya
h serta lapangan kerja (pull factors)
Narasi ekstrim sebagai push factors:masalah kerusakan moral, ketidakadilan, masalah Poso dan Ambon
Displacement of Aggresion .
Pimpinan kelompok syariat Islam dan melawan pemerintah (Push Factors). Budaya low ancertainty avoi
dance sebagai opportunity factors.
Terjadi kebimbangan atas ketidakadilan yang dialami, mulai mencari kambing hitam, tidak yakin dengan k
emapanan system yang ada.
Presenting The Ideology
Masalah sosial: pengangguran, masalah ekonomi, keterbelakangan pendidikan, broken home dan kenakalan remaja.
Search For Meaning Dimensi budaya sebagai opportunity factors: High power distance.
POLA PENYEBARAN RADIKALISME
Arena/Sarana
- Tempat ibadah
- Lembaga pendidikan
Metode - Majelis pengajian Ekslus
- Beasiswa/pesntren grat if
is
- Tawaran Lapangan Kerj
a
- Dakwah
- Online 10.000 situs
Hub. Keluarga (Exta
nt Family )
di luar Keluarga
ISIS 2013:
ABUBAKAR AL-
Jamaah Islamiah BAGDADI
thn 1993-Abd.
Sungkar & A JAT tahun 2008-ABB
AL-QAIDAH (AQ)
Masduki
1988 – OSAMA
BIN LADIN
1991 2008
JAT
PERJANJIAN TERBAGI
RENVILLE 2
1948 Neo JI: Pelatihan di
Semarang 2020: Para
Wijayanto
PENANGKAPAN
PENGHASUTAN
PENANGKAPAN PASAL INI MENGATUR POLISI MEMILIKI WAKTU Y
PASAL INI MENGATUR, SETIAP ORANG YANG MEMILIKI ANG LEBIH LAMA UNTUK MELAKUKAN PENANGKAPAN TERHADAP
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI TERORISME DAN D TERDUGA TERORIS SEBELUM MENETAPKANNYA SEBAGAI TERSANG
ENGAN SENGAJA MENYEBARKAN UCAPAN, SIKAP ATA KA ATAU MEMBEBASKANNYA. JIKA SEBELUMNYA POLISI HANYA M
U PERILAKU, TULISAN, ATAU TAMPILAN DENGAN TUJU EMILIKI WAKTU 7 HARI, KINI BISA DIPERPANJANG SAMPAI 21 HARI
AN UNTUK MENGHASUT ORANG ATAU KELOMPOK OR
ANG UNTUK MELAKUKAN KEKERASAN ATAU ANCAMA
N KEKERASAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TINDAK
PIDANA TERORISME, DIPIDANA PALING LAMA 5 TAHU
N. BNPT
BNPT BETUGAS MERUMUSKAN, MENGOORDINASIKAN, DAN MELAKSANAKAN KEB
IJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DI
BIDANG :
• KESIAPSIAGAAN NASIONAL,
• KONTRA RADIKALISASI
• DERADIKALISASI.
TUGAS POKOK BNPT MENU
RUT UU NO. 5 Merumuskan, mengoordinasikan,
dan melaksanakan kebijakan,
TAHUN 2018 (PASAL 43G) strategi, dan program nasional
penanggulangan terorisme di
Merumuskan, mengoordinasikan, dan bidang kerja sama
melaksanakan kebijakan, strategi, dan internasional.
program nasional penanggulangan te
rorisme
di bidang kesiapsiagaan nasional, ko
ntra radikalisasi, dan deradikalisasi.
BNPT menjadi pusat analisis dan
pengendalian krisis yang berfun
gsi sebagai fasilitas bagi
Presiden untuk menetapkan
kebijakan dan langkah penangan
Mengoordinasikan antar penegak an krisis, termasuk pengerahan s
hukum dalam penanggulangan teror umber daya dalam menangani te
isme. rorisme.
Mengoordinasikan program
pemulihan korban
Pendekatan Komprehensif dalam Penanggulangan Terorisme
PENCEGAHAN
( Soft Approach ) PENEGAKAN HUKUM
( Hard Approach )
Kontra radikalisasi Deradikalisasi
Pasal 43C Pasal 43D Rakor Penegakan Hukum
Kontra Narasi; Identifikasi dan Penilaian; Anev Gakum Prinsip:
Kesiap siagaan
Rehabilitasi;
Nasional
Kontra Propaganda; Operasi Aparat Intelijen Koordinasi lintas sektoral
Reedukasi; Pembinaan Kemampuan Supremasi Hukum
Kontra Ideologi. Reintegrasi Sosial. Aparat Gakum Penghormatan HAM
Perlindungan Apgakum, saksi, dengan melibatkan
Kesiapsiagaan Nasional korban Komnas HAM
Pasal 43B
Pemberdayaan masyarakat;
Peningkatan kemampuan aparatur;
Perlindungan, peningkatan sarana
dan prasarana; KERJASAMA INTERNASIONAL
pengembangan kajian terorisme; Bilateral, Regional dan
pemetaan wilayah rawan paham Multilateral
radikal terorisme
PERPRES 07 TH 2021: RAN PE
Pengertian: serangkaian
giat yg dilakukan scr sist Pilar RAN PE:
ematis dan terencana ut - Pilar Pencegahan
k mencegah dan menan - Pilar Penegakan hukum
ggulangi ekstremisme be - Pilar Kemitraan : Domes
rbasis kkrsan yg bengara tik dan Internasional
h pada terorisme
Tahapan :
- Identifikasi
Tahapan : - Bina Was Bang
- Identifikasi - Bina Agama
- Rehabilitasi -Bina Kewirausahaan
- Reedukasi
- Resosialisasi
SASARAN MATERI
Tahap Identifikasi
DI LUAR 1.Potensi Terorisme
LAPAS 2.Mantan Napi Teroris Pembinaan Keagamaan
3.Keluarganya
Pembinaan Kebangsaan
4.Jaringannya
Pembinaan Kemandirian
DI DALAM
LAPAS • Pemeriksaan
Narapidana
• Penyidikan
Terorisme
• Tahanan
Pusat
Deradikalisasi
BNPT
TAHAP REHABILITASI
(Keras Damai) PROSES
TAHAP RESOSIALISASI TAHAP RE-EDUKASI
PENGADILAN
(Wasbang dan Agama)
MODEL PENTAHELIX DALAM PENANG
GULANGAN TERORISME
Model Pentahelix dalam penanggulangan terorisme
merupakan model pencapaian tujuan kelembagaan
yang dilaksanakan dengan kerjasama dan kolaborasi
secara multipihak yang melibatkan unsur pemerintah,
akademisi, pelaku usaha, media, dan komunitas/masya
rakat termasuk pelaku seni dan budaya.
Menggunakan seluruh potensi nasional dalam mem
bentuk kekuatan nasional melawan ideologi radikal te
rorisme guna menjaga generasi saat ini dan generasi
yang akan datang
sebagai bentuk kesadaran bahwa tantangan dalam
menghadapi terorisme berada pada semua lini sehing
ga penetrasi dan diseminasi kebijakan harus dilakukan
kepada semua pihak.
Perlunya muatan pesan keagamaan dalam moderasi beragama. Dalam
memperkuat muatan moderasi beragama, terdapat beberapa pesan das
ar yang dapat digaungkan, diantaranya adalah:
• Memajukan kehidupan umat manusia: diwujudkan dalam sikap hidup
amanah, adil, serta menebar kebajikan dan kasih saying terhadap
PENGUATAN
sesama manusia
• Menjunjung tinggi keadaban mulia: menjadikan nilai-nilai moral
universal dan pokok ajaran agama sebagai pandangan hidup dengan
berpijak pada jati diri Indonesia
BERAGAMA
• Memperkuat nilai moderat: mempromosikan danmengejawantahkan
pengamalan cara pandang, sikap, dan praktek keagamaan moderat.
• Mewujudkan perdamaian: menebar kebajikan dan kedamaian, mengatasi
konflik dengan prinsip adil dan berimbang serta berpedoman pada
konstitusi
• Menghargai kemajemukan: menerima keberagaman sebagai anugerah
dan bersikap terbuka terhadap perbedaan
• Menaati komitmen berbangsa: menjadikan konstitusi sebagai panduan
kehidupan umat beragama dalam berbangsa dan bernegara serta mena
ati hukum dan kesepakatan bersama