Anda di halaman 1dari 19

1.

1 Teori yang sudah dikenal adalah desain berdasarkan "teori elastis" dari
baja.
Teori didasarkan atas "hukum Hooke" , dengan menganggap hubungan
antara tegangan ("stress") dan regangan ("strain") yang linier
(sebanding ).

s (Tegangan)
sy = sp = se
"Yield Point" , "Proportional Point" , "Elastic Point"

Grafik garis lurus (linier)

ey = ep = ee e (Regangan)

1.2 Didalam perhitungan konstruksi , batas kurva-linier yang masih


menunjukkan hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) yang linier
dibatasi sampai dengan Titik-Luluh (Yield Point) , Titik-
Proporsional/Linier (Proportional Point) atau Titik- Elastis (Elastic
Point)
1.3 Pada umumnya , para desainer masih menemui perhitungan konstruksi
yang cukup sulit bila menggunakan perhitungan yang berdasarkan pada
teori elastis , maka untuk mempercepat dan mempermudah perhitungan
maka digunakan perhitungan yang menggunakan "teori plastis" , atau
dengan menggunakan istilah : "Plastic Design" , "Ultimate Design" ,
"Limit Design" , "Collaps Design ".

2.1 Hubungan antara Tegangan dan Regangan (Stress-Strain-Relation / S-S-R)


Kurva hubungan antara Tegangan ("Stress") dan Regangan ("Strain")
pada "baja" pada umumnya :

s (Tegangan) - Kg/Cm2 Stress-Strain-Relation (S-S-R)

(Rupture Stress) s C
R

B
s A
sPe A'
B - C ----- daerah "Pengerasan Regangan"

eP ee eB e (Regangan) - %
eR (Rupture Strain)
ELASTIS PLASTIS
1

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Pada umumnya , jarak antara se ------ sp diabaikan (dianggap ber-impit)
, maka kurva S-S-R dapat digambarkan sebagai berikut :

s (Tegangan) - Kg/Cm2
(Rupture Stress) s
C
R

B sRuntuh > sYield/Luluh


sy A
B - C ----- daerah "Pengerasan Regangan"

ey eB eR (Rupture Strain) e (Regangan) - %


ELASTIS PLASTIS

2.2 Tinjauan ELASTIS dan PLASTIS

Analog
Elastisitas "Strength of Material

Plastisitas o Teori Plastis


o Analisa Plastis

Elastis In-Elastis
Elastisitas In-Elastisitas
Elasticity In-Elasticity

Collaps Design
Plastis
Limit Design
Ultimate Design
Plastisitas
Plastic Design Plasticity

Kondisi material pada hubungan antara "regangan" dan "waktu"


dalam keadaan "tegangan"/"stress" tetap
Creep
(Rangkak)
( Bila Creep (rangkak) pada s=0, maka disebut Shrinkage/Susut )

Kondisi material pada hubungan antara "tegangan" dan "waktu"


dalam keadaan "regangan"/"strain" tetap Relaxation

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
2.3 Tinjauan Kurva S-S-R Baja

Bila daerah A -- B pada poin 2.1 diatas dibesarkan maka akan diperoleh
gambaran :

a) s (Tegangan) - Kg/Cm2

B
Nilai a ----- 0 < a < 1
sy A a.E
a = Strain hardening Coefficient
= 0,05 …. 0,10 …. 0,20 dst.

e (Regangan) - %
ey

Kurva nya disebut "Be Linear " atau


S-S-R Be Linear ( " Two Straight Lines" )

b) s (Tegangan) - Kg/Cm2

sy A B

a=0 dan disebut "Plate Top "

e (Regangan) - %
ey

@ Merupakan S-S-R Mild Steel


@ Terjadi pada Baja-Lunak ( Baja bangunan / "Mild Steel" )
@ Bahan dengan sifat demikian disebut :
- " Perfectly Plastic Material "
- " Perfectly Plastic Solid "

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
2.4 Material
a) Persamaan dari "kondisi bahan" ("state of material" ) adalah :
F ( s , sH , T , t , e ) = 0
dengan :
F = Bentuk implisit dari persamaan mengenai "kondisi bahan"
s = Tegangan (Stress) , yang merupakan "tegangan" yang
timbul akibat beban dari luar
sH = "Stress History" , merupakan "tegangan" yang sudah
dibawa sejak semula (karena paksaan) misal : dibengkok ,
didesak , dsb.
T = Suhu
t = Waktu
e = Regangan ("Strain")

b) Bila sH diabaikan dan T dianggap konstan

Maka , fungsi dari "kondisi bahan" yang terjadi


menjadi F(s , t ,e) = 0

merupakan "persamaan kondisi bahan" yang masih tergantung pada


"waktu" dan disebut "Time Dependent "

c) Bila sH diabaikan ; T dan t dianggap konstan

Maka , fungsi dari "kondisi bahan" yang terjadi


menjadi F(s ,e) = 0

merupakan "persamaan kondisi bahan" yang tidak tergantung pada


"waktu" dan disebut "Time Independent "

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Teori Elastis berdasarkan anggapan : penampang yang lurus sebelum
adanya bending akan tetap lurus selama bending ; perpanjangan pada
serat yang terjauh dari garis netral < 0,11% dan tegangan disetiap
serat adalah sebanding dengan jaraknya dari garis netral.

Kondisi Tegangan dan Regangan pada penampang Segi-Empat yang


dibebani :

e < 0.11 % e = 0.22 % 0.11 % < e < 1,1 % e > 1,1 %


e s e s e s s
- - - - - - - C

d
T
+ + + + + + +
e s e s e s s
b ELASTIS PLASTIS 50% PLASTIS 90% PLASTIS 100%

Untuk penampang Segi-Empat :


Gaya Tekan ( C ) = [(b.d) / 2] * sy
Sama
Gaya Tarik ( T ) = [(b.d) / 2] * sy

dengan sy = Tegangan Tarik / Luluh

Bila suatu penampang telah mengalami kondisi plastis , maka "Momen


Perlawanan Plastis" nya ( Mp ) :

Mp = C * (d/2) = [(b*d2) / 4] * sy

menurut Teori Elastis Mp = [(b*d2) / 6] * sy

Terlihat bahwa : Mp = 1,50 M

Gambaran "angka keamanan" pada Elastis Design dan Plastis Design

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Bila sy = 2300 Kg/Cm2 dan sijin = 1400 Kg/Cm2 , maka :
angka keamanan = sy / sijin = 2300 / 1400 = 1,64

Sehingga pada perhitungan Plastis , sebenarnya "angka keamanan"


= 1,50 * 1,64
= 2,5

Pada perhitungan Plastis / Ultimate , maka :


Apabila "bending momen" suatu penampang telah mencapai "Momen
Plastis (Mp)" , maka penambahan beban selanjutnya akan
menyebabkan seolah-olah pada gelagar terjadi "Engsel / Sendi Plastis"

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Momen perlawanan-plastis (Mp) , sangat tergantung pada "bentuk
penampang"

Pada perhitungan Beban-Elastis (Design Load) :


2 (dua) buah gelagar dengan "bentuk penampang" berbeda , maka
akan mempunyai "angka keamanan" yang sama

Pada perhitungan Beban-Plastis/Ultimate (Ultimate Load) :


Untuk "bentuk penampang" yang berbeda , akan menghasilkan "angka
keamanan" yang berbeda pula.
"Angka keamanan" yang berdasarkan perhitungan plastis/ultimate ,
menunjukkan "angka keamanan" yang sebenarnya.

Untuk penampang SEGI EMPAT Mp = 1,50 M


Untuk penampang LINGKARAN Mp = 1,70 M
Untuk penampang PROFIL I Mp = 1,20 M
………………………………….. …………………
Untuk penampang "Sembarang" Mp = f * M
dengan f = faktor bentuk ("Shape Factor")

Wp (plastic modulus) = f * W dengan W = Section Modulus

Sehingga Mp = Wp * sy

Contoh : Profil WF 400x200


M = sy * W
Mp = sy * A * Y*
.
Z
Y=d/2 -
Y* M = 2400 * 1190 = 2.856 TCm.

d=400 gn Y* [(8*187)+(13*200)] = (8*187)*93,5 + (13*200)*193.5


8 Y* . 4096 = 642,976
+ Y* = 157 mm = 15,7 Cm
13 Mp = 2400 * 84,2 * 15,7 = 3,173 TCm

Mp / M = 3.173 / 2.856 = 1,11


b=200
(bandingkan dengan penampang profil segi-empat yang mempunyai nilai Mp/M = 1,5)

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Bila pada suatu struktur-konstruksi "beban" terus ditambah , maka akan
timbul "sendi plastis" yang mempunyai "momen-tetap" sebesar Mp .

Letak "Sendi Plastis"


Pada "perletakan" / "Joint"
"Dibawah" / "ditempat beban titik P"
Pada "momen maksimum" atau pada
"geser"/"shear" = 0
Pada "perubahan penampang"

Pada "perletakan" / "Joint" Mp

Mp Mp

JEPIT JEPIT Mp Mp
Mp

"Dibawah" / "ditempat beban titik P"

P P
Mp
Mp Mp
SENDI JEPIT SENDI SENDI

Pada "momen maksimum" atau pada "geser"/"shear" = 0


q q

Mp Mp Mp
SENDI JEPIT SENDI SENDI

Pada "perubahan penampang"

Mp Mp
8

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
"Design Load" merupakan "beban" yang menimbulkan "tegangan
maksimum" yang di-ijinkan menurut teori elastis.

Bila suatu "beban" pada sebuah batang akan menimbulkan "sendi plastis"
, maka "beban" tersebut dinamakan "Ultimate Load"

Teori Elastis DESIGN LOAD


Teori Plastis ULTIMATE LOAD

LOAD FACTOR = Ultimate Load / Design Load

Bila pada suatu konstruksi telah timbul "sendi plastis" , maka pada struktur
konstruksi tersebut akan terjadi "mekanisme".

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Problem Set 1

P Diketahui :
Gelagar dari profil WF 400x200
2M 8M dengan tumpuan sesuai dengan
A C B gambar
RA = 0,8 P RB = 0,2 P Bentang = 10 Meter , A = 84,12 Cm2 ,
Y* = 15,7 Cm. , Wx = 1.190 Cm3 , s y
Mmaks = 19,04 TM = 2400 Kg/Cm2 , sijin = 1600 Kg/Cm2 ,
+ Beban terpusat P berjarak 2 M dari
perletakan A

Sendi Plastis

Mp = 31,7 TM Ditanyakan : a. Design Load (P1)


b. Ultimate Load (P2)
+
c. Load Factor (LF)

Penyelesaian :
a. Mc = Mmaks = 0,8 P1 . 200 = 160 . P1 TCm
Mc = Mmaks = W . sijin = 1190 . 1600 = 1,904 TCm
Persamaan : 160 . P1 = 1,904
P1 (Design Load) = 11,90 T

b. Mc = Mp = 0,8 . P2 . 200 = 160 . P2 TCm


Mc = Mp = sy * A * Y* = 2400 . 84,12 .15,7 = 3,170 TCm
Persamaan : 160 . P2 = 3,170 TCm
P2 (Ultimate Load) = 19,81 T

c. Load Factor ( LF ) = 19,81 / 11,90 = 1,665

10

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Problem Set 2
Diketahui :
q
Gelagar dari profil WF 400x200 sesuai
A B dengan problem-set 1 dengan
5M C 5M
tumpuan jepit-jepit serta beban
terbagi rata sebesar q
(1/12) q1.L2 (1/12) q1.L2

- - Ditanyakan :

+ (1/24) q1.L2
a. Design Load (P1)
b. Ultimate Load (P2)
c. Load Factor (LF)

Mp = (1/12) q2.L2 Mp = (1/12) q2.L2

- -

+ MC Penyelesaian :

a. MA = MB = Mmaks = (1/12) q1 . L2

Sendi Plastis
= (1/12) . (1000)2 . q1
Mp Mp = 83.333 . q1 TCm
- -
Mmaks = W . sijin
(1/8) q3.L2 = 1190 . 1600
+ Mp
= 1,904 TCm

Persamaan :

83.333 . q1 = 1,904
q1 (Design Load) = 0,023 T/M'

b.1 Mc = Mp = (1/12) q2 . L2 = (1/12) . (1000)2 . q=2 83.333 . q2 TCm


Mc = Mp = sy * A * Y*= 2400 . 84,12 .15,7 = 3.170 TCm
Persamaan : 83.333 . q2 = 3.170
q2 = 0,038 T/M'

11

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
b.2
Pada kondisi q2 timbul "sendi plastis" dikedua perletakan dengan
momen-plastis sebesar Mp

Untuk penambahan beban q selanjutnya , tidak akan menambah


besarnya momen dikedua perletakannya ( tetap sebesar Mp ) ,

tetapi … penambahan beban akan menambah besarnya "momen"


ditengah bentang sampai momen di titik C (tengah bentang) mencapai
Mp (menyusul ditengah bentang timbul "sendi plastis") ,

maka dikatakan …. gelagar telah mengalami "Mekanisme".

2 Mp = (1/8) q3 . L2= (1/8) . (1000)2 . q3 = 125.000 . q3 TCm


2 x 3170 = 125.000 . q3
125.000 . q3 = 6340
q3 (Ultimate Load) = 0,051 T/M'

c. Load Factor ( LF ) = 0,051 / 0,023 = 2,217

12

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Problem Set 3
P Diketahui :
Gelagar dari profil WF 400x200
A 2M 8M B dengan tumpuan sesuai dengan
C
gambar

1904 Bentang = 10 Meter , A = 84,12 Cm2 ,


Y* = 15,7 Cm. , Wx = 1.190 Cm3 , s y
476
- = 2400 Kg/Cm2 , sijin = 1600 Kg/Cm2 ,
-
Beban terpusat P berjarak 2 M dari
+
perletakan A
762

Mp=3170
Ditanyakan : a. Design Load
793 b. Ultimate Load
-
- c. Load Factor (LF)
+
Penyelesaian :
1269
Rumus :
Mp=3170 1981 P a . b2 . P
b Ma = L2
- - A
a
B
C L
+
Mb
b . a2 . P
Ma Mb = L2
Mp=3170
- -

Mp=3170 Mp=3170
+

- - Mc 2 . a2 . b2 . P
Mc = L3

Mp=3170

Ma = a . b2 . P = 2 . 82 . P = 1,28 P TM = 128 P TCm M maks


L2 102

Mb = b . a2 . P = 8 . 22 . P = TM = 32 P TCm
0,32 P
L2 102

2 2 2.22.82. P
Mc = 2.a .b3 . P = = 0,512 P TM = 51,2 P TCm
L 103

13

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
a. DESIGN LOAD
M maks = Ma = 128 P
M maks = W . sijin = (1190) ( 1600) = 1904 TCm
Persamaan : 128 P = 1904
P (Design Load) = 1904 / 128 = 14,875 Ton
Ma = 128 x 14,875 = 1904 TCm
Mb = 32 x 14,875 = 476 TCm
Mc = 51,2 x 14,875 = 762 TCm

b. ULTIMATE LOAD
.1
Bila beban bertambah terus , maka di titik A akan timbul "sendi plastis" terlebih dahulu
(karena momen di titik A terbesar)
Ma = Mp = sy * A * Y* = 2400 . 84,12 .15,7 = 3170 TCm
Ma = 128 P
Persamaan : 128 P = 3170 P1 (Ultimate Load 1) = 24,766 Ton

Mb = (3170 x 476) / 1904 = 793 TCm.


Mc = (3170 x 762) / 1904 = 1269 TCm.

.2
Berikutnya bila beban terus ditambah , maka di titik C akan timbul "sendi plastis"
Mc = Mp = 3170 TCm
Mb = (3170 x 793) / 1269 = 1981 TCm.

3170 + 3170 + 3170 + 1981 = 38,139 Ton


P2 (Ultimate Load 2) =
200 800
.3
Berikutnya bila beban terus ditambah , maka di titik B akan timbul "sendi plastis"
Mb = Mp = 3170 TCm

3170 + 3170 + 3170 + 3170 = 39,625 Ton


P3 (Ultimate Load 3) =
200 800

Dengan membandingkan beban ultimate P1 , P2 dan P3 , maka


P (Ultimate Load) = 39,625 Ton

c. LOAD FACTOR

Load Factor (LF) = Ultimate Load / Design Load = 39,625 / 14,875


= 2,66

14

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Dari hasil analisa desain diperoleh :

1. Setiap macam gelagar , untuk mencapai "ultimate-load" memerlukan sejumlah


tertentu "sendi plastis" yang timbul pada tempat "momen maksimum" ( dapat terjadi
serentak atau satu demi satu )
2. Untuk suatu gelagar tertentu (untuk profil penampang tertentu) akan didapatkan "Load
Factor" (angka keamanan) yang berbeda untuk bermacam-macam "beban" atau
"konstruksi".

Sebagai standard , adalah "load factor" dari I - beam yang terletak bebas atas 2 (dua)
tumpuan adalah :
LF = Mp / M = f . W . sy / W .sijin ≈ 2

PROSEDUR DESAIN :

a. Tentukan "ultimate load" ( Pu atau qu ) = Beban x "load factor"


b. Menghitung Momen Plastis (Mp) akibat "beban ultimate"
c. Menghitung Momen Perlawanan Plastis (Wp) yang diperlukan
d. Profil yang diperlukan adalah yang mempunyai "momen perlawanan" W = Wp / f
dengan f = faktor bentuk (shape factor) yang untuk profil I-beam harga f = 1,2
Harga Wrencana diperbolehkan "lebih kecil" dari Whitungan dengan toleransi sebesar
2%

15

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Problem Set 1

P= 20 T Diketahui :
Suatu gelagar yang terletak atas 2 (dua)
2M 8M tumpuan seperti pada gambar , mendapatkan
A C B beban terpusat P = 10 Ton.
RA = 0,8 P RB = 0,2 P
Bila berat sendiri gelagar diabaikan , maka
tentukaan profil WF yang mampu menahan
Sendi Plastis
"beban ultimate" nya. (sy = 2400 Kg/Cm2)
Mp = 64 TM
Penyelesaian :
+ Untuk profil WF (I-beam) maka :
Shape Factor ( f ) = 1,2
Load factor ( LF ) = 2
Maka "ultimate load" (Pu) = 2 x 20 = 40 Ton

Ra = 0,8 Pu = 0,8 x 40 Ton = 32 Ton

Mc = Mp = Ra x 2 = ( 32 )( 2 ) = 64 TM
Mp = Wp x sy , maka Wp = Mp / sy = 6 400 000 / 2400
= 2 667 Cm3
W = Wp / f = 2 667 / 1,2 = 2 223 Cm3

Dipakai :
Profil WF 600x200 dengan W = 2310 Cm3 , Berat = 94,6 Kg/M'
Profil WF 500x200 dengan W = 2230 Cm3 , Berat = 103 Kg/M'
Profil WF 350x350 dengan W = 2300 Cm3 , Berat = 136 Kg/M'

Dipilih dipakai : Profil WF 500x200 dengan W = 2230 Cm3 , Berat = 103 Kg/M'

Problem Set 2
Diketahui :
q = 7,5 T/M' Gelagar dari profil WF 400x200 sesuai dengan
A B problem-set 1 dengan tumpuan jepit-jepit
5M C 5M
serta beban terbagi rata sebesar q= 7,5 T/M'

Ditanyakan :
Sendi Plastis Penampang profil gelagar yang mampu
Mp Mp
- - menahan beban ultimate
(1/8) qu . L2
+ Mp

16

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Penyelesaian :

Beban ultimate menyebabkan di titik A , B dan C timbul "sendi plastis" dengan momen
sebesar Mp

Untuk profil WF (I-beam) maka :


Shape Factor ( f ) = 1,2
Load factor ( LF ) = 2
Maka "ultimate load" (qu) = 2 x 7,5 = 15 Ton

Persamaan : 2 Mp = 1/8 . qu . L2
2 Mp = (1/8) . (15) . (10)2
2 Mp = 187,5 TM Mp = 93,75 TM

Wp = Mp / sy = 93,75 . 105 / 2400 = 3906 Cm3


W = Wp / f = 3906 / 1,2 = 3255 Cm3

Dipakai :
Profil WF 400x400 dengan W = 3330 Cm3 , Berat = 172 Kg/M'
Profil WF 600x200 dengan W = 3380 Cm3 , Berat = 134 Kg/M'

Dipilih dipakai : Profil WF 400x400 dengan W = 3330 Cm3 , Berat = 172 Kg/M'

Problem Set 3

P = 15 T Diketahui :

a b Suatu gelagar yang terletak atas 2 (dua)


3M
tumpuan seperti pada gambar , mendapatkan
4,5 M
A C B beban terpusat P = 15 Ton.
L

Bila berat sendiri gelagar diabaikan , maka


tentukaan profil WF yang mampu menahan
-
MB
beban menurut Teori Elastis dan menurut Teori
+ Plastis . (sy = 2400 Kg/Cm2 , sijin = 1400
Mc
Kg/Cm2 )

-
3.MP /5 MP

+ MP

I. Menurut teori Elastis


2
MC = a.b ( 3.a 3+ 2.b ) = 14 TM MB = a ( L2 - a2 ) = 19,9 TM
2.L 2.L2

Jadi momen yang menentukan adalah Mb = 19,9 TM 17

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
W= M/ sijin = MB / sijin = 19,9 . 105 / 1400 = 1.420 Cm3

Dipakai :
Profil WF 300x300 dengan W = 1.440 Cm3 , Berat = 106 Kg/M'
Profil WF 400x300 dengan W = 1.740 Cm3 , Berat = 94,3 Kg/M'
Profil WF 450x200 dengan W = 1.490 Cm3 , Berat = 76 Kg/M'

Dipilih dipakai : Profil WF 400x300 dengan W = 1.740 Cm3 , Berat = 94,3 Kg/M'

II. Menurut teori Plastis


Untuk profil WF (I-beam) maka :
Shape Factor ( f ) = 1,2
Load factor ( LF ) = 2
Maka "ultimate load" (PU) = 2 x 15 = 30 Ton

Pu = 30 T
a b
3M
RA = ( b/L ) . Pu
A 4,5 M
C B
L
RA RB a.b
Mc = a . RA = . Pu = 54 TM
L

Mc = Mp + 0,6 Mp = 1,6 Mp

+ MC
1,6 Mp = 54 TM , maka :
Mp = 54/1,6 = 33,8 TM

Mp = Wp . sy , maka Wp = Mp / sy = 33,8 x 105 / 2400


= 1.408 Cm3
W = Wp / f = 1.408 / 1,2 = 1.173 Cm 3

Dipakai :
Profil WF 350x250 dengan W = 1.280 Cm3 , Berat = 79,7 Kg/M'
Profil WF 400x200 dengan W = 1.190 Cm3 , Berat = 66 Kg/M'

Dipilih dipakai : Profil WF 400x200 dengan W = 1.190 Cm3 , Berat = 66 Kg/M'

Catatan :
Dalam perhitungan Plastis , diperlukan penentuan "Tempat" dan "Jumlah Sendi Plastis"

18

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya
Problem Set 4

5T 8T Diketahui :
Suatu gelagar yang terletak atas 2 (dua)
C tumpuan seperti pada gambar , mendapatkan
A
3M 3M D 3M
B beban terpusat P1 = 5 T dan P2 = 8 T
L

Bila berat sendiri gelagar diabaikan , maka


tentukaan profil WF yang mampu menahan
beban tersebut menurut Teori Plastis .
2MP /3 (sy = 2400 Kg/Cm2 )
-
MP
MP /3
Penyelesaian :
MC MD
+ Ultimate Load : P1 u = 2 . 5 = 10 T
P2 u = 2 . 8 = 16 T

r Sendi Plastis ke-1 terjadi di B


r Sendi Plastis ke-2 , kemungkinan terjadi di C atau di D Perlu di Check !!

Untuk profil WF (I-beam) maka :


Shape Factor ( f ) = 1,2
Load factor ( LF ) = 2
Kondisi Statis Tertentu :
10 T 16 T
(10.6) + (16.3)
RA = = 12 T
9
A 3M C 3M D 3M
B (16.6) + (10.3)
L RB = = 14 T
RA 3M RB 9

Kondisi Plastis pada statis tak tentu :


MC = RA.3 - Mp/3 = 12 . 3 - Mp/3 = 36 - Mp/3
MD = RB.3 - 2Mp/3 = 14 . 3 - 2Mp/3 = 42 - 2Mp/3

Asumsi :
r Misalkan Sendi Plastis ke-2 timbul di C , maka
MC = Mp = 36 - Mp/3 ---------> 4 Mp/3 = 36 ----> Mp = 27 TM

r Misalkan Sendi Plastis ke-2 timbul di D , maka


MD = Mp = 42 - 2Mp/3 --------> 5 Mp/3 = 42 ----> Mp = 25,2 TM

Maka sendi plastis ke-2 akan terjadi di C --------------------> Mp = 27 TM

Mp = Wp . sy , maka Wp = Mp / sy = 27 x 105 / 2400 = 1.125 Cm3


W = Wp / f = 1.125 / 1,2 = 937,5 Cm3
Dipakai :
Profil WF 350x250 dengan W = 1.100 Cm3 , Berat = 69,2 Kg/M'
Profil WF 400x200 dengan W = 1.010 Cm3 , Berat = 56,6 Kg/M'

Dipilih dipakai : Profil WF 400x200 dengan W = 1.010 Cm3 , Berat = 56,6 Kg/M'
19

Hudhiyantoro,Ir.,MSc.
UNTAG Surabaya

Anda mungkin juga menyukai